Anda di halaman 1dari 100

1

8
9

10
11

12
13
1
Pengertian Design FTTH

 Design :
Desain berasal dari kata Desaino dalam bahasa Itali yang artinya
adalah suatu gambar yang mengandung arti atau bermakna, jadi
dalam bahasan disini desain merupakan suatu seni yang dituangkan
dalam bentuk gambar dan mengandung arti, tentu didalamnya terdapat
keterangan- keterangan seperti dimensi, symbol – symbol yang
digunakan, penamaan, spesifikasi, ukuran dan lain – lain tergantung
desain apa yang ditampilkan.

ODF ODC ODP OTP Optical TLP


Roset
ONT PC

TV

ODN
Konfigurasi Jaringan FTTH
2
Design Center Process
Design Center Process
3
FTM (ODF + FMS)

ODF FTM
1. Memiliki tinggi 2,2 m (termasuk sepatu rak atau rack wheels),
2. Mempunyai dudukan untuk FTB (Panel) dengan sistem rak 19”,
3. Kapasitas minimum ODF FTM adalah 7 Fiber Terminal Box.
4. Kapasitas tiap FTB maksimal 144 port
5. Sehingga kapasitas total ODF FTM minimal sebesar 1008 port.

Fiber Termination Box (FTB)


1.Desain konstruksi FTB atau dapat juga disebut Panel berbentuk modular dan
atau tersusun dari beberapa sub panel yang berisi susunan konektor adaptor
SC/UPC. Sub panel tersebut harus terpasang secara Swing atau Slidding pada
modul FTB yang di-mounting pada struktur rak 19”.
2.FTB/Panel harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemasangan,
penggantian dan pemeliharaan fiber dapat dilakukan dengan mudah dan tidak
mengganggu fiber (live fiber) yang lain.
3.Setiap Panel FTB atau Sub-Panel harus dilengkapi dengan pigtail dan
cassette tempat penyimpanan slack pigtail dan protection sleeve.
4.Masing-masing Panel/Sub Panel harus dilengkapi dengan kabel/pathcord
guide.dengan sempurna.
FTM (ODF + FMS)

Splice Room
Splice room harus dilengkapi splice tray yang berfungsi untuk
mengamankan dan melindungi sambungan fiber/protection sleeve. Splice
room dapat ditempatkan di Cassette pada Panel atau sub modul/sub panel
FTB.
Splitter
1.Dalam hal ODF FTM dilengkapi dengan splitter, maka persyaratan splitter
harus sesuai dengan Spesifikasi Telekomunikasi Splitter ( STEL L- 050 -2008
Versi 1); dan splitter harus diterminasi di ruang khusus berupa panel 19” setara
dengan FTB/Panel (FTB Splitter).
2.Dalam hal ODF FTM tidak dilengkapi dengan splitter, maka harus terdapat
Splitter room yang setara dengan FTB/Panel dan di-mounting pada rak 19”.
Pentanahan
ODF FTM harus memiliki terminal pentanahan yang berfungsi untuk terminasi
pentanahan. Setiap bagian ODF FTM yang terbuat dari logam harus
diterminasikan secara terintegrasi. Terminasi pentanahan harus sedemikian rupa
sehingga kabel pentanahan dapat terpasang dengan sempurna.
4
Feeder Network

Feeder FO cable adalah FO cable yang


menghubungkan antara Central Office sampai ODC

Elemen Feeder Terdiri dari :


1. ODC (Optical Distribution Network
2. Passive Splitter
3. Kabel FO
Jenis fiber yang dipakai adalah yang comply dengan
fiber G.652D
Telkom menggunakan jenis kabel loose tube design
untuk Feede FO cable dengan referensi standard sbb:

1. Duct Cable: STEL K-015-2009


2. Aerial Cable: STEL K-017-2009
Kapasitas jumlah fiber core yang umum dipakai
1. Duct Cable: 12C, 24C, 48C, 96C, 144C, 264C
2. Aerial Cable: 12C, 24C, 48C, 96C
Optical Distribution Cabinet
Penempatan Optical distribution Cabinet (ODC)

Penempatan lokasi ODC diusahakan agar sedemikian rupa dengan


mempertimbangkan faktor :
• Faktor keamanan
• Faktor bencana alam (banjir)
• Jumlah lokasi demand
• Letak geografis
• Idealnya ODC dipasang pada titik center suatu kawasan
Contoh kapasitas ODC : 96, 144, 288, dan 576 pemilihan
kapasitas disesuaikan dengan jumlah calon pelanggan.
Passive Splitter

Didalam konfigurasi desain FTTH ini terdapat passive spliter


yang penempatannya bisa di ODF, ODC maupun di ODP
tergantung dari kondisi demandnya.
Total Splitting yang digunakan untuk GPON adalah 1 : 32

Berikut adalah contoh kombinasi penggunaan Passive Splitter


One stage passive splitter 1 : 32
Two stage passive splitter 1 : 4 kemudian 1 : 8 dan 1 : 2
kemudian 1 : 16
Konfigurasi Feeder Networ

a. Konfigurasi Ring
Konfigurasi Ring digunakan apibila menginginkan system yang redundant
dan kondisi geografis di lapangan memungkinkan untuk dibuat jaringan
feeder berbentuk Ring.

49-96 49-96
ODC
576 ODC 97-120 97-120
288

STO HOST

ODC
576

s.d 1152 HP
Demand
FT 1-48 1-48 121-144 121-144
M
ODC
288

ODC
288 ODC
288
157-168 157-168
145-156 145-156
b. Konfigurasi Bus
c. Konfigurasi Star
d. Feeder Dengan Micro Duct

 Design Feeder menggunakan micro duct


 Kapasitas kabel yang ditarik sesuai kebutuhan (misal 12 core)
 Kabel yang dipakai adalah Air Blown Fiber dan tidak ada
sambungan kabel (dari ODF langsung ke ODC
 Bila sekaligus untuk antisipasi pertumbuhan demand yang
dicadangkan adalah polongan micro duct
Moda/Pola Penggelaran Feeder

Secara umum pola penggelaran Feeder dibagi mmenjadi dua yaitu Instalasi
Bawah Tanah dan Atas Tanah, sebagai berikut :
a. Bawah Tanah :
1). Instalasi dengan subduct/microduct
2). Menggunakan duct
3). Menggunakan microduct
4). Instalasi Menggunakan Kabel Tanam Langsung/HDPE
b. Atas Tanah
Instalasi ini digunakan untuk lokasi – lokasi yang tidak memungkinkan
dilakukan dengan cara duct

3. Standard Feeder
Standard yang digunakan dalam penggelaran kabel Feeder adaalah sebagai
berikut :
 Kedalaman Penggelaran kabel optic dengan cara HDPE minimal 1.5 meter,
dengan tetap memperhatikan peraturan/regulasi setempat.
 Kapasitas feeder dari STO minimal 96 core.
 Jenis kabel yang digunakan adalah kabel loose tube (bila maksimum 2 x 264
core) atau kabel Ribbon (bila kapasitas diatas 2 x 264 core).
Penentuan Jumlah Core Feeder

Jumlah core optik kabel feeder dalam satu ODC ditentukan


oleh banyaknya demand yang akan dilayani dalam satu
boundary ODC tersebut dan konfigurasi passive splitter.

Contoh menentukan jumlah core optik Feeder :


Dalam satu boundary ODC yang akan dibangun, terdapat
300 unit rumah, konfigurasi passive splitter adalah 32, maka
kebutuhan core optik Feeder minimum adalah :
300 dibagi 32 = 10 core.
ODC
OLT ODF

Feeder
5
Distribution Network

Distribution FO cable adalah FO cable yang


menghubungkan antara ODC sampai distribution point
Elemen Distribution network Terdiri Dari :
1. Kabel FO
2. Passive Splitter
3. ODP (Optical Distribution Network)
Ada 2 jenis fiber yang sering dipakai, yaitu
Fiber G.652D dan G. 657A
Beda prinsip G.652D dan G.657A adalah pada
Bending Radius. Dimana G.652D mempunyai
kemampuan bending radius sampai 30mm,
sedangkan G.657A, mempunyai kemampuan
Bending radius sampai 15mm
Ada 2 jenis kabel yang dipakai untuk distribusi yaitu,
jenis SCPT untuk aplikasi Duct cable, dan jensi SSW
untuk aplikasi Aerial Cable
Jenis Kabel Distribusi
Konsep Kabel Distribusi:

1. Fleksibel baik untuk aplikasi underground/duct maupun aerial.


Fleksibel artinya, satu fiber bisa dipetik untuk bisa diterminasi dalam
kotak distribusi/distribution point (DP), sementara fiber yang lain bisa
diteruskan tanpa ada splicing/sambungan atau disebut juga sebagai
“Pass Through Concept”

Kabel distribusi
2. Juga memenuhi konsep demand tumbuh untuk aplikasi aerial. Demand
tumbuh artinya, kabel distribusi harus bisa dilakukan penarikan terlebih
dulu, sementara kotak distribusi/distribution point (DP) akan ditempatkan
kemudian ketika ada permintaan dari pelanggan. Penarikan kabel
distribusi disyaratkan tidak boleh ada slack dan tidak boleh ada
pemutusan kawat penggantung (messenger wire)
Splitting Kabel Distribusi
Distribusi Aerial

Jenis Kabel G.652.d, Single mode fiber type


 Mempunyai Supporting wire/messenger wire yang terbuat dari
bahan metal.
 Mempunyai tension member/strength member.
 Mempunyai pelindung core.
 Tahan terhadap suhu luar -25oC sampai dengan +60oC.
 Fiber: 0.5 mm-coated optical fiber.
 Mempunyai struktur selubung per core (atau 1 tube untuk 1
core).
Design Kabel Distribusi

Contoh-1 One Stage Passive Splitter


Design Kabel Distribusi

Contoh-2 Two Stage Passive Splitter


Penetuan Jumlah core Distribusi

Suatu kawasan dengan jumlah unit rumah = 80 unit, jumlah


Core Feeder dan Distribusi adalah :
 Sistem Centralized dengan PS 1:32
 Kebutuhan Feeder = 80/32 = 3 core
 Kebutuhan Distribusi minimal 80 core dan jumlah
ODP bila menggunakan ODP kap. 16 maka jumlah
ODP = 80/16 = 5

 Sistem 2 Stages PS 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP


 Kebutuhan Feeder = 80/32 = 3 core
 Kebutuhan ODP kap. 16 = 80/16 = 5 buah
 Kebutuhan PS 1:8 = 5 x 2 = 10 buah
 Kebutuhan Distribusi = 10 core
Latihan

Suatu kawasan hunian dengan jumlah rumah = 500 unit


Bila kita mendesign FTTH mengunakan 2 stage dan Passive
Splitter yang digunakan adalah 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP,

Hitung jumlah Passive Splitter di ODP


Hitung Jumlah core optik untuk kabel distribusi
Hitung jumlah core optik untuk Feeder
Hitung Jumlah Passive splitter di ODC
Berapa kapasitas ODC yang dibutuhkan
Bila kabel distribusi yang dipakai adalah kabel kap. 12 core
maka berapa jumlah kabel yang dibutuhkan.
Jawab :

Suatu kawasan hunian dengan jumlah rumah = 400 unit


Bila kita mendesign FTTH mengunakan 2 stage dan Passive
Splitter yang digunakan adalah 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP

Passive Splitter di ODP = 400/8 = 50


Jumlah core optik untuk kabel distribusi = 50
Jumlah core optik untuk Feeder = 50/4 = 13
Jumlah Passive splitter di ODC = 13
Kapasitas ODC yang dibutuhkan = 96
Bila kabel distribusi yang dipakai adalah kabel kap. 8 core maka
jumlah kabel yang dibutuhkan. = 50/8 = 7 kabel distribusi
Optical Distribution Point (ODP)

Penempatan Lokasi Optical Distribution Point (ODP)


Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penempatan ODP :
• Faktor keamanan
• Faktor bencana alam (misal banjir)
• Jumlah dan letak demand
• Kemudahan dalam operasional
Pemasangan Pondasi ODP

MAKS
1M
HH
60X40X60 CM

Pondasi
HH ODP
Pipa PVC
diameter 4 inchi

Pipa PVC 2“ untuk


Kabel distribusi dan
Drop Cable

Pemasangan ODP Pedestal


Tampak samping
ODP Closure

Design Distribusi Aerial Menggunakan Kabel SSW dan Drop


Cable Aerial

 Menggunakan kabel udara FO jenis SSW kap. 8 core


 Menggunakan ODP jenis closure
Flexible Wiring System
6
Drop Cable Network (Saluran Penanggal)

 Saluran Penanggal adalah kabel yang terhubung dari port ODP


hingga port OTP atau Roset (Jika tidak ada OTP).
 Ada 2 jenis saluran penanggal yaitu : Atas Tanah dan Bawah Tanah
 Drop kabel atas tanah menggunakan Barier atau penguat kabel yang
ditengahnya terdapat mesengger (untuk 2 core).
 Saluran Penanggal Bawah Tanah digelar dengan menggunakan duct
system biasanya untuk kawasan perumahan menengah keatas
 Drop kabel yang digunakan adalah kapasitas 2 core atau 1 core dengan
standard G 657 A
Instalasi Kabel Dalam Rumah

 Yang dimaksud Instlasi Kabel dalam Rumah (IKR) disini adalah Instalasi
kabel output dari ONT sampai ke Terminal CPE
 Jumlah tarikan kabel indoor sesuai dengan kebutuhan pelanggan
 IKR untuk telepon menggunakan kabel tembaga dengan konektor RJ 11
(telepon analog), bila menggunakan IP Phone maka kabel yang
dibutuhkan adalah UTP dengan konektor RJ 45
 IKR untuk Internet dan IPTV menggunakan kabel UTP

Kabel UTP
7
Design Distribusi FTTH Kawasan Perumahan

Design Distribusi Sistim Under Ground Menggunakan Kabel Duct

Langkah-langkah Pembuatan Design


 Tentukan Boundary ODC khususnya untuk demand yang besar
/kawasan yang luas.
 Plotting lokasi ODC
 Plotting lokasi dan kapasitas ODP
 Plotting rute kabel dan rute duct
 Buat gambar detil design yang terdiri dari :
i. Petalokasi duct dan kabel distribusi
ii. Skema duct distribusi dan drop cable
iii. Skema kabel distribusi
iv. DP Area
DESAIN DISTRIBUSI FTTH MENGGUNAKAN DUCT CABLE

Menentukan Letak ODC


ODC

1. Gambar Peta lokasi

CLUSTER
BARCELONA
Gambar Skema Duct Distribution

Menetikan Letak ODP,


Rute Duct dan Hand
hole

 Menggunakan
pipa PVC 2 inchi
 Handhole
ukuran
40x40x40 cm
dan 40x60x40
Membuat Design Kabel Distribusi

 Menentukan rute
kabel distribusi
 Menentukan
Kapasitas kabel
distribusi yang akan
dipakai
 Membuat skema
kabel distribusi
5. Gambar Desian DP
Area
Desain Drop Cable Under Ground
8
Design Distribusi menggunakan Micro Duct

Langkah-langkah Pembuatan Design


 Tentukan Boundary ODC khususnya untuk demand yang
besar /kawasan yang luas.
 Plotting lokasi ODC
 Plotting lokasi dan kapasitas ODP
 Plotting rute micro duct
 Tentukan jenis dan kapasitas micro duct
 Buat gambar detil design yang terdiri dari :
i. Petalokasi micro duct distribusi
ii. Skema micro duct distribusi
iii. Skema distribusi Air Blown fiber
iv. Skema micro duct drop cable
v. Skema drop cable Air Blown Fiber
vi. DP Area
C. Drop Cable Network (Saluran Penanggal)
1. Peta lokasi Micro Duct untuk
Kabel Distribusi

14,0

19 39,0
8,0
38 3 17
6 32 15
30 2 11
8 26 9
7
22
20
18
BH 5
3
16 1
12
10
8
6 40,0
2
62,0
31 2
9 27 70,0
25 2
3 21
38 3 19 8,0
6 32 17 15
30 2 11
8 9
26 2
2 20
BI 7 5
18 3
16 1
12
10
8
6 40,0
2
37 35 3 62,0
3 31 93,0
29 2
7 25 2
56 52 5 3 21
0 38 19 1 8,0
36 3 7 15
2 11
30 2
8 26
22 2
BJ 9 7
5
0 18 3 20,0
16 1
12 1
0 8
6
2
15,0
99,0
51 3
9 37 86,0
35 33 3 2,0

60 1 29
58 5 27 2 9,0
6 5 23
52 5 21 1
0 38 9 17 43,0
36 3
2 3
0 28 BK 15 1
1 9
26 2 7
2 20 5
18 1 3
6 1
12 10
8 6
2
125,0
C. Drop Cable Network (Saluran Penanggal)
40,0

GRA 9
PS 1:2 6
= 12 2. Skema Micro Duct
39,0
22,0

Untuk Kabel Distribusi


2F 2F X
3
GRA 1
0-16
PS10(0
1-16)

GRA 0
PS09(0
9-16
1-16)
 Micro Duct yang
2F digunakan adalah
GRA 0
2F
124,0
Direct Burried
8-16
PS08(0
1-16) 140,0
dengan tanam
GRA 0
PS07(0
7-16
1-16)
110,0
2F X
7 langsung
2F  Kapasitas micro duct
disesuaikan dengan
2F
62,0
GRA 0
6-16
PS06(0 101,0
1-16)

GRA 0
4-16
jumlah ABF
PS04(0
1-16)
28,0
GRA 0
5-16
2F PS05(0
1-16)
2F X
4
43,0
101,0
2F

GRA 0
3-16 97,0
PS03(0
1-16)

GRA 0
1-16
PS01(0
1-16) 54,0

2F GRA 0
2-16
PS02(0
1-16) 2F

179,0
GRA 9
PS 1:2 6
=1 2
3. Skema Kabel Distribusi
2F
61,0 AIR B
LOWN
FIBER
GRA 1
0-16

 Menggunakan Air
PS10(0
1-16)

GRA 0
9-16
PS09(0
1-16)
Blown Fiber
 Kapasitas kabel
2F 146,0

AIR B
LO WN FI
2F BER
162,0

GRA 0
PS08(0
8-16
1-16)
AIR B
LOWN
FIBER
disesuaikan dengan
kebutuhan
GRA 0
7-16
PS07(0
1-16)

2F 172,0
2F AIR B
211,0 LOWN
FIBER

GRA 0
6-16 AIR B
PS06(0 LOWN
1-16) FIBER

GRA 0
4-16
PS04(0
1-16)

GRA 0
2F 5-16
182,0 PS05(0 138,0
1-16)
2F

AIR B
LOWN
2F FIBER
250,0

AIR B
GRA 0 LO WN FI
3-16 BER
PS03(0
1-16)

GRA 0
1-16
PS01(0
1-16)

2F 332,0 GRA 0
2-16 207,0
PS02(0
1-16)
AIR B 2F
LOWN
FIBER
4. Gambar Desain DP
6,0
21,0
Area
20.9897

18,0

18,0
19
38 3 17 19,0
6 32 15
30 2 11
8 26 9
7
22
20
18
BH 5
3
14,0 16 1
14,0 12
9,0 10
14,0
14,0 8
16,0 6
14,0 2
15,0 16,0
16,0 16,0
31 2
9 27 16,0 18,0
25 2 17,0 11,0
3 21
38 3 19 20,0
6 32 17 15
30 2 11
8 26 9
22
20
BI 7 5
18 3
17,0 16 1
14,0
14,0 12
14,0 10
14,0 8
14,0 6
14,0
16,0 2
16,0
37 35 3
14,0
16,0
14,0
3 31
29 2 16,0
7 25 2 16,0
56 52 5 3 21
11,0
19,0
0 3 19 1
8 36 7 15
32 11
14,0
30 2
8 26
22 2
9 7BJ 5
0 18 3
14,0
16 1 21,0
14,0 12 1
14,0
14
,0
0 8
14,0
14,0 6
14,0 2
14,0
14,0
21,0
51 3 14,0
9 37 14,0
16,0

35 33 3 14,0
19,0

60 1 29 16,0
58 5 27 2
6 5 23 16,0
52 5 21 1
0 38 9 17 19,0

36 3
14,0
2 3
0 28
15 1
1 9 BK
26 2 7
14,0 2 20 5
18 1 3
14,0
6 1 1 21,0
14,0 2 10
14,0 8 6
14,0
14,0
2
14,0 19,0
16,0

19,0
27,0
21,0

18,0
5. Gambar Desain Micro
GRA 1
PS10(0
0-16
1-16)
18,0 19,0
Duct Untuk Drop
Cable
14,0
28,0 GRA 0
9-16
PS09(0
14,0 16,0 1-16)

16,0
23,0
14,0 32,0

29,0
15,0
18,0
29,0  Micro Duct yang
GRA 0 16,0 16,0
PS08(0
8-16
1-16)
33,0
20,0
digunakan adalah
17,0
28,0
GRA 0
Direct Burried
7-16
PS07(0

14,0
14,0
16,0
1-16)

16,0
dengan sistem
tanam langsung
28,0 32,0
14,0
14,0
16,0
GRA 0

 Kapasitas micro
6-16 27,0
PS06(0 28,0
14,0
1-16)

16,0

14,0
28,0
GRA 0
PS04(0
4-16
1-16)
40,0 duct disesuaikan
14,0
14,0
28,0
GRA 0
5-16
21,0
dengan jumlah
PS05(0
1-16)
14,0

28,0
14,0
ABF
14,0 16,0 21,0
35,0
14,0
GRA 0
3-16
PS03(0 28,0
14,0
1-16)

16,0

GRA 0
14,0 1-16 35,0
PS01(0 19,0
28,0 1-16)
14,0
14,0 21,0
28,0
GRA 0
14,0 2-16
PS02(0
1-16)
14,0
19,0
35,0

19,0
GRA 9
PS 1:2 6
= 12
45,0

39,0

18,0
6. Gambar Desain Drop
18,0

GRA 0
PS09(0
9-16
GRA 1
PS10(0
0-16
1-16)
37,0
Cable Menggunakan
58,0 1-16)
44,0
30,0
16,0 Air Blown Fiber
16,0
66,0
43,0 32,0

29,0 50,0
15,0
79,0
16,0
32,0
GRA 0 49,0
8-16
PS08(0 69,0
1-16)
GRA 0
7-16
PS07(0
61,0 1-16)
44,0
30,0
16,0
42,0
16,0
28,0
32,0
14,0

14,0 48,0
28,0
42,0 75,0
GRA 0
6-16
PS06(0
1-16) 56,0
GRA 0
4-16
PS04(0
1-16) 40,0
42,0
28,0
14,0
21,0
14,0
GRA 0
5-16
28,0 PS05(0
1-16)
42,0 42,0
28,0 21,0
51,0
14,0 35,0
14,0
28,0
42,0
GRA 0
3-16
PS03(0
1-16) 72,0
GRA 0
1-16
PS01(0 56,0
1-16)
42,0
28,0 40,0
14,0
14,0

28,0 GRA 0
2-16
21,0
CONTOH
PS02(0
1-16)
42,0

19,0
ROSET OPTIK
68,0
54,0
38,0
9
Design Distribusi High Rise Building (HRB).

 Identifikasi Jenis HRB (Mall, Hotel, Apartemen, Office)


 Hitung berapa tinggi lantai
 Cek Nota Kesepakatan terkait dengan
 Jumlah Demand
 Jenis Layanan
 Scope of Work
 Diskusikan dengan pihak Pengembang perihal :
 Ketersediaan ruang ODC
 Ketersediaan runway/rute kabel
 Penempatan ODP
 Penempatan ONT
 Buat gambar Wiring Diagram Distribusi
 Buat Diagram Floor Plan untuk indoor kabel
Jenis-Jenis HRB dan Solusi design FTTx

 Mall / Pusat Perbelanjaan


 Dominan kebutuhan adalah layanan telepon dan
internet.
 Perangkat yang cocok adalah menggunakan ONU
GPON dipasang pada ruang elektronik /shaft
 Dibutuhkan penarikan indoor kabel tembaga.

 Hotel
 Jenis layanan yang dibutuhkan untuk hotel
dominan adalah telepon (PABX), internet dan TV
 Memungkinkan perangkat ONT dipasang di shaft
 Dibutuhkan penarikan kabel UTP dari ruang ONT
ke masing-masing unit.
 Apartemen
 Kebutuhan layanan telepon, internet dan TV
(triple play).
 ONT dipasang didalam unit
 Dibutuhkan penarikan kabel indoor FO dari ODP
ke roset optik.

 Office
 Dominan layanan adalah data dan telepon serta
beberapa TV.
 Memungkinkan perangkat ONT dipasang di shaft
 Dibutuhkan penarikan kabel UTP dari ruang ONT
ke masing-masing unit.
Contoh-1 Design FTTH HRB menggunakan C Shape Cable
Contoh-2 Design FTTH HRB menggunakan Indoor Cbale ditarik
langsung dari ODC tipe Centralized
Contoh-3 Design FTTH HRB menggunakan Indoor Cbale ditarik
langsung dari ODC tipe 2 Stage
Contoh-4 Design FTTH HRB Apartemen menggunakan Micro
Duct, ONT dipasang didalam Unit Apartemen
TLP

Indoor
Optik PC
ONT F660
Lt 21
Roset
TV
STB
ODP
s/d
TLP
Connector Microduct Indoor
24 W Optik ONT F660 PC
Lt 1
Roset Connector
TV
STB
ODP

Microduct ODC GF
24 W With PS 1:32
MDF Room
End Cap Contoh
Air blown Fibers(ABF)
Contoh-5 Design FTTH HRB Office menggunakan Micro Duct,
ONT dipasang didalam Shaft, typical untuk Office
TLP
ODP Kabel
Copper
ONT F820 PC
Kabel Lt 24
UTP
R SHAFT TV
STB
Kabel
UTP s/d
TLP
ODP Kabel
Connector Microduct Copper
ONT F820 PC
Kabel LT 5
UTP Connector
R SHAFT TV
STB
Kabel
UTP

Microduct ODC GF
With PS 1:32
MDF Room
End Cap Contoh
Air blown Fibers(ABF)
Contoh-6 Design FTTH Kawasan Bisnis untuk
Apartemen, Mall, Hotel dan Office

HOTEL APARTMENT
CIPUTRA WORLD
JAKARTA
OFFICE

Micro Duct 5/3.5 / 7 W - 272


DESAIN FTTH HRB :
Micro Duct 5/3.5 / 7 W - 250
Micro Duct 5/3.5 / 7 W - 115

Micro Duct 5/3.5 / 7 W - 296


Micro Duct 5/3.5 -12W - 187

Micro Duct 5/3.5 24 W-457 Micro Duct 5/3.5 24 W-457

1. Hotel
2. Apartemen
Micro Duct 5/3.5 / 4 W - 251

MALL 3. Office
4. Mall
10
Design Instalasi Kabel Dalam Rumah

Design IKR untuk Perumahan


Informasi yang dibutuhkan pada saat mendesign IKR FTTH
adalah :
 Scope of Work Penyediaan Infrastruktur (Nokes).
 Lokasi penempatan ONT
 Jenis dan jumlah layanan
 Lokasi pemasangan CPE
 Ketersediaan Catudaya Listrik
Design IKR FO
Design IKR Kabel Tembaga & UTP

 Yang dimaksud Instlasi Kabel dalam Rumah (IKR) disini adalah Instalasi
kabel output dari ONT sampai ke Terminal CPE
 Jumlah tarikan kabel indoor sesuai dengan kebutuhan pelanggan
 IKR untuk telepon menggunakan kabel tembaga dengan konektor RJ 11
(telepon analog), bila menggunakan IP Phone maka kabel yang
dibutuhkan adalah UTP dengan konektor RJ 45
 IKR untuk Internet dan IPTV menggunakan kabel UTP

Kabel UTP
11
Menghitung Link Budget

Kontribusi Loss Maksimum Per Elemen

Untuk menghitung Link Budget yang harus diketahui terlebih dahulu


adalah Loss Maksimum Per Elemen

Network Elemen Batasan Ukuran

Kabel Max 0.35dB/km

Splicing Max 0.1 dB

Connector Loss Max 0.25 dB (Refer IEC 61300-3-34 Grade B attenuation)

Splitter 1:2 Max 3.70 dB

Splitter 1:4 Max 7.25 dB

Splitter 1:8 Max 10.38 dB

Splitter 1:16 Max 14.10 dB

Splitter 1:32 Max 17.45 dB


Link Budget Deployment FTTH
ODC PS 1:4
SC CONNECTOR
HOME / OFFICE
ODP PS 1:8 TLP
SC CONNECTOR
STO
FTM Drop ONT PC
FEEDER CABLE FO

TV
OLT
STB

17 Km
LINK BUDGET Max 28 dB Untuk meningkatkan kualitas
detil desain beberapa hal
STANDARD TOTAL perlu diperhatikan a.l:
NO URAIAN SATUAN VOLUME
REDAMAN (dB) REDAMAN (dB) 1. Forecast Demand
1 Kabel FO km 0.35 17 5.95 2. Topologi Infrastruktur
1:2 bh 3.70 3. Spesifikasi Perangkat
1:4 bh 7.25 1 7.25 4. Standar Instalasi
2 Splitter 1:8 bh 10.38 1 10.38
1:16 bh 14.10
1:32 bh 17.45
SC/UPC bh 0.25 5 1.25
3 Konektor
SC/APC* bh 0.35 2 0.7
di Kabel Feeder bh 0.10 8 0.8
4 Sambungan di Kabel Distribusi bh 0.10 2 0.2
di Drop Kabel bh 0.10 2 0.2
TOTAL REDAMAN MURNI 26.73
TOTAL REDAMAN + TOLERANSI 28
Sumber : Guidance FTTH dari NWS
*Konektor SC/APC digunakan untuk kebutuhan sinyal RF di OLT dan ONT
12
Pembuatan BoQ/RAB FTTH

Setelah selesai pembuatan design langkah selanjutnya adalah


pembuatan Bill of Quantuty / Rencana Anggaran dan Biaya.
Hitung seluruh volume material dan jasa yang dibutuhkan yang
terdiri dari :
 Jaringan Feeder
 Jaringan Distribusi
 Jaringan Drop Cable

Untuk memudahkan dalam penghitungan, gunakan alat bantu


seperti :
 Diagram batang kabel
 Tabel jumlah demand, jenis layanan dan volume material yang
disusun per lantai (untuk HRB).
BoQ FTTH
STANDARD NOTASI PENULISAN

1.2 SKEMA KABEL FEEDER


Purpose: Information required for the Feeder Cable Work
A. OTB at STO
OTB to be installed with the symbol Telkom Standard and indicated with the
designator in BoQ:
Example: TC-OF-SM-xx (yy)

B. Feeder Cable
Indication: Black Line (New: 0.6 point, Existing: 0.3 point)
Information:
1) Type (Duct/Aerial) and capacity of cable
2) Length of cable
3) Core Assignment

Note: The younger number shall be assigned for the far end (the last
position).
STANDARD NOTASI PENULISAN

IDENTIFICATION OF FEEDER CABLE

Code STO
Code Feeder Cable
Feeder No.

Segment No.

Branch-Segment No.

Core No. In Cable

FE XXX 01-01-01 (01-288)


DC-OF-SM-XXX-xxxxM
Cable Length
Type of Cable in meter
Duct Cable: DC-OF-SM
Aerial Cable: AC-OF-SM No. Of Cores
STANDARD NOTASI PENULISAN

C. ODC
Code ODC
Code STO
ODC No. “FA”, “FB”, .......
ODC Capacity

ODC-XXX-FA-288
xx PS 1:4 (xxx HP)
Number of Homepass
Code Splitter 1:4
Number of Splitter 1:4

Coordinates Lokasi ODC


D. MH/HH/CLOSURE
1) MH/HH: Name of Existing MH/HH or Type of New MH/HH
2) Closure:
a. Straight Joint: SC-OF-SM-xxx
b. Pass-through Joint: SC-OF-SM-xxx-PT
STANDARD NOTASI PENULISAN
STANDARD NOTASI PENULISAN
1.5 CORE ASSIGNMENT DIAGRAM (2/3)
1) EXAMPLE OF CORE ASSIGNMENT DIAGRAM (1): STAR/BUS TOPOLOGY

Lokasi BB CAD (72) Lokasi EE


STO ABC ODC-288 (01 – 72) ODC-288
(193 – 240) (288) (97 – 144)

01 - 24
(48)
25 - 48

49 - 72
(96)
73 - 96 CAD
(73 – 96)
97 - 120

121 - 144

145 - 168

169 - 192

193 - 216
(48)
217 - 240
(24) (24)
241 - 264

265 - 288
(48)
Lokasi AA Lokasi CC Lokasi DD
ODC-288 ODC-144 ODC-144
(241 – 288) (169 – 192) (145 – 168)

SKEMA KABEL FEEDER Lokasi BB Lokasi EE


(Reference for Main Information) ODC-288 ODC-288
(193 – 240) CAD (24) (97 – 144)
(193 – 240) (73 – 96)
STO ABC (48) CAD (72) (97 – 144)
(01 – 72)
(48)
(01 – 288) (01 – 240) (01 – 192) (01 – 72)
(288) (288) (288) (96)
(145 – 192)
(48) (145 – 168)
TC-OF-SM-144 (2) (241 – 288)
(48) (169 – 192) (24)
Lokasi AA Lokasi CC Lokasi DD
ODC-288 (24) ODC-144
ODC-144
(241 – 288) (169 – 192) (145 – 168)
STANDARD NOTASI PENULISAN
2) EXAMPLE OF CORE ASSIGNMENT DIAGRAM (2): RING TOPOLOGY

Lokasi AA Lokasi CC
ODC-144 ODC-288
STO ABC (265 – 288) (193 – 240)

CAD
0
2 2
4
(01 – 48) 4
1
7 7
4
1
9
5
1
9 8
1
9
1
3 2
1
2
6
1
2
7 1
4
1
4
2 2
6
0
2
6
1
2
9 9
4
2
1
5
2
1
9 8
2
4
2
4
3
6 6
6
8
7
1 0
4 Lokasi DD
5 8 Lokasi BB
ODC-288
(145 – 192)
ODC-144 Lokasi FF
(241 – 264) ODC-144
2 2 (97 – 120)
2
2 2
2
6
1
4 8
2
6
1
1
5
1 1
4
8
1
9
1
6 1
4
1
9
7
4
3 0
1
6
6
9
2
9
7 4
2
9
5
4 2
8
7
7
1
2
3 4
6
CAD 0
9 0
2
2
(01 – 48) 5
1 8
4
Lokasi GG Lokasi EE
ODC-288 ODC-144
(49 – 96) (121 – 144)

SKEMA KABEL FEEDER Lokasi AA Lokasi CC


ODC-288 ODC-288
(Reference for Main Information) (241 – 288) (01 – 288) (193 – 240)

STO
Lokasi BB
ABC ODC-144 Lokasi FF
(241 – 264) ODC-144
(97 – 120) Lokasi DD
ODC-288
(145 – 192)
(01 – 288) (01 – 288)
TC-OF-SM-144 (4) Lokasi GG
ODC-288 Lokasi EE
(49 – 96) ODC-144
(121 – 144)
STANDARD NOTASI PENULISAN

Lokasi DD
ODC-288
(145 – 192)
STANDARD NOTASI PENULISAN

Lokasi DD
ODC-288
(145 – 192)
STANDARD NOTASI PENULISAN

Lokasi DD
ODC-288
(145 – 192)
STANDARD NOTASI PENULISAN

Lokasi DD
ODC-288
(145 – 192)
STANDARD NOTASI PENULISAN

Lokasi DD
ODC-288
(145 – 192)
STANDARD NOTASI PENULISAN

Lokasi DD
ODC-288
(145 – 192)

Anda mungkin juga menyukai