Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era teknologi seperti yang tengah kita alami, elektronika memegang peran
yang amat penting. Didalam rumah tangga kita elektronika muncul dalam bentuk alat-
alat hiburan seperti perekam kaset audio dan video, radio dan pesawat penerima
televisi, telphon, penguat hi-fi stereo, dan lain-lain. Radio, televisi, telphon, memegang
peranan amat penting dalam komunikasi massa, maupun komunikasi perorangan.
Adanya siaran radio dan televisi berarti ada peralatan pemancar yang memerlukan
elektronika yang lebih rumit lagi.
Elektronika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pengendalian arus
listrik yang dapat di operasikan dengan cara mengontrol aliran elektron, pengendalian
elektron ini terjadi dalam ruangan hampa atau ruang yang berisi gas bertekanan rendah
seperti tabung gas dan bahan semikonduktor.
Elektronika juga merupakan jantung pengerak alat-alat industri, seperti pada mesin-
mesin pengelola yang berjalan secara otomatik, mesin-mesin pengerak, kendali pada
sistem peralatan, seperti pada pesawat terbang mesin-mesin dalam pabrik, dan lain
sebagainya.
Dalam penelitian ilmu pengetahuan peranan elektronika telah memasyarakat.
Peralatan-peralatan dalam kimia, fisika, dan biologi banyak sekali yang menggunakan
elektronika yang amat canggih. Demikian juga alat-alat uji dan ukur yang digunakan
dibengkel-bengkel elektronik dan laboratorium ilmu dan teknilogi.
Perkembangan terakhir dalam dunia rangkaian terpadu memacu teknologi
mikrokomputer sehingga menjadi sarana yang canggih namun cukup murah. Kini
mikroprosesor digunakan dalam berbagai peralatan mulai dari mainan anak-anak, mesi
cuci, photo copy, hingga peralatan penelitian, serta berbagai alat bantu komputer, dan
sudah barang tentu didalam komputer sendiri.
Dinegara kita kemampuan dalam bidang elektronika amat diperlukan untuk
melakukan reparasi peralatan yang rusak, maupun untuk merancang peralatan
elektronika. Perancangan masih ada pada taraf menggunakan komponen-komponen
elektronika yang tersedia dipasaran dan rangkaiannya pada PCB (Printed Circuit
Board).
Untuk kedua hal diatas mutlak diperlukan kemampuan untuk berfikir dalam bidang
elektronika, sehingga dengan melihat rangkain elektronika yang baru dikenal segera
dapat memikirkan fungsi masing-masing komponen didalam rangkaian. Dengan
kemampuan ini kita akan dapat memperbaiki peralatan elektronik, atau membuat
perlatan berdasar pada gambar rangkaian, serta mengadakan perubahan-perubahan
untuk meningkatkan kemampuan yang ada.

1
Dalam praktikum elektronika ini akan dibahas beberapa komponen dan rangkaia
listrik diantaranya:
1. Resistor
2. Pengisisan dan Pengosongan Kapasitor
3. Karakteristik dan Aplikasi Dioda
4. Pengukuran Karakteristik Transistor
5. Aplikasi Transistor Sebagai Saklar

1.2 Tujuan Praktikum Elektronika


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang berbagai
komponen elektronika.
2. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui berbagai rangkaian listrik.
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja rangkaian listrik.
4. Mahasiswa mengetahui bentuk dan manfaat dari komponen elektronika yang
terdapat pada sebuah rangkaian listrik.
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara membaca suatu alat ukur seperti
Galvanometer, Multimeter, Voltmeter, dan Amperemeter.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Elektronika adalah cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari teori
dan penggunaan kelas peralatan dimana terjadi penyaluran electron lewat hampa, gas,
atau semikonduktor. Tabung-tabung hampa, tabung berisi gas, transistor, dan
sebagainya merupakan contoh dari alat-alat tersebut dan dikenal sebagai peralatan
elektronika. Gerakan electron dari alat-alat ini biasanya dikendalikan oleh penggunaan
medan listrik (Chattopadyay, 1989).
Bahan-bahan komponen elektronika yaitu bahan-bahan yang menentukan kinerja
(performance) dari peralatan/ komponen listrik-elektronika dan sistem insulasinya,
seperti dalam membangkitkan, mentransmisikan, menyearahkan, memperkuat, dan
memodulasi sinyal listrik. Dalam bekerjanya peralatan dan komponen
listrik/elektronika, bahan-bahan tersebut mengalami medan listrik/ medan magnet
(Basuki, 2009).
Barang-barang elektronik tersusun atas sebuah sistem rangkaian elektronika yang
merupakan satu-kesatuan dari beberapa komponen kecil elektronika, contohnyaseperti
resistor, resistor variabel, kondensator, dioda, transistor, IC, dan lain-lain.Komponen-
komponen itu merupakan komponen pelengkap dari terciptanya sebuah barang
elektronik (Siregar, 2004).
Selama beberapa decade terakhir, kemajuan elektronika telah berkembang pesat
dan saat ini dapat dikelompokkan kedalam dua cabang yang sangatluas. Cabang
elektronika yang berhubungan dengan aliran electron dalam hampa, gas, atau benda
padat dinamakan elektronika fisika. Sebaliknya, cabang yang berkaitan dengan
perencanaan, pengembangan, dan penggunaan peralatan elektonika dinamakan teknik
elektronika (Blocher, 2004).

3
BAB III
PERCOBAAN ( PRAKTIKUM )
3.1 Praktikum Resistor
3.1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari hubungan arus listrik, tegangan
listrik dan hambatan listrik yang lebih dikenal dengan hukum Ohm, untuk mempelajari
rangkaian seri dan paralel, serta untuk mempelajari fungsi resistor sebagai pembagi
tegangan dan aris listrik.
3.1.2 Teori Dasar
Resistor yang disebut juga dengan hambatan listrik berfungsi untuk
mengendalikan arus listrik yang melewati rangkaian, resistor juga dapat
mengendalikan tegangan listrik. Resistor merupakan komponen elektronika yang
selalu digunakan untuk menahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian tertutup.
Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif dan negative, tapi memiliki karakteristik
utama yaitu resistansi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating.
Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperature, kebisingan, dan induktansi. Ohm
yang dilambangkan dengan symbol omega (Ω) merupakan satuan resistansi dari
sebuah resistor yang bersifat resistif. Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah
sebagai berikut:
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan
suatu rangkaian elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan
bantuan transistor dan kondensator (kapasitor).
Resistor dibagi menjadi dua yaitu:
1.Resistor statis / tetap, resistor tetap adalah resistor yang nilainya tidak berubah-ubah.
Nilai dari resistor statis telah ditentukan pada waktu pembuatannya dengan di wakili
oleh cincin warna yang berjumlah 4 atau 5 buah. Cincin-cincin ini sebagai kode nilai
resistansi/ hambatan, jadi warna cincin-cincin resistor akan berbeda pada tiap
ukurannya.
2.Resistor Variabel (Variable Resistor), adalah jenis resistor yang nilainya berubah-
ubah sesuai rentang / range jangkauan kemampuan resistor tersebut.

4
Gambar 3.1 Komponen Resistor

Hukum Ohm menyatakan bahwa arus listrik yang mengalir didalam suatu rangkaian
listrik akan berbandingan lurus dengan tegangan listrik dan berbandingan terbalik
dengan hambatan listrik. Atau secara matematis dapat ditulis :
𝑉
I = 𝑅 atau,

V = I.R
Dimana V adalah tegangan listrik (Volt), I adalah arus listrik (Ampere) dan R adalah
hambat listrik (Ohm)

3.1.3 Alat dan Bahan


A. Alat dan Bahan Percobaan Pembuktian Hukum Ohm adalah :
1. Resistor 1 Kohm sebanyak 1 buah
2. Digital multi meter 2 buah
3. Papan rangkaian 1 set
4. Sumber tegangan DC 1 set
5. Kabel – kabel penghubung secukupnya.

B. Alat dan bahan percobaan Resistor Seri dan Pararel adalah :


1. Resistor dengan nilai 1,5 kOhm, 680 Ohm, 3,3 KOhm, masing-masing
2. 1 buah papan rangkaian
3. Digital multimeter sebanyak 2 buah
4. Sumber arus DC
5. 1 set kabel-kabel penghubung secukupnya.

C. Alat dan bahan percobaan Pembagi Arus dan Tegangan Listrik adalah :
1. Resistor dengan nilai 1,5 kOhm, 680 Ohm, 3,3 KOhm, masing-masing 1 buah
2. Papan rangkaian
3. Digital multimeter sebanyak 2 buah
4. Sumber arus DC 1 set
5. Kabel-kabel penghubung secukupnya

5
3.1.4 Langkah Kerja Percobaan
A. Langkah Percobaan Pembuktian Hukum Ohm :
1. Buatlah rangkaian pada gambar 3.2 berikut ini pada papan rangkaian

Gambar 3.2 Skema Pengujian

2. Pasanglah alat ukur pada rangkaian pengujian yang sudah dibuat, pasang
voltmeter paralel dengan resistor dan ampere meter seri dengan resistor.
3. Nyalakan sumber tegangan secara bertahap dan amatilah arus listrik dan
tegangan listrik yang terukur.
4. Catatlah hasil pengamatan anda dalam tabel.

B. Langkah Percobaan Resistor Seri dan Pararel :


1. Untuk percobaan pertama , buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.1 berikut
ini.

Gambar 3.3 Rangkaian Percobaan Seri

2. Nyalakan sumber tegangan secara bertahap dan lakukan pengukuran arus dan
tegangan seperti pada percobaan A untuk mendapatkan harga hambatan total
rangkaian resistor seri.
3. Hitung dengan menggunakan regresi linier nilai hambatan total untuk gambar
3.2.
4. Hitung hambatan total resistor seri dengan menggunakan persamaan .
5. Bandingkan hasil pengujian dan hasil perhitungan,buatlah analisanya.
6. Untuk selanjutnya ganti rangkaian dengan rangkaian pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan Paralel

6
7. Setelah rangkaian dan alat ukur terpasang, nyalakan sumber tegangan secara
bertahap dan ukurlah arus listrik dan tegangan listrik untuk mendapatkan harga
hambatan total rangkaian resistor pararel.
8. Hitung dengan menggunakan regresi linier nilai hambatan total untuk gambar
3.4
9. Hitung hambatan total resistor pararel dengan menggunakan persamaan 34.
10. Bandingkan hasil pengujian dan hasil perhitungan dan buatlah analisa.
C. Langkah Percobaan Pembagi arus dan Tegangan listrik :
1. Untuk bagian pertama, buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.5

Gambar 3.5 Rangkaian Resistor Sebagai Pembagi Arus Listrik


2. Nyalakan sumber arus DC dan ukurlah tegangan di tiap tiap resistor dan catat
dalam tabel berikut ini.
3. Untuk bagian yang kedua ,buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.6

Gambar 3.6 Rangkaian Resistor Sebagai Pembagi Arus Listrik Dan Tegangan
4. Nyalakan sumber arus DC dan ukurlah tegangan di tiap tiap resistor dan catat
dalam tabel berikut.
5. Untuk bagian yang ketiga ini kita akan mengukur pembagian arus dan
tegangan listrik pada rangkaian kombinasi seri pararel resistor.
6. Buatlah rangkaian seperti pada gambar berikut ini.
7. Nyalakan sumber tegangan pada tegangan 9 volt. Dan ukurlah l1,
l2,l3,V1,V2,V3,I total dan catatlah ke dalam tabel berikut ini.

3.2 Praktikum Pengisisan dan Pengosongan Kapasitor


3.2.1 Tujuan Percobaan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses pengisian dan pengosongan
muatan listrik pada kapasitor elektrolit. Beberapa hal yang akan dipelajari adalah:
1. Pengukur tegangan kapasitor pada saat diisi dan dikosongkan
2. Menghitung nilai RC secara eksperimen dan membandingkan hasilnya RC
yang sebenarnya.

7
3.2.2 Teori Dasar
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat digunakan untuk menyimpan
muatan listrik dalam waktu tertentu. Kapasitor umumnya terbuat dari 2 buah lempeng
konduktor yang ditengah-tengahnya disisipkan lempengan isolator yang disebut
dielektrika. Apabila kapasitor dihubungkan dengan arus searah maka dalam beberapa
saat akan ada arus listrik yang mengalir ke dalam kapasitor, kondisi ini disebut proses
pengisian kapasitor, apabila muatan listrik didalam kapasitor sudah penuh, maka aliran
listrik akan berhenti. Bila hubungan ke kapasitor ditukar polaritasnya, maka muatan
listrik akan kembali mengalir keluar dari kapasitor.

Tegangan listrik pada kapasitor besarnya berbanding lurus dengan muata listrik yang
tersimpan didalam kapasitor, hubungan ini dapat dituliskan menjadi:
𝑞
V= 𝐶
Dimana: V : tegangan listrik ( V )
q : muatan listrik ( Coloumb ( C ))
C : kapasitas kapasitor ( F )
3.2.3 Alat dan bahan
Alat dan bahan dalam percobaan kapasitor adalah:
1. Sebuah kapasitor dengan kapasitas 2200 µF 16 V.
2. Sebuah voltmeter digital.
3. Sebuah Stopwatch.
4. Sebuah sumber arus DC 12
5. Sebuah resistor 30 Kohm 1 Watt.
3.2.4 Langkah Kerja Praktikum Pengisisan dan Pengosongan Kapasitor
1. Buatlah rangkaian sederhana seperti pada gambar.

Gambar 3.7 Rangkaian Pengisian Dan Pengosongan Kapasitor


2. Aktifkan vsumber arus bersamaan dengan stopwatch.
3. Kemudian isi tabel pengisian kapasitor.
4. Setelah kapasitor terisi penuh ditndai dengan tidak ada kenaikkan tegangan lagi,
reset stopwatch.
5. Matikan sumber arus bersamaan dengan mengaktifkan kembali stopwatch.
6. Baca dan isi tabel 2.
7. Lakukan pengukuiran hingga muatan listrik habis keluar.

8
3.3 Praktikum Karakteristik dan Aplikasi Dioda
3.3.1 Tujuan Percobaan
1. Mengenal komponen elektronika dioda semikonduktor.
2. Mengetahui karakteristik dioda semikonduktor.
3. Mampu menganalisa rangkaian forward bias dan reserve bias pada dioda semi
konduktor.
4. Mempelajari dioda zener yang digunakan sebagai pengaturan sederhana.

3.3.2 Teori Dasar


Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Dioda memiliki fungsi hanya bisa dilewati arus satu arah saja. Struktur dioda
semikonduktor adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah
semikonduktor tipe P dan satu sisi lainnya adalah tipe N. Dengan struktur yang
demikian arus hanya dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

Gambar 3.8 Simbol & Struktur Dioda

Gambar 3.9 Karakteristik Dioda

Dioda zener dibuat dengan tegangan breakdown yang relative rendah bila
dibandinkan dengan dioda silikon dan germanium. Bila pada dioda biasa (silikon dan
germanium) memiliki tegangan breakdown dalam orde ratusa volt, maka zener
biasanya dibuat dengan tegangan breakdown yang rendah yaitu: 1,5 V; 3,5 V; 6 V dan
seterusnya. Fungsi ini dapat digunakan untuk menstabilkan tegangan listrik yang
berubah-ubah. Pada dioda biasa, bila tegangan reserve melampaui tegangan

9
breakdown, maka diopda akan rusak tidak demikian untuk dioda zener, tegangan
reserve yang melampaui tegangan breakdown akan dipotong sehingga tegangan pada
dioda besarnya tetap yaitu sebesar tegangan breakdown dioda zener.

Gambar 3.10 Daerah Pengaturan Dioda Zener


3.3.3 Alat dan bahan
A. Alat dan bahan percobaan karakteristik dioda adalah:
1. Dioda semikonduktor
2. Resistor
3. Papan rangkaian
4. Sumber tegangan DC 1 set
5. Multimeter
6. Kabel-kabel penghubung secukupnya

B. Alat dan bahan percobaan aplikasi dioda adalah:


1. Digital multimeter 3 buah.
2. Sumber arus DC dengan variable tegangan 1 set
3. Resistor 33 Ohm 1 Watt 1 buah.
4. Resistor 27 Ohm 1 Watt 1 buah.
5. Variable resistor 220 Ohm 1 buah.
6. Papan rangkaian 1 buah.
7. Beberapa kabel penghubung.
8. Dioda zener type BZY887V5 masing-masing 1 buah.

10
3.3.4 Langkah Kerja Praktikum Karakteristik dan Aplikasi Dioda
1. Langkah Kerja Praktikum Karakteriatik Dioda
A. Mengukur Dioda dengan multimeter.
a) Atur posisi selektor multimeter pada pengukuran Ohm.
b) Pasangkan probe merah ( + ) pada kaki anoda dioda dan probe
hitam ( - ) pada kaki katoda dioda.
c) Perhatikan resistansi dioda yang terbaca pada Ohmmeter.
d) Tukarkan probe Ohmmeter, probe merah ( + ) pada kaki katoda
dioda dan probe hitam ( - ) pada kaki anoda dioda.
e) Baca nilai resistansi dioda yang terukur pada Ohmmeter.
f) Lakukan percobaan diatas pada dioda yang lain.
g) Catat hasil percobaan pada tabel.

B. Dioda Dengan Forward Bias.


a) Susunlah seperti gambar dibawah ini ( R1 = 1 KOhm ).

Gambar 3.11 Rangkaian Forward Bias


b) Berikan tegangan dari mulai 0, 0,1 , 0,3 , 0,5 , 0,7 , 0,9 , 1 , 2 , 4
, 6 , 8 , dan 10 volt.
c) Tuliskan data hasil percobaan pada tabel.
C. Dioda Reserve Bias.
a) Balikkan arah pemasangan dioda pada gambar diatas.
b) Berikan tegangan mulai dari 0, 5, 8, 10, 12, 15, 20, 22, 24 ukur
besar tegangan dan arus pada dioda untuk setiap tegangan
sumber yang diberikan.
c) Tuliskan data hasil percobaan

.
D. Light Emitting Diode ( LED ).
a) Susunlah rangkaian dibawah ini dengan ( R1 = 1 Kohm ).

Gambar 3.12 Rangkaian Dioda Untuk Menyalakan LED

11
b) Berikan tegangan sumber sebesar 5 volt. Ukur besar arus yang
mengalir pada rangkaian.
c) Perhatikan yang terjadi pada LED.
d) Ganti nilai R1 dengan yang lebih besar.
e) Perhatikan kembalinapa yang terjadi pada LED.
f) Matikan catu daya. Balikkan posisi kaki dioda D1.
g) Lakukan langkah b dan c.

2. Langkah Kerja Praktikum Aplikasi Dioda


a) Buatlah rangkaian seperti gambar.

Gambar 3.13 Rangkain Aplikasi Dioda

b) Atur potensiometer beban hingga IB = 0, dan kemudian atur sumber tegangan


perlahan – lahan hingga arus dioda ID di 1Ma. Untuk tahap berikutnya arus
dioda akan ini harus dibuat konstan di 1 mA. Tuliskan VS dan IB = 0 pada baris
pertama kolom tabel.
c) Sekarang atur potensiometer pada kondisi maksimum ( searah jarum jam ).
Maka arus beban akan meningkat sehingga arus dioda turun.
d) Naikkan sumber tegangan hingga 12 V , maka arus dioda ( ID ) akan naik, atur
kembali potensiometer beban hingga arus beban kembali ke 1 mA. Bacalah VS
dan IB, kemudian tulis dalam tabel.
e) Ulangi untuk sumber tegangan VS 14V, 16V, 18V, dan 20V.
f) Ulangi kembali percobaan dengan mengatur potensiometer beban pada kondisi
minimum ( putar berlawanan arah jarum jam ) kemudian atur tegangan sumber
( VS ) dan atur potensiometer beban perlahan-lahan hingga arus yang mengalir
pada dioda ( ID ) sebesar 150 mA.
g) Baca arus beban yang terukur dan catat dalam tabel.
h) Kurangi sumber tegangan sebesar 1V atur kembali potensiometer beban hingga
arus dioda ( ID ) menjadi konstan di 150 mA.
i) Baca arus beban ( IB ) dan catat dalam tabel.
j) Ulangi percobaan hingga tegangan menjadi 15V.

12
3.4 Praktikum Pengukuran Karakteristik Transistor
3.4.1 Tujuan Percobaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari karakteristik bipolar junction
transistor atau lebih dikenal dengan sebutan transistor

3.4.2 Teori Dasar


Dioda terbuat dari penggabungan 2 jenis semikonduktor yang berbeda.
Penggabungan ini menyebabkan terjadinya 1 sambungan dengan 2 buah terminal
sehingga dioda mempunyai 2 buah terminal (kaki) yaitu kaki positif(anoda) dan kaki
negatif(katoda).Jika kita menggabungkan 2 buah dioda dengan kutub yang sam saling
menjadi satu maka kita akan mendapatkan komponen baru yang tersusun atas 3
lapisnsemikonduktor yang berbeda dengan 2 sambungan dan 3 buah terminal(kaki).
Komponen ini disebut bipolar juncion transistor atau sering disebut transistor saja.

Gambar 3.14 Penggabungan 2 Buah Dioda Menjadi Transistor

Kurva karakteristik transistor dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 3.15 Kurva Karakteristik Transistor

13
Faktor yang paling penting dalam menentukan karakteristik sebuah transistor adalah
tegangan antara kolektoremitor (Vce) dan arus kolektor (Ic). Dari kurva karakteristik
dapat dilihat dalam daerah aktifnya, kenaikan arus kolektor (Ic) tidak dipengaruhi oleh
kenaikan tegangan Vce, tetapi lebih ditentukan oleh arus basis (Ib). Sedangkan arus
emitor adalah penjumlahan dari arus kolektor dan arus basis (Le=Lb+Ic).
Secara ideal, pada daerah aktif arus kolektor (IC) tidak akan naik seiring dengan
naiknya tegangan kolektor-emitor (Vce). Namun dalam pengujian arus kolektor selalu
mengalami kenaikan apabila tegangan kolektor-emitor naik. Efek ini disebut efek
Early. Cara menentukan tegangan Early adalah dengan cara melakukan esktra polasi
dua titik pengukuran pada arus basis yang konstan.

3.4.3 Alat dan Bahan


Alat yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah :
1. Transistor NPN tipe BD139 dan PNP tipe BD 140 masing-masing 1 buah
2. Digital multimeter 3 buah
3. Sumber tegangan (S1) 1 buah
4. Sumber arus (S2) 1 buah
5. Papan rangkaian 1 buah
6. Kabel-kabel penghubung secukupnya

3.4.4 Langkah kerja dalam praktikum karakteristik transistor


1. Untuk percobaan pertama buatlah rangkaian seperti pada transistor NPN

Gambar 3.16 Skema Pengukuran Karakteristik Transistor

2. Atur sumber arus S2 pada posisi nol, kemdian variasikan sumber tegangan (S1),
amatilah pengukuran arus kolektor (Ic) dan tegangan kolektor-emitor (Vce).
3. Atur sumber arus (S2) pada posisi paling minimum, kemudian naikan sumber
tegangan (S1) 1 tingkat (3 volt), baca dan catatlah Ic dan Vce, (lb harus dalam
kondisi konstan).
4. Naikkan sumber tegangan S1 dan jaga sumber arus S2 tetap konstan, baca
kembali Ic dan Vce.
5. Lakukan percobaan ini hingga sumber tegangan maksimum.
6. Setelah mencapai maksimum, turunkan kembali sumber tegangan keposisi
awal.
7. Naikan sumber arus S2 1 tingkat dan catat Ib
8. Ulang kembali percobaan ini hingga dicapai S1 maksimum

14
9. Ulang kembali untuk tingkat Ib yang lainnya hingga maksimum.
10. Ulang percobaan ini dengan transistor tipe PNP, perlu diperhatikan untuk
transistor PNP kita mengukur arus semitor bukan arus kolektor.
11. Catat semua hasil anda ke dalam tabel

3.5 Praktikum Aplikasi Transistor sebagai Saklar


3.5.1 Tujuan Percobaan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari transistor bekerja sebagai sebuah
saklar.

3.5.2 Teori Dasar


Transistor baik yang NPN atau PNP dapat digunakan sebagai saklar on/off.
Dalam rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar untuk mengendalikan
berbagai alat-alat seperti, motor DC atau AC, lampu, solenoid dan sebagainya. Selain
itu transistor ini juga digunakan sebagai rangkaian input logic pada sistem digital.
Bila transistor digunakan sebagai saklar, maka transistor harus dioperasikan pada
daerah seturasi untuk kondisi ON dan pada daerah cut off
untuk kondisi OFF didalam kurva karakteristik I-V diagram.Pada kondisi OFF,
maka basis transistor harus diberikan potensial negative (digroundkan). Pada kondisi
ini maka transistor akan berada pada kondisi cut off. Pada kondisi ON, maka kaki basis
harus diberi tegangan positif. Pada kondisi ini arus mengalir dari kolektor ke emitor
sehingga transistor dapat mengalirkan arus ke beba atau kondisi transistor ON.

3.5.3 Alat dan Bahan


a. Transistor NPN tipe BD 139 2 buah
b. Transistor PNP tipe BD 140 2 buah
c. Resistor 1 Kohm 4 buah
d. LED 2 buah
e. Motor listrik DC 1 buah
f. Papan rangkaian 1 buah
g. Kabel penghubung secukupnya
h. Power suplay DC 1 buah

3.5.4 Langkah Kerja Transistor sebagai Saklar


a. Buatlah rangkaian

Gambar 3.17 Skema Transistor Sebagai Saklar

15
b. Periksa kembali rangkaian, keudian nyalakan power suplay dan amati lampu
LED.
c. Hubungkan ujung resistor basis (A) ke tegangan positif dan amati lampu LED.
d. Hubungkan ujung resistor basis (A) ke tegangan negative (ground) dan amati
lampu LED.

16
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN

4.1 Analisa Perhitungan


4.1.1 Analisa Perhitungan Praktikum Resistor

R1 = 1,5 Kohm
R2 = 680 Ohm = 0,68 Kohm
R3 = 3,3 Kohm

RTOT Seri = R1 + R2 + R3
= 1,5 + 0,68 + 3,3
= 5,48 Kohm
1 1 1
RTOT PARALEL = R1 + R2 + R3

1 1 1
= 1,5 + 0,68 + 3,3

= 2,44 KOhm

4.1.2 Analisa Perhitungan Praktikum Pengukuran Karakteristik Transistor


A.NPN
Rumus:

Ie = Ib + Ic

𝐼𝐶+𝐼𝐵
Vcc =
2

1
Vce = × 𝑉𝑐𝑐
2

17
o Ie = Ib + Ic 𝐼𝐶+𝐼𝐵 1
o Vcc = o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
= 0,55 + 0,06 2 2
0,99+1,21 1
= 0,61 mA = = × 1,24
2 2
o Ie = Ib + Ic
= 0,83 + 0,32 = 1,075 V = 0,125 V
1
= 1,15 mA 𝐼𝐶+𝐼𝐵
o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
2
o Ie = Ib + Ic o Vcc = 1
= 1,09 + 0,55
2
1,29+1,24
= × 1,55
2
= 1,64 mA = = 0,775 V
2
o Ie = Ib + Ic = 1,24 V
= 1,18 + 0,78
= 1,96 mA 𝐼𝐶+𝐼𝐵
o Ie = Ib + Ic o Vcc =
2
= 1,21 + 0,99 1,80+1,30
=
= 2,15 mA 2
o Ie = Ib + Ic = 1,55 V
= 1,24 + 1,29
= 2,48 mA 1
o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
o Ie = Ib + Ic 2
1
= 1,30 + 1,80 = ×
2
= 3,1 mA
0,255
𝐼𝐶+𝐼𝐵 = 0,127 V
o Vcc = 1
2
0,06+0,55
o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
2
= 1
2 = ×
= 0,255 V 2
0,575
𝐼𝐶+𝐼𝐵 = 0,287 V
o Vcc = 1
2
0,32+0,83 o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
= 2
2 1
= × 0,82
= 0,575 V 2
= 0,41 V
𝐼𝐶+𝐼𝐵 1
o Vcc = o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
2 2
0,55+1,09 1
= = × 0,98
2 2
= 0,82 V = 0,49 V
𝐼𝐶+𝐼𝐵 1
o Vcc =
2
o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
2
0,78+1,18 1
=
2
= × 1,075
2
= 0,98 V = 0,537 V

18
B. PNP
Rumus :
Ie = Ib + Ic 1
Vce = × 𝑉𝑐𝑐
2
𝐼𝐶+𝐼𝐵
Vcc =
2

𝐼𝐶+𝐼𝐵
o Ie = Ib + Ic o Vcc = 1
= 0,01 + 0,17 2 o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
1,05+1,06 2
= 1
= 0,18 mA = × 0,295
2 2
o Ie = Ib + Ic = 0,555 V
= 0,04 + 0,55 = 0,1475 V
1
= 0,59 mA 𝐼𝐶+𝐼𝐵 o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
o Vcc = 2
o Ie = Ib + Ic 2 1
= 1,06 + 1,05 1,52+0,09 = × 0,555
= 2
= 1,11 mA 2 = 0,2775 V
o Ie = Ib + Ic = 0,805 V 1
= 0,09 + 1,52 o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
2
= 1,61 mA 𝐼𝐶+𝐼𝐵 1
o Vcc = = × 0,805
o Ie = Ib + Ic 2 2
1,60+0,12 = 0,4025 V
= 0,12 + 1,60 =
= 1,72 mA 2 1
= 0,86 V o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
o Ie = Ib + Ic 2
1
= 0,30 + 1,96
𝐼𝐶+𝐼𝐵
= × 0,86
2
= 2,26 mA o Vcc = = 0,43 V
2
o Ie = Ib + Ic 1,96+0,30 1
= 1,06 + 2,06 =
2
o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
2
= 3,12 mA = 1,13 V 1
= × 0,86
2
𝐼𝐶+𝐼𝐵 𝐼𝐶+𝐼𝐵 = 0,565 V
o Vcc = o Vcc =
2 1
0,17+0,01 2
2,06+1,06 o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
= 2
2 = 1
2 = × 1,55
= 0,09 V = 1,55 V 2
1 = 0,78 V
𝐼𝐶+𝐼𝐵 o Vce = × 𝑣𝑐𝑐
o Vcc = 2
2 1
0,55+0,04 = × 0,09
= 2
2 = 0,045 V
= 0,295 V

19
4.2 Tabel Hasil Perhitungan
4.2.1 Tabel Hasil Perhitungan Praktikum Resistor

Tabel 4.1Perhitungan Ohm


Tegangan Listrik Arus Listrik
1,5 0,02
3 0,23
4,5 0,46
6 0,70
7,5 9,60
9 11,71
12 15,76

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pembagi Tegangan


Tegangan R1 Tegangan R2 Tegangan R3 Tegangan Sumber Arus Listrik
(1,5Ω) (330Ω) (680Ω)
1,80 1,81 1,83,81 1,5 1.74
3,77 3,78 3,78 3 85,3
5,65 5,68 5,68 4,5 8,0
7,75 7,79 7,77 6 11,1
9,89 9,89 9,88 7,5 14,1

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Pembagi Tegangan


Arus Listrik Arus Listrik Arus Listrik Arus Listrik Tegangan
R1 R2 R3 Total
1,6 85,4 2,4 88,4 1,5
3,6 124,1 5,3 138,4 3
5,5 175,1 8,0 188,6 4,5
7,6 180,2 11,1 189,9 6
9,8 198,3 14,1 222,2 7,5

4.2.2 Tabel Hasil Perhitungan Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

Tabel 4.4 Pengisian Kapasitor


Waktu (S) Tegangan (V)
5 0,89
10 1,65
15 2,33
20 2,90
30 3,91
40 4,81

20
50 5,55
60 6,23
70 6,81
80 7,27
90 7,66
100 7,99
120 8,48
130 8,60
140 8,60
150 8,48
160 8,40
170 8,40
180 8,38
190 8,38
200 8,39
300 8,39
400 8,41
Tabel 4.5 Pengosongan Kapasitor
Waktu (s) Tegangan (V)
5 7,71
10 7,00
15 6,55
20 5,71
30 5,10
40 4,35
50 4,30
60 4,15
70 3,77
80 3,80
90 2,88
100 2,50
120 2,14
130 1,40
140 1,44
150 1,24
160 1,09
170 0,95
180 0,83
190 0,65
200 0,49
300 0,39
400 0,30

21
4.2.3 Tabel Hasil Praktikum Karakteristik Dan Aplikasi Dioda
Tabel 4.6 Forwad Bias
V Sumber VD ID
(volt) (Volt) (Volt)
1,5 0,53 0
3 0,53 0
4,5 0,55 0
6 0,56 0
7,5 0,57 0
9 0,58 0
12 0,58 0

Tabel 4.7 Reserve Bias


V Sumber VD ID
(volt) (Volt) (Volt)
1,5 0,44 85,7
3 0,49 85,6
4,5 0,51 86,7
6 0,53 0
7,5 0,54 0
9 0,55 0
12 0,57 0

4.2.4 Tabel Hasil Perhitungan Praktikum Karakteristik Transistor


Tabel 4.8 NPN
S1 (V) Ib (mA) Ic (mA) Ie (mA) Vce
1,5 0,55 0,06 0,61 0,127
3 0,83 0,32 1,15 0,287
4,5 1,09 0,55 1,64 0,41
6 1,18 0,78 1,96 0,49
7,5 1,21 0,99 2,15 0,537
9 1,24 1,29 2,48 0,125
12 1,30 1,80 3,1 0,775

Tabel 4.9 PNP


S1 (V) Ib (mA) Ic (mA) Ie (mA) Vce
1,5 0,01 0,17 0,18 0,045
3 0,04 0,55 0,59 0,1475
4,5 1,06 1,05 1,11 0,2775
6 0,09 1,52 1,61 0,4025
7,5 0,12 1,60 1,72 0,43
9 0,30 1,96 2,26 0,565
12 1,06 2,06 3,12 0,78

22
4.3 Grafik Hasil Perhitungan
4.3.1 Grafik Hasil Perhitungan Praktikum Resistor
Perhitungan Ohm
20
18 15.76
16
14
11.71
Arus Listrik

12
9.6
10
8
6
4
2 0.46 0.7
0.02 0.023
0
1.5 3 4.5 6 7.5 9 12
Tegangan Listrik (V)

Grafik 4.1 Tegangan ( V) dengan Arus Listrik ( Ohm )

Pembagi Tegangan
35
9.88
30
7.77
25
9.89
20 5.68
(Ohm)

7.79
15 3.78 5.68
9.89
10 3.78 7.75
1.83 5.65
1.81 3.6
5 1.8

0
1,5 (1,74) 3 (8,53) 4,5 (8,0) 6 (11,1) 7,5 (14,1)
Tegangan Sumber pada (Arus Listik)
Tegangan R1 (1,5Ω) Tegangan R2 (330Ω) Tegangan R2 (680Ω)

Grafik 4.2 Pembagi Tegangan Rangkaian Seri

23
Pembagi Tegangan
250
198.3
180.2
175.1
200

150 124.1
(Ohm)

85.4
100

50
11.1 14.1
3.6 5.3 5.5 8 7.6 9.8
1.6 2.4
0
1,5 (88,4) 3 (138,4) 4,5 (188,6) 6 (189,9) 7,5 (222,2)
Tegangan dengan (Arus Listik Total)
Arus Listrik R1 Arus Listrik R3 Arus Litrik R2
Grafik 4.3 Pembagi Tegangan Rangkaian Paralel

4.3.2 Tabel Hasil Perhitungan Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

Pengisian Kapasitor Tegangan…


10
9 8.48 8.6 8.6 8.48 8.4 8.4 8.38 8.38 8.39 8.39 8.41
7.99
7.66
8 7.27
6.81
7 6.23
5.55
Tegangan (V)

6
4.81
5
3.91
4
2.9
3 2.33
1.65
2
0.89
1
0
5 10 15 20 30 40 50 60 70 80 90 100 120 130 140 150 160 170 180 190 200 300 400
Waktu (s)

Grafik 4.4 Pengisian Kapasitor

24
Pengosongan Kapasitor Tegangan…
9
7.71
8
7
7 6.55
5.71
6 5.1
Tegangan (V)

5 4.35 4.3 4.15


3.77 3.8
4
2.88
3 2.5
2.14
2 1.4 1.44 1.24
1.09 0.95 0.83
0.65 0.49 0.39
1 0.3
0
5 10 15 20 30 40 50 60 70 80 90 100 120 130 140 150 160 170 180 190 200 300 400
Waktu (s)

Grafik 4.5 Pengosongan Kapasitor

4.3.3 Tabel Hasil Praktikum Karakteristik Dan Aplikasi Dioda

Forward Bias
0.7
0.6 0.58 0.58
0.55 0.56 0.57
0.5 0.53 0.53
(Volt)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
1.5 3 4.5 6 7.5 9 12
VD (Volt) 0.53 0.53 0.55 0.56 0.57 0.58 0.58
ID (Volt) 0 0 0 0 0 0 0
V Sumber (Volt)

ID (Volt) VD (Volt)

Grafik 4.6 Dioda Dengan Forward Bias

25
Reserve Bias
100
90 85.7 85.6 86.7
80
70
60
(Volt)

50
40
30
20
10
0 0 0 0 0
1.5 3 4.5 6 7.5 9 12
ID (Volt)2 85.7 85.6 86.7 0 0 0 0
VD (Volt) 0.44 0.49 0.51 0.53 0.54 0.55 0.57
V Sumber (Volt)

VD (Volt) ID (Volt)2

Grafik 4.7 Dioda Dengan Reserve Bias

4.3.4 Tabel Hasil Perhitungan Praktikum Karakteristik Transistor

NPN
7 3.1
6
2.48
5 2.15
1.96
4 1.64
(mA)

1.3
3 1.15 1.24
1.21
1.18 1.8
1.09
2 1.29
0.51 0.83 0.99
0.55 0.55 0.78
1 0.32
0.06
0
1,5 (0,127) 3 (0,287) 4,5 (0,41) 6 (0,49) 7,5 (0,537) 9 (0,125) 12 (0,775)
Sumber Tegangan/ S1 dengan (Tegangan Kolektor-Emitor/Vce)
Ic (mA) Ib (mA) Ie (mA)

Grafik 4.8 Karateristik Transistor NPN

26
PNP
7 3.12
6

5 2.26

4 1.61 1.72
(mA)

2.06
3 1.11 1.96
1.52 1.6
2 0.59
0.18 1.05 1.06
1 0.55
0.17 0.09 0.12 0.3
0.04 0.06
0.01
0
1,5 (0,045) 3 (0,1475) 4,5 (0,2775) 6 (0,4025) 7,5 (0,43) 9 (0,565) 12 (0,78)
Sumber Tegangan/ S1 dengan (Tegangan Kolektor-Emitor/Vce)
Ib (mA) Ic (mA) Ie (mA)

Grafik 4.9 Karateristik Transistor PNP

27
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kegunaan mengukur resistensi adalah untuk mengetahui kondisi suatu


komponen dalam keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan nilai
resistensinya.
2. Kapasitor terdiri dari dua kutub yaitu anoda dan katoda.
3. Dioda yang baik yaitu diode yang apabila diukur secara bolak balik memiliki
nilai yang berbeda.
4. Sumber referensi dalam transistor ialah pin Basis, dimana hasil pengukuran
antara pin Basis-Kolektor dan pin Basis-Emitor haruslah sama.
5. LED terdapat sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahaya jika
elektron-elektron melewatinya. Dengan mengganti zat kimia ini, kita dapat
mengganti panjang gelombang cahaya yang dipancarkan, seperti infrared,
hijau/biru/merah dan ultraviolet.

5.2 Saran

Sebaiknya sebelum menggunakan komponen-komponen elektronika yang dibahas


diatas kita harus memeriksa kebaikan dari alat tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Elektronika Dasar Laboratorium CNC

29
LAMPIRAN

30

Anda mungkin juga menyukai