Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang telah
menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik manusia, bahasa selalu muncul
dalam segala aspek dan kegiatan manusia. Tidak ada satu kegiatan manusia pun yang
tidak disertai dengan kehadiran bahasa. Sehingga definisi bahasa pun sangat beragam
seiring beragam sudut pandang yang dipakai, ibnu Jinni mendefinisikan bahasa
sebagai “aswatun yu’abbiru bihaa kullu qaumin ‘an agraadihim” ‘Sedangkan para
pakar linguistik mendefinisikan bahasa sebagai satu sistem lambang bunyi yang
bersifat arbitrer (kebetulan), yang digunakan sekelompok anggota masyarakat untuk
berinteraksi dan mengidentifikasi diri.
Psikolinguistik berarti importasi ilmu linguistik ke dalam psikologi, dan
bukan sebaliknya importasi ilmu psikologi ke dalam linguistik. Psikologi mengambil/
menerima dari linguistik karena linguistik merupakan bidang yang lebih“maju”,
dalam arti “lebih dekat kepada kebenaran pokok persoalannya“ atau lebih sederhana
”lebih bersifat teknis”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat bahasa?
2. Apa yang dimaksud dengan psikolinguistik?
3. Bagaimana linguistik dalam bahasa Arab?
C. Tujuan Makalah
1. Agar mengetahui pengertian hakikat bahasa
2. Agar mengetahui pengertian psikolinguistik
3. Agar mengetahui linguistik dalam bahasa Arab

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Bahasa
Hakikat bahasa terdiri dari dari dua macam, yaitu: bahasa Ibu/native
speacker/‫ لغة وطنية او لغة االم‬dan bahasa orang asing/foreign language/‫لغة االجنبية‬. Setiap
bahasa adalah komunikatif bagi para penuturnya. Dilihat dari sudut pandang ini, tidak
ada bahasa yang lebih unggul daripada bahasa yang lain.Maksudnya bahwa bahasa
memiliki kesamarataan dalam statusnya, yaitu sebagai alat komunikasi. Setiap
komunikasi tentu saja menuntut kesepahaman diantara pelaku komunikasi
Setiap bahasa adalah komunikatif bagi para penuturnya. Dilihat dari sudut
pandang ini, tidak ada bahasa yang lebih unggul daripada bahasa yang
lain.Maksudnya bahwa bahasa memiliki kesamarataan dalam statusnya, yaitu sebagai
alat komunikasi. Setiap komunikasi tentu saja menuntut kesepahaman diantara pelaku
komunikasi.1
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan
oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama,berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri. Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, dan
pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata
kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola ini di langgar, maka komunikasi dapat
terganggu. Lambang yang digunakan dalam sistem bahasa adalah berupa bunyi, yaitu
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena lambang yang digunakan
berupa bunyi, maka yang dianggap primer di dalam bahasa adalah bahasa yang
diucapkan, atau yang sering disebut bahasa lisan. Karena itu pula, bahasa tulisan,
yang walaupun dalam dunia modern sangat penting, hanyalah bersifat sekunder.
Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain adalah rekaman visual, dalam bentuk huruf-
huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lisan. Dalam dunia modern, penguasaan

1
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2011), hlm.58.

2
terhadap bahasa lisan dan bahasa tulisan sama pentingnya. Jadi, kedua macam bentuk
bahasa itu harus pula dipelajari dengan sungguh-sungguh.
Lambang-lambang bahasa yang berupa bunyi itu bersifat arbiter. Maksudnya,
tidak ada ketentuan, atau hubungan antara suatu lambang bunyi dengan benda atau
konsep yang dilambangkannya. Umpamanya antara kata atau lambang, yaitu berupa
bunyi, (kuda) dengan bendanya, yaitu sejenis binatang berkaki empat yang dapat
dikendarai atau untuk menarik beban. Kalau memang ada hubungan antara lambang
bunyi (kuda) dengan binatang itu, tentu orang Jawa tengah akan menyebutnya dengan
sebutan kuda bukan jaran. Namun, walaupun lambang-lambang bahasa bersifat
arbitrer, tetapi bila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan lambang, pasti akan
terjadi kemacetan komunikasi. Komunikasi akan terganggu jika aturan-aturan sistem
lambang tidak dipatuhi.
Ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa yaitu :
a. Bahasa itu sebuah sistem
b. Bahasa itu berwujud lambang
c. Bahasa itu berupa bunyi
d. Bahasa itu bersifat arbiter
e. Bahasa itu bermakna
f. Bahasa itu bersifat konvensional
g. Bahasa itu bersifat unik
h. Bahasa itu bersifat universal
i. Bahasa itu bersifat produktif
j. Bahasa itu bervariasi
k. Bahasa itu bersifat dinamis.2
B. Pengertian Psikolinguistik
Secara etimologis, istilah Psikolinguistik berasal dari dua kata, yakni
Psikologi dan Linguistik. Seperti kita ketahui kedua kata tersebut masing-masing

2
Uyu Mu’awanah, Bahasa Indonesia 1, (Depok: Madani Publishing. 2016), hlm.63

3
merujuk pada nama sebuah disiplin ilmu. Secara umum, Psikologi sering
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dengan cara mengkaji
hakikat stimulus, hakikat respon, dan hakikat proses-proses pikiran sebelum stimulus
atau respon itu terjadi. Pakar psikologi sekarang ini cenderung menganggap psikologi
sebagai ilmu yang mengkaji proses berpikir manusia dan segala manifestasinya yang
mengatur perilaku manusia itu. Tujuan mengkaji proses berpikir itu ialah untuk
memahami, menjelaskan, dan meramalkan perilaku manusia.
Pada mulanya istilah yang digunakan untuk psikolinguistik adalah linguistic
psychology (psikologi lingusitik) dan ada pula yang menyebutkan sebagai pscyhologi
of language (psikologi bahasa). Kemudian sebagai hasil kerja sama yang terarah dan
sistematis, lahirlah satu ilmu baru yang disebut sebagai psikolinguistik.
Psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis
yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang
didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu
diperoleh manusia itu. Aitschison, membatasi psikolinguistik sebagai studi tentang
bahasa dan fikiran. Psikolinguistik merupakan bidang studi yang menghubungkan
psikologi dan linguistik. Tujuan utama seorang psikolinguis adalah menemukan
struktur dan proses yang melandasi kemampuan manusia untuk berbicara dan
memahami bahasa. Psikolinguis tidak tertarik pada interaksi bahasa diantara para
penutur bahasa. Yang mereka kerjakan terutama ialah menggalih apa yang terjadi
ketika individu yang berbahasa.
Psikolinguistik bersifat interdisipliner dan dipelajari oleh ahli dalam berbagai
bidang, seperti psikologi, ilmu kognitif, dan linguistik. Ada beberapa subdivisi dalam
psikolinguistik yang didasarkan pada komponen-komponen yang membentuk bahasa
pada manusia. Fonetik dan fonologi mempelajari bunyi ucapan. Di dalam
psikolinguistik, penelitian, terfokus pada bagaimana otak memproses dan memahami
bunyi-bunyi ini. Morfologi mempelajari struktur kalimat, terutama hubungan antara
kata yang berhubungan dan pembentukan kata-kata yang berdasarkan pada aturan-
aturan. Sintaksis mempelajari pola-pola yang menentukan bagaimana kata-kata

4
dikombinasikan bersama membentuk kalimat. Semantik berhubungan dengan makna
dari kata atau kalimat. Bila sintaksis berhubungan dengan struktur formal dari
kalimat, semantik berhubungan dengan makna actual dari kalimat. Fonologi adalah
ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya. Fonologi
berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah
bahasa direalisasikan ataun dilafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ
tubuh manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa.3
C. Cabang-cabang Psikolinguistik
Disiplin psikolinguistik telah berkembang begitu pesat sehingga melahirkan
beberapa subdisiplin baru untuk memusatkan perhatian pada bidang-bidang khusus
tertentu yang memerlukan penelitian yang seksama.
1. Psikolinguistik teoris (theorethycal psycholinguistic)
Psikolinguistik teoritis mengkaji tentang hal-hal yang berkatitan dengan teori
bahasa, tentang hakikat bahasa, ciri bahasa manusia, teori kompetensi dan
performansi (Chomsky) atau teori language dan parole dan sebagainya.
2. Psikolinguistik perkembangan (development psycholinguistic)
Psikolinguistik perkembangan berbicara tentang pemerolehan bahasa,
misalnya berbicara tentang teori pemerolehan bahasa, baik pemerolehan bahasa
pertama maupun pemerolehan bahasa kedua, peranti pemerolehan bahasa language
(acquisition device), perode kritis pemerolehan bahasa dan sebagainya.
3. Psikolinguistik sosial (social psycholinguistic)
Psikolinguistik sosial sering juga disebut sebagai psikososiolinguistik
berbicara tentang aspek-aspek sosial bahasa, misalnya, sikap bahasa, akulturasi
budaya, kejut budaya, jarak sosial, perode kritis budaya, pajanan bahasa, pendidikan,
lama pendidikan, dan sebagainya.

3
Kholid A. Harras dan Andika Dutha Bachari, Dasar-Dasar Psikolinguistik, (Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia Press, 2009), hlm. 1-5

5
4. Psikolinguistik pendidikan (education psycholingustic)
Psikolinguistik pendidikan berbicara tentang aspek-aspek pendidikan secara
umum disekolah, terutama peranan bahasa dalam pengajaran bahasa pada umumnya,
khususnya dalam pengajaran membaca, kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpidato, dan pengetahuan mengenai peningkatan berbahasa dalam memperbaiki
proses penyampaian buah fikiran.
5. Neouropsikolinguistik (neoropsycholinguistic)
Berbicara tentang hiubungan bahasa dengan otak manusia. Termasuk dalam
hal ini pemilahan hemisfer yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa, masalah
kebahasaaan yang muncul jika terjadi kerusakan bagian tertentu otak, jenis gangguan
berbahasa akibat kerusakan bagian otak, lateralisasi bahasa dan plastisitas otak.
6. Psikolinguistik eksperimental (experimental psycholinguistic)
Berbicara tentang eksperimen-eksperimen dalam semua bidang yang
melibatkan bahasa dan perilaku bahasa. Termasuk dalam hal ini eksperimen
pemberian perlakuan atau tritmen tertentu pada pembelajaran bahasa anak
berkebutuhan khusus dan eksperimen simplikasi bahasa untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa pembelajar bahasa kedua.
7. Psikolinguistik terapan (applied psycholinguistic)
Berbicara tentang penerapan temuan-temuan keenam sub disiplin
psikolingusitik diatas kedalam bidang-bidang tertentu, seperti psikologi, linguistik,
berbicara dan menyimak, pendidikan, pengajaran dan pembelajaran bahasa,
pengajaran membaca, neuorologi, psikiatri, komunikasi, kesustraan dan lain-lain.
Eksperimen simplikasi bahasa untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
pembelajar bahasa kedua menghasilkan temuan bahwa dengan simplikasi
kemampuan berbahasa pembelajar meningkat 60%. Temuan tersebut dapat diterapkan
pada kegiatan pembelajaran bahasa kedua apa saja yang karakteristiknya sama dan
kegiatan pembelajaran yang dieksperimenkan.4

4
Suhartono, Modul Psikolinguistik dan Perkembangannya, hlm. 1.11-1.14

6
D. Pengertian Linguistik
Linguistik secara umum dan luas merupakan satu ilmu yang mengkaji bahasa.
Bahasa dalam konteks linguistik dipandang sebagai sebuah sistem bunyi yang
arbriter, konvensional, dan dipergunakan oleh manusia sebagai sarana komunikasi.
Hal ini berarti bahwa linguistik secara umum tidak mengaitkan bahasa dengan
fenomena lain.5
Pengertian linguistik yang diartikan sebagai pengujaran yang mengandaikan
adanya seorang pembicara dan pendengar dengan niat dari yang pertama untuk
menyampaikan kepada yang kedua suatu pesan dan kemungkinan bagi yang keduan
untuk bereaksi secara langsung. Linguistik (lingguwistik) adalah ilmu bahasa.
Teragntung sudut pandang pendekatan seorang peneliti maka ilmu lingusitik sering
kali digolongkan pada ilmu kognitif, psikologi dan antropologi.
Cabang linguistik yang menyelidiki perubahan-perubahan jangka pendek dan
jangka panjang dalam sistem bunyi, gramatika, dan kosakata satu bahasa atau lebih.
Cabang ini terdiri dari :
1. Literaire atau ‫ اداب اللغة‬terdiri dari dua macam, yaitu :
a. ‫ لسانية‬atau personal. Komunikasi personal adalah satu cara berkomunikasi
bisa langsung dengan ucapan, seperti dongeng, cerita dari cerita atau ia
bercerita dengan menggunakan lidah.
b. ‫ كتابية‬atau impersonal. Komuniakasi impersonal tidak secara langsung, sebagai
contoh, tulisan di media cetak, atau cerita melalui tulisan merupakan satu cara
komunikasi impersonal.
2. Filologi atau ‫ فقه اللغة‬adalah ilmu tentang tata bahasa, kebudayaan, pranata,
dan sejarah suatu bangsa sebagai mana terdapat dibahan-bahan tertulis.

5
Kholid A. Harras dan Andika Dutha Bachari, Dasar-Dasar Psikolinguistik, (Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia Press, 2009), hlm. 1

7
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan
oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama,berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri. Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, dan
pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata
kalimat.
Psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses-proses psikologis
yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang
didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu
diperoleh manusia itu.
Pengertian linguistik yang diartikan sebagai pengujaran yang mengandaikan
adanya seorang pembicara dan pendengar dengan niat dari yang pertama untuk
menyampaikan kepada yang kedua suatu pesan dan kemungkinan bagi yang keduan
untuk bereaksi secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai