PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai hukum secara sederhana segera terlintas dibenak kita
peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam
suatu masyarakat, baik peraturan maupun norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan
berkembang di dalam masyarakat atau peraturan yang sengaja dibuat oleh penguasa
dengan bentuk dan cara tertentu. Bentuknya mungkin berupa hukum tertulis maupun
hukum yang tidak tertulis dalam peraturan perundang-undangan seperti hukum Barat yang
dipakai di Indonesia. Konsepsi perundang-undangan Barat yang diatur oleh hukum hanya
semata-mata hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan benda dalam
masyarakat .
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari Alqur’an dan Sunnah yang
menjadi bagian dari agama Islam, sebagai sistem hukum ia mempunyai beberapa istilah
kunci yang perlu dijelaskan lebih dahulu, kadang kala membingungkan kalau tidak tahu
persis maknanya.
Kajian hukum Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan juga sumber-sumber
hukum Islam lainnya akan membahas tentang syari’ah, fiqh, ushul fiqh, mazhab, fatwa,
qawl dan juga akan disajikan bagaimana Islam sebagai sumber norma, hukum dan etika,
mazhab hukum utama dan pendekatan mereka terhadap kajian hukum, disiplin ilmu utama
studi Islam dan cabang-cabangnya, tokoh dan karya terpenting dan juga akan menjawab
bagaiamana perkembangan mutakhir kajian hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Sekilas Tentang Fiqh, Ushul Fiqh, Mazhab, Fatwa dan Qawl.
2. Islam Sebagai Sumber Norma, Hukum dan Etika
3. Mazhab Hukum Utama dan Pendekatan Mereka Terhadap Kajian Hukum Islam
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Sekilas Tentang Fiqh, Ushul Fiqh, Mazhab, Fatwa dan Qawl.
2. Untuk mengetahui Islam Sebagai Sumber Norma, Hukum dan Etika
3. Untuk mengetahui Mazhab Hukum Utama dan Pendekatan Mereka Terhadap
Kajian Hukum Isla
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Ushul Fiqh
Ushul Fiqh terdiri dari dua kata, yaitu kata ushul bentuk jamak dari ashl dan kata
fikih, yang masing-masing memiliki pengertian yang luas. Ashl secara etimologi diartikan
sebagai “fondasi sesuatu, baik yang bersifat materi ataupun bukan”. Sedangkan Fiqih
berarti “pemahaman yang mendalam dan membutuhkan pengerahan potensi akal”.
Menurut istilah, pengertian Ushul Fiqh adalah Pengetahuan tentang berbagai
kaidah dan bahasan yang menjadi sarana untuk mengambil hokum-hukum syara’
2
mengenai perbuatan manusia dari dalil-dalilnya yang terinci. Dengan demikian ushul fiqh
adalah ilmu yang digunakan untuk memperroleh pemahaman tentang maksud syari’ah.
Untuk lebih mudah kita pahami, Ushul Fiqh adalah sistem (metodologi) dari ilmu fiqh.
3. Mazhab
Mazhab adalah aliran terkemuka dalam hokum Islam yang dibawa oleh imam
tertentu (Syafi’i, Hambali, Maliki dan Hanafi). Mahmud Yunus mengatakan dalam kamus
Arab-Indonesia, mengartikan bahwa mazhab adalah sebagai aliran, doktrin atau ajaran.
Mazhab berasal dari kata zahaba yang artinya pergi, sedangkan menurut istilah adalah
jalan pikiran, paham dan pendapat yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam
menetapkan suatu hokum Islam dari Al Qur’an dan Al Hadits.
Sebahagian ulama mendefinisikan bahwa mazhab adalah pendapat, paham atau aliran
seorang alim besar dalam Islam yang diberi gelar sebagai imam seperti Imam Syafi’i,
Imam Hambali, Imam Maliki dan Imam Hanafi.
4. Fatwa
Fatwa adalah penjelasan mengenai hokum Islam dan agama sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diajukan. Secara harfiyah, fatwa berasal dari kata fata yang artinya
mencakup makna “masa muda, kebaruan, klasifikasi, penjelasan”. Dalam perkembangan
sebagai istilah teknis yang berasal dari al Qur’an, kata ini digunakan dalam dua bentuk
kata kerja yang artinya “meminta jawaban pasti” dan “memberikan jawaban pasti”.
5. Qaul
Qaul berasal dari bahasa Arab yatiu qola-yaqulu-qoulan, yang berarti perkataan.
Menurut istilah adalah suatu perkataan mengenai hokum Islam dan agama setelah ditinjau
lebih lanjut mengenai peristiwa yang terjadi. Qaul dibagi menjadi menjadi dua macam,
yaitu Qoul Qodim (pendapat/perkataan lama) dan Qaul Jadid (pendapat/perkataan baru),
contoh: Hukum air mengalir yang terkena najis, namun sifat-sifatnya tidak berubah. Qaul
Qadim: air mengalir tidak akan menjadi najis, Qaul Jadid: air mengalir hukumnya sama
dengan air yang tenang, jika jumlahnya kurang dari dua kullah, maka airnya menjadi najis.
Pembagian Qaul ini juga dikenal dalam fiqih Imam Syafi’i, yaitu Qaul Qadim dan
Qaul Jadid. Qaul Qadim adalah pendapat beliau ketika berada di Irak, sedangkan Qaul
Jadid adalah pendapat beliau ketika berada di Mesir.
3
B. Islam Sebagai Sumber Norma, Hukum dan Etika
Untuk dapat memahami hukum Islam dengan baik, terlebih dahulu harus
mempelajari tentang agama Islam. Hal ini disebabkan hubungan antara hukum Islam
dengan agama Islam sangat erat dan antara satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan.
Tanpa mempelajari kaidah-kaidah agama Islam akan sulit untuk mempelajari hukum
Islam, sebab setiap kaidah hukum Islam tidak terlepas dari agama Islam.
Ahmad Bangun mengatakan bahwa kata Islam berasal dari bahasa Arab, kata kerja
asalnya adalah: Aslama, Salima dan Salama.
Aslama berarti berserah diri kepada Allah SWT, artinya manusia dalam berhadapan
dengan Tuhannya mengakui kelemahannya dan harus mengakui kemutlakan kekuasaan
Tuhan. Bagaimanapun tingginya akal pikiran manusia yang berwujud dengan berbagai
macam ilmu pengetahuan dan kebudayaan tetapi semuanya itu jika dibandingkan dengan
kekuasaan Allah SWT tidak ada artinya.
Salima berarti menyelamatkan, menentreramkan atau mengamankan. Karena
salima memerlukan objek, sehingga kata salima berarti menyelamatkan, menenteramkan
dan mengamankan orang lain. Jadi sebagai orang Islam mereka dituntut untuk dapat
senantiasa menimbulkan rasa aman, keselamatan dan ketenteraman orang lain.
Salama berarti menyelamatkan, menenteramkan dan mengamankan. Karena salama
tidak memerlukan objek luar, maka objeknya adalah diri sendiri atau bathin manusia itu
sendiri. Dengan kata lain, sebagai orang Islam di dalam hidupnya harus selalu merasa
tenteram, aman dan selamat dan tidak putus asa dan frustasi apabila menghadapi cobaan-
cobaan dan kesusahan dalam kehidupannya
Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam sebagai agama lahir
dan bathin dan bagi para pemeluknya harus dapat memenuhi tiga asfek di bawah ini, yaitu:
Pertama, hubungan vertikal kepada Allah SWT manusia harus bisa berserah diri dan patuh
sepenuhnya kepada Allah SWT.
Kedua, hubungan dengan sesama manusia dan sesama ummat Islam menghendaki
adanya hubungan saling menyelamatkan, menenteramkan dan mengamankan.
Ketiga, hubungan dengan diri pribadi, Islam dapat menimbulkan kedamaian, ketenangan
bathin, kemantapan rohani dan mental. Orang yang memeluk agama Islam disebut
Muslim.
4
C. Mazhab Hukum Utama dan Pendekatan Mereka Terhadap Kajian Hukum Islam
1. Mazhab Imam Abu Hanifah
Imam Abu Hanifah dilahirkan di kota Kuffah yang bernama lengkap Nukman bin
Tsabit bin Zuthiy pada tahun 80 H (699 M). Beliau belajar fiqh kepada Hammad Ibnu Abi
Sulaiman pada permulaan abad kedua Hijriyah.Beliau banyak mendengar hadits dari
ulama-ulama hadits.
Imam Abu Hanifah seorang pedagang sutera di Kuffah, dalam menekuni
pekerjaannya beliau terkenal sebagai seorang yang jujur dalam mu’amalah dan tidak mau
tawar menawar dalam penjualan. Setelah beliau terkenal dalam Ilmu Fiqh, banyaklah para
penuntut ilmu yang mengambil dan belajar ilmu kepadanya.
Ada beberapa yang menjadi dasar utama dalam Mazhab Abu Hanifah dalam menentukan
hukum Islam,yaitu Kitabullah, Sunnah Rasulullah yang shahih dan yang telah mashur
diantara para ulama, Fatwa-fatwa para sahabat, Qiyas, Istihsan dan ‘Urf..
5
Muslim Ibnu Khalid dan mempelajari hadits kepada Sufyan Ibnu Uyainah, seorang guru
hadits di Makkah dan juga kepada Imam Malik Ibnu Anas ahli hadits di Madinah.
Mesir merupakan Negara yang nyata dalam kepahaman Mazhab Imam Syafi’i, disanalah
beliau membentuk mazhab barunya dan mendiktekan kitab-kitab baru. Sejarah mencatat
beliau terus berkediaman di Mesir hingga wafat tahun 204 H (820 M).
Yang menjadi dasar utama Mazhab Imam Syafi’i dalam menentukan hokum Islam adalah
Kitabullah, Sunnah Rasulullah beliau mempertahankan hadits ahad selama perawinya
dapat dipercaya, kokoh ingatan dan bersambung sanadnya kepada Rasul, Ijma’, Qiyas
(beliau menolak Istihsan dan Istishlah) dan Istidlal.
6
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan Kajian Hukum Islam yang telah dipaparkan di atas, maka
pemakalah secara sederhana dapat menyimpulkan beberapa hal penting, sebagai berikut:
1. Fiqh adalah paham yang mendalam. Secara definitive, Fiqh berarti ilmu tentang
hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil
tafshili.
2. Islam sebagai agama lahir dan bathin, bagi para pemeluknya harus dapat memenuhi
tiga asfek, yaitu hubungan vertikal kepada Allah SWT, hubungan dengan sesama
manusia dan sesama ummat Islam menghendaki adanya hubungan saling
menyelamatkan, menenteramkan dan mengamankan dan asfek yang ketiga adalah
hubungan dengan diri pribadi, Islam dapat menimbulkan kedamaian, ketenangan
bathin, kemantapan rohani dan mental.
3. Hukum Islam bertujuan untuk menjaga agama (hifdz din), menjaga jiwa (hifdz nafs),
menjaga keturunan (hifdz nasab), menjaga harta (hifdz mal) dan menjaga akal (hifdz
‘aqal).
4. Disiplin dan Sumber Hukum Islam adalah Al Qur’an, Al-Hadits, Ijma’, Qiyas dan
Ijtihad.
5. Disiplin dan Sumber Hukum Islam yang paling pokok adalah adalah Al Qur’an dan Al
Hadits, sedangkan cabang yang disepakati adalah Ijma’ dan Qiyas dan yang belum
disepakati adalah Istihsan, Urf, Maslahah Mursalah, Istishab, Mazhab Sahabat, Syar’i
man Qablana dan Suddu dzariyah.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, M. Hasbi. Pengantar Ilmu Fiqh. Jakarta: Bulan Bintang, 1967.
Azis Dahlan, Abdul. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997
Bangun, Ahmad. Ringkasan Hukum Islam. Medan: Zai Grafika Publishing, 2010.
Chalil Munawar. Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab. Jakarta: Bulan Bintang, 1990.
.Khallaf, Abdul Wahhab. Ilmu Ushul Fiqh. Semarang: Dina Utama, 1994.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Mahmud Yunus Wal Dzyrriyyah, 2010.
8
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul” Sekilas Tentang Fiqh,
Ushul Fiqh, Mazhab, Fatwa dan Qawl.”. Tidak lupa shalawat beserta salam kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dijalan
yang benar.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penyusun
juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
i
9
DAFTAR ISI
A. Sekilas Tentang Fiqh, Ushul Fiqh, Mazhab, Fatwa dan Qawl. ....................... 2
B. Islam Sebagai Sumber Norma, Hukum dan Etika ............................................ 4
C. Mazhab Hukum Utama dan Pendekatan Mereka Terhadap Kajian
Hukum Islam .................................................................................................... 5
ii 10
MAKALAH METODE STUDI ISLAM
DISUSUN
DENI APRILIA
AYUP
TANJUNG PURA–LANGKAT
2018
11