Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan bagi setiap masayrakat

untuk menjaga kondisi fisik dan kesehatan tetap terjaga dengan baik.Seperti yang

sudah diketahui bahwa dengan tubuh yang bugar maka akan membuat aktivitas

yang dijalankan menjadi lancar. Selain itu, banyak orang yang merasa lebih

percaya diri karena tubuh ideal yang dimiliki. Postur tubuh yang ideal akan

terbentuk melalui latihan secara teratur di pusat-pusat kebugaran atau tempat-

tempat yang menyediakan jasa di bidang olahraga, serta menjaga pola makan

yang cukup gizi dan tidur yang seimbang. Kesadaran masyarakat akan pentingnya

kesehatan membuat masyarakat mulai tertarik untuk mendatangi pusat-pusat

pelayanan jasa di bidang olahraga, seperti jasa penyewaan lapangan futsal, bulu

tangkis, basket dan masih banyak lagi.


Dari sekian banyak cabang olahraga, cabang olahraga futsal menjadi salah

satu pilihan untuk berolahraga, melampiaskan hobi dan tidak lupa tetap

mendapatkan kesehatan jasmani setelah seharian penuh dalam kesibukan

beraktivitas. Pada tahun 2002, olahraga futsal mulai merambah ke Indonesia.

Kompetisi resmi tingkat nasional di Indonesia mulai di adakan tahun 2008 oleh

Badan Futsal Nasional (BFN), lembaga yang khusus didirikan oleh PSSI untuk

mengelola futsal di Indonesia. Dengan cepat futsal mendapat tempat di hati

pecinta olahraga sepakbola. Mulai dari lingkungan sekolah, kampus sampai

perusahaan. Tak jarang pihak-pihak tertentu mengadakan turnamen futsal di

1
2

lingkungannya untuk menjalin keakraban diantara sesama karyawan, pelajar,

mahasiswa ataupun masyarakat yang ada di daerah tersebut.


Tingginya kegemaran masyarakat akan bermain futsal membuat para

pengusaha menjadikannya peluang untuk mendirikan tempat usaha jasa lapangan

futsal. Tidak mengherankan jika disuatu tempat atau wilayah didapati ada lebih

dari 2 atau 3 usaha jasa lapangan futsal, hal ini semakin memperkuat adanya

persaingan antar pengusaha jasa ini. Seperti yang ada pada Semarang ini jasa

penyewaan lapangan futsal terbilang cukup banyak ada 15 perusahaan jasa

penyewaan lapangan futsal. Salah satunya Tunjang Futsal Stadium.

Tunjang Futsal Stadium adalah salah satu usaha jasa penyewaan lapangan

futsal yang berdiri sejak 5 tahun yang lalu dan terletak di jalan Arteri Soekarno

Hatta No. 118A, Tlogosari Kulon, Pedurungan Kota Semarang yang akan menjadi

objek dalam penelitian ini. Tunjang Futsal Stadium ini dikenal sebagai tempat

penyewaan lapangan futsal yang cukup baik dalam Fasilitas yang diberikan

kepada konsumennya. Mulai dari tempat yang luas, nyaman, bersih, 2 lapangan

futsal, tempat duduk, toilet, kipas angin, TV, wifi, bisa untuk turnamen dan

memiliki usaha lainnya yaitu Cafe Tunjang yang juga berada di satu tempat.

Menurut Hendrik (bagian operasional) untuk penyewaan jasa lapangan

futsal pada Tunjang Futsal Stadium rata-rata bisa mencapai 547 jam perbulan

dengan harga Rp 80.000/jam, dari 2 lapangan futsal yang ada. Namun pada tahun

2017 jumlah penyewa lapangan futsal Tunjang Futsal Stadium hanya mencapai

rata-rata 496 jam perbulan dengan harga Rp 80.000/jam. Berkurangnya jumlah

jam penyewaan lapangan futsal dengan harga sewa yang sama akan mengurangi
3

total pendapatan yang diperoleh Tunjang Futsal Stadium. Adanya penurunan itu

apabila tidak cepat ditanggapi akan berakibat buruk bagi perusahaan yang bisa

mengakibatkan perusahaan itu gulung tikar/bangkrut.

Lebih jelasnya jumlah jam penyewaan lapangan pada Tunjang Futsal

Stadium periode 2013 – 2017 dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini.

Tabel 1.1
Jumlah Jam Penyewaan Lapangan Tunjang Futsal Stadium

Tahun 2013 - 2017

Tahun
Bulan
2013 2014 2015 2016 2017
Januari 543 559 547 547 511
Februari 546 559 545 544 510
Maret 548 560 544 547 509
April 550 557 544 542 493
Mei 551 558 546 543 493
Juni 550 554 543 540 492
Juli 547 545 545 542 491
Agustus 547 543 547 539 492
September 549 542 551 539 491
Oktober 548 551 551 533 490
November 549 552 549 534 490
Desember 548 556 552 530 490
Total 1
6576 6636 6564 6480 5952
Tahun
Rata-rata
548 553 547 540 496
Per Bulan
Sumber : Tunjang Futsal Stadium, 2018
4

Gambar 1.1
Rata-Rata Jam Penyewaan Lapangan Tunjang Futsal Stadium
Tahun 2013 - 2017

2013 2014 2015 2016 2017


Sumber : Tunjang Futsal Stadium, 2018
Berdasarkan data tabel dan grafik di atas dapat di lihat adanya penurunan

jumlah jam penyewaan lapangan tunjang futsal stadium di tiga tahun terahir,

dengan tahun 2017 adalah penurunan yang paling tinggi. Oleh karena itu

diperlukan strategi yang tepat untuk menstabilkan atau meningkatkan Keputusan

Sewa/Pembelian jasa pada Tunjang Futsal Stadium.

Lokasi yang strategis dapat menarik lebih banyak konsumen, sehingga

dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan dari segi laba

hingga popularitas yang tentunya akan mempengaruhi keputusan pemilihan

konsumen. Menurut Tjiptono (2006), lokasi adalah keputusan distribusi yang

menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial.

Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan


5

melakukan operasi atau kegiatannya (Lupiyoadi, 2013). Menurut Lupiyoadi

(2013), lokasi juga dikatakan sebagai keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan

dengan di mana operasi dan stafnya akan ditempatkan

Selain Lokasi, Fasilitas juga memiliki pengaruh terhadap Keputusan

Sewa/Pembelian pada perusahaan jasa. Kotler dan keller (2009) berpendapat,

Fasilitas merupakan segala sesutau yang bersifat peralatan fisik yang disediakan

oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen. Penjelasan

Fasilitas menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2008) yaitu penampilan kemampuan

sarana, prasarana dan keadaan sekitarnya dalam menunjukkan eksistensinya

kepada eksternal yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, dan peralatan.

Pendapat lain mengemukakan bahwa Fasilitas merupakan faktor penentu dalam

mendominasi pangsa pasar yang diinginkan oleh perusahaan, karena penguasaan

pasar dapat dicapai apabila perusahaan mendapat kedudukan yang baik sehingga

dapat menciptakan citra perusahaan bagi konsumen, Utami (2010).

Setelah faktor Lokasi dan Fasilitas, Harga yang diberikan juga akan

menentukan Keputusan Sewa/Pembelian konsumen pada perusahaan jasa. Adapun

pengertian Harga menurut Kotler dan Armstrong (2008) Harga adalah jumlah

yang telah disepakati oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang

atau jasa dalam transaksi bisnis. Dengan demikian kesesuaian Harga dengan

segala manfaat yang dirasakan akan menciptakan pandangan konsumen terhadap

suatu barang atau jasa dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian

(Tjiptono, 2008).
6

Seperti pada penelitian Syardiansah (2017) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa variabel Fasilitas, Harga, Lokasi dan Promosi berpengaruh

terhadap Keputusan Sewa lapangan futsal oleh mahasiswa.

Selain itu, pada penelitian Ryan Nanda Whendy (2016) dalam

penelitiannya yang menyatakan bahwa terdapat empat variabel yang berpengaruh

terhadap Keputusan Sewa yaitu Fasilitas, Harga, Lokasi dan Promosi.

Serta dalam penelitian Dian Yuli Prasetiyo (2016) menyatakan bahwa

variabel Motif, Lokasi dan Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap Keputusan

Pemilihan Fitness Center.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini diberi judul

“Analisis Pengaruh Lokasi, Fasilitas Dan Harga Terhadap Keputusan Sewa

Lapangan Tunjang Futsal Stadium”.


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dilihat Tabel 1.1 bahwa

jumlah jam penyewaan lapangan Tunjang Futsal Stadium mengalami penurunan

di tiga tahun terakhir. Untuk itu perumusan masalah yang dapat disimpulkan

adalah “Bagaimana cara meningkatkan keputusan sewa lapangan futsal pada

Tunjang Futsal Stadium" .

Dengan demikian pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor Lokasi berpengaruh terhadap Keputusan Sewa

lapangan futsal pada Tunjang Futsal Stadium?


2. Apakah faktor Fasilitas berpengaruh terhadap Keputusan Sewa

lapangan futsal pada Tunjang Futsal Stadium?


3. Apakah faktor Harga berpengaruh terhadap Keputusan Sewa

lapangan futsal pada Tunjang Futsal Stadium?


1.3 T UJUAN PENELITIAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Sewa

lapangan futsal pada Tunjang Futsal Stadium.


2. Untuk mengetahui pengaruh Fasilitas terhadap Keputusan Sewa

lapangan futsal pada Tunjang Futsal Stadium.


3. Untuk mengetahui pengaruh Harga terhadap Keputusan Sewa

lapangan futsal pada Tunjang Futsal Stadium.


1.3.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi ilmu pengetahuan
Kegunaan penelitian ini bagi ilmu pengetahuan adalah diharapkan

hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang seberapa


8

besar pengaruh lokasi, fasilitas dan harga terhadap keputusan sewa

lapangan futsal pada Tunjang Futsal Stadium.


2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pengaruh keputusan sewa lapangan futsal terhadap penurunan jumlah

jam penyewaan sebagai evaluasi Tunjang Futsal Stadium.


3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi

dan pengetahuan tambahan bagi peneliti selanjutnya tentang keputusan

sewa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2011), perilaku

konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam

mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan

jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebuthan mereka. Sedangkan

menurut Sumarwan (2011), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan,

serta proses, psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum

membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa.

Dalam perilaku konsumen dibagi menjadi dua yaitu konsumen individu

dan organisasi. Konsumen Individu adalah membeli barang dan jasa untuk

digunakan sendiri, digunakan anggota lain atau seluruh anggota keluarga, atau

mungkin untuk hadiah. Sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi

bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya (sekolah,

perguruan tinggi, dan rumah sakit), dimana mereka harus membeli produk

peraltan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya

(sumarwan, 2011).

Perilaku Konsumen merupakan dinamika interaksi antara pengaruh dan

kesadaran, perilaku, dan lingkungan di mana manusia melakukan pertukaran

9
10

aspek-aspek kehidupan (American Marketing Association dalam Peter & Olson,

2014). Dengan kata lain, perilaku konsumen melibatkan pemikiran dan perasaan

yang mereka alami serta tindakan yang mereka lakukan dalam proses konsumsi.

Hal itu, juga mencakup segala hal pada lingkungan yang mempengaruhi

pemikiran, perasaan, dan tindakan tersebut (Peter & Oslon, 2014).

2.1.2 Jasa

Pada dasarnya Jasa/layanan (service) adalah semua tindakan atau kinerja

yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak

berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun (Kotler dan Keller. 2009).

Menurut Zenithaml dan Bitner dalam Priansa (2017) menyatakan bahwa jasa

merupakan suatu kegiatan ekonomi yang output-nya bukan produk dikonsumsi

bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti

kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujud. Sedangkan menurut

Tjiptono dan Chandra (2007) mendefinisikan jasa merupakan aktifitas, manfaat

atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

2.1.2.1. Karakteristik Jasa

Menurut Kotler dan Keller (2009) jasa mempunyai empat karakteristik

berbeda yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran diantaranya :

1) Tak Berwujud (Intangibility)


Tidak seperti produk fisik jasa tidak dapat dilihat, dirasakan,

diraba, didengar, atau dibaui sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi

ketidakpastian, pembeli, akan mencari bukti kualitas dengan mengambil

kesimpulan dari tempat, orang, peralatan, bahan, komunikasi, simbol, dan


11

harga. Karena itu tugas penyedia jasa adalah mengelola bukti untuk

mewujudkan hal yang tak berwujud. Perusahaan jasa dapat berusaha

mendemonstrasikan kualitas jasa mereka melalui bukti fisik dan

presentasi.
2) Tak Terpisahkan (Inseparability)
Sementara barang fisik dibuat, dimasukkan dalam persediaaan

didistribusikan melalui berbagai perantara, dan dikonsumsi kemudian, jasa

umumnya diproduksi dan dikonsumsi sekaligus. Jika seseorang

memberikan jasa, maka penyedia menjadi bagian dari jasa itu. Karena

klien juga sering hadir ketika jasa itu dibuat, interaksi penyedia-klien

merupakan fitur khusus dalam pemasaran jasa. Ketika klien mempunyai

preferensi yang kuat, penyedia dapat menaikkan harganya untuk membagi-

bagi waktu yang terbatas.


3) Bervariasi (Variability)
Karena kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakannya,

kapan dan di mana, dan kepada siapa, jasa sangat bervariasi. Pembeli jasa

menyadari variabilitas ini dan sering membicarakannya dengan orang lain

sebelum memilih penyedia jasa. Untuk meyakinkan pelanggan, beberapa

perusahaan menawarkan garansi jasa yang dapat mengurangi persepsi

konsumen tentang resiko.

4) Dapat Musnah (Perishability)


Jasa tidak dapat disimpan, jadi dapat musnahnya jasa bisa menjadi

masalah ketika permintaan berfluktuasi. Perusahaan transportasi publik

harus memiliki peralatan yang jauh lebih banyak karena permintaan pada

jam sibuk Dn bukan pelanggan untuk permintaan yang merata sepanjang


12

hari. Manajemen permintaan atau manajemen hasil merupkan hal yang

penting. Jasa yang tepat harus tersedia untuk pelanggan yang tepat pada

tempat yang tepat disaat yang dan harga yang tepat untuk memaksimalkan

profitabilitas.

2.1.3 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) menjelaskan bahwa tahap proses

keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk atau

jasa. Sebelum transaksi dilakukan terdapat proses-proses yang terjadi dan

senantiasa menyertai setiap pembelian yakni pertimbangan-pertimbangan.

Menurut Kotler dan Keller (2009) adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Keputusan pembelian barang/jasa

seringkali melibatkan dua pihak atau lebih (Suryani 2008). Berdasarkan definisi

tersebut, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah proses konsumen

dalam menentukan keinginannya melakukan suatu pembelian. Menurut Swashta

dan Irawan (2008), beberapa komponen yang merupakan struktur keputusan

pembelian, di antaranya:

a. Keputusan tentang jenis produk

b. Keputusan tentang bentuk produk

c. Keputusan tentang merek

d. Keputusan tentang penjualnya

f. Keputusan tentang jumlah produk


13

g. Keputusan tentang waktu pembelian

h. Keputusan tentang cara pembayaran

Proses keputusan pembelian yang spesifik yang ditulis oleh kotler dan

amstrong (2008) terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan

perilaku pasca pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan

(2011), mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua

atau lebih pilihan alternatif.

Gambar 2.1

Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen

(Kotler dan Keller,2009)

Pengenalan Pencairan Evaluasi Keputusan Perilaku Pasca


Masalah Informasi Alternatif Pembelian Pembelian

1. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus hingga

naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan. Sedangkan rangsangan

eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan memicu pemikiran tentang

kemungkinan melakukan pembelian.


2. Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:


a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
c. Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
14

d. Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan

produk.
3. Evaluasi alternatif
Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang

relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan

keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring

melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.


4. Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-

merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan

situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian

termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat

pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian,

yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas,

keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.


5. Perilaku pasca pembelian
Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca

pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya

adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.


Sebagian konsumen mungkin melakukan lima tahap proses pengambilan

keputusan pembelian tersebut, sebagian hanya melalui beberapa langkah saja dan

mungkin sebagian hanya melakukan tahap pembelian saja. Schiffman dan Kanuk

(Sumarwan, 2011) menyebutkan tiga tipe pengambilan keputusan konsumen:


1. Pemecahan Masalah yang diperluas
Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi

sebuah kategori produk atau merek tertentu pada kategori tersebut, atau

tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam

jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusan bisa


15

disebut sebagai pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen

membutuhkan informasi yang banyak untuk menetapkan kriteria dalam

menilai merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang

cukup mengenai masing-masing merek yang akan dipertimbangkan.

Pemecahan masalah yang diperluas biasanya dilakukan pada barang-

barang tahan lama dan barang-barang mewah.


2. Pemecahan Masalah Terbatas
Pada tipe keputusan ini, konsumen tidak memiliki kriteria dasar

untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori

tersebut. Namun, konsumen belum memiliki preferensi tentang merek

tertentu. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk

membedakan antar berbagai merek tersebut.


3. Pemecahan Masalah Rutin
Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan

dibelinya. Ia juga telah memiliki standard untuk mengevaluasi merek.

Konsumen sering kali hanya me-review apa yang telah diketahuinya.

Konsumen hanya memutuhkan informasi yang sedikit.


2.1.4 Pengertian Sewa

Dapat dilihat dari pendapat Wirjono Prodjodikoro dalam Sumiasi (2015)

bahwa Sewa adalah persetujuan Sewa menyewa barang, dengan akibat bahwa

penerima tidak menjadi pemilik, melainkan pemakai belaka.

Selain itu M. Yahya Harahap dalam Sumiasi (2015) berpendapat apabila

barang yang di jadikan objek tidak mampu dibayar sepenuhnya oleh pembeli

maka sesuai kesepakatan, barang itu hanya sebagai barang Sewa yang akan ditarik

lagi oleh pemilik barang.


16

Secara keseluruhan Sewa dan pembelian hampir sama, Sewa adalah suatu

kegiatan pembelian suatu produk barang ataupun jasa namun karena pembayaran

yang dilakukan tidak sesuai/hanya sebagian saja maka si pembeli hanya bisa

memakai barang atau jasa tersebut dan akan di minta lagi oleh pemilik jika batas

pemakaian dianggap sudah sesuai dengan pembayaran yang dilakukan.

2.1.4.1 Indikator Keputusan Sewa

Ryan Nanda Whendy (2016), adapun indikator keputusan Sewa adalah :

1. Kemantapan pada sebuah produk


2. Kebiasaan dalam membeli produk
3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain
2.1.5 Lokasi
Lokasi berkaitan dengan saluran pemasaran antara tempat dan keputusan

saluran distribusi. Menurut Tjiptono (2006), lokasi adalah keputusan distribusi

yang menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial.

Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan

melakukan operasi atau kegiatannya (Lupiyoadi, 2013). Menurut Lupiyoadi

(2013), lokasi juga dikatakan sebagai keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan

dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Lokasi merupakan tempat

perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk

menghasilkan barang dan jasa (Tjiptono, 2009). Lokasi yang strategis dapat

menarik lebih banyak konsumen, sehingga dapat memberikan keuntungan

yang maksimal bagi perusahaan dari segi laba hingga popularitas yang tentunya

akan mempengaruhi keputusan pemilihan konsumen


17

Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi

masing-masing perusahaan berbeda. Terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi

ini adalah adanya kaitan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Adanya

perbedaan kebutuhan tersebut membuat perusahaan dalam hal ini menyesuaikan

mana yang efektif dan efisien dalam pemilihan tempat atau lokasi yang akan

ditetapkan dalam melakukan bisnis. Menurut Tjiptono dalam Mandasari (2011),

ada beberapa pertimbangan dalam menentukan pemilihan lokasi, di antaranya :


a) Akses, yaitu kemudahan untuk menjangkau, misalnya lokasi yang dilalui

mudah dijangkau sarana/transportasi umum.


b) Visiabilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak

pandang normal.
c) Lalulintas (Trafic) menyangkut dua pertimbangan utama berikut : - Banyaknya

orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar terhadap terjadinya

impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang terjadi secara spontan, tanpa

perencanaan, dan tanpa melalui usaha – usaha khusus. - Kemacetan dan kepadatan

lalulintas bisa menjadi hambatan.

2.1.5.1 Indikator Lokasi

Saputro dan Khasanah (2016), adapun indikator untuk Lokasi adalah

sebagai berikut :

1. Lokasi yang strategis


2. Kenyamanan lokasi
3. Ketersediaan lahan parkir
18

2.1.6 Fasilitas

Selain Kualitas Pelayanan, Fasilitas juga merupakan faktor penting yang

harus diperhatikan oleh suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Menurut

Kotler dan Keller (2009), Fasilitas merupakan segala sesuatu yang bersifat

peralatan fisik yang disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung

kenyamanan konsumen.
Pendapat lain mengatakan, Fasilitas merupakan penampilan, kemampuan

sarana prasarana dan keadaan lingkungan sekitarnya dalam menunjukan

eksistensinya kepada eksternal yang meliputi Fasilitas fisik (gedung)

perlengkapan dan peralatan. Yang termasuk Fasilitas dapat berupa alat, benda-

benda, perlengkapan, uang, ruang tempat kerja. Lupiyoadi dalam Syardiansah,

(2017).
Secara garis besar dapat disimpulakan bahwa Fasilitas adalah seperangkat

alat atau hal yang dibutuhkan untuk memperlancar suatu kegiatan. Adapun

kelengkapan Fasilitas jasa lapangan futsal adalah area parkir yang luas, tempat

ibadah, kantin, kamar mandi, ruang ganti, papan pengumuman dan loker tempat

penitipan barang.
2.1.6.1 Peranan Fasilitas Dalam Usaha Jasa
Pemberian Fasilitas memegang peranan penting dalam perkembangan

perusahaan, dimasa-masa yang akan datang. Karnanya perusahaan jasa harus

memberikan Fasilitas yang sebaik-baiknya kepada konsumennya. Tujuan dari


19

Fasilitas adalah untuk mencapai kepuasan konsumen dan diharap akan

menentukan keputusannya dalam pemilihan jasa berikutnya karena kepuasan yang

dirasaakan konsumen.
Dengan begitu perusahaan telah membentuk kesan yang baik terhadap

konsumen sehingga mendorong mereka agar mau berhubungan dengan

perusahaan setiap kali mereka membutuhkan jasa yang ada pada perusahaan

(Kotler, 2015).
2.1.6.2 Fasilitas Dan Kualitas Jasa
Menurut Tjiptono (2006) desain dan tata letak Fasilitas erat kaitannya

dengan presepsi pelanggan. Sejumlah tipe jasa, presepsi yang terbentuk dari

interaksi antara pelanggan dengan Fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa

tersebut dimata pelanggan.


Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Fasilitas jasa adalah sebagai berikut :
1. Sifat dan tujuan organisasi

Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai persyaratan

desainnya. Sebagai contoh deain rumah sakit perlu mempertimbankan

ventilasi yang memadai, ruang tunggu pasien yang nyaman, dan lain

sebagainya.

2. Ketersediaan tanah atau kebutuhan akan ruang dan tempat

Setiap perusahaan jasa membutuhkan lokasi fisik untuk

mendirikan fasilitas jasanya. Dalam menentukan lokasi fisik

diperlukan beberapa faktor yaitu kemampuan finansial, peraturan

pemerintah berkaitan dengan kepemilikan tanah dan pembebasan

tanah, dan lain-lain.

3. Fleksibilitas
20

Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume

permintaan sering berfluktuasi, sehingga resiko keuangan relatif besar.

Kondisi ini menyebabkan fasilitas harus dapat disesuaikan dengan

kemungkinan di masa mendatang.


4. Estetis

Estetis atau fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik akan dapat

meningkatkan sikap positif pelanggan terhadap jasa. Aspek – aspek

yang perlu ditata meliputi berbagai aspek. Misalnya tinggi langit-

langit bangunan, lokasi jendela dan pintu, bentuk pintu beraneka

ragam dan dekorasi interior

5. Masyarakat dan lingkungan

Mayarakat (terutama masalah sosial dan lingkungan hidup) dan

lingkungan disekitar fasilitas memainkan peranan penting dan

berpengaruh besar terhadap perusahaan, apabila perusahaan tidak

mempertimbangkannya maka kelangsungan hidup perusahaan bisa

terancam.

2.1.6.3 Indikator Fasilitas

Syardiansyah (2017), adapun indikator untuk Fasilitas adalah sebagai

berikut :

1. Kelengkapan Fasilitas
2. Kondisi Fasilitas
3. Kebermanfatan Fasilitas
2.1.7 Harga
Setelah kedua faktor tersebut diatas, konsumen baru akan

memperhitungkan Harga sebagi faktor yang mempengaruhi keputusan Sewa

dengan perbandingan Lokasi yang nyaman dan Fasilitas yang tersedia. Menurut
21

Kotler dan Armstrong (2008) “Harga adalah jumlah uang yang ditukarkan

konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk dan jasa.

Harga berperan sebagai penentu utama pilihan Sewa.


Pendapat lain mengatakan, Harga merupakan unsur bauran pemasaran

yang sifatnya fleksibel dimana setiap saat dapat berubah menurut waktu dan

tempatnya (Kotler & Keller 2009). Harga merupakan satu-satunya dari unsur

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sementara unsur lain

menimbulkan biaya (Buchari Alma, 2011)


Pengertian dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa harga

merupakan suatu nilai mata uang guna untuk pembayaran yang dilakukan

konsumen dalam mendapatkan suatu produk yang diinginkan.


2.1.7.1 Peranan Harga
Harga memainkan peranan penting bagi perekonomian secara makro,

konsumen dan perusahaan Tjiptono, (2008).

 Bagi Perekonomian

Harga produk mempengaruhi tingkat upah, Sewa, bunga dan laba. Harga

merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian, karena

berpengaruh terhadap alokasi faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja,

tanah dan kewirausahaan.

 Bagi Konsumen

Mayoritas konsumen agak sensitif terhadap Harga, namun juga

mempertimbangkan faktor lain “seperti citra, merek, lokasi toko,

layanan, nilai “value” dan kualitas”. Selain itu, persepsi konsumen

terhadap kualitas produk sering kali dipengaruhi oleh Harga. Dalam


22

beberapa kasus, Harga yang mahal dianggap mencerminkan kualitas

tinggi, terutama dalam kategori specialty products.

 Bagi Perusahaan

Harga produk ialah determinan utama bagi permintaan atas produk

bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa pasar

perusahaan. Dampaknya Harga berpengaruh pada pendapatan dan laba

bersih perusahaan. Singkat kata perusahaan mendapatkan uang melalui

Harga yang dibebankan atas produk atau jasa yang dijualnya.

2.1.7.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (2008), mengemukakan bahwa pada dasarnya ada

empat jenis tujuan penetapan Harga, yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan berorientasi pada laba


Asumsi teori klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan pasti

memiliki Harga dengan keuntungan paling tinggi. Jadi harus ada

kesesuaian Harga.

2. Tujuan stabilitas Harga


Tujuan ini untuk mempertahankan hubungan yang stabil dengan

konsumen. Harga juga dapat ditetapkan sebagai pencegah masuknya

pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan dan mendukung

penjualan ulang produk, seperti memberikan Harga yang terjangkau

pada konsumen.
3. Tujuan berorientasi pada volume
23

Harga ditetapkan sedemikian rupa untuk mencapai target volume

penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar.


4. Tujuan berorientasi pada citra
Perusahaan bisa menetapkan Harga paling tinggi untuk membentuk

atau menciptakan citra perestasius. Sedangkan Harga yang rendah

ditetapkan untuk membentuk citra tertentu.

Dengan demikian Harga akan menciptakan pandangan konsumen

terhadap suatu barang atau jasa dan dapat mempengaruhi keputusan Sewa.

2.1.7.3 Indikator Harga

Adapun indikator Harga menurut Ivan Haristianto (2016) adalah :

1. Kesesuaian tarif dengan fasilitas


2. Keterjangkauan harga
3. Harga bersaing

2.2 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Sampel dan Variabel dan Metode Hasil


tahun Periode Analisis
Penelitian
1 Dian Yuli 185 responden Variabel Dependen: Motif, Lokasi, dan
Prasetiyo dan periode Y : Keputusan Kualitas Pelayanan
(2016) penelitian pada Pemilihan Berpengaruh Positif
tahun 2016 Variabel dan Signifikan
Independen: Terhadap Keputusan
X1 : Motif Pemilihan Fitness
X2 : Lokasi Center Best Gym
X3 : Kualitas
24

Pelayanan Malang
Metode Analisis:
Regresi Linier
Berganda
2 Syardiansah 55 responden dan Variabel Dependen: Fasilitas, Harga,
(2017) periode Y : Keputusan Sewa Lokasi, dan Promosi
penelitian pada Variabel Berpengaruh Positif
tahun 2017 Independen: dan Signifikan
X1 : Fasilitas Terhadap Keputusan
X2 : Harga Sewa Lapangan
X3 : Lokasi Futsal oleh
X4 : Promosi Mahasiswa
Metode Analisis:
Regresi Linier
Berganda
3 Ryan Nanda 108 responden Variabel Dependen: Fasilitas, Harga,
Whendy, dan periode Y : Keputusan Sewa Lokasi, dan Promosi
Sunarti (2016) penelitian pada Variabel Berpengaruh
tahun 2016 Independen: Signifikan Terhadap
X1 : Fasilitas Keputusan Sewa
X2 : Harga Lapangan Futsal
X3 : Lokasi
X4 : Promosi
Metode Analisis:
Regresi Linier
Berganda
4 Ivan 100 responden Variabel Dependen: Motivasi, Lokasi,
Haristianto dan periode Y : Keputusan Harga, dan Kualitas
(2016) penelitian pada Pemilihan Layanan
tahun 2016 Variabel Berpengaruh Positif
Independen: dan Signifikan
X1 : Motivasi Terhadap Keputusan
X2 : Lokasi Pemilihan Fitness
X3 : Harga Center Sebagai
X4 : Kualitas Tempat Melatih
Layanan Kebugaran Tubuh
Metode Analisis:
(Studi Kasus Pada
Regresi Linier
Shangri-La Salon &
Berganda
Fitness Studio
Semarang)
25

5 Sendhang 100 responden Variabel Dependen: Kualitas Pelayanan,


Nurseto dan periode Y : Keputusan Lokasi dan Fasilitas
(2015) penelitian pada Pembelian baik secara parsial
tahun 2015 Variabel maupun simultan
Independen: berpengaruh
X1 : Kualitas signifikan terhadap
Pelayanan keputusan
X2 : Lokasi pembelian.
X3 : Fasilitas
Metode Analisis:
Regresi Linier
Berganda

2.3 Hubungan Logis Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis


2.3.1 Pengaruh Variabel Lokasi Terhadap Keputusan Sewa
Lokasi yang strategis dapat menarik lebih banyak konsumen, sehingga

dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan dari segi laba

hingga popularitas yang tentunya akan mempengaruhi keputusan pemilihan

konsumen. Kotler dan Keller (2009) mengartikan lokasi sebagai segala hal yang

menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat

produk tersedia dan dapat diperoleh bagi konsumen sasaran. Lokasi sebagai

sarana aktivitas perusahaan agar produk mudah didapatkan oleh konsumen

sasarannya, dalam hal lokasi ini meliputi banyak hal (saluran distribusi,

persediaan dan transport) termasuk didalamnya tempat perusahaan beroperasi,

berproduksi maupun cara penyampaian barang dari produsen kepada konsumen.

Lokasi merupakan tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan

melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa (Tjiptono, 2008).


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dian Yuli Prasetiyo (2016) yang

menyatakan bahwa Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemilihan

fitness center. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Arianto

Saputro dan Imroatul Khasanah (2016) menunjukkan bahwa Lokasi berpengaruh


26

positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini mencerminkan bahwa semakin

strategis lokasi, maka semakin tinggi pula tingkat keputusan sewa.


Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
H1: Lokasi Berpengaruh Terhadap Keputusan Sewa
2.3.2 Pengaruh Variabel Fasilitas Terhadap Keputusan Sewa
Kelengkapan fasilitas dengan kondisi yang baik dan siap digunakan dapat

menarik lebih banyak konsumen, sehingga dapat memberikan keuntungan yang

maksimal bagi perusahaan. Tujuan dari Fasilitas adalah untuk mencapai kepuasan

konsumen dan diharap akan menentukan keputusannya dalam pemilihan jasa

berikutnya karena kepuasan yang dirasaakan konsumen. Karenanya perusahaan

jasa harus memberikan Fasilitas yang sebaik-baiknya kepada konsumennya

(Lupiyoadi dalam Syardiansah, 2017). Sedangkan Sulastyono dalam Mandasari

(2011) mengatakan bahwa fasilitas adalah penyedia perlengkapan-perlengkapan

fisik untuk memberikan kemudahan kepada para tamu dalam melaksanakan

aktivitas-aktivitasnya atau kegiatan-kegiatannya, sehingga kebutuhan-kebutuhan

dapat terpenuhi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Syardiansah (2017) yang

menyatakan bahwa Fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan sewa lapangan futsal. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas yang

memadai diberikan, maka semakin tinggi pula tingkat keputusan sewa.


Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
H2: Fasilitas Berpengaruh Terhadap Keputusan Sewa
2.3.3 Pengaruh Variabel Harga Terhadap Keputusan Sewa
Untuk memperoleh pendapatan yang maksimal perusahaan harus

menetapkan harga yang bersaing dengan perusahaan sejenis. Harga merupakan

unsur bauran pemasaran yang sifatnya fleksibel dimana setiap saat dapat berubah

menurut waktu dan tempatnya (Kotler & Keller, 2009). Dengan demikian Harga
27

akan menciptakan pandangan konsumen terhadap suatu barang atau jasa dan dapat

mempengaruhi keputusan Sewa (Tjiptono, 2008).


Dalam penelitian yang dilakukan Ryan Nanda Whendy dan Sunarti (2016)

yang menyatakan bahwa Harga berpengaruh positif dan signifikan tehadap

Keputusan Sewa lapangan futsal. Nurseto (2015) menyimpulkan bahwa harga

memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian.


Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
H3: Harga Berpengaruh Terhadap Keputusan Sewa
2.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran.

Kerangka pemikiran adalah fenomena dunia nyata yang membentuk suatu

pemahaman pengertian yang utuh mengenai bagaimana sebuah masalah

dipecahkan. Dengan mengacu pada beberapa penelitian terdahulu, maka kerangka

pemikir dalam penelitian ini memadukan variabel kualitas pelayanan, fasilitas,

dan harga yang mempengaruhi keputusan sewa. Adapun kerangka pemikiran

penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Lokasi
(X1)
H2

H
H3

Failitas
Keputusan Sewa
(X2)
Sumber : Penelitian Terdahulu (Y)
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran

Harga
(X3)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek,

organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017).

a. Variabel Bebas (Independent Variable)


Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,prediktor,

antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas

. variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono, 2017). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari :


1. Lokasi (X1)
2. Fasilitas (X2)
3. Harga (X3)
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Keputusan Sewa (Y) .


3.1.2 Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah penentuan contruct sehingga menjadi variabel

yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan

oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan contruct, sehingga memungkinkan

28
29

bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang

sama atau mengembangkan pengukuran construct yang lebih baik (Isndriantoro &

Supomo,2016).
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel

Nama Variabel Definisi Variabel Indikator Sumber


Keputusan Keputusan sewa 1. Kemantapan pada Ryan Nanda
Sewa adalah suatu sebuah produk Whendy dan
(Y) keputusan 2. Kebiasaan dalam Sunarti
pemilihan suatu membeli produk (2016)
tindakan dari dua 3. Memberikan
atau lebih rekomendasi kepada
alternatif yang orang lain
ada (Schiffman
dan Kanuk,2014).
Lokasi Lokasi merupakan Saputro dan
(X1) tempat perusahaan 1. Lokasi yang Khasanah
beroperasi atau strategis (2016)
tempat perusahaan 2. Kenyamanan
melakukan lokasi
kegiatan untuk 3. Ketersediaan
menghasilkan lahan parkir
barang dan jasa
yang (Tjiptono,
2009)
Fasilitas Dengan segala 1. Kelengkapan Syardiansah
(X2) fasilitas yang fasilitas (2017)
diberikan, 2. Kondisi fasilitas
perusahaan telah 3. Kebermanfatan
membentuk kesan fasilitas
yang baik
terhadap
konsumen (Kotler,
2014).
Harga Harga merupakan 1. Kesesuaian tarif Ivan
(X3) unsur bauran dengan fasilitas Haristianto
pemasaran yang 2. Keterjangkauan (2016)
sifatnya fleksibel harga
30

dimana setiap saat 3. Harga bersaing


dapat berubah
menurut waktu
dan tempatnya
(Kotler & Keller
2009)

3.2 Obyek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Penentuan

Sampel
3.2.1 Obyek Penelitian dan Unit Sampel
Menurut Sugiyono (2017) Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal

objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu). Objek dalam

penelitian ini adalah Tunjang Futsal Stadium yang berada di Jl. Arteri Soekarno

Hatta No.118A, Tlogosari Kulon, Pedurungan Kota Semarang. Alasan dipilihnya

objek ini dikarenakan data jumlah jam penyewaan lapangan Tunjang Futsal

Stadium mengalami penurunan di tiga tahun terakhir.


Sedangkan unit sampil adalah suatu elemen atau sekelompok elemen yang

menjadi dasar untuk dipilih menjadi sampel (Indriantoro & Supomo, 2016).

Dalam penelitian ini yang menjadi unit sampel adalah penyewa lapangan futsal

Tunjang Futsal Stadium.

3.2.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

Sedangkan menurut Indriantoro & Supomo (2016) populasi merupakan


31

sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik

tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para konsumen

lapangan futsal di Tunjang Futsal Stadium yang belum diketahui jumlahnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Sampel

dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen lapangan futsal Tunjang Futsal

Stadium. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi

yang ada tidak diketahui jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk

meneliti seluruh populasi yang ada tetapi tidak diketahui jumlahnya, sehingga

tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada karena itu

dibentuklah perwakilan populasi.

Dalam penentuan sampel menurut Purba dalam Surjaweni (2015)

mengatakan bahwa dalam menentukan banyaknya sampel dengan populasi yang

tidak diketahui maka digunakan rumus sebagai berikut :

2
Z
n= 2
4(moe)

Keterangan :

n = Jumlah sampel
2
Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% (1,96)
32

Moe = Margin of error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat

ditoleransi, ditentukan sebesar 10%

Oleh karena itu, sampel minimal yang dapat diambil adalah sebesar:

2
1 , 96
n= 2
4(0,1)

n=96,4 atau 96

Berdasarkan hasil perhitungan rumus diatas, maka jumlah sampel dalam

penelitian ini sebesar 96 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik non probability sampling. Menurut Sugiyono (2017)

non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengambilan

sampel ini adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2017) purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian,

Kriteria dalam penarikan sampel ini yaitu :

1. Responden yang pernah menyewa dan menggunakan jasa lapangan

futsal di Tunjang Futsal Stadium minimal 1 kali.


2. Responden berusia minimal 17 tahun.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Untuk mendapatkan suatu laporan yang baik dan terarah, maka diperoleh

daya lengkap dan relevan dengan persoalan yang dihadapi, sehingga dapat
33

dipercaya kebenarannya. Jenis – jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini

adalah:
3.3.1 Data Primer
Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data atau data yang di dapat langsung dari responden tanpa perantara

(Sugiyono, 2017). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini hasil

wawancara kepada pihak Tunjang Stadium dan penyebaran kuesioner kepada

konsumen pengguna jasa lapangan futsal Tunjang Stadium yang menyatakan

tentang lokasi, fasilitas dan harga terhadap keputusan sewa lapangan Tunjang

Futsal Stadium.
3.3.2 Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada

peneliti, misalnya peneliti harus melalui orang lain atau mencatati dokumen

(Sugiyono, 2017). Data sekunder diperoleh dari berbagai bahan pustaka baik

berupa buku, jurnal-jurnal, dan dokumen serta informasi lain yang ada

hubungannya dengan masalah lokasi, fasilitas, dan harga. Dalam hal ini data

mengenai menggunakan jasa lapangan futsal di Tunjang Futsal Stadium.

3.3.3 Sumber Data


Sumber data pada penelitian ini berasal dari jawaban responden melalui

kuesioner yang disebar kepada konsumen yang menggunakan lapangan Tunjang

Futsal Stadium.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2017) metode pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
34

mendapatkan data. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data

adalah sebagai berikut :


3.4.1 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien

bila penelitian tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden (Sugiyono, 2017). Sedangkan menurut Indriantoro &

Supomo (2016) menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpilan

data melalui pertanyaan tertulis dan dapat diketahui jawaban dari responden

terhadap pertanyaan tersebut.


Pada penelitian ini menggunakan kuesioner pertanyaan terbuka dan

kuesioner pertanyaan tertutup. Kuesioner pertanyaan terbuka untuk menanyakan

nama, usia dan jenis kelamin dari responden. Kuesioner pernyataan tertutup untuk

mendapatkan jawaban atas pernyataan yang di ajukan pada kuesioner mengenai

lokasi, fasilitas dan harga terhadap keputusan sewa.


Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala

Likert. Skala Ordinal atau sering disebut Skala Likert, digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian, variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel (Sugiyono, 2017). Adapun alternatif

jawaban nilai tanggapan yang digunakan dalam pengukuran dengan Skala Likert

yaitu sebagai berikut :


a. Jawaban Sangat Setuju (SS) dengan nilai

=5
35

b. Jawaban Setuju (S) dengan nilai

=4
c. Jawaban Cukup Setuju (CS) dengan nilai

=3
d. Jawaban Tidak Setuju (TS) dengan nilai

=2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai

=1
3.4.2 Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah metode pengumpulan data yang sudah dilakukan

dengan membaca berbagai buku, jurnal, dokumen dan bacaan lainnya yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi Pustaka merupakan suatu kegiatan

yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian (Sugiyono, 2017).


3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.5.1 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagai mana adanya, tanpa maksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017). Analisis deskriptif

merupakan pernyataan Skala Likert dari pernyataan yang diberikan kepada

responden, yaitu :

a) Jawaban Sangat Setuju (SS) dengan nilai =5


b) Jawaban Setuju (S) dengan nilai =4
c) Jawaban Cukup Setuju (CS) dengan nilai =3
d) Jawaban Tidak Setuju (TS) dengan nilai =2
e) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai =1

Analisis deskriptif tersebut dijabarkan kedalam Rentang Skala (RS)

sebagai berikut :
36

nilai tertinggi−nilai terenda h


RS=
banyak kelas

Dengan perhitungan sebagai berikut :

5−1
RS=
5

RS=0,8

Standart untuk kategori lima kelas tersebut adalah sebagai berikut :

1,00 – 1,08 = sangat rendah atau sangat tidak baik

1,81 – 2,60 = rendah atau tidak baik

2,61 – 3,40 = sedang atau cukup

3,41 – 4,20 = tinggi atau baik

4,21 – 5,00 = sangat tinggi atau sangat baik

3.5.2 Analisis Data Kuantitatif

Merupakan suatu bentuk analisis yang menggunakan angka-angka dan

perhitungan dengan metode statistik tertentu. Data kuantitatif harus

diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu

untuk mempermudah analisis program SPSS (Sugiyono, 2017). Tahapan-tahapan

dari analisis data kuantitatif adalah :

a. Editing ( Pengeditan )
Tahapan ini berfungsi untuk memilih data yang diperlukan dalam

penelitian dan membuang data yang tidak diperlukan.


b. Coding ( Pemberian Kode )
37

Tahapan ini merupakan proses pemberian kode-kode tertentu

terhadap macam-macam kuesioner untuk pengkategorian kelompok yang

sama.
c. Tabulating ( Tabulasi )
Tahapan ini berfungsi mengelompokkan data secara teratur atas

jawaban-jawaban yang akan dihitung dan dijumpai sampai berbentuk

guna, dengan demikian melalui tabulasi ini nantinya akan dipakai

membuat data tabel untuk mendapatkan pengaruh antara variabel-variabel

yang ada.

3.5.3 Uji Instrumen Pengumpulan Data


3.5.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji

validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total

correlations) dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 (n adalah

jumlah sampel dan tingkat signifikansi). Suatu kuesioner akan dianggap valid

apabila koefisien r hitung > r tabel dan bernilai positif maka pernyataan dikatakan

valid (Ghozali, 2018).


3.5.3.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan ini

dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau


38

jawaban tidak boleh acak. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau

mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan menggunakan uji statistik dengan

Cronback Alpha (ɑ). Suatu data dikatakan reliabel adalah variabel memiliki nilai

Cronbach Alpha > 0,60 atau tidak reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha

< 0,70 (Ghozali, 2011).


3.5.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang

digunakan dalam penelitian. Hal tersebut agar diperoleh model analisis yang tepat.

Agar mendapat regresi yang baik harus memenuhi uji-uji asumsi yang disyaratkan

yaitu memenuhi uji asumsi normalitas, multikoliniertas, dan heterokedatisitas.


3.5.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara yang digunakan

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2018).


Salah satu cara yang dilakukan untuk uji normalitas data dapat dilakukan

dengan menggunakan uji statistik non parametik Kolmogorov Semirnov (K-S).

Pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data mengikuti

distribusi normal atau tidak adalah dengan nilai signifikannya. Jika nilai

signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya Jika nilai

signifikan < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2018).
39

3.5.4.2 Uji Multikolinieritas


Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel independen. Jika variabel

independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol. Ada tidaknya gejala multikolinearitas

dialukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat

pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan toleransinya.

Pedomannya jika suatu nilai regresi yang bebas multikolonearitas apabila

mempunyai nilai VIF lebih kecil dari (≤) 10 dan nilai tolerance lebih besar dari

(≥) 0,10 (Ghozali, 2018).


3.5.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung

situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakil

berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Ada beberapa cara yang digunakan

untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas yaitu melalui grafik plot
40

antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya

SPESID dan uji park (Ghozali, 2018). Dasar analisinya adalah :


a. Jika ada pola tertentu, seperti titil-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),

maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


b. Jika ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Selain itu, ada salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas adalah Uji Glejser. Uji Glejser yaitu

dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen.

Ada tidaknya heteroskedastisitas diketahui dengan melihat probabilitasnya

terhadap derajat kepercayaan 5%. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari (>)

0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika milai probabilitas

lebih kecil dari (<) 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2012).

3.5.5 Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependen (variabel terikat) dengan satu atau lebih variabel independen

(variabel bebas), dengan tujuan untuk mengestiminasi atau rata-rata populasi atau

nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel indepeden yang

diketahui (Gujarati dalam Ghozali (2012)).

Menurut Tabacknick dalam Ghozali (2012) menyatakan bahwa hasil

regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen.

Koefisien dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu

persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus. Pertama.

Meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel


41

dependen berdasarkan data yang ada. Adapun model persamaan regresi linier

berganda yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e


Dimana :
Y = Variabel Keputusan Sewa
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi Variabel Lokasi
b2 = Koefisien regresi Variabel Fasilitas
b3 = Koefisien regresi Variabel Harga
X1 = Variabel Lokasi
X2 = Variabel Fasilitas
X3 = Variabel Harga
e = Standard Error
3.5.6 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji – t)
Uji statistik t digunakan untuk menginterpretasikan koefisien variabel

bebas dengan menggunakan unstandardized coeficients maupun standardized

coeficients (Ghozali, 2018). Untuk menguji apakah masing – masing variabel

bebas (lokasi, fasilitas dan harga) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikat (keputusan sewa) secara parsial, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kriteria Hipotesis
H0 : Tidak Ada pengaruh positif antara Lokasi, Fasilitas, dan Harga

terhadap Keputusan Sewa secara parsial.


Ha : Ada pengaruh positif antara Lokas, Fasilitas, dan Harga terhadap

Keputusan Sewa secara parsial.


b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.
 Apabila angka probabilitas signifikan > α = 0,05, maka H 0

diterima dan Ha ditolak.


 Apabila angka probabilitas signifikan < α = 0,05, Maka H0 ditolak

dan Ha diterima
c. Kesimpulan
 Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima yang berarti

tidak ada pengaruh yang positif antara variabel independen (X)


42

(lokasi, fasilitas dan harga) terhadap variabel dependen (Y)

(keputusan sewa).
 Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak yang berarti ada

pengaruh positif antara variabel independen (X) (lokasi, fasilitas

dan harga) terhadap variabel dependen (Y) (keputusan sewa).


3.5.7 Uji Ketepatan Model (Uji F)
Uji Ketepatan Model (Uji F) digunakan untuk membuktikan bahwa model

regresi yang digunakan adalah model regresi yang baik, sehingga dapat digunakan

untuk memprediksi. Menurut Ghozali (2018) Uji F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau

terikat. Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan angka

probabilitas signifikansi, yaitu:


a. Apabila probabilitas signifikansi < 0,05 maka model layak untuk

dianalisis lebih lanjut.


b. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05 maka model tidak layak

untuk dianalisis lebih lanjut.


3.5.8 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model independen dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2018). Nilai R 2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi-variasi dependen.


Dalam penelitian ini koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh Lokasi (X1), Fasilitas (X2) dan
43

Harga (X3) Terhadap Keputusan Sewa (Y). Angka Koefisien determinasi dapat

diperoleh dengan menggunakan program SPSS, kemudian dilihat pada tabel

summary dikolom Adjusted R Square (R2).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen lapangan futsal Tunjang

Futsal Stadium. Jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian ini sebanyak 96

responden, sampel penelitian diambil dengan metode purposive sampling dengan

kriteria responden sebagai berikut :

3. Responden yang pernah menyewa dan menggunakan lapangan futsal di

Tunjang Futsal Stadium minimal 1 kali.


4. Responden berusia minimal 17 tahun.

Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat data identitas

responden. Penyajian data mengenai identitas responden untuk memberikan

gambaran tentang keadaan diri dari pada responden.

4.1.1.1 Umur Responden

Identitas responden dapat diketahui dari faktor umur, penentuan

banyaknya kelas dan panjang kelas pada tabel umur responden ditentukan dengan

rumus Sturges (Sugiyono, 2008) sebagai berikut :

 Banyaknya kelas (k) = 1 + 3.322 log n


= 1 + 3.322 log 96
= 7,585 dibulatkan jadi 8

 Jangkauan (R) = data terbesar – data terkecil


= 40 – 17
= 23
 Panjang kelas (p) = R/k

44
45

= 23/8
= 2,875 dibulatkan jadi 3

Tabel 4.1
Kategori Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Presentase (%)

1 17 – 19 tahun 16 16,67

2 20 – 22 tahun 28 29,17

3 23 – 25 tahun 19 19,79

4 26 – 28 tahun 10 10,41

5 29 – 31 tahun 7 7,29

6 32 – 34 tahun 6 6,25

7 35 – 37 tahun 6 6,25

8 38 – 40 tahun 4 4,17

Total 96 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa usia responden sangat

beragam. Responden yang berusia antara 20 sampai 22 dengan jumlah responden

sebanyak 29,17%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen

pada kelompok umur tersebut masih berusia remaja. Hal tersebut terkait dengan

konsumen yang berusia remaja memiliki hobi berolahraga salah satunya futsal.
4.1.1.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin responden dapat dilakukan ke dalam kategori laki – laki dan

perempuan. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner didapat jumlah responden

laki – laki dan perempuan sebagai berikut :


Tabel 4.2
Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase %


46

1 Laki-laki 96 100
2 Perempuan 0 0
Total 96 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden laki – laki

sebanyak 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa yang sering menggunakann

lapangan Tunjang Futsal Stadium adalah laki – laki.


4.1.1.3 Pekerjaan Responden
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap

orang demi kelangsungan hidupnya atau untuk memenuhi berbagai macam

kebutuhan hidupnya. Pekerjaan para responden dapat dikelompokkan seperti pada

tabel berikut :

Tabel 4.3
Kategori Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase %

1 Pelajar/Mahasiswa 47 48,95

2 Pegawai Swasta 37 38,55

3 Wiraswasta 6 6,25

4 Lainnya (PNS) 6 6,25

Total 96 100

Sumber : Data primer yang diolah, 2019


Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang

menggunakan lapangan Tunjang Futsal Stadium terbanyak adalah pelajar /

mahasiswa.Hal tersebut dikarenakan pelajar / mahasiswa lebih memiliki waktu

luang yang digunakan berolahraga untuk menjaga kesehatan.


47

4.2 Analisis Deskripsi

Pada bagian ini akan dibahas mengenai bentuk sebaran jawaban responden

terhadap keseluruhan konsep yang diukur. Dari sebaran jawaban responden

tersebut, selanjutnya akan diperoleh sebuah kecenderungan dari sejumlah jawaban

yang ada. Untuk jawaban responden terhadap masing-masing variabel. Akan

didasrkan pada nilai skor (indek) yang dikategorikan kedalam rentang skor

berdasarkan perhitungan. Pada analisis deskriptif statistik variabel. Berikut rumus

untuk mencari timgkat variabel tersebut :

m−n
RS=
k

Keterangan :

RS = rentang skala

m = skor maksimal

n = skor minimal

k = jumlah kategori

Jadi, langkah dan prosesnya yaitu :

5−1
RS=
5
RS=0 ,8
Standar untuk kategori lima kelas tersebut adalah :
1. 1,00 – 1,80 = sangat rendah atau sangat tidak baik yang

menunjukkan kondisi variabel masih sangat rendah atau sangat kecil.


48

2. 1,81 – 2,60 = rendah atau tidak baik yang menunjukkan kondisi

variabel masih rendah atau kecil.


3. 2,61 – 340 = sedang atau cukup yang menunjukkan kondisi

variabel yang sedang atau cukup.


4. 3,41 – 420 = tinggi atau baik yang menunjukkan kondisi variabel

yang tinggi atau baik.


5. 4,21 – 5,00 = sangat tinggi atau sangat baik kondisi variabel yang

sangat tinggi atau sangat baik.


Berdasarkan kategori tersebut kemudian dapat digunakan untuk

menentukan jumlah responden yang memiliki kategori – kategori diatas.


4.2.1 Analisis Deskripsi Variabel Lokasi (X1)
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai jawaban

responden terhadap item – item yang digunakan untuk mengukur variabel lokasi,

sebagai berikut :
Tabel 4.4
Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi (X1)

NO INDIKATOR STS TS CS S SS JUM KATEGORI


(1) (2) (3) (4) (5) LAH
1 Lokasi Tunjang 1 11 33 34 17 96 BAIK
Futsal Stadium
mudah dijangkau
Skor 1 22 99 136 85 343
Rata – Rata 3,57
2 Suasana lokasi 4 17 41 24 10 96 CUKUP
Tunjang Futsal
Stadium yang
nyaman
Skor 4 34 123 96 50 307
Rata – Rata 3,19
3 Tunjang Futsal 2 11 27 37 19 96 BAIK
Stadium memiliki
lahan parkir yang
luas/memadai
Skor 2 22 81 148 95 348
Rata – Rata 3,62
Rata – Rata 3,46 BAIK
49

Sumber : Data primer yang diolah, 2019


Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai rata – rata jawaban

responden terhadap lokasi sebesar 3,46 yang masuk dalam kategori baik untuk

ketiga pernyataan tersebut yaitu Lokasi Tunjang Futsal Stadium mudah dijangkau,

Suasana lokasi Tunjang Futsal Stadium yang nyaman, dan Tunjang Futsal

Stadium memiliki lahan parkir yang luas / memadai. Dari ketiga indikator diatas

diketahui bahwa indikator “Tunjang Futsal Stadium memiliki lahan parkir yang

luas/memadai” mendapatkan skor 3,62 sehingga dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar konsumen Tunjang Futsal Stadium merasa lahan parkirnya sudah

luas dan memadai.


4.2.2 Analisis Deskripsi Variabel Fasilitas (X2)
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai jawaban

responden terhadap item – item yang digunakan untuk mengukur variabel

Fasilitas, sebagai berikut :


Tabel 4.5
Jawaban Responden Terhadap Variabel Fasilitas (X2)

NO INDIKATOR STS TS CS S SS JUM KATEGORI


(1) (2) (3) (4) (5) LAH

1 Fasilitas yang 5 13 47 24 7 96 CUKUP


disediakan
lengkap.
Skor 5 26 141 96 35 303
Rata – Rata 3,15
2 Kondisi fasilitas 3 14 48 20 11 96 CUKUP
baik.

Skor 3 28 144 80 55 310


Rata – Rata 3,22
50

3 Fasilitas yang ada 3 10 28 37 18 96 BAIK


sangat bermanfat
bagi pengunjung.

Skor 3 20 84 148 90 345


Rata – Rata 3,59
Rata – Rata 3,32 CUKUP

Sumber : Data primer yang diolah, 2019


Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai rata – rata jawaban

responden terhadap fasilitas sebesar 3,32 yang masuk dalam kategori cukup untuk

ketiga pernyataan tersebut yaitu Fasilitas yang disediakan lengkap, Kondisi

fasilitas baik, dan Fasilitas yang ada sangat bermanfaat bagi pengunjung. Dari

ketiga indikator diatas diketahui bahwa indikator “Fasilitas yang ada sangat

bermanfat bagi pengunjung” mendapatkan skor 3,59 sehingga dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar konsumen merasa fasilitas Tunjang Futsal Stadium yang

sudah ada sangat bermanfaat sehingga mempengaruhi keputusan konsumen untuk

menggunakan fasilitas tersebut.


4.2.3 Analisis Deskripsi Variabel Harga (X3)
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai jawaban

responden terhadap item – item yang digunakan untuk mengukur variabel harga,

sebagai berikut :

Tabel 4.6
Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X3)
51

NO INDIKATOR STS TS CS S SS JUM KATEGORI


(1) (2) (3) (4) (5) LAH
1 Harga sebanding 4 9 49 25 9 96 CUKUP
dengan
kelengkapan
fasilitas yang ada.
Skor 4 18 147 100 45 314
Rata – Rata 3,27
2 Tingkat harga 3 13 43 29 8 96 CUKUP
terjangkau bagi
kalangan pelajar.
Skor 3 26 129 116 32 306
Rata – Rata 3,18
3 Harga masih 5 8 31 32 20 96 BAIK
bersaing dengan
parusahaan sejenis.
Skor 5 16 93 128 100 342
Rata – Rata 3,56
Rata – Rata 3,33 CUKUP
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai rata – rata jawaban

responden terhadap harga sebesar 3,33 yang masuk dalam kategori cukup untuk

ketiga pernyataan tersebut yaitu Harga sebanding dengan kelengkapan fasilitas

yang ada, Tingkat harga terjangkau bagi kalangan pelajar, dan Harga masih

bersaing dengan perusahaan sejenis. Dari ketiga indikator diatas diketahui bahwa

indikator “Harga masih bersaing dengan perusahaan sejenis” mendapatkan skor

3,56 sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen merasa harga yang ditawarkan

Tunjang Futsal Stadium bersaing dengan perusahaan sejenis”.

4.2.4 Analisis Deskripsi Variabel Keputusan Sewa (Y)


Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai jawaban

responden terhadap item – item yang digunakan untuk mengukur variabel

Keputusan Sewa, sebagai berikut :


Tabel 4.7
52

Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Sewa (Y)

NO INDIKATOR STS TS CS S SS JUM KATEGORI


(1) (2) (3) (4) (5) LAH
1 Saya mantap 0 0 36 40 20 96 BAIK
memilih Tunjang
Futsal stadium

Skor 0 0 108 160 100 368


Rata – Rata 3,83
2 Saya sering 5 14 45 25 7 96 CUKUP
menggunakan
Tunjang Futsal
Stadium

Skor 5 28 135 100 35 303


Rata – Rata 3,15
3 Saya mengajak 9 14 36 29 8 96 CUKUP
rekan lain
menggunakan
Tunjang Futsal
Stadium

Skor 9 28 108 116 40 301


Rata – Rata 3,13
Rata – Rata 3,37 CUKUP
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai rata – rata jawaban

responden terhadap keputusan sewa sebesar 3,37 yang masuk dalam kategori

cukup untuk ketiga pernyataan tersebut yaitu Saya mantap memilih Tunjang

Futsal Stadium, Saya sering menggunakan Tunjang Futsal Stadium, dan Saya

mengajak rekan lain menggunakan Tunjang Futsal Stadium. Dari ketiga indikator

diatas diketahui bahwa indikator “Saya mantap memilih Tunjang Futsal Stadium”

mendapatkan skor 3,83 dapat disimpulkan bahwa konsumen merasa mantap

menggunakan lapangan Tunjang Futsal Stadium.


4.3 Analisis data Kuantitatif
53

4.3.1 Uji Instrumen


Uji Instrumen dalam penelitian ini berupa Uji Validitas dan Uji

Reliabilitas.
4.3.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya indikator

sebagai alat ukur variabel. Pengujian dilakukan dengan melakukan korelasi person

antar skor jawaban responden di setiap pertanyaan dengan skor total jawaban

responden. Indikator dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. Nilai r tabel

dihitung dengan rumus df (degree off freedom) = n – 2.


Ketentuan r tabel :
df =n–2
= 96 – 2
= 94 (0,1689)

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas

No Indikator r hitung r tabel Keterangan


1 Lokasi (X1)
1. Indikator 1 0,869 0,1689 Valid
2. Indikator 2 0,824 0,1689 Valid
3. Indikator 3 0,843 0,1689 Valid
2 Fasilitas (X2)
1. Indik 0,828 0,1689 Valid
ator 1 0,841 0,1689 Valid
2. Indik 0,785 0,1689 Valid
ator 2
3. Indik
ator 3
3 Harga (X3)
1. Indik 0,826 0,1689 Valid
ator 1 0,835 0,1689 Valid
2. Indik 0,873 0,1689 Valid
ator 2
3. Indik
ator 3
4 Keputusan Sewa
54

(Y)
1. Indik 0,879 0,1689 Valid
ator 1 0,839 0,1689 Valid
2. Indik 0,867 0,1689 Valid
ator 2
3. Indik
ator 3
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk

mengukur variable lokasi, fasilitas, harga dan keputusan sewa memiliki koefisien

r hitung > dari r tabel (0,1689). Dengan demikian semua indikator dinyatakan

valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.


4.3.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu apabila diajukan pertanyaan yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan

melihat nilai Cronbach Alpha (a) masing – masing variabel. Apabila Cronbach

Alpha > 0,60 maka indikator dari variabel dinyatakan reliabel atau dapat

dipercaya sebagai alat ukur variabel. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat

sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Indikator Cronbach Standar Keterangan


Alpha Reliabilitas

X1.1 0,668 > 0,60 Reliabel


Lokasi (X1) X1.2 0,772 > 0,60 Reliabel
X1.3 0,737 > 0,60 Reliabel
Fasilitas (X2) X2.1 0,631 > 0,60 Reliabel
X2.2 0,606 > 0,60 Reliabel
55

X2.3 0,762 > 0,60 Reliabel


X3.1 0,740 > 0,60 Reliabel

Harga (X3) X3.2 0,723 > 0,60 Reliabel


X3.3 0,705 > 0,60 Reliabel
Y.1 0,680 > 0,60 Reliabel
Keputusan Sewa Y.2 0,773 > 0,60 Reliabel
(Y)
Y.3 0,784 > 0,60 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.9 hasil pengujian reliabilitas menunjukan bahwa nilai

Cronbach Alpha masing – masing variabel > 0,60. Dengan demikian, maka

indikator dari variabel lokasi, fasilitas, harga dan keputusan sewa dinyatakan

reliable untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik


Pada analisis statistik dengan menggunakan uji regresi berganda maka

model regresi harus memenuhi beberapa uji asumsi klasik seperti uji normalitas,

uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.


4.3.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Pengujian normalitas menggunakan kolmogorov – smirnov, dasar

pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu dengan taraf signifikan 5%

(0,05). Suatu model regresi memiliki distribusi data normal apabila nilai Asymp

sig (2-tiled) > 0,05 (Ghozali, 2018). Berikut hasil uji normalitas dapat dilihat

sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
56

Unstandardized Residual

N 96
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 1,04024880
Most Extreme Differences
Absolute ,057
Positive ,029
Negative -,057
Test Statistic ,057
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.10 hasil uji kolmogorov – smirnov dapat diketahui bahwa

besarnya nilai Asymp Sig 0,200 > 0,05 hal ini berarti data yang digunakan untuk

regresi linier berganda berdistribusi normal.


4.3.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Modal regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Tolerance

menguku variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai

VIF tinggi (karena VIF – 1/Tolerance). Nilai yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama

dengan nilai VIF ≥ 10.


Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa

Collinearity Statisti

Model Tolerance
57

1 (Constant)

LOKASI
,229
FASILITAS
,220
HARGA
,217

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN SEWA

Sumber : Data primer yang diolah, 2019


Pada tabel 4.11 hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan semua

variabel bebas memiliki nilai > 0,10 dan memiliki nilai Variance Inflation Factor

(VIF) < 10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel bebas. Hal ini berarti

bahwa variabel – variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak

terjadi multikolonieritas.
4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika terdapat ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain maka model regresi layak dipakai

untuk memprediksi variabel terikat berdasarkan variabel bebas. Uji

heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilihat melalui Uji Glejser. Jika nilai

signifikansi variabel independen > 0,05 maka, tidak terjadi heteroskedastisitas.


Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) ,982 ,289 3,401 ,001


58

Lokasi -,028 ,054 -,111 -,514 ,609


Fasilitas -,042 ,058 -,159 -,721 ,473

Harga ,055 ,056 ,217 ,978 ,331

a. Dependent Variable: Abs_ut


Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.12 dari uji glejser, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

semua variabel bebas adalah diatas lebih besar (>) dari 0,05. Hal ini dapat

dikatakan bahwa varian data penelitian ini adalah homogen atau lulus uji

heteroskedastisitas.
4.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis regresi berganda dugunakan untuk penelitian yang ingin

mengungkapkan adanya pengaruh variabel independen dan variabel dependen.

Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh variabel lokasi, fasilitas, harga, dan

keputusan sewa pada lapangan Tunjang Futsal Stadium. Dalam perhitungannya

diketahui model regresi dari tabel koefisien sebagai berikut :


Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,702 ,491 1,431 ,156


Lokasi ,228 ,091 ,238 2,503 ,014 ,229 4,361
Fasilitas ,340 ,098 ,338 3,476 ,001 ,220 4,545
Harga ,361 ,095 ,372 3,805 ,000 ,217 4,611

a. Dependent Variable: Keputusan Sewa


Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Nilai koefisien regresi yang digunakan yaitu standardized coefficients.
Dari nilai tersebut maka dibuat persamaan linier sebagai berikut:
Y = 0,238 X1 + 0,338 X2 + 0,372 X3
Y = Keputusan Sewa
X1 = Lokasi
X2 = Fasilitas
X3 = Harga
59

Persamaan regresi tersebut bisa diartikan sebagai berikut :


1. Koefisien regresi lokasi (b1) sebesar 0,238 bernilai positif artinya

semakin baik lokasi (X1) maka semakin tinggi tingkat keputusan sewa.
2. Koefisien regresi fasilitas (b2) sebesar 0,338 bernilai positif artinya

semakin baik fasilitas (X2) maka semakin tinggi tingkat keputusan sewa.
3. Koefisien regresi harga (b3) sebesar 0,372 bernilai positif artinya

semakin baik harga (X3) maka semakin tinggi tingkat keputusan sewa.
4.3.4 Pengujian Hipotesis (Uji-t)
Uji t dilakukan mengetahui apakah secara individu variabel Lokasi (X1),

Fasilitas (X2), dan Harga (X3) berpengaruh terhadap Keputusan Sewa (Y). Nilai t

tabel dihitung dengan rumus df (degree of freedom) = n – k – 1 sehingga df 96 – 3

– 1 = 92 maka nilai t tabel sebesar 1,66159. Dengan ketentuan sig < 0,05 maka

terdapat pengaruh signifikan sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil SPSS

adalah sebagai berikut :


Tabel 4.14
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model T Sig.

1 (Constant) 1,431 ,156

LOKASI
2,503 ,014
FASILITAS
3,476 ,001
HARGA
3,805 ,000

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN SEWA

Sumber : Data primer yang diolah, 2019


1. Uji Hipotesis 1 (Lokasi terhadap Keputusan Sewa)
Pengujian pengaruh lokasi terhadap keputusan sewa menunjukkan nilai

signifikansi 0,014 yang lebih kecil dari (<0,05) dan t hitung sebesar 2,503

lebih besar (>) dari t table sebesar 1,66159, maka Ha diterima. Hal
60

tersebut menunjukkan bahwa Ha dalam penelitian ini diterima, yang

artinya variabel lokasi mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keputusan sewa dapat diterima.


2. Uji Hipotesis 2 (Fasilitas terhadap Keputusan Sewa)
Pengujian pengaruh fasilitas terhadap keputusan sewa menunjukkan nilai

signifikansi 0,001 yang lebih kecil dari (<0,05) dan t hitung sebesar 3,476

lebih besar (>) dari t table sebesar 1,66159, maka Ha diterima. Hal

tersebut menunjukkan bahwa Ha dalam penelitian ini diterima, yang

artinya variabel fasilitas mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keputusan sewa dapat diterima.


3. Uji Hipotesis 3 (Harga terhadap Keputusan Sewa)
Pengujian pengaruh harga terhadap keputusan sewa menunjukkan nilai

signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari (<0,05) dan t hitung sebesar 3,805

lebih besar (>) dari t table sebesar 1,66159, maka Ha diterima. Hal

tersebut menunjukkan bahwa Ha dalam penelitian ini diterima, yang

artinya variabel harga mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keputusan sewa dapat diterima.

4.3.5 Uji Ketepatan Model (Uji F)


Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi linear berganda yang

digunakan adalah layak atau tidak. Berikut adalah tabel uji F :


Tabel 4.15
Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 435,699 3 145,233 129,974 ,000b

Residual 102,801 92 1,117


61

Total 538,500 95

a. Dependent Variable: Keputusan Sewa

b. Predictors: (Constant), Harga, Lokasi, Fasilitas


Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji F hitung sebesar

129,974 dengan hasil signifikan sebesar 0,000, dan df1 = k (variabel bebas) = 3,

dan df2 = n – k – 1 = 92, didapat nilai F tabel = 2,70. Hasil menunjukkan bahwa F

hitung sebesar 129,974 > 2,70 dan nilai sig kurang dari 0,05 maka model regresi

layak digunakan untuk peramalan.


4.3.6 Koefisien Determinasi (R2)
Dalam penelitian ini koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh variabel lokasi (X 1),

fasilitas (X2), dan harga (X3) mampu menjelaskan variabel keputusan sewa (Y).

Koefisien determinasi dari model ini ditunjukkan oleh besarnya Adjusted R

Square (R2) dengan hasil sbagai berikut :


Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 ,899a ,809 ,803 1,057

a. Predictors: (Constant), Harga, Lokasi, Fasilitas

b. Dependent Variable: Keputusan Sewa


Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa besarnya Adjusted R Square

(R2) adalah sebesar 0,803. Hal tersebut berarti 80,3% variasi variabel keputusan

sewa dapat dijelaskan oleh variabel bebas berupa lokasi, fasilitas, dan harga.

Sedangkan sisanya 19,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati.
4.4 Pembahasan
62

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel lokasi, fasilitas,

dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan sewa

pada Tunjang Futsal Stadium. Hasil penelitian ini mendukung beberapa

penelitian sebelumnya yang memiliki hasil yang sama sebagai faktor yang

mempengaruhi Keputusan Sewa.


4.4.1 Pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Sewa
Berdasarkan uji sebelumnya diketahui bahwa variabel lokasi

berpengaruh positif terhadap keputusan sewa. Lokasi merupakan prioritsas

utama aspek teknis/operasi menganalisis penentuan lokasi yang strategis,

pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah menganalisis

maka akan mengakibatkan meningkatkan biaya yang akan dikeluarkan

nantinya. Lokasi yang strategis mudah dijangkau transportasi, lokasi yang

nyaman serta memiliki tempat parkir yang luas dapat meningkatkan

keputusan sewa.
Kotler dan Keller (2009) mengartikan lokasi sebagai segala hal

yang menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan

untuk membuat produk tersedia dan dapat diperoleh bagi konsumen

sasaran. Lokasi sebagai sarana aktivitas perusahaan agar produk mudah

didapatkan oleh konsumen sasarannya, Lokasi merupakan tempat

perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk

menghasilkan barang dan jasa (Tjiptono, 2008).


Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Prasetiyo (2016) dan Khasanah (2016) menunjukkan bahwa hasil lokasi

berpengaruh positif terhadap keputusan sewa.


4.4.2 Pengaruh Fasilitas terhadap Keputusan Sewa
63

Berdasarkan uji sebelumnya dapat diketahui bahwa variabel

Fasilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

sewa. Kelengkapan fasilitas dan kondisi fasilitas yang baik serta fasilitas

yang ada memiliki manfaat bagi pengguna lapangan Tunjang Futsal

Stadium dapat meningkatkan keputusan sewa.


Kotler dan Keller (2009), Fasilitas merupakan segala sesuatu yang

bersifat peralatan fisik yang disediakan oleh pihak penjual jasa untuk

mendukung kenyamanan konsumen. Tujuan dari Fasilitas adalah untuk

mencapai kepuasan konsumen dan diharap akan menentukan

keputusannya dalam pemilihan jasa berikutnya karena kepuasan yang

dirasaakan konsumen. Menurut Tjiptono (2008) fasilitas merupakan

sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa ditawarkan kepada

konsumen. Fasilitas merupakan sesuatu yang penting dalam usaha jasa,

oleh karena itu fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, desain interior dan

eksterior serta kebersihan harus dipertimbangkan terutama yang berkaitan

erat dengan apa yang dirasakan konsumen secara langsung.


Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Syardiansah (2017)

dan Sunarti (2016) menunjukkan bahwa fasilitas berpengaruh positif

terhadap keputusan sewa.


4.4.3 Pengaruh Harga terhadap Keputusan Sewa
Berdasarkan uji sebelumnya diketahui bahwa variabel harga

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan

sewa. Hal ini dapat menunjukkan bahwa harga sesuai dengan kelengkapan

fasilitas, harga yang terjangkau dikalangan masyarakat dan harga dapat

bersaing dengan perusahaan sejenis dapat meningkatkan keputusan sewa.


64

Kotler & Keller (2009) mendefinisikan Harga merupakan unsur

bauran pemasaran yang sifatnya fleksibel dimana setiap saat dapat berubah

menurut waktu dan tempatnya. Harga berperan sebagai penentu utama

pilihan Sewa. Harga adalah sejumlah uang yang di sepakati sebagai biaya

dalam pemindahan kepemilikan atau penggunaan jasa oleh konsumen

dengan pertimbangan beberapa faktor atau manfaat yang didapatkan

seperti lokasi yang strategis atau Fasilitas yang melengkapi. Dengan

demikian Harga akan menciptakan pandangan konsumen terhadap suatu

barang atau jasa dan dapat mempengaruhi keputusan Sewa (Tjiptono,

2008).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Whendy dan Sunarti

(2016), Nurseto (2015) menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif

terhadap keputusan sewa.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai pengaruh Lokasi, Fasilitas, dan Harga Terhadap

Keputusan Sewa pada lapangan Tunjang Futsal Stadium dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

sewa. Hal ini berarti semakin baik lokasi, maka akan semakin meningkat

keputusan sewa lapangan Tunjang Futsal Stadium.


2. Fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

sewa. Hal ini berarti semakin baik fasilitas, maka akan semakin meningkat

keputusan sewa lapangan Tunjang Futsal Stadium.


3. Harga berpengaruhi positif dan signifikan terhadap keputusan

sewa. Hal ini berarti semakin baik harga yang diberikan, maka akan

semakin meningkat keputusan sewa lapangan Tunjang Futsal Stadium.


Dari ketiga variabel diatas yang paling dominan berpengaruh terhadap

keputusan sewa lapangan Tunjang Futsal Stadium adalah Harga, sedangkan

variabel yang berpengaruh paling sedikit adalah Lokasi.

5.2 Saran
Saran yang disampaikan berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat

yaitu :

65
66

1. Dilihat dari variabel lokasi, diketahui bahwa indikator suasana

lokasi Tunjang Futsal Stadium yang nyaman mendapatkan nilai terkecil

dibandingkan dengan indikator lainnya. Oleh karena itu pihak Tunjang

Futsal Stadium perlu memberikan suasana lokasi yang nyaman digunakan

bagi konsumen seperti memperluas tempat parkir dan kebersihan lapangan

dan ruang ganti. Sehingga dengan adanya suasana lokasi yang nyaman

maka akan meningkatkan keputusan sewa pada konsumen Tunjang Futsal

Stadium.
2. Dilihat dari variabel fasilitas, diketahui bahwa indikator fasilitas

yang disediakan lengkap mendapatkan nilai terkecil dibandingkan dengan

indikator lainnya. Oleh karena itu pihak Tunjang Futsal Stadium perlu

melengkapi fasilitas seperti membangun tempat ibadah dan menambah

jumlah bola. Sehingga dengan adanya fasilitas yang lengkap maka akan

meningkatkan keputusan sewa pada konsumen Tunjang Futsal Stadium.


3. Dilihat dari variabel harga, diketahui bahwa indikator tingkat harga

terjangkau bagi kalangan pelajar mendapatkan nilai terkecil dibandingkan

dengan indikator lainnya. Oleh karena itu pihak Tunjang Futsal Stadium

perlu menyesuaikan harga sewanya dengan perusahaan sejenis. Sehingga

dengan tingkat harga terjangkau bagi kalangan pelajar akan meningkatkan

keputusan sewa pada konsumen Tunjang Futsal Stadium.


5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini yaitu :
1. Penelitian ini mengambil obyek di Tunjang Futsal Stadium,

sehingga hasil penelitian hanya menggambarkan pada ruang lingkup

obyek penelitian tersebut.


67

2. Nilai adjusted R square (R2) sebesar 0.803 sehingga variasi

keputusan sewa dapat dijelaskan oleh variabel independen berupa lokasi,

fasilitas, dan harga sebesar 80,3%, sedangkan 19,7% dijelaskan oleh faktor

– faktor lain yang tidak diamati.


5.4 Agenda Penelitian Yang Akan Datang
Bagi penelitian yang akan datang perlu dipertimbangkan beberapa hal

seperti melakukan penelitian dengan menggunakan variabel lain dalam

penelitian ini, atau dapat mengkombinasikan variabel dalam penelitian ini

dengan variabel lain yang berpengaruh terhadap keputusan sewa seperti variabel

promosi, kualitas pelayanan, dan citra perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2014. Manjemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV.
Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS


25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Haristianto, Ivan. 2016. Analisis Pengaruh Motivasi, Lokasi, Harga, dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Keputusan Pemilihan Fitness Center Sebagai
Tempat Melatih Kebugaran Tubuh. Jurnal Ekonomi Bisnis.

Indriantoro, N., & Supomo, B. 2016. Metode Penelitian Bisnis "Untuk Akuntansi
& Manajemen". Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Khasanah, Saputro. 2016. Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas


Pelayanan, Promosi, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal
Manajemen. Vol. 5 No. 4.

Kotler dan Keller. 2009. ManajemenPemasaran. Jilid I. Edisike 13 Jakarta:


Erlangga.

Kotler, Philip and Gray Amstrong. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.

Lupiyoadi, Rambat, dan A. Hamdani. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:


Salemba Empat.
Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Ketiga. Jakarta :
Selemba Empat.

Nurseto, Sendhang. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi dan Fasilitas


terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Peter & Olson. 2014. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran.


Jakarta:Salemba Empat.

Priansa, Donni Juni. 2017. Perilaku Konsumen Dalam Persaingan Bisnis


Kontemporer. Bandung : Alfabeta.

68
69

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sujarweni, V. W. 2015. In M. P. Ekonomi. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.


Sumarwan, ujang. 2011. Perilaku Konsumen. Bogor : Ghalia Indonesia.

Sumiasi, Putu. 2015. Penarikan Barang Yang Menjadi Objek Sewa Beli Dalam
Hal Pembeli Sewa Wanprestasi.

Swastha, Bayu dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:


Liberty Offet.

Syardiansah. 2017. Pengaruh Fasilitas, Harga, Lokasi dan Promosi terhadap


Keputusan Sewa Lapangan Futsal oleh Mahasiswa. Jurnal Samudra
Ekonomi dan Bisnis Vol. 8 No. 2.

Tjiptono & Chandra. 2007. Service, Quality & Satisfaction.Yogyakarta:CV. ANDI


OFFSET.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakarta.

Utami, Christina Widya. 2010. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.

Whendy, Kumadji. 2016. Analisis Faktor – Faktor Pembentuk Minat Sewa Dan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Sewa Lapangan Futsal. Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol. 34, No. 1.
Yuli, Dian. 2016. Pengaruh Motif, Lokasi dan Kualitas Layanan terhadap
Keputusan Pemilihan Fitness Center. Jurnal Ekonomi Bisnis. No. 1.

Anda mungkin juga menyukai