Anda di halaman 1dari 19

SISTEM SARAF

1. Nama penyakit : Alzheimer


- Etiologi : etiologi pasti belum di ketahui, tetapi beberapa penelitian mengatakan
bahwa faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi
- Faktor risiko : usia diatas 65 tahun, faktor keluarga dan abnormalitas pada gen
Apolilpproteine, faktor infeksi, faktor trauma
- Gejala dan tanda : penurunan ingatan jangka pendek, penurunan kemampuan
bahasa, kesulitan menemukan kata atau kesulitan memahami pertanyaan, ketidak
mampuan menggambar, disorentasi, perubahan kepribadian. Pada pemeriksaan
fisik atau neurologis umumnya tidak menunjukan gangguan sistem motorik,
kecuali pada lansia.
- Pemeriksaan penunjang : CT scan dan MRI digunakan untuk melihat kwantifikasi
perubahan volume jaringan otak pada penderita alzheimer. Pemeriksaan ini
berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab lainnya.

Referensi : Mansjoer, arif. Kapita Selekta Kedoktran. Edisi Ketiga. Jakarta : Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.2000 , Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. Mc
Graw Hill, Philadelphia. 2005

2. Nama penyakit : perdarahan epidural


- Etiologi : komplikasi dari trauma kepala
- Faktor risiko : trauma kepala, akibat alkohol dan berbagai macam intoksikasi.
Lebih sering terjadi pada laki-laki dengan rasio 4: 1. Perdarahan epidural bisa
terjadi pada usia 2 tahun sampai diatas 65 tahun.
- Gejala dan tanda : adanya cidera kepala seperti adanya laserasi kulit kepala,
kontusio, pasien masih bisa sadar, kehilangan kesadaran singkat atau kehilangan
kesadaran berkelanjutan. Namun pada perdarahan epidural penuruna
kesadaarannya progesif. Pada pasien perdarahan epidural di dapatkan juga memar
di sekitar mata dan di belakang telinga. Pada pemeriksaan neurologis adakah
tanda-tanda lateralisasi seperti hemiparesis atau hemiplegia dan pemeriksaan GCS
sangat penting.
- Pemeriksaan penunjang : Foto polos kepala, CT scan dan MRI kepala penting
untuk memberikan penilian perdarahan intrakranial akibat trauma kepala.
a. Foto polos kepala
Pada foto polos kepala kita tidak dapat mendiagnosis pasti sebagai perdarahan
e[idural. Dengan posisi AP lateral pada sisi yang mengalami taruma untuk
mencari fraktur yang memotong sulcus reteri meningea media.
b. CT Scan
Dapat menunjukan lokasi, volume, efek dan potensi cedera intrakranil lainnya.
Pada epidural biasanya pada satu bagian saja tetapi dapat pula terjadi pada
kedua sisi, berbentuk bikonveks.

c. MRI
Pada MRI akan menggambarkan massa hipertensi bikonveks yang menggeser
posis duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater. MRI kepala
juga dapat menggambarkan batas fraktur yang terjadi.
Referensi :

Liebeskind David, Lutsep Helmi, Epidural Hematome in Emergency Medicine.


www.emedicine.medscape.com/article/824029-overview:2006

SISTEM PSIKIATRI

1. Nama Penyakit :gangguan siklotimia


- Etiologi : gangguan siklotimi diperkirakan sama dengan gangguan distimik, yaitu
faktor biologi dan faktor psikososial
- Faktor risiko :
a. Faktor biologis : keluarga dengan riwayat bipolar 1 sering memilik generasi
pasien dengan bipolar 1 yang berhubungan dengan gangguan siklomiti.
b. Faktor psikososial : gangguan siklotimi terjadi karena trauma dan fiksasi
seama fase oral dari pekembangan sewaktu bayi.
- Gejala dan tanda : gejala siklomiti berganti antara peninggian emosi dan
penurunan. Peningkatan emosi termasuk gejala mood yang meningkat atau
hipomania. Penurunan emosi terdiri atas gejala depresi ringan.
- Diagnosis : Berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di
indonesia edisi ketiga
a. Ciri essensial ialah ketidak stabilan menetap dari efek (suasanna perasaan),
meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomaia ringan, diantaranya tidak
cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif
bipolar atau gangguan depresif berulang
b. Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk
kategori manapun yang disebut dalam episode manik atau episode deprsif.

Referensi : Baldessarini RJ, vazquez G, Tondo L. Treatment of cyclothymic disorder


commentary. Psycother Psychosom. 2011; 80(3):131-5

2. Nama penyakit : Gangguan Kepribadian


- Etiologi : Kelainan yang umum dan kronis. Gangguan kepribadian merupakan
faktor predisposisi untuk gangguan pskiatri lain.
- Faktor risiko :
a. Faktor Genetik : Memiliki keluarga dengan gangguan skizofrenia
b. Faktor Tempermental : faktor ini berhubungan dengan gangguan kepribadian
pada masa dewasa
- Gejala dan tanda:
a. Durasi yang lama pada beberapa fungsi
b. Bersifat pervasif dan maladaptif
c. Disfungsi dalam hubungan keluarga, pekerjaan, fungsi sosial
d. Penyalahan gunaan zat terlarang

Referensi :

1. Sadock, B. J., & Sadock, V. A. (2007). Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. New York: Lippincott
William&Wilkins

2. Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dariPPDGJ III,
Jakarta

SISTEM INDRA
1. Nama penyakit : Luka Bakar Kornea
- Etiologi :
a. Luka bakar kimia :
 Bahan asam : Sulfuric (H2SO4), Sulfurous (H2so3)
 Bahan basa : Amoniak, Natrium hidroksida
b. Luk bakar termal :
 Sinar infra merah
 Sinar ultraviolet
 Sinar X dan sinar terionisasi
- Gejala dan tanda :
a. Rabun senja
b. Susah melihat waktu malam
c. Tunnel vision
d. Buta
e. Buta warna

Referensi :

Sarabahi, Sujata. Kanchana, K. Management of Ocular and Periocular. Indian Journal of


Burns. Rivew Article. 2014

2. Nama Penyakit : Degenerasi makula karna usia


- Etiologi : terjadi pada usia 65-74 tahun
- Faktor risiko :
a. Faktor usia
b. Faktor ras : sering terjadi pada rs kaukasia
c. Faktor keluarga : memiliki kelurga yang mengalami kebutaan
d. Merokok
e. Jenis kelamin : wanita berisiko lebih tinggi dibandingkan pria
- Gejala dan tanda
 Penurunan penglihatan
 Tidak nyeri
 Onset secara akut atau pun perlahan-lahan
 Distonsi penglihatan
 Kehilangan kemampuan untuk melihat warna
 Bisa terjadi bilateral tetapi sering asimetris
- Pemeriksaan penunjang
 Angiografi flouresens : untuk mengidentifikasi adanya kelainan pada
makula. Pada pemeriksaan ini, zat warna flouresen akan diinjeksikan
secara intarvena dan foto serial dari retina akan diambil. Abnormalitas
yang didapat adalah adanya daerah dimana zat tersebut berkumpul dan
dima zat tersebut tidak tampak.
Referensi : Maturi, Raj K.2012. Nonex ARMD. Availabel at
http://emedicine.medscape.com/article/1223154-overview.

SISTEM RESPIRASI
1. Nama Penyakit : Benda Asing
- Etiologi : Benda asing di saluran napas lebih sering terjadi pada anak-anak usia 1-
3 tahun
- Gejala dan tanda : gejala klinis yang muncul bervariasi, tergantung pada derjat
sumbatan, lokasi, sifat, bentuk, kuran dan lamanya benda asing berada di saluran
napas. Mulai dari batuk-batuk hebat secara tiba-tiba, rasa tercekik, rasa tersumbat
di tenggorok, bicara gagap dan obstruksi jalan nafas yang terjadi segera.
- Pemeriksaan penujang :
 Pada hasil foto rotgen yang positif terdapat gambaran hiperlusen pada
paru, atelektasis, kombinasi emifema dan atelektasis pada paru-paru, serta
infiltrat paru. Namun pada 24 jam pertama sering pemeriksaan radiologi
tidak menunjukan kelainan. Gamabaran yang dijumpai dapat berupa
gambaran normal, air traping, atelektasis, pneumonia, kolaps paru.
 CT-Scan juga dapat digunakan dalam penegakan diagnosis aspirasi benda
asing. Benda asing ditunjuk dengan adanya gambaran hiperdens pada
lumen saluran pernapasan. CT-scan juga dapat memperlihatkan perbedaan
densitasi dari benda asing .

Referensi :
Junizaf, MH. Benda Asing di Saluran Nafas.Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J.
Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telingan Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher
Edisi ke tujuh. Jakrta Badan Penerbit FK UI.2014
Kam, Jennifer C., et al. 2013. Foreign Body aspiration Presenting wiht Asthma Like
Symptoms. Hindawi Publishing Corporation. USA
2. Nama Penyakit : pneumokoniasis
- Etiologi : kelaina yang terjadi akibat penumpukan debu dalam paru yang
menyebabkan reaksi jaringan.
- Gejala dan tanda :
 Kadar debu yang berada di lingkungan
 Lama terpapar
 Menggunakan alat pelindung diri
 Batuk produktif yang menetap atau
 Sesak nafas
- Pemeriksaan penunjang: Untuk menegakkan diagnosis dan menilai kerusakan
paru akibat debu dengan pemeriksaan radiologi dan faal paru dengan spirometri.
Pemeriksaan foto thorax sangat berguna untuk melihat kelainan yang di timbulkan
oleh debu. Untuk pemeriksaan faal paru yang sederhana, cukup sensitifda bersifat
reprodusibel serta digunakan secara luas adalah pemeriksaan kapasitas vital paru
dan volume ekspirasi paksa pada detik pertama
Referensi : Gilson. C. J, Kilpatrick S.G management and Treatmen of Patients wiht
Coal-workers’Pneumoconiosis.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2061691/
SISTEM KARDIOVASKULER
1. Nama Penyakit :penyakit Raynaud
- Etiologi: adanya iskemia digital episodik, lebih sering pada wanita dan berusia 20-
40 tahun
- Faktor risiko: lingkungan yang dingin dan sters emosional
- Gejala dan tanda: mati rasa dan tingling pada jari-jari, yang menjadi putih lilin
atau sedikitt sianosis dan nyeri, mulut kecil dan rapat, kulit ajah dan leher tidak
elastis dan sedikit edematous
- Pemeriksaan penunjang : tes laboraturium
 Hemoglobin
 WCB
 Platelet count
 Pemeriksaan hapusan darah
Referensi : Baromedical.ca/medical/dermatology/raynauds-disease/Birnstingl Postgraduate
Medical Journal (May 1971) 47,293-310

2. Nama Penyakit : Trombosit Ateri


- Etiologi : trombosis yang terjadi secara spesifik pada pembuluh arteri. Akibat
kelainan jantung seperti kelainan katup, infark jantung, fibrilasi atrium dan lain-
lain.
- Faktor risiko
 Merokok
 Obesitas
 Pola makan tidak sehat
 Hipertensi
 Ketergantungan alkohol
- Gejala :
 Critical limb ischaemic (penyumbatan pembulu arteri pada anggota gerak)
 Stroke
 Serangan jantung
 Serangan jantung
Referensi : NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Arterial Thrombosis.
https://www.nhs.uk/conditions/arterial-thrombosis/

SISTEM GASTRO
1. Nama Penyakit : Hernia
- Etiologi : terjadi karena anomali kongenital atau di dapat. Hernia dapat di jumpai
segala usia lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan
- Faktor risiko :
 Peninggian tekana intra abdomen yang berulang
 Kelemahan dinding perut
 Prosesus vaginalis yang terbuka
- Gejala dan tanda
 Terdapat benjolan paa saat menegajan
 Nyeri atau rasa tidak nyaman
 Mual muntah
 Bila tidak terdapat benjolan pasien diminta mengejan dengan menutup
mulut
 Benjolan muncul pada waktu berdiri, batuk, mengejan hilang saat
berbaring (reponibel)
 Benjolan muncul saat berdiri dan mengejan tidak hilang saat berbaring dan
direposisi (ireponibel)

Referensi : Rasjad C. Hernia. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2010; hal. 619-29

2. Nama penyakit : Karsinoma kolon


- Etiologi : keganasan yang mengenai mukosa kolon. Paling sering terjadi pada
daerah rektosigmoid, sehingga lebih banyak dikenal dengan karsinoma kolorektal
- Faktor risiko:
 Faktor genetik: riwayat keluarga, herediter kanker kolorektal
 Umur
 Faktor diet
 Polip
 Kolitis ulserosa
- Gejala
a. Kolon kanan
 Nyeri : karena penyusupan
 Defekasi : diare
 Obstruksi: jarang
 Darah pada feses: samar
 Dispepsia
 Anemia hampir selalu
b. Kolon Kiri
 Obstruksi
 Konstipasi progesif
 Obstruksi hampir selalu
 Darah pada feses samar
 Sispepsia jarang
 Anaemia jarang
c. Rektum
 Obstruksi
 Tenesmi terus menerus
 Obstruksi hampir selalu
 Darah pada feses makroskopik
 Fesef perubahan bentu
- Pemeriksaan penunjang
 Laboraturium CEA
 Radiologi barium enema dengan kontras ganda
 Kolonoskopi
Rferensi: Byen, Lauren. Coloretal Cancer. Online Textbook Chapter. 2008
https://case.edu/med/epidbio/mphp439/Colorectal_Cancer.pdf

SISTEM GINJAL
1. Nama penyakit :
- Faktor risiko: pada bayi prematur lebih sering terjadi
- Gejala dan tanda : tiba-tiba hilang untuk beberapa waktu bila ada cuaca dingin
atau aktivitas fisik, dan akan kebembali dalam beberapa waktu. Pergerakan tesis
seringkali terjadi tanpa di barengi rasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik di temukan
hipoplasia kulit skrotum, testi tidak aad di skrotum melaikan di inguinal
- Pemeriksaan penunjang : Uji HCG (periksa kadar testosteron awal, injeksi HCG
2000U/hari, hari ke 5 kadar meningkat 10X- testis ada), Laparoskopi ( mencari
keberadaan testis dari fossa renalis hingga anulus inguinalis internus)
Referensi : Bae , Jun, Jae. Kim, Soo, Bum. Chung, Kwang, Sung. Long-Term Outcome of
Retractile Tesis. Korean Journal Urology. 2012
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3460009/
2. Nama Penyakit : striktura uretra
- Etiologi : di bagi menjadi 3
 Konginel: sering terjadi di fossa navikularis dan pars membranase.
Sifatnya timbul terpisa atau bersama dengan anomali saluran kemih
 Traumatik : akibat trauma atau karena tekanan dari luar dan infeksi
 Infeksi : infeksi veneral
- Gejala
 Kesukaran dalam kencing
 Pancaran kecil dan lemah
 Bercabang serta menetes
 Sering mengejan
 Meatus ekstremus yang sempit
 Pembengkan serta fistula didaerah penis, skrotum, perineum
 Teraba jaringan parut sepanjang urethar
- Pemeriksaan penunjang : uretrosistografi
Referensi :

Alwaal, et al. (2014). Epidemiology of Urethral Strictures. Translational Andrology and


Urology,3(2),pp.209–213.
Tritschler, et al. (2013). Urethral Stricture: Etiology, Investigation and Treatments. Deutsches
Ärzteblatt International, 110(13), pp. 220–226.

SISTEM REPRODUKSI

1. Nama penyakit : Polihidramion

- Etiologi : volume air ketuban meningkat dengan sangat cepat hingga 2 liter.
Polihidramion terjadi saat keseimbangan terganggu.

- Faktor risiko :
 Gangguan kesehatan pada janin

 Ibu dengan diabetes

 Infeksi

 Penumpukan cairan

 Terdapat masalah pada plasenta

 Sindrom tranfusi pada janin kembar

 Ketidak sesuaian darah antar ibu dan janin

- Gejala

 Kesulitan bernapas

 Dinding perut besar sehingga ibu tida bisa merasakan gerakan janin

 Rahim tidak nyaman

 Janin dalam posis tidak baik

 Gangguan pencernaan

 Nyeri ulu hati

 Konstipasi

 Tungkai bengkak

 Pelebarab pembuluh darah vena

- Pemeriksaan Penunjang : USG

Referensi : Hamza, et al. (2013). Polyhydramnios: Causes, Diagnosis and Therapy.


Geburtshilfe Frauenheilkd, 73(12), pp. 1241-1246.

2. Nama penyakit : Karsinoma Serviks

- Etiologi : sama seperti pada kasus keganasan yang lain bahwa penyebab pastinya
belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa faktor yang meningkatkan risiko
kanker servik. Faktor utamanya adalah virus HPV yang menginfeksi leher rahim.
- Faktor risiko

 Berganti-ganti pasangan

 Hubungun seks pada usia dini

 Kekebalan tubuh yang lemah

 Penderita infeksi menular

 Merokok

 Obesitas

 Kurang konsumsi buah dan sayuran

- Gejala

 Perdarahan vagina di luar masa menstruasi

 Keluar cairan berbau

 Sakit saat berhubungan seksual

 Nyeri panggul

- Pemeriksaan Penunjang

 Pap smear

 Pemeriksaan HPV DNA

Referensi :

Crosbie, EJ. et al. (2013). Human papillomavirus and cervical cancer. Lancet (italic).
382(9895).pp.889-899
Petignat, P. (2007). Diagnosis and management of cervical cancer. BMJ (italic). 335(7623).
pp.765–768.
HSE (2018). Conditions and Treatments. Cancer, Cervical.
NHS Choices UK (2018). Health A-Z. Cervical Cancer

SISTEM ENDROKIN
1. Nama Penyakit : Pubertas Prekoks

- Etiologi: disebabkan oleh beberapa gangguan, dimana manifestasi prekoks seksual


merupak efek biologi skunder dari peningkatan produksi hormon seks steroid
karena meningkatkan sekrsi gonadoptropin baik dari hipofisi maupun dari sumber
luar. Lebih dominan pada anak perempuan

- Faktro risiko :

 Perempuan

 Ras Afrika – Amerika

 Obesitas

 Terpapar hormone seksual

 Penyakit genetik

 Gangguan metabolik

- Gejala

 Perempuan kurang dari 8 tahun

 Laki-laki kuarang dari 9 tahun

- Pemeriksaan penunjang

 Laboraturium : kadar hormon LH dan FSH basal

 Uji GnRH

 Pencitraan umur tulang

Referensi :

Muir, A. 2006. Endrocrinology : precocious Puberty. Pediatric in Revium. Amerika

Nelson, 2006. Ilmu Kesehatan Anak; vol 3. Penerbit Buku Kedokteran , EGC

2. Nama penyakit : Karsinoma tiroid

- Etiologi : adana sel abnormal yang terjasi di dala, kelenjar tiroid


- Faktor risiko:

 Wanti lebih sering terkena

 Usia diatas 35 tahun

 Mengalam gangguan tiroid

 Keluarga yang menderita kanker

 Obesitas

- Gejala

 Sakit tenggorokan

 Sulit menelan

 Suara menjadi serak

 Sakit pada leher

 Pembengkakan kelenjar getah bening

- Pemeriksaan penunjang :

 Tes fungsi tiroid

 Sitologi aspirasi jarum halus

 Pemindaian

Referensi :

Nguyen, QT. et al. (2015). Diagnosis and Treatment of Patients with Thyroid Cancer.
American Health and Drug Benefits (italic). 8(1). pp. 30–40.
Cabanillas, ME. et al. (2016). Thyroid cancer. Lancet (italic). 388(10061). pp. 2783-2795

SISTEM HEMATOLOGI
1. Nama penyakit : Anemia Aplastik
- Etiologi : kelainan darah yang terjadi ketika sumsum tulang belakang berhenti
memproduksi sel darah baru, baik sel darah merah, darah putih, maupun
trombosit. Di dalam tubuh manusia, sel darah memiliki peran yang berbeda-beda.
Sel darah merah berperan sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh, sel darah
putih bertugas melawan infeksi, sedangkan trombosit berfungsi untuk mencegah
perdarahan. Lebih sering terjadi pada usia 20 tahun.
- Faktor risiko :
 Gangguan autoimun
 Radiasi dan kemoterapi
 Infeksi virus
 Racun kimia
- Gejala
 Kelelahan
 Pusing
 Sakit kepala
 Nyeri dada
 Detak jantung tidak beraturan
- Pemeriksaan penunjang
 Laboraturium darah
 Biopsi sumsum tulang
Referensi : Miano, M. Dufour, C. (2015). The Diagnosis and Treatment of Aplastic Anemia: a
Review. Internation Journal of Hematology, 101(6), pp. 527-535.
2. Nama Penyakit : juvenile chronic arthritis
- Etiologi : peradangan sendi sebelum usia 16 tahundan berlanjut 6 minggu
- Faktor risiko:
 Faktor genetik
 Infeksi virus
 Faktor hormonal
 Riwayat trauma
- Gejala:
 Artritis
 Sendi terlihat eritem
 Gerakan sendi terbatas
 Nyeri
 Kaku sendi
- Pemeriksaan penunjang
 Laboarturium darah
 Radiologi: terdapat pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi, pelebaran
ruang sendi, osteoporosis, dan kelainan yang agak jarang seperti formasi
tulang baru.
Referensi : Giancane, Gabriella. Consolaro, Alessandro. Lanni, Stefano. And All. Juvenile
Idiopathic: Diagnosis and Treatment.2016
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5127964/

SISTEM MUSKULO SKELETAL


1. Nama Penyakit : Dislokasi Sendi Ektremitas
- Etiologi :
 Olahraga
 Trauma
 Orang lanjut usia
- Gejala :
 Sendi bengkak
 Memar
 Hematome
 Sakit saat bergerak
 Mati rasa disekitar area sendi
- Pemeriksaan penunjang
 Foto rontgen
Referensi : Skelley, NW. et al. (2014). In-game Management of Common Joint Dislocations.
Sports Health, 6(3), pp. 246-255

2. Nama penyakit : malformasi kongenital


- Etiologi dan faktor resiko
 Faktor genetik
 Faktor lingkingan (dekat dengan pabrik, pengelolaan limba)
 Infeksi (pada saat ibu hamil terkena virus rubella)
 Malnutrisi pada ibu hamil
- Jenis kelainan
 Kelaian kromosom kromoso adalah struktur didalam sel yang membawa
sifat genetik. Kromoso normal manusia ada 46. Bila lebih atau kurang dari
46 maka bayi akan menderita kelainan)
 Kelinan gen
- Pemeriksaan penunjang :
 Skrining prakonsepsi (sebelum kehamilan )
 Skrining prerikonsepsi (selama masa kehamilan)
 Skrining neonatal (pasca kelahiran)
Referensi
Toufaily, Hassan, M. Westgate, Noel, Marie. And all. Research Article Causes of Congenital
Malformations. 2018
http://www.aedpregnancyregistry.org/wp-content/uploads/toufaily_2018.pdf

SISTEM INTEGUMEN
1. Nama penyakit : Lupus eritematosis
- Etiologi : faktor genetik, imunologis, lingkungan dan hormon adalah faktor yg
berkaitan dengan penyakit ini
- Gejala : gejalannya sangat beragam tetapi ada gejala umum yg mucul
 Rasa lelah yang ekstrem
 Ruam pada kulit wajah
 Nyeri pada persendian
- Pemeriksaan penunjang
 Perhitungan sel arah lengkap
 Analisa urin
 Pemeriksaan ANA
 Pemeriksaan imunologi
 Tes komplemen C3 dan C4
Refensi
Okon, et al. (2013). Cutaneous Lupus Erythematosus: Diagnosis and Treatment. Best Pract
Res Clin Rheumatol, 27(3), pp.391-404.

2. Nama Penyakit : lentigo


- Etiologi : penyebabnya belum di ketahui secara pasti tapi lentigo muncul pada saat
lahir
- Klasifikasi lentigo
 Solar lentigo
 Ink spot lentigo
 Radiation lentigo
 Puva lentigo
 Sun bed lentigo
- Gejala
 Warna pigmen semakin gelap
 Memiliki bentuk yang tidak teratur
 Ukuran membesar dengan cepat
 Gatal, muncul ruam

Referensi
Kasprzak, JM, Yaohu, G Xu. (2015). Diagnosis and management of lentigo
maligna: a review. Drugs in Context (italic). 4. 212281.

Anda mungkin juga menyukai