Mini Research Tentang Pemilihan Jajanan Oleh Santri Mahasiswa
Mini Research Tentang Pemilihan Jajanan Oleh Santri Mahasiswa
Disusun Oleh :
Firandha Ajeng Lukitasari NIM 182520102021
Neni Oktavia NIM 182520102014
Novita Nurul Fadhilah NIM 182520102037
Yusuf Wahyu Mufti NIM 182520102008
Firandha Ajeng Lukitasari, Neni Oktavia, Novita Nurul Fadhilah, Yusuf Wahyu Mufti
Mahasiswa Magister Ilmu kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
ABSTRAK
Kesehatan adalah hal yang penting dalam kehidupan setiap individu termasuk pada
Santri di Pondok pesantren. Kesehatan dipentingkan agar para santri dapat
melakukan aktifitasnya sehari – hari dengan baik serta dapat meningkatkan
produktifitas mereka. Dengan Sikap hidup sehat ini diharapkan para santri karena
dapat menekan faktor resiko terkena berbagai penyakit. Tujuan Penelitian ini untuk
menganalisa tingkat pengetahuan kesehatan santri mahasiswa terhadap sikap hidup
sehat di pondok pesantren Al- Husna.
Hasil : Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,052 ( > 0,05 ) yang berarti tidak
terdapat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki santri terkait makanan atau
jajanan yang aman dikonsumsi dengan sikap santri atau perubahan sikap santri
terkait memilih makanan atau jajanan di lingkungan pondok pesantren.
Page |3
ABSTRACT
Methods : This study uses a type of quantitative analytical research that uses a
cross sectional approach design method. The researchers gave a closed
questionnaire sheet with various questions about food and snacks that contained
good, clean and safe nutrition and the attitude of the Students to the knowledge they
had. We use probability sampling techniques with a total of 200 students, so the
application of the Slovin formula obtained a sample of 133 students in the Al-Husna
Jember boarding school. The analysis we applied was a bivariate analysis of the
Pearson correlation test method.
Result: The results of the statistical test show the value of p = 0.052 (> 0.05) which
means that there is no relationship between students' knowledge regarding food or
snacks that are safe to consume with changes in their attitude in choosing food or
snacks in boarding schools.
Conclusion : with high student activities so that they do not care about the
nutritional intake consumed. This is one of the factors that affect students related
Page |5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pondok Pesantren adalah institusi pendidikan agama islam yang memiliki andil
dalam mencetak generasi dan sumber daya manusia yang berkualitas. Pondok
pesantren memiliki sistem penyelenggaraan makanan untuk melayani konsumsi
para santri selama di pondok pesantren. Penyelenggaraan makanan adalah
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang
optimal melalui pemberian makanan yang tepat ( Kemenkes 2003).
Pada pondok pesantren Al-Husnah yang terletak dekat dengan perguruan tinggi
di khususkan para santrinya adalah mahasiswa dari perguruan tinggi terdekat
diwilayah jember. Untuk penyelenggaraan makanan di ponpes Al-Husnah ada juru
masak yang khusus untuk menyiapkan konsumsi bagi para santri setiap harinya.
Tetapi walaupun sudah disiapkan konsumsi setiap harinya para santri masih tetap
jajan makanan di luar ponpes . Para santri berkisar umur 18 tahun sampai dengan
23 tahun dan rata- rata berada pada jenjang pendidikan D3 dan S1.
Page |8
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap 133 santri perempuan dari 200 jumlah
keseluruhan penghuni pondok Al-Husna. Status mereka yang merupakan
mahasiswi dibeberapa universitas yang tersebar di sekitar Jember membuat kami
tertarik untuk menguji adanya hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan
gizi mereka.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2018 disebuah pondok
pesantren yang berlokasi di jalan Kalimantan X no 173 tepatnya ditengah kota
Jember, yang dikelilingi oleh beberapa universitas. Pondok Alhusna mempunyai
santri yang berkegiatan selain kuliah, mereka mendalami ilmu agama di pondok ini.
Mereka belajar menghafal kitab dan ilmu agama termasuk ajaran tentang menjaga
kebersihan. Hal ini disampaikan oleh pengurus pondok yang berhasil kami
wawancarai. Proses pengambilan sampel kami hitung menggunakan rumus Slovin
sehingga dibutuhkan 133 responden untuk dilakukan pengujian.
Uji sampel dilakukan dengan menyebar lembar kuesioner sekaligus
melakukan wawancara langsung dengan para santri dan beberapa pengurus pondok
yang ditunjuk. Penghitungan tinggi badan dan berat badan juga dilakukan selama
wawancara. Proses pengambilan data ini kami lakukan dalam kurun waktu 4
(empat) hari, hal ini dikarenakan para responden hanya bisa kami temui pada malam
hari sesudah sholat maghrib.
Para santri ini kami ketahui mempunyai rutinitas yang tinggi. Selain
mengerjakan tugas-tugas kuliah, mereka juga diharuskan menghafal kitab atau
bacaan sesuai dengan program kelas yang mereka pilih seusai sholat magrib hingga
pukul 20:00 WIB. Informasi-informasi penting diluar kegiatan kuliah dan pondok
mereka dapatkan di kampus, buku-buku maupun medsos karena tidak ada sarana
televisi di Ponpes. Sehingga mereka sangat mengenal makanan cepat saji dan yang
bersifat kekinian terutama melalui medsos yang mudah diakses melalui telepon
seluler.
P a g e | 10
Rutinitas tinggi dan sarana medsos melalui Hp yang bisa diakses kapan saja
membuat para santri ini memilih jajanan yang sesuai kebutuhan dan kesukaan
mereka yaitu:
1. Cepat saji
2. Enak dimulut dan lebih disukai terasa pedas
3. Sedang disukai banyak kalangan terutama orang-orang disekitar mereka.
Sehingga asupan yang mereka pilih bergeser dari nilai gizi yang seharusnya.
A. Definisi Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
B Definisi Pengetahuan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo Pengetahyan merupakan hasil
“tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo Pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu sebagai berikut :
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai mengingat suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
c) Aplikasi (aplication)
P a g e | 11
C Definisi Mahasiswa
Pengertian Mahasiswa menurut Sarwono
Pengertian menurut sarwono adalah orang yang terdaftar aktif di sebuah
perguruan tinggi. Adapun batas umur seorang yang dikatakan mahasiswa 18-30
tahun. Oleh karena terdaftar aktif di perguruan tinggi yang bersangkutan tentu saja
ada ikatan baik untuk mentaati tata tertib maupun ketentuan-ketentuan lainnya.
Pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher
Pengertian mahasiswa menurut Knopfemacher adalah seseorang yang sedang
belajar di perguruan tinggi. Adapun para mahasiswa tersebut akan dipersiapkan
untuk menjadi sarjana sesuai bidangnya masing-masing. Maka dari itu, menjadi
inetelektual adalah tujuan sebuah perguruan tinggi dalam kaitannya dengan
aktivitas perguruan tinggi.
D. Definisi Santri
Pengertian santri Menurut penelitian Johns, istilah kata “santri” berasal dari
bahasa tamil yang berarti“guru mengaji”. Sedangkan C.C Berg berpendapat bahwa
istilah santri berasal dari kata“shastri”, yang dalam bahasa India berarti “orang yang
P a g e | 12
mengetahui buku-buku suci agama hindu”. Pendapat ini didukung oleh Karel. A.
Steenbrink, yang menyatakan bahwa pendidikan pesantren, dilihat dari segi bentuk
dan sistemnya, memang miripdengan pendidikan ala Hindu di India.
Ada juga yang berpendapat bahwa kata “santri” berasal dari kata sastri,
sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang artinya “melek huruf” alias bisa membaca.
Terlepas dari asal usul kata santri, jika ditelusuri secara mendalam, maka
kata “santri” mengandung beberapa arti:
1. Tiga matahari. Pengertian ini diambil dari kata san dan tri. “san” adalah
bahasa inggris yang sudah diIndonesiakan, yang asalnya adalah Sun (matahari).
Sedangkan “tri” juga bahasa inggris yang berarti tiga. Sehingga bila disusun,
santrimengandung arti “tiga matahari”. Adapun yang dimaksud tiga matahari itu
adalah Iman, Islam, dan Ihsan. Ini menunjukkan bahwa santri adalah orang yang
berpegang teguhpada Iman, Islam, Ihsan.
2. Kedua
arti santri adalah jagalah tiga hal. Pengertian ini mengambil dari kata “San”
dan“Tri” juga. “San” adalah bahasa arab yang sudah di Indonesiakan, yang berasal
dari kata Sun (jagalah). Sedangkan “Tri” adalah bahasa Inggris yang berartikan tiga.
Jika disusun, mengandung arti “jagalah tiga hal”. Tiga hal tersebut adalah, (1)
jagalah ketaatan kepada Allah, (2) Jagalah ketaatan kepada Rasul-Nya dan (3) para
pemimpin.
E. SEHAT
Konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan
dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam
definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang
tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya
dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan suatau keadaan
ideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial sehingga seseorang dapat melakukan
P a g e | 13
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.
Mirip dengan definisi yang dibuat oleh WHO namun menambahkan kata
sejahtera dan produktif. Pertanyaannya adalah apakah orang yang tidak sejahtera
dan orang yang tidak produktif (orang miskin) dikategorikan seorang yang sakit
atau tidak sehat ????
Produktif secara ekonomi mengandung pengertian yang sangat luas dan sangat
tergantung pada persepsi masing-masing individu. Banyak orang yang
penghasilan secara ekonomi kecil namun bisa merasakan kebahagiaan dalam
keluarganya. Namun banyak juga yang produktf secara ekonomi namun dilanda
banyak kesedihan dan tidak bahagia (misal koruptor).
5. mineral, dan
6. Air
untuk kelompok ke-6 yaitu air, tidak semua ahli gizi sepakat dimasukkan
kedalam kelas utama zat gizi. Untuk yang sepakat memasukkannya ke dalam kelas
utama gizi dengan alasan karena pada proses metabiolisme zat gizi, selalu
diperlukan air dan oksigen atau zat asam Karbohidrat, lemak, protein dan vitamin
disebut sebagai zat organik (zat yang susunannya mengandung karbon), sedangkan
mineral dan air adalah zat anorganik. Secara kimiawi zat gizi terdiri atas kelompok
makronutrien dan mikronutrien. Hidrat arang (karbohidrat), lemak (lipid) dan
protein digolongkan kedalam kelompok makronutrien karena dikonsumsi dengan
jumlah relatif besar (ukuran gram), sedangkan vitamin dan mineral
digolongkan kedalam kelompok mikronutrien karena diperlukan tubuh dalam
jumlah relatif kecil (mikrogram = 1/1.000.000 gram hingga miligram = 1/1.000
gram) dan sebagian besar bisa didaur ulang dalam tubuh sendiri. Setiap makanan
mengandung nutrien dengan jenis dan jumlah yang berbeda-beda. Tidak ada
satupun jenis makanan yang mengandung semua nutrien esensial dengan jumlah
yang diperlukan bagi kesehatan optimal. (Andri Hartono, 2006). Secara struktural
karbohidrat, protein, lipid dan vitamin termasuk molekul organik sehingga sering
dikenal sebagai zat gizi organik, sedangkan mineral dan air merupakan molekul
inorganik sehingga sering disebut sebagai zat gizi inorganik. (Grosvenor, Snolin.
2002).
Paling sedikit terdapat 45 jenis zat gizi, esensial dan tidak esensial, yang
diperlukan tubuh manusia dari enam kelompok utama tersebut. Zat gizi esensial
adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensitesisnya dan
atau tubuh tidak mampu mensintesisnya dalam jumlah cukup untuk memenuhi
kebutuhannya. Zat gizi esensial dari setiap kelompok utama zat gizi terdapat pada
tabel 2.1.
P a g e | 16
Tabel 2.1 Zat gizi esensial dari setiap kelompok utama zat gizi
Keterangan :
* esensial bagi jaringan / organ tubuh tertentu.
** masalah gizi utama di Indonesia.
***potensial masalah gizi di Indonesia.
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,
dengan demikian kemampuan berpikir menurun. Otak mencapai bentuk maksimal
pada usia dua tahun. Kekuranga gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak
secara permanen.
5) Perilaku
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukan perilaku tidak
tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng, dan apatis. Hal itu menunjukan
bahwa gizi yang baik merupakan modal bagi pengembangan sumber daya manusia.
gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran
ilmu gizi biasa disebut triguna makana yaitu makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Kekurangan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis
makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makan yang lain. Jadi
mengkonsumsi makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi,
agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar,
berolah raga, berekreasi, kegiatan sosial dan kegiatan yang lain. Kebutuhan energi
dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan
lemak. Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandiai oleh berat badan
yang normal. Konsumsi energi yang melebihi kecukupan akan disimpan sebagai
cadangan di dalam tubuh berbentuk lemak atau jaringan lain. Apabila keadaan ini
berlanjut akan menyebabkan kegemukan disertai berbagai gangguan kesehatan.
Antara lain tekanan darah tinggi. Penyakit jantung, penyakit diabets melitus dll.
Tetapi apabila konsumsi energi kurang, maka cadangan energi dalam tubuh yang
berada dalam jaringan otak/lemak akan digunakan untuk menutupi kekurangan
tersebut. Apabila hal ini berlanjut, maka dapat menurunkan daya kerja, prestasi
belajar dan kreativitas. Kemudian diikuti oleh menurunnya produktivitas kerja,
merosotnya prestasi belajar dan prestasi olah raga.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energy.
Terdapat dua kelompok karbohidrat, yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat
sederhana. Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras,
jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang); dan makanan
lainnya seperti tepung, sagu, dan pisang. Sedangkan gula sebagai karbohidrat
sederhana, tidak mengandung zat gizi lain. Konsumsi gula yang berlebih dapat
mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi lain. Proses pencernaan dan penyerapan
karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung lebih lama dari pada karbohidrat
sederhana. Sehingga dengan mengkonsumsi karbohidrat kompleks, orang tidak
segara merasa lapar. Sedangkan gula atau karbohidrat sederhana langsung dapat
P a g e | 21
diserap dan dipergunakan tubuh sebagai energi, sehinga cepat menimbulakan rasa
lapar.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan
energy.
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan
K, serta menambah lezatnya hidangan. Jika seseorang mengkonsumsi lemak dan
minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain. Akibatnya,
kebutuhan zat gizi yang lain tidak terpenuhi. Dianjurkan, konsumsi lemak dan
minyak dalam makanan sehari-hari tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi.
Adapun komposisi konsumsi lemak yang dianjurkan adalah : 2 bagian makanan
yang mengandung sumber lemak nabagi, dan 1 bagian mengandung sumber lemak
hewani.
5. Gunakan garam beryodium
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3
(Kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994, semua
garm yang beredar di Indonesia harus mengandung yodium. kebijaksanaan ini
berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAJY) di Indonesia. Untuk menghindari pengaruh sampingan dari
konsumsi garam beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk
mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per orang per hari (2• gram tiap 1000
kilo kalori), atau satu sendok teh setiap hari. Dengan mengkonsumsi garam
beryodium + 6 gram sehari, kebutuhan yodium dapat terpenuhi, namun ambang
batas penggunaan natrium tidak terlampaui. Dalam kondisi tertentu, misalnya
keringat yang berlebihan dianjurkan mengkonsumsi garam sampai 10 gram atau
dua sendok teh per orang
per hari, dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya
yodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi Zat besi secara alamiah diperoleh
dari makanan.
P a g e | 22
gula, air tajin dan makanan pralaktal lain (selain ASI lancar diproduksi). Pada usia
0-4 bulan, bayi hanya diberi ASI saja (pemberian ASI Eksklusif), karena produksi
ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh
kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI mampu memproduksi enzim
untuk mencerna makanan selain ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa
menerima makanan selain ASI, maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi,
seperti diare, alergi dan bahaya yang fatal. Tanda bahwa ASI Eksklusif memenuhi
kebutuhan bayi antara lain : bayi tidak rewel, dan tumbuh sesuai grafik pada Kartu
Menuju Sehat (KMS). ASI Eksklusif yaitu pemberian hanya air susu ibu saja tanpa
tambahan cairan atau makanan lain. Agar pemberian ASI Eksklusif dapat berhasil,
selain tidak memberikan susu formula, perlu pula diperhatikan cara menyesui yang
baik dan benar, yaitu tidak dijadwalASI diberikan sesering mungkin, termasuk
menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan payudara kanan dan kiri secara
bergantian tiap kali menyusui. Di samping itu posisi ibu bisa duduk atau tiduran
dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu.
Isapan mulut bayi pada puting susu ibu harus baik, yaitu sebagian besar areola
(bagian hitam sekitar puting) harus masuk seluruhnya ke mulut bayi.
8. Biasakan makan pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang
dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya
tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan
pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran,
sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik. Kebiasaan makan pagi juga membantu
seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk
makan pagi dapat dipilih dan disusun sesai dengan keadaan. Namun akan lebih baik
bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat
pengatur. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita gangguan
kesehatan berupa menurunya kadar gula darah dengan
tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun bahkan
pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan merosotnya konsentrasi
P a g e | 24
c) Kurang gizi
d) Penyakit / gangguan hati,
e) Kerusakan saraf otak dan jaringan.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Sejak pengolahan dan pengemasan di pabrik sampai makanan diangkut dan
dipasarkan ke tingkat pengecer/pedagang atau langsung ke konsumen, harus
dilakukan dengan cara baik dan benar. Sedangkan cara penanganan makananyang
baik di rumah tangga meliputi cara-cara : mempersiapkan, menyimpan, mencuci,
mengolah/memasak, menyimpan makanan matang, yang baik dan benar. Dengan
penyelenggaraan seperti tersebut di atas makanan akan terhindar dari kemungkinan
tercemar kuman-kuman dan bahan kimia yang membahayakan kesehatan manusia.
Menurut ilmu gizi, makanan yang man harus pula memenuhi syarat “wholesome”.
Artinya, zat-zat gizi tidak banyak yang hilang, dan bentuk fisiknya masih utuh.
Kecuali apabila makanan yang akan diolah sengaja diubah bentuk fisiknya
(misalnya, ikan dijadikan tepung, dll). Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak
aman bagi kesehatan antara lain : berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warana
makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal
kadaluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng tersebut
harus segera dimusnahkan. Sebaiknya, makanan dengan tanda-tanda tersebut tidak
dibeli dan tidak dikonsumsi, meskipun harganya sangat murah. Tanda lain dari
makanan yang tidak memenuhi syarat aman, adalah bila dalam pengolahanya
ditambahkan bahan tambahan berbahaya, seperti asam borax/bleng, formalin, zat
pewarna rhomadin B dan methanol yellow, seperti banyak dijumpai pada makanan
jajanan pasar. Oleh karena itu, produsen jajanan pasar perlu diberi penyuluhan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan
ukuran bahan-bahanyang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan
keterangan penting lain. Air minum dalam kemasan, yang banyak beredar di
pasaran, telah diproses seuai dengan ketentuan pemerintah dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan. Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa setiap produk
makanan yang dikemas harus mencantumkan keterangan pada label. Semua
P a g e | 26
keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas sangat membantu
konsumen pada saat memilih dan mengggunakan makanan ersebut, sesuai
kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen. Beberapa singkatan yang lazim
digunakan dalam label antara lain :
a. MD = makanan yang dibuat di dalam negeri
b. ML = makanan luar negeri (import)
c. Exp = tanggal kadaluarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih layak
dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi
d. SNI = Standard Nasional Indonesia, yakni keterangan bahwa mutu makanan telah
sesuai dengan persyaratan
e. SP = Sertifikat Penyuluhan
BAB III
HASIL
Deskripsi data
Berikut data yang telah didapat dari hasil pengisian kuesioner aspek
pengetahuan santri ponpes Al-Husna.
3.1 Tabel Tabulasi Pengetahuan Santri Pondok Pesantren Al Husna
Pengetahuan Santri
NO Nama umur/th tb/cm bb/kg
Setuju Tidak
1 asifah amaniah 20 155 42 9 5
2 qothrun nada s.f 18 158 43 9 5
3 fazat nailatul m 19 157 43 9 5
4 Siti Nafiatus N.A 21 157 49 9 5
5 Auliyah Az Zahra 23 165 52 8 6
6 Nurul Iza I 20 160 40 8 6
7 Ulfia Madinah 20 160 39 9 5
8 nur laily M 20 157 55 9 5
9 reni indah N.S 18 159 47 9 5
10 ima zahrotul A 21 165 51 10 4
11 dyah fitri A 18 158 51 9 5
12 ulyana M 19 154 45 9 5
13 rina maulita 18 156 49 9 5
14 nindi astia S 18 155 48 9 5
P a g e | 31
Sikap Santri
NO Nama umur/th tb/cm bb/kg
Selalu Tidak
1 asifah amaniah 20 155 42 9 6
2 qothrun nada s.f 18 158 43 10 5
3 fazat nailatul m 19 157 43 10 5
4 Siti Nafiatus N.A 21 157 49 12 3
5 Auliyah Az Zahra 23 165 52 11 4
6 Nurul Iza I 20 160 40 12 3
7 Ulfia Madinah 20 160 39 10 5
8 nur laily M 20 157 55 9 6
9 reni indah N.S 18 159 47 8 7
10 ima zahrotul A 21 165 51 7 8
11 dyah fitri A 18 158 51 11 4
12 ulyana M 19 154 45 11 4
13 rina maulita 18 156 49 11 4
14 nindi astia S 18 155 48 11 4
15 iqomul Imaniyah 20 163 53 11 4
16 najmah fairus 18 160 51 9 6
17 khotijah 21 157 46 10 5
P a g e | 39
1904
68% 32%
Berdasarkan tabel sikap diatas, diketahui bahwa responden sudah
berkontribusi dengan baik dan juga terbuka dengan penelitian yang dilakukan,
responden mengisi kuesioner dengan baik dengan hasil yang didapat yaitu dari 127
responden menyatakan setuju terkait sikap yang didapat responden di lingkungan
pondok pesantren sebanyak 68% dan sisanya sebanyak 32% menyatakan tidak
setuju terkait sikap dalam memilih makanan atau jajanan status gizi dan makanan
atau jajanan di lingkungan pondok pesantren. Berdasarkan hasil dari kolom sikap
terkait status gizi di pondok pesantren diketahui bahwasannya santri atau responden
di pondok pesantren Al-Husna telah banyak mlakukan perubahan sikap dalam
memilih makanan atau jajanan yang bersih, sehat, bergizi, dan aman untuk di
konsumsi.
PENGETAHUA
N SIKAP
N 127 127
Normal Parametersa,b Mean 8,79 10,14
Std. Deviation ,888 1,542
Most Extreme Differences Absolute ,374 ,171
Positive ,279 ,171
Negative -,374 -,164
Test Statistic ,374 ,171
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c ,000c
Berikut hasil uji statistik korelasi antara pengetahuan santri dengan sikap santri di
pondok pesantren Al-Husna :
Correlations
PENGETAHUA
N SIKAP
N 127 127
SIKAP Pearson Correlation ,173 1
N 127 127
BAB IV
KESIMPULAN
SARAN
LAMPIRAN
a. Lembar Kuesioner
P a g e | 48
P a g e | 49
P a g e | 50
b. Dokumentasi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004,
h. 1- 13.296-308
Hartono Andri. Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit. Ed. 2. Editor: Monica Ester. EGC,
Jakarta, 2006 h: 15.
Munawaroh, L. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dan Pola Makan
Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni II
Kabupaten Pekalongan,2006. [diakses pada tanggal 1 Nopember 2018] Diunduh
dari: http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0116.dir/doc.pdf