Anda di halaman 1dari 16

BAB I

KONSEP MEDIS
BBLR ( BERAT BADAN LAHIR RENDAH)

A. Definisi :
a. Berat Badan Lahir Rendah merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir (Sofian, 2012., yang dikutip oleh Nurarif,
Amin Huda & Kusuma, Hardi., 2016)
b. Berat Badan Lahir Rendah atau Low Birth weight (LBW) adalah bayi dengan berat
badan lahir dibawah 2500 gr dan merupakan sebuah masalah di berbagai Negara
dengan insiden 30-40% ( term 20-30% dan preterm 10-20%) (K. Suresh., S.
Saravanan., 2017).
Berat Badan Lahir Rendah (Low Birth Weight/LBW) adalah sebuah masalah resiko
tinggi pada kesehatan anak dan merupakan masalah kesehatan umum disetiap negara
yang sedang berkembang.
B. Klasifikasi :
1. Cukup bulan ( 37 – 41 minggu ), post term ( > 42 minggu ) akan tetapi memiliki
berat badan 2500  SGA ( Small for Gestational Age / KMK (Kecil untuk Masa
kehamilan)
2. Kurang bulan ( 28 - < 37 minggu ) dengan berat badan sesuai dengan usia
kehamilan  prematur.
3. Kurang bulan ( 28 - < 37 minggu) dengan berat badan kurang dari usia kehamilan
 prematur murni + KMK
4. Bila usia kehamilan tidak diketahui atau terjadi pada bayi besar ( pada ibu dengan
diabetes melitus )

Klasifikasi menggunakan “ DUBOWITZ SCORE”


 Kematangan fisik
 Kematangan neurologist
Menurut Proverawati (2010) klasifikasi BBLR meliputi :
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram
2) Bayi berat lahir sangat rendah(BBLRS) dengan berat lahir 1000-1500) gram
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000
gram
b. Menurut masa gestasenya
1) Prematuritas murni yaitu masa gestasenya kurang dari 37 minggu dan berat
badanny sesuai dengan berat badan untuk gestase atau biasa disebut neonates
kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan (NKB-SMK)
2) Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa gestase pada waktu itu. Bayi mengalami retardase
pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan
(KMK).

C. Etiologi
1. Prematur : 50 %  diketahui diantaranya:
 Kehamilan ganda
 Hidramnion
 Perdarahan antepartum
 Penyakit pada wanita hamil  induksi atau persalinan prematur.
2. SGA / KMK
 Kongenital
 Infeksi
 Umum  gangguan aliran darah ke janin.
Etiologi yang merupakan faktor yang dapat menyebabkan kedua hal tersebut :
 Sosial ekonomi rendah
 Merokok sewaktu hamil.
 Narkotik.
 Kurang gizi
 Ibu pendek ( tinggi < 150 cm )
 Radiasi.
 Bahan bahan teratogen.
 Gangguan metabolisme pada janin.
D. Manisfestase Klinik
Menurut Nuarif dan Kusuma (2016) manifestase klini pada BBLR terbagi menjadi 2
bagian yaitu :
a. Sebelum bayi lahir
1) Pada anamneses sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus
dan lahir mati
2) Pergerakan janin lamban walaupun kehamilan sudah agak lanjut
3) Pertambahan BB ibu lamban dan tidak sesuai
4) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan uasia kehamilan
b. Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retardase pertumbuhan intrauterine
2) Bayi premature yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu
3) Bayi premature dengan pertumbuhan yang kurang sempurna organ tubuh
bagian dalam
E. Pemeriksaan Penunjang
1) Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai dengan
23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir ( menurun bila ada sepsis)
2) Hematocrit :43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurnan kadar menunjukkan anemia atau haemoragic
prenatal/perinatal)
3) Hemoglobin : 15-20 gr/dl (kadar rendah biasanya berhubungan dengan anemia
atau hemolysis berlebihan)
4) Destrosix : glukosa pertama selama 4-6 jam setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga
5) Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari dan 12
mg/sl pada 3-5 hari
6) Pemantauan elektrolit(Na, K,Cl) biasanya dalam batas normal)
7) Pemeriksaan analisa gas darah
F. Penatalaksanaan
1) Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi
maka suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan ketat
2) Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi
3) Pengawasan nutrisi (ASI). Reflex menelan belum sempurna, maka pemberian
nutrisi harus lebih hati-hati. Kebutuhan nutrisi dimulai dengan pemberian cairan /
ASI 50-60/kg BB/hari, kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB/hari, kebutuhan kalori 110
kal/kg BB
4) Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan dilakukan
dengan ketat
5) Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh yang hangat
6) Kepala bayi ditutup topi beri oksigen bila perlu
7) Tali pusat dalam keadaan bersih
8) Beri minum dengan tetes atau sonde dengan pemberian ASI.
G. Pengaturan Suhu untuk Bayi Baru Lahir Rendah
1) Neutral Temperature Enviroment (NTE) adalah kondisi dimana konsumsi oksigen
bayi dengan kecepatan metabolismenya minimal serta suhu tubuh berada dalam
batas normal yaitu : 36,5 – 37o C.
2) Lingkungan Suhu Netral ( Buku Pegangan /Panduan PesertaPONEK, 2015)
adalah sebagai berikut :

Suhu
Usia dan BB
Awal ( o C) Kisaran ( oC)
0 - 6 jam
Dibawah 1200 gr 35,0 34,0-35,1
1200-1500 gram 34,1 33,9-34,4
1501-2500 gram 33,4 32,8-33,8
Diatas 2500 gram 32,9 32,0-33,8
6-12 jam
Dibawah 1200 gr 35,0 34,0-35,4
1200-1500 gram 34,0 33,5-43,4
1501-2500 gram 33,1 32,2-33,8
Diatas 2500 gram 32,8 31,4-33,8
12-24 jam
Dibawah 1200 gr 34,0 34,0-35,4
1200-1500 gram 33,8 33,3-34,8
1501-2500 gram 32,8 31,8-33,8
Diatas 2500 gram 32,4 31,0-33,7
24-36 jam
Dibawah 1200 gr 34,0 34,0-35,0
1200-1500 gram 33,6 33,1-34,2
1501-2500 gram 32,6 31,6-33,6
Diatas 2500 gram 32,1 30,7-33,5
36-48 jam
Dibawah 1200 gr 34,0 34,0-35,0
1200-1500 gram 33,5 33,0-34,1
1501-2500 gram 32,5 31,4-33,5
Diatas 2500 gram 31,9 30,5-33,5
72-96 jam
Dibawah 1200 gr 34,0 34,0-35,0
1200-1500 gram 33,5 33,0-34,0
1501-2500 gram 32,2 31,1-33,2
Diatas 2500 gram 31,1 29,8-32,8
4-12 hari
Dibawah 1500 gr 33,5 33,0-34,0
1501-2500 gram 32,1 31,0-33,2
Diatas 2500 gram
4-5 hari 31,0 29,5-32,6
5-6 hari 30,9 29,4-32,3
6-8 hari 30,6 29,0-32,2
8-10 hari 30,3 29,0-31,8
10-12 hari 30,1 29,0-31,4
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis :
a) Nama,no.RM, umur, suku
b) Riwayat Maternal
c) Umur ibu dalam resiko kehamilan (<16 tahun dan atau > 35 tahun)
d) Kehamilan ganda atau gamely
e) ANC kurang
f) Adanya riwayat premature sebelumnya
g) Infeksi : TORCH, penyakit kelamin
h) Penggunaan narkoba, rook dan alcohol
i) Riwayat kelahiran
j) Gestase : 24-37 minggu
k) BB : < 2500 gram
l) APGAR Skore : < 5

Pemeriksaan Fisik
NO ITEM PENILAIAN TEMUAN BIASA

1 Pengukuran umum Lingkar kepala 32 cm


Lingkar dada 30 cm
Lingkar kepala harus kira-kira 2 sampai 3 cm lebih
besar dari lingkar dada
Panjang kepala ke tumit 48 sampai 53 cm
Berat badan lahir2700 sampai 4000 gr

2 Suhu tubuh Aksila 36,5 0C - 37 0C


Heart rate Apikal 120 sampai 140 x/menit
Respiratory rate 30 sampai 60 x/menit

3 Penampilan umum : Postur – fleksi kepala dan ekstremitas, dengan istirahat


posture telentang dan telengkup

4 Kulit -kulit tipis, transparan, halus dan licin, verniks caseosa,


sedikit ada lanugo atau banyak, pucat, sianosis, okterik,
kutis marmorata atau kemerahan, terdapat edema, kuku
pendek,garis tangan sedikt dan halus

5 Mata Kelopak biasanya edema


NO ITEM PENILAIAN TEMUAN BIASA

Mata biasanya tertutup


Warna agak abu-abu, biru gelap, coklat
mengeluarkan banyak secret
Refleks kornea sebagai respons terhadap sentuhan
Refleks pupil sebagai respons terhadap cahaya
Refleks berkedip sebagai respons terhadap cahaya atau
sentuhan

6 Kepala Fontaneal anterior : bentuk berlian, 2,5 sampai 4,0 cm


Fontaneal anterior : bentuk segitiga 0,5 sampai 1 cm
Fontanel harus datar, lunak, dan padat
Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke
tulang, bukan dari sutura ke sutura

7 Telinga : posisi, Posisi – puncak pinna berada pada garis horizontal


startle reflex, posisi bersama bagian luar kantus mata
Refleks moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh
pinna, fleksibilitas
bunyi keras, dan tiba-tiba pina lentur, adanya kartilago
pinna

8 Hidung : pasase Patensi nasal


Rabas nasal – mukus putih encer
udara, septum, secret,
Bersin
reflex glabelar

9 Mulut dan Utuh, palatum arkus-tinggi


Uvula di garis tengah
tenggorokan
Frenulum lidah
Frenum bibir atas
Refleks menghisap-kuat dan terkoordinasi
Refleks rooting
Refleks gag
Refleks ekstrusi
Salivasi menimal atau tidak ada mengangis keras

10 Leher Pendek, gemuk, biasanya di kelilingi oleh lipatan kulit


Refleks leher tonik
Refleks nech righting
Refleks otolith-righting

11 Dada Diameter anteroposterior dan lateral sama


Retrasksi sternal sedikit terlihat selama inspirasi
Terlihat prosessus xifoideus

12 Paru-paru Pernapasan utamanya adalah pernapasan abdominal


Refleks batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1 sampai 2
NO ITEM PENILAIAN TEMUAN BIASA

hari
Bunyi napas bronkial sama secara bilateral

13 Jantung Apeks : ruang interkostal ke empat sampai kelima,


sebelah lateral batas kiri sternum
Nada S2, sedikit lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1

14 Abdomen Bentuk silindris


Hepar : dapat diraba 2 sampai 3 cm di bawah marjin
kostal kanan
Limpa : puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama
Ginjal : dapat diraba 1 sampai 2 cm di atas umbilikus
Pusat umbilikus : putih kebiruan pada saat lahir dengan
dua arteri dan satu vena
Nadi femoral bilateral sama

15 Genitalia Wanita Labia dan klitoris biasanya edema


Labia minora lebih besar dari labia mayora
Meatus uretral dibelakang klitoris
Verniks kaseosa di antara labia
Berkemih dalam 24 jam

Genetialia pria Lubang uretra pada puncak glen penis


Testis dapat diraba di dalam setiap skrotum
Skrotum biasanya besar, edema, pendulus, dan tertutup
dengan rugae, biasanya pigmentasi lebih gelap pada
kulit kelompok etnik
Berkemih dalam 24 jam

16 Punggung dan rectum Spina utuh, tidak ada lubang, massa, atau kurva
menonjol
Refleks melengkung batang tubuh
Wink anal
Lubang anal paten
Lintasa mekonium dalam 36 jam

17 Ekstremitas Sepuluh jari tangan dan jari kaki


Rentang gerak penuh
Punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara
segara setelah lahir
Fleksi ekstremitas atas dan bawah
Telapak biasanya datar
Esktremitas simetris
Tonus otot sama secara bilateral, terutama tahanan pada
fleksi berlawanan
NO ITEM PENILAIAN TEMUAN BIASA

Nadi brakialis bilateral sama

18. Sistem Esktermitas biasanya mempertahankan derajat fleksi


Ekstensi ekstremitas diikuti dengan posisi fleksi
neuromuskuler
sebelumnya
Kelambatan kepala saat duduk, tetapi mempu menahan
kepala agar tetap tegak walaupun sementara
Mampu memutar kepala dari satu sisi ke sisi lain ketika
tengkurap
Mampu menahan kepala dalam garis horizontal dengan
punggung bila tengkurap

B. Masalah kesehatan

Masalah Keperawatan: Masalah Kolaborasi:


1. Ketidakefektifan Pola Napas 1. Gangguan neurologi
2. Ketidakefektifan termoregulasi 2. Infeksi / sepsis
3. Ketidakefektifan Pemberian ASI 3. Hipoglikemia
4. Resiko infeksi. 4. Apnea
5. Resiko Kerusakan Integritas Kulit 5. Asidosis
6. Hiperbilirubinemia.

C. Diagnosa keperawatan.
1. Ketidakefektifan pola napas
Factor yang berhubungan:
 disfungsi neuromuscular
 imaturitas neurologis.
2. Ketidakefektifan termoregulasi
Factor yang berhubungan :
 usia yang ekstrim
 fluktuasi suhu lingkungan.
3. Ketidakefektifan pemberian ASI
Factor yang berhubungan :
 Prematuritas
 Reflex isap bayi buruk
4. Resiko kerusakan integritas kulit
Factor resiko :
 Usia ekstrim
 Suhu lingkungan ekstrem
5. Resiko infeksi
Factor yang berhubungan :
 Pertahanan tubuh primer tidak adekuat : gangguan integritas kulit
 Pertahanan tubuh sekunder tidak adekuat : imunosupresi,leukopenia

D. Intervensi keperawatan.

STANDAR RENCANA/ INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan: Definisi Nanda International :
Ketidakefektifan pola Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tdak memberi ventilasi adekuat.
napas (Domain 4.
Aktivitas/Istirahat, Kelas 4
Respon
Kardiovaskular/Pulmonal)
Komponen Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Intervensi (NIC)
Keperawatan Hasil (NOC)
Respon penyapihan Manajemen jalan napas:
Batasan Karakteristik : ventilasi mekanik: 1. Buka jalan napas dengan teknik chin lift atau
 Bradipnea Dewasa jaw thrust, sebagai mana mestinya.
 Dyspnea 2. Posisiskan pasien untuk memaksimalkan
 Fase ekspirasi 1. tingkat pernapasan ventilasi
memanjang spontan 3. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana
 Ortopnea 2. irama pernapasan mestinya
 Pennggunaan otot bantu spontan 4. Auskultasi suara napas, catat area yang
pernapasan 3. kedalaman ventilasinya menurun atau tidak ada dan
 Penggunaan posisi tiga pernapasan spontan adanya suara tambahan
titik 4. apikal denyut jantung 5. Monitor status pernapasan dan oksigen,
apikal sebagaimana mestinya
 Penurunan tekanan
5. PPaCO2 (tekanan 6. Penghisapan lendir pada jalan napas
ekspirasi
 Penurunan tekanan parsial oksigen dalamm
darah arteri) Monitor pernapasan
inspirasi
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan
 Penurunan ventilasi kesulitan bernapas
semenit Status pernapasan
2. Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan,
 Pernapasan bibir penggunaan otot-otot bantu napas, dan
1. frekuensi pernapasan
 Pernapasan cuping 2. irama pernapasan retraksi pada otot supraclaviculas dan
hidung 3. kedalaman inspirasi interkosta
 Pola napas abnormal 4. suara auskultasi nafas 3. Monitor suara napas tambahan seperti ngorok
(mis., irama, frekuensi, 5. kepatenan jalan napas atau mengi
kedalaman) 6. volume tidal 4. Monitor pola napas (misalnya, bradipnea,
 Takipnea 7. pencapaian tingkatt takipnea, hiperventilasi, pernapasan kusmaul,
insentif spinometri pernapasan 1:1, apneustik, respirasi biot, dan
Related Factors 8. kapasitas vital pola ataxic)
External 9. saturasi oksigen 5. Monitor saturasi oksigen pada pasien yang
 Ansietas tersedasi (seperti, sao2, svo2, spo2) sesuai
 Deformitas dinding dada dengan protokol yang ada
 Hiperventilasi 6. Pasang sensor pemantauan oksigen non-invasif
 Imaturasi neurologis (misalnya, pasang alat pada jari, hidung, dan
dahi) dengan mengatur alarm pada pasien
 Keletihan
berisiko tinggi (misalnya, pasien yang
 Keletihan otot
obesitas, melaporkan pernah mengalami
pernapasan
apnea saat tidur, mempunyai riwayat penyakit
 Nyeri dengan terapi oksigen menetap, usia ekstrim)
 Obesitas sesuai dengan prosedur tetap yang ada
 Posisi tubuh yang 7. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
menghambat ekspansi 8. Monitor hasil pemeriksaan ventilasi mekanik,
paru catat peningkatan kelelahan, kecemasan, dan
 Sindrom hipoventilasi kekurangan udara pada pasien
9. Catat perubahan pada saturasi O2, volume tidal
akhir CO2, dan perubahan nilai analisa gas
darah dengan tepat
10. Catat onset, karakteristik, dan lamanya batuk
11. Monitor sekresi pernapasan pasien
12. Monitor secara ketat pasien-pasien yang
berisiko tinggi mengalami gangguan respirasi
(misalnya, pasien dengan terapi opioid, bayi
baru lahir, pasien dengan ventilasi mekanik,
pasien dengan luka bakar wajah dan dada,
gangguan neuromuscular)
13. Monitor suara krepitasi pada pasien
14. Monitor hasil foto thoraks
15. Berikan bantuan terapi napas jika diperlukan
(misalnya, nebulizer)

STANDAR RENCANA/ INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan: Definisi Nanda International :
Ketidakseimbangan Nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
nutrisi kurang dari
kebutuhan (Domain 2.
Nutrisi, Kelas 1 Makan)
Komponen Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Intervensi (nic)
Keperawatan Hasil (NOC)
Status nutrisi: Asupan Manajemen gangguan makan:
Batasan Karakteristik : makanan dan cairan: 1. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
 Berat badan 20% atau  Asupan makanan mengembangkan rencana perawatan dengan
lebih di bawah rentang secara oral melibatkan klien dan orang-orang terdekatnya
berat badan ideal  Asupan makan dengan tepat
 Bising usus heperaktif secara tube feeding 2. Tentukan pencapaian berat badan harian sesuai
 Ketidakmampuan  Asupan cairan secara keinginan
3. Rundingkan dengan ahli gizi dalam
memakan makanan oral menentukan asupan kalori harian yang
 Kurang minat pada  Asupan nutrisi diperlukan untuk mempertahankan berat
makanan parenteral badan yang sudah ditentukan
 Nyeri abdomen 4. Monitor tanda-tanda fisiologis (tanda-tanda
 Penurunan berat badanStatus nutrisi: Asupan vital, elektrolit), jika diperlukan
dengan asupan makan nutrisi: 5. Timbang berat badan klien secara rutin (pada
adekuat  Asupan kalori hari yang sama dan setelah bab/bak)
 Asupan protein 6. Monitor intake/asupan dan asupan cairan
 Asupan lemak secara tepat
Related Factors  Asupan karbohidrat
External  Asupan serat Manajemen nutrisi
 Faktor biologis  Asupan vitamin 1. Tenttuka
 Gangguan psikososial  Asupan mineral n status gizi pasien dan kemampuan (pasien)
 Ketidakmampuan makan  Asupan zat besi untuk memenuhi kebutuhan gizi
 Ketidakmampuan  Asupan kalsium 2. menjadi
mencerna makanan  Asupan natrium preferensi makanan bagi pasien
3. Tentuka
n jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
4. Monitor
kalori dan asupan makanan
5. Monitor
kecenderungan terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan

Bantuan peningkatan berat badan


1. Timbang
pasien pada jam yang sama setiap hari
2. Diskusik
an kemungkinan penyebab berat badan
berkurang
3. Monitor
mual muntah
4. Kaji
penyebab mual muntah dan tangani dengan
tepat
5. Berikan
obat-obatan untuk meredakan nyeri mual dan
nyeri sebelum makan
6. Monitor
asupan kalori setiap hari
7. Monitor
nilai albumin, limosit, dan nilai elektrolit

Diagnosa Keperawatan: Definisi Nanda Internasional


Resiko Infeksi Rentang mengalami infasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat
Domain:11 keamanan dan mengganggu kesehatan.
perlindungan
Kelas:1 Infeksi
Halaman:405
Komponen diagnose Tujuan dan kriteria Intervensi (NIC)
keperawatan hasil
(NOC)
Faktor resiko; Kontrol resiko (Hlm Control infeksi (Hlm 134)
Kurang pengetahuan 248) 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
untuk menghindari  Identifikasi factor digunakan untuk setiap klien
pemajanan resiko 2. Ganti peralatan perawatan perpasien sesuia
Penyakit kronis  Mengenali factor protocol institusi
Prosedur invasif resiko individu 3. Isolasi orang yang terkena penyakit menular
 Monitor factor resiko 4. Tempatkan isolasi sesuai tindakkan
dilingkungan pencegahanyang sesuai
 Monitor factor resiko 5. Batasi jumlah pengunjung
individu 6. Ajarkan cara cuci tangan bagi tenaga
 Menyesuaikan kesehatan
strategi control 7. Anjurkan pengunjung cuci tangan pada saat
resiko memasuki dan meninggalkan ruangan klien
 Menghindari paparan 8. Gunakan sabun anti mikroba untuk mencuci
ancaman kesehatan tangan yang sesuai.
 Mengenali 9. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
perubahan status perawatan pasien.
kesehatan 10. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang
 Memonitor bersifat universal
perubahan status 11. Pasang sarung tangan sebagaimana
kesehatan dianjurkan oleh kebijakan pencegahan
Status imunitas (Hlm universal.
523) 12. Pakai pakaian ganti atau jubbah saat
 Fungsi genitourinary menangani bahan-bahan yang infeksius
 Suhu tubuh 13. Pakai sarung tangan steril dengan tepat
 Integritas kulit 14. Jaga lingkungan aseptic yang optimal selama
 Integritas mukosa penusukan disamping tempat tidur dari
 Jumlah sel darah salurang penghubung
putih absolut 15. Jaga lingkungan aseptic saat mengganti
 Jumlah sel darah tabung dan botol TPN
putih diferensial 16. Jaga system yang tertutup saat melakukan
 Kehilangan BB monitor hemodinamik invasive
17. Pastian penanganan aseptic dari semua
saluran IV
18. Gunakan kateterisasi intermiten untuk
mengurangi kejadian infeksi kandung kemih.
19. Berikan terapi antibiotic yang sesuai.
20. Berikan imunisasi yang sesuai.

STANDAR RENCANA/ INTERVENSI KEPERAWATAN


DiagnosaKeperawatan: Definisi Nanda International:
Hipertermia (Nanda ) Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Domain 11
Kelas 6 :Thermoregulasi
Kode 00007
Tujuan dan Kriteria
Komponen Diagnosis Intervensi (NIC)
Hasil (NOC)
Etiologi : Setelah diberikan Aktivitas Keperawatan
Batasan Karakteristik : intervensi keperawatan  Pantau aktivitas kejang
 Kulit merah selama … klien akan  Pantau hidrasi (misalnya,
 Suhu tubuh menunjukkan turgor kulit, kelembaban, membran mukosa)
meningkat diatas Termoregulasi, yang  Pantau tekanan darah,
rentang normal dibuktikan oleh indikator denyut nadi, dan frekuensi pernafasan.
sebagai berikut (sebutkan  Kaji ketepatan jenis pakaian
 (Frekwensi nafas 1-5: gangguan ekstrem,
meningkat) yang digunakan, sesuai dengan suhu
berat, sedang, ringan, atau
 Kejang atau tidak ada ganggun ): lingkungan.
 Peningkatan suhu  Regulasi suhu (NIC):
konvulsi
- Pantau suhu minimal setiap dua jam
 Kulit teraba hangat tubuh
 Hipertermia sesuai dengn kebutuhan
 Takikardia Aktivitas Kolaboratif
 Dehidrasi
 Takipnea  Mengantuk  Regulasi suhu: berikan obat
Setelah diberikan anti piretik, jika perlu
Faktor-faktor yang intervensi keperawatan  Gunakan matras dingin dan
berhubungan: selama … klien akan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan
 Dehidrasi menunjukkan suhu tubuh, jika perlu.
 Penyakit atau Termoregulasi, yang Aktivitas Lain
trauma dibuktikan oleh indikator  Lepaskan pakaian yang
 Ketidakmampuan sebagai berikut (sebutkan berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut
atau penurunan 1-5: gangguan ekstrem,
berat, sedang, ringan, atau saja
kemampuan untuk
tidak ada gangguan ):  Gunakan waslap dingin
berkeringat  Berkeringat saat (kantong es yang dibalut dengan kain) di
 Pakaian yang tidak panas axilla, dahi, tengkuk, dan lipatan paha.
tepat  Denyut nadi radialis  Gunakan selimut pendingin
 Peningkatan laju  Frekuensi pernapasan.
metabolisme Setelah diberikan
 Obat atau anestesia intervensi keperawatan
selama … klien dan
 Terpajan pada
keluarga akan:
lingkungan yang  Menunjukkan metode
panas(jangka panjang) yang tepat untuk
 Aktivitas yang mengukur suhu
berlebihan.  Menjelaskan tindakan
untuk mencegah atau
meminimalkan
peningkatan suhu
tubuh.
 Melaporkan tanda dan
gejala dini hipertermia.
BAB III
WOC ( WEB OF CAUTION)

Prematuritas
Dismaturitas

Faktor ibu : Umur, Faktor janin : kelainan Faktor plasenta : Faktor gangguan:
Ras,infertilitas,Rahim kromosom, penyakit vaskuler, Pertukaran zat antara
abnormal malformasi,TORCH, tumor, kehamilan ibu dan janin
kehamilan ganda ganda, malformasi

Retardase
pertumbuhan intar
Dinding otot Rahim BBLR/BBLSR uterina
lemah
BB < 2500 gram
PREMATUR

Permukaan tubuh luas Pemaparan dengan Jaringan lemak Fungsi organ belum
suhu luar subkutan tipis baik

Penguapan berlebihan Kehilangan panas


Kehilangan panas Penurunan daya tahan
melalui kulit tubuh
Kehilangan cairan
RESIKO
KETIDAKSEIMBANGA RESIKO INFEKSI
N TERMOREGULASI
DEHIDRASI

KETIDAKSEIMBANG Reflex menelan kurang Paru : pertumbuhan Hati : Konjugasi


AN NUTRISI KURANG baik dinding dada belum bilirubin belum baik
DARI KEBUTUHAN matur
TUBUH
POLA NAPAS Hiperbilirubin
Penyakit membrane
TIDAK EFEKTIF
hialin
RESIKO KERUSAKAN RESIKO/IKTERIK
INTEGRITAS KULIT Fototerapi NEONATUS
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan / Pegangan Peserta PONEK, 2015


K. Suresh & S. Saravanan, 2017, Study of Growt Patern in Low Birth Weight
Neonate-on Excliusive Breast Feeding, International Journal of Current
Medical Sciences vol.7, issue 01,pp 2015-2018.
Nurarif Amin. H., Kusuma H., 2016, Asuhan Keperawatan Praktis, Medi Action :
Yogyakarta
Nejad. N. H., Pejhan. A., Rakhsani M. H., Hoseini l. B., 2014, The Incidence of Low
Birth Weight (LBW) and Small – for-Gestational Age (SGA) and its Related
Factor in Neonatus, International Journal of Pediatric (supplement 6) vol.2 N4-
2 serial no.11.
Proverawati, 2010, Bayi Baru Lahir Rendah ( BBLR), Muhamedika : Yoyakarta

Anda mungkin juga menyukai