WAKTU
SUB TOPIK
1. Health Promotion
2. Spesific Protection
3. Early Diagnosis And Promotif Treatment
REFERENSI
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Dirjen Pembinaan Kesehatan
2. Ida Bagus Gde manuaba, 1999, Memahami Kesehatan reproduksi wanita, Area
EGC Jakarta.
3. Masyarakat, 1996, “Kesehatan Reproduksi di Indonesia”, Jakarta.
4. Mohamad, Kartono, 1998, “Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi”,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
5. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, PPK-UGM, dan Ford
Foundation, 1995, “Hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, terjemahan
bahasa Indonesia Implication of the ICPD programme of action Chapter VII,
Yogyakarta.
6. Wahid, Abdurrahman, dkk, 1996, “Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan
Ketimpangan Gender”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
7. Wattie, Anna Marie,1996, “Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian
dan implikasi”, Pusat Penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta.
8. Wattie, Anna Marie, 1996. “Telaah Aspek-Aspek Sosial Dalam Persoalan
Kesehatan Reproduksi”, Pusat penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta.
9. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan
Ginekologi Sosial, Jakarta.
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 2
1. HEALTH PROMOTION
UPAYA PROMOTIF DAN PREFENTIF MENURUT LEAVEL & CLARK
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 3
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 4
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 5
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 6
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 7
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu
kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas
sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu
kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang
memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak
hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak
juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 8
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan
memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan
dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka
meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan
ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat.
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 9
Ditinjau dari prinsip-prinsip yang dapat dipelajari dalam promosi kesehatan, pada
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 10
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 11
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 12
hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur
hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan
masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi
kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-
lain. Karena dituntut untuk dapat mengukur hasil kegiatannya, maka promosi
kesehatan mengaitkan hasil kegiatan tersebut pada jumlah tatanan sehat,
seperti: rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja sehat, dan seterusnya.
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya
yang dilakukan ialah:
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi,
peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan
narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.
c. adalah segala kegiatan yang dapat menghentikan atau mengurangi faktor
risiko kejadian penyakit sebelum penyakit tersebut terjadi. Misalnya pada
kasus hipertensi, yang dapat dilakukan adalah penyuluhan tentang hidup
sehat, kurangi makanan yang banyak mengandung garam, beraktifitas fisik,
tidak merokok dll
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 13
a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment),
tujuan utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila
penyakit ini merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan
menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah
terjadinya komplikasi dan cacat
b. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi
diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga
mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
c. lebih ditujukan pada kegiatan skrining dan deteksi untuk menemukan
penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan dini agar
penyakit tersebut tidak menjadi parah. Kegiatan yang dapat dilakukan :
pemeriksaan kesehatan setiap tahun agar dideteksi hipertensi atau tidak,
pengobatan dini hipertensi, penyuluhan hidup sehat agar mengurangi faktor
risiko hipertensi
Pencegahan tersier
a. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak
menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal
secara fisik, mental dan sosial.
b. adalah suatu kegiatan difokuskan kepada mempertahankan kualitas hidup
penderita yang telah mengalami penyakit yang cukup berat yaitu dengan cara
rehabilitasi.
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 14
EVALUASI
Kesehatan Reproduksi
Upaya Promotif Dan Preventif 15
Kesehatan Reproduksi