Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN II
KINETIKA REAKSI

DisusunOleh:
Hilneser Simamora
J1E115212
Kelompok VII

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2015
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI F-MIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN II

KINETIKA REAKSI

Asisten NilaiLaporanAwal NilaiLaporanAkhir

Tanggal Praktikum : 17 Tanggal Dikumpul : 1


Norhayati
November 2015 Desember 2015

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2015
PERCOBAAN II
KINETIKA REAKSI

I. TUJUAN
Tujuan percobaan kali ini yang mengangkat tema mengenai
kinetika reaksi adalah mempelajari pengaruh konsentrasi reaktan terhadap
laju reaksi, kemudian mempelajari pengaruh temperatur terhadap laju
reaksi serta menentukan orde reaksi.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1. Dasar Teori
Proses laju merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan
bagi setiap orang yang berkaitan dengan bidang kefarmasian, mulai
dari pengusaha obat sampai ke pasien. Pengusaha obat harus dengan
jelas menunjukkan bahwa bentuk obat atau sediaan yang
dihasilkannya cukup stabil sehingga dapat di simpan dalam jangka
waktu yang cukup lama, di mana obat tidak berubah menjadi zat
tidak berkhasiat atau racun; ahli farmasi harus mengetahui
ketidakstabilan potensial dari obat yang dibuatnya. Dokter dan
penderita harus diyakinkan bahwa obat yang ditulis atau
digunakannya akan sampai pada tempat pengobatan dalam
konsentrasi yang cukup untuk mencapai efek pengobatan yang
diinginkan (Martin et al, 1993).
Bidang kimia yang mengkaji kecepatan atau laju, terjadinya
reaksi kimia, dinamakan kinetika reaksi (chemical kinetics). Kata
“kinetic” menyiratkan gerakan atau perubahan; definisi energi
kinetic sebagai energi yang tersedia karena gerakan suatu benda.
Disini kinetika merujuk pada laju reaksi (reaction rate), yaitu
perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu (M/s).
Kita telah mengetahui bahwa setiap reaksi dapat dinyatakan dengan
persamaan umum

reaktan produk.
Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu
reaksi, molekul reaktan bereaksi sedangkan molekul produk
terbentuk. Sebagai hasilnya, kita dapat mengamati jalannya reaksi
dengan cara memantau menurunnya konsentrasi reaktan atau
meningkatnya konsentrasi produk (Chang, 2004).
𝑑𝐶
Laju atau kecepatan suatu reaksi diberikan sebagai ± .
𝑑𝑡

Artinya terjadi penambahan (+) atau pengurangan konsentrasi C


dalam selang waktu dt. Pada pembentukan etil asetat dari etil alcohol
dan asam asetat :

CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O

laju reaksi ke kanan dalam reaksi di atas dapat ditentukan dengan


pengukuran konsentrasi asam asetat atau etanol selama
berlangsungnya reaksi. Karena konsentrasi asam asetat dan etanol
berkurang dalam jumlah yang sama selama reaksi, laju reaksi ke
kanan (Rf) diberikan sebagai

𝑑(𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻) 𝑑(𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻)


Rf = - =- .
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Laju reaksi dengan arah yang berlawanan dapat ditentukan dengan


pengukuran konsentrasi etil asetat atau air selama reaksi tiap-tiap
komponen tersebut berlangsung dan laju R, ini diberikan sebagai:

𝑑(𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐶2 𝐻5 ) 𝑑(𝐻2 𝑂)


Rr = - = .
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Menurut hukum aksi massa, laju suatu reaksi kimia sebanding


dengan hasil kali dari konsentrasi molar reaktan yang masing-masing
dipangkatkan dengan angka yang menunjukkan jumlah molekul dari
zat-zat yang ikut serta dalam reaksi. Dalam reaksi

aA +bB + . . . = Produk
laju reaksinya adalah :
1 𝑑(𝐴)
Laju = - 𝑎 𝑑𝑡
1 𝑑(𝐵)
= - 𝑏′ = . . . = k(A)a(B)o . . .
𝑑𝑡

k adalah konstanta laju. Laju berkurangnya masing-masing


komponen reaksi diberikan dalam bentuk jumlah mol ekuivalen
masing-masing komponen yang ikut serta dalam reaksi (Martin et al,
1993).
Pada konsep kesetimbangan ini juga terdapat orde reaksi.
Orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi dalam bentuk
diferensial. Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat
kecil, namun dalam beberapa hal pecahan atau nol. Pada umumnya
orde reaksi terhadap suatu zat tertentu tidak sama dengan koefisien
dalam persamaan stokiometri reaksi (Prayitno, 2007).
Kinetika reaksi memiliki peran yang penting, seperti pada
salah satu penelitian tentang kinetika reaksi hidrolisis pati pisang
tanduk dengan katalisator asam klorida. Untuk mempelajari kinetika
reaksi hidrolisis pati pisang tanduk dilakukan penelitian dengan
variasi suhu dan variasi konsentrasi katalisator. Dengan diketahuinya
kadar glukosa dalam larutan hasil, maka dengan hukum stoikiometri
dapat dihitung jumlah pati yang bereaksi, kemudian dapat dihitung
konversi dari pati yaitu perbandingan massa pati yang bereaksi,
kemudian dapat dihitung konversi dari pati yaitu perbandingan
massa pati yang bereaksi dengan massa pati mula-mula kemudian di
dapatkan hasilnya (Yuniwati et al, 2011).

II.2. Uraian Bahan


II.2.1 Aquades
Nama Resmi : Air murni
Nama latin : Purified water
Struktur kimia : H2O
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna; tidak
berbau
Indikasi : Pelarut
BM : 18,02
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
(Depkes RI, 2014).
II.2.2 HCl
Nama Resmi : Asam Klorida
Nama latin : Hydrochloride Acid
Struktur kimia : HCl
Pemerian : cairan tidak berwarna; berasap; bau
merangsang. Jika diencerkan dengan
2 bagian volume air, asap hilang.
Bobot jenis lebih kurang 1,18
BM : 36,46
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
(Depkes RI, 2014).
II.2.3 H2C2O4
Nama Resmi : Asam Oksalat
Struktur kimia : H2C2O4
Pemerian : hablur; tidak berwarna
Kelarutan : larut dalam air dan dalam etanol
(95% P)
Indikasi : zat tambahan
(Depkes RI, 1979).
II.2.4 KMnO4
Nama Resmi : Kalium Permanganat
Nama latin : Potasium Permanganat
Struktur kimia : KMnO4
Pemerian : hablur; ungu tua, hampir tidak
tembus oleh cahaya yang diteruskan
dan berwarna biru metalik mengkilap
oleh cahaya yang dipantulkan,
kadang-kadang disertai warna merah
tembaga tua; stabil di udara
Kelarutan : larut dalam air; mudah larut dalam
air mendidih
BM : 158, 03
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
(Depkes RI, 2014).
II.2.5 Na2S2O3
Nama Resmi : Natrium Tiosulfat
Nama latin : Sodium Thiosulfate
Struktur kimia : Na2S2O3
Pemerian : hablur besar, tidak berwarna atau
serbuk kasar. Mengkilap dalam udara
lembab dan mekar dalam udara
kering pada suhu lebih dari 33°.
Larutan netral atau basa lemah
terhadap lakmus
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air; tidak
larut dalam etanol
BM : 248, 19
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
(Depkes RI, 2014).

III. PRINSIP REAKSI


III.1 Prinsip Reaksi
Na2S2O3 (aq) + 2HCl 2NaCl (aq) + S (s) + SO2 (aq) H2O
5H2C2O4 (aq) + 2KMnO4 (l) 10CO2 (g) + 5H2O (l) + 2K+ (aq)
III.2 Prinsip Kerja
1. Reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida dalam
penentuan pengaruh konsentrasi dan temperatur dalam laju
reaksi.
2. Reaksi antara asam oksalat dan kalium permanganat dalam
menentukan orde reaksi.

IV. ALAT dan BAHAN


IV.1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kinetika reaksi ini adalah :
1. Gelas ukur
2. Labu erlenmeyer
3. Penangas air
4. Pipet tetes
5. Rak tabung reaksi
6. Stopwatch
7. Tabung reaksi
8. Termometer

IV.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah :
1. Aquades
2. HCl 0,1 N
3. HCl 0,05 N
4. HCl 0,01 N
5. H2C2O4 0,1 N
6. KMnO4 0,1 N
7. Na2S2O3 0,1 N

V. CARA KERJA
V.1 Penentuan Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
V.1.1 Pengaruh Konsentrasi HCl

Na2S2O3 0,1 N
 Disiapkan 6 buah tabung reaksi.
 Dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung
reaksi 1, 3, dan 5.
HCl 0,1 N
 Dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung
reaksi 2.

HCl 0,05 N
 Dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung
reaksi 4.

HCl 0,01 N
 imasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung
reaksi 6.
 Dituangkan tabung reaksi 2 ke tabung 1,
tabung reaksi 4 ke tabung 3, dan tabung
reaksi 6 ke 5.
 Dituangkan kembali ke dalam tabung reaksi
2, 4, dan 6 dengan cepat.
 Dicatat perubahan warna dan waktu yang
diperlukan reaksi sampai mulai terjadi
kekeruhan.
Hasil

V.1.2 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

HCl 0,1 N
 Disiapkan 6 buah tabung reaksi.
 Dimasukkan sebanyak 5 ml kedalam tabung
reaksi 1, 3, dan 5.
Na2S2O3 0,1 N
 Dimasukkan sebanyak 5 ml kedalam tabung
reaksi 2.

Na2S2O3 0,05 N
 Dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung
reaksi 4.

Na2S2O3 0,01 N
 Dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung
reaksi 6.
 Dituangkan tabung reaksi 2 ke tabung 1,
tabung reaksi 4 ke tabung 3, dan tabung
reaksi 6 ke 5.
 Dituangkan kembali ke dalam tabung reaksi
2, 4, dan 6 dengan cepat.
 Dicatat perubahan warna dan waktu yang
diperlukan reaksi sampai mulai terjadi
kekeruhan.
Hasil

V.2 Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi

HCl 0,1 N
 Disiapkan tabung reaksi 1 dan 2 pada suhu
kamar.
 Disiapkan tabung reaksi 3 dan 4 dengan suhu
50o C.
 Disiapkan tabung reaksi 5 dan 6 dengan suhu
100o C.
 Dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung
reaksi 1, 3, dan 5.
Na2S2O3 0,1 N
 Dimasukkan sebanyak 5 ml kedalam tabung
reaksi 2, 4, dan 6.
 Dicampurkan tabung reaksi 1 dan 2, tabung
reaksi 3 dan 4, dan tabung reaksi 5 dan 6.
 Dicatat perubahan warna dan waktu yang
diperlukan reaksi tersebut.
Hasil

V.3 Menentukan Orde Reaksi

H2C2O4 0,1 N
 Diisi buret dengan larutan KMnO4 0,1 N.
 Disiapkan 4 buah erlenmeyer.
 Dimasukkan sebanyak 5 ml H2C2O4 0,1 N ke
dalam labu erlenmeyer 1, 10 ml H2C2O4 0,1 N
ke dalam labu erlenmeyer 2, 15 ml H2C2O4 0,1
N ke dalam labu erlenmeyer 3, dan 10 ml
H2C2O4 0,1 N ke dalam labu erlenmeyer 4.
Aquades

 Dimasukkan sebanyak 13 ml ke dalam labu


erlenmeyer 1, 8 ml ke dalam labu erlenmeyer 2,
3 ml ke dalam labu erlenmeyer 3, dan 6 ml ke
dalam labu erlenmeyer 4.
KMnO4 0,1 N

 Ditambahkan sebanyak 2 ml ke dalam labu


erlenmeyer 1, 2 ml ke dalam labu erlenmeyer 2,
2 ml ke dalam labu erlenmeyer 3, dan 4 ml ke
dalam labu erlenmeyer 4.
 Dicatat waktu yang diperlukan mulai dari
KMnO4 ditambahkan sampai warna ungu tepat
hilang.
Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia. Jakarta.

Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik. UI-Press.


Jakarta.

Prayitno. 2010. Kajian kinetika kimia model matematik reduksi cadmium melalui
laju reaksi, kontante dan orde reaksi dalam proses elektrokimia. Jurnal
Penelitian Kimia 10(1) : 27-34.

Yuniwati, W., D. Ismiyati, dan R. Kurniasih. 2011. Kinetika Reaksi Hidrolisis


Pati Pisang Tanduk Dengan Katalisator Asam Chlorida. Jurnal Teknologi
4(2) : 107-112.

Anda mungkin juga menyukai