Anda di halaman 1dari 3

1.

Optimasi sistem distribusi adalah pengoperasian jaringan distribusi yang paling menguntungkan
dengan memaksimalkan perangkat–perangkat jaringan namun tetap berada pada sistem yang di
tetapkan, yaitu :
 Daya terpasang tidak berlebihan.
 Beban tidak terlalu kecil.
 Rugi tegangan dan daya dalam batas-batas normal.
 Keandalan sistem distribusi menjadi prioritas.
 Keamanan terhadap lingkungannya terjaga.
 Secara ekonomis menguntungkan.
 Susut umur peralatan sesuai rencana.
Peralatan jaringan yang dapat dioptimasi antara lain :
1. Kawat penghantar
Optimasi pembebanan pada kawat penghantar adalah memaksimalkan batasan besar arus yang
dilalukan melewati penghantar sesuai dengan KHA dan kondisi sekitarnya, sebab apabila berlebihan
akan dapat mengakibatkan :
a. Pelunakan pada titik tumpu penghantar.
b. Pelunakkan pada titik tumpu ikatan penghantar.
c. Berkurangnya jarak aman / andongan.
d. Kerusakan pada isolasi.

2. Trafo Distribusi
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya atau energi
listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet
dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.
Trafo yang umum digunakan untuk sistem distribusi yaitu trafo 1 phasa dan trafo 3 phasa. Sedangkan
berdasar sistem pengamannya, trafo distribusi dibagi menjadi dua macam, yaitu trafo CSP dan trafo
non CSP.
Trafo distribusi non CSP memiliki sistem pengamanan , diantaranya :
a. Pengaman TM terdiri dari :
Pemisah lebur : 20 kV, disesuaikan dengan kapasitas trafo yang dipergunakan.
Arester 18 kV, 5 kA
Pembumian, dengan menunjuk SPLN yang ada untuk menetapkan nilai pembumiannya.
b. Pengaman TR terdiri dari :
Kotak dengan pengaman lebur, untuk trafo dengan kapasitas lebih dari atau sama dengan 50 kVA.

Sedangkan untuk trafo CSP (completely self protection), memiliki sistem pengaman berupa pemutus
tenaga pada sisi sekunder, dan pengaman lebur serta arrester pada sisi primer. Ketiga pengaman
tersebut merupakan suatu kesatuan trafo CSP.
Pembebanan trafo bisa dilakukan melebihi daya pengenalnya pada suhu sekitar trafo tersebut pada
nilai tertentu tetapi harus dibatasi oleh lamanya pembebanan lebih, agar susut umur trafo sesuai
dengan yang direncanakan. Susut trafo sangat dipengaruhi oleh suhu titik panas pada lilitan.
Trafo dengan susut umur sama dengan 1,0 berarti trafo tersebut akan mempunyai susut umur normal,
dan itu terjadi bila suatu suhu titik panas pada lilitan mencapai 98 °C. Suhu tersebut tercapai untuk
trafo yang bekerja pada daya pengenal dengan suhu sekitar 20°C. Pada umumnya suhu sekitar di
indonesia terutama di kota-kota besar suhu sekitar rata-rata tahunan sekitar 25,5°C. dan mengingat
sifat beban di indonesia, maka dimungkinkan trafo dapat dipakai sampai batas waktu yang
direncanakan pabriknya.
2. Manuver / Manipulasi jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi
normal dari jaringan akibat adanya gangguan / pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya
kondisi penyaluran tenaga listrik yang maksimal atau dengan kata lain yang lebih sederhana adalah
mengurangi dareah pemadaman.

1. Pemisah (Disconecting Switch), peralatan ini tidak memiliki kemampuan memutus atau
menutup jaringan, bila memiliki kemampuan ini sangat kecil. Perlu diketahui kemampuan memutus
dan kemampuan menutup merupakan dua hal yang berbeda. Misalnya sebuah pemutus beban
dengan kemampuan membuka hanya 200 A (arus nominal), tetapi memiliki kemampuan menutup
10.000 A (arus hubung singkat).

2. Pemutus Beban (Load Break Switch), jenis pemutus beban tergantung penggunaan bahan dara
pemadaman busur api yang timbul pada waktu pembukaan kontak pemutus (misalnya pemutus gas,
pemutus udara vacum).
Kemampuan dalam memutus biasanya disesuaikan dengan rating arus nominal saluran dimana alat
ini ditempatkan, tetapi ia harus mampu melakukan tugas penutupan denga arus sangat besar (arus
hubung singkat) tanpa mengalami kerusakan.

Jenis-jenis pemutus beban:


a. Menurut cara kerjanya: pemutus beban optomatis, pemutus beban manual.
b. Menurut pemasangannya: pasangan gardu, pasangan luar.
c. Menurut penempatannya: pemutus beban untuk trafo distribusi
(biasanya dilengkapi juga dengan sekering sebagi pengaman trafo), pemutus beban untuk jaringan
(beberapa gardu).

Cara pengoperasian pemutus beban tidak sama dengan pemisah, biasanya memalui suatu peralatan
penggerak mekanis yang mempunyai tenaga torsi pegas. Operator harus memutar poros engkol
terlebih dahulu, baru kemudian mengeksekusi pamasukan atau pengeluaran pemutus beban.
Dengan demikian kecepatan pemutus maupun pemasukan yang diperlukan ditentukan secara
mekanis.

3. Pemutus Tenaga (PMT), memiliki kemampuan pembukaan atau penutupan yang besar, yaitu
kemampuan pada keadaan abnormal (pembukaan dan penutupan pada keadaan hubung singkat).
Seperti halnya pemutus beban, pemutus tenaga juga memiliki karakteristik pembukaan pada
penutupan cepat yang dapat diatur secara manual. Perbedaanya adalah bahwa pemutus tenaga dapat
bekerja dengan relai proteksi maupun relay reclosing. PMT umumnya terpasang seri dengan
pemisah (di depan dan dibelakangnya) antara lain berfungsi untuk memisahkan bagian yang
beroperasi normal atau tidak, dan juga untuk keperluan-keperluan pemeliharaan dan inspeksi.
Penempatan PMT harus didahului dengan perhitungan hubung singkat maksimum untuk
mementukan kapasitas dan rating PMT nya. PMT tersebut harus memiliki kemampuan penutupan
dan pembukaan sekurang-kurangnya sama dengan daya hubung singkat di tempat tersebut.

3. Tegangan:
 500 kV = +5% - 5%
 150 kV = +5% - 10%
 70 kV = + 5% - 10%
1. Menyeimbangkan beban
2. Menggunakan trafo distribusi yg dilengkapi tap changer
3. Mengupgrade jaringan
4. Perencanaan dan prakiraan sebelum memasangkan penyulang ke beban
5. Perlunya melakukan audit dan survey lapangan
4. Tiga pola utama sistim distribusi 20 kV yang telah ada dan berkembang di pulau jawa yaitu :
1. Sistim pentanahan netral dengan tahanan tinggi di PLN Distribusi Jawa Timur
2. Sistim pentanahan netral langsung sepanjang jaringan di PLN Distribusi Jateng dan DIY
3. Sistem pentanahan netral dengan tahanan rendah yang berlaku di PLN Distribusi Jawa barat
dan PLN Distribusi DKI Jaya
5.

Anda mungkin juga menyukai