Anda di halaman 1dari 3

Soal Kuis Akper Syariah (setelah UTS)

A. Soal Essay
Narasi jawaban tidak boleh sama dengan peserta lain jika sama maka nilai keduanya
didiskualifikasi.
1. Salah satu jenis akad murabahah adalah murabaha to the purchase order.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah tersebut.
Bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari Nasabah
b. Buatlah skema murabahah tersebut untuk memperjelas jawaban pertama saudara.

1. Nasabah bernegosiasi kepada bank untuk melakukan pembiayaan murabahah


2. Karena bank tidak memiliki stok barang yang dibutuhkan nasabah, maka bank
selanjutnya melakukan pembelian barang kepada supplier/pemasok .
3. a. Nasabah dan bank melakukan akad murabahah.
b. Bank melaksanakan serah terima barang.
c. barang yang diinginkan pembeli (nasabah) selanjutnya diantar oleh pemasok (supplier)
kepada nasabah (pembeli).
4. Setelah menerima barang, nasabah (pembeli)selanjutnya membayar kepada bank.
Pembayaran kepada bank biasanya dilakukan dengan cara mencicil sejumlah uang
tertentu selama jangka waktu yang disepakati.
b. Murabahah tanpa pesanan; murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat

c. Jika pembeli lalai dalam membayar, bolehkah dikenakan denda (ta’zir)? Jelaskan
jawaban saudara.
Boleh, karena Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban
sesuai dengan akad yang akan diakui sebagai kerugian

2. Salah satu akad jual beli yang diatur di dalam PSAK adalah akad salam.
a. Jelaskan definisi akad salam menurut PSAK 103.
Salam sebagai akad jual beli barang pesanan (muslam fih) denganpengiriman
dikmudian hari oehpenjual (muslam alaihi) danpelunasannya dilakukan
olehpembeli (al muslam) pada saat akaddisepakati sesuai dengan syarat-
syarattertentu
b. Transaksi salam mirip dengan transaksi ijon. Jelaskan sisi persamaan dan perbedaan
keduanya.
Perbedaan:
Beda antara sistem ijon dengan akad salam ada pada beberapa poin berikut:
1. Penjual memiliki kebebasan dalam pengadaan barang, dapat dari hasil
ladangnya dan bisa pula dengan membeli dari hasil ladang orang lain, sedangkan
sistem ijon, penjual hanya dibatasi agar mengadakan buah dari ladangnya sendiri.
2. Pada akad salam, penjual bisa saja mendapatkan hasil panen yang melebihi
jumlah pesanan, sebagaimana dimungkinkan pula hasil panen ladangnya tidak
mencukupi jumlah pesanan. Akan tetapi itu tidak menjadi masalah yang berarti,
sebab ia dapat menutup kekurangannya dengan membeli dari orang lain. Sedangkan
pada sistem ijon, maka semua hasil panen ladang penjual menjadi milik pembeli,
tanpa peduli sedikit banyaknya hasil panen. Dengan demikian, bila hasil panennya
melimpah, maka penjual merugi besar, sebaliknya bila hasil panen kurang bagus,
karena suatu hal, maka pembeli merugi besar pula.
3. Pada akad salam, buah yang diperjual-belikan telah ditentukan mutu dan
kriterianya, tanpa peduli ladang asalnya. Sehingga bila pada saat jatuh tempo, jika
penjual tidak bisa mendatangkan barang dengan mutu dan kriteria yang disepakati
maka pembeli berhak untuk membatalkan pesanannya. Adapun pada sistem ijon,
pembeli tidak memiliki hak pilih pada saat jatuh tempo, apa yang dihasilkan oleh
ladang penjual, maka itulah yang harus ia terima.

B. Soal Kasus
PT. DEF membutuhkan 10 ton beras “Putri Biru” untuk keperluan ekspor 6 bln, tgl
10/01/2017 PT DEF melakukan pembelian beras dgn skema salam kpd BSP, adapun
informasi sbb :
Spesifikasi barang : Beras Putri Biru , Kuantitas = 10 Ton
Harga : Rp. 400.000.000 (Rp. 40.000.000 per ton)
Waktu penyerahan : 2 tahap setiap 3 bln @ 5 ton (12 April dan 12 Juli 2017)
Syarat pembayaran : Dilunasi pada saat akad ditandatangani dengan BG Panin Syariah
(dananya eff pada nasabah setor ke bank).
Untuk pengadaan pesanan beras tsb diatas BSP mengadakan transaksi salam dgn KUD
“BERDIKARI”, sbb :
Spesifikasi barang : Beras Putri Biru , Kuantitas = 10 Ton
Harga : Rp. 360.000.000 (Rp. 36.000.000 per ton)
Penyerahan Modal : Uang tunai sejumlah Rp. 300 juta, peralatan pertanian senilai Rp.
60 juta.
Waktu penyerahan : 2 tahap setiap 3 bln @ 5 ton (12 April dan 12 Juli 2017)
Syarat pembayaran : Dilunasi bank syariah pada saat akad ditandatangani dengan cara
pemindahbukuan ke giro Wadiah KUD “Berdikari” .
Diminta :
a) Jurnal di BSP (BSP selaku penjual) saat akad salam ditandatangani dengan PT. DEF atas
transaksi ini PT. DEF setor Bilyet Giro BRIS (dananya tidak ditolak, effektif hari ini).
Dr. Kas/rekening nasabah pembeli-PT.DEF 400.000.000
Cr. Hutang salam 400.000.000
b) Jurnal di BSP (selaku pembeli) saat menyerahkan modal berupa uang tunai Rp. 300 juta
dananya oleh BSP dipindahbukukan ke giro wadiah KUD “Berdikari” dan peralatan
pertanian nilai buku Rp. 60 juta (Harga perolehan Rp. 60 juta & Akm Penyusutan Rp. 0).
Piutang salam
Dr. Kas/rekening nasabah penjual- 400.000.000
Cr.kas 300.000.000
Cr. Aset salam 60.000.000
Cr. Pend selisih salam 40.000.000
c) Jurnal di BSP saat menerima beras dari KUD tahap ke 1 berupa 5 ton beras senilai Rp. 180
juta (5 ton x Rp 36 juta/ton).
Dr.persediaan salam-5 ton 180.000.000
Cr. Piutang salam 180.000.000
d) Jurnal di BSP saat mengirim beras tahap I ke gudang PT. DEF.
Dr. Utang salam 200.000.000
Cr. Persed produk salam 180.000.000
Cr. Pend bersih salam 20.000.000
e) Jurnal di BSP saat menerima beras tahap ke 2 dari KUD “Berdikari” sebanyak 5 ton senilai
Rp. 180 jt.
Dr. Persd salam-5 ton 180.000.000
Cr. Piutang salam 180.000.000
f) Jurnal di BSP saat menyerahkan beras tahap ke 2 (terakhir) sebanyak 5 ton beras, dikirim ke
gudang PT. DEF.
Dr. Utang salam 200.000.000
Cr. Persed produk salam 180.000.000
Cr. Pend bersih salam 20.000.000

------------------- end -----------------

Anda mungkin juga menyukai