Anda di halaman 1dari 21

KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. Pengertian Keanekaragaman Hayati


Menurut Rahayu melalui buku yang dirilis pada tahun 2006, keanekaragaman
ekosistem merupakan salah satu hal terpenting di bumi. Ia digunakan sebagai fungsi
iklim, indikator agar kita mengetahui bila ada suatu perubahan pada ekosistem dan
sistem ekologi. Ia juga dapat dijadikan salah satu aspek yang memengaruhi suatu
perkembangan dan stabilitas serta komunitas suatu organisme.
Sedangkan menurut buku yang ditulis oleh Pahlewi pada tahun 2017,
keanekaragaman hayati atau biodiversitas di Indonesia cukup tinggi. Bahkan, negara kita
yang memiliki iklim tropis ini dikenal sebagai megabiodiversitas di dunia karena
jumlahnya yang cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor
utamanya yaitu iklim yang mendukung flora fauna bertahan hidup dan berkembang.
Pada tahun 2009 Kuswanda menyebutkan bahwa keanekaragaman hayati adalah
suatu kekayaan yang ada di bumi terkait makhluk hidupnya. Namun, tak hanya makhluk
hidupnya aja, karena ia juga kekayaan ekosistem, genetika dan mikroorganisme yang ada
di dalam bumi. Sesuai dengan namanya yaitu keanekaragaman, biodiversitas diartikan
sebagai aneka pendukung bumi yang memiliki banyak jenis.
Biodiversitas adalah suatu tingkat yang ada di dalam bumi dan hal ini menjadi
patokan atau ukuran dalam penentu kesehatan bumi. Keanekaragaman hayati yang ada di
lingkungan suatu ekosistem darat memiliki jumlah yang lebih tinggi daripada
biodiversitas lingkungan di kutub. Hal ini disebabkan oleh iklim atau cuaca karena
biodiversitas merupakan fungsi dari iklim.
Perubahan yang terjadi pada suatu lingkungan dapat berdampak buruk bagi spesies,
hal itu ialah akan terjadinya kepunahan masal suatu spesies. Suatu catatan sejarah
menunjukkan bahwa telah terjadi lima kepunahan masal selama kehidupan berlangsung
di bumi. Sekitar 540 juta tahun yang telah lalu, eon fanerozoikum terjadi pertumbuhan
biodiversitas yang sangat cepat.
Pertumbuhan spesies yang sangat cepat disebabkan oleh suatu ledakan pada saat
filum multiseluler dengan mayoritas besar pertama kali muncul. Lalu sekitar 400 juta
tahun yang lalu, kepunahan masal terjadi atau kerap dikatakan sebagai suatu kerugian
yang besar bagi bidiversitas. Dikatakan pula hutan hujan menjadi salah satu penyebab
kepunahan masal karena adanya suatu karbon yang berlebih.
Dilanjutkan dengan pemunahan masal paling serius pada 251 tahun yang lalu dan
pemulihan yang dilakukan bahwa memakan waktu 30 tahun. Kemudian pemunahan
masal yang terakhir kali ada hingga kini yaitu kepunahan Paleogen yang terjadi sekitar
65 juta tahun yang lalu. Kepunahan ini menjadi hal yang paling menarik perhatian karena
di dalamnya yang punah yaitu hewan dinosaurus.

Keanekaragaman hayati adalah suatu keberagaman makhluk hidup yang didasarkan pada
ciri-ciri yang dapat diketahuinya melalui suatu observasi/pengamatan.
Secara umum, keanekaragaman hayati dibagi menjadi 3:
1. Tingkat Gen
2. Tingkat Individu/spesies
3. Tingkat Ekosistem

1. Keanekaragaman Tingkat Genetik


Keanekaragaman tingkat genetik terjadi karena adanya keanekaragaman susunan
gen. Jadi, perangkat gen itulah yang menentukan ciri dan sifat yang dimiliki oleh suatu
individu. Contohnya? Ya perbedaan tipe rambut tadi. Adanya orang yang berambut
keriting, lurus, ikal, itu terjadi karena adanya keanekaragaman tingkat genetik.
Salah satu contoh lainnya ada pada bunga mawar. Meski sama-sama bunga mawar
dan mempunyai nama spesies Rosa hybrid, tetapi warna mahkota pada bunga mawar bisa
berbeda. Hal ini karena susunan gen penyusun bunga mawar yang satu dengan bunga
mawar yang lain berbeda.

Lalat buah. (Sumber visualsunlimited.photoshelter.com)


Contoh lain juga terjadi pada lalat buah (Drosophila melanogaster). Kalau kita perhatikan
dari gambar, meskipun sama-sama lalat buah, tapi mata lalat ini bisa berbeda, kan? Lalat
yang satu berwarna merah, dan yang satunya berwarna putih. Ini pun menunjukkan bahwa
adanya keanekaragaman genetik.

2. Keanekaragaman Tingkat Individu/Spesies


Berbeda dengan keanekaragaman tingkat genetik, keanekaragaman tingkat
individu/spesies ini menunjukkan adanya jumlah dan variasi dari jenis-jenis organisme.
Lalu, kenapa bisa terjadi keanekaragaman tingkat individu/spesies?
Keanekaragaman ini bisa terjadi karena adanya pengaruh kandungan genetik dengan
habitatnya.
Palem-paleman, contoh keanekaragaman tingkat individu
Contoh dari keanekaragaman individu/spesies ini ada pada Arecaceae atau palem-
paleman. Kalau kita perhatikan secara sekilas, bentuk fisik tanaman ini mirip, kan, Squad?
Padahal, semuanya merupakan jenis/individu yang berbeda. Pohon aren, misalnya. Yang
mempunyai nama latin Arenga pinnata dan Pinang yang nama latinnya Areca
catechu. Selain itu, habitat pohon aren yang biasa tumbuh di pegunungan, mempunyai
struktur daun yang jauh berbeda dengan pohon kelapa yang tumbuh di pantai.
Perbedaan habitat inilah yang menyebabkan setiap tanaman tadi mempunyai ciri
khusus dari tiap spesiesnya.

3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem


Di atas keanekaragaman tingkat genetik dan individu, ada keanekaragaman tingkat
ekosistem. Ini artinya, setiap ekosistem mempunyai keunikan dan ciri khasnya sendiri-
sendiri. Keanekaragaman tingkat ekosistem menggambarkan jenis populasi organisme
dalam suatu wilayah. Adanya keanekaragaman tingkat ekosistem ini ditunjukkan dengan
adanya perbedaan faktor abiotik serta komposisi jenis populasi organismenya.
BUDIDAYA TANAMAN LADA
(Piper Ningrum LINN)

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Lada yaitu tanaman memanjat dan termasuk dalam famili Piperaceae.Tanaman lada
memiliki dua sulur yaitu sulur panjat dan sulur cabang buah. Ketika digunakan sebagai
bibit , sulur panjat akan menghasilkan tanaman yang memiliki sifat memanjat sulur panjat
dan sulur cabang buah , sedangkan sulur cabang buah akan menghasilkan tanaman yang
tidak memanjat atau lada perdu.
Ilustrasi budidaya tanaman lada Selain melezatkan , lada juga punya fungsi yang lain
bagi tubuh manusia. Yaitu mampu membantu kelancaran peredaran darah ,
menghangatkan tubuh dan lain-lain. Maka tidak mengherankan jikalau semenjak jaman
dulu banyak orang yang melaksanakan budidaya tanaman lada , budidaya tanaman lada ini
di kebun atau ladang yang mereka miliki. Salah satu tempat yang terkenal dengan produk
ladanya yaitu Pulau Bangka Belitong.

B. Klasifikasi Lada
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum L.
BAB II
PEMBAHASAN

A. LADA (Piper Ningrum LINN)


Siapa yang tidak kenal komoditas Lada atau juga dikenal dengan merica. Gara-
gara rempah inilah muncul kolonialisme di penjuru dunia. Lada /merica (Piper nigrum
L.) yaitu rempah-rempah berwujud biji-bijian. Lada sangat penting dalam komponen
kuliner dunia terutama di barat (western) dan dikenal luas sebagai komoditi
perdagangan penting. Provinsi Lampung yaitu salah satu negara penghasil lada
terbesar di Indonesia. Indonesia mempunyai peranan penting dalam perdagangan lada
di dunia. Indonesia terkenal dengan pasokan lada putih“Muntok White Pepper” dan
lada hitam ”Lampung Black Pepper”.
Manfaat paling utama lada yang utama yaitu sebagai bumbu masak yang
mampu membuat rasa kuliner menjadi sedap , beraroma merangsang , dan
menghangatkan badan. Karenanya di Indonesia lada digunakan bumbu khusus
masakan-masakan peningkat gairah. Sementara itu di India yang masyarakatnya
dikenal sangat menyukai kuliner berbumbu lada , sehingga hampir sebagian besar
produksi lada mereka untuk konsumsi dalam negeri. Selain untuk bumbu masak , lada
bersama beberapa rempah lain dan umbi-umbian juga digunakan sebagai materi
ramuan jamu tradisional. Lada terutama lada hitam , sering pula disuling untuk
diambil minyaknya. Minyak lada dengan aroma wangi yang khas ini dipergunakan
untuk materi campuran minyak wangi.
Lada hitam (Piper nigrum) yaitu jenis tanaman merambat dalam keluarga
Piperaceae. Dari tanaman pala yang diambil yaitu buahnya kemudian dikeringkan dan
digunakan sebagai perlngkapan bumbu. Buah , yang dikenal sebagai lada ketika
kering , berukuran diamter sekitar 5 mm. Berwarna merah renta ketika matang penuh.
Biji merica , dan merica bubuk berasal dari penggilingan buah lada kering.
Lada telah digunakan sebagai bumbu di India semenjak zaman prasejarah. Lada
berasal dari India dan telah dikenal untuk memasak di India setidaknya semenjak
2000 SM. Catatan J. Innes Miller bahwa meskipun lada ditumbuhkan di Thailand
selatan dan di Malaysia , sumber yang paling penting yaitu India , khususnya Pantai
Malabar , di tempat yang sekarang negara episode Kerala. Perdagangan yang berharga
lebih baik , sering disebut sebagai “emas hitam” dan digunakan sebagai bentuk uang
komoditas. The “sewa lada” istilah masih ada hingga sekarang.
Sejarah kuno lada hitam sering saling terkait dengan (dan resah dengan) bahwa
lada panjang , buah kering dari Piper longum akrab terkait. Bangsa Romawi tahu baik
dan sering disebut baik sebagai hanya “piper”. Bahkan , ia tidak hingga penemuan
Dunia Baru dan paprika chile bahwa popularitas lada panjang seluruhnya ditolak.
Paprika Chili , beberapa di antaranya ketika kering ibarat dalam bentuk dan rasa untuk
lada panjang , lebih mudah tumbuh di aneka macam lokasi yang lebih nyaman ke
Eropa.
Sampai dengan baik setelah Abad Pertengahan , hampir semua lada hitam yang
ditemukan di Eropa , Timur Tengah , dan Afrika Utara berasal dari wilayah Malabar
India. Pada kurun ke-16 , alasannya yaitu pengaruh Portugis , lada tersebar ke
Indonesia , Madagaskar , Malaysia , dan di tempat lain di Asia Tenggara , tetapi
daerah-daerah yang diperdagangkan terutama dengan China , atau lada digunakan
secara lokal. Pelabuhan di tempat Malabar juga berfungsi sebagai pemberhentian
sebagian besar perdagangan rempah-rempah lainnya dari wilayah timur di Samudera
Hindia. Lada Hitam berasal dari India dan dibudidayakan secara luas di sana dan di
tempat lain di tempat tropis. Saat ini Vietnam yaitu negara produsen dan pengeskpor
terbesar di dunia. Produksi vietnam mencapai 34% dari tanaman Piper nigrum dunia
pada 2008.
Lada kering telah digunakan semenjak jaman dahulu sebagai bumbu dan
sebagai obat. Lada hitam yaitu rempah-rempah dunia yang paling diperdagangkan. Ini
yaitu salah satu rempah-rempah yang paling umum ditambahkan ke dalam kuliner
Eropa dan belahan dunia lainnya. Pedasnya lada hitam yaitu alasannya yaitu
kandungan kimia piperin. Ini dapat ditemukan di hampir setiap meja makan di dunia
industri , sering bersama garam meja.
Lada hitam dihasilkan dari buah drupes (tipe buah yang memiliki satu biji)
mentah masih hijau dari tanaman lada Cara pengolahannya yaitu dimasak sebentar
dalam air panas , untuk membersihkan dan mempersiapkannya untuk pengeringan.
Panas dapat memecah dinding sel lada , mempercepat kerja enzim kecoklatan selama
pengeringan. Setelah itu dikeringkan di bawah sinar matahari atau dengan mesin
selama beberapa hari. Buah lada akan menyusut dan keriput dengan warna hitam.
Setelah kering , rempah-rempah ini disebut lada hitam.
Tanaman lada adalah jenis tanaman merambat yang dapat tumbuh empat meter
dengan bertopang pada pohon , tiang , atau teralis. Lada hitam tumbuh di tanah yang
tidak terlalu kering atau rentan terhadap banjir , lembab , dan kaya materi organik.
Tanaman lada dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian kurang dari 3000 kaki di
atas permukaan laut.
Budidaya tanama lada dilakukan dengan stek sekitar 40 hingga 50 cm panjang ,
diikat ke tiang atau pohon sebagai tempat merambatnya. Pohon dengan kulit bergairah
lebih disukai , dibanding pohon yang berkulit halus. Tunas dipangkas dua kali
setahun. Pada tanah kering tanaman muda membutuhkan penyiraman setiap hari
selama isu terkini kemarau untuk tiga tahun pertama. Tanaman berbuah pada tahun
keempat atau kelima , dan biasanya terus berbuah selama tujuh tahun. Satu batang
tanaman lada akan menghasilkan 20 hingga 30 rumpun buah. Panen dimulai segera
setelah satu atau dua buah di dasar dari rumpun mulai menjelma merah. Apabila
terlambat dan buah sudah matang , buah lada akan kehilangan kepedasan.

B. Varietas Lada
1. Petaling 1 : (SK Nomor. 275/Kpts/KB.230/4/1988, tanggal 21 April 1988)
 Umur mulai berbunga : ± 10 bulan
 Bentuk buah : bulat,
 Warna buah : muda hijau, masak merah jingga
 Mulai berbunga s/d buah masak : ± 9 bulan,
 Rata-rata buah pertandan : ± 60 butir,
 Persentase buah sempurna : ± 64,8%,
 Rata-rata hasil produksi : 4,48 ton/ha (± 2,8 kg/pohon) lada putih
kering,
 Ketahanan Penyakit : Agak tahan terhadap penyakit kuning, agak
peka terhadap
busuk pangkal batang.
 Dapat ditanam ditanah-tanah yang kurang subur, pada tanah yang subur di usia
tua pertumbuhannya akan lebih baik. Pemakaian tiang panjat mati dan mulsa
lebih cocok.
2. Petaling 2 : ( Sk nomor. 275/Kpts/KB.230/4/1988, tanggal 21 April 1988)
 Umur mulai berbunga : 11 bulan
 Bentuk buah : bulat besar
 Warna buah : buah muda hijau, buah masak merah jingga
 Mulai berbunga s/d buah masak : ± 8 bulan,
 Rata-rata buah pertandan : ± 80 butir
 Persentase buah sempurna : ± 66,1%
 Rata-rata hasil produksi : 4,80 ton/ha (± 3,0 kg/pohon) lada putih kering
 Ketahanan Penyakit : Agak tahan terhadap penyakit kuning, agak
peka terhadap busuk pangkal batang.
 Dianjurkan tanam di tanah yang bebas penyakit busuk pangkal batang dan
penyakit kuning serta tingkat kesuburan sedang sampai tinggi. Tiang penegak
mati lebih cocok.

3. Lampung Daun Kecil : (Sk Nomor. 465/Kpts/TP.240/7/1993, tanggal 2 Juli


1993)
 Umur mulai berbunga : 7 bulan
 Bentuk buah : lonjong
 Warna buah : buah muda hijau tua, buah masak
kuning kemerahan
 Mulai berbunga s/d buah masak : 196 hari
 Rata-rata buah pertandan : 73,52 butir
 Persentase buah sempurna : ± 48,46%
 Rata-rata hasil produksi : 3,86 ton/ha
 Ketahanan Penyakit : Agak tahan terhadap penyakit kuning,
toleran terhadap busuk pangkal batang.
 Dianjurkan untuk ditanam di daerah yang belum mendapat serangan penyakit
kuning.
4. Chunuk : (SK Nomor 467/Kpts/TP.240/7/1993, Tanggal 2 Juli 1993)
 Umur mulai berbunga : 8 bulan
 Bentuk buah : bulat
 Warna buah : buah muda hijau, buah masak kuning
kemerahan
 Mulai berbunga s/d buah masak : 225 hari
 Rata-rata buah pertandan : 66,56 butir
 Persentase buah sempurna : ± 43,39%
 Rata-rata hasil produksi : 1,97 ton/ha
 Ketahanan Penyakit : Peka terhadap penyakit kuning, toleran
terhadap busuk pangkal batang.
 Dianjurkan tana untuk dibudidayakan sebagai lada perdu.

5. Natar 1 : (SK Nomor 274/Kpts/KB.230/4/1988, tanggal 21 April 1988)


 Umur mulai berbunga : 10 bulan
 Bentuk buah : bulat
 Warna buah : buah muda hijau, buah masak merah jingga,
 Mulai berbunga s/d buah masaK: 8 bulan,
Rata-rata buah pertandan : 57,3 butir,
 Persentase buah sempurna : ± 66,7%,
 Rata-rata hasil produksi : 4,00 ton/ha (± 2,5 kg/pohon) lada hitam kering,
 Ketahanan Penyakit : Agak tahan terhadap penyakit kuning,
medium sampai agak tahan terhadap busuk pangkal batang.
 Dianjurkan tanam di daerah yang tingkat penularan penyakit busuk pangkal
batang belum begitu tinggi. Varietas ini responsive terhadap pupuk dan cahaya.
Pemangkasan tiang panjat hidup 1 x 4 bulan, setinggi ± 3 meter diperlukan
6. Natar 2 : (SK Nomor 275/Kpts/KB.230/4/1988, tanggal 21 April 1988)
Umur mulai berbunga : ±10 bulan
Bentuk buah : bulat hingga lonjong
Warna buah : buah muda hijau muda, buah masak merah
jingga
Mulai berbunga s/d buah masak : ±7 bulan
Rata-rata buah pertandan : 56 butir
Persentase buah sempurna : 60%
Rata-rata hasil produksi : 3,53 ton/ha (± 2,5 kg/pohon) lada hitam kering
Ketahanan Penyakit : Agak tahan terhadap penyakit kuning, rendah
sampai peka terhadap busuk pangkal batang.
Dianjurkan tanam di daerah yang tingkat kesuburan sedang sampai tinggi, belum
tertular penyakit busuk pangkal batang. Untuk lampung tidak boleh tiang penegak
hidup terlalu rimbun daunnya. Tiang penegak harus dipangkas 1 x 4 bulan, setinggi
± 3 meter.

C. Iklim Dan Media Tanam


1. Iklim
Iklim yang sesuai untuk tanaman lada adalah:
a. Curah hujan 2.000-3.000 mm / th.
b. Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
c. Suhu udara 20 0 C - 34 0 C.
d. Kelembaban udara 50% - 100% dan Kelembaban udara optimal antara 60% -80%
e. Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
2. Media Tanam
a. Subur dan kaya materi organik.
b. Tidak tergenang air atau terlalu kering.
c. pH tanah 5 ,5-7 ,0.
d. Warna tanah merah hingga merah kuning ibarat Podsolik , Lateritic , Latosol dan
Utisol.
e. Bahan humus tanah sedalam 1-2 ,5 m.
f. kelerengan / kemiringan lahan maksimal ± 300.
g. Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.
h.
D. Bibit Biji Dan Bibit Stek
1. Bibit Biji
Pada pembibitan dari biji harus dipilih bibit yang sempurna tua.
2. Bibit Stek
Umumnya lada diperbanyak melalui vegetatif yaitu dengan cara stek. Stek-stek yang
baik berasal dari sulur panjat yang tumbuh keatas dan melekat pada pohon cadangan.
Bibit stek dengan ukuran minimal 7 ruas dapat diambil terus-menerus dari suatu
tanaman .

Pembibitan
- Terjamin kemurnian jenis bibitnya
- Berasal dari pohon induk yang sehat
- Bebas dari hama dan penyakit
- Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun
(Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)
Pengolahan Media Tanam
a. Cangkul 1 , pembalikan tanah sedalam 20-30 cm
b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu

Dosis kapur pertanian :


Pasir dan Lempung berpasir:
1. pH Tanah 3 ,5 ke 4 ,5 = 0 ,6 ton/ha; pH Tanah 4 ,5 ke 5 ,5 = 0 ,6 ton/ha; pH
Tanah ke 6 ,5 = 0 ,9 ton/ha
Lempung:
2. pH Tanah 3 ,5 ke 4 ,5 = 0 ,6 ton/ha; pH Tanah 4 ,5 ke 5 ,5 = 1 ,7 ton/ha; pH
Tanah ke 6 ,5 = 0 ,9 ton/ha
3. Lempung Berdebu: pH Tanah 3 ,5 ke 4 ,5 = 0 ,6 ton/ha; pH Tanah 4 ,5 ke 5 ,5 = 2
,6 ton/ha; pH Tanah ke 6 ,5 = 3 ,2 ton/ha
4. Lempung Liat: pH Tanah 3 ,5 ke 4 ,5 = 0 ,6 ton/ha; pH Tanah 4 ,5 ke 5 ,5 = 3 ,4
ton/ha; pH Tanah ke 6 ,5 = 4 ,2 ton/ha
E. Penanaman, Pemeliharaan, Panen Lada panjat
1. Teknik Penanaman
a. Sistem penanaman yaitu monokultur (jarak tanam 2m x 2m) , tetapi juga mampu
ditanam dengan tanaman lain (tumpang sari)
b. Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm , bawah 40 cm x 15 cm
dan kedalaman 50 cm
c. Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam
Waktu penanaman sebaiknya isu terkini penghujan atau peralihan dari isu terkini
kemarau kemusim hujan , pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore
Cara penanaman : menghadapkan episode yang ditumbuhi akar lekat kebawah ,
sedangkan episode belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas
Taburkan pupuk sangkar 0 ,75-100 gram/tanaman
Tutup lubang tanam dengan tanah galian episode atas
2. Pemeliharaan.
a. Bersihkan kebun dari rerumputan pengganggu.
b. Pangkaslah pohon-pohon pemanjat , pada isu terkini penghujan dengan
pemangkasan berat dan pada isu terkini kemarau dengan pemangkasan ringan.
c. Ikatlah tanaman pada tiang-tiang pemanjat biar tanaman melekat pada tiang
sebelum akar perekat menjadi kuat.
d. Yang diikat hanyalah cabang yang tumbuh keatas sedangkan cabang-cabang
samping tidak perlu.
e. Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan
penyiangan.
f. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman lada bertujuan untuk:
a. Memperoleh cabang samping / buah dari setiap buku ruas.
b. Mendapatkan pohon yang rimbun.
c. Menjamin keseimbangan pertumbuhan dari kedua pengisap utama.
Bila stek telah tumbuh dan memiliki 8 - 9 buku / ruas dari tanah harus dipangkas
25-30 cm.
Bila tunas tumbuh pada batang stek utama , tunas tersebut sebagian dipangkas dan
dijadikan bibit kembali. Sementara tunas yang lain dipanjatkan ke panjatan.
Pengisap yang telah mencapai ujung tiang panjat haris sering dipangkas biar tidak
lebih tinggi lagi. Begitu pula dengan cabang-cabang yang menutupi tanah.
g. Pemupukan
Untuk menerima pertumbuhan dan hasil yang tinggi tanaman lada perlu
diberikan pupuk organik (pupuk sangkar , kompos) dan pupuk anorganik (pupuk
buatan).
Pupuk organik diberikan sebagai pupuk pendahuluan sebanyak 5-10 kg per
lubang tanaman. Untuk pupuk buatan dapat diberikan pupuk Urea , TSP dan KCL.
Dosis pupuk.
Dosis pupuk tergantung kepada kesuburan tanah , umur tanaman , dan lain-
lain.
Sebagai fatwa umum pemupukan lada dengan Urea , TSP dan KCL dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Untuk tanaman muda:
1. Umur 8-12 bulan:
Urea : 50 gr/pohon/tahun.
TSP : 25 gr/pohon/tahun.
KCL : 20 gr/pohon/tahun.
2. Umur 1-2 tahun:
Urea : 100 gr/pohon/tahun.
TSP : 50 gr/pohon/tahun.
KCL : 40 gr/pohon/tahun.
3. Umur 2-3 tahun:
Urea : 200 gr/pohon/tahun.
TSP : 100 gr/pohon/tahun.
KCL : 80 gr/pohon/tahun.
b. Untuk tanaman yang sudah berproduksi.
Dosis pupuk yang diberikan sebagai berikut:
Urea : 400 — 500 kg/Ha/Tahun.
TSP : 400 – 500 kg/Ha/Tahun.
KCL : 300 — 375 kg/Ha/Tahun.
Waktu pemupukan.
Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun , yakni pada setiap awal dan selesai
isu terkini penghujan diberikan masing-masingnya setengah bahagian dari dosis
diatas.
Cara pemupukan.
 Buatlah lubang pdpuk/parit kecil disekeliling pangkal batang sejarak ujung
dari tajuk pohon.
 Campurkanlah pupuk Urea , TSP dan KCL sesuai dengan dosis kemudian
dimasukkan ke dalam lubang pupuk tersebut.
 Setelah pupuk dimasukkan segera ditutup kembali dengan tanah.
Catatan:
Pupuk dapat diberikan secara sendiri-sendiri atau secara campuran.
Pencampuran Urea , TSP dan KCL hanya dapat dilakukan apabila setelah
pencampuran tersebut segera dilaksanakan pemupukan , dan pupuk yang
sudah tercampur tadi harus habis dalam satu kali pemupukan.

F. Hama dan Penyakit Tanaman Lada


Hama Tanaman Lada
a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam , ukuran 3-5 mm. Serangga remaja lebih suka menyerang bunga
, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain jikalau Nimfanya (serangga
muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman.
Pengendalian : memotong cabang batang.
b. Hama bunga
Ciri: Serangga remaja berwarna hitam , sayap ibarat jala , terdapat tonjolan pada
punggungnya , ukuran panjang tubuh 4 ,5 mm dan lebar 3 mm.
Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan
menjadikan kegagalan pembuahan , siklus hidupnya sekitar 1 bulan.
Pengendalian: penyemprotan PESTONA , serta dapat juga dilakukan pemotongan
pada tandan bunga.
c. Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan , nimfanya tidak bersayap , berwarna
bening dan empat kali ganti kulit. Serangga remaja atau nimfanya menyerang buah
sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada
tandan buah , siklus hidupnya sekitar 6 bulan.
Pengendalian : musnahkan telur dipermukaan daun , cabang , dan yang ada pada
tandan buah.
d. Penyakit Tanaman Lada
a. Penyakit bacin pangkal batang (BPP)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis.
Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal
batang menyampaikan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun
berubah warna menjadi layu (berwarna kuning).
Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB.
e. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya aneka macam persyaratan agronomis serta serangan
cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan
nematoda lain ibarat Heterodera SP , M incognita dan Rotylenchus Similis.
Gejala: menyerang akar tanaman lada , ditandai menguningnya daun lada , akar
rambut mati , membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun
menguning tergantung berat ringannya bisul dan kesuburan tanaman.
Pengendalian: Pemberian pupuk sangkar , pengapuran , pemupukan sempurna dan
seimbang , dukungan Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.

G. Panen-Pasca Panen
Pada umur 3 tahun tanaman sudah mulai berproduksi dan bertambah hingga berumur
5 -8 tahun. Jika perawatan tanaman baik , , tanaman lada dapat berproduksi hingga usia
15 tahun atau lebih.
Buah dipanen setelah buah berubah warna dari hijau menjadi kuning hingga kemerahan.
Buah harus segera dipanen ketika satu atau dua sudah mulai matang (berwarna merah).
Panen dilakukan ketika buah lada sudah matang, yang ditandai dengan satu atau dua
biji lada yang telah berubah warna menjadi kemerahan. Buah harus dipetik secara
selektif, dan panen harus dilakukan sesering mungkin selama musim panen. Denga
seringnya dilakukan pemetikan selama musim panen, diharapkan buah yang dipetik
menjadi seragam. Bila pemetikan lada hanya dilakukan satu atau dua kali selama musim
panen, kemungkinan buah yang kurang matang akan ikut terpetik.
Buah lada yang telah jatuh ke tanah harus diambil secara terpisah dan tidak boleh
dicampur dengan buah lada yang berasal dari pohon. Buah lada yang jatuh ke tanah
harus diproses secara terpisah untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Pemetikan lada harus dilakukan dengan cara yang higienis/bersih, dikumpulkan dan di
angkut di dalam kantong atau keranjang yang bersih untuk dibawa ke tempat yang telah
disiapkan untuk dilakukan proses lebih lanjut. Keranjang atau kantong yang telah
dipergunakan untuk menyimpan bahan kimia pertanian tidak boleh digunakan untuk
mengemas buah lada. Setiap kantong atau keranjang yang akan digunakan harus
dibersihkan untuk memastikan bahwa kantong atau keranjang tersebut bebas dari bahan-
bahan yang dapat menimbulkan kontaminasi.

1. Perontokan
Buah lada sebaiknya dirontokkan terlebih dahulu untuk memisahkan buah lada
dengan tangkainya. Perontokan buah lada dapat dilakukan dengan menggunakan
mesin atau secara manual. Bila jumlah buah lada yang akan dirontok cukup banyak,
direkomendasikan menggunakan mesin perontok yang bayak tersedia dengan
berbagai tipe.
Perontokkan harus dilakukan secara hati-hati supaya buah lada tidak rusak
selama proses ini dilakukan. Pastikan bahwa alat perontok sudah benar-benar bersih
sebelum digunakan khususnya bila alat tersebut sudah lama tidak digunakan. Pada
perontokkan dengan mesin dianjurkan supaya buah yang dirontok langsung direndam
dalam air untuk mencegah perubahan warna karena proses pencoklatan.
Buah lada yang telah dirontok harus dipisahkan dari biji buah lada yang kecil, tidak
matang dan lada menir untuk menjaga mutu lada putih yag dihasilka. Pemisahan dapat
dilakukan secara manual atau menggunakan mesin pengayak.
3. Perendaman
Perendaman dapat dilakukan dalam karung atau keranjang, dalam air mengalir
atau kolam perendaman dan harus terendam sepenuhnya. Perendaman yang dilakukan
dalam air yang tidak mengalir, harus dilakukan penggantian air paling tidak dua hari
sekali.
Pada perendaman dalam air yang megalir harus dipastikan bahwa tidak ada
aktivitas sehari-hari yang dilakukan di bagian hulunya. Karung harus dibalik-balik
dari waktu ke waktu untuk mejamin proses perendaman yang merata. Proses
perendaman dilakukan sampai kulit lada menjadi lunak untuk memudahkan proses
pengupasan pada pemisahan kulit dari biji. Biasanya perendaman buah lada dilakukan
10-14 hari. Perendaman dapat dilakukan lebih singkat kalau proses pengupasannya
dilakukan dengan mesin yaitu 5-7 hari.
4. Pengupasan dan Pencucian
Pengupasan kulit lada setelah perendaman dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pengupasan dapat dilakukan dengan mesin pengupas setelah perendaman dalam
waktu yang lebih singkat daripada cara tradisional. Selama proses ini berlangsung
perlu diperhatikan agar biji lada tidak rusak. Yang paling baik pengupasan dilakukan
di dalam air, atau dengan air yang mengalir untuk mencegah perubahan warna.
Sesudah pengupasan, biji lada harus dicuci dengan air yang bersih untuk
menghilangkan sisa-sisa kulit sebelum pengeringan.
5. Pengeringan
1. Penjemuran/pengeringan dengan sinar matahari (Sun Drying)
Lada sebaiknya dikeringkan di bawah sinar matahari untuk mendapatkan warna
putih kekuningan.
2. Pengeringan dengan mesin pengering
Buah lada juga dapat dikeringkan dengan menggunakan alat pengering pada
temperatur di bawah 60 °Cabe merah, untuk mencegah kehilangan minyak atsiri.
Lada putih harus dikeringkan sampai kadar air di bawah 12%.
3. Pengeringan dengan bahan bakar padat
Temperatur yang dibutuhkan tidak lebih dari 60°Cabe merah dan tidak ada
kontaminasi dari asap. Pengeringan dilakukan dengan memanfaatkan potongan
kayu, limbah kelapa, dan limbah kebun lainnya sebagai bahan bakar.
6. Sortasi dan Pengemasan
Biji lada putih yang sudah kering, harus dibersihkan dan dipilih sesuai dengan
kebutuhan pasar. Tujuan sortasi adalah memisahkan kotoran, kulit, tangkai buah atau
benda asing lainnya yang masih menempel pada biji lada sehingga memenuhi standar
untuk mendapatkan harga yang diharapkan.
Lada kering yang sudah bersih dikemas dalam kantong yang bersih dan kering atau
kemasan lain yang cocok untuk penyimpanan dan pengangkutan. Kantong harus
benar-benar bersih dan bila perlu dilakukan pemeriksaan secara seksama untuk
memastikan bahwa kantong tersebut bebas dari debu atau benda-benda asing.
7. Penyimpanan
Lada harus disimpan ditempat bersih, kering, dengan ventilasi udara yang cukup, di
atas bale-bale atau lantai yang ditinggikan, bebas dari hama tikus dan serangga. Lada
tidak boleh disimpan bersama dengan bahan kimia pertanian atau pupuk yang dapat
menimbulkankontaminasi.

H. Pengolahan Hasil
1. Lada Putih
Membuat lada putih memerlukan 3 langkah pengolahan yaitu:
a. Perendaman
Buah lada setelah panen dimasukkan kedalam karung dan direndam dalam air
yang mengalir selama 7 - 10 hari.
b. Pembersihan
Buah lada yang telah direndam dibersihkan dengan cara diinjak-injak untuk
menghilangkan kulit dan tangkai buah.
c. Pengeringan
Lada yang sudah dibersihkan kemudian dikeringkan. Waktu pengeringan kurang
lebih selama 3 hari. Harga air lada kering sebaiknya kurang dari 10%.
2. Lada Hitam
Yang dimaksud lada hitam yaitu buah lada yang masih hijau dipanen kemudian
dijemur selama 2 - 3 hari. Setelah kering dibersihkan dari tangkai dan ranting.

I. MANFAAT LADA

Selain digunakan untuk menambah rasa pedas dan hangat dalam masakan, lada
pun mempunyai manfaat lain bagi tubuh. Lada mempunyai kandungan zat kavisin. Di
dalam tubuh, kavisin bekerja meredam aktivitas otak ketika meneima sinyal rasa sakit
yang disalurkan dari sistem saraf.

Senyawa kavisin yang membawa rasa pedas ini berkhasiat mengurangi keluhan
sakit yang dikirimkan oleh otak. Sementara itu, zat-zat lain yang terkandung dalam lada
rempah juga dapat mengatasi beberapa gangguan seperti bau badan, datang bulan tidak
lancar, panas dalam, sakit gigi, dan penyakit kulit. Secara khusus, terdapat beberapa
manfaat dan khasiat lada putih bagi tubuh antara lain:
1. Membantu Meredakan Arthritis atau Radang SendiLada putih memiliki kandungan
capsaicin yang juga dimiliki cabai. Senyawa ini mempunyai sifat anti-inflamasi.
Oleh sebab itu, lada putih dapat meredakan nyeri sendi, pembengkakan otot, dan
peradangan pada sendi.
2. Membantu Menurunkan Berat Badan
Lada putih juga mengandung capsaicin mempunyai khasiat membakar lemak
dalam tubuh dan meningkatkan metabolisme. Capsaicinjuga diketahui dapat
mengontrol nafsu makan sehingga mencegah makan secara berlebihan. Dengan
demikian, capsaicin bagus untuk menurunkan berat badan secara alami.
3. Membantu Mengobati Kanker
Capsaicin juga dapat membunuh sel-sel kanker dalam tubuh. Namun penelitian
lanjutan untuk mengukuhkan temuan ini masih terus dilakukan.
4. Meringankan Sakit Kepala
Sakit di kepala dirasakan ketika neuropeptida mengirimkan sinyal sakit ke otak.
Capsaicin dapat berfungsi menghalangi transmisi sinyal tersebut, sehingga gejala
sakit kepala menjadi lebih ringan.
5. Mengatasi Batuk
Mencampurkan lada putih yang sudah dihaluskan dengan sedikit madu dapat
mengatasi batuk secara alami. Kedua bahan ini mempunyai sifat antibiotik dan
menghasilkan sensasi hangat sehingga batuk berkurang.
6. Meredakan Hidung Tersumbat
Hidung tersumbat karena influenza dapat diatasi dengan lada putih. Lada diketahui
mempunyai efek anti-inflamasi. Hal ini akan membantu meningkatkan imunitas
tubuh dalam menekan infeksi, sekaligus melegakan saluran pernafasan.
7. Mencegah Luka Lambung
Lada putih bisa membunuh bakteri yang mengakibatkan tukak pada lambung dan
dinding usus dengan zat antibakteri di dalamnya.
8. Mengontrol Tekanan Darah
Kandungan flavonoid, vitamin C, dan vitamin A dalam lada putih dapat membantu
mengendalikan tekanan darah.
9. Mencegah Retensi Air pada Tubuh
Cairan yang terlalu banyak di dalam tubuh, terutama di sekitar jantung dapat
menghambat kinerja organ. Retensi air dalam tubuh juga bisa mengakibatkan
kesulitan bernafas karena tekanan air pada paru-paru.
10. Memiliki Sifat Antioksidan
Flavonoid dan vitamin dalam lada putih bersifat antioksidan. Cara kerja antioksidan
ini dengan melawan bakteri dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
11. Meningkatkan Kinerja Organ Pencernaan Makanan
Lada putih dapat mensekresi asam klorida yang berfungsi membantu pencernaan
makanan. Dengan begitu, tubuh dapat terhindar dari diare, konstipasi, dan sakit
perut.
12. Mengobati Sakit Gigi
Lada putih bubuk dapat dicampurkan dengan minyak cengkeh atau garam meja
untuk meredakan sakit gigi.
13. Mencegah Perut Kembung
Lada putih mempunyai sifat karminatif yang dapat mencegah pembentukan gas
dalam usus.
14. Berfungsi Sebagai Scrub
Lada putih yang ditmbuk kasar dapat digunakan sebagai scrub untuk
menghilangkan sel-sel kulit mati dari permukaan kulit. Antioksidan pada lada putih
juga dapat memperlancar sirkulasi darah dan oksigen, sehingga kulit terlihat lebih
segar.
15. 15. Menghilangkan Ketombe
Lada rempah bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan ketombe di kepala.
Campurkan lada putih dengan yogurt untuk masker kulit kepala. Setelah setengah
jam, cuci rambut seperti biasa. Sifat panas pada lada putih juga berguna untuk
menyuburkan rambut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peluang Usaha Budidaya Lada Perdu dalam Polybag Modern. Diakses dari
https://www.areablogger.com/ peluang-usaha-budidaya-lada-perdu-dalam-polybag-
modern/#rawat
2.

Anda mungkin juga menyukai