Anda di halaman 1dari 28

SURVEILANS GIZI PUSKESMAS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Gizi


Dosen Pengampu : Ari Natalia Probandari, dr., MPH, Ph. D
Program Studi Magister Ilmu Gizi
Peminatan Human Nutrition

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Aisyah Shiddiqah S531808001


Aruni Aruan S531808003
Dinar Putri R S531808011
Fibria Dhian Ikawati S531808018
Ika Amalina B S531808021
Kiki Natasia S531808026
Maulidia Agustina MP S531808032
Nur Saradha O.L S531808038
Rizka Muthia N S531808041
Roni Nurdianto S531808044

PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Upaya perbaikan gizi masrayakat sebagaimana disebutkan dalam undang-
undang nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat antara lain, melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi sesuai
kemajuan ilmu dan teknologi. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
beberapa indikator yang meliputi, indikator angka harapan hidup, angka kematian,
angka kesakitan, dan status gizi masyarakat, sehingga banyak program-program
kesehatan yang dilakukan pemerintah terutama pada penduduk (Depkes RI, 2010).
Pada 1987 telah dikembangkan sistem surveilans terpadu berbasis data,
sistem pencatatan pelaporan terpadu puskesmas, sistem pelaporan rumah sakit
yang telah mengalami perubahan dan perbaikan, disamping itu juga dikembangkan
beberapa sistem surveilans khusus terhadap berbagai penyakit. Surveilans yang
terkait dengan kesehatan digunakan sebagai informasi awal status kesehatan
masyarakat, memantau perkembangan kesehatan, menentukan prioritas kesehatan
masyarakat, mengevaluasi program dan mengembangkan penelitian. Surveilans
nasional saat ini belum dapat mengoptimalkan program serta sektor yang terkait
dalam tindakan pencegahan dan pemberantasan, sehingga perlu dilakukan
surveilans khusus pada kelompok prioritas kesehatan di wilayah Puskesmas dan
juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
Surveilans yang dilakukan di Puskesmas, salah satunya adalah surveilans
gizi ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya masalah gizi baik
faktor penyebab langsung maupun tidak langsung. Adanya surveilans ini
diharapkan mampu memberikan informasi keadaan gizi masyarakat secara cepat,
akurat, teratur dan berkelanjutan serta dapat digunakan untuk menetapkan
kebijakan gizi maupun tindakan yang tepat. informasi yang digunakan mencakup
indikator pencapaian serta informasi lain yang belum tersedia di laporan rutin.
Adanya surveilans gizi akan dapat meningkatkan efektifitas kegiatan pembinaan gizi
dan perbaikan maslaah gizi masyarakat tepat waktu, tepat sasaran dan tepat jenis
tindakan. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dipaparkan perkembangan
program surveilans gizi dan alternatif pemecahan masalah pada salah satu
Puskesmas di Provinsi Jawa Timur.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menyediakan informasi secara berkala dan terus-menerus tentang
keadaan gizi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Informasi
yang disediakan akan menjadi dasar yang kuat bagi pembuat keputusan untuk
merumuskan kebijakan, menyusun perencanaan, dan pengelolaan program
yang lebih baik untuk meningkatkan status gizi masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan informasi berkala dan terus-menerus tentang besaran masalah
gizi dan perkembangannya di masyarakat, dengan perhatian khusus pada
golongan rawan gizi.
b. Memonitor dan menilai efektivitas program gizi.
c. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk analisis penyebab
masalah gizi dan faktor-faktor yang terkait, sehingga upaya pencegahan yang
tepat dapat ditetapkan baik berupa intervensi gizi maupun non-gizi.
d. Menyediakan informasi untuk dasar penentuan prioritas sumber daya bagi
pemenuhan kebutuhan penanggulangan masalah gizi, baik dalam keadaan
biasa maupun darurat.
e. Menyediakan informasi kecenderungan (trend) masalah gizi masyarakat
untuk membantu merumuskan kebijakan upaya pencegahan sesuai dengan
potensi dan sumber daya yang tersedia.

C. MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi atau pengetahuan lebih
lanjut dalam menganalisis permasalahan yang terjadi selama kegiatan surveilans
gizi puskesmas dan memberikan alternatif pemecahan masalah, sehingga target
dapat tercapai secara maksimal.
BAB II
KEGIATAN SURVEILANS DI PUSKESMAS

A. Pengertian Surveilans Gizi


Surveilans gizi adalah kegiatan pengamatan yang teratur dan terus-menerus
terhadap masalah gizi masyarakat dan faktor-faktor yang terkait melalui kegiatan
pengumpulan data/informasi, pegolahan dan analisis data, dan diseminasi informasi
yang dihasilkan. Informasi yang dihasilkan merupakan masukan bagi pengambil
keputusan untuk perumusan kebijakan pembangunan kesehatan masyarakat,
perencanaan program perbaikan gizi masyarakat, penentuan tindakan
penanggulangan, serta evaluasi terhadap pengelolaan program gizi.

B. Kegiatan Surveilans Gizi


1. Survei Gizi
2. Assesment Gizi
3. Evaluasi Gizi
4. Monitoring Gizi
5. Sentilen Gizi

C. Ruang lingkup
1. Lingkup data
Lingkup data surveilans gizi meliputi data status gizi, data konsumsi
makanan, data cakupan program gizi, dan data lain yang terkait dengan masalah
gizi seperti pengetahuan, sikap dan praktek (PSP) gizi, data kejadian penyakit
(morbiditas), data lingkungan (ekologi).
Data utama yang dapat dipantau secara berkala dan dapat secara cepat
mengetahui potensi timbulnya masalah gizi adalah data hasil pemantauan
pertumbuhan balita melalui penimbangan bulanan di posyandu. Hasil
pemantauan melalui penimbangan bulanan ini dapat menunjukkan berbagai
indikator seperti : tingkat kesehatan balita (N/D), tingkat partisipasi dalam
penimbangan (D/S), tingkat risiko gizi buruk (BGM/D), maupun cakupan program
(K/S).
Sumber data untuk surveilans gizi mencakup:
a. Laporan pengelola program perbaikan gizi masyarakat, baik yang rutin
(bulanan, tahunan) atau yangtidak rutin, seperti:
1) pemantauan pertumbuhan balita: balita yang naik berat badan, balita yang
ditimbang secara teratur di posyandu, balita yang memiiki KMS atau buku
KIA
2) Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan ditangani
3) Cakupan balita yang memperoleh vitamin A,
4) Ibu hamil yang memperoleh tablet tambah darah,
5) Bayi yang mendapat ASI ekslusif, jumlah balita gizi
6) Sebaran posyandu berdasarkan jumlah kader gizi yang aktif
7) Sebaran posyandu berdasarkan kelengkapan yang diperlukan (pedoman,
alat penyuluhan, timbangan)
8) Sebaran posyandu berdasarkan jumlah kader yang sudah mendapat
pelatihan atau pelatihan penyegaran
9) Kejadian penyakit

b. Laporan hasil survei seperti :


1) Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2) Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes)
3) Survei Pemantatuan Status Gizi (PSG)
4) Survei Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG)
5) Survei bulan penimbangan balita
6) Survei Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
7) Survei pemantauan kadar iodium dalam garam
8) Survei masalah defisiensi Vitamin A
9) Survei masalah anemia gizi
10) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
c. Survei-survei khusus yang dilakukan, baik yang bersifat confirmatory survey
maupun yang ditujukan untuk memahami lebih dalam karakteristik kejadian
masalah gizi di suatu wilayah.
2. Lingkup kegiatan :
a. Pengumpulan data gizi dan faktor terkait secara terus-menerus dan teratur,
termasuk pelacakan balita gizi buruk.
b. Analisis data tentang keadaan gizi masyarakat baik yang bersifat kewilayahan
(pemetaan), kecenderungan keadaan (trend), faktor-faktor penyebab, dan
faktor-faktor lain yang terkait.
c. Menyajikan hasil analisis data dalam forum lintas sektor terkait sesuai dengan
kondisi dan situasi birokrasi wilayah, untuk menentukan langkah-langkah
antisipasi dan tindakan penanggulangan masalah, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
d. Diseminasi informasi, baik melalui advokasi kepada para pengambil
keputusan, penyebaran informasi melalui media (publikasi), sosialisasi
melalui berbagai kegiatan pertemuan, atau melalui pelaporan khusus.
3. Lingkup pemanfaatan:
a. Perumusan kebijakan terkait upaya perbaikan gizi masyarakat
b. Perencanaan upaya perbaikan gizi masyarakat, termasuk penentuan prioritas
wilayah dan jenis intervensi gizi
c. Peringatan dini (early warning) kemungkinan terjadinya masalah gizi
d. Penentuan jenis tindakan cepat untuk mengatasi masalah gizi bila diperlukan
e. Monitoring dan Evaluasi efektivitas dan efisiensi program perbaikan gizi
BAB III

PEMBAHASAN

A. Informasi berkala dan terus-menerus tentang besaran masalah gizi dan


perkembangannya di masyarakat, dengan perhatian khusus pada golongan
rawan gizi
Tabel 1. Penilaian Kinerja Puskesmas Bulan Tahun 2017
PENCAPAIAN
INDIKATOR PENILAIAN SASARAN TARGET SASARAN
(ABS) KESENJANGAN
NO KINERJA PUSKESMAS
1 TAHUN 1 TAHUN 1 TAHUN 1 TAHUN BULAN INI
(PKP)PROGRAM GIZI
(%) (%) (%)
1 Pemberian tablet Fe 90
216 89 % 216 100% 11%
tablet besi pada ibu hamil
2 Ibu Hamil Kurang Energi
216 21,1 % 35 16,2% 15,08%
Kronis (KEK)
3 Pemberian Tablet Tambah
682 20 % 682 100 % 80 %
Darah pada Remaja Putri
4 Pemberian PMT-P pada
6 85 % 6 100 % 15%
balita kurus
5 Ibu hamil KEK yang
35 65 % 35 100 % 35 %
mendapat PMT-Pemulihan
6 Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan sesuai
6 100 % 6 100 % 0%
standart tata laksana gizi
buruk
7 Cakupan penimbangan
1953 79 % 1857 95,1 % 16,1 %
balita D/S
8 Balita naik berat badannya
1857 60 % 936 50,4 % -9,6 %
(N/D)
9 Balita Bawah Garis Merah
1853 1,9 % 12 0,6 % % 1,3 %
(BGM)

B. Memonitor dan menilai efektifitas program gizi


Dari tabel 1 dapat diketahui dapat diketahui bahawa sembilan indikator gizi
dimonitor setiap bulan dan dievaluasi setiap tahun.
Masalah yang ada, pada indikator balita naik berat badannya (N/D), terdapat
kesenjangan -9,6%.
Monitor semua indikator dilakukan setiap bulan dan dievaluasi dalam beberapa
tahap antara lain :
1. Setiap bulan melalui rapat mini minilok UKM
2. Setiap bulan rapat lokakarya Puskesmas
3. Setiap bulan mengirim laporan di Dinas Kesehatan Pacitan
4. Setiap 3 bulan sekali rapat mutu
5. Setiap bulan sekali forum Kecamatan sehat
6. Setiap tahun adanya monitoring evaluasi kegiatan semua program di
tingkat Puskesmas, Kecamatan dan Kabupaten
Dengan danya enam kegiatan tersebut semua program dapat efektif untuk
dimonitoring dan evaluasi

C. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk analisis penyebab masalah


gizi dan faktor – faktor yang terkait, sehingga upaya pencegahan yang tepat
dapat ditetapkan baik berupa intervensi gizi maupun non gizi

Tabel 2. Analisi Penyebab Masalah Gizi

NO PRIORITAS PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH MASALAH PEMECAHAN MASALAH
MASALAH TERPILIH
1 Balita gizi 1. Pola asuh yang 1. Membentuk pos Merubah perilaku
buruk yang salah – pos gizi keluarga balita gizi
mendapat 2. Perilaku yang (paguyuban gizi buruk untuk
perawatan kurang tepat buruk) di titik memanfaatkan
terhadap rawan balita gizi bahan pangan
masalah buruk lokal dengan nilai
kesehatan 2. Meningkatkan gizi tinggi, dengan
(kurangnya kerjasama lintas menjaga hygiene
pemanfatan program dan dan sanitasi
bahan pangan lintas sektor lingkungan
lokal dan 3. Membentuk
tergantung pada forum peduli
PMT dari kesehatan di
anggaran BOK masyarakat
dan kurangnya
hygiene dan
sanitasi di
lingkungan
rumah)
3. Pendidikan dan
pengetahuan
keluarga
terhadap
kesehatan balita
yang masih
kurang
4. Tingkat ekonomi
keluarga dalam
kategori kurang
5. Keterbatasan
tenaga gizi di
Puskesmas
Gemaharjo
6. Medan yang
sulit antara
tempat
pelayanan
kesehatan
dengan rumah
balita dengan
status gizi buruk
7. Kurangnya
media promosi
untuk
meningkatkan
pengetahuan
keluarga balita
gizi buruk dalam
bidang
kesehatan
2 BGM 6-24 1. Pola asuh yang 1. Membentuk pos Merubah perilaku
bulan gakin salah – pos gizi keluarga balita gizi
yang 2. Perilaku yang (paguyuban gizi buruk untuk
kurang tepat buruk) di titik memanfaatkan
mendapat terhadap rawan balita gizi bahan pangan
perawatan masalah buruk lokal dengan nilai
kesehatan 2. Meningkatkan gizi tinggi, dengan
(kurangnya kerjasama lintas menjaga hygiene
pemanfatan program dan dan sanitasi
bahan pangan lintas sektor lingkungan
lokal dan 3. Membentuk
tergantung pada forum peduli
PMT dari kesehatan di
anggaran BOK masyarakat
dan kurangnya
hygiene dan
sanitasi di
lingkungan
rumah)
3. Pendidikan dan
pengetahuan
keluarga
terhadap
kesehatan balita
yang masih
kurang
4. Tingkat ekonomi
keluarga dalam
kategori kurang
5. Keterbatasan
tenaga gizi di
Puskesmas
Gemaharjo
6. Medan yang
sulit antara
tempat
pelayanan
kesehatan
dengan rumah
balita dengan
status gizi buruk
7. Kurangnya
media promosi
untuk
meningkatkan
pengetahuan
keluarga balita
gizi buruk dalam
bidang
kesehatan
3 Ibu hamil 1. Perilaku yang 1. Membentuk pos Merubah perilaku
kekurangan kurang tepat – pos gizi keluarga ibu hamil
energi kronik terhadap (paguyuban ibu KEK untuk
yang masalah hamil KEK) di memanfaatkan
mendapat kesehatan titik rawan balita bahan pangan
perawatan (kurangnya gizi buruk lokal dengan nilai
pemanfatan 2. Meningkatkan gizi tinggi, dengan
bahan pangan kerjasama lintas menjaga hygiene
lokal dan program dan dan sanitasi
tergantung pada lintas sektor lingkungan
PMT dari 3. Membentuk
anggaran BOK forum peduli
dan kurangnya kesehatan di
hygiene dan masyarakat
sanitasi di
lingkungan
rumah)
2. Pendidikan dan
pengetahuan
keluarga
terhadap
kesehatan ibu
hamil KEK yang
masih kurang
3. Tingkat ekonomi
keluarga dalam
kategori kurang
4. Keterbatasan
tenaga gizi di
Puskesmas
Gemaharjo
5. Medan yang
sulit antara
tempat
pelayanan
kesehatan
dengan rumah
ibu hamil KEK
6. Kurangnya
media promosi
untuk
meningkatkan
pengetahuan
keluarga ibu
hamil KEK
dalam bidang
kesehatan
4 ASI eksklusif 1. Tingkat 1. Mengoptimalkan Mengoptimalkan
pendidikan dan kegiatan kegiatan kelompok
pengetahuan kelompok pendukung ASI
ibu balita pendukung ASI
tentang ASI 2. Sosialisasi dan
eksklusif yang memaksimalkan
masih kurang Kartu Pantau
2. Jumlah tenaga ASI
gizi di 3. Meningkatkan
Puskesmas peran kader ASI
Gemaharjo
yang masih
kurang
3. Kurangnya
peran lintas
program dan
lintas sektor
dalam
penanganan
pemberian ASI
eksklusif
4. Gencarnya iklan
susu formula di
media – media
promosi
5 N/D pada 1. Kurangnya Kurangnya kegiatan Kurangnya
kegiatan kesadaran inovatf yang kegiatan inovatf
penimbangan masyarakat menaikkan nilai N/D yang menaikkan
balita tentang nilai N/D
pentingnya
posyandu balita
(selama ini
hanya dianggap
formalitas di
sebagian
posyandu balita)
2. Kurangnya
peran lintas
sektor
3. Kurangnya
kegiatan inovatf
yang menaikkan
nilai N/D
D. Menyediakan informasi untuk dasar penentuan prioritas sumber daya bagi
pemenuhan kebutuhan penanggulangan masalah gizi, baik dalam keadaan
biasa maupun darurat
Tabel 3. Prioritas Sumber Daya
NO PRIORITAS SUMBER Keterangan
DAYA
1 Sumber daya alam a. Pemberian makanan tambahan lokal untuk ibu
hamil KEK, balita gizi kurang dan balita gizi
buruk
b. Teh daun katuk (untuk ibu menyusui)
2 Sumber daya manusia a. Tenaga kesehatan
b. Kader posyandu
c. Lintas sektor
d. Masyarakat
3 Sarana prasarana a. Kapsul vitamin A
b. Tablet Fe
c. PMT untuk bumil KEK dan gizi buruk dari
Kemenkes
d. ASI kids
e. Kapsul lancar ASI dari Dinkes
4 Perkembangan teknologi a. Leaflet
b. Booklet
c. Lembar balik
d. Brosur
e. LCD
E. Menyediakan informasi kecenderungan (trend) masalah gizi masyarakat untuk
merumuskan kebijakan upaya pencegahan sesuai dengan potensi dan sumber
daya yang tersedia
Tabel 4. Trend Masalah Gizi

Trend
Capaian Capaian
No Indikator Kebijakan
2017 2018
(%) (%)
1 Ibu hamil KEK a. Ibu hamil wajib mengikuti
yang mendapat kegiatan kelas ibu hamil untuk
PMT-Pemulihan mendapatkan PMT
16,2 13,4 b. Adanya peraturan desa yang
mewajibkan ibu hamil dan
keluarga mengikuti kelas ibu
hamil
2 Cakupan balita a. Balita gizi buruk wajib mengikuti
gizi buruk kegiatan paguyupan balita gizi
mendapat buruk untuk mendapatkan PMT
perawatan b. Adanya peraturan desa yang
0,45 0,36
sesuai standart mewajibkan balita gizi buruk dan
tata laksana gizi keluarga mengikuti paguyupan
buruk balita gizi buruk

3 Balita naik berat a. Adanya peraturan desa tentang


badannya (N/D) kegiatan :
1. Kampung ASI
2. Mak Lurah (Makan telur dan
50,4 76 buah)
3. Paguyupan balita gizi buruk
4. Kelas ibu menyusui
5. Gelinding (gelar ilmu di
dinding)
F. Penyedia Informasi (Surveilans Gizi)
1.1 Pengumpulan Data
Tabel 5. Pengumpulan Data

Waktu
Data Yang Sumber Dari
No Indikator Pengambilan
Diambil Mana
Data
Identitas ibu Buku Setiap akhir
hamil (nama, kesehatan bulan
alamat, no tlp) ibu dan anak,
laporan
posyandu,
SIP (Sistem
Informasi
Posyandu)
Antropometri Pengukuran Setiap akhir
(BB dan TB) langsung, bulan
laporan gizi
puskesmas,
Pemberian tablet Fe laporan kelas
1 90 tablet besi pada ibu ibu hamil
hamil Status gizi Laporan Setiap akhir
kesehatan bulan
ibu dan anak
di
puskesmas
Prevalensi ibu Laporan 1 tahun
hamil yang kesehatan sekali
mendapatkan ibu dan anak
tablet Fe di
puskesmas
Capaian pkp Laporan Setiap akhir
(penilaian kesehatan bulan
kinerja ibu dan anak
program) pada di
indikator puskesmas
pemberian dan laporan
tablet Fe pada kinerja
ibu hamil puskesmas
Identitas ibu Buku Setiap akhir
hamil (nama, kesehatan bulan
alamat, no tlp) ibu dan anak,
laporan
posyandu,
SIP (Sistem
Informasi
Posyandu)
Antropometri Pengukuran Setiap akhir
(BB dan TB) langsung, bulan
laporan gizi
puskesmas,
laporan kelas
ibu hamil
Ibu Hamil Kurang
2 Status gizi Laporan Setiap akhir
Energi Kronis (KEK)
kesehatan bulan
ibu dan anak
di
puskesmas
Data penerima Laporan Setiap
PMT home visit ibu minggu
hamil KEK
penerima
PMT
Prevalensi ibu Laporan 1 tahun
hamil KEK kesehatan sekali
ibu dan anak
di
puskesmas
Capaian pkp Laporan Setiap akhir
(penilaian kesehatan bulan
kinerja ibu dan anak
program) pada di
indikator puskesmas
penanganan dan laporan
ibu hamil KEK kinerja
puskesmas
Identitas Kalender Setiap
remaja putri Cafe Anemia minggu
(nama, alamat,
no tlp) di SMP
dan SMA
wilayah kerja
Puskesmas
Gemaharjo
Antropometri Pengukuran Setiap akhir
(BB dan TB) langsung bulan
Status gizi Laporan Setiap akhir
Pemberian Tablet kesehatan bulan
3 Tambah Darah pada siswi
Remaja Putri Prevalensi Kalender 1 tahun
siswi yang Cafe Anemia sekali
mendapat
tablet Fe
Capaian PKP Laporan PKP Setiap akhir
(penilaian bulan
kinerja
program) pada
indikator
pemberian
tablet Fe pada
remaja putri
Identitas balita Buku Setiap akhir
4
(nama, tanggal kesehatan bulan
lahir, jenis ibu dan anak,
kelamin, nama laporan
orangtua, posyandu,
alamat, no tlp) SIP (Sistem
Informasi
Posyandu)
Antropometri Pengukuran Setiap akhir
balita (BB, langsung, bulan
PB/TB) laporan gizi
puskesmas,
laporan
posyandu
Status gizi Laporan gizi Setiap akhir
puskesmas bulan
Pemberian PMT Data penerima Laporan Setiap
Pemulihan pada balita PMT home visit minggu
kurus balita gizi
kurang
penerima
PMT
Prevalensi gizi Laporan gizi 1 tahun
kurang puskesmas sekali
dan sip desa
Capaian pkp Laporan gizi Setiap akhir
(penilaian puskesmas bulan
kinerja dan laporan
program) pada kinerja
indikator puskesmas
penanganan
balita gizi
kurang
Identitas ibu Buku Setiap akhir
Ibu hamil KEK yang
hamil (nama, kesehatan bulan
5 mendapat PMT-
alamat, no tlp) ibu dan anak,
Pemulihan
laporan
posyandu,
SIP (Sistem
Informasi
Posyandu)
Antropometri Pengukuran Setiap akhir
(BB dan TB) langsung, bulan
laporan gizi
puskesmas,
laporan kelas
ibu hamil
Status gizi Laporan Setiap akhir
kesehatan bulan
ibu dan anak
di
puskesmas
Data penerima Laporan Setiap
PMT home visit ibu minggu
Pemulihan hamil KEK
penerima
PMT
Pemulihan
Prevalensi ibu Laporan 1 tahun
hamil KEK kesehatan sekali
ibu dan anak
di
puskesmas
Capaian pkp Laporan Setiap akhir
(penilaian kesehatan bulan
kinerja ibu dan anak
program) pada di
indikator puskesmas
penanganan dan laporan
ibu hamil KEK kinerja
puskesmas
Identitas balita Buku Setiap akhir
(nama, tanggal kesehatan bulan
lahir, jenis ibu dan anak,
kelamin, nama laporan
orangtua, posyandu,
alamat, no tlp) SIP (Sistem
Informasi
Posyandu)
Antropometri Pengukuran Setiap akhir
balita (BB, langsung, bulan
PB/TB) laporan gizi
puskesmas,
laporan
posyandu
Cakupan balita gizi Status gizi Laporan gizi Setiap akhir
buruk mendapat puskesmas bulan
6 perawatan sesuai Data penerima Laporan Setiap
standart tata laksana PMT home visit minggu
gizi buruk balita gizi
buruk
penerima
PMT
Prevalensi gizi Laporan gizi 1 tahun
buruk puskesmas sekali
dan sip desa
Capaian pkp Laporan gizi Setiap akhir
(penilaian puskesmas bulan
kinerja dan laporan
program) pada kinerja
indikator puskesmas
penanganan
balita gizi
buruk
Data jumlah Laporan Setiap bulan
7
balita yang posyandu,
ditimbang di laporan KIA
posyandu dan laporan
wilayah gizi
puskesmas
Gemaharjo
Data semua Laporan Setiap bulan
balita di posyandu,
Cakupan
posyandu laporan KIA
penimbangan balita
wilayah dan laporan
D/S
puskesmas gizi
Gemaharjo
Prevalensi D/S Laporan Setiap bulan
posyandu,
laporan KIA
dan laporan
gizi
Data jumlah Laporan Setiap bulan
balita yang posyandu,
naik berat laporan KIA
badannya di dan laporan
posyandu gizi
wilayah
puskesmas
Gemaharjo

Balita naik berat Data semua Laporan Setiap bulan


8
badannya (N/D) balita yang posyandu,
ditimbang di laporan KIA
posyandu dan laporan
wilayah gizi
puskesmas
gemaharjo
Prevalensi N/D Laporan Setiap bulan
posyandu,
laporan KIA
dan laporan
gizi

Identitas balita Buku Setiap akhir


(nama, tanggal kesehatan bulan
lahir, jenis ibu dan anak,
kelamin, nama laporan
orangtua, posyandu,
alamat, no tlp) SIP (Sistem
Informasi
Posyandu)
Antropometri Pengukuran Setiap akhir
balita (BB, langsung, bulan
PB/TB) laporan gizi
puskesmas,
laporan
posyandu
Status gizi Laporan gizi Setiap akhir
Balita Bawah Garis
9 puskesmas bulan
Merah (BGM)
Data penerima Laporan Setiap
PMT home visit minggu
balita BGM
penerima
PMT
Prevalensi Laporan gizi 1 tahun
balita BGM puskesmas sekali
dan sip desa
Capaian pkp Laporan gizi Setiap akhir
(penilaian puskesmas bulan
kinerja dan laporan
program) pada kinerja
indikator puskesmas
penanganan
balita BGM
1.2 Analisis Data (Pemetaan, peramalan dan pengamatan)

Tabel 6. Analisis Data


Tabel. 6 Pemetaan, peramalan dan pengamatan
Proses Kegiatan Tindakan (bila ada
No Kegiatan SID
(Waktu) indikasi)
Peramalan (Indikator Survei hasil pertanian
1
Pertanian)
Pemantauan Laporan SKDN
2 (Pertumbuhan Balita:
a. Survei
SKDN)
b. Analisa
Survei Keluarga Sehat
c. Pelaporan
(Jenis pekerjaan
d. Sosialisasi dan
Pemantauan (Indikator kepala rumah tangga,
3 advokasi
Sosek dari laporan) jumlah pendapatan,
e. Intervensi
pendidikan, anggota
f. Evaluasi
keluarga)
Pengamatan (Indikator Laporan gizi buruk
4 Lokal/Gizi Buruk/Kasus
Kelaparan)

Dalam kegiatan pemetaan, peramalan dan pengamatan, ada satu kegiatan


yang belum dilakukan oleh petugas gizi dalam kegiatan peramalan untuk
indikator pertanian, belum melaksanakan survey hasil pertanian. Padahal
indikator ini sangat penting untuk kewaspadaan pangan pada tingkat
masyarakat di wilayah Puskesmas Gemaharjo.

2.1 Penyajian informasi


Informasi disajikan dalam bentuk gambar (peta), grafik dan tabel pada
lampiran.

2.2 Diseminasi
Dari sembilan indikator yang ada di Puskesmas Gemaharjo terdapat
kegiatan untuk beberapa kelompok sasaran, antara lain:
a. Kelas ibu hamil
b. Kelas ibu menyusui
c. Paguyuban gizi kurang dan gizi buruk
d. Kampung ASI
2.3 Advokasi

1. Survei kebutuhan dan harapan masyarakat


2. Survei IKM
3. Laporan PKM

Koordinasi tingkat desa

MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)

Forum Kecamatan Sehat

Forum Kabupaten Sehat

G. Pemanfaatan Informasi oleh Pemangku Kepentingan


1. Pengambilan Keputusan, Perumusan Kebijakan dan Perencanaan Program
Apabila ada peningkatan kasus gizi buruk, maka respon yang dilakukan:
a. Melakukan konfirmasi laporan kasus gizi buruk
b. Menyiapkan Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit untuk
pelaksanaan tatalaksana gizi buruk.
c. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan rumah sakit dalam
melakukan surveilans gizi.
d. Memberikan PMT pemulihan untuk balita gizi buruk rawat jalan dan
paska rawat inap.
e. Melakukan pemantauan kasus yang lebih intensif pada daerah dengan
risiko tinggi terjadinya kasus gizi buruk.
f. Melakukan penyelidikan kasus bersama dengan lintas program dan
lintas sektor terkait.
2. Tindakan Intervensi
a. Darurat
Apabila ada masalah gizi langsung di bicarakan tingkat Desa,
Kecamatan dan Kabupaten.
b. Jangka Pendek
Apabila ada masalah gizi langsung ditentukan untuk untuk intervensi
jangka pendek. Misalkan untuk kasus penanganan balita gizi buruk,
penanganan jangka pendek, meliputi :
1. Pembentukan paguyuban gizi buruk
2. Pelatihan PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak)
3. Pemberian makanan tambahan dari dari bahan pangan lokal
4. Pemberdayaan kader gizi
c. Jangka Panjang
Apabila ada masalah gizi langsung ditentukan untuk untuk intervensi
jangka panjang. Misalkan untuk kasus penanganan balita gizi buruk,
penanganan jangka pendek, meliputi :
1. Pembentukan konselor ASI
2. Pembentukan motivator ASI
3. Pembentukan kelas ibu menyusui
4. Perencanaan pemberian makanan tambahan dari KEMENKES RI
5. Perencanaan pemberian suplemen gizi yang dianggarkan dari dari
dana BOK, DAU dan KEMENKES RI
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes (2012). Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi. Jakarta: Direktorat


Bina Gizi.
Kemenkes (2014). Pedoman Surveilans Gizi. Jakarta: Direktorat Bina Gizi.

Anda mungkin juga menyukai