Anda di halaman 1dari 22

Pengertian Teori: Apa itu Teori?

| Teori (theory) adalah susunan definisi, konsep, dan dalam


menyajikan pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diberikan pengertian teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai
keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian, azas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu
kesenian atau ilmu pengetahuan, dan pendapat/cara/aturan untuk melakukan sesuatu. Teori merupakan
sarana pokok guna dapat menyatakan hubungan sistematis yang terjadi dalam gejala sosial maupun
gejala alam yang akan diteliti. Teori juga merupakan abstraksi dan pengertian atau hubungan suatu
proporsi dan dalil. Menurut Hedriksen (1992), pengertian teori adalah suatu susunan hipotesis, konsep,
dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk suatu bidang yang
dipertanyakan. Menurut Kerlinger (1973), teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama
lainnya yang mengandung suatu pandangan sistematis dari suatu fenomena. Selain itu, ada tiga hal yang
perlu diperhatikan jika ingin mengenal teori yaitu:

 Teori adalah suatu proporsi yang terdiri dan konstrak yang sudah didefinisikan secara luas sesuai
dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secarajelas.
 Teori menjelaskan hubungan antar variabel sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena
yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas.
 Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel yang saling
berhubungan.
Suatu teori adalah kumpulan dari beberapa konsep yang membentuk suatu pola realitas. Teori adalah
suatu pernyataan yang menjelaskan secara khusus suatu proses, peristiwa, atau fenomena yang
didasarkan pada observasi beberapa fakta, namun tanpa bukti absolut atau langsung. Beberapa teori
membentuk suatu kelompok pertanyaan yang berkaitan satu sama lain sehingga memberi makna pada
suatu rangkaian kejadian. Teori dapat diuji, dirubah, atau digunakan sebagai pemandu riset atau sebagai
dasar evaluasi. Teori diperoleh melalui dua metode pokok, yaitu secara deduktif dan induktif. Cara
deduktif dimulai dengan menguji suatu gagasan umum, kemudian melakukan tindakan khusus untuk
menarik suatu kesimpulan khusus. Sedangkan dengan cara induktif prosesnya berlangsung sebaliknya.
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang
menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan
antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah. Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran
teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel
dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.[1].
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula
tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan
antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta .[2] Selain itu, berbeda
dengan teorema, pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan
merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari
penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan
pada pembuktian matematika.
Sedangkan secara lebih spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat pula teori sosial. Neuman
mendefiniskan teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari keterkaitan abstraksi atau ide-ide
yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia sosial.[3]. Perlu diketahui
bahwa teori berbeda dengan idiologi, seorang peneliti kadang-kadang bias dalam membedakan
teori dan ideologi. Terdapat kesamaan di antara kedunya, tetapi jelas mereka berbeda. Teori dapat
merupakan bagian dari ideologi, tetapi ideologi bukan teori. Contohnya adalah Aleniasi manusia
adalah sebuah teori yang diungkapakan oleh Karl Marx, tetapi Marxis atau Komunisme secara
keseluruhan adalah sebuah ideologi.
Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang
menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan
dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah
terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai
fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau tingkah
laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu modelatas kenyataan (misalnya : apabila
kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah teori membentuk generalisasi atas banyak
pengamatan dan terdiri atas kumpulan ide yang koheren dan saling berkaitan.
Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang diramalkan oleh suatu teori namun
belum pernah terpengamatan. Sebagai contoh, sampai dengan akhir-akhir ini, lubang
hitam dikategorikan sebagai teoritis karena diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum
pernah teramati di alam. Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah teori ilmiah telah
mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh para peneliti lain tingkatannya akan menjadi hukum
ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah dan teori ilmiah itu berbeda. Teori akan
tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap menjadi hukum.[4]

Elemen[sunting | sunting sumber]


Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya. Elemen ini berfungsi untuk
mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut. Elemen pertama yaitu
konsep. Konsep adalah sebuah ide yang diekspresikan dengan symbol atau kata.[5]. Konsep dibagi
dua yaitu, simbol dan definisi.Dalam ilmu alam konsep dapat diekspresikan dengan simbol-simbol
seperti, ”∞” = tak terhingga, ”m”= Massa, dan lainya. Akan tetapi, kebanyakan di dalam ilmu sosial
konsep ini lebih diekspresikan dengan kata-kata tidak melalui simbol-simbol. Menurut Neuman kata-
kata juga merupakan simbol karena bahasa itu sendiri adalah simbol. Karena mempelajari konsep
dan teori seperti mempelajari bahasa. Konsep selalu ada di mana pun dan selalu kita gunakan.[6].
Misalnya kita membicarakan tentang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu konsep, ia
merupakan ide abstrak yang hanya di dalam pikiran kita saja.
Elemen kedua yaitu Scope [7]. Dalam teori seperti yang dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep
ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat kongkret. Teori dengan konsep-konsep
yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas, dibanding dengan teori
yang memiliki konsep-konsep yang kongkret. Contohnya, teori yang diungkapkan oleh Lord Acton
”kekuasaan cenderung dikorupsikan”. Dalam hal ini kekuasaan dan korupsi ada pada lingkup yang
abstrak. Kemudian kekuasaan ini dalam lingkup kongkret sepeti presiden, raja, jabatan ketua RT,dll.
Dan korupsi dalam lingkup kongkret seperti korupsi uang. .[8].
Elemen ketiga adalah relationship. Teori merupakan sebuah relasi dari konsep-konsep atau secara
lebih jelasnya teori merupakan bagaimana konsep-konsep berhubungan. Hubungan ini seperti
pernyataan sebab-akibat (causal statement) atau proposisi. Proposisi adalah sebuah pernyataan
teoritis yang memperincikan hubungan antara dua atau lebih variable, memberitahu kita bagaimana
variasi dalam satu konsep dipertangggung jawabkan oleh variasi dalam konsep yang lain. Ketika
seorang peneliti melakukan tes empiris atau mengevaluasi sebuah hubungan itu, maka hal ini
disebut sebuah hipotesa. Sebuah teori sosial juga terdiri dari sebuah mekanisme sebab akibat, atau
alasan dari sebuah hubungan, sedangkan mekanisme sebab akibat adalah sebuah pernyataan
bagaimana sesuatu bekerja

Banyak literatur yang menjelaskan pengertian teori yang berasal dari kata: thea. Definisi teori dapat
berbeda-beda menurut pandangan kalangan ahli teori berdasarkan pada bidang-bidang pengetahuan
serta tergantung pada metodologi dan konteks diskusi.
Pengertian teori secara umum adalah analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain
pada sekumpulan fakta-fakta yang disusun secara sistematis, logis (rasional), empiris (kenyataan),
juga simbolis dalam menjelaskan suatu fenomena.

Pengertian teori menurut beberapa ahli


Berikut beberapa definisi dan pengertian teori yang telah dirangkum oleh Lentera Kecil berasal dari
berbagai sumber literatur asing yang telah diterjemahkan secara umum.

 Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana
dan mengapa suatu peristiwa terjadi – JONATHAN H. TURNER.
 Teori adalah seperangkat ide, konstruk atau variabel, definisi, dan proposisi yang memberikan
gambaran suatu fenomena atau peristiwa secara sistematik dengan cara menentukan hubungan
antar-variabel – Creswell
 Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang
membantu kita untuk memahami sebuah fenomena – LITTLE JOHN & KAREN FOSS
 Teori adalah konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainnya yang mengandung suatu
pandangan sistematis dari suatu fenomena – KERLINGER
 Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau
kejadian – NAZIR
 Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang
menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan
antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah – John W Creswell
 Teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau mengkarakteristikkan beberapa
fenomena – STEVENS
 Teori adalah suatu deskripsi fenomena tertentu, suatu penjelasan tentang hubungan antar fenomena
atau ramalan tentang sebab akibat satu fenomena pada fenomena yang lain – FAWCETT
 Teori terdiri dari generalisasi yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi sebuah
fenomena – TRAVERS
 Teori merupakan suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan satu sama
lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan , sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi
suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu – EMORY – COOPER
 Teori adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan
yang belum diketahui secara pasti – CALVIN S. HALL & GARDNER LINZEY
 Teori adalah sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat diamati
dalam dunia nyata – KING
 Teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan seperangkat variabel satu
sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat dibandingkan dengan pola-pola
yang diamati- MANNING
 Teori adalah jaringan untuk menangkap apa yang kita sebut sebagai “dunia”. Teori membantu kita
memahami kenyataan – Karl Popper
 Teori adalah proses pengembangan ide-ide yang akan membantu kita menjelaskan bagaimana dan
mengapa sebuah kejadian dapat terjadi – Jonathan H. Turner
 Teori adalah proses sistematik dalam merumuskan dan mengorganisasi ide menjadi sebuah
fenomena tertentu yang dapat dipahami – William Doherty
 A theory is a systematic set of generalized statements about a particular segment of reality – Mike
Bal (1985).
 A theory is a group of logically organized laws or relationships that constitute explainnation in a
discipline – Heinan (1985).
 Theory is a simply an idea about why people are the way they are and act the way they act– Davis
(2000

Definisi, Jenis dan contoh-contoh Proposisi

Proposisi adalah suatu ekspresi verbal dari keputusan yang berisi pengakuan atau pengingkaran sesuatu
predikat terhadap suatu yang lain, yang dapat dinilai bener atau salah.

Jenis-jenis proposisi terbagimenjadi 4 bagian :

1. Proposisi berdasarkan Bentuk :

a. proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan 1 predikat.

Contoh : Unie menyayi

Ayah membaca koran

b. Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek dan lebih dari 1 predikat.

Contoh : Indra belajar bermain piano dan menyayi di studio

Adik Belajar bahasa indonesia dan membuat kalimat majemuk

2.Proposisi berdasarkan Sifat :

a. Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara subyek dan predikatnya mempunyai
syarat apapun

Contoh : Semua Perempuan di indonesia akan mengalami Menstruasi

Setiap mengendarai mobil harus memakai seftybeld

b. Proposisi kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara subjek dan predikat membutuhkan
syarat tertentu.
Contoh : Jika yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiah

Jika saya lulus penelitian ilmiah maka saya akan mengadakan syukuran

3. Proposisi berdasarkan kualitas:

a. proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau membenarkan subjeknya.

Contoh : Semua gajah berbadan besar

Semua ilmuwan adalah orang pandai

b. proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya menolak atau tidak mendukung subjeknya.

Contoh : Tidak ada wanita yang berjenggot

Tidak ada binatang yang bisa bicara

4. proporsisi berdasarkan kuantitas:

a. proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya mendukung atau mengingkari semua.

Contoh : Semua warga Indonesia mememiliki KTP

Semua masyarakat mematuhi peratura lalulintas

b. proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang predikatnya membenarkan sebagian subjek.

Contoh : Tidak semua murid patuh kepada gurunya.

Pengertian dan Contoh Premis

ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.

Merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan premis mayor dan premis minor.

Subjek pada kesimpulan itu merupakan term minor.

Term menengah menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak boleh terdapat pada
kesimpulan.
Perlu diketahui, term ialah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau
predikat (P).

Contoh:

(1) Semua cendekiawan adalah manusia pemikir

(2) Semua ahli filsafat adalah cendekiawan

(3) Semua ahli filsafat adalah manusia pemikir.

Premis memiliki 4 arti. Premis adalah sebuah homonim karena


arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi
maknanya berbeda. Premis memiliki arti dalam kelas nomina atau
kata benda sehingga premis dapat menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan. Premis memiliki arti dalam bidang ilmu arsitektur
Kata premis berasal dari kata premissus yang merupakan bentuk dari
kata paraemittera. Parae berarti sebelum, lebih dulu. Mittera berarti mengirim. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia premis adalah apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan atau
kalimat yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan dari dalam penalaran. Berbicara tentang premis,
maka berkaitan erat dengan istilah silogisme. Silogisme adalah suatu bentuk penalaran yang berusaha
menghubungkan dua pernyataan (premis mayor dengan premis minor) untuk ditarik suatu
kesimpulan.
Jenis-jenis Silogisme[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari;

1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi
yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis
mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi
subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle
term).
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi)

Hukum-hukum Silogisme Katagorik.[sunting | sunting sumber]

 Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular
juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).

 Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus


negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
Sebagian pejabat korupsi (minor).
∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).

 Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah


diambil kesimpulan.
Contoh:
Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika
dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya
bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang
mungkin tidak jujur (konklusi).

 Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak


akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan
tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua
proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil
jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
Kucing bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak mempunyai
kesimpulan

 Apabila term penengah dari suatu premis


tidak tentu, maka tidak akan sah diambil
kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah
dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka,
binatang ini adalah ikan? Mungkin saja
binatang melata.

 Term-predikat dalam kesimpulan harus


konsisten dengan term redikat yang ada
pada premisnya. Apabila tidak konsisten,
maka kesimpulannya akan salah.
PENGERTIAN PROPOSISI
Proposisi merupakan kalimat logika yang mana pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang
dapat dinilai benar atau salah. Ada yang mengartikan proposisi sebagai ekspresi verbal dari putusan yang berisi
pengakuan atau penginkaran sesuatu (predikat) terhadap sesuatu yang lain (subjek) yang dapat dinilai benar atau
salah.
Unsur-unsur proposisi:
 Term subjek; hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan. Term subjek dalam sebuah
proposisi disebut subjek logis. Ada perbedaan antara subjek logis dengan subjek dalam sebuah kalimat.
Tentang subjek logis harus ada penegasan/ pengingkaran sesuatu tentangnya.
 Term predikat; isi pengakuan atau pengingkaran.
 Kopula; menghubungkan term subjek dan term predikat,
Terdapat beberapa jenis proposisi, yakni:

Penjelasan:
a) Proposisi Berdasarkan Bentuknya,
Proposisi tunggal, merupakan proposisi yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Misalnya, saya makan; Andi
bermain.
Proposisi majemuk, merupakan proposisi yang terdiri atas satu subjek dan lebih dari satu predikat. Misalnya, Anna
belajar fisika dan mendengarkan musik; Bekham tur ke Asia dan bermain di Indonesia.
b) Proposisi Berdasarkan Sifatnya,
Proposisi Kategorial, proposisi yang hubungan subjek dan predikatnya tidak memerlukan syarat apapun. Misalnya,
semua orang akan mati; semua hewan membutuhkan makan.
Proposisi Kondisional, proposisi yang pada hubungan subjek dan predikatnya memerlukan syarat tertentu. Misalnya,
jika hari mendung maka akan turun hujan; jika Dina bangun kesiangan maka akan terlambat masuk ke sekolah.
Dalam proposisi kondisonal terbagi menjadi dua macam, yakni: proposisi kondisional hipotesis dan proposisi
kondisional disjungtif atau mempunyai 2 pilihan alternatif. Contohnya : jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan
menepati janjinya (hipotesis). Dia tidak jadi datang karena sibuk atau malas (disjungtif)
c) Proposisi Berdasarkan Kualitasnya,
Proposisi Positif, atau Afirmatif, merupakan proposisi yang predikatnya membenarkan subjek. Misal, semua profesor
adalah orang pintar.
Proposisi Negatif, merupakan proposisi yang predikatnya tidak mendukung/ membenarkan subjek. Misalnya, tidak
satupun tumbuhan memiliki kaki.
d) Proposisi Berdasarkan Kuantitasnya,
Proposisi Umum (universal), adalah proposisi dimana predikat mendukung atau mengingkari semua subjek.
Misalnya, semua mahasiswa harus mengerjakan tugas dari dosen.
Proposisi Khusus (partikular), adalah proposisi dimana pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian subjek
merupakan bagian dari predikat. Misalnya, sebagian murid di SD adalah anak orang kaya.
Menurut Selltiz, et al., dalam Nazir (1988) dalam buku Metode Penelitian, mengatakan bahwa proposisi yagn sudah
mempunyai jangkauan cukup luas dan telah didukung oleh data empiris dinamakan dalil (scientific law). Dengan
perkataan lain, dalil adalah singkatan dari suatu pengetahuan tentang hubungan sifat-sifat tertentu, yang bentuknya
lebih umum jika dibandingkan dengan penemuan-penemuan empiris pada mana dalil tersebut didasarkan.
PENGERTIAN TEORI DAN PENJELASANNYA
Dalam Wikipedia disebutkan bahwa teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan
hubungan antar variabel, dengna menentukan hubungan antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena
alamiah. Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung
pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu
dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta. Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti
model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan,
dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti
kebenarannya. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu,
misalnya benda-benda mati, kejadian-kejadian alam, atau tingkah laku hewan.
Berikut ini merupakan beberapa definisi teori dari beberapa ahli:
 Menurut Nader (2002) mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konsep. Definisi dan dalil yang saling
terkait secara sistematis yang dikedepankan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang terjadi.
 Menurut Stephen W. Littlejohn dalam buku Theories of Human Communication Wadsworth, secara umum
istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut: a) teori adalah abstraksi dari
realitas; b) teori terdiri dari sekumpulan prinsip dan definisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-
aspek dunia empiris secara sistematis; c) teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-
aksioma dasar yang saling berkaitan; d) teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang
diterima/ terbukti secara empiris.
Dari unsur di atas dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis
dan empirik tentang suatu fenomena. Bentuknya merupakan pernyataan-pernyataan yang berupa kesimpulan
tentang suatu fenomena.
 Menurut Emory – Cooper mendefinisikan teori sebagai suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan
variabel yagn berkaitan satu sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasikan, sehingga dapat
menjelaskan dan memperdiksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu.
 Menurut Calvin S. Hall & Gardner Linzey, teori adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau
spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti.
 Menurut Fawcett, teori adalah suatu deskripsi fenomena tertentu, suatu penjelasan tentang hubungan antar
fenomena atau ramalan tentang sebab akibat satu fenomena pada fenomena lain.
 Dalam buku Foundations Of Behaviorial Research karya Kelinger (1973) teori adalah sebuah set konsep atau
construct yang berhubungan satu dengan lainnya, suatu set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan
sistematis dari fenomena.
Peranan Teori
Dalam buku Metode Penelitian dalam M. Nazir (1988) mengemukakan terdapat beberapa peranan dari teori, yaitu:
a) Teori sebagai orientasi utama dari ilmu
Fungsi pertama dari teori adalah memberi batasan terhadap ilmu dengan cara memperkecil jangkauan (range) dari
fakta-fakta yang akan dipelajari. Karena banyak fenomena yagn dapat dipelajari dari berbagai aspek, maka teori
membatasi aspek mana saja yang akan dipelajari dari fenomena tertentu.
b) Teori sebagai konseptialisasi dan klasifikasi
Tugas dari ilmu juga mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur konsep. Dalam pengembangan tersebut, ilmu
memegang peranan penting, karena konsep serta klasifikasi selalu berubah-ubah karena pentingnya suatu
fenomena berubah-ubah.
c) Teori meringkas fakta
Dengan adanya teori, generalisasi terhadap hasil penelitian dapat dilakukan dengan mudah. Teori juga dapat
memadu generalisasi-generalisasi satu sama lain secara empiris sehingga dapat diperoleh suatu ringkasan
hubungan antargeneralisasi atau pernyataan.
d) Teori memprediksi fakta
Penyingkatan fakta-fakta oleh teori akan menghasilkan uniformintas dari pengamatan-pengamatan. Dengan adanya
uniformnitas tersebut, maka dapat dibuat prediksi terhadap fakta-fakta yang akan datang. Teori fakta-fakta apa yang
dapat mereka harapkan akan datang. Teori fakta-fakta apa yang akan dapat mereka harapkan muncul berdasarkan
pengamatan fenomena-fenomena sekarang.
e) Teori memperjelas celah-celah kosong
Karena meringkaskan fakta-fakta sekarang dan memprediksi fakta-fakta yang akan datang, yang belum diamati,
maka teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas daerah mana dalam khazanah ilmy pengetahuan yang
belum dieksplorasikan.

PENGERTIAN FAKTA
Dalam Wikipedia disebutkan bahwa fakta dalam bahasa Latin disebut focus, yang artinya segala sesuatu yang
tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan.
Sedangkan catatan atas pengumpulan fakta dinamakan data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum)
sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena
mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fakta diartikan [n] hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan;
sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi
Dalam buku Metode Penelitian karya M. Nazir (1988) mengemukakan beberapa peranan fakta terhadap teori, yaitu:
a) Fakta memprakarsai teori.
Banyak fakta yang ditemui secara empiris menjurus kepada penemuan teori baru. Memang fakta tidak secara
langsung menghasilkan teori, tetapi kumpulan dari fakta-fakta dapat dibuat suatu generalisasi utama yang berjenis-
jenis jumlahnya. Dengan menghubung-hubungkan generalisasi-generalisasi tersebut, maka bukan tidak mungkin
akan menghasilkan sebuah teori.
b) Fakta memformulasikan kembali teori yang ada.
Fakta-fakta tidak semuanya menghasilkan teori, tetapi fakta-fakta hasil pengamatan tersebut dapat membuat suatu
teori lama untuk dikembangkan. Secara umum, fakta-fakta cocok dengan teori. Tetapi, jika banyak sekali fakta yang
kurang sesuai dengan teori yang telah ada maka sudah tentu, teori tersebut harus disesuaikan dengan fakta. Dengan
demikian, fakta tersebut dapat mengadakan reformulasi terhadap teori.
c) Fakta dapat menolak teori
Jika banyak fakta yang diperoleh menunjukkan bahwa teori tidak sesuai dengna fakat tersebut, maka teori tersebut
tidak diformulasikan kembali tetapi harus ditolak. Penolakan teori karena tidak cocok dengan fakta harus dilakukan
secara hati-hati sekali. Harus diingat, bahwa banyak fakta yang diperoleh berasal dari suatu kondisi tertentu. Karena
itu, bukan tidak mungkin bahwa fakta tersebut tidak cocok dengan teori bukan karena teorinya yang tidak benar,
tetapi kondisi pengamatan yagn menghasilkan fakta itu yang tidak sesuai sehingga, fakta yang dihasilkan tidak cocok
dengan teori.
d) Fakta mengubah orientasi teori.
Seperti yang telah diterangkan di atas, fakta-fakta baru yang diperoleh ada kalanya baru sesuai dengan teori, jika
teori tersebut didefinisikan kembali. Fakta-fakta tersebut memperterang teori dan mengajak seseorang untuk
mengubah orientasi teori. Dengan adanya orientasi baru dari teori, akan menjurus pula kepada penemuan fakta-fakta
baru.

proposisi adalah suatu pernyataan yang menjelaskan kebenaran atau menyatakan perbedaan atau
hubungan antara beberapa konsep
gampangnya adalah hubungan yang logis antara dua variabel (konsep yang telah mempunyai variasi
nilai atau sifat atau atribut).

ciri ciri proposisi

 Suatu statemen mengenai ihwal suatu realitas dan tidak mengenai nilai atau pendapat ideal, maka
dapat dikaji dan diuji betul atau salahnya
 Syarat proposisi adalah menunjuk atau bersangkut paut dengan gejala yang dapat diamati atau
diindera

Ada dua macam proposisi

 Hipotesis : proposisi yang dirumuskan untuk diuji kebenarannya secara empirik


 Tesis : proposisi yang memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan yang telah dibenarkan oleh
suatu pengujian secara empirik dan
cermat

pembedaan proposisi (atas dasar jumlah konsep atau variabel yang digunakan) :

 Proposisi deskriptif merupakan proposisi yang berisikan satu konsep/variabel


 Proposisi relasional (ekspalanatif) merupakan proposisi yang berisikan dua atau lebih
konsep/variabel.

Jenis Proposisi:
a. Aksioma atau Postulat: kebenarannya sudah tidak dipertanyakan lagi,karena sudah (dapat)
dibuktikan kebenarannya
b. Teorema: Dideduksi (disimpulkan) dari (beberapa) aksioma. Teorema dapat saja dibangun dari
aksioma-aksioma yang berbeda

contoh
Konsep : pendidikan
Variabel : tingkat pendidikan (pendidikan rendah, menengah, tinggi)
Proposisi : tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang mempunyai kaitan yang erat dengan
sikap seseorang terhadap demokrasi.

Perbedaan paling esensial Proposisi dan Hipotesis adalah :

 Hipotesis bersifat lebih operasional


 Konsep-konsep dalam hipotesis sudah dioperasionalisasikan menjadi variabel
 Hipotesis sudah dapat diuji secara empirik

Contoh:

Proposisi: Pelanggan telepon selular menetapkan pilihan operator yang menurutnya paling
memuaskan
Hipotesis: Ada hubungan mutu pelayanan operator telepon selular dengan kepuasan pelangga

PENGERTIAN METODE INDUKTIF DAN METODE DEDUKTIF

Diajukan sebagai pengantar diskusi kelompok pada matakuliah

Metode Penelitian Bahasa

Terdapat dua metode pendekatan analisis dan penarikan kesimpulan (jeneralisasi) yang kita dapatkan
’namanya’ dari perguruan tinggi, yaitu metode deduktif dan induktif.

A. Metode Deduktif

Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau jeneralisasi yang diuraikan menjadi
contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut.
Misalnya: petani selalu rugu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan fakta-fakta
tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan sebagainya.

Metode Deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat dari sebuah teori
yang kemudian di buktikan dengan pencarian fakta. Contoh: Penelitian bahasa Arab kebanyakannya
berangkat dari kaidah-kaidah bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang terdapat dalam sumber
data, dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an.

Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:

1. Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).

2. Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan

3. Tahapan perumusan hipotesis

B. Metode Induktif
Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-fakta
diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi. Pada
metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di dalam penelitian linguistic
sering digunakan metode induktif dan deduktif, mengapa demikian? Karena linguistic termasuk ilmu
yang berusaha menyusun teori tentang bahasa.

Kelebihan dari metode induktif adalal sebagai berikut:

1. Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam data.

2. Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan responden menjadi
eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.

3. Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-
keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya.

4. Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-
hubungan.

5. Metode deduktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari setuktur analitik.

PENALARAN, METODE (ILMIAH) INDUKTIF dan DEDUKTIF

PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Metode dalam menalar

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

Konsep dan simbol dalam penalaran


Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol.
Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran
akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan
untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan
simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari
proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang
benar atau sesuatu yang memang salah.

Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus
benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti
penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan
material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

METODE INDUKTIF

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-fakta
diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi. Pada
metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di dalam penelitian linguistic
sering digunakan metode induktif dan deduktif, mengapa demikian? Karena linguistic termasuk ilmu
yang berusaha menyusun teori tentang bahasa.

Kelebihan dari metode induktif adalal sebagai berikut:


1. Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam data.

2. Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan responden menjadi
eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.

3. Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-
keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya.

4. Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-
hubungan.

5. Metode deduktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari setuktur analitik.

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Contoh :

• Jika dipanaskan, besi memuai.

• Jika dipanaskan, tembaga memuai.

• Jika dipanaskan, emas memuai.

• Jika dipanaskan, platina memuai.

• Jika dipanaskan, logam memuai.

• Jika ada udara, manusia akan hidup.

• Jika ada udara, hewan akan hidup.

• Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

• Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan pernyataan hasil observasi dalam suatu
pernyataan yang lebih umum dan menurut suatu pandangan yang luas diterima, ilmu-ilrnu empiris
ditandai oleh metode induktif, disebut induktif bila bertolak dari pernyataan tunggal seperti gambaran
mengenai hasil pengamatan dan penelitian orang sampai pada pernyataan -pernyataan universal.

David Hume telah membangkitkan pertanyaan mengenai induksi yang membingungkan para filosof dari
zamannya sampai sekarang. Menurut Hume, pernyataan yang berda observasi tunggal betapapun besar
jumlahnya, secara logis tak dapat menghasilkan suatu pernyataan umum yang tak terbatas. dalam
induksi setelah diperoleh pengetahuan, maka akan dipergunakan ha-hal lain, seperti ilmu mengajarkan
kita bahwa kalau logam dipanasi juga akan mengembang, bertotak dari teori ini kita tahu bahwa logam
lain yang kalau dipanasi juga akan mengambang. Dari contoh di atas bisa diketahui bahwa induksi
tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disebut juga dengn pengetahuan sintetik.

Penalaran induktif berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori
tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks
penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.

Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,

DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,

Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

Menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007:15) penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang
berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus. Artinya,
dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan.

Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal
tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang
benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.

Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007:15),
hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan
analogi.

Generalisasi

adalah penarikan kesimpulan umum dari data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada. Hipotesa
berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.
Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang
mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam berfikir sehari-hari, orang
menyebutnya anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesa juga berarti sebuah pernyataan
atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proses
pembentukan hipotesa adalah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga
terjadi dalam pembuatan hipotesa ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah.
Analogi

adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan
sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian
berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.

Kausalitas

merupakan prinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu
atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak
memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat
disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada
kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru
sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang
menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.

SALAH NALAR : Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

METODE DEDUKTIF

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau generalisasi yang diuraikan menjadi
contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut.
Misalnya: petani selalu rugu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan fakta-fakta
tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan sebagainya.

Metode Deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat dari sebuah teori yang
kemudian di buktikan dengan pencarian fakta. Contoh: Penelitian bahasa Arab kebanyakannya
berangkat dari kaidah-kaidah bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang terdapat dalam sumber
data, dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an.
Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:

1. Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).

2. Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan

3. Tahapan perumusan hipotesis

Deduksi adalah suatu metode yang menyimpan bahwa data--data empirik diolah lebih lanjut dalam
suatu sistem pernyataan yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya perbandingan logis antara
kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut
mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori
dengan jalan rnenerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari teori tersebut.

Popper tidak pernah menganggap bahwa kita dapat membuktikan kebenaran teori-teori dari kebenaran
pernyataan-pernyataan yang bersifat tunggal. Tidak pernah dia menganggap bahwa berkat kesimpulan-
kesimpulan yang telah diverifikasikan teori ini dapat dikukuhkan sebagai benar atau bahkan hanya
mungkin benar, sebagai contoh, harga akan turun. Karena penurunan beras besar. maka harga beras
akan turun.

Penalaran deduktif berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif
merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak
harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan
tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan
persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci
sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus.

Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep
dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian
konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu
gejala. Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan
membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan
yang tidak tepat.

Penarikan secara langsung ditarik dari 1 premis. Penarikan secara tidak langsung ditarik dari 2 premis.
Premis pertama yang bersifat umum sedangkan premis kedua bersifat khusus.

Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :

1. Silogisme kategorial

2. Silogisme hipotesis

3. Silogisme alternatif

4. Entimen

Silogisme Kategorial

Silogisme Kategorial yaitu Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi:

• Premis umum : Premis Mayor (My)

• Premis khusus :remis Minor (Mn)

• Premis kesimpulan : premis kesimpulan ( K ), dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek
simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh silogisme kategorial :

My : semua mahluk hidup bisa bernafas

Mn : kucing adalah mahluk hidup

K : kucing bisa bernafas

Silogisme hipotesis

Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional
hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh silogisme hipotesis :

My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada

K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Silogisme Alternatif

Silogisme Alternatif yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi. Proposisi alternatif
yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif
yang lain.

Contoh silogisme alternatif :

My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah

Mn : Kucing berada di luar rumah

K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah

Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang
dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh Entimen :

• Dia naik jabatan karena ia rajin bekerja.

• Anda naik gaji karena anda berhak menerima kenaikan jabatan itu.

KORELASI PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi
dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran
yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau
berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori.

Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan
secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang
menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya menemukan kebenaran
dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran
yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

- Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang
memang benar atau sesuatu yang memang salah.

- Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis
harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal
berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat
sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol.
Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa sehingga wujud penalaran
akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan
untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan
simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

PENARIKAN KESIMPULAN

Penalaran induktif adalah penarikan kesimpulan setelah melihat kasus-kasus yang khusus. Kesimpulan
penalaran induktif memiliki derajat kebenaran barangkali benar atau mungkin benar.

Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan dari hal-hal yang umum ke hal yang khusus. Kebenaran
dalam penalaran deduktif adalah yakin benar atau pasti benar.

Paragraf Deduktif - Induktif

adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan yang bersifat umum disusul dengan pernyataan yang
bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Letak kalimat utama paragraf ini
ada di awal dan akhir paragraf. Pola paragraf ini adalah umum - khusus - umum. Kalimat utama yang ada
di akhir paragraf bersifat penegasan kembali dengan susunan yang agak berbeda.

Berikut ini adalah contoh-contoh paragraf deduktif - induktif :

Contoh 1
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor resiko yang paling besar
seseorang untuk menderita penyakit jantung koroner. Sebenarnya banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol, tetapi yang dianggap paling besar perannya dalam masalah
tersebut adalah tingginya konsumsi lemak serta kandungan konsumsi asam lemaknya. Dalam hal ini,
minyak goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik. Dengan demikian, kolesterol
merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Contoh 2

Siswa kelas VI belajar untuk menghadapi ujian dua bulan yang akan datang. Mereka sangat
berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh Ibu guru. Tampak situasi kelas lebih tenang.
Keterangan kelas mereka bukan berarti sunyi dan sepi, tetapi suasana kelas mereka hidup, yaitu
timbulnya tanya jawab tentang pelajaran yang sedang dibahas. Suasana yang hidup ini benar-benar
membangkitkan semangat guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Juga suasana yang hidup itu
menimbulkan kesungguhan para siswa dalam belajar. Suasana giat belajar itu dilakukan dan diciptakan
siswa kelas VI dalam menghadapi ujian yang sudah di ambang pintu

Contoh 3

Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi.
Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang
bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing.
Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya
perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun,
bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada
1945

Contoh 4

Di dalam memutuskan suatu kebijakan, presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala
pemerintahan sangat membutuhkan pertimbangan dan nasehat dari seseorang atau sekelompok orang.
Tujuannya ialah agar kebijakan yang diputuskannya sesuai dengan prinsip hukum, demokrasi,
pemerintahan yang baik untuk mencapai tujuan negara. Para pendiri bangsa ini menyadari akan
kebutuhan presiden mengenai hal itu. Oleh karena itu, Undang - Undang Dasar kitamengamanatkan
untuk emmbentuk suatu dewan yang bertugas untuk itu. Yang penting adalah kebutuhan presiden akan
pertimbangan dan nasehat dari pihak lain dapat terpenuhi sehingga ia tidak menyalahi peraturan yang
ada.
Contoh 5

Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup.
Petani berpendidikan cukup dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya bercocok tanam
hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup,
mampu memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana
pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. itulah sebabnya peningkatan taraf
pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.

Anda mungkin juga menyukai