SKRIPSI
ELSHA SASKIA
10100114021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018
HUBUNGAN LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN
FORCED EXPIRATORY VOLUME (FEV1) DAN FORCED VITAL
CAPACITY (FVC) PADA PEROKOK PASIF MAHASISWA
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG TAHUN 2018
SKRIPSI
ELSHA SASKIA
10100114021
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh nama yang disebutkan
di atas telah diperiksa dan direvisi, secara lengkap dan memuaskan.
Pembimbing I
Pembimbing II
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Hubungan Lama Paparan Asap Rokok dengan Forced Expiratory Volume
(FEV1) dan Forced Vital Capacity (FVC) pada Perokok Pasif Mahasiswa
Universitas Islam Bandung Tahun 2018”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
Penyusunan skripsi ini berhasil disusun tidak lepas karena bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang ikut terlibat. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Islam Bandung Prof. Dr. H.
Edi Setiadi, S.H., M.H. dan Prof. Dr. Hj. Ieva B. Akbar, dr., AIF selaku dekan
dr., Sp.KK (K)., selaku Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Bandung, Dr. H. Nugraha Sutadipura, dr., M.Sc., selaku Wakil Dekan II Fakultas
selaku Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, yang
Cice Tresnasari, dr., Sp. KFR., M.Kes selaku pembimbing I, dan Yuli
Susanti, dr., M.M selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan waktu dan
dalam pembuatan skripsi ini. Tita Barriah Siddiq, dr. selaku dosen wali yang telah
iii
memberikan dorongan, motivasi, pengertian, dan tenaganya dalam membantu
penyusunan skripsi ini. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Bandung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Ayahanda Ir. H. Asep Suswanda dan Ibunda Hj. Susilawati, Spd, serta Adik
tercinta Ira Aura Islami, Keluarga Besar Sukabumi yang senantiasa mendoakan
dan memberikan dukungan moral, semangat, motivasi, doa yang tidak hentinya
Sahabat tersayang yang selalu menemani dan ada dalam suka maupun
duka, Ones Putri Fitriana, Rhesa, Indah, Bela, Dilla, Rafi Abdurafi, Rizky Ahmad
Sholeh, Ayu Insafi yang saling mengingatkan penulis dan berjuang bersama untuk
dalam menyelesaikan skripsi. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
penyusunan skripsi ini, penulis pernah melakukan kesalahan dan kekhilafan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Akhirnya, dengan segala hasil yang ada, penulis berharap skripsi ini dapat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………… i
ABSTRACT………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL………………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xi
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….1
v
2.1.2.2 Kapasitas Paru………………………………………………11
2.1.3 Spirometri……………………………………………….............13
3.1.1 Populasi………………………………………………………....22
vi
3.2.6.1 Pengolahan Data…………………………………………...27
4.2 Pembahasan….....…………………………………………………...
32
5.1 Simpulan…………………………………………………………… 37
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA…...………………………………………………... 39
LAMPIRAN…...……………………………………………….................. 42
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Paru-Paru ……………………………………9
Gambar 2.2 Medial View Paru Dan Hilus…………………….........10
Gambar 2.3 Spirogram Kapasitas Paru-Paru Dan Volume Paru…....12
Gambar 2.4 Interpretasi Spirometer………………………………...15
Gambar 2.5 Bagan Kerangka Pemikiran……………………………20
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian………………………………….25
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian………………….. 25
Tabel 3.2 Waktu Penelitian…………………………………. 29
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin... 30
Tabel 4.2 Gambaran Lama Paparan Asap Rokok…………... 31
Tabel 4.3 Gambaran Nilai Kapasitas Paru Perokok Pasif 31
viii
Terhadap FEV1 dan FVC………………………...
Tabel 4.4 Hubungan Antara Antara Lama Paparan Asap
Rokok Dengan FEV1 Dan FVC………………… 32
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden…………….......42
Lampiran 2 Pernyataan Kesediaan Responden……………………... 43
Lampiran 3 Profil Responden..………………….……………….......44
Lampiran 4 Hasil Analisis Statistik.....................................................45
Lampiran 5 Permohonan Izin Penelitian Dan Pengambilan Data…...46
Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian, Peminjaman Laboratorium
dan Alat ………………………….……………………..47
x
DAFTAR SINGKATAN
VC : Vital Capacity
VR : Volume Residu
VT : Volume Tidal
xi
BAB I
PENDAHULUAN
yang pernah dihadapi. World Health Organization (WHO) pada tahun 2016
menyatakan bahwa tembakau membunuh sekitar 6 juta orang per tahun. Lebih
dari 5 juta kematian mereka adalah hasil dari penggunaan tembakau secara
langsung, sementara lebih dari 600.000 adalah hasil dari bukan perokok yang
terpapar asap tangan kedua atau second-hand smoke. Lebih dari 80% dari satu
menengah.1 The ASEAN Tobacco Control Report pada tahun 2012, menyebutkan
bahwa jumlah perokok di negara-negara ASEAN mencapai 127 juta orang dewasa
dan negara Indonesia menyumbang perokok terbesar, yakni 65.000.000 juta orang
bahwa sekitar 36% penduduk Indonesia merokok, jumlah perokok aktif pria
masih sangat tinggi dengan prosentase perokok pria usia 15 tahun ke atas sekitar
76,2% dan wanita 3,6%. Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
meningkat dari 34,2% pada tahun 2007 menjadi 36,3% pada tahun 2013.
Penduduk Indonesia usia 30-34 tahun dan merokok aktif setiap hari mencapai
1
2
Jumlah penduduk di Jawa Barat yang termasuk perokok aktif masih cukup
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari laporan RISKESDAS tahun 2013 bahwa proporsi
penduduk usia 10 tahun atau lebih di kota Bandung yang merokok aktif setiap hari
mencapai 27,1%. 4
rokok maupun menggunakan pipa. Asap yang dihasilkan rokok terdiri dari asap
utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama
adalah asap tembakau yang diisap langsung oleh perokok, sedangkan asap
samping adalah asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, sehingga dapat
smoking dikategorikan sebagai bukan perokok yang menghisap asap rokok para
perokok aktif paling tidak 15 menit dalam satu hari selama satu minggu. 6 Paparan
asap rokok lingkungan telah banyak dibuktikan sebagai faktor resiko berbagai
masalah kesehatan.7
menjadi terpapar asap rokok lingkungan. Seorang yang terpapar asap rokok
lingkungan rentan akibat penyakit, karena menghisap asap sampingan yang 3 kali
Lebih dari 600.000 orang bukan perokok meninggal dunia akibat asap
rokok (perokok pasif). Sekitar 165.000 anak meninggal karena menjadi perokok
pasif, terutama di Asia Tenggara dan Afrika. Merokok pasif dapat mengakibatkan
3
sekitar 379.000 kasus kematian akibat penyakit jantung, 165.000 kasus kematian
akibat penyakit pernapasan, 36.900 kasus kematian akibat asma, dan 21.400 kasus
Beberapa diantaranya bersifat racun, beberapa lainnya dapat merubah sifat sel-sel
tubuh menjadi ganas. Setidaknya terdapat 3 zat yang sering kita dengar yaitu:
2011 menunjukkan bahwa risiko terkena kanker serviks meningkat pada perokok
myocardial infraction.14
Hasil survei paparan asap rokok kepada perokok pasif di daerah Indonesia
menyatakan sering, 23,1% menyatakan jarang dan 2,2% menyatakan tidak pernah
perokok meninggal karena perokok aktif, satu perokok pasif meninggal karena
terpapar asap rokok orang lain. Berdasarkan perhitungan rasio ini maka sedikitnya
fungsi paru dan kadar cotinine pada urin karyawan kafe dan restoran yang
terpapar asap rokok orang lain di kota Semarang dari 70 responden yaitu 52
(74,3%) memiliki fungsi paru yang masih normal,14 orang (20%) mengalami
Di dalam tubuh paparan asap rokok orang lain dapat meningkatkan sekresi
mukus di saluran pernapasan dan memperlambat gerak silia (bulu getar) yang
untuk mengeluarkan benda asing dan mukus menjadi berkurang, dinding saluran
pengambilan udara untuk bernafas. Paru paru tidak dapat mengambil oksigen
yang di perlukan oleh tubuh secara maksimal dan kapasitas paru akan mengalami
penurunan, oleh karena itu dampak paparan asap rokok orang lain dapat
ekshalasi dari volume udara seseorang dalam suatu waktu. Fungsi paru dapat
ketahui melalui aspek penting dari tes spirometri beberapa diantaranya adalah
Volume Ekspirasi Paksa detik pertama atau FEV 1 (Forced Expiratory Volume in
one second), Kapasitas Vital Paru atau FVC (Forced Vital Capacity), dan Rasio
seseorang.19,20
dengan berkumpul bersama teman, atau sekedar duduk di kantin atau kafe. Hal
Lama Paparan Asap Rokok dengan Forced Expiratory Volume (FEV1) dan
Forced Vital Capacity (FVC) pada mahasiswa perokok pasif Universitas Islam
(Forced Expiratory Volume in one second) dan FVC (Forced Vital Capacity) pada
in one second) dan FVC (Forced Vital Capacity) pada perokok pasif.
penelitian selanjutnya.
Paru merupakan organ vital pada sistem respirasi. Paru terletak pada
rongga thoraks. Fungsi utama paru adalah memberikan oksigen pada darah
dengan cara menyalurkan udara yang dihirup ke kapiler pulmonal. Paru sehat
memiliki 2 lobus yaitu, lobus kanan dan lobus kiri yang dipisahkan oleh
mediastinum. paru kanan lebih besar dibanding paru kiri dan memiliki 2 fisura,
Bagian paru paru terdiri dari Apex yang merupakan ujung tumpul pada
bagian superior, berada dalam satu garis bersama iga ke satu dan dilapisi oleh
pleura cervicalis, lalu Base adalah bagian cekung pada dasar paru, selanjutnya
Hilus paru adalah wedge-shaped area tempat keluar masuknya root ke paru, dan
Roots of the lungs merupakan bagian paru yang terdiri dari bronki, arteri
lympatik. Paru paru memiliki dua lobus yaitu lobus kiri dan kanan, lobus pada
paru kanan terbagi menjadi tiga lobus yaitbagian atas, bagian tengah dan bagian
bawah yang dibagi oleh fisura horizontalis dan fisura obliqua. Sedangkan, pada
paru kiri terbagi menjadi dua lobus atas dan bawah, dipisahkan oleh fisura
obliqua.
Pada permukaan paru terdapat costa yang berukuran besar, halus dan
cembung dan berhubungan dengan costa pleura. Lalu terdapat Mediastinal yang
permukaan paru kanan terdapat alur dari esophagus dan cardiac impression. Pada
perrmukaan paru kiri terdapat cardiac impression yang lebih besar dari sebelah
kanan dan terdapat groove of arch aorta dan groove of descendding aorta. Dan
pada permukaan paru terdapat diafragma yang merupakan cekungan sebagai dasar
paru.
Volume paru adalah jumlah volume udara yang terdapat di dalam paru.
Pada orang normal dengan keadaan istirahat, dapat bernapas 12x per menit.
Terdapat empat volume udara paru yang jika dijumlahkan, sama dengan
antaranya:
dapat dihirup setelah akhir dari inspirasi normal. Nilai normal pada
laki laki adalah 3000 ml, sedangkan pada wanita yaitu 1.900 ml.2
3. Exspiratory reserve volume, adalah volume udara maksimal yang
ml.23
Kapasitas vital paru adalah kombinasi dari dua atau lebih volume paru
yang menggambarkan suatu kejadian pada siklus paru.23 Kapasitas paru dapat
Volume ini merupakan jumlah udara yang tersisa dalam paru pada
ml.23
2.1.3 Spirometri
capacity (VC), forced expired volume in one second (FEV1), forced expiratory
flow (FEF), peak expiratory flow (PEF) dan force vital capacity ( FVC).
pengosongan paru.
Volume udara ini sangat penting dan dalam keadaan normal nilainya
kurang lebih sama dengan VC, tetapi sangat berkurang pada pasien
antara lain untuk diagnostik yaitu untuk mengevaluasi tanda dan gejala dari
pemeriksaan lab yang abnormal, mengukur efek suatu penyakit terhadap fungsi
paru, menilai risiko sebelum operasi, menilai suatu prognosis khususnya pada
program fisik berat. Spirometri juga di gunakan sebagai alat monitoring yaitu
paru, menilai individu yang terpapar pencemar udara dan memantau efek
samping obat yang bersifat toksis terhadap paru. Untuk evaluasi kecacatan
bronkitis kronik, atau penyakit paru restriksi seperti fibrosisi pulmonar. Nilai
2.1.4 Rokok
Rokok adalah produk tembakau yang diolah dalam bentuk cerutu atau
bentuk lainnya yang di buat dari tanaman Nicotiona tabacum, Nicotiana rustica
dan spesies lainnya. Komponen rokok diantaranya adalah zat nikotin, tar dan
rokok dibakar maka akan menghasilkan lebih dari 7000 bahan kimia, setidaknya
kimia yang terkandung didalam rokok diantaranya adalah tar, benzene, cadmium,
arsenic. Secara umm bahan kimia yang terdapat pada rokok dibagi menjadi empat
yaitu Bahan penyebab kanker (karsinogen) yang dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
karsinogen lengkap, yaitu bahan kimia yang setelah dilakukan penelitian terhadap
binatang dapat menimbulkan kanker apabila melebihi batas tertentu. Pemicu atau
inisiator tumor.
dimulai. Bahan pemicu kanker utama yang terdapat pada asap rokok yaitu
terdiri dari bahan iritans dapat yang menimbulkan iritasi. Iritasi ini terutama pada
lebih banyak.
Lebih dari 10 senyawa pada rokok yang dapat menimbulkan iritasi, namun
yang terpenting adalah senyawa acrolein. Karbon monoksida dan gas-gas lainnya
juga terdapat dalam kandungan rokok, gas yang dihirup dari sebatang rokok
kedalam tubuh manusia tersebut akan berikatan dengan hemoglobin dalam bentuk
akibat asap rokok ini bisa mencapai 15%. Selanjutnya adalah Nikotin (Nicotiana
tabacum) yang merupakan zat, atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat
dalam nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
Kepulan asap rokok yang bersumber dari hasil pembakaran rokok disebut
dengan sidestream smoke, sedangkan asap rokok yang langsung dihirup oleh
dan mainstream smoke yang dihembuskan perokok kemudian dihirup oleh orang
lain sehingga orang tersebut disebut dengan secondhand smoke atau perokok
pasif. Bahan kima yang terkandung pada sidestream smoke diketahui 10 kali lebih
hingga enam kali tumor pada kulit mencit. Sidestream smoke juga terbukti dapat
yang serius bagi anak-anak, bersifat karsinogen dan juga menyebabkan kanker
yang didapat hanya sebentar.30. Penelitian yang dilakukan di China oleh Xianglan
Zhang pada tahun 2004 memperlihatkan hasil bahwa seorang wanita yang
tinggi dibanding wanita yang menikah dengan seorang laki-laki yang bukan
perokok.31 Hal yang sama berlaku pula untuk kemungkinan terkena kanker paru.
saluran pernafasan dan memperlambat gerak silia (bulu getar) yang terdapat di
udara untuk bernafas. Paru paru tidak dapat mengambil oksigen yang di perlukan
oleh tubuh secara maksimal dan kapasitas paru akan mengalami penurunan.16
Perokok dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perokok aktif dan perokok
pasif. Perokok aktif adalah seseorang yang menghisap rokok secara langsung.
Perokok pasif adalah orang yang menghisap asap rokok secara tidak langsung.28
rokok para perokok aktif paling tidak 15 menit dalam satu hari selama satu
minggu.6
mengungkapkan bahwa ternyata perokok aktif hanya mengisap 25% asap rokok
yang berasal dari ujung yang terbakar, yakni yang disebut sebagai asap utama,
sementara 75% lainnya dihisap oleh perokok pasif dalam bentuk asap
sampingan.32
Zat toksik rokok lebih banyak didapatkan pada asap sampingan yang akan
dihirup oleh perokok pasif. Karbon monoksida lima kali lipat, benzopiren tiga kali
lipat, dan amoniak lima puluh kali lipat lebih banyak ditemukan pada perokok
pasif. Bahan- bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam
ruangan setelah rokok berhenti. Asap sampingan memiliki konsentrasi lebih tinggi
karena tidak melalui proses penyaringan yang cukup. Dengan demikian pengisap
asap sampingan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan
regulasi yang keras tentang etika merokok di ruang publik, maka dikhawatirkan
menghasilkan asap. Pada umumnya komponen utama rokok adalah tar, karbon
monoksida, nikotin dan ribuan zat yang berbahaya bagi tubuh, diantaranya
Asap rokok mengandung radikal bebas dalam jumlah yang sangat besar
rokok para perokok aktif paling tidak 15 menit dalam satu hari selama satu
minggu Paparan asap rokok yang terus menerus dapat meningkatkan sekresi
mukus di saluran pernafasan dan memperlambat gerak silia (bulu getar) yang
untuk mengeluarkan benda asing dan mukus menjadi berkurang, dinding saluran
pengambilan udara untuk bernafas. Paru paru tidak dapat mengambil oksigen
yang diperlukan oleh tubuh secara maksimal sehingga kapasitas paru akan
dengan aspek FEV1 (Forced Expiratory Volume in one second) dan FVC (Forced
hubungan bermakna antara paparan asap rokok terhadap pervubahan fungsi paru.
BAB III
1.4.3 Populasi
penelitian. Subjek diambil dari kerangka subjek yang memenuhi kriteria inkulusi
dan eksklusi.
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan cara menentukan secara acak
formula uji hipotesis dua rata-rata diperlukan total sampel minimal 46 orang
2 2 Z Z
2
1
n1, 2 *
1 f 1 2 2
2 * 88,5481,96 1,28
2
1
n1, 2 *
1 0,10 94,30 84,70 2
n1, 2 22,4 23
Keterangan:
μ1 – μ2 = Presisi
bronkial)
4. Memiliki riwayat penyakit jantung (gagal jantung, penyakit jantung
coroner)
1. Formulir kuesioner
2. Formulir persetujuan
3. Spirometri
potong lintang yang mengukur variabel independent dan dependen pada waktu
asap rokok
2. Variabel Dependen (terikat) yaitu Nilai kapasitas paru
1.4.9 Definisi Operasional
2) Restriktif
ringan
65%-79%
3)Restriktif
sedang
40%-59%
4)Restriktif
berat<40%
1) Normal
kapasitas vital yang didapat
pada ekspirasi yang dilakukan >80%
FVC secepat dan sekuat mungkin
2) Restriktif
Spirometri ringan Rasio
65%-79%
3)Restriktif
sedang
40%-59%
4)Restriktif
berat<40%
1.4.10 Alur Penelitian
Data yang terkumpul diolah secara komputerisasi untuk mengubah data menjadi
atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pemberian kode sangat
subjek penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin, paparan perokok pasif serta
kapasitas fungsi paru berdasarkan aspek FEV1 dan FVC yang disajikan dalam
jumlah dan presentase untuk data kategorik serta rerata, standar deviasi, median,
normalitas data nilai kapasitas paru berdasarkan aspek FEV1 dan FVC untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan shapiro wilks test
karena besar sampel kurang dari 50. Jika nilai p>0,05 maka data berdistribusi
normal namun jika nilai p≤0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
pasif terhadap nilai kapasitas paru pada mahasiswa Universitas Islam Bandung
periode 2018-2019. Apabila data data nilai kapasitas paru berdasarkan aspek
and Service Solution (SPSS) for windows versi 24.0 pada derajat kepercayaan
95%.
Bimbingan
dengan dosen
pembimbing
Sidang usulan
penelitian
Penelitian
Pengolahan data
penelitian
Sidang
(cross sectional) yang di lakukan dengan melakukan tes fungsi paru menggunakan
Variabel N %
Jenis kelamin
Laki-laki 24 52,2
Perempuan 22 47,8
laki laki dan perempuan jumlahnya tidak berbeda jauh, laki laki 52.2% dan
perempuan 47.8%.
Tabel 4.2 Gambaran Lama Paparan Asap Rokok
Rata rata perokok pasif terpapar asap rokok selama 47,93 menit perhari
dengan simpangan baku 40.35. Waktu paparan minimum adalah 15 menit dan
Tabel 4.3 Gambaran Nilai Kapasitas Paru Perokok Pasif Terhadap FEV1 dan FVC
Variabel Normal Restrictive Restrictive Restrictive Severe Restrictive
Mild Moderate Very Severe
N (%) N (%)
N (%) N (%) N (%)
Nilai
kapasitas
paru
FVC 14 (30.4) 11(23,9) 11 (23,9) 4(8.7) 6 (13)
23.9%, mengalami restrictive severe 8.7% dan yang mengalami restrictive very
severe 13% sedangkan yang memiliki nilai FEV1 kategori normal 30.4%.
Rerata Median
Variabel Korelasi Nilai p*)
(SD) (min-maks)
Nilai kapasitas paru
80,72 -0,545 < 0,001
FEV1 74,89
FVC 67,23 71,45 -0,521 < 0,001
dengan FEV1 dan FVC
Dari tabel diatas dapat diketahui korelasi antara lama paparan dan FEV1
adalah -0,545, sehingga dapat dikatakan ada hubungan negatif antara lama
paparan dan FEV1 artinya, jika lama paparan naik maka FEV1 akan turun. Hasil
uji korelasi menunjukkan nilai P (< 0,001) kurang dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang bermakna antara lama paparan dan
FEV1.
Korelasi antara lama paparan dan FVC adalah -0,521. Sehingga dapat
dikatakan ada hubungan negatif antara lama paparan dan FVC, artinya, jika lama
paparan naik maka FVC akan turun. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai P (<
0,001) kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif
1.6 Pembahasan
berjenis kelamin laki laki dan 22 orang (47.8%) berjenis kelamin perempuan.
Hasil ini tidak berbeda jauh dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah di
karyawan kafe dan restoran terdiri dari 35 orang berjenis kelamin perempuan dan
8
35 orang berjenis kelamin laki laki. Data penelitian ini tidak sesuai dengan
2500 orang warga Swiss yang merupakan perokok pasif 60% berjenis kelamin
yang mengalami penurunan fungsi paru sebesar 18.05% sedikit lebih banyak
laki lebih banyak mengalami fungsi paru yang tidak normal (75,0%) dibanding
37
dengan responden perempuan (64,7%). Hal ini disebabkan karena laki laki
cenderung tidak peduli apabila ada yang merokok di sekitarnya. Selain itu laki
laki dalam perkumpulan dengan teman temannya, lebih sering terpapar asap rokok
di lingkungannya 36
Hasil penelitian mengenai lama paparan asap rokok pada perokok pasif
rata-rata selama 47,93 menit perhari dengan simpangan baku 40.35 menit. Waktu
paparan minimum adalah 15 menit dan maksimum 180 menit. Hasil ini tidak
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah pada tahun (2014) di
restoran yang rata rata memiliki paparan selama 4.4 jam perhari di karenakan kafe
dan restoran adalah tempat umum yang sangat potensial terjadinya paparan asap
rokok orang lain karena sebagian besar kafe dan restoran tidak menerapkan aturan
kawasan bebas asap rokok.8 Data penelitian ini juga tidak sesuai dengan yang
mendapat paparan asap rokok orang lain selama <3 jam setiap hari. 36
memiliki nilai FEV1 (Forced Expiratory Volume In One Second ) dan FVC
(Forced Vital Capacity) abnormal sebanyak 69.5% yaitu restrictive mild 23,9%,
FEV1dan FVC kategori normal 30.4%. Pada penelitian ini terdapat beberapa
very severe tanpa diikuti oleh sesak atau penyakit pernafasan lainnya, hal ini bisa
di sebabkan oleh adanya kesalahan pada saat menggunakan alat seperti batuk pada
detik pertama peniupan dan inhalasi yang kurang.39
tugas di sebuah kafe yang merupakan tempat umum yang sangat potensial
terjadinya paparan asap rokok orang lain karena sebagian besar kafe tidak
menerapkan aturan kawasan bebas asap rokok.38 Pada Penelitian yang dilakukan
(74,3%) memiliki fungsi paru yang masih normal, namun demikian ada 14 orang
(20%) yang telah mengalami gangguan restrictive mild, dan restrictive very severe
Nurjanah pada tahun 2013 sebagian besar responden memiliki fungsi paru
37
restrictive, yaitu restrictive mild (50,0%) dan restrictive moderate (20,0%). Hal
tersebut tergantung kepada faktor faktor yang mempengaruhi seperti usia, paparan
bermakna antara lama paparan asap rokok pada perokok pasif dengan Forced
Expiratory Volume in one second dan Force Vital Capacity pada perokok pasif
mahasiswa Universitas Islam Bandung tahun 2018 dengan nilai p value < 0,001.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah (2014)
bahwa ada hubungan yang bermakna antara efek paparan asap rokok orang lain
terhadap fungsi paru dan urine cotinine pada karyawan kafe dan restoran di kota
Semarang dengan nilai p value 0.026.8 Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Lai di Hongkong (2011) yang mendapatkan hasil bahwa fungsi paru
berhubungan negative bermakna dengan paparan hand second smoke pada tempat
kerja. 8 Hasil penelitian ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan Lai di
negatif bermakna dengan paparan hand second smoke pada tempat kerja. 8
Menurut Daniel (2013) di dalam tubuh paparan asap rokok orang lain
gerak silia (bulu getar) yang terdapat di dinding saluran napas. Hal tersebut
paru tidak dapat mengambil oksigen yang di perlukan oleh tubuh secara maksimal
didapatkan pada asap sampingan yang akan dihirup oleh perokok pasif. Karbon
monoksida lima kali lipat, benzopiren tiga kali lipat, dan amoniak lima puluh kali
lipat lebih banyak ditemukan pada perokok pasif. Bahan- bahan ini dapat bertahan
sampai beberapa jam lamanya dalam ruangan setelah rokok berhenti. Asap
sampingan memiliki konsentrasi lebih tinggi karena tidak melalui proses
resiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok. 33
Soeharyo dan Nurjanah pada tahun 2013 dimana tidak terdapat hubungan antara
paparan second hand smoke terhadap fungsi paru karyawan Universitas Dian
Nuswontoro dengan nilai p value 0.794, hal ini karena sebagaian besar karyawan
menerapkan kawasan bebas asap rokok, adapun paparan yang didapatkan yaitu
penelitian diantaranya :
1. Peneliti tidak meneliti faktor perancu yang dapat menyebabkan bias pada
angkutan umum.
BAB V
1.8 Simpulan
1. Lama paparan rokok pada perokok pasif yaitu 47,93 menit perhari dengan
very severe 13% sedangkan yang memiliki nilai FEV1 kategori normal
30.4%
restrictive severe 8.7% dan yang mengalami restrictive very severe 13%
4. Terdapat hubungan antara lama paparan asap rokok pada perokok pasif
dengan Forced Expiratory Volume in one second dan Force Vital Capacity
pada perokok pasif mahasiswa Universitas Islam Bandung tahun 2018
1.9 Saran
mengenai hubungan lama paparan asap rokok pada perokok pasif dengan
Capacity (FVC) pada perokok pasif dengan populasi yang lebih luas.
tempat-tempat yang banyak paparan asap rokok, karena lama paparan asap
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Elsha Saskia
NPM : 10100114021
Peneliti,
Elsha Saskia
43
tidak ada unsur paksaan dan dapat menjamin efek kerahasiaan, nama
Responden,
(..............................................)
44
PROFIL RESPONDEN
Nama :
Usia :
Alamat :
No hp/ id line :
Fakultas :
Angkatan :
Correlations
N 46 46 46
**
Pearson Correlation -.521 1 .925**
FVC Sig. (2-tailed) .000 .000
N 46 46 46
** **
Pearson Correlation -.545 .925 1
N 46 46 46
Alat
48
Lampiran 7 Etik
49
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Elsha Saskia, lahir di Sukabumi pada hari Selasa
tanggal 11 April 1995 yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari
Islamic Center Cianjur tahun 1999-2001. Sekolah Dasar Negeri Taman Sari
Organisasi yang pernah di ikuti oleh penulis antara lain anggota Persatuan
Anggota Badminton Club FK Unisba Anggota Tim Medis Bakti Sosial Fakultas