Nama saya: …………….. saya akan bercerita tentang Nabi Ibrahim AS,
Ibrahim sejak masih di dalam kandungan tinggal di dalam gua bersama
ibunya, tidak pernah melihat dunia selain di dalam gua, hal tersebut karena pada waktu Ibrahim masih dalam kandungan sang raja bermimpi melihat seorang anak yang menginjak-injak istananya, dan menurut ahli ramal kelak anak tersebut akan merobohkan kekuasaannya sehingga siapa saja yang sedang hamil dan melahirkan anak laki-laki harus dibunuh karena raja takut kelak anak tersebut akan merobohkan kekuasaannya..
Tatkala bertambah besar rasa penasaran dan kebimbangan semakin besar
untuk mencari siapa sang pencipta yang telah menciptakan manusia, dan makhluk hidup lainnya yang ada disekitarnya. Teman-teman yang saya cintai, Ketika menginjak usia remaja Ibrahim semakin penasaran dan mulai mencari-cari jawaban atas apa yang dilihat dan dirasakannya, perlahan-lahan ia mulai mengenal dunia di luar goa, ketika suatu malam ia melihat bulan yang bersinar terang ia berpikir. “Inilah tuhan saya karena ia dapat bersinar terang menerangi seisi bumi.” Namun ketika pagi tiba dan bulan dilihatnya menghilang, dan berganti matahari. “Ah, berarti dia bukan tuhan karena, ternyata matahari lebih terang sinarnya daripada bulan, berarti matahari tuhanku” Namun ketika senja telah menjelang dan matahari menghilang. “Mana mungkin tuhanku menghilang, berarti dia bukan tuhanku, ternyata bintang-bintang lebih bagus cahayanya lebih gemerlapan dan lebih banyak jumlahnya.” Begitu pikir Ibrahim kecil. Pada akhirnya bintangpun menghilang, maka Ibrahim berpikir dengan logikanya bahwa dengan melihat bumi dan isinya maka pasti ada yang menciptakannya, dialah Tuhanku yang maha dari segala bumi dan isinya. Ibrahim akhirnya bisa berbaur dan hidup di tengah-tengah masyarakat karena perintah pembunuhan bayi dari raja sudah tidak terdengar lagi. Nabi Ibrahim dibesarkan di dalam keluarga penyembah patung-patung yang dibuat oleh manusia sendiri tetapi dianggap sebagai tuhan. Timbul berbagai pertanyaan di hati nabi Ibrahim kecil. “Mana mungkin patung yang di buat oleh manusia sendiri dapat memberi kehidupan, kekayaan, kekuatan padahal patung tidak dapat berbuat apa-apa selain diam?” Begitu terngiang-ngiang dalam pikirannya siang dan malam. Dalam hati Ibrahim tak ada sedikitpun rasa hormat kepada para patung tersebut, ketika menemani sang ayah membuat patung ia sering bermain-main dengan meledeknya, menaiki patung-patung dan seakan ia sedang digendong oleh patung tersebut. Nabi Ibrahim sedih melihat keluarganya juga turut tersesat seperti kaum lainnya, lebih-lebih ayahnya adalah si pembuat patung yang di sembah-sembah tersebut. Maka ketika ia diutus oleh Alloh maka yang pertama di ajaknya untuk bertaqwa kepada Alloh adalah ayahnya. Tetapi dengan lantang ayahnya menjawab. “Tidak, aku tidak akan percaya Tuhanmu itu.” Perjuangan Nabi Ibrahim dalam berdakwah penuh perlawanan, penghinaan, dan dimusuhi Pada suatu hari ketika kaumnya lengah Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung sesembahan mereka dengan kapak, maka orang-orang beserta bala tentara terus memburunya dan akhirnya menangkap Nabi Ibrahim untuk dibakar hidup-hidup. Api yang menyala-nyala sudah disiapkan dan para algojo sudah menangkap dan mengikat Nabi untuk di dimasukan ke dalam api yang berkobar-kobar. Nabi berserah diri kepada Alloh atas kehendakNya. Pada saatnya tubuh Nabi Ibrahim masuk ke dalam api, maka Alloh memerintahkan api untuk mendingin dan tidak membakar Nabi Ibrahim, sebagaimana ditegaskan oleh Alloh dalam Al-Quran, surat Al-Anbiya’ ayat 69: “ Kami berfirman: wahai api jadilah engkau dingin dan membawa keselamatan kepada Ibrahim.” Maka seketika orang-orang yang tadinya bersorak-sorai terdiam penuh ketakjuban atas apa yang dilihatnya. Nabi Ibrahim masih tetap utuh tak kurang suatupun bahkan rambutnya tidak tersentuh api. Nabi Ibrahim merupakan bapak dari segala nabi karena nabi yang diutus oleh Alloh sesudah Nabi Ibrahim merupakan anak cucu keturunan Nabi Ibrahim. Beliau yang pertama membangun ka’bah di Mekah dengan bantuan putranya yaitu Nabi Ismail, yang merupakan kiblat umat Islam, Mari tauladani para nabi, semoga Alloh meridhoi kita. Teman-teman mari kita berpantun: Pergi ke pasar membeli kurma Kurma manis untuk berbuka Mari kita selalu bertaqwa Agar nanti masuk surga……………..amiiin