Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "Aspek legal praktek dan etis dalam keperawatan anak. Makalah ini
merupakan salah satu tugas Keperawatan Anak.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berupaya semaksimal mungkin yang tidak
lepas dari bimbingan,dan bantuan dari beberapa pihak.untuk itu,kiranya tidak berlebihan jika
dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada: Isna Ovari,S.kp,M.kep
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Pekanbaru, 25 Desember 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Aspek Legal Keperawatan
2.2 Dimensi Legal Keperawatan
2.3 Perjanjian Atau Kontak Dalam Perwalian
2.4 Batas Tanggung Jawab dalam Keperawatan
2.5 Berbagai aspek legal dalam praktik keperawatan
2.6 Perlindungan aspek legal keperawatan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan keabsahan
suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan keperawatan (askep)
merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan keperawatan di
berbagai rumah sakit berbeda-beda. Aspek legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan
merupakan bukti tertulis terhadap tindakan yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan
keperawatan pada pasien, keluarga, kelompok, atau komunitas. Pendokumentasian sangat
penting dalam perawatan kesehatan saat ini. Edelstein (1990) mendefinisikan dokumentasi
sebagai segala sesuatu yang ditulis atau dicetak yang dipercaya sebagai data untuk disahkan
orang. Rekam medis haruslah menggambarkan secara komprehensif dari status kesehatan dan
kebutuhan klien, boleh dikatakan seluruh tindakan yang diberikan untuk perawatan klien.
Pendokumentasian yang baik harus menggambarkan tidak hanya kualitas dari perawatan tetapi
juga data dari setiap pertanggung jawaban anggota tim kesehatan lain dalam pemberian
perawatan. Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan perkembangan
kondisi kesehatan pasien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
(Fischbach, 1991).
Aspek legal keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan
kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktek profesi perawat yaitu Surat Ijin
Kerja (SIK) bila bekerja di suatu institusi dan Surat Ijin Praktek Perawat (SIPP) bila bekerja
secara perseorangan atau berkelompok. Kewenangan itu, hanya di berikan kepada orang yang
memiliki kemampuan. Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan.
Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang di atur oleh
Departement Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan
kedokteran. Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran
atau kesehatan tertentu di serahkan kepada profesi masing-masing. Hal ini juga menyebabkan
semua perawat dianggap sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar
belakang ilmiah yang mereka miliki.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil adalah:
1. Apa itu pengertian aspek legal?
2. Bagaimana dimensi legal dalam keperawatan?
3. Bagaimana perjanjian atau kontak dalam perwalian?
4. Apa saja yang termasuk batas tanggung jawab dalam keperawatan?
5. Apa saja yang termasuk aspek legal?
6. Bagaimana perlindungan legal untuk prawatan?
7. Apa saja yang termasuk tanggung jawab legal yang dikaitkan dengan proses perawatan?
1.3 Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang Aspek legal praktek keperawatan professional.
b) Tujuan Khusus
1. Untuk Menjelaskan Definisi Aspek Legal
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Dimensi Legal Dalam Keperawatan
3. Untuk Mengetahui Mengetahui Perjanjian Atau Kontak Dalam Perwalian
4. Untuk Mengetahui Batas Tanggung Jawab Dalam Keperawatan
5. Untuk Mengetahui Apa Yang Termasuk Aspek Legal
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Perlindungan Legal perawatan
7. Untuk Mengetahui Tanggung Jawab Legal Yang Dikaitkan Dengan Proses perawatan
1.4 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai media dalam menambah ilmu pengetahuan tentang Aspek legal praktek
keperawatan professional.
b. Bagi Kampus
Sebagai literature dalam menambah pengetahuan tentang Aspek legal praktek
keperawatan profesional
c. Bagi Masyarakat
Sebagai media dalam menambah wawasan bagi masyarakat tentang Aspek legal praktek
keperawatan profesional.
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Aspek Legal Keperawatan
Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan,
termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam undang-undang keperawatan.
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus Besar
Bahasa Indonesia)
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan di tujukan pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah masalah kesehatan
tentu harus juga bisa di andalkan.
Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa syarat yang harus
di penuhi. Setiap perawat harus mempunyai “body of knowledge” yang spesifik, memberikan
pelayanan kepada masyarakat melalui praktek keprofesian yang di dasari motivasi altruistik,
mempunyai standar kompetensi dan kode etik profesi. Para praktisi di persiapkan melalui
pendidikan khusus pada jenjang pendidikan tinggi.

2.2 Dimensi Legal Keperawatan


Perawat perlu tahu tentang hukum yang mengatur prakteknya untuk:
1. Memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang di lakukan konsistensi
dengan prinsip-prinsip hukum.
2. Melindungi perawat dari liabilitas

2.3 Perjanjian Atau Kontak Dalam Perwalian


Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara dua atau lebih
partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Dalam konteks hukum, kontrak sering di sebut
dengan perikatan atau perjanjian. Perikatan artinya mengikat orang yang satu dengan orang lain.
Hukum perikatan di atur dalam UU hukum Perdata pasal 1239
" Semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus maupun yang tidak mempunyai nama
tertentu, tunduk pada ketentuan2 umum yang termatub dalam Bab ini dan bab yang lalu." Lebih
lanjut menurut ketentuan pasal 1234 KUHPdt, setiap perikatan adalah untuk memberikan,
berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu.
 Perikatan dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat sbb:
• Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian (Consencius)
• Ada kecakapan terhadap pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity)
• Ada sesuatu hal tertentu ( a certain subjec matter) dan ada sesuatu sebab yang halal (Legal
Cause) (Muhammad 1990)
• Kontrak perawat-pasien dilakukan sebelum melakukan asuhan keperawatan.
• Kontrak juga dilakukan sebelum menerima dan di terima di tempat kerja
• Kontrak P-PS di gunakan untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak yang bekerja sama
• Kontrak jaga untuk menggugat pihak yg melanggar kontrak yang di sepakati
2.4 Batas Tanggung Jawab dalam Keperawatan
 Menjalankan Pesanan Dokter
Menurut Becker (Dlm Kozier,Erb 1990) empat hal yang harus di tanyakan perawat untuk
melindungi mereka secara hukum:
 Tanyakan pesanan yang di tanyakan pasien
 Tanyakan setiap pesanan setiap kondisi pasien berubah
 Tanyakan dan catat pesan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi.
 Tanyakan pesanan (Standing Order ), terutama bila perawat tidak berpengalaman.

 Melaksanakan Intervensi Keperawatan Mandiri atau yang di Delegasi


Dalam Melaksanakan intervensi keperawatan perawat memperhatikan beberapa prekausi:
 Ketahui pembagian tugas ( Job Deskrption) mereka
 Ikuti kebijakan & prosedur yang di tetapkan di tempat kerja
 Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama.
 Pastikan bahwa obat yang benar di berikan dengan dosis, rute, waktu dan pasien yang benar.
 Lakukan setiap prosedur secara tepat
 Catat semua pengkajian & perawatan yang di berikan dengan cepat dan akurat.
 Catat semua kecelakaan yg mengenai pasien
 Jalin & pertahankan hubungan saling percaya yang baik (rapport) dengan pasien.
 Pertahankan kompetisi praktik keperawatan.
 Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat.
 Sewaktu mendelegasikan tanggung jawab keperawatan, pastikan bahwa orang yang di berikan
delegasi tugas mengetahui apa yang harus di kerjakan & orang tersebut memiliki pengetahuan &
keterampilan yang di butuhkan.
 Selalu waspada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan secara penuh setiap tugas
yang di laksanakan.

2.5 Berbagai aspek legal dalam praktik keperawatan


Perawat perlu memahami dan menerapkan banyak aspek legal pada berbagai peran mereka.
Contohnya, sebagai advokat klien, perawat memastikan klien mendapatkan haknya untuk
menyetujui atau menolak tindakan setelah diberikan informasi yang benar, serta mengidentifikasi
dan melaporkan perilaku kekerasan dan pengabaian terhadap pasien yang rentan. Aspek legal
juga mencakup tanggung jawab untuk melaporkan perawat yang diduga melakukan
penyalahgunaan zat kimia.
 Aspek legal keperawatan meliputi:
• Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan
hukum.
• Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
• Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
• Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan posisi perawat
memiliki akuntabilitas di bawah hukum.
• Dalam keadaan darurat mengancam jiwa seseorang, perawat berwenang untuk melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang di tujukan untuk penyelamatan jiwa.
• Perawat menjalankan praktek perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang prakteknya.
• Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah.

Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam Kepmenkes 1239 dan


Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan
kegiatan keperawatan. Adapun kegiatan yang secara langsung dapat berhubungan dengan aspek
legalisasi keperawatan :
1. Proses Keperawatan
2. Tindakan keperawatan
3. Informed Consent
4. Dll
2.6 Perlindungan aspek legal keperawatan
Di Indonesia, dengan telah terbitnya UU kesehatan No.23 tahun 1992 memberikan suatu
jalan untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah termasuk disini UU yang mengatur praktik
keperawatan dan perlindungan dari tuntunan malpraktik. Di berbagai negara maju dimana
tuntutan malpraktik terhadap tenaga professional semakin meningkat jumlahnya, maka berbagai
area pelayanan kesehatan telah melindungi para tenaga kesehatan termasuk perawat dengan
asuransi liabilitas atau asuransi malpraktik. Seiring dengan perkembangan zaman, tidak menutup
kemungkinan dimasa mendatang asuransi malpraktik juga perlu dipertimbangkan bagi semua
tenaga kesehatan termasuk perawat di Indonesia.
1.) Mencegah Masalah Hukum
Masalah hukum memang merupakan hal yang kompleks karena menyangkut nasib manusia.
Menanggapi hal ini kita jadi ingat slogan lama “mencegah lebih baik dari pada mengobati”.
Kiranya mencegah masalah hukum lebih baik dari pada memberikan sanksi hukum. Untuk ini
sebagai perawat harus mengetahui prinsip-prinsip dalam mencegah hukum.
Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur sekelompok masyarakat .
dengan demikian hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk mengatur semua anggota
masyarakat.
a) Tujuan hukum dalam keperawatan
Tujuan hukum yang mengendalikan cakupan praktek keperawatan, ketentuaan, perizinan
bagi perawat, dan standar asuhan adalah melindungi kepentingan masyarakat .perawat yang
mengetahui dan menjalankan undang-undang praktik perawat serta standar asuhan akan
memberikan layanan keperawatan yang aman dan kompeten.
b) Fungsi hukum dalam keperawatan
• Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan yang sah
dalam asuhan klien.
• Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga propesional kesehatan lain.
• Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri.
c) Sumber hukum
Pedoman legal yang dianut perawat berasal dari hukum perundang-undangan, hukum peraturan,
dan hukum umum.
 Berikut penjelasannya :
1. Hukum Perundang-undangan
Hukum yang dikeluarkan oleh badan legislatif. Menggambarkan dan menjelaskan batasan legal
praktek keperawatan. Undang-undang ini melindungi hak-hak penyandang cacat di tempat kerja,
institusi pendidikan, dan dalam masyarakat.
2. Hukum peraturan atau hukum administratif
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh badan administratif. Salah satu contoh hukum
peraturan adalah kewajiban untuk melaporkan tindakan keperawatan yang tidak kompeten atau
tidak etis.
3. Hukum umum
Berasal dari keputusan pengadilan yang dibuat di ruang pengadilan saat kasus hukum individu
diputuskan. Contoh hukum umum adalah informed consent dan hak klien untuk menolak
pengobatan.
 Tipe Hukum
1. Hukum Pidana (criminal laws) mencegah terjadinya kejahatan dalam masyarakat dan memberikan
hukuman bagi pelaku tindakan kriminal. Contohnya antara lain pembunuhan, pembunuhan tidak
direncana, dan pencurian.
2. Hukum Perdata melindungi hak-hak pribadi individu dalam masyarakat dan mendorong perlakuan
yang adil dan pantas di antara individu.
Dibawah ini akan dibahas beberapa hal yang dapat dilakukan perawat yang merupakan
nurse defender terhadap masalah hukum :
a) Ketahui hukum atau UU yang mengatur praktik anda.
b) Jangan melakukAn apapun yang anda tidak tahu bagaimana melakukannya (bila perlu,
pelajarilah caranya).
c) Pertahankan kompetisi praktik anda, penting mengikuti pendidikan keperawatan berkelanjutan.
d) Sebagai penuntut untuk meningkatkan praktik, mendapatkan kritik, dan kesenjangan
pengetahuan/keterampilan, lakukan pengkajian diri, evaluasi kelompok, audit dan evaluasi dari
supervisor.
e) Jangan ceroboh dalam melakukan praktik keperawatan.
f) Tetap perhatian pada pasien dan keluarganya. Sering berkomunikasi dengan orang lain, jangan
menutup diri.
g) Catat secara akurat, objektif dan lengkap, jangan dihapus.
h) Delegasikan secara aman dan absah, ketahui persiapan dan kemampuan orang-orang dibawah
pengawasan anda.
i) Bantu pengembangan kebijakan dan prosedur (dalam badan hukum).
j) Ikuti asuransi malpraktik, jika saat ini tersedia.

 Dasar Perlindungan Hukum


1. Pasal 53 (1) UU 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
1)Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan profesinya.
2)Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi
dan menghormati hak pasien.
3)Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan tindakan medis terhadap
seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.
4) Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien diatur dalam peraturan pemerintah.
2. Pasal 54
1) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksankan tugas
profesinya dapat dikenakan tindakan sangsi
2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan
3) Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi, dan tata kerja Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan ditetapkan dengan keputusan presiden.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan,
termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam undang-undang keperawatan.
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus Besar
Bahasa Indonesia)
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan di tujukan pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah masalah kesehatan
tentu harus juga bisa di andalkan.
3.2 Saran
Dalam prakteknya perawat dituntut untuk tanggap dalam memberikan asuhan keperawatan
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan
kompleks. Untuk menunjang kegiatan tersebut seorang perawat diharapkan terdaftar pada badan
resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta Selatan:Salemba Medika
Hariyati, T. (2006). Aspek Legal Keperawatan sebagai salah satu Menyiasati Era Globalisasi dalam jurnal
Keperawatan Indonesia. Jakarta: FIK UI

Anda mungkin juga menyukai