Anda di halaman 1dari 2

17-03-2019 1/2 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id

KENALI ANTRAKS DAN CARA PENCEGAHANNYA


DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 09 FEBRUARI 2017 00:00:00, DIBACA : 5.852 KALI

Jakarta, 9 Februari 2017

'Siang Klinik', inilah acara yang kerap diadakan di RS Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Sulianti
Saroso, Jakarta. Kali ini topik yang diangkat adalah Mengenal Penyakit Antraks dan
Penatalaksanannya. Direktur Medik dan Keperawatan RS Penyakit Infeksi (RSPI) Prof.
Sulianti Saroso, dr. Dyani Kusumowardhani, Sp. A (K) mengatakan belakangan banyak
timbul pertanyaan dari masyarakat mengenai antraks, menyusul pemberitaan kasus ini di
DIY beberapa waktu lalu.

'Kami ingin merespon cepat karena beberapa waktu lalu ada berita kasus antraks di DIY.
Yogyakarta. Laporan terakhir kemarin di sana ada 16 kasus dengan antraks kuklit dan
semuanya juga sembuh dan tidak menyebar kemana-mana. Kemudian timbul banyak
pertanyaan dari masyarakat, apa yang harus kita lakukan,' ujar Dyani di sela-sela acara
Siang Klinik di Auditorium RSPI. Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, Kamis (9/2/2017). Hadir
pada acara ini perwakilan dari RS di Jabodetabek dan Puskesmas di seluruh Prov. DKI Jakarta. Acara serupa pernah dilakukan untuk kasus Zika, MERS-CoV, Flu
Burung dan SARS.

Menurut Dyani, antraks setiap tahun selalu ada kasus tapi memang tidak banyak dan selalu bisa diisolasi sehingga tidak menyebar luas. Mengingat antraks
adalah penyakit menular akut diperlukan upaya pengenalan dan pencegahan lebih mendalam.

'Kami siap melakukan sosialisasi di daerah juga jika memang dibutuhkan, kami siap membantu,' tambah Dyani.

Antraks merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthraxis. Bakteri ini memiliki kemampuan membentuk spora yang tahan
terhadap perubahan cuaca dan mampu bertahan di tanah selama bertahan-tahun sehingga sulit untuk dieliminasi.

Proses penularan bakteri dari hewan ke manusia tidak mesti secara langsung. Tanah bekas hewan mati akibat antraks pun menjadi berbahya. Bakteri mudah
masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka atau kulit yang mengelupas walaupun kecil. Kasus banyak terjadi di daerah pertanian dan perindustrian yang
memproduksi produk dari kulit.

Dyani mengatakan bakteri itu sangat mematikan bila sampai ke otak. Antraks dapat terjadi pada kulit, sistem pernapasan, dan saluran pencernaan. 'Gejala awal
yang terlihat pada kulit misalnya, nampak seperti luka kemudian membentuk seperti ulkus. Penyakit tersebut dapat disembuhkan kalau dengan pengobatan yang

1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2/2 17-03-2019

tepat dan segera,' ujarnya.

Untungnya, kata Dyani, tingkat bahaya di Indonesia cukup rendah, namun harus waspada karena gejala awalnya sangat umum, tidak terlalu khas, sehingga
kebanyakan masyarakat tidak langsung berpikir bahwa itu penyakit antraks.

Kementerian Pertanian melakukan pencegahan dengan memberikan vaksin kepada hewan ternak. Penanganan pada hewan yang terkena antraks dilakukan
isolasi untuk mencegah supaya tidak terjadi pada manusia. Bagi tanah yang tercemar bakteri spora harus dilakukan monitoring terlebih dahulu.

Dokter hewan Pudjiatmoko mengatakan pihaknya akan memonitoring pada tanah yang tercemar untuk dilakukan desinveksi dan melakukan pelarangan
dipergunakan untuk bercocok tanam di tanah tersebut, kemudian diplaster.

'Pada manusia, jika terkena antraks harus segera dilaporkan agar bisa ditangani cepat dan tidak menyebar ke masyarakat luas. Sayangnya, vaksin untuk manusia
di Indonesia sampai saat ini belum tersedia,' katanya.

Karena itu, lanjut dia, masyarakat diharuskan segara melapor bila diduga terdapat antraks baik pada manusia atau hewan.

RSPI Rujukan Pertama Penyakit Infeksi

RSPI Prof. Sulianti Saroso menjadi rumah sakit rujukan pertama yang menangani berbagai penyakit infeksi. Terdapat ruang isolasi ketat berstandar WHO, yakni
harus terpisah dengan penyakit lain dan terdapat filter khusus untuk udara, sehingga tidak ada pencemaran atau penularan di ruangan tersebut. Setiap orang
yang hendak memasuki ruangan itu harus mengenakan pakaian steril dan kedap udara.

Selain itu, RSPI merupakan isntitusi yang menjadi rujukan dan pusat kajian infeksi dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
penyakit infeksi baik yang new emerging, re-emerging maupun penyakit tropis lainnya.

'Pada intinya kami menangani semua jenis penyakit infeksi, kami punya ruang isolasi ketat sehingga pasien-pasien yang tertular yang harus dipisahkan diisolasi
secara ketat, kami punya fasilitas tersebut,' tambah Dyani.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes
melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - 2 - Printed @ 17-03-2019 18:03

Anda mungkin juga menyukai