Anda di halaman 1dari 4

Teori Asma

1. Pengertian
Penyakit asma berasal dari kata “Áshtma” yang diambil dari bahasa yunani yang
berarti “sukar bernapas”. Penyakit asma merukan proses inflamasi kronik saluran
pernapasan yang melibatkan banyak sel dan elemenya. Proses inflamasi kronok ini
menyebabkan saluran pernapasan menjadi hiperesponsif sehinga memudahkan
terjadinya bronkokontriksi, edema, dan hipersekresi kelenjar, yang menghasilkan
perbatasan aliran udara disaluran pernapasan dengan manifestasi klinik yang bersifat
periodik berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, batuk-batuk terutama pada
malam hari atau dini hari/subuh. Gejala ini berhubungan dengan luasnya inflamasi,
yang derajatnya bervariasi dan bersifat reversibel secara spontan maupun dengan atau
tanpa pengobatan (GINA (Global Initiative For Asthma) 2011).
Asma bronkial adalah penyakit obstruksi jalan nafas yang dapat pulih dengan
intermiten yang ditandai oleh penyempitan jalan napas, sehingga mengakibatkan
dispnea, batuk dan mengi. Eksaserbasi akut terjadi dari beberapa menit sampai jam,
serta bergantian dengan periode bebas gejala (Mubarak,2015).
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang
mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh
faktor resiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena
kontriksi bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang ( Almazini,2012).
Asma adalah suatu keadaan dimana sluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul
disegala usia, tetapi umunya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia dibawah 5
tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb,2011).
2. Etiologi
a. Faktor Penjamu
1) Predisposisi genetik
2) Atopi
3) Hiperresponsif saluran pernapasan
4) Jenis kelamin
5) Ras/Etnik
b. Faktor Lingkungan (mempengaruhi berkembangnya asma pada individu dengan
predisposisi asma)
1) Alergen dalam ruangan
a) Mite domestik
b) Alergen binatang
c) Jamur (fungi mold, yeast)
2) Alergen diluar luangan
a) Tepung sari bunga
b) Jamur ( fungi mold, yeast)
c) Bahan dilingkungan kerja
d) Asap rokok
e) Polusi udara
f) Infeksi pernafasan
g) Infeksi parasit
h) Status sosial ekonomi
i) Diet dan obat
j) obesitas
c. Faktor lingkunagan ( mencetus eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala- gejala
asma menetap)
1. Alergen didalam dan diluar ruangan
2. Polusi didalam dan diluar ruangan
3. Infeksi pernapasan
4. Aktifitas fisik (exercice) dan hiperventilasi
5. Perubahan cuaca
6. Sulfur dioksida
7. Makanan oditif (pengawet, penyedap, pewarna makanan), obat-obatan
8. Ekspresi emosi berlebihan
9. Asap rokok
10. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray)
3. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang lazim muncul pada asma bronkial adalah batuk dispnea dan
mengi. Selain gejala di atas ada beberaa gejala yang menyertai diantaranya sebagai
berikut (Mubarak 2016:198):
a. Takipnea dan Orthopnea
b. Gelisah
c. Diaforesis
d. Nyeri adomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan.
e. Kelelahan (Faigue)
f. Tidak toleran terhadap aktivitas seperti makan, berjalan, bahkan berbicara.
g. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai
pernafasan lambat.
h. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi.
i. Sianosis sekunder
j. Gerak-gerak retensi karbon dioksida, seperti berkeringat, takikardi dan pelebaran
tekanan nadi.
k. Serangan dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat hilang
secara spontan.
4. Komplikasi
Komplikasi menurut (manjoer 2007:477) yang mungkin timbul adalah:
a. Phemothora
Keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yang dicurigai.
b. Phemothoran
Dikenal juga sebagai enfisema mediustrum adalah kondisi dimana udara hadir di
mediastrium
c. Bronkitis
Lapisan bagian dalam dari saluran pernafasan di paru-paru yang masih mengalami
bengkak.
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asma bronkial menurut (Amin 2013:49)
a. Edukasi
b. Menilai dan memonitor berat asma secara berkala
c. Mengidentifikasi dan mengendaliakn faktor pencetus
d. Merencanakan dan memberikan pengobata jangka panjang
e. Menetapkan pengobatan pada serangan akaut
f. Kontrol secara teratur
g. Pola hidup sehat

Anda mungkin juga menyukai