Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman Umum Persidangan KEMA
PKM ini. Tak lupa shalawat dan salam kami sampaikan kepada Rasulullah SAW, para sahabat,
serta umat yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
Dalam dinamika suatu organisasi formal, persidangan adalah bentuk diskusi penting
untuk mendapatkan kesepakatan yang memiliki kepastian hukum dan bersifat mengikat. .
Kesepakatan dari suatu persidangan berisi ketetapan dan atau keputusan yang tegas dan jelas.
Ketetapan dan keputusan suatu persidangan pada dasarnya bersifat sinergis, berlaku baik ke
dalam maupun keluar kadang disertai peraturan tambahan.
Pedoman persidangan ini merupakan landasan dalam proses persidangan organisasi di
lingkup KEMA PKM. Pedoman ini merupakan langkah awal demi terwujudnya proses
persidangan yang efektif dan efisien sesuai dengan kesepakatan bersama. Selain itu standarisasi
sistem persidangan, dan aturan persidangan serta aturan tambahan lainnya juga terdapat di
pedoman ini.
Kami menyadari bahwa Pedoman ini hanyalah titik kecil dalam luasnya ilmu
pengetahuan. Namun betapapun kecilnya, semoga dapat bermanfaat. Tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Muhammad Wahyu (Ketua Umum BPM 2018), Syamsir (Presma PKM
2018), M. Nur Akbar Aksa (Ketua umum BPM 2017), serta demisioner pengurus BPM tahun
2017. Dan secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada Manjilala S.Gz M.Gizi. Tak lupa,
kepada teman-teman BEM, HMJ /HIMA (Keperawatan, Keperawatan Pare-pare, Keperawatan
Gigi, Kebidanan, Analis Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Farmasi, Gizi, dan Fisioterapi)
dan UKM (LDK Gamais, Pramuka, PERMAKRIS, LPM Intelligent, KSR, MAHACITAKA ,
GANK, SIPARATA dan PARAGA) yang senantiasa memberikan masukan. Besar harapan
kami Pedoman Umum Persidangan ini dapat berguna sebagaimana mestinya bagi jalannya roda
organisasi kemahasiswaan Politeknik Kesehatan Makassar
Badan Perwakilan Mahasiswa
2018
Bagi Negeri Indonesia Dan Kampusku Tercinta
Politeknik Kesehatan Makassar
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam
proses pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahana
dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan
kecendekiawan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang
arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama serta menumbuhkan rasa persatuan dan
kesatuan (Kepmen Dikbud nomor:155/U/1998).
Dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan organisasi kemahasiswaan tersebut maka
dikembangkan beberapa pedoman umum. Dalam hal ini Badan Perwakilan Mahasiswa sebagai
badan legislatif dan yudikatif merancang sebuah Pedoman Umum Persidangan dalam rangka
penyelarasan pemahaman untuk meningkatkan dan menumbuhkan kerjasama serta
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan organisasi mahasiswa di lingkungan Politeknik
Kesehatan Makassar.
Persidangan merupakan salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaa organisasi
dalam pengambilan keputusan. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman
dan ketaatan terhadap aturan yang diterapkan didalam sebuah persidangan.
Pedoman Umum Persidangan dibutuhkan untuk menyelaraskan pemahaman dalam
setiap permusyawaratan organisasi mahasiswa di lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar.
Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan hasil keputusan yang
maksimal. Ruang lingkup pedoman umum persidangan meliputi deskripsi persidangan serta
teknis persidangan.
Pedoman Umum Persidangan ini berlandaskan Pedoman Umum Dasar BPM PKM
tentang tugas dan wewenang Badan Perwakilan Mahasiswa, saran dari KONGRES VII KEMA
PKM, dan merupakan hasil pikiran serta saran dari organisasi kemahasiswaan baik di
lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar maupun organisasi di luar lingkungan Politeknik
Kesehatan Makassar.
Bentuk-bentuk persidangan
Bentuk Shaf :
Bentuk Huruf U :
Bentuk Lingkaran :
Unsur-Unsur Persidangan
Hak Suara
Persidangan
Wadah dimana berkumpulnya 2 orang atau lebih yang saling berinteraksi dan
bekerjasama dalam membahas sebuah permasalahan dalam kesepakatan bersama.
E. Istilah dalam persidangan
1. Skorsing: memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan menentukan
alokasi waktu maksimal 30 menit. misalnya 1 x 15 menit atau 2 x 15 menit.
2. Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan menentukan
alokasi waktu diatas 30 menit, misalnya 1 x 45 menit atu 2 x 30 menit
3. PK/Peninjauan kembali : mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali
pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan. yaitu me-review keputusan yang
telah disepakati untuk dilakukan perbaikan (penambahan redaksi kata) tanpa
mengubah maksud dan tujuan dari hasil kesepakatan atau perubahan bukan
penghapusan.
4. Interupsi : memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang sagat
penting untuk diungkapkan.
Macam-macam Interupsi :
1. Interuption of order
Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau
memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya persidangan.
Contoh: saat pembicaraan sudah melebar dari pokok masalah maka
seseorang berhak mengajukan interuption of order agar persidangan
dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga tidak melebar dan
semakin bias.
2. Interruption of information
c) Presidium sidang 3
1) Hak Presidium sidang 3
a. Dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui
SidangPleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering
Commite)
b. Memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang
disepakati peserta
c. Mendapat kuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan dan aturan lainya.
2) Kewajiban Presidium sidang 3
a. Membantu presidium sidang 1 dalam memimpin jalannya
persidangan
b. Melihat dan mengamati jalanya persidangan
c. Melaksanakan tugas lain yang dianggap perlu
d. Menjaga kelancaran proses persidangan
Tugas SC :
a. Memandu jalanya sidang Pleno umunya sidang Pleno1
b. Membantu mengarahkan pimpinan sidang dalam proses persidangan
Wewenang SC :
7. Sidang Pleno
a. Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
c. Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
d. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan Permusyawaratan
8. Sidang Paripurna
a. Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
b. Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
2. Menutup sidang
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, sidang pleno I saya
nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok
5. Menskorsing sidang
“Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim sidang saya skorsing selama
1x 15 menit” tok…
6. Mencabut skorsing
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin skorsing 15 menit saya
cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan” tok…
7. Pending sidang
“Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim sidang saya pending selama
2x30 menit” tok…
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Nama
Tata tertib Kongres Keluarga Mahasiswa Politeknik Kesehatan Makassar ini selanjutnya
disebut TATIB Kongres VI KEMA-PKM
Pasal 2
Waktu
Kongres VI KEMA-PKM dilaksanakan pada tanggal 24-26 Februari 2017
1. 25 Februari 2017- selesai
Pasal 3
Tempat
Kongres VI KEMA-PKM bertempat di Auditorium Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes
Makassar
1) Kongres VI KEMA-PKM bertempat di Auditorium Jurusan Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Makassar
2) Kongres VI KEMA-PKM bertempat di kampus Tidung Poltekkes Kemenkes
Makassar
3) Kongres VI KEMA-PKM bertempat di kampus Poltekkes Kemenkes
Makassar
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG
Pasal 4
Kedudukan
Kongres VI KEMA-PKM merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di Poltekkes
Kemenkes Makassar
Pasal 6
Wewenang
Kongres VI KEMA-PKM berwenang :
1. Membuat keputusan dan ketetapan tentang KEMA-PKM di lingkungan Poltekkes
Kemenkes Makassar.
2. Memilih presidium sidang dari dan oleh peserta sidang.
3. Melaporkan hasil sidang kongres kepada pudir III oleh Ketua BPM PKM terpilih dan
Presiden Mahasiswa PKM terpilih.
BAB III
PESERTA
Pasal 7
Peserta
Peserta Kongres VI KEMA-PKM terdiri dari peserta penuh, peserta setengah penuh, dan
peserta peninjau :
1. Peserta penuh adalah KEMA-PKM yang terdiri dari
a. pengurus BPM-PKM, BEM-PKM, kader BEM, serta utusan dari HMJ/HIMA dan
UKM yang telah teregistrasi.
b. Demisioner BPM-PKM dan BEM-PKM periode 2016-2017
2. Peserta peninjau adalah :
a. Direktur Poltekkes Makassar atau yang mewakili
b. Demisioner BPM dan BEM
Pasal 8
KewajibanPeserta
Pasal 11
Quorum
1. Kongres VI KEMA-PKM dianggap sah dan dapat dilaksanakan bila dihadiri
sekurang-kurangnya 1/2 peserta sidang dan pleno yang telah teregistrasi Kongres VI
KEMA-PKM.
2. Bila ayat 1 belum terpenuhi, Kongres VI KEMA-PKM ditunda selama 15 menit,
setelah itu dilanjutkan dan dianggap sah.
BAB V
PERSIDANGAN
Pasal 12
Persidangan
Sidang dalam Kongres VI KEMA-PKM terdiri dari sidang Pleno, Sidang Komisi, dan Sidang
Paripurna.
Pasal 13
Sidang Pleno
1. Diikuti oleh seluruh peserta Kongres VI KEMA-PKM
2. Memilih presidium sidang
Pasal 14
Sidang komisi
Membahas dan mengesahkan dari masing-masing sidang komisi.
Pasal 15
Sidang Paripurna
Mengesahkan seluruh konsideran dari keseluruhan persidangan.
Pasal 16
Pimpinan Sidang
Pimpinan siding terdiri dari :
1. Presidium sidang sementara (SC)
2. Presidium sidang terpilih
3. Pimpinan sidang komisi
Pasal 17
Sebelum presidium sidang terpilih, sidang dipimpin oleh presidium sidang sementara yaitu
SC yang terdiri dari BPM-PKM.
Pasal 18
Pasal 19
BAB VII
PEMILIHAN PRESIDIUM SIDANG
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 24
1. Keputusan diambil dengan jalan musyawarah mufakat, bila tidak tercapai mufakat,
keputusan diambil melalui lobi selama 2 x 10 menit dan bilamasih belum tercapai
maka diadakan voting.
2. Voting dilakukan secara terbuka.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tatib ini akan diputuskan kemudian atas
kesepakatan forum Kongres VI KEMA-PKM.
Pasal 26
Contoh Konsideran :
KONGRES VII
KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
(KONGRES VII KEMA PKM)
KEPUTUSAN
KONGRES VII KEMA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASAR
Nomor:......./KONGRES VII/KEMA-PKM/VII/2017
tentang
PEMILIHAN KETUA BPM DAN PRESIDEN BEM
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
Dengan Nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, KONGRES VII KEMA PKM 2017 di
Direktorat , setelah:
Menimbang
Bahwa salah satu tugas dalam KONGRES VII KEMA PKM 2017 adalah untuk membuat pemilihan Ketua BPM
dan Presiden BEM 2018 sebagai salah satu landasan hukum internal dalam menjalankan
Organisasi Kemahasiswaan di lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar selama satu periode.
Memperhatikan
1. Hasil pembahasan peserta KONGRES VII KEMA PKM 2017 pada Komisi (.....) tentang mekanisme
pemilihan ketua dan wakil ketua BPM dan Presiden BEM.
2. Hasil pembahasan peserta KONGRES VII KEMA PKM 2017 pada Sidang...........................................
Memutuskan
Menetapkan
Pertama : Menetapkan mandat dan kepercayaan penuh terhadap nama-nama terlampir
dibawah ini sebagai Ketua BPM dan Presiden BEM Politeknik Kesehatan Makassar periode
2018.
1. ............................................
2. ............................................
.
Kedua : Menugaskan kepada Ketua BPM dan Presiden BEM Politeknik Kesehatan
Makassar untuk memimpin BEM Politeknik Kesehatan Makassar 2017.
Ditetapkan : ...........................................
Hari : ...........................................
Tanggal : ...........................................
(............................)
Sekretaris Anggota
(..................................) (...................................)
PENUTUP
Pedoman umum persidangan ini dibuat agar dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan kegiatan persidangan di Lingkungan KEMA PKM. Kami sadar bahwa kita
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT. Semakin sulit suatu perjuangan, akan semakin indah saat mencapai
kemenangan Perjuangan yang kita lakukan hari ini akan membangun kekuatan dihari
esok. Sebuah goresan kecil yang kami wariskan kepada para pewaris peradaban, semoga
dapat memberi manfaat dan menambah wawasan pengetahuan.