b) Famili Elaeocarpaceae
Famili ini memiliki ciri habitus berupa pohon atau perdu, sering
menghasilkan alkaloid indolozidin. Daun tunggal, tersebar atau berhadapan,
stipula persisten atau mudah gugur, bunga dalam rasemus, panikula atau
dikhasial samosa, aktinomorf, biseksual dan jarang uniseksual, tidak memiliki
epikaliks, sepal berjumlah 4-5, petal 4-5, stamen banyak, ginesium ovarium 2
atau lebih banyak karpel, ruang sebanyak karpel, ovul 2 atau lebih per ruang.
Plasenta aksilaris. Buah kapsula, jarang drupe dan biji dengan endosperm. Suku
ini terdiri dari 10 marga dengan sekitar 400 jenis, tersebar di daerah tropis dan
subtropics, tetapi tidak di Afrika (Dasuki, 1994). Contoh tumbuhan dari famili
ini yaitu Elaeocarpus floribundus dan Saloanea sigun.
c) Famili Tiliaceae
Famili ini berupa tanaman berkayu, jarang herba, dengan kebanyakan
daun tunggal, tersebar dengan daun penumpu. Bunga beraturan, kerapkali
berkelamin 2. Daun kelopak 4-5, secarap katup, lepas atau melekat. Daun
mahkota 4-5, tidak bersatu, kadang-kadang tidak ada. Benang sari banyak,
kadang-kadang 10 seringkali dalam berkas. Bakal buah menumpang, beruang
dua sampai banyak, dengan bakal biji 1 sampai banyak per ruang. Tangkai putik
1, kadang-kadang pendukung benang sari juga merupakan pendukung putik
(androginofor). Buah beruang banyak. Sel lendir di dalam teras maupun kulit
(Steenis, 2013).
Suku ini terdiri dari sekitar 50 marga dengan 450 jenis, tersebar di
daerah tropis dan subtropics. Contoh tumbuhannya yaitu Muntingia calabura
dan Corchorus aestuans.
d) Famili Sterculiaceae
Famili ini memiliki habitus berupa pohon , perdu, liana, atau herba,
memiliki rambut bintang atau sisik peltatus, umumnya bertanin. Daun tunggal
dengan urat daun pinatus atau palmatus atau majemuk palmatus, stipula cepat
gugur atau resisten. Bunga dalam berbagai tipe perbungaan yang kompleks,
atau tunggal. Jenis kelamin unseksual atau biseksual. Terkadang memiliki
epikaliks, sepal berjumlah 3-5, nectar berupa rambut-rambut kelenjar pada
dasar kaliks. Makhota bunga 5, sering bertaji, stamen 10 dalam dua lingkaran,
lingkaran luar 5 sering berupa staminodia yang petaloid, filament bersatu
membentuk tabung, ginesium umumnya 5 karpel dengan ruang sebanyak
karpel, ovul 2 sampai lebih tiap ruang, plasenta aksilaris. Buah berdaging atau
seperti kulit bahkan mengkayu, sering terbagi menjadi merikarpium, biji
kadang-kadang beralirus, dan endosperm berminyak atau beramilum (Dasuki,
1994).
Suku ini terdiri dari sekitar 65 marga dengan 1000 jenis, dan tersebar
terutama di daerah tropis dan subtropis. Contoh tumbuhan dari suku Theobroma
cacao L.
e) Famili Bombaceae
Famili ini memiliki karakteristik yaitu habitus berupa pohon, sering
berupa pohon besar tapi kayunya lunak dan ringan, pokok batang sering
membesar berisi jaringan penyimpanan air, biasanya berambut bintang atau
bersisik. Daun cepat gugur, letaknya tersebar, tunggal atau majemuk, palmatus,
stipula cepat jatuh. Bunga tunggal atau dalam samosa berhadapan dengan daun,
biseksual, aktinomorf, sering dengan epikaliks, sepal 5, nectar berupa rambut
kelenjar pada dasar sepal, petal 5 stamen 5 sampai banyak, sering terdapat
staminodia, ovarium 2-5 karpel, ruang sebanyak karpel, ovula 2 sampai lebih
tiap ruang, plasenta aksilaris. Buah kapsula yang lokulisidus, biji sering
berarilus, sering tertanam pada jaringan berambut dari dinding dalam buah, ada
atau tidak ada endosperm (Dasuki, 1994).
Suku ini terdiri dari sekitar 20-30 marga dengan 200 jenis, tersebar di
daerah tropis. Contonya Ceiba petandra dan Durio sp.
Gambar. Durio sp.
4. Ordo Lecythidales
Lecythidales memiliki benang sari monadelphus dan bakal buah
inferior. Ordo ini hanya berisi satu famili yaitu Lecythidaceae.
a) Famili Lecythidaceae
Lecythidaceae adalah famili tropis yang terdiri dari 20 genus dan 285
species yang berupa pohon atau perdu. Bunganya besar dengan 4-6 daun
kelopak dan daun mahkota. Benang sari banyak dan melebur menjadi cincin
asimetris yang diperluas menjadi ligula yang datar atau melengkung di atas
ginesium seperti sebuah tudung. Ginesium inferior (Daniel, 2015). Contoh dari
famili ini yaitu Barringtonia acutangula.
5. Ordo Nepenthales
Nepenthales adalah salah satu bangsa/ordo anggota tumbuhan berbunga
yang termasuk dalam anak kelas Dilleniidae, kelas Magnoliopsida, menurut
Sistem klasifikasi Cronquist (1981). Ada tiga suku yang termasuk di dalamnya:
Sarraceniaceae, Nepenthaceae, dan Droseraceae. Namun, dalam sistem
klasifikasi dan modifikasi lanjutannya, yang berdasarkan filogeni dan sekarang
mulai luas digunakan, kelompok ini tidak digunakan lagi.
Tumbuhan yang termasuk Ordo Nepenthales Famili Nepenthaceae
adalah spesies Nepenthes sp. (Kantong semar).
a) Famili Nephentaceae
Famili ini berupa habitus perdu atau setengah perdu yang sering
merayap atau memanjat, sering epifit, insektivor, bertanin. Daun tersebar dan
termodofikasi terdiri dari petioles, lamina, tendril yang dihubungkan dengan
askidium (kantung perangkap) dan operculum (tutup). Kelenjar pencerna
terdapat pada askidium yang terisi cairan pencerna, kelenjar nektar dan hidatoda
tersebar pada batang dan daun. Bunga dalam rasemus atau panikula, kecil,
aktinomorf, uniseksual, sepal 4 imbrikatus, berkelenjar nectar, apetal, stamen
8-25, filament bersatu membentuk tabung, ginaseum 4 karpel, 4 ruang, ovul
banyak, plasenta aksilaris. Buah kapsula, biji banyak, filiformis dan memiliki
endosperm.
Suku ini hanya memiliki 1 marga yaitu Nepenthes dengan sekitar 75
jenis tersebar antara India Timur dan Madagaskar, Asia Tenggara, dan pulau-
pulau sebelah utara Australia. Contoh dari famili ini yaitu Nepenthes
campulata.
6. Ordo Violales
Ciri umum dari ordo ini adalah memiliki karpel umumnya 3 perianthium
jarang karpel umumnya 3, perianthium jarang tetramer, kadang-kadang
simpetal.
a) Famili Flacourtiaceae
Famili ini memiliki ciri habitus pohon atau perdu yang tegak. Daun
tersebar, bertangkai, tunggal. Daun penumpu kecil atau tidak ada.bunga di
ujung, di ketiak atau pada batang yang tua, berkelamin dua atausatu. Daun
kelopak 3-6, lepas atau bersatu. Daun mahkota 3-8 atau tidak ada. Benang sari
5 atau lebih, ruang sari 2. Tonjolan dasar bunga ada atau tidak ada. Bakal buah
menumpang, beruang 1, kadang-kadang tidak sempurna beruang 2- 10, atau
kepala putik duduk. Buah buni atau buah batu, berbiji 1 sampai banyak (Steenis,
dkk, 2013). Contoh dari famili ini yaitu Flacourtina rukam.
b) Famili Bixaceae
Semak dan pohon kecil. Daun tersebar, tunggal bertulang daun menjari.
Daun penumpu cepat rontok. Bunga di ujung dalam malai atau malai rata,
berkelamin 2, beraturan. Anak tangkai bunga dengan 5-6 kelenjar di ujung.
Daun kelopak dan mahkota dalam kuncup, tersusun seperti genting. Daun
kelopak 4-5, lepas rontok. Daun mahkota 4-7, lepas. Benang sari banyak.
Kepala sari terlipat rangkap, beruang 2. Bakal buah menumpang, beruang satu.
Bakal biji banyak, pada papan biji yang terdapat pada dinding. Tangkai putik1.
Buah kotak, pecah menurut ruang, berkatup dua, dinding dalam seperti selaput,
dapat lepas (Steenisdkk, 2013). Contohnya Bixa Orellana.
c) Famili Violaceae
Semak, perdu atau pohon. Daun tersebar atau duduk pada akar, dengan
daun penumpu. Bunga beraturan atau zgomorf, berkelamin dua. Tangkai
bunga dengan 2 daun pelindung. Daun kelopak 5. Lepas atau bersatu pada
pangkalnya. Daun mahkota 5, yang terdepan kerapkali yang tersebar dan pada
pangkalnya berspora (bertaji). Benang sari 5, berseling dengan daun mahkota,
kepala sari bertemu dengan bakal buah, ruang sari 2 penghubung sari
kerapkali diperpanjang pada ujungnya. Bakal buah menumpang, beruang 1
dengan 3 papan biji yang bertempel di dinding. Tangkai sari 1 kerapkali
berbentuk gada atau bengkok. Buah kotak berkatup3, patah menurut ruang.
Biji 3 sampai banyak. (Steenis, 2013). Contonya yaitu Viola odorata L.
d) Famili Passifloraceae
Familia Passifloraceae merupakan familia yang tergolong sudah
maju dari beberapa familia yang telah dibahas sebelumnya, familia ini terbagi
atas beberapa tingkat kemajuannya sebab terdapat beberapa kriteria maju yang
dimiliknya, berdasarkan hasil pengamatan terhadap tanaman yang mewakili
familia ini yaitu tanaman Passiflora edulis kriteria termaju yang dimilikinya
antara lain habitus berupa liana, habitus ini dianggap maju setelah semak, perdu
dan pohon, pertulangan daun actinodromous, jenis daun tunggal berbagi, caliks/
corolla bersatu 1/3, stamen dengan bagian dasar bersatu, pistillum dengan
stigma bercabang 3, perlekatan karpel synkarp, dan umur tumbuhan beberapa
tahun, pola percabangan simpodial, akan tetapi terdapat beberapa kriteria yang
masih primitif sehingga tanaman ini mengalami penurunan level kemajuan dari
tanaman yang akan dibahas selanjutnya, beberapa kriteria primitif tersebut
antara lain sebagai berikut, duduk daun tersebar, perbungaan tunggal, jenis
kelamin biseksual, ovarium super superum, simetri bunga actinomorf, kelamin
tumbuhan monoecous, dan tipe plasenta parietalis. Berdasarkan hasil
pengskoran skala filogenetik tanaman ini memperoleh skor (44) dan menempati
urutan lima.
e) Famili Caricaceae
Familia caricaceae merupakan familia yang tergolong maju dengan
beberapa kriteria yang dimilikinya, familia ini diwakili oleh tanaman Carica
papaya yang memiliki kriteria sebagai berikut yaitu jenis daun tunggal berbagai,
pertulangan daun actinodromous, jenis kelamin. Sel uniseksual , kaliks/korolla
salah satu bersatu, stamen epipetal, dan kelamin tumbuhan diceous. Selain itu
terdapat beberapa kriteria yang masih primitif yang dimiliki oleh tanaman ini
antara lain yaitu habitus berupa pohon berkayu lunak , pola percabangan
monopodial, pistilum dengan stigma bercabang, dan umur tumbuhan beberapa
tahun. Habitus pohon, seringkali bergetah Daun tunggal atau majemuk, bentuk
tangan letak tersebar tanpa stipula. Bunga actinomorf, bisexualis atau
unisexualis. Calyx bersatu berlekuk 5, corolla 5 pada bunga membentuk tabung,
pada bunga membentuk tabung pendek. Stamen 2 x petal epipetal, pistilum 1
ovarium superum, carpellum 3-5 berruang 1 dengan banyak ovulum. Stylus dan
stigma 5. Buah bacca, biji berarillus dengan endosperm. Contoh : Carica
papaya (pepaya)
f) Famili Curcubitaceae
Familia Cucurbitaceae merupakan familia yang tergolong sangat maju
dari sekian familia yang telah dibahas sebelumnya dalam subkelas Dillenidae.
Hal ini disebabkan kriteria yang ditunjukan oleh familia ini sangat maju, familia
ini diwakili oleh tanaman Sechium edule dengan keriteria maju yang
dimilikinya antara lain sebagai berikut yaitu habitus herbal, pola percabangan
simpodial, letak ovarium inferum,tipe plasenta basalis dan umur tumbuhan
kurang dari satu tahun, selain itu terdapat beberapa kriteria primitif yang
dimiliki oleh tanaman ini antara lain jenis daun tunggal, stamen lepas, dan
kelamin tumbuhan monoecous. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengskoran
skala filogenetik, tanaman ini memperoleh skor (55).
Cucurbitaceae atau tanaman pertanian yang merambat termasuk dalam
tanaman sayuran penting (Wehner and Maynard 2003). Cucurbitaceae adalah
tanaman herba/terna setahun (Crase 2011), jarang sekali berupa semak atau
perdu (Tjitrosoepomo 2002), sebagian besar merambat atau menjalar, biasanya
dengan sulur yang berada pada node atau buku-buku (Crase 2011). Sulur atau
alat-alat pembelit merupakan metamorfosis cabang, dahan atau kadang-kadang
daun penumpu. Tanamannya memiliki satu ujung atau bercabang
(Tjitrosoepomo 2002). Tumbuhan basah atau berkayu yang memanjat dengan
sulur. Daun tunggal atau majemuk dan biasanya tidak mempunyai stipula
karena berubah menjadi sulur. Bunga tunggal atau dalam karangan, pada
umumnya unisexualis, actinomorf. Calyx dan corolla 5, stamen 5 semua bersatu
atau 2-2 berpasangan (2 stamen besar dengan 2 theca dan 1 stamen kecil dengan
1 theca, atau semua filamen bersatu pada pangkalnya. Ovarium inferum dengan
3 carpellum dan 3 ruang, ovulum dengan 2 integumen. Buah bacca, biji tanpa
endosperm. Contohnya Luffa cylindrica (bulustru)
g) Famili Begoniaceae
Famili ini merupakan tumbuhan perdu, memiliki akar serabut yang keluar
dari batang (rizoma), daun tunggal atau majemuk, umumnya berbentuk tangan
dengan stipula, letak tersebar atau dalam rosete Bunga dalam karangan
dichasium, actinomorf atau zygomorf, umisexual monoecious. Bunga dan
calyx 2 corolla 2-6 dengan stamen 4-banyak, bunga – perianthium 5-6-8.
ovarium inferum, bersayap, berruang 3 atau 2-6 dengan banyak ovulum,
integumentum 2. Buah bacca atau capsula. Contoh: Begonia semperflorens
7. Ordo Salicales
Bangsa ini hanya terdiri atas 1 suku, yaitu suku Salicacea..
a) Famili Salicaceae
Suku ini meliputi tumbuhn-tumbuhan yang berbatang kayu dengan
daun-daun tunggal yang tersebar, dan mempunyai daun-daun penumpu. Bunga
berkelamin tunggal, berumah 2, jarang sekali berumah satu, tersusun dalam
bulir, tanpa hiasan bunga atau jika ada amat tereduksi dan tidak pernah
menyerupai mahkota. Pada pangkal bunga terdapat suatu badan seperti piala
atau cakram yang seringkali dipandang sebagai hiasan bunga yang tereduksi.
Bunga jantan dengan 2-8 benang sari, bunga betina dengan satu putik yang
terdiri atas dua daun buah, dengan bakal buah yang duduknya menumpang,
mempunyai 1 ruang yang mengandung banyak bakal biji yang anatrop dengan
2-4 papan biji yang pariental. Bakal biji dengan 1 selaput biji. Suku ini hanya
terdiri atas 2 marga dengan ± 330 jenis yang tersebar di daerah-daerah iklim
sedang di belahan utara bumi dengan beberapa jenis di daerah tropika
(Gembong, 2013). Contohnya Papulus nigra
8. Ordo Capparales
Ciri umum dari ordo Capparales, yaitu buah umumnya bertipe khusus
seperti kapsul, perianthium tetramer, tidak simpetal. Umumnya tumbuhan
basah dengan daun tunggal yang letaknya tersebar, sebagian besar tanpa
stipula. Bunganya bisexualis, actinomorf atau zigomorf. Perianthium 2-4mer,
stamen sebanyak tepal atau lebih. Pistilum syncarpus dengan placenta
parietalis. Adanya septum spurium menyebabkan jumlah ruang menjadi
banyak. Buah bacca, capsul, atau drupa.
a) Famili Capparaceae
Tumbuhan basah/berkayu, daun tunggal, letak tersebar, bunga dalam
karangan racemosa, biseksualis, stamen 4,6-banyak, Ovarium superum,
Androgynophore. Contoh: Cleome spinosa dan Gynandropsis gynandra
b) Famili Brassicaceae
Familia Brassicacaeae merupakan familia yang tergolong sedikit maju
dari familia-familia yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan
oleh kemajuan kriteria yang dimiliki olah familia Ini, familia ini diwakili oleh
tanaman Roripa Indica dimana pada tanaman ini terdapat beberapa kemajuan
dan juga terdapat kriteria yang dianggap masih primitif, kriteria yang
tergolong maju antara lain habitusnya berupa herba. Herba merupakan habitus
yang dianggap paling maju diantara habitus-habitus yang lain berdasarkan
skala filogenetik, dengan pola percabangan simpodial, perbungaan majemuk,
pistilum dengan stigma bersatu, perlekatan karpel synkarp, dan umur
tumbuhan kurang dari setahun. Selain itu juga terdapat kriteria primitif yang
dimiliki oleh tanaman ini yaitu jenis daun tunggal dengan duduk daun
tersebar, pertulangan daun Craspedodromous, caliks/corolla lepas, stamen
lepas. Berdasarkan pengamatan dan pengskoran skala filogenetik tanaman ini
memperoleh skor (43) menempati urutan keempat.
c) Famili Moringaceae
Moringaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Brassicales, klad euRosidae II. Salah satu spesies dalam suku ini ialah
Moringa oleifera atau kelor. Ciri-ciri umum yaitu: tumbuhan berbentuk
pohon, daun bipinnatus atau tripinnatus, tanpa stipula, letak tersebar, bunga
bisexualis zigomorf, dalam karangan panicula. calyx dan corolla pentamer.
Stamen 10 (5 fertil, 5 steril berupa stamenodium). Ovarium terletak pada
gynophorum yang pendek, berruang 1 dengan banyak ovulum pada placenta
parietalis. Buah capsula terpecah menjadi 3, biji tanpa endosperm. Contoh :
Moringa oleifera (kelor)
9. Ordo Batales
Bangsa pada ordo ini berkelamin tunggal dengan tajuk yang sangat
kecil atau tidak ada, tersusun dalam untai, menghasilkan minyak mustard.
Ordo ini mencakup dua famili yaitu: Gyrostemonaceae dan Bataceae (Daniel,
2015).
a) Famili Gyrostemonaceae
Sebanyak 17 species yang termasuk dalam 5 genus yang berasal dari
Australia membentuk famili ini. Tumbuhan-tumbuhan famili ini berupa
perdu atau pohon dengan bunga berkelamin tunggal, banyak benang sari,
dan banyak karpel yang melbur membentuk bakal buah plurilokul.
b) Famili Bataceae
Famili ini terdiri atas 2 species Batis, yang berasal dari daerah Amerika
Tropis. Tumbuhan-tumbuhannya berupa perdu maritim kecil dengan daun
berhadapan dan bunga tetramer berkelamin tunggal. Bunga jantan dengan 4
benang sari yang ditopang pada bulir terminal yang juga berisi bunga betina.
Ginesium bikarpel, berlokul 4, masing-masing lokul mengandung satu bakal
biji parietal.
10. Ordo Ericales
a) Famili Ericaceae
Famili ini memiliki ciri habitus berupa perdu, pohon kecil atau liana,
ada juga yang epifit. Letak daun tersebar, berhadapan atau dalam lingkaran,
tunggal, epidermis sering berlendir, tanpa stipula. Bunga umumnya dalam
rasemus dengan braktea, kadang-kadang tunggal, tiap bunga punya 2 brakteola,
jenis kelamin biseksual, aktinomorf atau sedikit zigomorf, sepal 3-7, persisten,
petal 3-7 bersatu membentuk tabunga, stamen 2 lingkaran, sebanyak petal,
antera membuka dengan porus di apeks atau dengan celah dari apeks ke bawah,
diskus terdapat sekeliling ovarium, ginesium 2-10 karpel, ovarium superus,
ruang banyak, plasenta aksilaris, 1 sampai banyak ovul tiap plasenta. Buah
kapsela, baka atau drupe. Biji banyak, kecil, kadang-kadang bersayap,
endosperm berminyak dan berprotein (Dasuki, 1994).
Suku ini terdiri dari sekitar 125 marga dan 3500 jenis, tersebar luas di
daerah temperate, subtropics dan pegunungan tropis. Marga yang besar adalah
Rhodendron (850 jenis), Erica (600 jenis) dan Vaccinium (450 jenis).
Contohnya yaitu Gaultheria punctate.
c) Famili Styracaceae
Famili ini merupakan famili kecil lainnya dengan anggota terdiri dari
10 genus (150 species) yang anggotanya termasuk pohon atau perdu penghasil
resin. Tanaman dari famili ini memiliki rambut bintang atau sisik yang
memerisai, bunga pentamerus, 10 benang sari dalam satu lingkaran, dan 3-5
karpel (Daniel, 2013). Contoh tumbuhan dari famili ini yaitu Styrax benzoin.
13. Ordo Primulales
Ordo Primulales ini berupa terna, semak, atau perdu, dengan daun-daun
tunggal tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf
jarang zigomorf, berbilangan 4 sampai 5, daun mahkota hampir selalu
berlekatan. Benang sari dalam 1 lingkaran, tertanam pada pangkal daun
mahkota. Sebagian benamg sari mandul, berupa staminodium yang letaknya
berseling dengan benang-benang sari yang fertil. Bakal buah menumpang atau
tenggelam, beruang 1, dngan tembuni pada dasar ruang dengan 1 sampai
banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen. Tangkai putik 1. Biji
kecil dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus.
a) Famili Promulaceae
Ciri-ciri dari suku ini yaitu habitus berupa terna atau semak-semak
kecil, daun tunggal duduk tersebar atau berhadapan, tanpa daun
penumpu, bunga banci, aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan
berbilangan 5, kadang-kadang berbilangan 4→9. Kelopak berlekuk
atau berbagi 4, yang letaknya abaksial sedikit banyak berlekatan.
Mahkota berlekatan, kadang-kadang hampir bebas, berlekuk 3→4.
Benang sari 4, jarang hanya 1→2, melekat pada buluh mahkota dan
berhadapan dengan benang-benang sari yang mandul. Bakal buah
menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1, bakal biji banyak
dengan tembuni yang letaknya di tengah-tengah, tiap bakal biji
mempunyai 2 integumen. Buahnya buah kendaga dengan banyak biji,
masing-masing dengan endosperm dan lembaga yang lurus atau
bengkok. Dalam daun-daunnya seringkali terdapat sel-sel kelenjar atau
ruang-ruang kelenjar. Suku ini mempunyai ± 500 jenis yang terbagi
dalam ± 20 marga, sebagian besar tumbuh di daerah-daerah iklim
sedang dan daerah-daerah iklim dingin. Contoh : Primula rosea
DAFTAR PUSTAKA
Cronquist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants.
Columbia University Press: New York.
Daniel, M. 2015. Taksonomi: Perjalanan Evolusi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta
Dasuki, Undang Ahmad. (1994). Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar
Universitas Bidang Ilmu Hayati ITB: Bandung
Dasuki, Undang Ahmad. (1992). Fitografi. Pusat Ilmu Hayati ITB: Bandung.
Karomah, Siti. (2017). Dilleniidae. Diakses melalui https://caridokumen.com/ [13
Maret 2019]
Gembong Tjitrosoepomo. 2013. Taksonomi Tumbuhan (Spermatopyta).
Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Steenis, C.G.F.J. van, dkk. (2013). Flora. PT. Balai Pustaka (Persero): Jakarta
Sudarsono, dkk. (2005). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UM Press: Malang.