Anda di halaman 1dari 10

VISKOSITAS

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya


gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida
mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair
viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas,
viskosias timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.

Viskositas sendiri banyak digunakan dalam dunia industri untuk mengetahui koefisien
kekentalan zat cair. Dari perhitungan itu dapat dihitung berapa seharusnya kekentalan yang
dapat digunakan dalam mengomposisikan zat fluida itu dalam sebuah larutan.

Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel zat cair. Zat cair ideal tidak
mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut ( Wylie, 1992) :
a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c. Dapat dianggap tidak termampatkan.
d. Mempunyai viskositas (kekentalan).
e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.

2.2 faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Viskositas


Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut (Bird, 1987):
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.
Rumus: ηp = ηl + (1+αP)
dengan ηp =viskositas pada tekanan total P (kg/cm2)
ηl = viskositas pada tekanan total i (kg/cm2)
α = konstanta
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan
naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi.
Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan
demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.

c. Kehadiran zat lain


Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan
seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya
penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak
akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan
minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat sehingga
viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
f. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH
pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.
g. Densitas
Pengaruh densitas terhadap viskositas dapat dilihat dari rumus:
.t .
 X
 X
X
.ta a
a

h. Gaya gesek
Semakin besar gaya gesek antar lapisan maka viskositasnya semakin besar.

Viskositas bisa dianggap sebagai suatu gesekan antara lapisan zat cair atau gas yang
mengalir. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang. Maka sebelum
lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu
sehingga suatu lapisan zat cair dapat meluncur diatas lapisan lainnya. Karena adanya gaya
gesekan antara lapisan zat cair, maka suatu zat akan bersifat menahan aliran.

G

Dirumuskan; A.dv
dy

Keterangan : η = viskosita G = gaya gesek

A = luas permukaan zat cair

dv = perbedaan kecepatan antara dua lapisan zat cair yang berjarak dy

Jadi viskositas dapat didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas (dyne/cm3) yang
diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan sebesar 1 cm/dt antara dua lapisan zat
cair yang sejajar dan berjarak 1 cm.

Beberapa perhitungan viskositas suatu larutan yang paling umum yaitu:

1. Viskositas Relatif
Rasio antara viskositas larutan dengan viskositas dari pelarut yang digunakan.
Dinyatakan dengan rumus:

2. Viskositas Spesifik
Rasio antara perubahan viskositas yang terjadi setelah penambahan zat terlarut dengan
viskositas pelarut murni. Dinyatakan dengan rumus:

3. Viskositas Inheren
Rasio antara logaritma natural dari viskositas relatif dengan konsentrasi dari zat
terlarut (biasanya berupa polimer).Viskositas inheren dinyatakan dengan rumus:

4. Viskositas Intrinsik
Rasio antara viskositas spesifik dengan konsentrasi zat terlarut yang diekstrapolasi
sampai konsentrasi mendekati nol (saat pengenceran tak terhingga). Viskositas
intrinsik menunjukkan kemampuan suatu polimer dalam larutan untuk menambah
viskositas larutan tersebut. Nilai viskositas dari suatu senyawa makromolekul di
dalam larutan adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam
karakterisasi senyawa tersebut.Secara umum, viskositas intrinsik dari makromolekul
linear berkaitan dengan berat molekul atau derajat polimerisasinya. Viskositas
intrinsik dinyatakan dengan rumus:

Beberapa cara menentukan viskositas adalah dengan

1. Metode Oswald yaitu mengukur sampel yang encer atau kurang kental. Berdasarkan
persamaan poisseulle, dengan membandingkan wakltu alir cairan sampel dan cairan
pembanding menggunakan alat yang sama.

2. Cara Hoppler
Dasarnya adalah hukum stokes yang menyatakan bahwa jika zat cair yang
kental mengalir melalui bola yang diam dalam aliran laminer atau jika bola bergerak
dalam zat cair yang kental yang berda dalam keadaan diam, maka akan terdapat gaya
penghalang (gaya stokes) sebesar:

f = 6ηπrv

dengan : f = frictional resistance

η = viskositas

r = jari-jari bola

v = kecepatanyaitujarak yang ditempuh per satuanwaktu

TEGANGAN MUKA
Tegangan muka adalah besar gaya yang terdapat pada muka zat cair tiap satuan
panjang. Tegangan muka juga dapat diartikan sebagai gaya yang diakibatkan oleh suatu
benda yang bekerja pada muka zat cair sepanjang muka menyentuh benda itu. Ukuran gaya
elastis pada permukaan cairan adalah tegangan pemrukaan. Tegangan permukaan atau
surface tension suatu cairan adalah besar gaya yang bekerja tegak lurus pada satu satuan
panjang permukaan dimana tegangan permukaan ini dapat dinyatakan dalam satuan dyne per
cm dalam system.

Tegangan muka dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Setiap
molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya tetapi di muka cairan.
Hanya ada moleul-molekul cairan di samping dan di bawah, di bagian atas tidak ada molekul
cairan lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan yang lainnya, maka
terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan.
Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dimuka ditarik oleh molekul cairan yang berada di
samping dan di bawahnya. Akibatnya pada permukaan cairan terdapat gaya total yang
berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di muka cenderung memperkecil luas mukanya.

Selain pada zat cair, tegangan juga dimiliki oleh zat padat. Tegangan pada zat padat
jauh lebih besar dari pada tegangan pada zat cair. Sesuai dengan teori partikel menjelaskan
bahwa antar partikel baik zat cair, padat dan gas memiliki gaya tarik-menarik. Pada zat padat
jarak antar partikel sangat dekat dan gaya tarik-menariknya sangat kuat, sehingga partikel-
partikelnya hanya dapat bergerak ditempatnya. Hal ini akan mengakibatkan bentuk dan
volume zat padat selalu tetap.

Pada zat cair jarak antar partikelnya renggang dan gaarik-menariknya tidak begitu
kuat, sehingga partikel-partikelnya dapat bergerak bebas tetapi gerakannya tidak dapat
menginggalkan kelompoknya. Itulah sebabnya bentuk zat cair selalu berubah-ubah sesuai
dengan tempatnya. Pada gas, jarak antar partikelnya berjauhan dan gaya tarik-menarik antar
partikelnya sangat lemah. Akibatnya gerakan partikel-partikelnya sangat bebas dan tidak
teratur. Itulah sebabnya bentuk dan volume gas selalu berubah sesuai dengan bentuk
wadahnya.

Adapun faktor yang mempengaruhi tegangan muka:


1. Densitas
2. Konsentrasi
3. Suhu
4. viskositas.

Metode Penentuan Tegangan Muka

1. Metode Kenaikan Pipa Kapiler


Berdasarkan rumus: γ = 1
2 hρgr

Dengan: γ = tegangan muka h = tinggi kenaikan zat cair

ρ = densitas zat cair g = tetapan gravirasi

r = jari-jari pipa kapiler

2. Metode Tetes
Jika cairan tepat akan menetes maka gaya tegangnan permukaan sama dengan
gaya yang disebabkan oleh gaya berat itu sendiri, maka:
mg = 2πγr

Dengan : m = massa zat cair

diusahakan agar jatuhnya tetesan hanya disebabkan oleh berat tetesannya sendiri
dan bukan oleh sebab yang lain. Selain itu juga digunakan metode pembanding
dengan jumlah tetesan untuk volume (V) tertentu.

Berat satu tetesan = v. ρ/n

3. Metode Cincin

Dengan metode ini, tegangan permukaan dapat ditentukan dengan cepat dengan
hanya menggunakan sedikit cairan. Alatnya dikenal dengan nama tensiometer Duitog,
yang berupa cincin kawat Pt yang dipasang pada salah satu lengan timbangan. Cincin
ini dimasukan ke dalam cairan yang akan diselidiki tegangan mukanya dengan
menggunakan kawat. Lengan lain dari timbangan diberi gaya sehingga cincin
terangkat di permukaan cairan.

4. Metode Tekanan Maksimum Gelembung


Dasarnya adalah bahwa tegangan muka sama dengan tegangan maksimum
dikurangi gaya yang menekan gas keluar
RANGKUMAN MATERI

VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

DWI ANGGRAENI MULATSIH

21030116140090

DEPARETEMEN TEKNIK KIMIA,

UNIVERSITAS DIPONEGORO

Anda mungkin juga menyukai