Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman Umum Persidangan KEMA
PKM ini. Tak lupa shalawat dan salam kami sampaikan kepada Rasulullah SAW, para sahabat,
serta umat yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
Dalam dinamika suatu organisasi formal, persidangan adalah bentuk diskusi penting
untuk mendapatkan kesepakatan yang memiliki kepastian hukum dan bersifat mengikat. .
Kesepakatan dari suatu persidangan berisi ketetapan dan atau keputusan yang tegas dan jelas.
Ketetapan dan keputusan suatu persidangan pada dasarnya bersifat sinergis, berlaku baik ke
dalam maupun keluar kadang disertai peraturan tambahan.
Pedoman persidangan ini merupakan landasan dalam proses persidangan organisasi di
lingkup KEMA PKM. Pedoman ini merupakan langkah awal demi terwujudnya proses
persidangan yang efektif dan efisien sesuai dengan kesepakatan bersama. Selain itu standarisasi
sistem persidangan, dan aturan persidangan serta aturan tambahan lainnya juga terdapat di
pedoman ini.
Kami menyadari bahwa Pedoman ini hanyalah titik kecil dalam luasnya ilmu
pengetahuan. Namun betapapun kecilnya, semoga dapat bermanfaat. Tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Muhammad Wahyu (Ketua Umum BPM 2018), Syamsir (Presma PKM
2018), M. Nur Akbar Aksa (Ketua umum BPM 2017), serta demisioner pengurus BPM tahun
2017. Dan secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada Manjilala S.Gz M.Gizi. Tak lupa,
kepada teman-teman BEM, HMJ /HIMA (Keperawatan, Keperawatan Pare-pare, Keperawatan
Gigi, Kebidanan, Analis Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Farmasi, Gizi, dan Fisioterapi)
dan UKM (LDK Gamais, Pramuka, PERMAKRIS, LPM Intelligent, KSR, MAHACITAKA ,
GANK, SIPARATA dan PARAGA) yang senantiasa memberikan masukan. Besar harapan
kami Pedoman Umum Persidangan ini dapat berguna sebagaimana mestinya bagi jalannya roda
organisasi kemahasiswaan Politeknik Kesehatan Makassar
Badan Perwakilan Mahasiswa
2018
Bagi Negeri Indonesia Dan Kampusku Tercinta
Politeknik Kesehatan Makassar

1 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam
proses pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahana
dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan
kecendekiawan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang
arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama serta menumbuhkan rasa persatuan dan
kesatuan (Kepmen Dikbud nomor:155/U/1998).
Dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan organisasi kemahasiswaan tersebut maka
dikembangkan beberapa pedoman umum. Dalam hal ini Badan Perwakilan Mahasiswa sebagai
badan legislatif dan yudikatif merancang sebuah Pedoman Umum Persidangan dalam rangka
penyelarasan pemahaman untuk meningkatkan dan menumbuhkan kerjasama serta
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan organisasi mahasiswa di lingkungan Politeknik
Kesehatan Makassar.
Persidangan merupakan salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaa organisasi
dalam pengambilan keputusan. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman
dan ketaatan terhadap aturan yang diterapkan didalam sebuah persidangan.
Pedoman Umum Persidangan dibutuhkan untuk menyelaraskan pemahaman dalam
setiap permusyawaratan organisasi mahasiswa di lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar.
Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan hasil keputusan yang
maksimal. Ruang lingkup pedoman umum persidangan meliputi deskripsi persidangan serta
teknis persidangan.
Pedoman Umum Persidangan ini berlandaskan Pedoman Umum Dasar BPM PKM
tentang tugas dan wewenang Badan Perwakilan Mahasiswa, saran dari KONGRES VII KEMA
PKM, dan merupakan hasil pikiran serta saran dari organisasi kemahasiswaan baik di
lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar maupun organisasi di luar lingkungan Politeknik
Kesehatan Makassar.

2 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Maksud disusunnya Pedoman Umum Persidangan adalah untuk digunakan sebagai
pedoman atau acuan bagi organisasi kemahasiswaan di lingkungan Politeknik Kesehatan
Makassar dalam pengelolaan persidangan.
2. Tujuan
Pedoman Umum Persidangan bertujuan untuk menciptakan kelancaran persidangan yang
efektif dan efisien dalam rangka mendukung tertib pelaksanaan tugas dan fungsi di organisasi
mahasiswa di lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar.
C. ASAS
1. Asas Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan persidangan perlu dilakukan secara efektif dan efesien dalam
pengambilan keputusan.
2. Asas Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan persidangan dapat dipertanggungjawabkan dari segi prosedur,
kewenangan serta keabsahan.
3. Asas kecepatan dan ketepatan
Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi satuan kerja atau organisasi,
persidangan diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran, antara lain dilihat dari
prosedural, pengambilan keputusan, serta hasil keputusan akhir.
4. Asas fleksibel
Persidangan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan atau metode yang kreatif
dan inovatif dalam pengambilan keputusan selama tidak menyimpang dari tujuan
KEMA PKM.

3 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


BAB II
DESKRIPSI PERSIDANGAN
A. Pengertian Persidangan
Sidang merupakan berkumpul, bermusyawarah dan berunding (Muhammad
ali, kamus lengkap BI). Persidangan diartikan sebagai pertemuan (meeting), rapat,
musyawarah atau berkumpul untuk proses pengambilan keputusan penting. Sehingga
wajar bila dalam dinamika persidangan, terjadi dialetika yang cukup keras diantara
peserta untuk saling mempertahankan gagasannya. Persidangan merupakan pertemuan
untuk membicarakan sesuatu atau rapat (KBBI).
B. Ciri-ciri persidangan :
1. Forum yang dibentuk untuk sebuah tujuan berdasarkan hasil kesepakatan
bersama,
2. Peserta adalah orang-orang tertentu yang merupakan perwakilan dari sub
organisasi atau kelompok-kelompok tertentu. Biasanya dalam persidangan
dapat pula dihadiri oleh orang-orang yang termasuk dalam kelompok peninjau
3. Hasil keputusan dalam persidangan memiliki kekuatan hukum yang mengikat
para anggotanya untuk mematuhi apa yang telah disepakati bersama.
C. Jenis-jenis persidangan
1. Sidang Pleno
Sidang Pleno merupakan jenis sidang yang membahas permusyawaratan
secara keseluruhan.
-Rapat komisi
Rapat komisi merupakan jenis rapat kelompok yang terdiri dari anggota
masing-masing komisi yang secara khusus membahas materi yang menjadi
tugas dari komisi yang bersangkutan.
2. Sidang Paripurna
Sidang Paripurna Merupakan jenis sidang untuk memutuskan segala
ketetapan dari semua hasil permusyawaratan

Bentuk-bentuk persidangan

 Bentuk Shaf :

 Bentuk Huruf U :

 Bentuk Lingkaran :

 Bentuk Tapal Kuda :

“Garis Hitam adalah PosisiPimpinan Sidang”

4 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


D. Unsur-unsur persidangan
1. Pimpinan Sidang
 Ketua, merupakan Pimpinan sidang yang bertindak sebagai Presidium
Sidang 1.
 Notulen, merupakan Pimpinan sidang yang bertindak sebagai Presidium
Sidang 2.
 Anggota merupakan, Pimpinan siding yang bertindak sebagai Presidium
Sidang 3.
2. Peserta Sidang
Peserta sidang terdiri dari 2 :
1. Peserta Penuh
2. Peserta Peninjau
3. Masalah
Masalah yang dimaksud adalah Agenda dan semua pokok pembahasan
khusus dalam persidangan yang telah tercantum dalam agenda acara
persidangan.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimaksud adalah Tempat, Meja, Kursi, Palu
sidang. (kondisional).

Secara umum persidangan dapat disimpulkan sebagai berikut :

Unsur-Unsur Persidangan

Pimpinan Sidang Peserta Sidang Masalah Sarana Prasarana

1. Ketua Mereka yang dimandat Agenda pembahasan Tempat, Meja, Kursi,


2. Notulen oleh sebuah organisasi khusus sebuah Palu siding.
3. Anggota persidangan (kondisional)

Peserta Penuh : Peserta Peninjau

Memiliki Hak Hanya Memiliki


Bicara dan juga Hak Bicara Tanpa
memiliki Hak Suara

Hak Suara

Persidangan

5 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017

Wadah dimana berkumpulnya 2 orang atau lebih yang saling berinteraksi dan
bekerjasama dalam membahas sebuah permasalahan dalam kesepakatan bersama.
E. Istilah dalam persidangan
1. Skorsing: memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan menentukan
alokasi waktu maksimal 30 menit. misalnya 1 x 15 menit atau 2 x 15 menit.
2. Pending : memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan menentukan
alokasi waktu diatas 30 menit, misalnya 1 x 45 menit atu 2 x 30 menit
3. PK/Peninjauan kembali : mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali
pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan. yaitu me-review keputusan yang
telah disepakati untuk dilakukan perbaikan (penambahan redaksi kata) tanpa
mengubah maksud dan tujuan dari hasil kesepakatan atau perubahan bukan
penghapusan.
4. Interupsi : memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang sagat
penting untuk diungkapkan.
Macam-macam Interupsi :
1. Interuption of order
Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau
memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya persidangan.
Contoh: saat pembicaraan sudah melebar dari pokok masalah maka
seseorang berhak mengajukan interuption of order agar persidangan
dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga tidak melebar dan
semakin bias.
2. Interruption of information

6 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu diperhatikan oleh seluruh
peserta sidang termasuk pimpinan sidang. Informasi bisa internal (contoh:
informasi atau data tentang topik yang dibahas) ataupun eksternal (contoh:
situasi kondisi di luar ruang sidang yang mungkin dapat berpengaruh
terhadap jalannya persidangan).
3. Interruption of clarification
Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi tentang pernyataan
peserta sidang lainnya agar tidak terjadi penangkapan bias ketika
seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu
pernyataan.
4. Interruption of explanatio
Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan yang kita
sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu
pelurusan terhadap pernyataan kita.
5. Interruption of personal
Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang disampaikan
oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang
secara pribadi.

5. Lobying : suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat


dalam pengambilan keputusan
6. Pencerahan, yaitu upaya peserta sidang untuk meluruskan kesalahpahaman yang
terjadi antara peserta sidang yang lain.
7. Voting, yaitu proses pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak.
8. Walkout, yaitu saat dimana peserta sidang keluar ruangan dengan alasan tidak
menyetujui keputusan sidang.
9. Quorum, yaitu syarat jumlah peserta sidang dimulai, agar keputusan dapat
dianggap sah.
10. Konsideran, yaitu proses mengingat menimbang dalam menetapkan putusan
sidang.
11. Opsi, yaitu usulan/pendapat yang dikemukakan oleh peserta sidang untuk
mendapatkan suatu keputusan.
12. Afirmasi, adalah argumen yang di sampaikan oleh peserta sidang untuk
memperkuat pendapat yang telah di kemukakan sebelumnya dengan
memberikan penjelasan yang logis.

7 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


BAB III
TEKNIS PERSIDANGAN
A. Aturan Umum Persidangan
1. Peserta
a. Peserta
a) Peserta Penuh
1) Hak peserta penuh :
a. Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
b. Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan
keputusan
c. Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses
pemilihan
d. Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
2) Kewajiban peserta penuh :
a. Menaati tata tertib persidangan.
b. Menjaga ketenangan persidangan.

8 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


c. Berpartisipasi dalam mencari penyelesaian permasalahan yang di
bicarakan dan ikut serta menyumbang buah fikiran yang positif dan
bermanfaat.
b) Peserta Peninjau
1) Hak peserta peninjau :
Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan
mengajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
2) Kewajiban Peninjau:
a. Menaati tata tertib persidangan.
b. Menjaga ketenangan persidangan.
c. Berpartisipasi dalam mencari penyelesaian permasalahan yang di
bicarakan dan ikut serta menyumbang buah fikiran yang positif dan
bermanfaat.
2. Pimpinan sidang
a) Presidium sidang 1
1) Hak Presidium sidang 1
a. Dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang
Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering Commite)
b. Memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan
yang disepakati peserta
c. Mendapat kuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan dan aturan lainya.
2) Kewajiban Presidium sidang 1
a. Memimpin dan mengarahkan perserta sidang untuk
menyelesaikan masalah
b. Menjelaskan masalah yang akan dibahas
c. Menjaga kelancaran proses persidangan
d. Menentukan kesepakatan dalam setiap putusan
e. Menyimpulkan dan menjelaskan hasil-hasil setiap keputusan
f. Bertanda tangan disetiap konsideran
b) Presidium sidang 2
1) Hak Presidium sidang 2

9 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


a. Dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui
SidangPleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering
Commite)
b. Memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang
disepakati peserta
c. Mendapat kuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan dan aturan lainya.
2) Kewajiban Presidium sidang 2
a. Membantu presidium sidang 1 dalam memimpin jalannya
persidangan
b. Menotulensikan segala keputusan persidangan
c. Membuat Surat Peringatan (SP) kepada peserta jika dibutuhkan.
d. Menjaga kelancaran proses persidangan
e. Mengisi setiap konsideram persidangan
f. Bertanda tangan disetiap konsideran

c) Presidium sidang 3
1) Hak Presidium sidang 3
a. Dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui
SidangPleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah (Steering
Commite)
b. Memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang
disepakati peserta
c. Mendapat kuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib
persidangan dan aturan lainya.
2) Kewajiban Presidium sidang 3
a. Membantu presidium sidang 1 dalam memimpin jalannya
persidangan
b. Melihat dan mengamati jalanya persidangan
c. Melaksanakan tugas lain yang dianggap perlu
d. Menjaga kelancaran proses persidangan

10 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


e. Bertanda tangan disetiap konsideran
3. Syarat-syarat pimpinan sidang:
a. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
b. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
c. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
d. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
4. Sikap pimpinan sidang :
a. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
b. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
c. Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta
5. Mekanisme pemilihan pimpinan sidang
a. Diusulkan atau mengajukan diri
b. Pemilihan berdasarkan suara terbanyak atau secara aklamasi selanjutnya
diatur berdasarkan kesepakatan forum
6. SC (Sterring Commite)
a. DPO/DKO atau Demisioner
b. Penggurus BPM
c. Pengurus BEM
d. Pengurus inti HMJ/UKM

Tugas SC :
a. Memandu jalanya sidang Pleno umunya sidang Pleno1
b. Membantu mengarahkan pimpinan sidang dalam proses persidangan

Wewenang SC :

Mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan


atau Peserta Sidang Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu
menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan.

7. Sidang Pleno
a. Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
c. Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
d. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan Permusyawaratan
8. Sidang Paripurna
a. Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
b. Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang

11 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


c. Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang
berhubungan dengan Permusyawaratan
9. Rapat Komisi
a. Rapat Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
b. Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan
oleh Sidang Pleno
c. Rapat Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris rapat
d. Pimpinan Rapat Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi
tersebut
10. Pelaksanaan Interupsi,Afirmasi,Pencerahan dan Opsi
a. Dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara
setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang
b. Berlaku selama tidak menggangu persidangan.
11. Pelaksanaan Qourum
a. Jumlah peserta minimal ½ +1 (50,1 % ) dari jumlah peserta. (quota
forum dikondisikan )
b. Perhitungan quorum dilihat dari absesnsi terakhir dengan menjadikan
absensi sebelumnya menjadi acuan dalam perhitungan suatu qourum
12. Pembahasan
a. BAB/BAB
b. PASAL/PASAL
c. POINT/POINT
13. Aturan Ketukan Palu Dan kondisi lainya
1. Satu (1) kali ketukan
a. Menerima dan mengalihkan pimpinan siding yang lama ke pimpinan siding
yang baru.
b. Mengesahkan keputusan/ kesepakatan peserta sidang poin per poin (keputusan
sementara).
c. Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu
lama.biasanya skor 1×15 menit dll.) sehingga peserta sidang tidak perlu
meninggalkan tempat sidang.
d. Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru
e. Peninjaun kembali
2. Dua (2) kali ketukan
Untuk Pending dan mencabut Pending Sidang dalam waktu yang lama misalnya
2 x 20 atau 1 x 60 menit misalnya istirahat, lobying, sembahyang, makan.
3. Tiga (3) kali ketukan
a. Membuka/menutup sidang atau acara resmi.

12 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


b. Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang
4. Ketukan lebih dari tiga (3) kali (berkali-kali)
a. Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh.
b. Untuk menertibkan dan menenangkan persidangan dalam keadaan kacau
dengan fungsi untuk menetralisir forum.
“Ketukan yang dimaksud adalah menggunakan kepala palu sidang”
5. Contoh Kalimat Yang Dipakai Oleh Presidium Sidang
1. Membuka sidang
“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I saya
nyatakan dibuka. ” tok…….tok…….tok

2. Menutup sidang
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, sidang pleno I saya
nyatakan ditutup.” Tok……..tok……..tok

3. Mengalihkan pimpinan sidang


“Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim pimpinan sidang yang lama
saya alihkan kepada pimpinan sidang yang baru” tok....

4. Mengambil alih pimpinan sidang


“Dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin pimpinan sidang yang
baru saya terima dari pimpinan sidang yang lama” tok....

5. Menskorsing sidang
“Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim sidang saya skorsing selama
1x 15 menit” tok…

6. Mencabut skorsing
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin skorsing 15 menit saya
cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan” tok…

7. Pending sidang
“Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim sidang saya pending selama
2x30 menit” tok…

8. Mencabut pending siding


“Dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil alamin pending siding 2x 30
menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan” tok…

9. Memberi peringatan dan menetralisir forum persidangan


Tok. Tok. Tok. Tok. Tok.tok......... “Peserta sidang harap tenang !”

10. Peninjauan Kembali (PK)


“Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahimalamin Bab 9 di tinjau kembali
Tok.…

6. Langkah-langkah pengambilan keputusan

13 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


a. Musyawarah untuk mufakat: pengambilan berdasarkan kesepakatan bersama
seluruh peserta sidang
b. Lobby: apabila dalam musyawarah tidak mendapatkan kesepakatan bersama
maka langkah yang digunakan adalah lobbying antara peserta sidang yang pro
dan kontra.
c. Voting: apabila dalam lobbying tidak mendapatkan kesepakatan bersama maka
langkah yang digunakan adalah voting.
a.voting terbuka: setiap peserta langsung memberikan hak suaranya secara
terbuka, misalkan dengan mengangkat tangan ataupun berdiri.
b.Voting tertutup : setiap peserta memberikan hak suaranya secara tertutup,
misalkan dengan menggunakan kertas.
B. Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat
persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai
universal dimasyarakat.
Unsur –unsur dalam Tata Tertib Persidangan :
Berisi Bab, dan Pasal
1. Ketentuan Umum
2. Kedudukan, Tugas dan Wewenang
3. Peserta (Hak, Kewajiban )
4. Sanksi
5. Qorum
6. Persidangan
7. Pimpinan Sidang
8. Pemilihan Presidium sidang
9. Putusan
10. Ketentuan Penutup

14 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


Contoh Tata Tertib Persidangan :

TATA TERTIB KONGRES VI

Keluarga Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Nama
Tata tertib Kongres Keluarga Mahasiswa Politeknik Kesehatan Makassar ini selanjutnya
disebut TATIB Kongres VI KEMA-PKM
Pasal 2
Waktu
Kongres VI KEMA-PKM dilaksanakan pada tanggal 24-26 Februari 2017
1. 25 Februari 2017- selesai

Pasal 3
Tempat
Kongres VI KEMA-PKM bertempat di Auditorium Jurusan Fisioterapi Poltekkes Kemenkes
Makassar
1) Kongres VI KEMA-PKM bertempat di Auditorium Jurusan Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Makassar
2) Kongres VI KEMA-PKM bertempat di kampus Tidung Poltekkes Kemenkes
Makassar
3) Kongres VI KEMA-PKM bertempat di kampus Poltekkes Kemenkes
Makassar
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG

Pasal 4
Kedudukan
Kongres VI KEMA-PKM merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di Poltekkes
Kemenkes Makassar

15 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


Pasal 5
Tugas
Kongres VI KEMA-PKM bertugas :
1. Menetapkan agenda acara Kongres VI KEMA-PKM
2. Menetapkan tata tertib Kongres VI KEMA-PKM
3. Pembacaan laporan pelaksanaan tugas BPM-PKM
4. Pembacaan Laporan pertanggung jawaban BEM-PKM
5. Menetapkan Demisioner BPM-PKM dan BEM-PKM
6. Pembahasan dan penetapan AD/ART KEMA-PKM
7. Pembahasan dan penetapan GBHO KEMA-PKM
8. Menetapkan mekanisme pemilihan Ketua BPM dan wakil Ketua BPM PKM
9. Menetapkan rekomendasi Kongres KEMA-PKM
10. Menetapkan Presiden Mahasiswa dan Wakil Persiden Mahasiswa yang telah terpilih
dari pemilu raya.
11. Memilih dan menetapkan Ketua BPM dan Wakil Ketua BPM-PKM

Pasal 6
Wewenang
Kongres VI KEMA-PKM berwenang :
1. Membuat keputusan dan ketetapan tentang KEMA-PKM di lingkungan Poltekkes
Kemenkes Makassar.
2. Memilih presidium sidang dari dan oleh peserta sidang.
3. Melaporkan hasil sidang kongres kepada pudir III oleh Ketua BPM PKM terpilih dan
Presiden Mahasiswa PKM terpilih.
BAB III
PESERTA

Pasal 7
Peserta
Peserta Kongres VI KEMA-PKM terdiri dari peserta penuh, peserta setengah penuh, dan
peserta peninjau :
1. Peserta penuh adalah KEMA-PKM yang terdiri dari
a. pengurus BPM-PKM, BEM-PKM, kader BEM, serta utusan dari HMJ/HIMA dan
UKM yang telah teregistrasi.
b. Demisioner BPM-PKM dan BEM-PKM periode 2016-2017
2. Peserta peninjau adalah :
a. Direktur Poltekkes Makassar atau yang mewakili
b. Demisioner BPM dan BEM
Pasal 8
KewajibanPeserta

Seluruh peserta Kongres VI KEMA-PKM berrkewajiban untuk :


1. Memenuhi seluruh tata tertib Kongres VI KEMA-PKM
2. Seluruh peserta wajib memakai tanda peserta selama Kongres VI KEMA PKM
berlangsung antara lain: PDH/almamater, pakaian yang sopan dan ID card.
3. Mengikuti semua kegiatan yang telah dijadwalkan, kecuali berhalangan dengan
alasan rasional dan persetujuan presidium sidang.

16 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


4. Menjaga ketertiban dan kesopanan selama sidang berlangsung.
5. Wajib melakukan registrasi sebelum kegiatan kongres dimulai
6. Wajib hadir 10 menit sebelum sidang dimulai dan mengisi daftar hadir.
7. Wajib mengisi absensi disetiap sidang.
Pasal 9
Hak Peserta

1. Hak Peserta Kongres VI KEMA-PKM


Peserta penuh : memiliki hak suara, hak bicara, memilih dan dipilih.
Peserta peninjau : memiliki hak bicara
2. Semua peserta berhak berkomunikasi secara tulisan maupun lisan dengan tertib.
Pasal 10
Sanksi
1. Peserta digugurkan hak bicaranya dalam Kongres VI KEMA-PKM bila tidak
mengikuti sidang pleno sebanyak 2 kali tanpa izin dan alasan yang rasional
2. Peserta penuh digugurkan hak bicara dan hak memilihnya dalam Kongres VI KEMA-
PKM bila tidak mengikuti sidang pleno sebanyak 2 kali tanpa izin dan alasan yang
rasional.
BAB IV
QUORUM

Pasal 11
Quorum
1. Kongres VI KEMA-PKM dianggap sah dan dapat dilaksanakan bila dihadiri
sekurang-kurangnya 1/2 peserta sidang dan pleno yang telah teregistrasi Kongres VI
KEMA-PKM.
2. Bila ayat 1 belum terpenuhi, Kongres VI KEMA-PKM ditunda selama 15 menit,
setelah itu dilanjutkan dan dianggap sah.

BAB V
PERSIDANGAN

Pasal 12
Persidangan
Sidang dalam Kongres VI KEMA-PKM terdiri dari sidang Pleno, Sidang Komisi, dan Sidang
Paripurna.

Pasal 13
Sidang Pleno
1. Diikuti oleh seluruh peserta Kongres VI KEMA-PKM
2. Memilih presidium sidang
Pasal 14
Sidang komisi
Membahas dan mengesahkan dari masing-masing sidang komisi.

Pasal 15
Sidang Paripurna
Mengesahkan seluruh konsideran dari keseluruhan persidangan.

17 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


BAB VI
PIMPINAN SIDANG

Pasal 16
Pimpinan Sidang
Pimpinan siding terdiri dari :
1. Presidium sidang sementara (SC)
2. Presidium sidang terpilih
3. Pimpinan sidang komisi

Pasal 17

Sebelum presidium sidang terpilih, sidang dipimpin oleh presidium sidang sementara yaitu
SC yang terdiri dari BPM-PKM.

Pasal 18

1. Presidium sidang Kongres VI KEMA-PKM bertugas memimpin sidang pleno.


2. Presidium sidang Kongres VI KEMA-PKM merupakan satu kesatuan yang terdiri
dari seorang ketua merangkap anggota, sekretaris merangkap anggota, dan satu
anggota.

Pasal 19

1. Tugas presidium sidang sementara (SC) :


Memimpin sidang Pleno sampai terpilihnya pimpinan sidang tetap.
2. Tugas presidium sidang :
Memimpin sidang pleno
3. Tugas pimpinan sidang komisi :
a. Memimpin sidang komisi
b. Menyampaikan hasil sidang komisi dalam sidang pleno.

BAB VII
PEMILIHAN PRESIDIUM SIDANG
Pasal 20

Presidium sidang dipilih dari dan oleh peserta Kongres VI KEMA-PKM

Pasal 21

Pimpinan sidang komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi

Pasal 22

Prosedur pemilihan presidium sidang :


1. Melalui dua tahap, yaitu tahap pencalonan dan tahap pemilihan.

18 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


2. Tiap peserta berhak mengajukan satu calon.
3. Calon presidium sidang dianggap sah bila didukung minimal 10 peserta.
4. Calon presidium sidang yang sah harus menyampaikan kesediaannya didepan
peserta.
5. Calon sah yang memperoleh suara terbanyak otomatis menjadi ketua, sekertaris,
dan anggota sesuai urutan suara
6. Pencalonan presidium sidang dilakukan secara terbuka.
7. Tahap pemilihan dilakukan secara terbuka.
BAB VIII
PUTUSAN
Pasal 23

1. Keputusan Kongres VI KEMA-PKM adalah putusan yang mempunyai kekuatan


hukum kedalam.
2. Ketetapan Kongres VI KEMA-PKM merupakan keputusan yang mengikat kedalam
dan keluar.

Pasal 24

1. Keputusan diambil dengan jalan musyawarah mufakat, bila tidak tercapai mufakat,
keputusan diambil melalui lobi selama 2 x 10 menit dan bilamasih belum tercapai
maka diadakan voting.
2. Voting dilakukan secara terbuka.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tatib ini akan diputuskan kemudian atas
kesepakatan forum Kongres VI KEMA-PKM.

Pasal 26

Segala sesuatu yang berhubungan dengan Kongres VI KEMA-PKM yang bertentangan


denganTatib ini dinyatakan tidak berlaku.

19 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


C. Konsideran
Konsideran persidangan merupakan hasil seluruh keputusan yang telah
ditetapkan dan dishkan oleh pimpinan sidang dalam suatu permusyawaratan dengan
memperhatikan aturan umum organisasi.
Unsur –unsur dalam Konsideran Persidangan :
Berisi :
1. Judul konsideran
2. Nomor Konsideran
3. Keputusan
4. Menimbang
5. Mengingat
6. Memperhatikan
7. Memutuskan
8. Tempat, hari dan tanggal
9. Ttd pimpinan sidang

Contoh Konsideran :

KONGRES VII
KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
(KONGRES VII KEMA PKM)

KEPUTUSAN
KONGRES VII KEMA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASAR
Nomor:......./KONGRES VII/KEMA-PKM/VII/2017
tentang
PEMILIHAN KETUA BPM DAN PRESIDEN BEM
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

Dengan Nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, KONGRES VII KEMA PKM 2017 di
Direktorat , setelah:
Menimbang
Bahwa salah satu tugas dalam KONGRES VII KEMA PKM 2017 adalah untuk membuat pemilihan Ketua BPM
dan Presiden BEM 2018 sebagai salah satu landasan hukum internal dalam menjalankan
Organisasi Kemahasiswaan di lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar selama satu periode.

20 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


Mengigat
1. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional N0. 155/O/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.
2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Undang-undang No. 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan.

Memperhatikan
1. Hasil pembahasan peserta KONGRES VII KEMA PKM 2017 pada Komisi (.....) tentang mekanisme
pemilihan ketua dan wakil ketua BPM dan Presiden BEM.
2. Hasil pembahasan peserta KONGRES VII KEMA PKM 2017 pada Sidang...........................................

Memutuskan
Menetapkan
Pertama : Menetapkan mandat dan kepercayaan penuh terhadap nama-nama terlampir
dibawah ini sebagai Ketua BPM dan Presiden BEM Politeknik Kesehatan Makassar periode
2018.
1. ............................................
2. ............................................
.
Kedua : Menugaskan kepada Ketua BPM dan Presiden BEM Politeknik Kesehatan
Makassar untuk memimpin BEM Politeknik Kesehatan Makassar 2017.

Ditetapkan : ...........................................
Hari : ...........................................
Tanggal : ...........................................

Pi mpinan Presidium Sidang


Ketua

(............................)
Sekretaris Anggota

(..................................) (...................................)

21 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


D. Sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam
tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi. Dengan mempertimbangkan saran,
dan usulan peserta sidang yang lain.

22 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017


BAB IV

PENUTUP

Pedoman umum persidangan ini dibuat agar dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan kegiatan persidangan di Lingkungan KEMA PKM. Kami sadar bahwa kita
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT. Semakin sulit suatu perjuangan, akan semakin indah saat mencapai
kemenangan Perjuangan yang kita lakukan hari ini akan membangun kekuatan dihari
esok. Sebuah goresan kecil yang kami wariskan kepada para pewaris peradaban, semoga
dapat memberi manfaat dan menambah wawasan pengetahuan.

“HADIAH TAK SELALU TERBUNGKUS DENGAN INDAH.


KADANG TERBUNGKUS DENGAN MASALAH, TAPI DIDALAMNYA
TERDAPAT KEBERKAHAN”

23 Pedoman Umum Persidangan BPM PKM 2017

Anda mungkin juga menyukai