Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama rahmatalilalamin yang diwahyukan Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Sebelum munculnya Islam di Arab,
masyarakat hidup dalam masa jahiliyyah, keterbelakanngan, dan lainnya.
Tetapi setelah Islam muncul¸ Negara Arab menjadi bangsa yang maju dan
terkenal hingga saat ini.
Pada masa perkembangan Islam, khalifah yang menjadi pemimpin
umat Islam mengalami beberapa kali mengalami pergantian demi meneruskan
penegakan agama Allah SWT. Meskipun terjadi tahapan-tahapan
pemerintahan yang ada, Islam mengalami kemajuan dan juga mengalami
kemunduran. Akan tetapi hal ini tidak mempengaruhi agama Islam
berkembang dan dianut oleh banyak manusia di seluruh dunia, bahkan
perkembangannya tergolong pesat.
Setelah Nabi Muhamad SAW wafat maka dakwah Islamiyah
diteruskan oleh Khulafaurrasyidin, yaitu sahabat-sahabat Nabi yang
dipandang bijaksana, dapat dipercaya, dapat mempimpin jalannya
pemerintahan dan mampu memberikan pengarahan terhadap dakwah
Islamiyah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Abu Bakar As-Shidiq?
2. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Umar bin Khattab?
3. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Utsman bin Affan?
4. Bagaimana perkembangan Islam pada masa Ali bin Abi Thalib?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Abu Bakar As-Shidiq
1. Biografi Abu Bakar As-Shidiq

Abu Bakar As-Shidiq adalah salah satu sahabat yang paling dekat
dengan Rasulullah. Beliau adalah salah satu dari empat Khulafaurrasyidin
atau khalifah pertama pengganti Nabi Muhammad SAW. Beliau juga
termasuk dalam Assabiqunal Awwalun yaitu orang yang pertama kali
masuk Islam.

Abu Bakar As-Shidiq dilahirkan ditahun yang sama dengan Nabi yaitu
antara 571/572 Masehi di Mekkah. Nama asli beliau adalah Abdulllah ibn
Abi Quhafah. Abu Bakar berarti “Ayah si gadis”, yaitu ayah dari Aisyah
istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul
Ka’bah (artinya “Hamba Ka’bah”), yang kemudian diubah oleh Rasulullah
menjasi Abdullah (artinya “hamba Allah”). Sumber lain menyebutkan
namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya
atau nama panggilan ayahnya).1

2. Masa Kekhalifahan Abu Bakar A-Shidiq


Sebelum Rasulullah wafat, konon Rasulullah tidak berwasiat siapa
yang akan menjadi penggantinya. Hal ini kemudian menjadi kesibukan
umat islam tersendiri. Sehingga sebelum terpilihnya Abu Bakar As-Shidiq
sebagai khalifah, sempat terjadi kontroversi di kalangan umat yang
diwakili kelompok dalam menentukan siapa yang pantas memimpin
mereka. Harus diakui bahwa menentukan pilihan pemimpin ini memiliki
arti penting dan strategis bagi kelangsungan komunitas umat Islam
sepeninggalan Rasulullah.
Realitasnya adalah bahwa waktu itu terdapat dua kelompok besar
yang bersaing mendapatkan jabatan tersebut. Yakni kelompok Anshor dan
Muhajirin. Karenanya wajar kalau sempat terjadi ketegangan dalam proses
pemilihan khalifah yang berlangsung di tsaqifah Bani saidah. Keterangan

1 Gusti Adnyana, Biografi Abu Bakar As Sidiq – Sahabat Rasulullah, Khulafaur Rasyidin Pertama,
http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.co.id/2013/11/biografi-abu-bakar-as-sidiq-
sahabat.html
lain juga menyebutkan bahwa kelompok Bani Hasum pun punya
kepentingan dalam pemilihan tersebut. Ada juga aspirasi suku-suku
Nomad yang tidak mau tunduk pada wilayah Madinah apabila pemimpin
mereka bukan dari suku Quraisy.
Abu Bakar pada awalnya mengajukan Umar bin Khatab dan Sa’ad
ibn Ubadah sebagai calon khalifah. Akhirnya lewat proses perdebatan
yang panjang terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah. Disamping karena
kemampuan dan senioritasnya agaknya kepentingan bersama dan stabilitas
polotiklah yang turut melatarbelakangi terpilihnya Abu bakar sebagai
khalifah. Terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah merupakan loncatan
sejarah yang luar biasa, karena pergantian kepemimpinan di zaman itu
umumnya masih didominasi pergantian secara keturunan atau sistem
kerajaan, tetapi tidak demikian halnya umat Islam pada waktu itu. Mereka
memilih pemimpin mereka atas dasar kesadaran demokratis.
Maka sejak saat itu Abu Bakar sebagai khalifah umat Islam. Ia di
sebut Khalifah al-rasulillah, yang berarti pengganti Rasulullah. Yang
membedakannya dengan Rasulluah adalah kalau Rasulullah memiliki
otoritas sebagai pemimpin agama dan negara, namun Abu Bakar hanya
memiliki otoritas kenegaraan saja, memang Abu Bakar bukanlah sebagai
nabi. 2
Ia dikenal dengan panggilan As-Shidiq (yang percaya) karena
segera membenarkan Rasullulah dalam berbagai peristiwa terutama
peristiwa Isra’mi’raj. Ia memiliki watak yang kuat, jujur dan dinamis,
berperawakan sedang, berwajah mungil dan berkulit cerah.3
Pada saat Abu Bakar sebagai kepala negara, ia mendapatkan
beberapa tugas berat yang perlu penyelesaian. Di antara permasalahan
yang muncul selama ia menjabat sebagai khalifah antara lain adalah
munculnya nabi-nabi palsu, orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
juga orang yang murtad keluar dari Islam. Dalam hal ini Abu Bakar

2 Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 21-23.

3 Khoiriyah, Sejarah Islam, (Yogyakarta: Tera, 2012), hlm. 57.


berusaha untuk menyelesaikannya secara persuasif, walaupun pada kondisi
tertentu Abu Bakar terpaksa harus bertindak secara tegas. Abu Bakar tidak
mau membiarkan ketiga masalah tersebut berlarut-larut karena masalah
tersebut merugikan umat Islam. Selama pemerintahannya Abu bakar
sukses menyelesaikan ketiga masalah tersebut.
Abu Bakar sebagai khalifah, bisa jadi cukup tahu tentang latar
belakang kemunculan gejala-gejala di atas, terbukti Abu Bakar tidak
menyerang mereka secara membabi buta, akan tetapi pada tahap awal
didekati secara persuasif, antara lain dengan mengirim surat terlebih
dahulu, pada saat penyerangan merupakan satu-satunya jalan terakhir
barulah jalan tersebut ditempuh. Sebab jalan damai sudah tidak efektif
lagi. Kalau saja para nabi palsu tidak mengajak yang lain untuk tidak
membayar zakat, mungkin kejadiannya akan lain. Karena mereka
memprovokasi yang lain untuk tidak membayar zakat, tentu ini merugikan
negara, karena berkaitan dengan eksistensi kenegaraan.4
Dalam rangka menghadapi nabi-nabi palsu beserta pengikutnya,
demikian juga mereka yang enggan membayar zakat dan mereka yang
murtad dari Islam, Abu Bakar menyelesaikan persoalan tersebut dengan
dua pilihan yaitu tunduk tanpa syarat atau diperangi hingga binasa
(riddah). Pahlawan yang banyak berjasa dalam peperangan ini adalah
Khalid bin al-Walid. Semenanjung Arab disatukan di bawah kekuasaan
Abu Bakar melalui pedang Khalid bin al-Walid. Dalam waktu enam bulan,
beberapa suku Arab Tengah telah ditaklukkan seperti suku Thayyi, suku
Asad, suku Thulayhah dan Bani Hanifah di Yamamah.5
3. Beberapa Kebijakan Penting Abu Bakar As- Shidiq
I. Keagamaan

Hampir di semua buku sejarah Islam, umumnya mengabadikan


jasa Abu Bakar dibidang keagamaan ini. Yang paling umum kebijakan
Abu Bakar di bidang keagamaan ini adalah kebijakan pengumpulan

4 Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban …, hlm. 23-24.


5 Khoiriyah, Reorientasi Wawasan…, hlm. 57.
Al-Qur’an, yang semula merupakan usulan Umar bin Khattab.
Kebijakan lainnya adalah melakukan upaya penyadaran terhadap
mereka yang telah melakukan penyelewengan terhadap ajaran Nabi
Muhammad SAW. Upaya penyadaran ini terutama dilakukan terhadap
kalangan yang mengingkari kewajiban zakat, murtad dan kalangan
yang mengaku sebagai nabi.

II. Non-Keagamaan

Selain kebijakan nyata di bidang agama, Abu Bakar juga


melakukan kebijakan non-agama. Diantara kebijakan itu adalah
kebijakan bidang ekonomi. Abu Bakar membuat semacam lembaga
keuangan. Tentu lembaga ini masih sederhana namun untuk ukuran
waktu itu lembaga tersebut sebuah kemajuan. Pengorganisasian dan
pengoperasiannya masih bersifat sangat sederhana. Muhammad Ali
menyebutkan pembentukan lembaga tersebut sebagai salah satu
pencapaian yang paling penting dari kepemimpinan Khalifah Abu
Bakar, disampaing kebijakan yang lain.

Sebagai sebuah lembaga keuangan negara tentu lembaga ini


memiliki beberapa sumber. Diantara sumber dana bagi lembaga ini
berasal dari pengumpulan zakat, sodaqoh dan infaq umat Islam,
termasuk sumber lainnya adalah bagian seperlima dari harta rampasan
perang yang masuk ke kas negara. Sedangkan pengalokasiannya untuk
membiayai peperangan, menggaji prajurit yang di kirim ke medan
pertempuran dan kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya.

Abu Bakar juga mengembangkan prinsip-prinsip demokrasi


dalam pengambilan sebuah keputusan dengan membentuk semacam
dewan perwakilan. Pengambilan keputusan itu sendiri di dasarkan
pada suara mayoritas, dengan prosedur-prosedur tertentu dalam
prosedur pengambilan keputusan, terutama dalam pengambilan
keputusan bersama.6

B. Umar bin Khattab


1. Biografi Umar bin Khattab
Nama lengkapnya adalah Umar ibnul-Khatab bin Nufail bin Abdul
Uzza dari Bani Adi bin Ka’ab. Ia berasal dari Bani Ka’ab merupakan
kelompok kecil dari suku Quraisy. Pada masa Jahiliyah Umar tidak dikenal
memiliki pengaruh yang besar dan mahsyur. Umar dikenal sebagai sosok
yang biasa saja.
Umar dikenal sebagai sosok yang keras hati dan kasar serta sosok
pemberani. Selain itu, sebelum masuk Islam, dia juga dikenal sebagai orang
yang sangat memusuhi Islam dan banyak menyiksa kaum mukminin. Umar
masuk Islam pada tahun ke-6 kenabian. Beliau hidup selama 35 tahun di
masa jahiliah dan 30 tahun dalam pangkuan Islam.
2. Kehidupannya dalam Islam
Umar merupakan salah seorang sahabat yang selalu dimintai
pertimbangan-pertimbangannya oleh Rasulullah SAW. Umar mengikuti
semua peperangan yang dipimpin Rasulullah SAW. Dia adalah orang yang
senantiasa selalu dekat dengan Rasulullah dalam setiap kali peperangan dan
tidak pernah berpisah dengannya. Dia membela dan melindungi beliau dari
bahaya yang mengancamnya. Dia tidak melakukan ijtihad dan selalu
menerapkan firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW secara literal.
Umar dianggap sebagai sahabat Rasulullah kedua setelah Abu Bakar.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq, dia menjadi penasihat dan
tangan kanannya. Juga menjadi orang yang banyak terlibat dalam
mengendalikan roda pemerintahan.7
3. Pembaiatan Umar Bin Khattab
Ketika Abu Bakar sakit dan merasa bahwa ajalnya sudah dekat,
beliau bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat
Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan
terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kemudian
6 Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban…, Hal. 26-29.

7 Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar Media, 2013), hlm. 152-155.
Abu Bakar membaiat Umar yang kemudian diikuti oleh kaum muslimin.
Umar menyebut dirinya Khalifah Khalifati Rasulillah (pengganti dari
penggantinya Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-
Mu’minin (komandan orang-orang yang beriman).8
4. Masa Kekhalifahan Umar Bin Khattab
Pada prinsipnya program-program yang dijalankan oleh khalifah
Umar bin Khattab adalah meneruskan upaya awal yang pernah dirintis oleh
pendahulunya, Abu Bakar, khususnya program pengiriman pasukan untuk
ekspansi wilayah di luar Arabia.9
Di zaman Umar bin Khattab gelombang ekspansi (perluasan daerah
kekuasaan) pertama terjadi, ibukota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M
dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran
Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan
memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah
pimpinan ‘Amr ibn ‘Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa’ad ibn Abi
Waqqash. Iskandaria, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan
demikian, Mesir jatuh kebawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota
dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan
ke ibu kota Persia, Al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun
641 M, Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan
Umar, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestin,
Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera
mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah
berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi
delapan wilayah propinsi: Mekkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah, Kufah,
Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu didirikan.
Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan
pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga
yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjadi keamanan dan
8 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 36-37.

9 Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Madun, (Jakarta:Kementerian Agama Republik Indonesia,


2002), hlm. 55.
ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan
umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan
menciptakan tahun hijriah.10

5. Akhir Kepemimpinan Khalifah Umar


Khalifah Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644
M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Beliau dibunuh oleh
seorang budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah. 11 Khalifah Umar ditusuk
dengan belati beracun pada saat beliau sedang melakukan sholat. Sebelum
meninggal beliau, beliau memilih enam sahabatnya yang mendapat kabar
gembira dari Rasulullah bahwa mereka akan masuk surga. Mereka adalah
Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair, Abdurrahman bin
‘Auf, dan Sa’ad bin Abi Waqas. Umar berwasiat kepada enam orang ini
untuk memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi khalifah.12
Setelah Umar wafat pada bulan Dzulhijjah 23 H/643 M, ke enam sahabat
tersebut melakukan musyawarah dan berhasil menunjuk Utsman sebagai
khalifah, melalui persaingan yang ketat dengan Ali bin Abi Thalib.13

C. Utsman bin Affan

1. Biografi Utsman bin Affan

Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abdillah bin


Umayah bin ‘Abdi Syams bin Abdi Mannaf bin Qushayi. Ibunya bernama
‘Urwah, Ayahnya Affan adalah saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy
Umayah. Nasab Utsman melalui garis ibunya bertemu dengan nasab Nabi
Muhammad SAW pada Abdi Mannaf bin Qusyayi.14 Ia dilahirkan pada
tahun keenam tahun gajah.15 Utsman bin Affan menikah dengan putri
10 Badri Yatim, Sejarah ..., hlm. 37-38.

11 Badri Yatim, Sejarah ..., hlm. 38.

12Ahmad al-‘Usairy, Sejarah ..., hlm. 163.

13 Badri Yatim, Sejarah ..., hlm. 38.

14 Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban…, hlm. 89.

15 Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa’, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000), hlm. 171.
Rasulullah, Ruqayyah dan Ummu Kultsum, sehingga dianugerahi gelar
kehormatan Dzu al-Nurain (orang yang mempunyai dua cahaya). 16

2. Islam pada Masa Khalifah Utsman

Utsman bin Affan dilantik menjadi khalifah tiga hari setelah


disemayamkannya Umar bin Khattab. Enam orang sahabat kemudian
bermusyawarah yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah,
Zubair, Sa’ad bin Abi Waqas, dan Abdurrahman bin ‘Auf. Mereka menunjuk
Utsman sebagai khalifah pengganti Umar. Utsman merupakan sosok yang
saleh, mulia dan bijak mekipun sudah tua renta tetapi ia terlalu lemah untuk
menolak tuntutan kerabat dekatnya.17

Selama dua belas tahun pemerintahannya, khalifah Utsman


disibukkan dengan berbagai pemberontakan. Situasi politik yang tidak stabil
terus berkelanjutan, membuat Utsman pun merasa tidak aman, sehingga
terpikir olehnya untuk menjadikan orang-orang terdekat atau sahabat sendiri
sebagai pejabat. Akibatnya khalifah ditinggalkan umat Islam, kecuali
keluarga sendiri yang masih menyatakan kesetiannya18. Sebaliknya oleh
lawan politiknya, nepotisme adalah salah satu alasan yang digunakan untuk
menyudutkannya.

Sebagian ahli sejarah menilai, bahwa Utsman melakukan nepotisme.


Ia mengangkat sanak saudaranya, dalam jabatan-jabatan strategis yang
paling besar dan paling menyebabkan suku-suku dan kabila-kabila lainnya
merasakan pahitnya tindakan Utsman itu.19 Idealnya sebuah pemerintahan
dijalani secara demokratis, tidak memihak dan tidak mementingkan
keluarga dan kerabat sendiri. Kalaulah unsur kedekatan dan kekeluargaan
didahulukan, maka aspek kompetensi, skill, dan keahlian semestinya
16 Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014), hlm. 209.

17 Khoiriyah, Reorientasi Wawasan…, hlm. 60.

18 Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi…, hlm. 235.

19 Imam fu’adi, sejarah peradaban…, hlm. 91.


menjadi pertimbangan khusus bagi seorang pemimpin. Bila tidak, tatanan
pemerintahan menjadi tidak normal dan sudah pasti menimbulkan gejolak
politik ditingkat internal.20

Walaupun demikian, khalifah Utsman juga melanjutkan ekspansi


wilayah kekuasaan Islam sampai ke Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan
bagian yang tersisa dari Persia. Sama halnya khalifah kedua, Utsman wafat
dalam keadaan syahid, tepatnya bulan Dzulhijjah tahun 35 H/ 656 M setelah
terjadi pergolakan besar, disebut al-Fitnah al-Kubra (malapetaka terbesar).21

3. Prestasi dan Kemunduran pada Masa Utsman bin Affan

Prestasi-prestasi yang dicapai oleh Utsman bin Affan22, yaitu:

a. Dia membeli sumur Arumah dan menyerahkannya kepada


kaum muslimin.
b. Dia khalifah yang pertama kali memperluas Masjid Nabawi
sebagai respon terhadap keinginan Rasulullah SAW saat masjid
itu sudah terasa sempit.
c. Penghimpunan Al-Qur’an dalam satu mushaf.
d. Terjadi perbedaan cara membaca Al-Qur’an di beberapa
negara Islam. Maka, Utsman menyatukannya dalam satu bacaan
yang sering dibaca oleh Rasulullah. Dia satukan Al-Qur’an
dalam satu mushaf dengan bacaan tartil dan memerintahkan
untuk membakar mushaf-mushaf yang lain. Rasm Utsmani
merupakan bacaan kaum muslimin hingga masa kini.

Sebab-sebab yang menimbulkan kerusuhan dan membawa kematian


Utsman, disebutkan oleh Abu Zahrah23 sebagai berikut :

20 Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi…, hlm. 233.

21 Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi…, hlm. 209.

22 Ahmad al-‘Usairy, Sejarah…, hlm. 171.

23 Anzhe Leliana, Kesuksesan Usman bin Affan dalam memerintah,


http:kumpulantugassekolahdankuliah.blogspot.co.id/2015/01/perkembangan-islam-pada-masa-
khalifah_81.html?m=1
a. Utsman tertalu baik hati kepada pembesar-pembesar
Muhajirin dan para pejuang angkatan pertama dari kalangan
kerabatnya.
b. Utsman terlalu mempercayai kerabatnya, meskipun hal
demikian tidak berdosa dan tercela sampai-sampai Utsman
menyerahkan urusan pemerintahan kepada mereka, termasuk
meminta pendapat tentang permasalahan pemerintah yang
tengah dihadapi. Sedangkan mereka bukan termasuk orang yang
dapat dipercaya.
c. Sebagai akibat Utsman begitu banyak menyerahkan urusan
pemerintahan kepada kaum kerabatnya itu, maka akhirnya yang
menangani masalah-masalah penting pemerintahannya adalah
orang-orang yang sama sekali belum kuat keislamannya.
d. Utsman terlalu lemah kepada para bawahannya, sedangkan
bawahannya itu sebagian tidak berlaku adil, yang menyebabkan
rakyat merasa tidak puas.
e. Sebagai sebab yang paling fatal adalah adanya orang-orang
yang dendam atas Islam, mereka masuk Islam luarnya saja,
sedangkan dalam hatinya kafir.

D. Ali bin Abi Thalib


1. Biografi Ali bin Abi Thalib

Khalifah keempat khulafaurrasyidin adalah Ali bin Abi Thalib.


Nama lengkap beliau adalah Ali bin Abi Thalib ibn Abdul Mutholib ibn
Hasyim Al-Quraisy Al-Hasyimi. Beliau lahir 32 tahun setelah kelahiran
Nabi Muhammad SAW24. Ali masuk Islam ketika masih anak-anak, yaitu
saat berusia 10 tahun atau dua hari setelah Rasulullah menerima wahyu.
Ali termasuk ahlul bait karena memperistri putri nabi yang bernama
Fatimah. Mulai awal Islam berkembang, beliau menjadi tangan kanan
Rasulullah dalam menegakkan Islam. Ali bin Abi Thalib meninggal di
Kuffah karena dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam pada tanggal 24
Januari 661 M (15 Ramadhan 40 H).

24 Murodi,dkk, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: CV. Karya Thoha Putra,1995), hlm.13.
2. Masa Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib

Sepeninggalan khalifah Utsman karena terbunuh, suasana kota


Madinah menjadi darurat. Banyak masyarakat yang tidak berani keluar
rumah karena takut terhadap kaum pemberotak khalifah Utsman yang
masih berkeliaran. Melihat kondisi yang demikian, para sahabat mendaulat
Ali menjadi khalifah. Pada awalnya beliau menolak, namun akhirnya
beliau menerima.25

Pada masa kekhalifahan Ali yang berjalan hanya enam tahun,


banyak terjadi pemberontakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam
pemerintahannya yang dikatakan stabil. Langkah-langkah beliau dalam
mengatasinya yaitu:

a. Memecat gubernur yang diangkat oleh khalifah


Utsman bin Affan. Karena beliau yakin bahwa
pemberontakan terjadi disebabkan oleh para gubernur
tersebut.
b. Menarik kembali tanah yang telah dihadiahkan
khalifah Utsman bin Affan kepada para penduduk dengan
menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara.
c. Memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan
sebagaimana yang pernah diterapkan pada masa
kekhalifahan Umar bin Khattab.

Tidak lama setelah itu, Ali menghadapi pemberontakan Thalhah,


Zubair, dan Aisyah. Mereka beralasan bahwa Ali tidak mau menghukum
para pembunuh Utsman, dan mereka menuntut bela terhadap darah
Utsman yang telah dibunuh secara dhalim. Sebenarnya Ali tidak berniat
untuk perang, namun ajakan damai beliau ditolak. Akhirnya, pertempuran
dahsyatpun berkobar. Perang ini disebut perang jamal (unta) karena saat
perang Aisyah menunggang kuda. Dalam pertempuran ini dimenangkan

25 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2008), hlm. 25.
oleh pihak Ali. Zubair dan Thalhah terbunuh saat hendak melarikan diri,
sementara Aisyah ditawan dan dikembalikan ke Madinah.

Setelah berhasil mengatasi pemberontakan Aisyah, pemberontakan


juga datang dari Muawiyah yang saat itu menjabat sebagai gubernur
Damaskus. Pemberontakan ini berujung pada peperangan yang disebut
perang Siffin karena terjadi di Siffin. Ketika tentara Muawiyah terdesak
oleh pasukan Ali, maka Muawiyah segera mengambil siasat untuk
menyatakan tahkim (penyelesaian dengan adil dan damai). Awalnya Ali
menolak, namun setelah terdesak akhirnya Ali menerima. Dari adanya
tahkim tersebut malah menimbulkan kekacauan. Pihak Muawiyah bermain
curang dengan mendirikan pemerintahan tandingan di Damaskus.
Akhirnya orang islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu
Muawiyah, Syi’ah (pengikut Ali), dan Khowarij (golongan yang keluar
dari barisan Ali). Dengan adanya kelompok Khowarij menyebabkan
tentara Ali semakin lemah dan Muawiyah semakin kuat.

3. Perkembangan Islam Pada Masa Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib

Walaupun masa khalifah Ali hanya enam tahun dan banyak terjadi
pemberontakan, namun beliau juga telah menorehkan beberapa
keberhasilan. Diantaranya:

a. Terciptanya ilmu bahasa.


b. Berkembangnya ilmu khat Al-Qur’an.
c. Berkembangnya sastra.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, banyak masalah
yang muncul yang perlu diselesaikannya. Permasalahan-permasalahan
tersebut antara lain adalah munculnya nabi-nabi palsu, orang-orang yang
tidak mau membayar zakat, juga orang yang murtad keluar dari Islam.
Dalam hal ini Abu Bakar berusaha untuk menyelesaikannya secara
persuasif, walaupun pada kondisi tertentu Abu Bakar terpaksa harus
bertindak secara tegas. Selama pemerintahannya Abu bakar sukses
menyelesaikan ketiga masalah tersebut.
Program-program yang dijalankan oleh khalifah Umar bin Khattab
adalah meneruskan upaya awal yang pernah dirintis oleh pendahulunya
yaitu Abu Bakar, khususnya program pengiriman pasukan untuk ekspansi
wilayah di luar Arabia. Pada masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan
Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestin, Syria, sebagian besar wilayah
Persia, dan Mesir.

Situasi politik pada masa Utsman tidak stabil terus berkelanjutan.


Sebagian ahli sejarah menilai, bahwa Utsman melakukan nepotisme. Karena
mengangkat sanak saudaranya dalam jabatan-jabatan strategis yang paling
besar. Walaupun demikian, khalifah Utsman juga melanjutkan ekspansi
wilayah kekuasaan Islam sampai ke Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan
bagian yang tersisa dari Persia.

Pada masa kekhalifahan Ali yang berjalan hanya enam tahun,


banyak terjadi pemberontakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam
pemerintahannya yang dikatakan stabil, bahkan banyak terjadi
pemberontakan. Meskipun begitu pada masa pemerintahannya, beliau juga
telah menorehkan beberapa keberhasilan. Diantaranya terciptanya ilmu
bahasa, berkembangnya ilmu khat Al-Qur’an, berkembangnya sastra.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Semoga apa yang kami paparkan
dapat menambah rasa syukur kita kepada Allah SWT, menambah
pengetahuan, serta ada buah manfaat yang dapat dipetik oleh siapapun
yang membacanya. Adapun dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan yang masih perlu untuk disempurnakan. Untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang kami buat
ini. Apabila ada salah kata, kami mohon maaf. Dan kami mengucapkan
terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai