Anda di halaman 1dari 30

4.1.

Prinsip Kerja Bucket Elevator 432-BE1

Bucket Elevator merupakan salah satu alat transport material yang

sangat penting dalam industri semen. Semakin pesatnya perkembangan

teknologi memacu tumbuh pesatnya perkembangan industri, seiring hal

tersebut menyebabkan terciptanya dunia kerja yang membutuhkan tenaga

kerja yang terampil, profesional dan berpengetahuan luas dibidangnya

masing-masing. Pertumbuhan dunia istrustri tidak lepas dari dukungan

peralatan-peralatannya, antara lain Bucket Elevator. Dalam perindustrian

Bucket Elevator banyak digunakan sebagai alat transport material yang

berguna untuk memindahkan suatu material dari suatu unit ke unit lain

secara vertikal atau sudut yang berkesinambungan menggunakan putaran

dari motor yang secara umumnya tegak lurus atau vertikal. Material yang

dapat diangkut oleh Bucket Elevator bisa berupa fine material seperti semen

dan raw meal, maupun material course seperti clingker, gypsum, dolomit,

limestun dll.

Dalam penggunaannya jenis Bucket Elevator di sesuaikan dengan

kondisi material yang akan di angkut dan jaraknya. Material masuk melalui

inlet chute, kemudian di terima oleh bucket. Setidaknya harus ada dua

bucket yang siap menerima material dari inlet chute yang bertujuan supaya

tidak ada material yang jatuh ke bottom Bucket Elevator, sehingga hampir

semua feed atau material dapat di angkut. Setelah bucket yang berisi

material melewati up-traction wheel, material akan ditumpahkan ke

discharge chute menuju proses selanjutnya.


1. Cara Discharge Material pada Bucket Elevator 432-BE1

Proses pemindahan material melewati Bucket Elevator ada 3

macam :

a. Dengan gaya Sentrifugal

Material yang terima oleh bucket pada botom kemudian akan

di bawa secara vertikal ke top bucket. Ketika bucket mengelilingi drive

head sproket dan kemudian terlempar ke dalam chute outlet bucket

elevator. Hal itu terjadi karena gaya sentrifugal dari bucket elevator

akibat putaran dari bucket itu sendiri. Kecepatan dari bucket adat belt

harus di pertimbangkan terhadap diameter head sproket karena akan

mempengaruhi jumlah material yang keluar tetap terjaga.

b. Dengan gaya Gravitasi

Penumpahan material dengan gaya gravitasi mulai terjadi pada

saat bucket berada pada posisi tertinggi pada head sprocket.

Penumpukan material dengan gaya gravitasi dapat terjadi jika gaya

sentrifugal yang di sebabkan oleh head sprocket tidak terlalu besaar.

Sedangkan mekanisme untuk menghindari jatuhnya material kembali

ke bawah yaitu dengan memasang jumping plate dari karet pada chute

outlet bucket elevator yang dapat di adjust maju mundur.

c. Kombinasi antara gaya sentrifugal dengan gaya gravitasi

Material yang di terima bucket pada pada bottom akan

diangkut menuju head sprocket. Kemudian ketika bucket melewati

head sprocket dengan kecepatan tertentu akan menimbulkan gaya

sentrifugal. Material yang di bawa oleh bucket akan terdorong ke chute


outlet. Dan pengaruh gaya grativitasi membuat material terjatuh

menuju chute outlet.

4.2. Komponen Utama Bucket Elevator 432-BE1

Gambar 4.2 bagian-bagian bucket Elevator

1. Feed Chute

Feed Chute merupakan inlet dari sistem Bucket Elevator, dimana

material dari blendingsilo akan di tranfer menuju bucket untuk di

distribusikan.

Gambar 4.1 Feed Chute


2. Tail/ Take up Pulley

Take up Pulley berada pada bottom bucket elevator, dimana

fungsinya adalah memutar belt bucket karena pengaruh putaran dari

motor. Berikut merupakan contoh 432-BE1 menggunakan jenis drum

cage pada take up pulley. Pemilihan drum ini bertujuan untuk mencegah

belt tracking. Pada drum jenis ini di lengkapi dengan sudut crowning atau

keovalan permukaan cage sehingga mencegah belt tracking.

Gambar 4.2 Take up Pulley dengan deflektor cone

3. Bucket

Bucket merupakan bagian yang menampung material atau feed

yang selanjutnya diangkut ketas menuju chute outlet. Ada bebereapa jenis

bucket, tetapi pada 432-BE1 menggunakan jenis bucket dalam.

a. Bucket dalam

Bucket dalam sangat sesuai untuk transport material serbuk

kering yang kering seperti coal, clingker, dan raw meal powder.

b. Bucket Dangkal

Bucket Dangkal merupakan jenis bucket yang dimana dibuat

lebih rendah dan dangkal. Hal tersebut akan mempermudah


tumpahnya material dan sangat sesuai untuk material yang lembab

dan padat seperti : gypsum dan powder.

c. Bucket bentuk V

Bucket V merupakan jenis baucket tanpa jarak, jenis bucket

ini dangat sesuai dengan material yang kering seperti dan keras serta

material yang bersifat abrasive.

Gambar 4.3 Macam-macam bucket

4. Belt

Belt disini merupakan alat utuk temoat menempelnya bucket,

jenis bucket yang digunakan pada 432-BE1 bertipe steel reinford wire

belt. Belt jenis ini digunakan untuk menahan beban vertikal.

5. Casing

Casing pada Bucket Elevator merupakan bagian terluar bucket

elevator yang berfungsi untuk melindungi bucket dan komponen lainnya

sehingga kondisi bucket elevator lebih aman baik untuk personal yang

bekerja di sekitarnya maupun material yang diangkut oleh bucket elevator

itu sendiri. Seperti drive unit, tensioning device dan pulling member

bersama dengan bucket. Casing juga di lengkapi dengan pemeriksaan

untuk perbaikan serta pemasangan bucket. Pintu ini dibuat agar mudah

dibuka atau di tutup yang di pasang disetiap lantai. Pemasangan casing


harus tegak dan di bagian bawahnya diikat oada pondasi menggunakan

anchor bolt dan penyambungan harus kedap udara agar pengumpulan

debu atau material dapat bekerja dengan baik. Dengan adanya casing ini

efek ke lingkungan lebih aman karena debu-debu dari material-material

yang diangkut akan diangkut tidak berterbangan ke lingkungan.

Gambar 4.4 Casing bucket elevator

6. Head Pulley

Seperti halnya belt conveyor, pada bucket dengan tipe belt bucket

elevator menggunakan langging ataupun tidak. Head pulley di lengkapi

dengan back stop untuk menceah adanya putaran balik dari bucket saat

operasi stop.

Gambar 4.5 Head pulley

7. Discharge Chute
Discarge Chute merupakan jalur output material yang diangkut

oleh bucket elevator. Discharge di desain seefesien munkin agar dapat

mentranfer material dengan baik.

Gambar 4.6 Discarge Chute

8. Dedusting Hood

Dedusting Hood pada bucket elevator berfungsi untuk menghisap

debu dari material yang diangkut. Dedusting Hood nantinya akan di

hubungkan dengan bag filter.

Gambar 4.7 Dedusting Hood

9. Drive

Drive pada bucket elevator berupa motor listrik yang berada pada

top Bucket Elevator atau pada head pulley. Drive unit terdiri dari rotor

dan gearbox, sedangkan di bagian trnsmisi terdapat kopling dan sprocket

head and tail. Umumnya untuk bucket elevator terdiri dari 2 motor yaitu

main motor dan inching motor. Main motor saat operasi normal,
sedangkan inchine motor digunakan untuk proses maintanance. Inching

motor memiliki speed yang lebih rendah dibandingkan dengan main

motor.

Gambar 4.8 Motor Drive BE

10. Hidraulic Coupling

Coupling merupakan media fluida dengan tujuan agar

mendapatkan torsi yang smooth ketika awal start awal BE.

Gambar 4.8 Hidraulic Coupling

4.3. Macam - Macam Sambungan (Splicing) Bucket Elevator 432-BE1


Merupakan metode-metode dalam menyambungan belt dengan

bucket serta penyambungan ujung dari kedua belt. Hal ini berbeda dengan

penyambungan belt pada belt conveyor, karena pada belt bekerja pada posisi

vertical dan dalam tension atau kekencangan yang tinggi sehingga harus

mempunyai kekuatan dalam sambungannya. Ada 3 macam metode

penyambungan Belt Bucket Elevator, yaitu :

Gambar 4.9 Macam Splicing Belt pada BE

Sambungan yang digunakan di PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap

adalah jenis flexco splice. Kedua ujung dari belt di mounting dengan dua

tingkatan bolt, kemudian pada wire belt pada kedua ujungnya diikatkan satu

sama lain dan di cor dengan timbal supaya sambungan tidak mudah lepas.

Gambar 4.10 macam Belt splace

4.4. Types of Bucket Elevator


Bucket Elevator dibagi menjadi beberapa type, tipe-tipe ini dalam

pemakaiannya di sesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Tipe-tipe dari

Bucket Elevator antara lain :

1. Belt Bucket Elevator

Belt Bucket Elevator biasanya digunakan untuk mentransport fine

material atau untuk high capacity atau large center distance bucket

elevator. Belt yang digunakan untuk Belt Bucket Elevator biasanya di

lengkapi dengan steeelchord reinforcement dan penyambungan secara

mechanical splicing.

Keuntungan :

a. Memungkinkan jarak center yang tinggi (biasanya lebih dari 150m)

b. Tingkat keausan rendah

c. Harga investment rendah

d. Power comsumption rendah

e. Tingkat kebisingan rendah

f. Efisiensi mekanis tinggi

Penggunaan Belt Bucket Elevator memiliki type assembly bucket

terhadap belt yang berbeda-beda, seperti :

a. Standart fastering with mounting segment (fig. 1)

Dengan type ini srew yang digunakan untuk mounting

bucket bisa lebih banyak jika dibandingkan dengan type mounting

lain, dengang ketentuan lebah bucket sama. Kekuatan mounting juga

lebih kat karena srew tidak hanya berpegangan pada belt tetapi

berpegangan [ada clamping plate di baliknya.


Gambar 4.11 Fig 1 : Standart fastering with mounting segment

b. Fastering with rubber-batten mounting (fig.2)

Pada type ini belt yang digunakan sudah memiliki profil

untuk tempat mounting dari bucketnya.

Gambar 4.12 Fig 2 : Fastering with rubber-batten mounting

c. Bucket srew mounting (fug.3)

Untuk type mounting ini bucket langsung di mounting ke

beltmya, sehingga head srew nya memiliki diameter yang di

sesuaikan.
Gambar 4.13 Fig 3 : Bucket srew mounting

d. Rubber bucket (fig.4)

Rubber bucket digunakan untuk mengankut sticky material,

dimana seluruh body dari bucket bukan plate semua tetapi untuk

bagiam bawahnya berupa rubber.

Gambar 4.14 Fig 4 : Rubber bucket

2. Chain Bucket Elevator

Chain Bucket Elevator umumnya digunakan untuk mentranport

coarse material dan untuk propertis material serta membutuhkan

persyaratan khusus. Chain Bucket Elevator memiliki beberapa type,

yaitu :
a. Round Link Bucket Elevator

Chain yang digunakan yaitu berupa rantai-rantai, umumnya

cahin terletak di bagian sisi-sisi dari bucket. Dimana chain strand

melingkat pada sela-sela segment chain wheel drive pulley dan bottom

pulley.

Gambar 4.15 Round Link Bucket Elevator

Keuntungan :

1) Mampu beroperasi dengan kecepatan tinggi

2) Dapat digunakan untuk menganggkt material panas

Kekurangan :

1) Tingkat keausan tinggi


b. Central Chain Bucket Elevator

Type Chai Bucket ini sangat kuar dan dapat beroprasi dengan

kapasitas tinggi, dimana roller chain penghubung drive head sprocket

ke bottom sprocket dilengkapi dengan bushing dan pin.

Keuntungan :

1) Kontruksi lebih kuat.

2) Dapat beroperasi dengan kapasitas yang tinggi.

3) Dapat digunakan untuk mentransport material yang keras dan

panas.

Gambar 4.16 Central Chain Bucket Elevator

c. Double Central Chain Bucket Elevator

Type ini mirip dengan type central chain hanya saja memiliki

dua buah central chain, yaitu dalam sebuah bucket di mountin kedua

chain pada sisi kanan dan kirinya. Type ini biasanya digunakan untuk

mentransport material dengan kapasitas load yang tinggi. Secara

umum untuk Bucket Elevator di design speed dan derajad pengisian


di sesuaikan dengan material yang di transport, seperti pada tabel

berikut :

Maximum speed in m/s

Type of Fillling Chain type


material Degree Roud Betl Type
central
Link

Raw
<75% 1.3 1.9 1.9
Material

Cement
<75% 1.3 1.9 1.9

Clingker <85% 1.0 1.6 -

Salah satu belt bucket elevator di pabrik semen CC2 yaitu 432-

BE1. Alat ini berfungsi untuk mengangkut raw material dari

blending silo menuju preheater.

4.5. Perawatan Belt Bucket Elevator 432-BE1

Proses maintenance sangat penting dalam setiap operasi sebuah Bucket

Elevator, karena dengan adnya maintenance dapat mengurangi tingkat

kerusakan dan meniingkatkan life timedari equitment tersebut. Begitu juga

dengan proses produksi menjadi lebih lancar dengan adanya maintenance

yang baik. Untuk jenis-jenis maintenace pada Bucket Elevator adalah sebagai

berikut :

1. Preventive Maintenace
Maintenance yang dilakukan selama bucket elevator beroperasi

untuk mengetahui gejala kerusakan pada bucket elevator. ini juga

bertujuan untuk mencegah Bucket Elevator berhenti karena operasional

yang tidak normal.

Contoh preventive maintenance :

a. Pengecekan Gap Belt dengan casing.

b. Pengecekan saluran de-dusting pipe.

c. Pengecekan level oil reduser.

d. Pengecekan temperatur bearing head pulley dan temperatur drive

motor.

e. Pengecekan posisi limit switch hydroulic coupling.

f. Pengecekan keadaan casing.

g. Melakukan oil analisis pada reduser.

2. Periodical Maintenance

Maintenace ini dilakukan secara teratur berdasarkan schedule

yang disiapkan oleh departement tertentu. Hal tersebut bertujuan untuk

mengambil keputusan lebih sempurna daripada preventive maintenance

karena bucket elevator dalam kondisi stop. Disebu juga Plan Maintenance

Schedule (PMS). Pengecekan dilakukan dalam keadaan stop.

Contoh pengecekan maintenace :

a. Pengecekan kondisi belt.

b. Pengecekan ekerasan belt (dengan alat vendor), satuan kekerasan belt

“xhoreA”. Jika kekerasan sudah kurang dari 90 maka harus segera

dilakukan penggantian.
c. Pengecekan visual bucket dan penggantian bucket yang rusak.

d. Pengecekan crack bucket.

e. Pengecekan dan penggantian clamping bolt bucket.

f. Pengecekan crack, bolt joint belt (splice).

g. Pengecekan Gap bearing take up pulley.

h. Pengecekan inside reduser dan penggantian oil.

i. Pengecekan radiologi wire belt. Dilakukan malam hari dan tidak di

perblehkan ada seseorang dalam radius 20 meter dari alat.

j. Pengecekan safety device.

k. Pengecekan visual head dan take up pulley.

l. Pengecekan kondisi atau inside fluida coupling dan penggantian oil

couplng.

3. Breakdown Maintenance

Breakdowm maintenac dilakukan saat Bucket Elevator tibe-tibe

ada maslah da keduian stop atau trip. Maintenance ini daoat di kurangi

degan preventive maintenance yang tepat.

Contoh breakdown maintenace :

a. Belt splicing atau penyimpangan belt ketika terjadi belt putus.

b. Penggantian shaft pulley karena patah.

c. Pemasangan Bucket ketika terjadi bucket yang lepas.

4. Shutdwn Maintenace

Maintenance ini dilakukan tiap tahun, semua pekerjaan

maintenan dilakukan dari temuan-temuan pada periodical maintenace.


Dalam maintenan ini juga dilakukan pengecekan seperti periodical

maintenance untuk monitoring keadaan bucket elevator.

Contoh shutdown maintenance :

a. Penggantian bolt bucket dan bucket.

b. Penggantian reduser.

c. Penggantian belt.

d. Penggantian splice atau sambungan pulley.

e. Penggantian motor drive.

4.7. Savety Device

Pada setiap equitment selalu dilengkapi dengan safety divice

yang berfungsi untuk keamanan bagi mesin tersebut maupun bagi

personal yang bekerja di sekitar mesin tersebut. Utuk Bucket Elevator juga

memiliki beberapa safety device, daintaranya :

1. Material Level

Material level pada Bucket Elevator umumnya terletak di bawah

yaitu di sekitar feed chute. Material level berfungsi untuk mengtripkan

atau blocking di bottom BE, sehingga dapat mencegah atau mengurangi

kerusakan pada Bucket Elevator.

Gambar 4.17 Material level


Cara kerja dari material level imi yaitu jika ada penumoukan

material maka blade dari sensor ini akan tertumpuk oleh material

sehingga blade tida bisa brputae dan akhirnya motor pada material level

akan trip sekaligus mengtripkan Bucket Elevator.

2. Belt Drift & Belt Splice

Belt drift berfungsi untuk mengtripkan motor jika terjadi

mistracking pada Belt Bucket Elevator yang melebihi dari batas tracking

yang di ijinkan atau batas aman. Sedangkan Belt splice merupakan alat

yang digunakan untuk mecegah terjadinya kerusakan yang lebih parah

pada sambungan Belt Bucket Elevator. sehingga dengan adanya Belt

Spilcing ini dapat dicegah adanya sambungan belt putus.

Gambar 4.18 Splice sensor

Cara kerja belt drift yaitu jika terjadi belt mistracking yang cukup

jauh maka bucket akan mengenai plate sensor yang berada di dalam

casing maka plate sensor akan melepas sensor stick. Sensor stick yang

terlepas dari kaitnya akan menabrak limit switch, jika limit switch aktif

makan akan mengtripkan motor bucket elevator tersebut.

Sedangkan cara kerja belt splice sebenarnya mirip dengan belt

drift, hanya saja pada sambungan belt. Jika nut pada sambungan belt ada
yang lepas maka stick akan terdorong ke arah samping dari belt, stick

tersebuk bisa terdorong karena pada stick sensor tersebut terdapat spring.

Sehingga makin banyak nut pada sambungan belt yang lepas makan stcik

akan makin terdorong ke samping. Jika stick semakin ke samping maka

stick tersebut akan mengenai plate sensor, kemudian proses selanjutnya

seperti yang terjadi pada belt drift.

Gambar 4.19 Technical drawing splice

3. Montion Detector

Montion Detector berfungsi untuk mengtripkan motor jika

Bucket Elevator putus atau oveload. Motion detector menyensor metal

target yang terdapat pada tail pulley. Jika sinyal yang dideteksi oleh

motion ini tidak mengcukupi setting maka motion akan mematikan motor

dengan memutus contak normali close.

4.8. Masalah Yang Terjadi dan Solusi

1. Poses penggantian bucket dan pengoprasian dengan motor inching

(MO3)

Penggantian bucket dilakukan karena kerusakan bagian dalam

bucket. Hal tersebut terjadi karena temperatur dari raw material yang

melewati bertemperatur tinggi dan gesekan material dengan lapisan

bucket itu sendiri. Sehingga terjadi pengikiran secara bertahap pada


permukaan bucket yang dapat mengakibatkan lubang kecil pada setiap

bucket.

Gambar 4.20 Bucket

Selanjutnya proses pecekan bucket dilakukan dengan bantuan

motor inching (MO3). Pengoprasian motor inching hanya digunakan

saat pengecekan bucket, repair atau keperluan yang memerlukan

kecepatan rendah dari bucket elevator.

Tahapan pengoperasian motor inching :

1) Pastikan kW main motor bucket sudah rendah < 10KkW (dengan

kondisi bucket kosong)

2) Amankan main motor bucket elevator dari LSS (dipadlock)

3) Pastikan motor inching ready dari LSS & all Emergency lokal

switch tidak aktif

4) Operasikan dari lokal swicth motor inching sesuai kebutuhan

5) Amati secara visual apakah terjadi kendalan pada bucket

6) Jika sudah selesai amankan kembali motor inching dan siapkan

main motor bucket elevator


Gambar 4.21 Motor inching (MO3)

2. Penggantian baut pada sambungan splicing belt bucket

Pengecekan sambungan belt merupak hal yang paling penting

dalam perawatan belt bucket elevator, karena pada belt bekerja pada

posisi vertical dan dalam tension atau kekencangan yang tinggi

sehingga harus mempunyai kekuatan dalam sambungannya. Untuk

mengukur tension dari splicing belt digunakan alat Torque Wrench.

Alat bantu ini dapat mengukur kekuatan torsi dari sambungan baut

apakah masih sesuai standart atau tidak. Apabila kerjadi keausan maka

penggantian harus dilakukan.

Gambar 4.22 Pengecekan dengan torque wrecnh


Setelah proses pengecekan dilakukan, diketahui bahwa baut yang

diperlukan proses penggantian untuk menjaga tension atau kekencangan

dari splicing belt tetap terjaga.

Gambar 4.23 Belt splicing

3. 432-BE1 Overload :

Beberapa penyebab overload di 432-BE1 yaitu :

a. Overflow dari cyclone yang terkena gejala plug

b. Material balik karena trouble di 432-BE1 chute outlet plug

Cara mengatasi adalah sebagai berikut :

1) Amankan motor dari lokal swith & LSS.

2) Buka mainhole bottom BE sebelah barat bucket, cleaningsampai

bucket tidak menyentuh material.

Gambar 4.24 Pengecekan cleaning bottom BE

3) Kurangi oil turbo sampai level oli 5 dari senter horizontal.


Gambar 4.25 Pengurangan oli pada fluida coupling

4) Jika proses 2 dan 3 sudah selesai, koordinasi dengan petugas PLI,

petugas yang berada di bottom BE dan CCR untuk start lokal, amati

perputaran bucket (pastikan transport after 432-BE1 running).

5) Jika bucket sudah berputar sedikit, cleaning kembali bottom BE jika

kondisi bottom BE sudah aman, koordinasi dengan petugas PLI,

petugas yang berada di bottom BE dan CCR untuk start lokal, amati

perputaran bucket.

6) Ulangi langkah 5 sampai 432-BE1 beroprsdi dengan load sekitar

10KW.

7) Jalankan all fan AS sebelum 432-BE1, amati load BE jika sudah

10KW.

8) Stop all transport & amankan motor dari lokal switch & LSS.

9) Tambah oil turbo coupling ke normal pengisian (level oil normal 60

derajat) dan tutup manhole bawah.

10) Apabila semua sudah aman motor BE siap untuk di jalankan dan

start mulai dari CCR

4. 432-BE1 trip Splice pada load motor BE rendah (preheater tidak

beroperasi karena Belt kendur :


Cara mengatasi :

1) Matikan dan padlock NFB motor BE.

2) Check posisi letak sensor splice yang aktif.

3) Pastikan plat splice dalam kondisi baik, jika suda terjadi deform

ganti dengan yang baru.

4) Buka manhole bottom BE sebelah barat, cleaning material sampai

bucket posisi kanan, kiri dan bawah tidak menyentuh material.

5) Koordinasi dengan petugas PLI, petugas yang ada di bottom BE dan

CCR untuk start lokal, amati posisi belt bucket (pastikan transport

after 432-BE1 runing).

6) Adjust belt bucket dengan cara jika belt miring ke utara maka mur

adjuster sisi utara, mur atas di kendorkan ¼ putaran dan mur bawah

di kencangkan. Amati pergerakan belt bucket jika masih kurang

lakukan adjust lagi.

Gambar 4.26 Bolt ajuster take up pulley

7) Pastikan belt bucket pada posisi central, offkan kembali drive

motor.

8) Tutup kembali manhole bawah.


9) Pasang kembali plat sensor splice, dengan menekan stik pegas

sensor kedalam dan kaitkan lubang pengunci plat sensor dan

kencangkan serta tutup kembali covernya.

10) Posisikan motor secara mode remote jika kondisi sudah aman dan

sinyal splice sudah hilang di DCS, start awal dari CCR.

5. 432-BE1 trip Splice pada load motor BE tinggi di karenakan overflow

material dan penumpukan pada bottom BE.

Cara mengatasinya :

1) Off-kan dan padlock motor BE.

2) Check posisi letak sensor splice aktif.

3) Pastikan alat splice dalam kondisi baik, jika sudah deform ganti

dengan yang baru.

4) Buka manhole bottom BE sebelah barat, cleaning material sampai

bucket posisi kanan, kiri dan bawah tidak menyentuh material.

5) Kurangi oil turbo sampai level oli 5 derajad dari senter horizontal.

6) Koordinasi dengan petugas PLI, petugas yang ada di bottom BE dan

CCR untuk start lokal, amati posisi belt bucket (pastikan transport

after 432-BE1 runing).

7) Jika bucket sudah berputar sedikit, cleaning kembali bottom BE jika

kondisi bottom BE sudah aman, koordinasi dengan petugas PLI,

petugas yang berada di bottom BE dan CCR untuk start lokal, amati

perputaran bucket

8) Ulangi langkah 7 sampai 432-BE1 beroperasi dengan load sekitar

10KW
9) Adjust belt bucket dengan cara jika belt miring ke utara maka mur

adjuster sisi utara, mur atas di kendorkan ¼ putaran dan mur bawah

di kencangkan. Amati pergerakan belt bucket jika masih kurang

lakukan adjust lagi.

Gambar 4.27 Pengecekan gap belt casing BE

10) Jalankan all fan AS sebelum 432-BE1, amati load BE jika sudah

10KW.

11) Jalankan all fan AS sebelum 432-BE1, amati load BE jika sudah

10KW.

12) Stop all transport & amankan motor dari lokal switch & LSS.

13) Tambah oil turbo coupling ke normal pengisian (level oil normal 60

derajat) dan tutup manhole bawah.

14) Apabila semua sudah aman motor BE siap untuk di jalankan dan

start mulai dari CCR.

6. Saat motor bucket elevator belt drive aktif karena belt kendor maupun

adanya penupukan material pada bottom BE.

Cara mengatasinya :

1) Check posisi belt drift yang aktif.


Gambar 4.28 Posisi stick belt drift

2) Off-kan dan padlock NFB drive motor BE

3) Buka check hole untuk melihat posisi kemiringan belt

4) Start lokal kedua switch motor jika posisi aman

5) Monitor posisi belt bucket

6) Adjust belt bucket melalui adjuster bucket

7) Adjust belt bucket dengan cara jika belt miring ke utara maka mur

adjuster sisi utara, mur atas di kendorkan ¼ putaran dan mur bawah

di kencangkan. Amati pergerakan belt bucket jika masih kurang

lakukan adjust lagi sampai belt bucket berada pada posisi central

8) Off-kan kembali motor.

9) Posisikan stik belt drift dan reposisi limit switch.

10) Pastikan sinyal belt drift di DCS sudah hilang.

11) Posisikan mode remote, pastikan aman dan start dari CCR.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Bucket Elevator merupakan salah satu alat transportasi material yang sangat

penting dalam intrustri semen. Bucket Elevator berfungsi untuk mengankut material dari

bawah ke atas secara umumnya tegak lurus atau vertical.

Material yang dapat diangkut oleh Bucket Elevator bisa berupa fine material

seperti semen dan raw meal,maupun material course seperti clingker, gypsum,dolomit,

limestun dll. Dalam penggunaannya jenis Bucket Elevatir di sesuaikan dengan kondisi

material yang akan di angkut dan jaraknya.

Design Bucket elevator yaitu menerima dan mebawa material dari inlet chute

untuk dibawa ke equitment selanjutnya. Material masuk melalui inlet chute, kemudian

di terima oleh bucket. Setidaknya harus ada dua bucket yang siap menerima material

dari inlet chute yang bertujuan supaya tidak ada material yang jatuh ke bottom Bucket

Elevator, sehingga hampir semua feed atau material dapat di angkut. Setelah bucket

yang berisi material melewati up-traction wheel, material akan ditumpahkan ke

discharge chute menuju proses selanjutnya.

Belt Bucket Elevator biasanya digunakan untuk mentransport fine material atau

untuk high capacity atau large center distance bucket elevator. Belt yang digunakan untuk

Belt Bucket Elevator biasanya di lengkapi dengan steeelchord reinforcement dan

penyambungan secara mechanical splicing

Keuntungan :

a. Memungkinkan jarak center yang tinggi (biasanya lebih dari 150m)

b. Tingkat keausan rendah

c. Harga investment rendah


d. Power comsumption rendah

e. Tingkat kebisingan rendah

f. Efisiensi mekanis tinggi

Anda mungkin juga menyukai