Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH Kesehatan Reproduksi

WAKTU

DOSEN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

TOPIK Upaya Promotif Dan Preventif


Upaya Promotif Dan Preventif 1

SUB TOPIK
1. Health Promotion
2. Spesific Protection
3. Early Diagnosis And Promotif Treatment

OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA


Setelah perkuliahan ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang:
1. Health Promotion
2. Spesific Protection
3. Early Diagnosis And Promotif Treatment

REFERENSI
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Dirjen Pembinaan Kesehatan
2. Ida Bagus Gde manuaba, 1999, Memahami Kesehatan reproduksi wanita, Area
EGC Jakarta.
3. Masyarakat, 1996, “Kesehatan Reproduksi di Indonesia”, Jakarta.
4. Mohamad, Kartono, 1998, “Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi”,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
5. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, PPK-UGM, dan Ford
Foundation, 1995, “Hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, terjemahan
bahasa Indonesia Implication of the ICPD programme of action Chapter VII,
Yogyakarta.
6. Wahid, Abdurrahman, dkk, 1996, “Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan
Ketimpangan Gender”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
7. Wattie, Anna Marie,1996, “Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian
dan implikasi”, Pusat Penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta.
8. Wattie, Anna Marie, 1996. “Telaah Aspek-Aspek Sosial Dalam Persoalan
Kesehatan Reproduksi”, Pusat penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta.
9. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan
Ginekologi Sosial, Jakarta.

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 2

1. HEALTH PROMOTION
UPAYA PROMOTIF DAN PREFENTIF MENURUT LEAVEL & CLARK

A. SEJARAH SINGKAT PROMOSI KESEHATAN


Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai
dicetuskan setidaknya pada era tahun 1986, ketika diselenggarakannya konfrensi
Internasional pertama tentang Health Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1965.
Pada waktu itu dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang didalamnya memuat definisi
serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion. Namun istilah tersebut pada waktu itu
di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang.
Pada masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan,
dan disamping itu pula muncul dan populer istilah-istilah lain seperti KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Social Marketing (Pemasaran Sosial),
Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya. Suatu ketika pada tahun 1994, Dr.Ilona
Kickbush yang pada saat itu sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter
Geneva datang melakukan kunjungan ke Indonesia. Sebagai seorang direktur baru ia
telah berkunjung kebeberapa negara termasuk Indonesia salah satunya.
Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes juga baru
diangkat, yaitu Drs. Dachroni, MPH., yang menggantikan Dr.IB Mantra yang telah
memasuki masa purna bakti (pensiun). Dalam kunjungannya tersebut Dr.Ilona
Kickbush mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada waktu itu baik
pertemuan internal penyuluhan kesehatan maupun eksternal dengan lintas program
dan lintas sektor, termasuk FKM UI, bahkan sempat pula Kickbush mengadakan
kunjungan lapangan ke Bandung.
Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama
kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion
(Promosi Kesehatan). Barangkali karena sangat terkesan dengan kunjungannya ke
Indonesia kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan itu diterima oleh
pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu
kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva
lainnya, yaitu Dr.Desmonal O Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 3

persiapan konfrensi jakarta. Sejak itu khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan


Depkes berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta
aplikasinya di Indonesia.

Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di indonesia tersebut dipicu


oleh perkembangan dunia Internasional. Nama unit Health Education di WHO baik
di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi unit
Health Promotion. Nama organisasi profesi Internasional juga mengalami perubahan
menjadi International Union For Health Promotion and Education (IUHPE). Istilah
promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan
kesehatan di Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.

DEFINISI PROMOSI KESEHATAN


Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan
yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni
praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi
program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang
telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program
perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak,
program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta
didukung oleh adanya promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian
dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di
dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku
masyarakat.
Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk
definisi mengenai promosi kesehatan :
“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-
being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to
satisfy needs, and to change or cope with the environment “. (Ottawa Charter,1986).

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 4

Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang


dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri,
maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan


menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk
perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan
Ottoson,1998).
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut
dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan
tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan
semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut juga dilakukan dengan
menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses pembelajaran tersebut juga
dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk
kebijakan dan peraturan perundangan.

RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN


Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :
1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang
penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan.
2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang
penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 5

3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan


informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang
penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya
untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan
kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan
peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai
keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community
organization), pengembangan masyarakat (community development),
penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat
(community empowerment), dll

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat
dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a).dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan
b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan


Secar a umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni :
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran
kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang
sakit.

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 6

Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi


dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan


Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :
a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).
b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.
e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and
Clark.
a. Promosi Kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection).
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation).

VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN


Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang
jelas. Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau apa yang
ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang
program-program kesehatan lainnya. Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari
promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan
Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health
Organization).

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 7

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :


1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.
2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun
masyarakat.
Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya
yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi
kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai
keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :


1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan
kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu
kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu
upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar
dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan
perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.

2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu
kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas
sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu
kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang
memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak
hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak
juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 8

promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan


kerjasama atau kemitraan ini.

3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan
memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan
dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka
meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan
ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat.

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

Strategi merupakan cara untuk mencapai/mewujudkan visi dan misi


pendidikan/promosi kesehatan tersebut secara efektif dan efisien. Berikut adalah
beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam promosi kesehatan :
1. Strategi Global (Global Strategy)
* Advokasi (advocacy)
* Dukungan sosial (social support)
* Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)


Konfrensi internasional promosi kesehatan di Ottawa-Canada tahun 1986 telah
menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya adalah rumusan
strategi promosi kesehatan yang telah dikelompokkan menjadi lima bagian
diantaranya:
* Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy).
* Lingkungan yang medukung (supportive environment)
* Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service).
* Keterampilan individu (personal skill).
* Gerakan masyarakat (community action).

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 9

SASARAN PROMOSI KESEHATAN


Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi
dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan
menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan
menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak
sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)


Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki
kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,
dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat
tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan
promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan
diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat
untuk masyarakat sekitarnya.

3. Sasaran Tersier (tertiary target)


Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah
pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy
maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan
atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki
efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran
primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)

STRATEGI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Ditinjau dari prinsip-prinsip yang dapat dipelajari dalam promosi kesehatan, pada

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 10

pertengahan tahun 1995 dikembangkanlah strategi atau upaya peningkatan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sebagai suatu bentuk operasional setidaknya
merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia. Strategi tersebut dikembangkan
dalam pertemuan baik internal, pusat penyuluhan kesehatan maupun eksternal secara
lintas program dan lintas sektor, termasuk dengan organisasi profesi, FKM UI dan
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
Adapun beberapa hal yang disarikan tentang pokok-pokok promosi kesehatan
(health promotion) atau PHBS yang merupakan embrio promosi kesehatan di
Indonesia ini adalah bahwa:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi: Proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve their
health), lebih luas dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi
Kesehatan meliputi Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain
Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi
Kesehatan.
2. Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan (dapat dikatakan) menekankan pada upaya
perubahan atau perbaikan perilaku kesehatan. Promosi Kesehatan adalah upaya
perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya
mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan)
sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan
rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Promosi Kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan, memasarkan
atau menjual yang bersifat persuasif, karena sesungguhnya “kesehatan”
merupakan “sesuatu” yang sangat layak jual, karena sangat perlu dan
dibutuhkan setiap orang dan masyarakat.
4. Pendidikan/penyuluhan kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif,
sedangkan pada promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya
pendekatan edukatif yang banyak dilakukan pada tingkat masyarakat di strata
primer (di promosi kesehatan selanjutnya digunakan istilah gerakan

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 11

pemberdayaan masyarakat), perlu dibarengi atau didahului dengan upaya


advokasi, terutama untuk strata tertier (yaitu para pembuat keputusan atau
kebijakan) dan bina suasana (social support), khususnya untuk strata sekunder
(yaitu mereka yang dikategorikan sebagai para pembuat opini). Maka
dikenalah strategi ABG, yaitu Advokasi, Bina Suasana dan
Gerakan/pemberdayaan Masyarakat.
5. Pada pendidikan/penyuluhan kesehatan, masalah diangkat dari apa yang
ditemui atau dikenali masyarakat (yaitu masalah kesehatan atau masalah apa
saja yang dirasa penting/perlu diatasi oleh masyarakat); Pada PHBS,
masyarakat diharapkan dapat mengenali perilaku hidup sehat, yang ditandai
dengan sekitar 10 perilaku sehat (health oriented). Masyarakat diajak untuk
mengidentifikasi apa dan bagaimana hidup bersih dan sehat, kemudian
mengenali keadaan diri dan lingkungannya serta mengukurnya seberapa
sehatkah diri dan lingkungannya itu. Pendekatan ini kemudian searah dengan
paradigma sehat, yang salah satu dari tiga pilar utamanya adalah perilaku hidup
sehat.
6. Pada pendidikan/penyuluhan kesehatan yang menonjol adalah pendekatan di
masyarakat (melalui pendekatan edukatif), sedangkan pada PHBS/promosi
kesehatan dikembangkan adanya 5 tatanan: yaitu di rumah/tempat tinggal
(where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work),
di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana
kesehatan (where we get health services). Dari sini dikembangkan kriteria
rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja sehat, tempat umum sehat, dan lain-
lain yang mengarah pada kawasan sehat seperti : desa sehat, kota sehat,
kabupaten sehat, sampai ke Indonesia Sehat.
7. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi
oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi
manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah
dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga
secara lintas program dan lintas sektor.
8. Sebagaimana pada Pendidikan dan Penyuluhan, Promosi Kesehatan sebenarnya
juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 12

hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur
hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan
masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi
kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-
lain. Karena dituntut untuk dapat mengukur hasil kegiatannya, maka promosi
kesehatan mengaitkan hasil kegiatan tersebut pada jumlah tatanan sehat,
seperti: rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja sehat, dan seterusnya.

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan


termasuk penyakit di kenal tiga tahap pencegahan:
1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan
khusus (specific protection).
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis
and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
3. Pencegahan tersier: rehabilitasi.

Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya
yang dilakukan ialah:
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi,
peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan
narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.
c. adalah segala kegiatan yang dapat menghentikan atau mengurangi faktor
risiko kejadian penyakit sebelum penyakit tersebut terjadi. Misalnya pada
kasus hipertensi, yang dapat dilakukan adalah penyuluhan tentang hidup
sehat, kurangi makanan yang banyak mengandung garam, beraktifitas fisik,
tidak merokok dll

Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 13

a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment),
tujuan utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila
penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan
menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah
terjadinya komplikasi dan cacat
b. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi
diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga
mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
c. lebih ditujukan pada kegiatan skrining dan deteksi untuk menemukan
penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan dini agar
penyakit tersebut tidak menjadi parah. Kegiatan yang dapat dilakukan :
pemeriksaan kesehatan setiap tahun agar dideteksi hipertensi atau tidak,
pengobatan dini hipertensi, penyuluhan hidup sehat agar mengurangi faktor
risiko hipertensi

Pencegahan tersier
a. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal
secara fisik, mental dan sosial.
b. adalah suatu kegiatan difokuskan kepada mempertahankan kualitas hidup
penderita yang telah mengalami penyakit yang cukup berat yaitu dengan cara
rehabilitasi.

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 14

EVALUASI

1. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan, yaitu:


a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).
b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.
c. Perlindungan khusus (specific protection).
d. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.
Jawab B

2. Sasaran kesehatan pada kelompok orang sehat, yaitu upaya:


a. Promotif
b. Kuratif
c. Preventif
d. Rehabilitatif
Jawab A
3. Sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap
penyakit, yaitu upaya:
a. Promotif
b. Kuratif
c. Preventif
d. Rehabilitatif
Jawab C
4. Tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang
yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan
promosi kesehatan, merupakan
a. Sasaran primer promosi kesehatan
b. Sasaran sekunder promosi kesehatan
c. Sasaran tersier promosi kesehatan
d. Sasaran promosi kesehatan
Jawab B
5. Pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy
maker), merupakan:

Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 15

a. Sasaran primer promosi kesehatan


b. Sasaran sekunder promosi kesehatan
c. Sasaran tersier promosi kesehatan
d. Sasaran promosi kesehatan
Jawab C

Kesehatan Reproduksi

Anda mungkin juga menyukai