Anda di halaman 1dari 11

Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan

Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di


Puskesmas Dau Kabupaten Malang

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN PENDERITA
HIPERTENSI DI PUSKESMAS DAU KABUPATEN MALANG

Agustika Rokhma Dewi1), Joko Wiyono2), Erlisa Candrawati 3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail : agustikadewi@gmail.com

ABSTRAK

Dampak penyakit hipertensi berkembang dari tahun ke tahun dan menyebabkan banyak
komplikasi. Hipertensi adalah faktor resiko utama pada penyakit jantung, serebral (otak),
renal (ginjal), dan vas-kular (pembuluh darah) dengan komplikasi berupa “infark miokard”
(serangan jantung), gagal jantung, stroke (serangan otak), gagal ginjal dan penyakit
vaskular perifer. Hipertensi dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer. Berbagai
faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer dapat mempengaruhi tekanan
darah seperti asupan garam yang tinggi, faktor genetik, stres, obesitas, jenis kelamin, usia,
dan kebiasaan merokok. Mekanisme terjadinya hipertensi yaitu melalui terbentuknya
angiotensin II dari angiotensin I converting enzyme (ACE). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat pada
pasien hipertensi di Puskesmas Dau Kabupaten Malang. Manfaat dari penelitian ini adalah
untuk meningkatkan dukungan keluarga terhadap pasien penderita hipertensi agar taat
dalam melakukan pengobatan secara rutin. Desain penelitian mengunakan desain
korelasional. Populasi dalam penelitian ini pasien penderita penyakit hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang sebanyak 30 orang dan sampel penelitian
menggunakan total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner
dan observasi. Metode analisa data yang di gunakan yaitu uji Chi-Square dengan
menggunakan bantuan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga dinyatakan
sebagian besar yaitu sebanyak 22 pasien (73,33%) dikategorikan baik, kepatuhan berobat
didapatkan sebagian besar yaitu sebanyak 23 pasien (76,67%) dikategorikan patuh,
sertahasiluji Chi-Square didapatkan p-value = 0,011 < α (0,05) yang berarti data
dinyatakan signifikan dan H1 diterima. Artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan

459
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

kepatuhan berobat pada pasien penderita penyakit hipertensi di Puskesmas Dau Kabupaten
Malang.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan Berobat, Pasien Penderita Hipertensi.

RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT TO PATIENTS OF HYPERTENSION


TREATMENT COMPLIANCE IN DAU LOCAL GOVERNMENT CLINIC MALANG
DISTRICT

ABSTRACT

The impact of hypertension is growing from year to year and cause many complications.
For that it is necessary adherence to treatment in patients with hypertension to prevent so
as to avoid recurrence. The purpose of this study was to determine the relationship of
family support medication adherence in hypertensive patients at health centers Dau
Malang. The study design using correlational design. The population in this study of
patients with hypertension in Puskesmas Dau Malang regency as many as 30 people and
sample using total sampling. Data collection techniques used are questionnaires and
observation. Data analysis method used is Chi-square test using SPSS. The results showed
otherwise mostly family support as many as 22 patients (73.33%) categorized as good,
treatment compliance is obtained largely as many as 23 patients (76.67%) were
categorized obedient, and Chi-Square test results obtained p value = 0.011 <α (0.05)
which means that the data was significant and H1 accepted. This means that there is a
relationship with the family support treatment compliance in patients with hypertension in
PUSKESMAS Dau Malang. Thus, the researchers concluded simply that by providing
good support from family to patients with hypertension, eating will be more adherent
patients to seek treatment in this case to control and consume the drugs recommended in
the health officers as well as poly mekukan suggested programs.

Keywords: Family Support, Medication Adherence, Patients with Hypertension

460
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

PENDAHULUAN Di Indonesia Survei Kesehatan


Rumah Tangga (SKRT) 1992
Data dari The National Heart and mendapatkan data bahwa penyakit
Nutrition Examination Survey (NHNES) jantung dan pembuluh darah merupakan
dalam dua dekade terakhir menunjukkan penyebab kematian kedua (16,6 per 1000
peningkatan insiden hipertensi pada kematian), dan pada SKRT 1995
orang dewasa di Amerika sebesar 29- prevalensi hipertensi adalah 83 % per
31%. Hipertensi dikenal sebagai salah 1000 anggota rumah tangga. Lebih
satu penyebab utama kematian di banyak perempuan dari pada pria dan
Amerika Serikat (Yogiantoro,2006). Data menjadi penyebab pertama kematian di
World Health Organization (WHO) tahun Indonesia (Utama, 2008).
2008 menunjukkan, di seluruh dunia, Data dinas kesehatan provinsi Jawa
sekitar 972 juta orang atau 26,4% Timur pada tahun 2011, di Malang Raya
mengidap hipertensi dengan hipertensi menduduki urutan ke tiga dari
perbandingan 26,6% pria dan 26,1% 10 kasus rawat jalan di rumah sakit yaitu
wanita. sebanyak 424 kasus (9,10%) dan urutan
Indonesia sampai saat ini belum ke empat dalam 10 penyebab kematian
memiliki data yang bersifat nasional dan yaitu 10,99% (Profil Dinkes Provinsi
multisenter yang dapat menggambarkan Jawa Timur, 2011). Data Dinas
prevelensi lengkap mengenai hipertensi. Kesehatan Kabupaten Malang UPTD
Namun beberapa sumber, yakni Survei Puskesmas Dau tahun 2015,hipertensi
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun menduduki peringkat ke 2 dari 15 kasus
2004, prevalensi hipertensi di Indonesia rawat jalan yang sering ada di rumah
pada orang yang berusia di atas 35 tahun sakit hampir sebanyak 140 orang setiap
adalah lebih dari 15,6%. Survei faktor bulannya yang melakukan kontrol di poli
resiko penyakit kardiovaskular (PKV) rawat jalan.
oleh proyek WHO di Jakarta, Dampak penyakit hipertensi
menunjukkan angka prevalensi hipertensi berkembang dari tahun ke tahun dan
dengan tekanan darah 160/90 masing- menyebabkan banyak komplikasi.
masing pada pria adalah 13,6% (1988), Hipertensi adalah faktor resiko utama
16,5% (1993), dan 12,1% (2000). Pada pada penyakit jantung, serebral (otak),
wanita angka prevalensi mencapai 16% renal (ginjal), dan vas-kular (pembuluh
(1988), 17% (1993), dan 12,2% (2000). darah) dengan komplikasi berupa “infark
Secara umum, prevalensi hipertensi pada miokard” (serangan jantung), gagal
usia lebih dari 50 tahun berkisar antara jantung, stroke (serangan otak), gagal
15%-20% (Depkes, 2010). ginjal dan penyakit vaskular perifer.
Selain itu, tekanan darah tinggi juga

461
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

berpengaruh terhadap pembuluh darah melakukan kontrol di poli rawat jalan


koroner di jantung berupa terbentuknya dengan diagnosa hipertensi, baik yang
plak (timbunan) aterosklerosis yang dapat ditangani secara mandiri oleh Puskesmas
mengakibatkan penyumbatan pembuluh maupun di rujuk ke fasilitas kesehatan
darah dan menghasilkan serangan jantung yang lebih tinggi (rujukan). Tujuan
(heart attack) (Djoko Merdikoputro, penelitian ini adalah untuk mengetahui
2011). hubungan dukungan keluarga dengan
Hipertensi dipengaruhi oleh curah kepatuhan berobat pada pasien
jantung dan tekanan perifer. Berbagai hipertensidi Puskesmas Dau Kabupaten
faktor yang mempengaruhi curah jantung Malang
dan tekanan perifer dapat mempengaruhi
tekanan darah seperti asupan garam yang
tinggi, faktor genetik, stres, obesitas, METODE PENELITIAN
jenis kelamin, usia, dan kebiasaan Desain penelitian mengunakan
merokok. Mekanisme terjadinya desain korelasional. Populasi dalam
hipertensi yaitu melalui terbentuknya penelitian ini pasien penderita penyakit
angiotensin II dari angiotensin I hipertensi di PUSKESMAS Dau
converting enzyme (ACE). (Mang trie Kabupaten Malang sebanyak 30 orang
kaccau, 2012). dan sampel penelitian menggunakan
Kepatuhan atau ketaatan sampel jenuh. Teknik pengumpulan data
(compliance/adherence) adalah tingkat yang digunakan adalah kuesioner dan
pasien melaksanakan cara pengobatan observasi. Metode analisa data yang di
dan perilaku yang disarankan oleh dokter, gunakan yaitu uji Chi-Square dengan
keluarga, bahkan orang terdekat menggunakan bantuan SPSS. Variabel
pasien(Smet, 1994). Maka diharapkan independent dalam penelitian ini adalah
penderita hipertensi harusnya bisa dukungan keluarga dan variabel
berobat dan check up secara rutin ke dependennya adalah kepatuhan berobat.
rumah sakit setiap 1 bulan dan Adapun kriteria inklusi sample yang
mendapatkan dukungan keluarga atau diteliti adalah :
orang terdekatnya. (Depkes RI, 2009). a) Keluarga (Suami, Istri, anak pasien
Check up secara rutin dapat menekan yang tinggal serumah) yang
komplikasi yang menyebabkan kematian mengantar pasien hipertensi kontrol
serta pendidikan penyuluhan sangat di PUSKESMAS Dau Kabupaten
penting untuk mencegah hipertensi. Malang
Berdasarkan studi pendahuluan b) Pasien hipertensi yang didampingi
yang dilakukan di Bulan Mei 2014, keluarga saat kontrol
sebanyak 140 orang setiap bulannya yang

462
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

c) Pasien hipertensi yang didampingi sebagian besar dikategorikan patuh yaitu


keluarga dan bersedia menjadi sebanyak 23 pasien (76,67%).
responden
Tabel 3. Uji spearman rank
Variabel N Sig. Keterangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan
Tabel 1. Kategori Dukungan Keluarga dukungan keluarga
pada Pasien Penderita Penyakit dengan kepatuhan
Hipertensi di Puskesmas Dau berobat pada
30 0,011 H0 ditolak
Kabupaten Malang pasien penderita
Kategori Dukungan penyakit hipertensi
f (%)
Keluarga di Puskesmas Dau
Baik 22 73,33 Kabupaten Malang
Cukup 6 20,0
Kurang Baik 2 6,67
Total 30 100 Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan
bahwa hasil perhitungan spearman rank
Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan hubungan dukungan keluarga dengan
bahwa dukungan keluarga pada pasien kepatuhan berobat pada pasien penderita
penderita penyakit hipertensi di penyakit hipertensi di Puskesmas Dau
Puskesmas Dau Kabupaten Malang Kabupaten Malang didapatkan p value =
sebagian besar dikategorikan baik yaitu 0,011 < α (0,05) yang berarti data
sebanyak 22 orang pasien (73,33%). dinyatakan signifikan dan H1 diterima.
Artinya ada hubungan dukungan keluarga
Tabel 2. Kemampuan Kepatuhan Berobat dengan kepatuhan berobat pada pasien
pada Pasien Penderita Penyakit penderita penyakit hipertensi di
Hipertensi di Puskesmas Dau Puskesmas Dau Kabupaten Malang.
Kabupaten Malang Sedangkan nilai koefisien korelasi ( r )
Kemampuan Bahasa f (%) positif (+) sebesar 0,718 yang berarti
Patuh 23 76,67 peningkatan variabel dukungan keluarga
Kurang Patuh 5 16,67
Tidak Patuh 2 6,67 akan bersamaan dengan peningkatan
Total 30 100 variabel kepatuhan berobat (hubungan
searah), artinya bahwa jika semakin baik
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan tingkat dukungan keluarga, maka akan
bahwa kepatuhan berobat pada pasien semakin patuh pasien pasien penderita
penderita penyakit hipertensi di penyakit hipertensi untuk berobat.
PUSKESMAS Dau Kabupaten Malang

463
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

Identifikasi Dukungan Keluarga pada pasien untuk melakukan aktivitas fisik.


Pasien Penderita Penyakit Hipertensi Dukungan emosional yang diberikan
di PUSKESMAS Dau Kabupaten keluarga kepada pasien penderita
Malang hipertensi, seperti: keluarga menanyakan
Hasil penelitian pada Tabel 1, perasaan pasien ketika minum obat,
menujukkan bahwa dukungan keluarga keluarga peduli dengan keadaan pasien
pada pasien penderita penyakit hipertensi dan keluarga selalu memberikan motivasi
di Puskesmas Dau Kabupaten Malang bagi pasien untuk mengkonsumsi obat.
sebagian besar dikategorikan baik yaitu Dukungan keluarga merupakan
sebanyak 22 orang pasien (73,33%). bentuk pemberian dukungan terhadap
Dukungan keluarga yang baik pada anggota keluarga lain yang mengalami
pasien penderita penyakit hipertensi permasalahan, yaitu dukungan
adalah pasien mendapat dukungan dalam pemeliharaan, emosional untuk mencapai
bentuk informasi, dukungan penilaian, kesejahteraan anggota keluarga dan
dukungan instrumental dan dukungan memenuhi kebutuhan psikososial (Potter
emosional. & perry, 2005). Oleh karena itu peneliti
Bentuk dukungan informasi yang dapat menyimpulkan secara sederhana
diperoleh pasien penderita hipertensi bahwa dukungan keluarga sangat penting
seperti: keluraga memberitahukan bahwa dalam proses penyembuhan pasien
penyakit hipertensi dapat sembuh jika penderita penyakit hipertensi. Karena
berobat secara rutin, keluarga dengan dukungan keluarga, pasien akan
mengingatkan pasien untuk berobat dan merasa bahwa ada yang memperhatikan
keluarga menganjurkan pasien untuk dan mengawasi. Dengan demikian,
minum obat. Dukungan penilaian yang pasien akan lebih berhati-hati ketika
diperoleh pasien penderita hipertensi melakukan sesuatu hal yang dapat
seperti: keluarga mendengar keluh-kesah memicu terjadinya (kambuh) hipertensi.
pasien setelah minum obat, keluarga
mengontrol pasien dalam minum obat Identifikasi Kepatuhan Berobat pada
dan keluarga memberi dukungan pasien Pasien Penderita Hipertensi di
untuk melakukan kontrol (berobat secara Puskesmas Dau Kabupaten Malang
rutin). Dukungan instrumental yang Hasil penelitian pada Tabel 2,
diberikan keluarga kepada pasien menunjukkan bahwa kepatuhan berobat
penderita hipertensi, seperti: keluarga pada pasien penderita penyakit hipertensi
mendampingi pasien berobat ke di PUSKESMAS Dau Kabupaten Malang
PUSKESMAS Dau, keluarga sebagian besar dikategorikan patuh yaitu
memperhatikan pola makan pasien dan sebanyak 23 pasien (76,67%). Pasien
keluarga memberikan motivasi bagi dikategorikan patuh karena pasien

464
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

mengikuti saran petugas poli penyakit mengkonsumsi obat dan melakukan


dalam untuk melakukan kontrol, pasien kontrol di poli kesehatan dalam.
mengikuti saran petugas poli penyakit Hasil uji Spearman Rank hubungan
dalam untuk mengkonsumsi obat secara dukungan keluarga dengan kepatuhan
rutin dan pasien tidak telat dalam berobat pada pasien penderita penyakit
melakukan kontrol. hipertensi di PUSKESMAS Dau
Kepatuhan seseorang mengacu Kabupaten Malang didapatkan p value =
pada kemampuan untuk mempertahankan 0,011 < α (0,05) yang berarti data
program-program yang berkaitan dengan dinyatakan signifikan dan H1 diterima.
promosi, kesehatan, yang dilakukan Artinya ada hubungan dukungan keluarga
sebagian besar ditentukan oleh dengan kepatuhan berobat pada pasien
penyelenggara perawatan kesehatan penderita penyakit hipertensi di
(Niven, 2002). Sedangkan Nuradi (2008), PUSKESMAS Dau Kabupaten Malang.
mendefinisikan kepatuhan adalah tingkat Sedangkan nilai koefisien korelasi ( r )
seseorang dalam melaksanakan suatu positif (+) sebesar 0,718 yang berarti
aturan dalam dan perilaku yang peningkatan variabel dukungan keluarga
disarankan. Pengertian dari kepatuhan akan bersamaan dengan peningkatan
adalah menuruti suatu perintah atau suatu variabel kepatuhan berobat (hubungan
aturan.Kepatuhan adalah tingkat searah), artinya bahwa jika semakin baik
seseorang dalam melaksanakan tingkat dukungan keluarga, maka akan
perawatan, pengobatan dan perilaku yang semakin patuh pasien pasien penderita
disarankan oleh perawat, dokter atau penyakit hipertensi untuk berobat.
tenaga kesehatan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Dengan demikian, peneliti dapat variabel dukungan keluarga dinyatakan
menyimpulkan secara sederhana bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 22 pasien
untuk mewujudkan hidup pasien bebas (73,33%) dikategorikan baik dan variabel
dari penyakit hipertensi makan pasien kepatuhan berobat didapatkan sebagian
diharapkan memiliki kemampuan untuk besar yaitu sebanyak 23 pasien (76,67%)
mempertahankan atau melaksanakan dikategorikan patuh.
aturan yang disarankan oleh Jika dilihat dari umur penderita
penyelengara kesehatan yaitu petugas hipertensi, sebagian besar berusia 51 – 60
poli kesehatan dalam. Hal ini akan tahun yaitu sebanyak 10 orang pasien
memberikan efek positif bagi pasien (33,33%). Smeltzer & Bare (2001),
dalam mengurangi penyakit hipertensi mengatakan semakin tua usia kejadian
yang dialami. Kapatuhan yang dimaksud tekanan darah semakin tinggi. Hal ini
di sini adalah kepatuhan dalam dikarenakan pada usia tua, perubahan
struktural dan fungsional pada sistem

465
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

pembuluh perifer bertanggungjawab pada sebagian besar sudah berobat 0 - 2 tahun


perubahan tekanan darah yang terjadi yaitu sebanyak 15 pasien (50%).Hal ini
pada usia lanjut. Perubahan tersebut dapat kita ketahui bahwa pasien yang
meliputi aterosklerosis, hilangnya mengkonsumsi obat ini baru mengalami
elastisitas jaringan ikat dan penurunan hipertensi sekitar 0 – 2 tahun, sehingga
dalam relaksasi otot polos pembuluh pasien baru melakukan kontrol dan
darah yang pada gilirannya menurunkan mengkonsumsi obat.
kemampuan distensi dan daya regang Nisfiani (2014) dalam hasil
pembuluh darah. Oleh karena itu peneliti penelitiannya, menemukkan bahwa ada
menyimpulkan bahwa penderita hubungan dukungan keluarga dengan
hipertensi pada usia seperti ini perlu ada kepatuhan diit hipertensi pada lanjut usia
perhatian dan dukungan dari keluarga di Desa Begajah Kecamatan Sukoharjo
untuk mengurangi penyakit hipertensi Kabupaten Sukoharjo. Semakin baik
pada pasien, mengingat usia 51-60 tahun dukungan keluarga yang diberikan maka
tergolong dalam usia pertengahan dalam menjalankan kepatuhan diit
(middle age) untuk memasuki usia lanjut hipertensi semakin baik. Dengan
(elderly). Hal ini bertujuan untuk demikian, peneliti menyimpulkan secara
mengurangi kejadian-kejadian akibaat sederhana bahwa dengan memberikan
dari hipertensi ketika lansia memasuki dukungan yang baik dari keluarga kepada
usia lanjut atau yang dikenal dengan pasien penderita hipertensi, makan akan
lansia. semakin patuh pasien untuk berobat
Jika dilihat dari jenis kelamin, dalam hal ini melakukan kontrol dan
sebagian besar berjenis kelamin mengkonsumsi obat yang dianjurkan
perempuan yaitu sebanyak 22 orang petugas poli kesehatan dalam serta
pasien (73,3%). Hal ini diperkuat lagi mekukan program-program yang
oleh hasil penelitian Tumenggung (2013), disarankan.
yang menemukan bahwa sebagian besar
responden yang mengalami hipertensi Hubungan Dukungan Keluarga
adalah jenis kelamin perempuan yaitu dengan Kepatuhan Berobat pada
sebanyak 53,3%. Menurut Smeltzer & Pasien Penderita Penyakit Hipertensi
Bale (2002) hipertensi lebih banyak di Puskesmas Dau Kabupaten Malang
menyerang perempuan daripada laki-laki, Hasil penelitian pada Tabel 3,
ini berkaitan dengan faktor hormonal didapatkan variabel dukungan keluarga
dimana pada perempuan usia diatas 40 dinyatakan sebagian besar yaitu sebanyak
tahun mulai memasuki masa menopause. 22 pasien (73,33%) dikategorikan baik
Jika dilihat dari lamanya lamanya dan variabel kepatuhan berobat
berobat pada pasien penderita hipertensi,

466
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

didapatkan sebagian besar yaitu sebanyak responden yang mengalami hipertensi


23 pasien (76,67%) dikategorikan patuh. adalah jenis kelamin perempuan yaitu
Jika dilihat dari umur penderita sebanyak 53,3%. Menurut Smeltzer &
hipertensi, sebagian besar berusia 51 – 60 Bale (2002) hipertensi lebih banyak
tahun yaitu sebanyak 10 orang pasien menyerang perempuan daripada laki-laki,
(33,33%). Smeltzer & Bare (2001), ini berkaitan dengan faktor hormonal
mengatakan semakin tua usia kejadian dimana pada perempuan usia diatas 40
tekanan darah semakin tinggi. Hal ini tahun mulai memasuki masa menopause.
dikarenakan pada usia tua, perubahan Jika dilihat dari lamanya berobat
struktural dan fungsional pada sistem pada pasien penderita hipertensi,
pembuluh perifer bertanggungjawab pada sebagian besar sudah berobat 0 - 2 tahun
perubahan tekanan darah yang terjadi yaitu sebanyak 15 pasien (50%). Hal ini
pada usia lanjut. Perubahan tersebut dapat kita ketahui bahwa pasien yang
meliputi aterosklerosis, hilangnya mengkonsumsi obat ini baru mengalami
elastisitas jaringan ikat dan penurunan hipertensi sekitar 0 – 2 tahun, sehingga
dalam relaksasi otot polos pembuluh pasien baru melakukan kontrol dan
darah yang pada gilirannya menurunkan mengkonsumsi obat.
kemampuan distensi dan daya regang Nisfiani (2014) dalam hasil
pembuluh darah. Oleh karena itu peneliti penelitiannya, menemukakan bahwa ada
menyimpulkan bahwa penderita hubungan dukungan keluarga dengan
hipertensi pada usia seperti ini perlu ada kepatuhan diit hipertensi pada lanjut usia
perhatian dan dukungan dari keluarga di Desa Begajah Kecamatan Sukoharjo
untuk mengurangi penyakit hipertensi Kabupaten Sukoharjo. Semakin baik
pada pasien, mengingat usia 51-60 tahun dukungan keluarga yang diberikan maka
tergolong dalam usia pertengahan dalam menjalankan kepatuhan diit
(middle age) untuk memasuki usia lanjut hipertensi semakin baik. Dengan
(elderly). Hal ini bertujuan untuk demikian, peneliti menyimpulkan secara
mengurangi kejadian-kejadian akibaat sederhana bahwa dengan memberikan
dari hipertensi ketika lansia memasuki dukungan yang baik dari keluarga kepada
usia lanjut atau yang dikenal dengan pasien penderita hipertensi, makan akan
lansia. semakin patuh pasien untuk berobat
Jika dilihat dari jenis kelamin, dalam hal ini melakukan kontrol dan
sebagian besar berjenis kelamin mengkonsumsi obat yang dianjurkan
perempuan yaitu sebanyak 22 orang petugas poli kesehatan dalam serta
pasien (73,3%). Hal ini diperkuat lagi mekukan program-program yang
oleh hasil penelitian Tumenggung (2013), disarankan.
yang menemukan bahwa sebagian besar

467
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

1) Dukungan Keluarga, sebagian besar Arief, Masjoer. 2001. Kapita Selecta


dikategorikan baik yaitu sebanyak 22 Kedokteran. Jakarta: Media
orang pasien (73,33%) Austachius
2) Kepatuhan Berobat, sebagian besar Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur
dikategorikan patuh yaitu sebanyak Penelitian Suatu Pendekatan
23pasien (76,67%). Praktik. . Jakarta: Rineka Cipta
3) Hasil analisa dengan menggunakan Effendy Nasrul, 1998. Dasar-dasar
uji Spearman Rankdidapatkan p Keperawatan Kesehatan
value = 0,011< α (0,05) yang berarti Masyarakat. Jakarta: EGC
data dinyatakan signifikan dan H1 Friedman, Marlyn. 1998. Nursing Family
diterima. Artinya ada hubungan Theory, Practice and Research
dukungan keluarga dengan Fifth Edition. Jakarta : EGC
kepatuhan berobat pada pasien Hidayat, A.A. 2009. Riset Keperawata
penderita penyakit hipertensi di dan Teknik Penulisan Ilmiah.
PUSKESMAS Dau Kabupaten Jakarta: Salemba Medika
Malang. Li G, Hu H, Dong Z. 2013.Journal
Development of The Chinese
Family Support Scale In a Sample
SARAN of Chinese patient with
hypertension. Dalam Jurnal
Diharapkan peneliti selanjutnya Kesehatan e-sources yang diakses
untuk ditindak lanjuti dengan menambah pada tanggal 20 Mei 2015
variabel lain yang berhubungan dengan Nisfiani, A. D. 2014. Hubungan
kepatuhan berobat pada pasien penderita Dukungan Keluarga dengan
hipertensi, menambah sampel atau Kepatuhan Berobat Diit Hipertensi
perbandingan pasien penderita hipertensi pada Lanjut Usia di Desa Begajah
di kota dan desa sehingga hasil penelitian Kecamatan Sukoharjo Kabupaten
dapat menambah wawasan dan ilmu Sukoharjo. Jurnal Publikasi,
tentang dukungan keluarga dengan Fakultas Ilmu Kesehatan.
kepatuhan berobat pada pasien penderita Universitas Muhamadiyah
hipertensi. Surakarta.
Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan.
Jakarta: EGC
Notoadmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

468
Nursing News Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Volume 3, Nomor 1, 2018 Berobat Pada Pasien Penderita Hipertensi di
Puskesmas Dau Kabupaten Malang

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: PedomanSkripsi,
Tesis, Instrumen Penelitian. Jakarta
: SalembaMedika
Potter, P. A., & Perry, A. G. 2005. Buku
Ajar Fundamental : Konsep, Proses
dan Praktik. Jakarta: EGC
Ross, Catherine E.2002. Journal of
health and social Behavior patient
with hypertension. Dalam Jurnal
Kesehatan UNIMUS yang diakses
pada tanggal 20 Mei 2015
Smeltzer, S.C. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah
brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Soeparman, dkk. 1990. Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II. Jakarta:
BalaiPenerbit FKUI
Sugiyono.2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatifdan R & D.
Bandung: Alfabeta
Suprayitno, 2004. Asuhan Keperawatan
Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta: EGC
Tjokronegoro, A. 2001. Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi Ketiga.
Jakarta: EGC
Wilshon ,Yunior. 2010. Journal of family
support relationship with treatment
in patient acute miocard. Dalam
Jurnal Kesehatan UNIMUS yang
diakses pada tanggal 20 Mei 2015
Yogiantoro.2006. Asuhan Keperawatan
pada Pasien Hipertensi.
Bandung : Gamma Pustaka

469

Anda mungkin juga menyukai