Anda di halaman 1dari 25

IV.

Ciri-Ciri Anak Kelas Dilleniidae


Ciri-ciri yang paling umum dari subkelas atau anak kelas Dilliniidae, antara lain
termasuk tumbuhan berkayu atau herba, pada umumnya dikotil dengan dengan
memiliki variasi repelent (zat penolak serangga). Terkadang mengandung zat tanin dan
mengandung sedikit alkaloid. Memiliki daun tunggal, jarang yang majemuk. Pada
umumnya tulang daun menjari (palmatus). Bunga polypetalous dan sympetalous,
sedikit sekali yang apetalous. Pada bunga sympetalous, biasanya jumlah stamen lebih
banyak dari pada corollanya. Bunga hypogynus atau peryginous, jarang epigynous.
Serbuk sari binukleat, jarang yang trinukleat (Cronquist, 1981).
Subkelas Dilleniidae mempunyai gynoecium syncarp kecuali pada bangsa
Dilleniales apocarp. Stamen masak secara sentrifugal dengan polen yang binukleat
kecuali suku Cruciferae yang trinukleat. Ovul unitegmik atau bitegmik dengan
endosperm yang “crassinucellate” sampai “tenuinucellate”. Banyak anggota
merupakan tumbuhan berkayu. Polen yang mewakili anak kelas Dilleniidae ditemukan
berupa fosil dari sekitar 100 juta tahun yang lalu pada awal periode kretaseus bawah
(Cronquist, 1981).
Dillenidae tampak jelas berkembang dari Magnoliidae, tipe karpel yang
apokarp pada Dilleniales merupakan penghubung antara subkelas Magnoliidae dan
Dillenidae, dari subkelas Magnoliidae, merupakan Familia Lilliaceae diduga
merupakan Familia yang paling dekat hubungannya dengan Dillenidae, dalam subkelas
Dillenidae, Familia Theales sentral sebab semua ordo (kecuali Dilleniales) dalam
subkelas Dillenidae berkembang dari Theales (Cronquist, 1981).
Subkelas Dilleniidae terdiri atas 13 ordo, 78 famili, dan sekitar 25000 species.
Lebih dari tiga pertiga spesies hanya terdiri dari 5 pesanan, Violales (5000), Capparales
(4000), Encales (4000) Theales (3500), dan Malvales (30003500). Primulales (1900)
dan Ebenales (1800) juga pesanan cukup besar, sementara sisanya 6 pesanan hanya
memiliki sekitar 1.300 spesies. Seperti Rosidae, Dilleniidae lebih maju dari pada
Magnoliidae dalam satu atau lainnya, tapi kurang maju dibanding Asteridae
(Cronquist, 1981).
Gambar 1. Dugaan evolusi hubungan antara ordo-ordo pada Dilleniidae
(Cronquist, 1981)
V. Famili Dari Anak Kelas Dilleniidae
1. Ordo Dilleniales
Karakteristik secara umum yang dimiliki oleh ordo Dilleniales yaitu karpel
yang ada kebanyakan terlihat jelas, memiliki stamen banyak, memiliki ovulum
yang bitegmik, dan endosperm berkembang biak dengan baik.
a) Famili Dilleniaceae
Familia Dilleniaceae yang memiliki karakteristik diantaranya
habitus pohon, perdu, atau liana biasanya mengandung flavonol mirisetin
(yang jarang pada magnolidae), bertanin biasanya dengan asam ellagat dan
proantosianin, tanpa sel-sel minyak atsiri dan kebanyakan tanpa alkaloid.
Dengan daun tunggal, tersebar, dan jarang berhadapan. Stipula daun tidak
ada atau seperti sayap menempel pada petioles. Memiliki bunga tunggal
atau dalam samosa atau rasemus, berwarna kuning atau putih, jenis
kelaminnya biseksual dengan sepal 5, imbrikatus, persisten; petal 5,
imbrikatus, cepat jatuh, sjumlah stamen banyak, ginesium dengan ovarium
superus, beberapa sampai banyak karpel, beruang banyak, ovul 1 atau lebih
tiap karpel. Perlekatan karpel Apocarp. Buah baka atau folikulus, dan biji
dengan endosperm. Suku ini terdiri dari 10 marga dengan sekitar 350 jenis
dan tersebar di daerah tropis dan subtropis (Dasuki, 1994). Contoh
speciesnya adalah Dillenia phillipinensis.
1) Dillenia phylliphinensis

Gambar 2. Diilenia philiipphinensis


Dillenia philippinensis merupakan tumbuhan berhabitus pohon
yang berasal dari famili Dilleniaceae. Tumbuhan ini merupakan yang
paling primitif pada subkelas Dillenidae, tumbuhan ini memiliki daun
tunggal dengan pola pertulangan craspedodromous dimana tulang daun
sekunder sampai tepi daun. Duduk daunnya tersebar. Dillenia
philippinensis memiliki perbungaan tunggal dimana terdapat pistillum
banyak dan lepas-lepas, memiliki stamen yang lepas. Tumbuhan ini
merupakan tumbuhan monoeceous. Bunga dari Dillenia philippinensis
actinomorph, memiliki calix dan corolla yang lepas dengan ovarium di atas
dasar bunga (superum). Dillenia berbuah ganda-tunggal yang
menunjukkan transisi. Perlekatan karpel paracarp. Tipe plasenta marginalis
tetapi hanya satu biji yang berkembang. Ciri khas yang dimiliki famili
Dilleniaceae yaitu adanya corona, perlekatan karpel paracarp, corolla
mudah luruh atau rapuh.
Tumbuhan yang berasal dari famili Dilleniaceae memiliki nodus
yang bervariasi, unilakunar, trilakunar, multilakunar. Polen biji binukleat,
gynoecium 1-20. Karpel konduplikat, dan kadang tidak sepenuhnya
tertutup. Ovula bitegmik dengan embrio kecil dan banyak endosperma
(Cronquist, 1981).
Selain Dillenia philippinensis dari marga Dillenia, pada famili ini
terdapat pula marga Tetracera yang bercirikan; daun mahkota 4, berwarna
putih atau daun mahkota 5 berwarna kuning dan marga Wormina dengan
ciri bunga bercabang seling yang berbentuk tandan, buah membuka dan biji
memiliki selaput biji (Steenis dkk, 2013).
b) Famili Paeoniaceae
Famili kecil beranggotakan satu genus yang mencakup 34 species
ini berbeda dari dilleniaceae karena memiliki daun yang berlekuk menyirip
atau daun yang terbelah dan cakram nektari yang sering kali mengelilingi
ginesium (Daniel, 2015).
2. Ordo Theales
Ordo Theales memiliki ciri umum, yaitu sepal imbricatus, filamen jelas
atau membentuk kelompok.
a) Famili Theaceae
Ciri-ciri umum dari familia Theaceae merupakan tumbuhan berkayu
dengan daun tunggal dengan tepi pada umumnya bergerigi, tanpa stipula, letak
tersebar. Bunga bisexualis actinomorf. Calyx 5 (4-7), corolla 5 atau 4-lebih
berlepasan, kadang bersatu pada pangkalnya. Stamen banyak kadang
berkelompok. Pistilum 1, ovarium superum, ruang 3-5, stylus 1-2 stigma 2-10.
Buah bacca atau loculicidus. Suku ini terdiri dari sekitar 40 marga dengan 600
jenis dan tersebar di daerah tropis dan subtropis. Contoh species dari familia
Theaceae adalah Thea sinensis (Dasuki, 1992).
1) Camelia sinensis
Gambar 3. Camelia sinensis
Camelia sinensis merupakan tumbuhan dari divisi Magnoliophyta,
subkelas Dilleniidae, ordo Theales, dan famili Theaceae. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan, Camelia sinensis merupakan tumbuhan yang
memiliki habitus pohon, pola percabangannya simpodial, dan memiliki kelamin
tumbuhan monoeceus serta memiliki umur tahunan. Spesies ini memiliki jenis
daun tunggal, duduk daun tersebar, dan pertulangan daunnya brachidodromous.
Perbungaan dari spesies Camelia sinensis ini merupakan bunga tunggal
dan berjenis kelamin biseksual. Keadaan stamen pada spesies ini yaitu lepas-
lepas, sedangkan keadaan pistillum (karpel) yaitu pada bagian stigmanya
bercabang. Keadaan calix/corollanya lepas-lepas, dan memiliki simetri bunga
actinomorph yaitu ketika bunga dapat dibagi menjadi dua bagian radial yang
sama dalam setiap bidang radial yang melewati pusat bunga. Letak Ovariumnya
superum atau di atas dasar bunganya. Perbuahan pada spesies ini adalah buah
tunggal, memiliki tipe perlekatan karpelnya syncarp dan tipe plasentanya
adalah axilaris. Ciri khas dari Camelia sinensis ini yaitu stamennya sangat
banyak, aromatik, dan pinggir daun serratus (Dasuki, 1992).
b) Famili Dipterocarpaceae
Menurut Ashton dalam Karomah (2017), famili Dipterocarpaceae
memiliki tiga sub famili, yaitu Dipterocarpadeae, Pakaraimoideae, dan
Monotoideae. Diantara ketiga sub famili tersebut, Dipterocarpadeae
merupakan sub famili yang terpenting karena memiliki jumlah jenis yang
banyak dan bernilai komersil. Sub famili Dipterocarpaceae ini memiliki 13
genus dan 470 jenis.
Famili Dipterocarpaceae yang terdapat di Indonesia adalah Anisoptera
(Mersawa), Cotylelobium, Dipterocarpus (Keruing), Dryobalanops (Kapur),
Hopea (Giam), Parashorea, Shorea (Meranti), Vatica (Resak) dan Upuna
(Alrasyid dalam Karomah , 2017).
Menurut Dasuki (1994), famili Dipterocarpaceae memiliki ciri habitus
berupa pohon, jarang berupa perdu. Suku ini umumnya mempunyai rambut-
rambut kelenjar atau sisik peltatus, bertanin dengan proantosianin dan asam
ellagat, triterpen, (dipterokarpol, khas untuk suku ini) dan sesquiterpen,
mengandung banyak resin, pada anak suku Dipterocarpaceae saluran-saluran
resin bercabang karakteristik terdapat pada empulur, kayu dan kulit kayu. Daun
tunggal dan tersebar, seperti kulit, memiliki stipula yang tumbuh dengan baik,
kadang-kadang persisten. Bunga dalam perbungaan rasemus, panikula, dan
jarang samosa. Jenis kelamin umumnya biseksual, aktinomorf, sepal berjumlah
5 immbrikatus bersatu di bawah membentuk tabung yang melekat ke ovarium,
petal berjumlah lima, polipetal atau sedikit bersatu pada dasar, stamen
berjumlah 10 sampai lebih dalam 1-3 lingkaran, filament pendek pada anak
suku Dipterocarpaseae dan panjang pada anak suku yang lain. Ovarium dengan
2-4 karpel, banyak ruang, ovula 2-4 tiap ruang. Buah kering dengan pericarp
mengkayu, sepal persisten, 2,3 atau 5 tumbuh membentuk sayap pada buah. Biji
tanpa masa dorman, tanpa endosperm.
Suku ini terdiri dari 3 anak suku yaitu Dipterocarpoideae (13 marga,
550 jenis) penyebaran di Asia dan Malesia, Monotoideae (2 marga, 20 jenis) di
Afrika dan Madagaskar, dan Pakaramoideae (1 jenis yaitu Pakaraimoea
dipterocarpacea di dataran tinggi Guyana, Amerika Selatan. Di Indonesia, suku
ini mendominasi hutan dataran rendah di Sumatera dan Kalimantan. Contoh
yang lain dari suku ini yaitu Dipterocarpus kerrii.

Gambar 4. Dipterocarpus kerrii


c) Famili Clusiaceae/Guttiferae
Ciri famili ini yaitu habitus berupa pohon, perdu, liana atau herba,
saluran-saluran sekresi hampir semua jaringan berisi cairan berwarna kuning
atau bening, bertanin, menghasilkan proantosianin tetapi tidak dengan asam
ellagat, sering mengamukulasi xanton. Daun berhadapan atau dalam lingkaran,
tunggal dan tanpa stipula. Bunga tunggal atau dalam samosa, jenis kelamin
uniseksual atau biseksual, aktinomorf, memiliki braktea, sepal 4-5 lepas, petal
4-5 lepas, petal 4-5 lepas atau bersatu di bawah, stamen banyak dalam 2-5
ikatan, ginaseum ovarium 3-5 karpel, 3-5 ruang, dan ovul 2 sampai banyak per
ruang. Buah baka, drupe atau kapsula, biji tanpa endosperm. Suku ini
mempunyai sekitar 50 marga dengan 1200 jenis dan tersebar di daerah tropis
yang basah (Dasuki, 1994). Contoh dari suku ini salah satunya ialah
Calophyllum inophyllum.
Gambar 5. Calophyllum inophyllum
3. Ordo Malvales
Tumbuhan berkayu berupa perdu atau pohon, daun tunggal dengan
stipula letak tersebar. Bunga pada umumnya actinomorf bisexualis dengan
calyx pentamer, corolla pentamer contortus. Stamen banyak monadelphus atau
polyadelphus. Ovarium superum berruang 2-banyak dengan 1 ovulum tiap
ruangnya.
a) Famili Malvaceae
Tumbuhan berupa herba atau semak berkayu lunak, atau berupa
pohon seringkali dilindungi oleh rambut-rambut bintang. Daun berseling
seringkali berlobi menjari. Bunga biasanya biseksual, bersimetri banyak,
mencolok, dapat soliter atau sebagai bunga majemuk. Kaliks berlobi lima,
seringkali didukung oleh epikaliks. Petala 5, besar umumnya terpuntir. Stamen
banyak, dalam satu berkas, tabung stamen tampak jelas, menutup ginaecium;
antera satu lokulus dengan serbuk sari yang berduri. Ovari lima sampai banyak
karpela sebanyak jumlah stilus atau cabang stilus. Buah umumnya berupa buah
kapsuler atau sizokarpus. Embrio melengkung dengan endsperm. (Sudarsono,
dkk, 2005).
Taksonomi Malvaceae agak rumit. Dalam arti sempit (sensu
stricto), Malvaceae bersifat monofiletik, baik berdasarkan kajian fenotipe
(morfologi) maupun molekuler. Namun, kenyataan yang ditemukan secara
molekuler menunjukkan bahwa tiga suku yang diketahui berkerabat dekat
dengan Malvaceae, yaitu Tiliaceae, Sterculiaceae, dan Bombacaceae, ternyata
polifiletik (sebagai contoh, kakao yang sebelumnya dianggap sebagai anggota
Sterculiaceae ternyata lebih dekat kekerabatannya dengan anggota-anggota
Malvaceae s.s.). Untuk mengatasinya, cakupan (circumscriptum) Malvaceae
diperluas. Dalam arti luas (sensu lato), yang dipakai dalam artikel ini,
Malvaceae mencakup sembilan anaksuku yang mencakup pula anggota-
anggota ketiga suku yang berkerabat tadi. Suku ini terdiri dari sekitar 75 marga
dengan 1000-1500 jenis, cosmopolitan namun paling banyak di daerah tropis.
Contoh dari famili ini yaitu Hibiscus tiliaceus dan Malvavicus arboreus
(Dasuki, 1994).

Gambar 6. Hibiscus tiliaceus Gambar 7. Malvaviscus arboreus

b) Famili Elaeocarpaceae
Famili ini memiliki ciri habitus berupa pohon atau perdu, sering
menghasilkan alkaloid indolozidin. Daun tunggal, tersebar atau berhadapan,
stipula persisten atau mudah gugur, bunga dalam rasemus, panikula atau
dikhasial samosa, aktinomorf, biseksual dan jarang uniseksual, tidak memiliki
epikaliks, sepal berjumlah 4-5, petal 4-5, stamen banyak, ginesium ovarium 2
atau lebih banyak karpel, ruang sebanyak karpel, ovul 2 atau lebih per ruang.
Plasenta aksilaris. Buah kapsula, jarang drupe dan biji dengan endosperm. Suku
ini terdiri dari 10 marga dengan sekitar 400 jenis, tersebar di daerah tropis dan
subtropics, tetapi tidak di Afrika (Dasuki, 1994). Contoh tumbuhan dari famili
ini yaitu Elaeocarpus floribundus dan Saloanea sigun.
c) Famili Tiliaceae
Famili ini berupa tanaman berkayu, jarang herba, dengan kebanyakan
daun tunggal, tersebar dengan daun penumpu. Bunga beraturan, kerapkali
berkelamin 2. Daun kelopak 4-5, secarap katup, lepas atau melekat. Daun
mahkota 4-5, tidak bersatu, kadang-kadang tidak ada. Benang sari banyak,
kadang-kadang 10 seringkali dalam berkas. Bakal buah menumpang, beruang
dua sampai banyak, dengan bakal biji 1 sampai banyak per ruang. Tangkai putik
1, kadang-kadang pendukung benang sari juga merupakan pendukung putik
(androginofor). Buah beruang banyak. Sel lendir di dalam teras maupun kulit
(Steenis, 2013).
Suku ini terdiri dari sekitar 50 marga dengan 450 jenis, tersebar di
daerah tropis dan subtropics. Contoh tumbuhannya yaitu Muntingia calabura
dan Corchorus aestuans.

d) Famili Sterculiaceae
Famili ini memiliki habitus berupa pohon , perdu, liana, atau herba,
memiliki rambut bintang atau sisik peltatus, umumnya bertanin. Daun tunggal
dengan urat daun pinatus atau palmatus atau majemuk palmatus, stipula cepat
gugur atau resisten. Bunga dalam berbagai tipe perbungaan yang kompleks,
atau tunggal. Jenis kelamin unseksual atau biseksual. Terkadang memiliki
epikaliks, sepal berjumlah 3-5, nectar berupa rambut-rambut kelenjar pada
dasar kaliks. Makhota bunga 5, sering bertaji, stamen 10 dalam dua lingkaran,
lingkaran luar 5 sering berupa staminodia yang petaloid, filament bersatu
membentuk tabung, ginesium umumnya 5 karpel dengan ruang sebanyak
karpel, ovul 2 sampai lebih tiap ruang, plasenta aksilaris. Buah berdaging atau
seperti kulit bahkan mengkayu, sering terbagi menjadi merikarpium, biji
kadang-kadang beralirus, dan endosperm berminyak atau beramilum (Dasuki,
1994).
Suku ini terdiri dari sekitar 65 marga dengan 1000 jenis, dan tersebar
terutama di daerah tropis dan subtropis. Contoh tumbuhan dari suku Theobroma
cacao L.

e) Famili Bombaceae
Famili ini memiliki karakteristik yaitu habitus berupa pohon, sering
berupa pohon besar tapi kayunya lunak dan ringan, pokok batang sering
membesar berisi jaringan penyimpanan air, biasanya berambut bintang atau
bersisik. Daun cepat gugur, letaknya tersebar, tunggal atau majemuk, palmatus,
stipula cepat jatuh. Bunga tunggal atau dalam samosa berhadapan dengan daun,
biseksual, aktinomorf, sering dengan epikaliks, sepal 5, nectar berupa rambut
kelenjar pada dasar sepal, petal 5 stamen 5 sampai banyak, sering terdapat
staminodia, ovarium 2-5 karpel, ruang sebanyak karpel, ovula 2 sampai lebih
tiap ruang, plasenta aksilaris. Buah kapsula yang lokulisidus, biji sering
berarilus, sering tertanam pada jaringan berambut dari dinding dalam buah, ada
atau tidak ada endosperm (Dasuki, 1994).
Suku ini terdiri dari sekitar 20-30 marga dengan 200 jenis, tersebar di
daerah tropis. Contonya Ceiba petandra dan Durio sp.
Gambar. Durio sp.

4. Ordo Lecythidales
Lecythidales memiliki benang sari monadelphus dan bakal buah
inferior. Ordo ini hanya berisi satu famili yaitu Lecythidaceae.
a) Famili Lecythidaceae
Lecythidaceae adalah famili tropis yang terdiri dari 20 genus dan 285
species yang berupa pohon atau perdu. Bunganya besar dengan 4-6 daun
kelopak dan daun mahkota. Benang sari banyak dan melebur menjadi cincin
asimetris yang diperluas menjadi ligula yang datar atau melengkung di atas
ginesium seperti sebuah tudung. Ginesium inferior (Daniel, 2015). Contoh dari
famili ini yaitu Barringtonia acutangula.
5. Ordo Nepenthales
Nepenthales adalah salah satu bangsa/ordo anggota tumbuhan berbunga
yang termasuk dalam anak kelas Dilleniidae, kelas Magnoliopsida, menurut
Sistem klasifikasi Cronquist (1981). Ada tiga suku yang termasuk di dalamnya:
Sarraceniaceae, Nepenthaceae, dan Droseraceae. Namun, dalam sistem
klasifikasi dan modifikasi lanjutannya, yang berdasarkan filogeni dan sekarang
mulai luas digunakan, kelompok ini tidak digunakan lagi.
Tumbuhan yang termasuk Ordo Nepenthales Famili Nepenthaceae
adalah spesies Nepenthes sp. (Kantong semar).
a) Famili Nephentaceae
Famili ini berupa habitus perdu atau setengah perdu yang sering
merayap atau memanjat, sering epifit, insektivor, bertanin. Daun tersebar dan
termodofikasi terdiri dari petioles, lamina, tendril yang dihubungkan dengan
askidium (kantung perangkap) dan operculum (tutup). Kelenjar pencerna
terdapat pada askidium yang terisi cairan pencerna, kelenjar nektar dan hidatoda
tersebar pada batang dan daun. Bunga dalam rasemus atau panikula, kecil,
aktinomorf, uniseksual, sepal 4 imbrikatus, berkelenjar nectar, apetal, stamen
8-25, filament bersatu membentuk tabung, ginaseum 4 karpel, 4 ruang, ovul
banyak, plasenta aksilaris. Buah kapsula, biji banyak, filiformis dan memiliki
endosperm.
Suku ini hanya memiliki 1 marga yaitu Nepenthes dengan sekitar 75
jenis tersebar antara India Timur dan Madagaskar, Asia Tenggara, dan pulau-
pulau sebelah utara Australia. Contoh dari famili ini yaitu Nepenthes
campulata.

Gambar . Nepenthes campulata.

6. Ordo Violales
Ciri umum dari ordo ini adalah memiliki karpel umumnya 3 perianthium
jarang karpel umumnya 3, perianthium jarang tetramer, kadang-kadang
simpetal.
a) Famili Flacourtiaceae
Famili ini memiliki ciri habitus pohon atau perdu yang tegak. Daun
tersebar, bertangkai, tunggal. Daun penumpu kecil atau tidak ada.bunga di
ujung, di ketiak atau pada batang yang tua, berkelamin dua atausatu. Daun
kelopak 3-6, lepas atau bersatu. Daun mahkota 3-8 atau tidak ada. Benang sari
5 atau lebih, ruang sari 2. Tonjolan dasar bunga ada atau tidak ada. Bakal buah
menumpang, beruang 1, kadang-kadang tidak sempurna beruang 2- 10, atau
kepala putik duduk. Buah buni atau buah batu, berbiji 1 sampai banyak (Steenis,
dkk, 2013). Contoh dari famili ini yaitu Flacourtina rukam.
b) Famili Bixaceae
Semak dan pohon kecil. Daun tersebar, tunggal bertulang daun menjari.
Daun penumpu cepat rontok. Bunga di ujung dalam malai atau malai rata,
berkelamin 2, beraturan. Anak tangkai bunga dengan 5-6 kelenjar di ujung.
Daun kelopak dan mahkota dalam kuncup, tersusun seperti genting. Daun
kelopak 4-5, lepas rontok. Daun mahkota 4-7, lepas. Benang sari banyak.
Kepala sari terlipat rangkap, beruang 2. Bakal buah menumpang, beruang satu.
Bakal biji banyak, pada papan biji yang terdapat pada dinding. Tangkai putik1.
Buah kotak, pecah menurut ruang, berkatup dua, dinding dalam seperti selaput,
dapat lepas (Steenisdkk, 2013). Contohnya Bixa Orellana.

c) Famili Violaceae
Semak, perdu atau pohon. Daun tersebar atau duduk pada akar, dengan
daun penumpu. Bunga beraturan atau zgomorf, berkelamin dua. Tangkai
bunga dengan 2 daun pelindung. Daun kelopak 5. Lepas atau bersatu pada
pangkalnya. Daun mahkota 5, yang terdepan kerapkali yang tersebar dan pada
pangkalnya berspora (bertaji). Benang sari 5, berseling dengan daun mahkota,
kepala sari bertemu dengan bakal buah, ruang sari 2 penghubung sari
kerapkali diperpanjang pada ujungnya. Bakal buah menumpang, beruang 1
dengan 3 papan biji yang bertempel di dinding. Tangkai sari 1 kerapkali
berbentuk gada atau bengkok. Buah kotak berkatup3, patah menurut ruang.
Biji 3 sampai banyak. (Steenis, 2013). Contonya yaitu Viola odorata L.
d) Famili Passifloraceae
Familia Passifloraceae merupakan familia yang tergolong sudah
maju dari beberapa familia yang telah dibahas sebelumnya, familia ini terbagi
atas beberapa tingkat kemajuannya sebab terdapat beberapa kriteria maju yang
dimiliknya, berdasarkan hasil pengamatan terhadap tanaman yang mewakili
familia ini yaitu tanaman Passiflora edulis kriteria termaju yang dimilikinya
antara lain habitus berupa liana, habitus ini dianggap maju setelah semak, perdu
dan pohon, pertulangan daun actinodromous, jenis daun tunggal berbagi, caliks/
corolla bersatu 1/3, stamen dengan bagian dasar bersatu, pistillum dengan
stigma bercabang 3, perlekatan karpel synkarp, dan umur tumbuhan beberapa
tahun, pola percabangan simpodial, akan tetapi terdapat beberapa kriteria yang
masih primitif sehingga tanaman ini mengalami penurunan level kemajuan dari
tanaman yang akan dibahas selanjutnya, beberapa kriteria primitif tersebut
antara lain sebagai berikut, duduk daun tersebar, perbungaan tunggal, jenis
kelamin biseksual, ovarium super superum, simetri bunga actinomorf, kelamin
tumbuhan monoecous, dan tipe plasenta parietalis. Berdasarkan hasil
pengskoran skala filogenetik tanaman ini memperoleh skor (44) dan menempati
urutan lima.
e) Famili Caricaceae
Familia caricaceae merupakan familia yang tergolong maju dengan
beberapa kriteria yang dimilikinya, familia ini diwakili oleh tanaman Carica
papaya yang memiliki kriteria sebagai berikut yaitu jenis daun tunggal berbagai,
pertulangan daun actinodromous, jenis kelamin. Sel uniseksual , kaliks/korolla
salah satu bersatu, stamen epipetal, dan kelamin tumbuhan diceous. Selain itu
terdapat beberapa kriteria yang masih primitif yang dimiliki oleh tanaman ini
antara lain yaitu habitus berupa pohon berkayu lunak , pola percabangan
monopodial, pistilum dengan stigma bercabang, dan umur tumbuhan beberapa
tahun. Habitus pohon, seringkali bergetah Daun tunggal atau majemuk, bentuk
tangan letak tersebar tanpa stipula. Bunga actinomorf, bisexualis atau
unisexualis. Calyx bersatu berlekuk 5, corolla 5 pada bunga membentuk tabung,
pada bunga membentuk tabung pendek. Stamen 2 x petal epipetal, pistilum 1
ovarium superum, carpellum 3-5 berruang 1 dengan banyak ovulum. Stylus dan
stigma 5. Buah bacca, biji berarillus dengan endosperm. Contoh : Carica
papaya (pepaya)
f) Famili Curcubitaceae
Familia Cucurbitaceae merupakan familia yang tergolong sangat maju
dari sekian familia yang telah dibahas sebelumnya dalam subkelas Dillenidae.
Hal ini disebabkan kriteria yang ditunjukan oleh familia ini sangat maju, familia
ini diwakili oleh tanaman Sechium edule dengan keriteria maju yang
dimilikinya antara lain sebagai berikut yaitu habitus herbal, pola percabangan
simpodial, letak ovarium inferum,tipe plasenta basalis dan umur tumbuhan
kurang dari satu tahun, selain itu terdapat beberapa kriteria primitif yang
dimiliki oleh tanaman ini antara lain jenis daun tunggal, stamen lepas, dan
kelamin tumbuhan monoecous. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengskoran
skala filogenetik, tanaman ini memperoleh skor (55).
Cucurbitaceae atau tanaman pertanian yang merambat termasuk dalam
tanaman sayuran penting (Wehner and Maynard 2003). Cucurbitaceae adalah
tanaman herba/terna setahun (Crase 2011), jarang sekali berupa semak atau
perdu (Tjitrosoepomo 2002), sebagian besar merambat atau menjalar, biasanya
dengan sulur yang berada pada node atau buku-buku (Crase 2011). Sulur atau
alat-alat pembelit merupakan metamorfosis cabang, dahan atau kadang-kadang
daun penumpu. Tanamannya memiliki satu ujung atau bercabang
(Tjitrosoepomo 2002). Tumbuhan basah atau berkayu yang memanjat dengan
sulur. Daun tunggal atau majemuk dan biasanya tidak mempunyai stipula
karena berubah menjadi sulur. Bunga tunggal atau dalam karangan, pada
umumnya unisexualis, actinomorf. Calyx dan corolla 5, stamen 5 semua bersatu
atau 2-2 berpasangan (2 stamen besar dengan 2 theca dan 1 stamen kecil dengan
1 theca, atau semua filamen bersatu pada pangkalnya. Ovarium inferum dengan
3 carpellum dan 3 ruang, ovulum dengan 2 integumen. Buah bacca, biji tanpa
endosperm. Contohnya Luffa cylindrica (bulustru)
g) Famili Begoniaceae
Famili ini merupakan tumbuhan perdu, memiliki akar serabut yang keluar
dari batang (rizoma), daun tunggal atau majemuk, umumnya berbentuk tangan
dengan stipula, letak tersebar atau dalam rosete Bunga dalam karangan
dichasium, actinomorf atau zygomorf, umisexual monoecious. Bunga dan
calyx 2 corolla 2-6 dengan stamen 4-banyak, bunga – perianthium 5-6-8.
ovarium inferum, bersayap, berruang 3 atau 2-6 dengan banyak ovulum,
integumentum 2. Buah bacca atau capsula. Contoh: Begonia semperflorens
7. Ordo Salicales
Bangsa ini hanya terdiri atas 1 suku, yaitu suku Salicacea..
a) Famili Salicaceae
Suku ini meliputi tumbuhn-tumbuhan yang berbatang kayu dengan
daun-daun tunggal yang tersebar, dan mempunyai daun-daun penumpu. Bunga
berkelamin tunggal, berumah 2, jarang sekali berumah satu, tersusun dalam
bulir, tanpa hiasan bunga atau jika ada amat tereduksi dan tidak pernah
menyerupai mahkota. Pada pangkal bunga terdapat suatu badan seperti piala
atau cakram yang seringkali dipandang sebagai hiasan bunga yang tereduksi.
Bunga jantan dengan 2-8 benang sari, bunga betina dengan satu putik yang
terdiri atas dua daun buah, dengan bakal buah yang duduknya menumpang,
mempunyai 1 ruang yang mengandung banyak bakal biji yang anatrop dengan
2-4 papan biji yang pariental. Bakal biji dengan 1 selaput biji. Suku ini hanya
terdiri atas 2 marga dengan ± 330 jenis yang tersebar di daerah-daerah iklim
sedang di belahan utara bumi dengan beberapa jenis di daerah tropika
(Gembong, 2013). Contohnya Papulus nigra
8. Ordo Capparales
Ciri umum dari ordo Capparales, yaitu buah umumnya bertipe khusus
seperti kapsul, perianthium tetramer, tidak simpetal. Umumnya tumbuhan
basah dengan daun tunggal yang letaknya tersebar, sebagian besar tanpa
stipula. Bunganya bisexualis, actinomorf atau zigomorf. Perianthium 2-4mer,
stamen sebanyak tepal atau lebih. Pistilum syncarpus dengan placenta
parietalis. Adanya septum spurium menyebabkan jumlah ruang menjadi
banyak. Buah bacca, capsul, atau drupa.
a) Famili Capparaceae
Tumbuhan basah/berkayu, daun tunggal, letak tersebar, bunga dalam
karangan racemosa, biseksualis, stamen 4,6-banyak, Ovarium superum,
Androgynophore. Contoh: Cleome spinosa dan Gynandropsis gynandra
b) Famili Brassicaceae
Familia Brassicacaeae merupakan familia yang tergolong sedikit maju
dari familia-familia yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan
oleh kemajuan kriteria yang dimiliki olah familia Ini, familia ini diwakili oleh
tanaman Roripa Indica dimana pada tanaman ini terdapat beberapa kemajuan
dan juga terdapat kriteria yang dianggap masih primitif, kriteria yang
tergolong maju antara lain habitusnya berupa herba. Herba merupakan habitus
yang dianggap paling maju diantara habitus-habitus yang lain berdasarkan
skala filogenetik, dengan pola percabangan simpodial, perbungaan majemuk,
pistilum dengan stigma bersatu, perlekatan karpel synkarp, dan umur
tumbuhan kurang dari setahun. Selain itu juga terdapat kriteria primitif yang
dimiliki oleh tanaman ini yaitu jenis daun tunggal dengan duduk daun
tersebar, pertulangan daun Craspedodromous, caliks/corolla lepas, stamen
lepas. Berdasarkan pengamatan dan pengskoran skala filogenetik tanaman ini
memperoleh skor (43) menempati urutan keempat.
c) Famili Moringaceae
Moringaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Brassicales, klad euRosidae II. Salah satu spesies dalam suku ini ialah
Moringa oleifera atau kelor. Ciri-ciri umum yaitu: tumbuhan berbentuk
pohon, daun bipinnatus atau tripinnatus, tanpa stipula, letak tersebar, bunga
bisexualis zigomorf, dalam karangan panicula. calyx dan corolla pentamer.
Stamen 10 (5 fertil, 5 steril berupa stamenodium). Ovarium terletak pada
gynophorum yang pendek, berruang 1 dengan banyak ovulum pada placenta
parietalis. Buah capsula terpecah menjadi 3, biji tanpa endosperm. Contoh :
Moringa oleifera (kelor)
9. Ordo Batales
Bangsa pada ordo ini berkelamin tunggal dengan tajuk yang sangat
kecil atau tidak ada, tersusun dalam untai, menghasilkan minyak mustard.
Ordo ini mencakup dua famili yaitu: Gyrostemonaceae dan Bataceae (Daniel,
2015).
a) Famili Gyrostemonaceae
Sebanyak 17 species yang termasuk dalam 5 genus yang berasal dari
Australia membentuk famili ini. Tumbuhan-tumbuhan famili ini berupa
perdu atau pohon dengan bunga berkelamin tunggal, banyak benang sari,
dan banyak karpel yang melbur membentuk bakal buah plurilokul.
b) Famili Bataceae
Famili ini terdiri atas 2 species Batis, yang berasal dari daerah Amerika
Tropis. Tumbuhan-tumbuhannya berupa perdu maritim kecil dengan daun
berhadapan dan bunga tetramer berkelamin tunggal. Bunga jantan dengan 4
benang sari yang ditopang pada bulir terminal yang juga berisi bunga betina.
Ginesium bikarpel, berlokul 4, masing-masing lokul mengandung satu bakal
biji parietal.
10. Ordo Ericales
a) Famili Ericaceae
Famili ini memiliki ciri habitus berupa perdu, pohon kecil atau liana,
ada juga yang epifit. Letak daun tersebar, berhadapan atau dalam lingkaran,
tunggal, epidermis sering berlendir, tanpa stipula. Bunga umumnya dalam
rasemus dengan braktea, kadang-kadang tunggal, tiap bunga punya 2 brakteola,
jenis kelamin biseksual, aktinomorf atau sedikit zigomorf, sepal 3-7, persisten,
petal 3-7 bersatu membentuk tabunga, stamen 2 lingkaran, sebanyak petal,
antera membuka dengan porus di apeks atau dengan celah dari apeks ke bawah,
diskus terdapat sekeliling ovarium, ginesium 2-10 karpel, ovarium superus,
ruang banyak, plasenta aksilaris, 1 sampai banyak ovul tiap plasenta. Buah
kapsela, baka atau drupe. Biji banyak, kecil, kadang-kadang bersayap,
endosperm berminyak dan berprotein (Dasuki, 1994).
Suku ini terdiri dari sekitar 125 marga dan 3500 jenis, tersebar luas di
daerah temperate, subtropics dan pegunungan tropis. Marga yang besar adalah
Rhodendron (850 jenis), Erica (600 jenis) dan Vaccinium (450 jenis).
Contohnya yaitu Gaultheria punctate.

Gambar Gaultheria punctata


11. Ordo Diapensales
Anggota ordo ini berupa herba dengan jumlah benang sari yang lebih sedikit
(sebanyak jumlah lobus mahkota) dan bakal biji bitegmik. Ordo ini hanya
terdiri dari satu famili yaitu Diapensiaceae.
a) Famili Diapensiaceae
Diapensiaceae merupakan famili kecil dengan anggota sebanyak enam
genus (18 spesies) yang ditemukan terbatas di Artika dan wilayah beriklim
tropis di bagian utara. Tanaman dari famili ini berupa herba mikotrofik kecil
dengan bunga dichlamudous yang berkelipatan lima. Jumlah benang sari lima
dan berselingan dengan lima berpatan pada bagian dasar sehingga membentuk
sebuah tabung. Ginesium trikarpel dan trilokul dengan plasentasi aksila
(Daniel, 2015).
12. Ordo Ebenales
a) Famili Sapotaceae
Famili ini habitus berupa pohon atau perdu dengan kantung-kantung lateks
pada daun, kulit kayu dan empulur. Daun tersebar atau berhadapan, tunggal,
stipula umumnya tidak ada. Bunga dalam samosa di ketiak daun atau pada kayu
tua, aktinomorf, jenis kelamin biseksual, sepal 4-12, petal 4-8, bersat, stamen
epipetal, banyak, dalam 1-3 lingkaran, beberapa menjadi staminodia, ginesium
2-14 karpel, beruang banyak, plasenta aksilaris, ovul 1 tiap karpel. Buah baka,
biji besar dengan testa keras dan mengkilat ada atau tanpa endosperm.
Suku ini terdiri dari sekitar 70 marga dengan 8000 jenis tersebar di daerah
tropis.contoh tumbuhannya yaitu Mimusops elengi (Tanjung).
Gambar Mimusops elengi (Tanjung)
b) Famili Ebenaceae
Famil ini memiliki ciri habitus berupa pohon atau perdu, biasanya
kakyunya keras berwarna hitam atau gelap, tanpa lateks, bertanin,
menghasilkan proantosianin, kadang-kadang sianogenik, sering menghasilkan
metilsalsilat, sering menghasilkan naftaquinon berwarna gelap pada daun,
batang muda dan kayunya. Daun tersebar atau berhadapan, tunggal, tidak ada
stipula. Bunga tunggal atau dalam samosa, aktinomorf, umumnya uniseksual,
sepal 3-7, persisten, petal 3-7, stamen umumnya 2 kali sebanyak petal dalam 2
lingkaran, ginesium umumnya 3-8 karpel, ovarium superus, ruang banyak, ovul
1-2 per ruang, plasenta aksilaris. Buah umumnya baka, biji dengan endosperm
yang besar, keras, dan ruminat.
Suku ini terdiri dari 5 marga dan sekitar 450 jenis tersebar di daerah
tropis dan subtropics, marga yang terbesar adalah Diospyros sekitar 400 jenis.
Contohnya Diospyros discolor (Mentega).
Gambar Diospyros discolour

c) Famili Styracaceae
Famili ini merupakan famili kecil lainnya dengan anggota terdiri dari
10 genus (150 species) yang anggotanya termasuk pohon atau perdu penghasil
resin. Tanaman dari famili ini memiliki rambut bintang atau sisik yang
memerisai, bunga pentamerus, 10 benang sari dalam satu lingkaran, dan 3-5
karpel (Daniel, 2013). Contoh tumbuhan dari famili ini yaitu Styrax benzoin.
13. Ordo Primulales
Ordo Primulales ini berupa terna, semak, atau perdu, dengan daun-daun
tunggal tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf
jarang zigomorf, berbilangan 4 sampai 5, daun mahkota hampir selalu
berlekatan. Benang sari dalam 1 lingkaran, tertanam pada pangkal daun
mahkota. Sebagian benamg sari mandul, berupa staminodium yang letaknya
berseling dengan benang-benang sari yang fertil. Bakal buah menumpang atau
tenggelam, beruang 1, dngan tembuni pada dasar ruang dengan 1 sampai
banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen. Tangkai putik 1. Biji
kecil dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus.
a) Famili Promulaceae
Ciri-ciri dari suku ini yaitu habitus berupa terna atau semak-semak
kecil, daun tunggal duduk tersebar atau berhadapan, tanpa daun
penumpu, bunga banci, aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan
berbilangan 5, kadang-kadang berbilangan 4→9. Kelopak berlekuk
atau berbagi 4, yang letaknya abaksial sedikit banyak berlekatan.
Mahkota berlekatan, kadang-kadang hampir bebas, berlekuk 3→4.
Benang sari 4, jarang hanya 1→2, melekat pada buluh mahkota dan
berhadapan dengan benang-benang sari yang mandul. Bakal buah
menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1, bakal biji banyak
dengan tembuni yang letaknya di tengah-tengah, tiap bakal biji
mempunyai 2 integumen. Buahnya buah kendaga dengan banyak biji,
masing-masing dengan endosperm dan lembaga yang lurus atau
bengkok. Dalam daun-daunnya seringkali terdapat sel-sel kelenjar atau
ruang-ruang kelenjar. Suku ini mempunyai ± 500 jenis yang terbagi
dalam ± 20 marga, sebagian besar tumbuh di daerah-daerah iklim
sedang dan daerah-daerah iklim dingin. Contoh : Primula rosea

Gambar Primula rosea

DAFTAR PUSTAKA
Cronquist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants.
Columbia University Press: New York.
Daniel, M. 2015. Taksonomi: Perjalanan Evolusi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta
Dasuki, Undang Ahmad. (1994). Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB: Bandung
Dasuki, Undang Ahmad. (1992). Fitografi. Pusat Ilmu Hayati ITB: Bandung.
Karomah, Siti. (2017). Dilleniidae. Diakses melalui https://caridokumen.com/ [13
Maret 2019]
Gembong Tjitrosoepomo. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatopyta).
Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Steenis, C.G.F.J. van, dkk. (2013). Flora. PT. Balai Pustaka (Persero): Jakarta
Sudarsono, dkk. (2005). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UM Press: Malang.

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR


Gb. 2. Dillenia philippinensis
Khaytarova, Marina. (2002). Dillenia philippinensis. [Online]. Diakses dari
https://toptropicals.com/ [13 Maret 2019]
Gb. 3. Thea sinensis
Parks, Christine. (2016). Thea sinensis. [Online]. Diakses dari
https://www.americancamellias.com/ [13 Maret 2019]
Gambar 4. Dipterocarpus kerrii
Dasuki, Undang Ahmad. (1994). Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB: Bandung
Gb. 6.b. Malvaviscus arboreus
Zoom. (2011). Malvaviscus arboreus. [Online]. https://zoom50.wordpress.com/
[13 Maret 2019]

Anda mungkin juga menyukai