Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Ny “H” dengan Diagnosa Diabetus Militus ( DM )


di Ruang Keperawatan RSUD R.A. Basoeni – Gedeg
Mojokerto

Oleh

A.SYAIFUL ANWAR
Nim. 06.06.002

PROGRAM STUDY D-III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
MOJOKERTO
2008
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada Ny “H”


dengan Diangnosa Diabetus Militus di ruang Keperawatan RSUD R.A
Basoeni Gedeg Mojokerto. mulai tanggal 04 februari – 09 februari 2008
telah di setui dan disahkan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 09 Februari 2008
Ruang : Keperawatan.
Tempat : RSUD R.A Basoeni Gedeg

Mahasiswa

A.SYAIFUL ANWAR
NIM 06.06.008

MENGETAHUI

Kepala ruangan Pembimbing Rungan

Supriyadi. Amd. Kep. M. Dwi Eliyah. Amd Kep.


NIP. 140 343 279 NIP.

Pembimbing Akademik
Lina Yuswanti. Amd Kep.
NIP : 06.06.021
LAPORAN PENDAHULUAN
Diabetus Militus ( DM )

I. DEFINISI
 Diabetus Militus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada, mata, ginjal, saraf
dan pembulu darah disertai lesi pada membran.
(Arief Manjoer : 580, 2000).
 Diabetus Militus adalah kadar gula dalam darah meningkat atau
diatas normal atau suatu sindrom yang menuju
pada peningkatan kadar gula dalam darah.
(KMB II : Materi kulyah Unimas)
 Diabetus Militus adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia
dan glukosaria, yang disertai dengan atau tidak
adanya gejala klinik akut maupun kronis,
sebagai akibat kurangnya insulin efektif
didalam tubuh.
(KMB II : Bar Bara E Log).
II. ETIOLOGI
1. Kelainan sel beta prankeas, berkisar dari hilangnya
sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin.
2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel
beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana
pemasukan karbohidrat dan gula yanng diproses secara berlebihan,
obesitas dan kelainan.
3. Gangguan sistem imunitas, sistem ini dapat dilakukan
auto munitas yang disertai pembentukan sel – sel antibody, anti
pankreas dan mengakibatkan kerusakan sel – sel penyekresi insulin,
kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
4. Kelainan insulin pada pasien obesitas, terjadi
gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya
reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsip
terhadap insulin.
III. PATHOFISIOLOGI
1. Bagan
Defisiensi insulin absolute / relaif

Osmolarita Peningkatan Peningkatan Glokagon


s Gula darah

Peningkata Peningk Asidosi


Polidi Polifa Poli Peningkatan n produksi s
atan
psi gia uria Glukosa glukosa keton
darah kronis (cadangan Nafas
lemak & Aseton
Ganggua Resiko protein
n nutrisi tinggi
lebih kekura
Masa
dari ngan
tubuh
kebutuh volume
menurun
an tubuh cairan

BB Intoleran
lelah
menurun Aktivitas

Penyempitan Aterosklorosis Gangguan


pembulu darah kecil fungsi imun

PJK Hiper
Neurop Neofr Retinop (penyakit tensi Infeksi
haty opati ati jantung
kronis)
Stroke Luka sembuh
Sensasi lama
Gagal Penuru
menurun ginjal nan
penglih
atan
Resiko Resiko
Mati tinggi tinggi
rasa cedera infeksi

Neuropati Ulkus Resiko tinggi


autonom diabetik infeksi

Gangguan kerukasan
Intergitas kulit

2. Narasi
Saat tubuh mengalami defisiensi insulin, tubuh akan mengalami
osmolaritus (polidipsi, polifagia, dan poliuria) saat itu juga GD
meningkat serta glufagon pula saat tubuh terjadi peningkatan GD
yang cukup lama ( peningkatan GD kronis metabolisme tubuh akan
mengalami gangguan dan timbul beberapa penyakit yang menyertai,
misalnya penyakit pembulu darah kecil, Neuropaty). (peningkatan
reflek tendon, mati rasa ulkus duabetik). Neuropati (gagal ginjal),
Retinopati (penurunan penglihatan). Aterosklorosis (PJK, Hipertensi,
Stroke), dan gangguan fungsi imun, (luka sembuh lama).
( Manjoer Arif 430 : 2000).

IV. GEJALA KLINIS


1. Gejala utama : 3 P ( Polidipsi, polifagia, poliuria).
2. Berat badan naik kemudian menurun cepat.
3. Anoreksia, mual, muntah.
4. Penurunan kesadaran sampai koma.
5. Kelemahan, kesemutan, mata kabur, mialgia, artalgia, penurunan
kemampuan seks (Impotensi dan penurunan libido).
V. PENATALAKSANAAN
1. Primer
a. Diet
Jenis diet DM harus dengan prinsip 3 J ( Jenis, Jadwal, dan
Jumlah ).
 Diet B :
68 % KH, 20 % Protein digunakan untuk pasien :
- Tidak Mampu.
- Pasien kurang tahan lapar.
- Pasien dengan kolesterol tinggi.
- Pasien yang mempunyai macroangiopati ( Stroke, PJK ).
- Pasien yang mempunyai macroangiopati ( Retinopati,
katarak ).
- Pasien yang mempunyai riwaya DM 15 tahun.
 Diet B 1 :
Digunakan pada pasien yang :
- Mampu.
- Kurus.
- Pasien usia muda.
- Pasien yang patah tulang.
- Wanita hamil dan menyusui.
- Pasien hepatitis, TBC, sirosis hepatis, gangren.
a. Olah raga / Aktivitas
Aktivitas pada pasien DM mrngacu pada CRIPE
C : Continu : Berkesinambungan terus – menerus selama 30
menit.
R : Ritme mical : latihan terus seimbang antara kontraksi dan
relaksasi.
I : Interval : Latihan digunakan selang seling.
P : Progrestive : Dimulai dari sebatas kemampuan pasien.
E : Endurance : Latihan untuk daya tahan baik fungsi jantung
maupun nafas.
b. HE (Health Education).
Memberikan pengetahuan kepada pasien tentang proses penyakit
DM.
2. Sekunder
a. Insulin.
b. Transplatasi pankreas.
VI. DIANGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan gastrik berlebihan : Muntah, diare dan
pengeluaran urine yang berlebih.
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan masukan yang melebihi pengeluaran aktivitas.
3. Gangguan kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan tekanan, perubahan status metabolik dan kerusakan sirkulasi,
penurunan sensasi dibuktikan oleh luka basah pada kaki.
4. Ansietas yang berhubungan dengan diangnosis
diabetus, komlikasi potensial diabetes.
( Marlynn E. Doenges, ”Rencana Asuhan Keperawatan)
VII. INTERVENSI
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan gastrik berlebihan : Muntah, diare dan
pengeluaran urine berlebih.
Intervensi
a. Dapatkan riwayat pasien atau keluarga pasien
sehubungan dengan lamanya atau intensitas dari gejala seperti
muntah, pengeluaran urine yang sangat berlebih.
R : Membantu dalam memperkirakan kekurangan vplume
cairan. Tanda dan gejala mungkin sudah ada pada beberapa
waktu sebelumnya.
b. Pantau tanda – tanda vital, catat perubahan TD
ortostatik.
R : Hipovolemia dapat memanisfestasikan oleh hipotensi dan
takikardi dan perkiraan berat ringanya hipovolemia dapat
dibuat ketika tekanan darah sistolik .
c. Pola nafas seperti adanya pernafasan kussmual
pernafasan yang berbau keton.
R : Paru – paru mengeluarkan asam karbonat melalui
pernafasan yang menghasilkan kompensasi alkalosis
resperator terhadap keadaan ketoasidosis.
d. Pantau Suhu, warna kulit, atau kelembaban.
R : Meskipun demam, menggigil dan diaforisis merupakan hal
yang umum terjadi pada proses infeksi, demam denagan
kulit yang kemerahan, dan kering mun gkin sebagai cermin
dehidrasi.
e. Ukur berat badan setiap hari.
R : Memberikan hasil pengkajian yang baik dari status cairan
yang sedang berlangsung dan selanjutnya cara pemberian
cairan pengganti.
f. Pertahankan untuk pemberian cairan paling sedikit
2500 ml/hari.
R : Mempertahankan dihidrasi dan volume sirkulasi.
g. Catat hal – hal yang dilaporkan seperti mual ,
muntah, nyeri abdomen.
R : Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas
lambung, yang sering kali akan menimbulkan muntah dan
secara potensial akan menimbulkan kekurangan cairan atau
elektrolit.
h. Kolaborasi dengan tiem medis dalam pemberian
terapi cairan.
R : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat
kekurangan cairan dan respon pasien secara individu.
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan masukan yang melebihi pengeluaran
aktivitas.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya pada pasien dan
keluarga pasien
R : Akan terbina hubungan saling percaya antara pasien
dengan perawat.
b. Timbang berat badan setiap hari atau sesui dengan
indikasi.
R : Memngkaji masukan makanan yang adekuat termasuk
absorupsi dan utilisasinya.
c. Tentukan prongram diet dan pola makan pasien dan
bandingkan makanan yang dihabiskan pasien.
R : Menggenditifikasi kekurangan dan penyempangan dari
kebutuhan terapiutik.
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
pengobatan insulinsecara teratur.
R : Insulin reguler memiliki awetan cepat dan kerena cepat
pula dapat membantu memindahkan glikosa kedalam sel.
e. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit
Kira – Kira 60% karbohnat 20% protein 20 %.
R : Sangat bermanfaat dalam memperhitungkan dan
menyesuikan diet untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
menurunkan kadar glukosa kebutuhan insulin.

3. Gangguan kerusakan integritas kulit berhubungan


dengan tekanan, perubahan status metabolik dan kerusakan
sirkulasi, penurunan sensasi dibuktikan oleh luka basah pada
kaki.
Intervensi
a. Dapatkan kultur dari drainase
luka saat masuk.
R : Mengedentifikasi patogen dan terapi pilihan.
b. Berikan dikloksasilin 500 mg
per-oral setiap 6 jam, mulai jam 10 malam. Amati tanda –
tanda hipersensitivikasi.
R : Pengobatan infeksi dan pencegahan komlikasi. Makanan
yang mengganggu absoropsi obat memerlukan
penjadwalan sekitar jam makanan, meskipun tidak ada
riwayat riaksi penisilin, tetapi dapat terjadi kapan saja.
c. Rendam kaki dalam air steril
pada suhu kamar dengan larutan betadine tiga kali sehari
selam 15 menit.
R : Germisidal lokal efektif untuk luka permukaan.
d. Kaji area luka setiap ganti
balutan.
R : Memberikan informasi tentang efektifitas terapi dan
mengendentifikasi kebutuhan – kebutuhan tambahan.
e. Pijat area sekitar sisi luka.
R : Merangasang sirkulasi dan pengaliran sel darah putih,
fibroblas, dan nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan
luka dan membung debris yang terfagotasi.
f. Balut luka dengan kasa steril.
Gunakan plester kertas.
R : Menjaga kebersihan luka dan meminimalkan kontaminasi
silang, plaster adesif dapat membuat abrasi terhadap
jaringan mudah rusak.
g. Kolaborasi dengan tiem medis
untuk memberikan 15 unit insulin Humulin N SC pada pagi
hari setelah darh harian diambil.
R : Mengobati disfungsi metabolik yang mendasari,
menurunkan hiperglikemia dan meningkatkan
penyembuhan.

4. Ansietas yang berhubungan dengan diangnosis


diabetus, komlikasi potensial diabetes
Intervensi
a. Kaji tingkat cemas pasien.
R : Untuk mengetahui seberapa besar cemas pasien.
b. Berikan penjelasan pada
keluarga pasien bahwa tim medis disini memberikan hal yang
terbaik bagi pasien dan keluarga pasien.
R : Memberikan keyakinan dan menguragi kecemasan.
c. Berikan kesempatan kepada
pasien untuk mengungkapkan kecemasanya.
R : Agar perawat mengetahui kecemasanya yang dirasakan.
d. Berikan kenyamanan dan
ketentraman hati.
R : agar pasien merasa nyaman dan menguragi rasa cemas.
e. Kolaborasi dengan psikologi
R : Mempercepat menghilangkan kecemasan.
(Marlynn E. Doenges, ”Rencana Asuhan
Keperawatan).

DAFTAR PUSTAKA
1. Lynda Juall. C ”Rencana
Asuhan Keperawatan” EGC, 2000.
2. Mansjoer Arief ” Kapita
Selekta Kedokteran ” media Aesculalaplus : Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia : 2001.
3. Doenges, Marilynn ” Rencana
Asuhan Keperawatan ” Edisi III EGC : 2000.
4. Buku ajar ilmu penyakit dalam
balai penerbit FKUI Jakarta 1996, Edisi ketiga.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Tn ”P” Dengan Diagnosa Diabetes Militus.

No. Register : 016447


Ruang : Keperawatan
Tgl / Jam MRS : 28 januari 2008 / 11.15
Tgl Pengkajian : 03 Februari 2008 / 10.00
Diangnosa Medis : Diabetus Militus.
I. IDENTITAS
a. Biodata Pasien.
Nama : Ny “ H ”
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan : Tani
Alamat : Desa Kedung piring Lamongan.

b. Penanggung jawab
Nama : Tn “M”
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan : Tukang becak
Alamat : Desa Kedung piring Lamongan.
II. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu sebanyak
2 kali serta nyeri pada luka di jari ke 4 kaki kiri selama 1 minggu.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan mual muntah sejak 2 hari yang lalu sebanyak 2
kali serta nyeri pada luka di jari ke 4 kaki kiri selama 1 minggu, jika
untuk berjalan kaki terasa sakit sekali dan bila untuk beristirahat atau
tidur nyeri berkurang. Karena suami pasien panik pasien di bawa ke
puskesmas Sokoo pada tanggal 27 januari 2008 pukul 09.30 Wib dan
opname selama 1 hari, karena peralatanya kurang memadai pasien
dirujuk ke RSUD raden Achmad Basoeni, Gedeg pada tanggal 28
januari 2008 pukul 11.45 Wib dan dokter menyarankan untuk rawat
inap.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit kronis seperti TBC dan penyakit kuning.
 Pasien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular seperti AIDS dan Hepatitis B.
 Pasien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit asma dll.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa didalam keluarganya ada yang mengalami
penyakit keturunan yaitu Diabetes Melitus.
e. Riwayat Penyakit Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat – obatan serta
makanan.

III. POLA AKTIVITAS SEHARI HARI

No Pola Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit


1 Nutrisi
 Kebiasaan  1 hari 3 kali  1 hari 2 kali
makan  Nasi, lauk pauk sayur  Bubur, lauk pauk,
 Menu mayor. kuah sop.
 Bakso  Tidak ada
 Makanan
Kesukaan  Makanan yang pedas  Makanan manis,
 Makanan lemak
Pantangan  Baik  Nafsu makan
 Selera menurun pasien
makanan hanya
menghabiskan
 1 hari 8– 9 gelas sehari setengah porsi
saja
 Jumlah minum  Tidak ada gangguan  1 hari 8 – 9 gelas
sehari
 Gangguan  Tidak ada
gangguan. gangguan
2 Eliminasi
 BAK
Kebiasaan  1 hari 5 – 6 kali 1 hari 3 – 4 kali
Warna  Kuning , Jernih Kuning Jernih
Gangguan  Tidak ada gangguan Tidak ada
gangguan
Volume  Sedang
 BAB Sedang
Kebiasaan  1 kali sehari
Warna  Kuning ke coklatan 1 kali sehari
Konsisten  Padat Kuning ke
Gangguan  Tidak ada gangguan coklatan
Padat
Tidak ada
gangguan
3 Aktivitas Fisik
 Kebiasaan  Sejak ada luka di  Saat dikaji pasien
kaki kiri pasien merintih
hanya berbaring kesakitan di jari
ditempat tidur ke 4 kaki kiri.

 Waktu  Melakukan  Istirahat


senggang aktivitas sebagai
ibu rumah tangga.  Tidak ada gangguan
 Gangguan  Tidak ada
gangguan
4 Istirahat tidur
 Kebiasaan  Tidak teratur,  Tirah baring.
tidur setelah selesai
 Waktu bekerja.  Tidak teratur
 Siang : jam 12.00- Siang : 12.00 –
13.00 sore 12.30
Malam : jam 21.00- Malam : 22.00 –
 Perlengkapan 04.00 pagi 03.00
 Penerangan  Selimut, bantal,
guling  Bantal.
 Gangguan  Memakai penerang  Memakai penerang
ruangan. ruangan
 Tidak ada gangguan  Tidak ada gangguan
5 Personal Hygiene
 Mandi  2 kali sehari  Hanya diseka 2
 Keramas  1 kali dalam dua x/hari.
 Gosok gigi hari  Tidak pernah
 Ganti Pakaian  2 kali sehari keramas
 Gangguan  3 kali sehari  Tidak pernah
 Tiadak ada  1 kali sehari
gangguan  Tidak ada gangguan

6 Ketergantungan  Tidak ada  Tida ada


Kopi. ketergantungan ketergantungan
Rokok

IV. DATA PSIKOLOGIS


a. Status emosi
Emosi pasien terkontrol degan baik dan dengan sabar menjalani
perawatan.
b. Konsep diri
 Body Image
Pasien mengatakan sebagai orang sakit yang harus di rawat agar
cepat sembuh.
 Self Idial
Pasien mengatakan ingin segera sembuh agar bisa beraktivitas lagi
dan berkumpul bersama keluarganya.
 Self Eteem
Pasien mengatakan telah mendapatkan perawatan yang layak.
 Role Perfomense
Pasien mengatakan akan mengetahui tindakan medis yang akan di
lakukan oleh dokter, dan perawat agar cepat sembuh.
 Self Dentity
Pasien mengatakan dalam keluarganya adalah seorang ibu rumah
tangga.
V. DATA SOSIAL
1. Pendidikan : -
2. Sumber penghasilan : Tidak menetap
3. Pola komunikasi : Jawa / indonesia.
4. Pola Interaksi : Pasien berinteraksi dengan baik dengan
lingkungan sekitarnya.
VI. DATA SPIRITUAL
Pasien mengatakan walaupun keadaanya belum stabil, tetapi pasien
tidak pernah meninggalkan ibadahnya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis GCS :4-5-6
3. Tanda – tanda vital : TD : 170/110 mmHg RR : 24 kali /
menit
N : 80 kali/menit S : 37 0C
4. Kepala
- Ekspresi wajah : Pasien tampak gelisah, merintih
kesakitan.
- Rambut : Pendek, berombak, tidak ada ketombe
- Mata : Simetris, palpebra tidak edema,sclera
tidak ikterus konjungtiva tidak anemis, penglihatan berfungsi
dengan baik.
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, pendengaran normal
- Hidung : Simetris, tidak ada serumen,maupun polip
- Mulut : Tidak ada Stomatitis, tidak ada karies, mukosa bibir
kering
- Leher : Tidak ada pembesaran vena Jugelaris dan
pembendungan kelenjar limfe.
5. Thorax
- Inspeksi : Tidak ada benjolan, bentuk dada simetris tidak
pigoenchest, tidak funnelchest
- Palpasi : Tidak ada benjolan pada mamae dan tidak nyeri
palpasi
- Perkusi : Terdengar suara sonor pada ICS 1-7 dan suara redup
pada ICS 8 dan 9
- Auskultasi: Tidak ada suara tambahan( whicing maupun
ronchi)
6. Abdoment
- Inspeksi : Tidak ada luka bekas, operasi disekitar abdomen,
simetris
- Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada epigastrium
- Perkusi : Pada lambung terdengar suara timpani.
- Auskultasi: Terdengar bising usus 7x /menit
7. Ektremitas
- Atas: Terpasang Infus pada tangan kanan RL 7 tpm makro dan
tidak edema, tidak ada polidaktilli
- Bawah: Pada jari manis dan ibu jari terdapat luka gangren, nyeri
jika di sentuh, tidak ada varices. 4 4
pergerakan ROM 4 3
8. Genetalia : tidak terkaji.
VII. DATA PENUNJANG ( 28 februari 2008 ).

 Hematologi Angka normal


1. hemonglobin : 6,8 g/dl L: 13,4-1 P: 11;4-15
2. Leucoyt : 18,100 /mm3
4000-10700
3. Erythrocyt : - juta/m L : 4,5-6,5 juta
P : 3,8-5,8 juta
4. Trombocyt : 419.000 /mm3 150.000-350000
5. Led : 68 mm/jam L : <15 P : < 20
6. Hitung jenis
EOS :
BASO : 13,7 0–1
STAB : 3–5
SEGMENT: 7,5 30 – 70
LYMPO : 25 – 30
MONO : 10,9 3–7
7. Hematocrit (PCV): 19,8 % L: 40 – 50 P: 35 – 45

 Test Diabetes Angka Normal

Tanggal 28 Januari 2008

1. Gula darah acak : 263,0 mg/dl 140 mg/dl

Tanggal 29 januari 2008

2. Gula darah acak : 265,3 mg / dl 140 mg / dl

Tanggal 30 januari 2008

3. Gula darah acak : 204,3 mg / dl 140 mg / dl

Tanggal 31 januari 2008

4. Gula darah acak : 196,2 mg / dl 140 mg / dl

Tanggal 2 februari 2008

5. Gula darah acak : 83,7 mg / dl 140 mg / dl


Tanggal 3 februari 2008

6. Gula darah acak : 209,7 mg / dl 140 mg / dl

VII. THERAPI

 Infus RL 7 tpm makro

 Injeksi Cefotaxim 3 X 1

 Per - Oral Antasida 3 X 1 Tab.

 Injeksi Norages 3 X 1 ampul.

 Injeksi Ranitidin 3 X 1 ampul.

 Injeksi Metocior 3 X 1 ampul.

 Injeksi Actrapid 3 X 6 . Internasional United.

ANALISA DATA
Nama : Ny. “ H “ Ruang : Keperawatan.
Umur : 43 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Dx DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds : Pasien mengatakan mual dan muntah Peningkatan Perubahan
sejak 2 hari yang lalu sebanyak 2 kali asam nutrisi
/ hari. lambung kurang dari
Do : K/u : lemah kebutuhan
S : 37 °C RR : 24 kali / menit. tubuh
N : 80 x/menit
TD : 170/110 mmHg
 Nyeri tekan epigastrium
 Pasien muntah 2 kali / hari,
warna putih agak kuning
kuningan.
 Mukosa bibir kering.
2 Ds : pasien mengatakan nyeri pada luka di Luka Gangguan
jari ke 4 kaki kiri selama 1 minggu. gangren di rasanyaman(
Do : K/u : lemah kaki kiri nyeri )
 S : 37 ºC RR : 24 kali / menit.
 N : 80 x/menit
 TD : 170 / 110
 Pasien merintih kesakitan.
 Nyeri tekan pada luka di kaki kiri
 Terdapat luka gangren di jari ke 4
kaki kiri
 Skala nyeri 6, nyeri sedang.
3 Ds : Pasien mengatakan dirinya lemas dan Kelemahan Intoleran
sulit untuk beraktivitas fisik aktifitas
Do : K/u : lemah
 S : 37 ºC RR : 24 kali / menit.
 N : 80 x/menit
 TD : 170 / 110
 Pasien lemah
 Ada luka pada kaki kiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny. “ H “ Ruang :
Keperawatan
Umur : 43 tahun Jenis Kelamin : Perempuan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan peningkatan asam lambung yang berakibat mual dan muntah
yang ditandai dengan:
Ds : Pasien mengatakan mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu
sebanyak 2 kali / hari.
Do : K/u : lemah
S : 37 °C RR : 24 kali / menit.
N : 80 x/menit TD : 170/110 mmHg
 Nyeri tekan epigastrium
 Pasien muntah 2 kali / hari, Warna putih agak kekuning -
kuningan
 Mukosa bibir kering.
2 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) yang berhubungan dengan luka
gangren di kaki kiri yang di tandai dengan:
Ds : pasien mengatakan nyeri pada luka di jari ke 4 kaki kiri selama 1
minggu.
Do : K/u : lemah
 S : 37 ºC RR : 24 kali / menit.
 N : 80 x/menit TD : 170 / 110
 Pasien merintih kesakitan.
 Nyeri tekan pada luka di kaki kiri
 Terdapat luka gangren di jari ke 4 kaki kiri
 Skala nyeri 6, nyeri sedang.
3 Intoleran aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik yang di
tandai dengan
Ds : Pasien mengatakan dirinya lemas dan sulit untuk beraktivitas
Do : K/u : lemah
 S : 37 ºC TD : 170 / 110 N : 80 kali / menit. RR : 24 kali /
menit.
 Pasien lemah
 Ada luka pada kaki kiri
 Pasien hanya berbaring ditempat tidur.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. “ H “ Ruang : Keperawatan
Umur : 43 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Perubahan nutrisi kurang dari JANGKA 1. Bina hubungan saling 1. Tercipta hubungan yang
kebutuhan tubuh yang PENDEK percaya terhadap pasien saling percaya dengan tim
berhubungan dengan peningkatan Setelah dilakukan dan keluarga medis
asam lambung yang berakibat asuhan 2. Anjurkan pasien untuk
mual dan muntah yang ditandai keperawatan mual makan dengan Porsi 2. intake tetap terpenuhi
dengan: muntah berkurang kecil tapi sering walaupun pasien mual dan
Ds : Pasien mengatakan mual dan JANGKA 3. Identifikasi penyebab muntah
muntah sejak 2 hari yang PANJANG mual
lalu sebanyak 2 kali / hari. Setelah dilakukan 3. mempermudah melakukan
Do : K/u : lemah asuhan 4. Observasi intake dan tindakan selanjutnya
S : 37 °C RR : 24 kali / keperawatan output 4. mengetahui masukan dan
menit. pasien tidak haluaran
N : 80 x/menit muntah lagi. 5. Kolaborasi dengan ahli 5. penyakit DM memerlukan
TD : 170/110 mmHg Kreteria hasil : Gizi dalam pemberian diit yang khusus untuk
 Nyeri tekan epigastrium K / u : baik diit. mengontrol gula darah
 Pasien muntah 2 kali / Pasien tidak mual 6. Dapat mengetahui terapi apa
hari warna putih agak dan muntah. 6. Kolaborasi dengan yang akan diberikan
kekuning – kuningan. dokter sehingga mempercepat
 Mukosa bibir kering. penyembuhan.
2 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) JANGKA PENDEK 1. Bina hubungan saling 1. Tercipta hubungan
yang berhubungan dengan luka Setelah dilakukan percaya antara pasien dan saling percaya antar tiem
gangren di kaki kiri yang di asuhan keperawatan keluarga pasien medis,
tandai dengan: bisa beradaptasi 2. Kaji tingkat nyeri dan 2. Untuk mengetahui
Ds : pasien mengatakan nyeri dengan nyeri. perhatikan lokasi nyeri intensitas nyeri yang dapat
pada luka di jari ke 4 kaki JANGKA dan intensitas nyeri. mengidentifikasi nyeri.
kiri selama 1 minggu. PANJANG 3. Anjurkan pasien 3. Sebagai salah satu
Do : K/u : lemah Setelah dilakukan tehnik destraksi yaitu faktor yang dapat menguragi
 S : 37 ºC RR : 24 kali asuhan keperawatan pengalihan perhatian dan mengalihkan nyeri.
/ menit. pasien tidak nyeri dengan cara relaksasi 4. Jika nyeri yng
 N : 80 x/menit lagi. yaitu penarikan nafas ditimbulkan karena luka,
 TD : 170 / 110 Kreteria hasil : panjang untuk menguragi maka semakin teratur rawat
 Pasien merintih K / u : baik nyeri. luka maka nyeri beranggsur
kesakitan. Pasien tidak nyeri 4. Anjurkan pasien untuk hilang dan luka sembuh
 Nyeri pada luka di kaki lagi dan tidak rawat luka dengan teknik 5. Mengetahui kondisi
kiri merintih kesakitan. bersih pasien
 Terdapat luka gangren 5. Observasi TTV 6. Dapat mengetahui terapi
di jari ke 4 kaki kiri 6. Kolaborasi dengan apa yang akan diberikan
 Skala nyeri 6, nyeri dokter. sehingga mempercepat
rigan. penyembuhan.
3 Intoleran aktifitas yang JANGKA PENDEK 1. Bina hubungan saling 1. Tercipata hubungan saling
berhubungan dengan kelemahan Setelah dilakukan percaya antara pasien percaya antar tiem medis.
fisik yang di tandai dengan asuhan keperawatan dan keluarga pasien.
Ds : Pasien mengatakan dirinya pasien tidak lemas 2. Instruksikan pasien 2. Agar energi yang terbuang
lemas dan sulit untuk lagi. untuk penghematan tidak banyak saat
beraktivitas JANGKA energi. beraktifitas
Do : K/u : lemah PANJANG 3. Ajarkan pasien untuk 3. Aktivitas bertahap
 S : 37 ºC Setelah dilakukan melakukan aktivitas menurunlkan kerja jantung
 TD : 170 / 110 asuhan keperawatan bertahap. secara tiba – tiba.

 N : 80 kali / menit. pasien bisa 4. Latih pasien dengan 4. Untuk mencegah luka

 RR : 24 kali / menit. beraktivitas. ROM aktif maupun akibat tirah baring yang
Kreteria hasil : pasif. lama
 Pasien lemah.
K / u : baik 5. Observasi TTV. 5. Mengetatui kondisi pasien.
 Pasien hanya berbaring
Pasien tidak lamah.
ditempat tidur.
 Ada luka pada kaki kiri

TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. “ H “ Ruang : Keperawatan
Umur : 43 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/JAM TINDAKAN PARA
F
1 Perubahan nutrisi kurang dari 04/02/08 1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga.
kebutuhan tubuh yang berhubungan 06.30WI 2. Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
dengan peningkatan asam lambung B 3. Mengidentifikasi penyebab mual ( mual akibat
yang berakibat mual dan muntah yang 06.45WI peningkatan asam lambung )
ditandai dengan: B 4. Hasil pencatatan
Ds : Pasien mengatakan mual dan intake : parenteral ( cairan infus ) : 500 cc
muntah sejak 2 hari yang lalu 08.00 oral : minun 2 gelas makan setengah porsi
sebanyak 2 kali / hari. WIB 5 sendok.
Do : K/u : lemah Output : muntah 2 x ( cairan + ampas ) : 100 cc
S : 37 °C RR : 24 kali / menit. Urine : + 300 selama 6 jam, BAB : + 100
N : 80 x/menit cc.
TD : 170/110 mmHg 5. Memberikan makanan dengan rendah gula dan
 Nyeri tekan epigastrium 08.30 garam.
 Pasien muntah 2 kali / hari WIB 6. Observasi TTV, TD : 170/110 mmHg, S : 37 ºC, N:
warna putih agak kekuning- 90.00 80x/menit
kuningan. WIB 7. Kolaborasi dengan dokter
 Mukosa bibir kering. 10.00 Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1,
WIB
per-oral Antasida 3 X 1, Inj Norages 3 X 1 ampul,

Injeksi Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1

ampul, Inj Actrapid 3 X 6 . Internasional United.

2 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) yang 04/02/08 1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan
berhubungan dengan luka gangren di 06.30 keluarga.
kaki kiri yang di tandai dengan: WIB 2. Merentangkan angka 1 – 10 dan pasien suruh
Ds : pasien mengatakan nyeri pada 06.40 menunjukan nyerinya diangka berapa, hasil skala
luka di jari ke 4 kaki kiri selama 1 WIB nyeri : 6 nyeri sedang.
minggu. 07.15 3. Mengajarkan pasien tehnik destraksi
Do : K/u : lemah WIB perhatian dengan cara relaksasi yaitu penarikan
 S : 37 ºC RR : 24 kali / nafas panjang untuk menguragi nyeri.
menit. 4. Membersihkan luka dengan teknik bersih
 N : 80 x/menit 07.45 menggunakan, kasa, betadin, cairan PZ dan di balut
 TD : 170 / 110 WIB dengan kasa gulung
 Pasien merintih kesakitan. 5. Observasi TTV, TD : 170 / 110, N : 80 x/menit, S :
 Nyeri pada luka di kaki kiri 09.00 37 ºC. RR : 24 kali / menit.
 Terdapat luka gangren di jari WIB 6. Kolaborasi dengan dokter
ke 4 kaki kiri. Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1,
 Skala nyeri 6. nyeri sedang.
Per-oral Antasida 3 X 1, Inj Norages 3 X 1 ampul,
10.00
Injeksi Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1
WIB
ampul, Inj Actrapid 3 X 6 . Internasional United.
3 Intoleran aktifitas yang berhubungan 04/02/08 1. Memperkenalkan diri kepada pasien
dengan kelemahan fisik yang di tandai 06.00 dan keluarga.
dengan WIB 2. Membantu pasien untuk aktifitas bertahap,
Ds : Pasien mengatakan dirinya lemas 06.15 mulai dari mika – miki, setengah tidur sampai bangun
dan sulit untuk beraktivitas WIB sendiri
Do : K/u : lemah 07.20 3. Mengubah pasisi tidur pasien dengan
 S : 37 ºC WIB mika – miki setiap 6 jam sekali
 TD : 170 / 110 4. Mendekatkan barang – barang yang

 N : 80 kali / menit. yang diperlukan pasien

 RR : 24 kali / menit. 07.40 5. Observasi TTV :


WIB TD : 170 / 110
 Pasien lemah.
N : 80 kali / menit.
 Pasien hanya berbaring
09.00 S : 37 0C
ditempat tidur.
WIB RR : 24 kali / menit.
 Ada luka pada kaki kiri
10.00
WIB

TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. “ H “ Ruang :
Keperawatan
Umur : 43 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/JAM TINDAKAN PARA
F
1 Perubahan nutrisi kurang dari 05/02/08 1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga.
kebutuhan tubuh yang berhubungan 06.30WI 2. Memberikan makanan dalam porsi kecil tapi
dengan peningkatan asam lambung B sering
yang berakibat mual dan muntah yang 06.45WI 3. Mengidentifikasi penyebab mual ( mual akibat
ditandai dengan: B peningkatan asam lambung )
Ds : Pasien mengatakan mual dan 08.00 4. Hasil pencatatan
muntah sejak 2 hari yang lalu WIB intake : parenteral ( cairan infus ) : 500 cc
sebanyak 2 kali / hari. oral : minun 2 gelas makan setengah porsi
Do : K/u : lemah 5 sendok.
S : 37 °C RR : 24 kali / menit. Output : muntah 2 x ( cairan + ampas ) : 100 cc
N : 80 x/menit Urine : + 400 selama 6 jam, BAB : + 100
TD : 170/110 mmHg cc.
 Nyeri tekan epigastrium 08.30 5. Memberikan makanan dengan rendah gula dan
 Pasien muntah 2 kali / hari WIB garam.
warna putih agak kekuning- 90.00 6. Observasi TTV, TD : 170/110 mmHg, S : 37 ºC,
kuningan. WIB N: 80x/menit
 Mukosa bibir kering. 10.00 7. Kolaborasi dengan dokter
WIB Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1,

per-oral Antasida 3 X 1, Inj Norages 3 X 1 ampul,

Injeksi Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1

ampul, Inj Actrapid 3 X 6 . Internasional United.

2 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) yang 05/02/08 1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan
berhubungan dengan luka gangren di 06.30 keluarga.
kaki kiri yang di tandai dengan: WIB 2. Merentangkan angka 1 – 10 dan pasien suruh
Ds : pasien mengatakan nyeri pada 06.40 menunjukan nyerinya diangka berapa, hasil skala
luka di jari ke 4 kaki kiri selama 1 WIB nyeri : 6 nyeri sedang.
minggu. 07.15 3. Mengajarkan pasien tehnik destraksi perhatian
Do : K/u : lemah WIB dengan cara relaksasi yaitu penarikan nafas panjang
 S : 37 ºC RR : 24 kali / untuk menguragi nyeri.
menit. 4. Membersihkan luka dengan teknik bersih
 N : 80 x/menit 07.45 menggunakan, kasa, betadin, cairan PZ dan di balut
 TD : 170 / 110 WIB dengan kasa gulung
70
 Pasien merintih kesakitan. 5. Observasi TTV, TD : 150/100, S : 36 C N : 84
 Nyeri pada luka di kaki kiri 09.00 kali/menit, RR : 24 kali/menit
 Terdapat luka gangren di jari WIB 6. Kolaborasi dengan dokter
ke 4 kaki kiri. Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1, Per-
 Skala nyeri 6. nyeri sedang.
oral Antasida 3 X 1, Inj Norages 3 X 1 ampul, Injeksi
10.00
Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1 ampul, Inj
WIB
Actrapid 3 X 6 . Internasional United.

3 Intoleran aktifitas yang berhubungan 04/02/08 1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan
dengan kelemahan fisik yang di tandai 06.00 keluarga.
dengan WIB 2. Membantu pasien untuk aktifitas bertahap,
Ds : Pasien mengatakan dirinya lemas 06.15 mulai dari mika – miki, setengah tidur sampai
dan sulit untuk beraktivitas WIB bangun sendiri
Do : K/u : lemah 07.20 3. Mengubah pasisi tidur pasien dengan mika
 S : 37 ºC WIB – miki setiap 6 jam sekali
 TD : 170 / 110 4. Mendekatkan barang – barang yang yang

 N : 80 kali / menit. diperlukan pasien

 RR : 24 kali / menit. 07.40 5. Observasi TTV :


WIB TD : 150 / 100
 Pasien lemah.
N : 84kali / menit.
 Pasien hanya berbaring
09.00 S : 367 0C
ditempat tidur.
WIB RR : 24 kali / menit.
 Ada luka pada kaki kiri
10.00
WIB

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. “ H “ Ruang : Keperawatan


Umur : 43 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/JAM EVALUASI PARAF
1 Perubahan nutrisi kurang dari 04/02/08 S : Pasien mengatakan mual dan muntah.
kebutuhan tubuh yang berhubungan 11.00 O : TD : 170 / 110 mmHg, S : 37 0C RR : 24 kali /
dengan peningkatan asam lambung menit. N : 84 kali / menit.
yang berakibat mual dan muntah yang  Pasien muntah warna putih agak kekuning-
ditandai dengan: kuningan.
Ds : Pasien mengatakan mual dan  Nyeri tekan epigastrium.
muntah sejak 2 hari yang lalu  Mukosa bibir lembab.
sebanyak 2 kali / hari. A : Masalah belum teratasi.
Do : K/u : lemah P : Intervensi dilanjutkan.
S : 37 °C RR : 24 kali / menit. Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1,
N : 80 x/menit
per-oral Antasida 3 X 1, Inj Norages 3 X 1 ampul,
TD : 170/110 mmHg
 Nyeri tekan epigastrium Injeksi Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1

 Pasien muntah 2 kali / hari ampul, Inj Actrapid 3 X 6 . Internasional United.


warna putih agak kekuning-
kuningan.
 Mukosa bibir kering
2 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) yang 04/02/08 S : Pasien mengatakan nyeri
berhubungan dengan luka gangren di 11.00 O : TD : 170 / 110 mmHg, S : 37 0C RR : 24 kali /
kaki kiri yang di tandai dengan: menit. N : 84 kali / menit.
Ds : pasien mengatakan nyeri pada  Pasien merintih.
luka di jari ke 4 kaki kiri selama 1  Nyeri pada luka dikaki kiri.
minggu.  Terdapat luka gangren di jari ke 4 kaki kiri.
Do : K/u : lemah  Skala nyeri 6, nyeri rigan.
 S : 37 ºC RR : 24 kali / A : Masalah belum teratasi.
menit. P : Intervensi dilanjutkan.
 N : 80 x/menit Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1, per
 TD : 170 / 110
- oral Antasida 3 X 1 tab, Inj Norages 3 X 1 ampul,
 Pasien merintih kesakitan.
 Nyeri pada luka di kaki kiri. Injeksi Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1
 Terdapat luka gangren di jari ampul, Inj Actrapid 3 X 6 . Internasional United.
ke 4 kaki kiri
 Skala nyeri 6, nyeri rigan.
3 Intoleran aktifitas yang berhubungan 04/02/08 S : Pasien mengatakan lemas.
dengan kelemahan fisik yang di tandai 11.00 O : TD : 170 / 110 mmHg, S : 37 0C RR : 24 kali /
dengan menit. N : 84 kali / menit.
Ds : Pasien mengatakan dirinya lemas  Pasien sudah tidak lemas lagi.
dan sulit untuk beraktivitas  Pasien hanya berbaring ditempat tidur.
Do : K/u : lemah  Ada luka pada kaki kiri.
 S : 37 ºC A : Masalah belum teratasi.
 TD : 170 / 110 P : Intervensi dilanjutkan.
 N : 80 kali / menit. Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1, Inj
 RR : 24 kali / menit.
Antasida 3 X 1, Inj Norages 3 X 1 ampul, Injeksi
 Pasien lemah.
Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1 ampul,
 Pasien hanya berbaring
ditempat tidur. Inj Actrapid 3 X 6 . Internasional United.

 Ada luka pada kaki kiri


CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. “ H “ Ruang : Keperawatan


Umur : 43 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL/JAM EVALUASI PARAF
1 Perubahan nutrisi kurang dari 05/02/08 S : Pasien mengatakan mual dan muntah.
kebutuhan tubuh yang berhubungan 03.00 O : TD : 150 / 100 mmHg S : 36 7 0C RR : 24 x/ manit N
dengan peningkatan asam lambung : 84 x/menit.
yang berakibat mual dan muntah yang  Pasien muntah warna putih agak kekuning-
ditandai dengan: kuningan.
Ds : Pasien mengatakan mual dan  Nyeri tekan epigastrium.
muntah sejak 2 hari yang lalu  Mukosa bibir lembab.
sebanyak 2 kali / hari. A : Masalah belum teratasi.
Do : K/u : lemah P : Intervensi dilanjutkan.
S : 37 °C RR : 24 kali / menit. Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1,
N : 80 x/menit
per-oral Antasida 3 X 1, Inj Norages 3 X 1 ampul,
TD : 170/110 mmHg
 Nyeri tekan epigastrium Injeksi Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1

 Pasien muntah 2 kali / hari ampul, Inj Actrapid 3 X 4 Internasional United.


warna putih agak kekuning-
kuningan.
 Mukosa bibir kering
2 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) yang 04/02/08 S : Pasien mengatakan nyeri.
berhubungan dengan luka gangren di 11.00 O : TD : 150 / 100 mmHg S : 36 7 0C RR : 24 x/ manit N
kaki kiri yang di tandai dengan: : 84 x/menit.
Ds : pasien mengatakan nyeri pada  Pasien sudah tidak merintih.
luka di jari ke 4 kaki kiri selama 1  Nyeri pada luka dikaki kiri berkurang.
minggu.  Terdapat luka gangren di jari ke 4 kaki kiri.
Do : K/u : lemah  Skala nyeri 6 termasuk nyeri sedang.
 S : 37 ºC RR : 24 x/mnt A : Masalah belum teratasi
 N : 80 x/menit P : Intervensi dilanjutkan.
 TD : 170 / 110 Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1, per
 Pasien merintih kesakitan.
- oral Antasida 3 X 1 tab, Inj Norages 3 X 1 ampul,
 Nyeri pada luka di kaki kiri.
 Terdapat luka gangren di jari Injeksi Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1
ke 4 kaki kiri ampul, Inj Actrapid 3 X 4. Internasional United.
 Skala nyeri 6, nyeri sedang.
3 Intoleran aktifitas yang berhubungan 04/02/08 S : Pasien mengatakan lemas.
dengan kelemahan fisik yang di tandai 11.00 O : TD : 150 / 100 mmHg S : 36 7 0C RR : 24 x/ manit N
dengan : 84 x/menit.
Ds : Pasien mengatakan dirinya lemas  Pasien sudah tidak lemas lagi.
dan sulit untuk beraktivitas  Pasien hanya berbaring ditempat tidur.
Do : K/u : lemah  Ada luka pada kaki kiri.
 S : 37 ºC A : Masalah belum teratasi.
 TD : 170 / 110 P : Intervensi dilanjutkan.
 N : 80 kali / menit. Infus RL 7 tpm makro, Injeksi Cefotaxim 3 X 1, Inj
 RR : 24 kali / menit. Antasida 3 X 1, Inj Norages 3 X 1 ampul, Injeksi
 Pasien lemah.
Ranitidin 3 X 1 ampul, Inj Metocior 3 X 1 ampul,
 Pasien hanya berbaring
ditempat tidur. Inj Actrapid 3 X 6 . Internasional United.

 Ada luka pada kaki kiri

Anda mungkin juga menyukai