Anda di halaman 1dari 5

Tugas Dasar K3

Bahaya Hazard
Dosen Pengempu : Muhamadiah, SKM,
M.Kes

Nama : Nurul Latifah


NIM : 18011116
Kls/Sem : 3/1

STIKes Hangtuah Pekanbaru


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
2018
MERKURI
Golonga bahaya : kimia

Pembahasan tentang merkuri :

A. Pengertian
Merkuri atau yang juga disebut air raksa (Hg) adalah salah satu jenis logam
yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, biji tambang, tanah,
air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik.
Merkuri adalah cairan logam perak atau disebut air raksa (Hydrargyrum ).
Logam ini adalah logam yang ada secara alami,satu-satunya logam pada suhu kamar
(25°C) berwujud cair. Di dalam tabel periodik merkuri (Hg) dengan nomor atom 80
dan nomor massa 200.59. Merkuri merupakan unsur transisi dalam susunan tabel
periodik unsur, di mana merkuri ada pada golongan II B dan periode 6. Logam
murninya keperakan,cairan, tak berbau, dan mengkilap. Bila dipanaskan pada
suhu 3570C akan menguap.
Merkuri yang ada di dalam tanah, air, dan udara relatif rendah. Berbagai jenis
aktivitas manusia yang dapat meningkatkan kadar merkuri menjadi tinggi, misalnya
aktivitas penambangan yang dapat menghasilkan merkuri sebanyak 10.000 ton per
tahun.Pekerja yang mengalami kontak dengan merkuri dapat menderita berbagai jenis
penyakit yang membahayakan.

B. Sumber / Proses Terjadinya

Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam ini dihasilkan oleh sisa industri
dalam jumlah ± 10.000 ton setiap tahunnya.Logam merkuri (Hg), mempunyai nama
kimia hydragyrum yang berarti cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada
periodika unsur kimia Hg menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom
(BA 200,59). Merkuri telah dikenal manusia sejak manusia mengenal peradapan.
Penggunaan merkuri sangat luas di mana ± 3.000 jenis kegunaan dalam industri
pengolahan bahan-bahan kimia, proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh
manusia serta sebagai bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian (Christian et
al dalam Alfian, 2006)
.
Adapun Sumber merkuri yaitu:
1. Merkuri dalam Bebatuan
Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) di alam
dan biasanya membentuk mineral sinabar (cinnabar) atau merkuri sulfida (HgS).
Merkuri sulfida terbentuk dari larutan hidrothermal pada temperatur rendah dengan
cara pengisian rongga (cavity filling) dan penggantian (replacement). Merkuri sering
berasosiasi dengan endapan logam sulfida lainnya, diantaranya Au, Ag, Sb, As, Cu,
Pb dan Zn, sehingga di daerah mineralisasi emas tipe urat biasanya kandungan
merkuri dan beberapa logam berat lainnya cukup tinggi.

2. Merkuri dalam Sedimen Sungai


Kontaminasi merkuri dalam sedimen sungai terjadi karena proses alamiah
(pelapukan batuan termineralisasi), proses pengolahan emas secara tradisional
(amalgamasi), maupun proses industri yang menggunakan bahan baku mengandung
merkuri. Untuk mengetahui sumbernya, kontaminasi merkuri ini perlu diperhatikan
dengan cermat karena tidak adanya standar baku mutu untuk kadar merkuri dalam
sedimen sungai. Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999 baku mutu zat pencemar dalam
limbah untuk parameter merkuri adalah 0,01 mg/L atau 10 ppb. Nilai ambang batas
ini sangat rendah jika dipakai untuk mengevaluasi hasil analisa Hg dalam sedimen
sungai. Sebagai contoh hasil pemantauan merkuri di pertambangan emas rakyat
(PETI) di Daerah Pongkor menunjukkan kadar maksimum 2688 ppm. Dari 231 conto
sedimen sungai, hanya 6 lokasi yang menunjukkan konsentrasi Hg dibawah 0,01 ppm
(Gunradi, drr., 2000).

3. Merkuri dalam Tanah


Merkuri dalam tanah banyak ditemukan dari proses pengolahan bijih emas
dengan gelundung dilakukan di lokasi pemukiman, di halaman rumah atau kebun
pemiliknya. Hal ini tentu menjadi perhatian, khususnya dalam melihat kemungkinan
kontaminasi Hg di lingkungan tempat tinggal masyarakat, sehingga pengetahuan
tentang konsentrasi merkuri dalam tanah menjadi cukup penting. Meskipun di
beberapa tempat, limbah tailing yang diperkirakan masih mengandung emas dan
merkuri diangkut dan dijual keluar desa, tetapi masih ada sisa tailing tercecer dan
sebagian kolam tailing yang penuh, sehingga masih ada kemungkinan terjadinya
kontaminasi merkuri di sekitar lokasi gelundung. Selain itu proses penggarangan yang
dilakukan disamping rumah juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan,
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 61-8 karena uap merkuri yang bebas akan
mengkontaminasi lahan di sekelilingnya. Seperti halnya dengan conto sedimen
sungai, sampai saat ini belum tersedia standar nilai baku mutu Hg dalam tanah
(Bambang, 2005).

4. Merkuri dalam Air Permukaan


Konsentrasi merkuri dapat disebabkan oleh partikel halus yang terbawa bersama
limbah akibat proses amalgamasi dan pelarutan dari sedimen sungai yang
mengandung merkuri. Dalam jangka waktu yang cukup lama logam merkuri dapat
teroksidasi dan terlarut dalam air permukaan.

5. Merkuri dalam Tailing


Konsentrasi merkuri yang tinggi dalam contoh tailing pada umumnya disebabkan
oleh proses amalgamasi yang tidak sempurna. Dari beberapa penelitian, diperoleh
data yang menunjukkan merkuri yang hilang setelah amalgamasi dapat mencapai 5%
- 10%. Sebagai pembanding, kadar merkuri dalam tailing dari daerah Pongkor
(Gunradi, drr., 2000) menunjukkan kisaran nilai 600 – 1000 ppm Hg. Meskipun
tailing tersebut dapat diproses atau didaur ulang, tetapi kemungkinan besar
konsentrasi merkuri yang terdapat dalam tailing akhir yang terbuang ke sungai masih
cukup besar.

C. NAB Merkuri
Dari beberapa kasus akibat merkuri, dilaporkan telah melebihi ambang batas
yang ditetapkan antara lain oleh Food and Dung Administration (FDA) menetapkan
ambang batas kandungan merkuri maksimum 0,0005 ppm untuk air dan 0,5 ppm
untuk makanan sedangkan World Healt Organisasion (WHO) menetapkan batasan
maksimum yang lebih rendah yaitu 0,0001 ppm untuk air. Jepang, Swiss, Swedia
menetapkan ambang batas 1 ppm produk laut yang boleh dikonsumsi. Sedangkan
pemerintah Jerman dan Amerika Serikat menetapkan 0,5 ppm (mg/kg). Pemerintah
Indonesia member batas melalui baku mutu ambient dan limbah yang ditetapkan oleh
Pemerintah Republik Indosia dengan KEK-02/MENKLH/1/1998. Baku mutu air
untuk golongan A dan B kandungan merkuri maksimum yang dianjurkan 0,0005
ppm dan maksimum yang diperbolehkan sebesar 0,0001 ppm. pada air golongan C
kadar maksimum yang diperbolehkan sebesar 0,0002 ppm sedangkan golongan D
sebesar 0.0005 ppm. Untuk baku mutu air limbah kandungan merkuri yang diijinkan
untuk air golongan 1 sebesar 0,001 ppm, golongan II sebesar 0,002 ppm, golongan
III sebesar 0,005 ppm sedangkan golongan IV sebesar 0,001 ppm (Fahrudin, 2010).

D. Risiko
Merkuri bersifat korosif pada kulit. Ini berarti mengoleskan merkuri pada kulit
akan membuat lapisan kulit semakin menipis. Paparan yang tinggi terhadap merkuri
dapat berupa kerusakan pada saluran pencernaan, sistem saraf, dan ginjal.
Selain itu, merkuri juga berisiko mengganggu berbagai organ tubuh, seperti otak,
jantung, ginjal, paru-paru, dan sistem kekebalan tubuh.
Merkuri tidak hanya akan berdampak kepada orang dewasa. Bayi dan anak
merupakan golongan yang juga tidak luput dari risiko paparan merkuri dan efek
sampingnya.
Saat anak bersentuhan dengan orang tua yang memakai produk berbahan merkuri,
maka terdapat kemungkinan bahwa zat tersebut dapat masuk ke tubuh ketika anak
mengisap jarinya.
Secara khusus, keracunan merkuri pada anak disebut infantile acrodynia. Hal ini
dapat dikenali dengan munculnya gejala rasa sakit serta warna merah muda pada
tangan dan kaki.

Merkuri sendiri memiliki tiga jenis bentuk merkuri yang sama-sama berbahaya untuk
kesehatan yaitu merkuri elemental (Hg), merkuri inorganik, dan merkuri organik.

1. Merkuri elemental (Hg)

Uap merkuri yang terhirup paling sering menyebabkan keracunan, sedangkan unsur
merkuri yang tertelan ternyata tidak menyebabkan efek beracun karena absorpsinya
yang rendah, kecuali jika Anda memiliki fistula (saluran tidak normal di tubuh) atau
penyakit peradangan gastrointestinal, atau jika merkuri tersimpan untuk waktu lama
di saluran gastrointestinal.Merkuri yang masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh
darah dapat menyebabkan emboli paru (penyumbatan pembuluh darah paru oleh plak
yang terlepas bebas).Karena bersifat larut dalam lemak, merkuri elemental ini mudah
masuk melalui sawar darah otak dan plasenta. Di otak, merkuri akan berakumulasi di
korteks cerebrum (otak besar) dan cerebellum (otak kecil) sehingga menggangu
fungsi enzim dan transport sel.Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri
oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran
pernafasan.

2. Merkuri inorganik

Merkuri ini sering diserap melalui saluran pencernaan, paru, dan kulit. Pemaparan
merkuri inorganik jangka pendek dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan gagal
ginjal. Sedangkan pemaparan jangka panjang dengan dosis yang rendah dapat
menyebabkan proteinuria, sindroma nefrotik, dan nefropati yang berhubungan dengan
gangguan sistem kekebalan tubuh.

3. Merkuri organik

Terutama dalam bentuk rantai pendek alkil, metil merkuri dapat menimbulkan
degenerasi neuron di otak dan mengakibatkan baal di ujung tangan atau kaki, ataksia
(pergerakan yang tidak teratur), nyeri sendi, tuli, dan penyempitan jarak pandang.
Metil merkuri dapat dengan mudah masuk melalui plasenta dan berakumulasi dalam
janin yang mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan dan cerebral palsy.

Anda mungkin juga menyukai