PRESENTASI KASUS
Menyetujui
Dokter Pembimbing
1
BAB I
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. B
Umur : 59 tahun
II. ANAMNESIS
tiba-tiba.
terasa kaku (+),nyeri kepala (-), pusing (-), mual (-), muntah (-),
2
III. PEMERIKSAAN FISIK
HR : 84 x/menit
Status Generalis :
1. Pemeriksaan Kepala :
2. Pemeriksaan Leher :
3. Pemeriksaan Thorak :
Pulmo
ada massa.
Jantung
4. Pemeriksaan Abdomen
3
Inspeksi : Simetris, massa ( - ), sikatrik(-),acites (-)
Ureum : 30
Creatinin : 1,1
Asam Urat :3
Trigliserid : 122
LDL : 151
HDL : 48
SGOT/SGPT : 11 / 16
4
V. DIFERENSIAL DIAGNOSIS
VII. TERAPI
- Diltiazem 2 X 1 - Neurodex 3 X 1
- Interpril 1 X 1 - Glucodex 2 X 1
- Gludepatic 2 X 1 - Pletaal 1 X 1
- Aspilet 1 X 1 - Novask 1 X 1
- Neurotam 2 X 3 - Manitol 6 X 50
- Actrapid 3 X 4 - Simvastatin 1 x 2
- Vit. B 12
VIII. USULAN
- CT Scan Kepala
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DIABETES MELITUS
insulin (IDDM).
pancreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini
dapat diderita oleh anak-anak maupun dewasa. Sampai saat ini, diabetes
tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olahraga tidak bisa menyembuhkan
memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai
umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap
awal. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 ini
pancreas.2
6
b. Diabetes Militus Tipe 2 atau Diabetes Militus yang tidak
Diabetes Militus tipe 2 dulu dikenal sebagai tipe dewasa atau tipe
onset maturitas.3
sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama adalah berkurangnya
insulin di dalam darah. Pada tahap ini, hiperglikemia dapat diatasi dengan
berbagai cara dan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas
terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun jika
yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu, glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam
7
konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
tersebut, terjadi sel resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan
penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian insuliin menjadi tidak
8
pe-ningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat
polifagia, turunnya BB, lemah, mengantuk yang terjadi selama sakit atau
darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosis,
9
enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Walaupun demikian sesuai
dengan kondisi setempat dapat juga dipakai bahan darah utuh (whole
mata kabur, impotensia pada pasien pria serta pruritis vulvae pada pasien
wanita. Jika ada keluhan khas, dan kemudian hasil pemeriksaan kadar
glukosa darah sewaktu ≥200mg/dl atau kadar glukosa puasa ≥126 mg/dl,
dan diagnosis DM
Bukan Belum DM
DM pasti DM
Kadar glukosa darah sewaktu Plasma vena < 110 110 - 199 ≥ 200
Kadar glukosa darah puasa Plasma vena < 110 110 - 125 ≥ 126
yaitu kelompok usia dewasa tua (>40 tahun), obesitas, tekanan darah
tinggi, riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir
10
1. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
1). Edukasi
makanan, aktifitas fisik, dan obat anti hipoglikemik oral atau insulin serta
obat-obat lain)
untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
DM tipe 2.
11
Aerobik dapat memperbaiki resistensi insulin dan kontrol glikemik
kesehatan.
insulin.
a. Komplikasi akut
1).Kronik hipoglikemia
b. Komplikasi kronik
nefropati diabetik
4). Rentan infeksi seperti tuberkulosis paru dan infeksi saluran kemih
12
5). Ulkus diabetikum
II. DISLIPIDEMIA
penting adalah tanpa obat. Pasien melakukan perubahan gaya hidup dengan
cara diet yang baik dengan komposisi makanan seimbang, latihan jasmani
13
(aerobik), penurunan berat badan bagi yang gemuk (obesitas), menghentikan
tatalakasana dengan obat. Yang termasuk dalam obat penurun lipid adalah
Atorvastatin, Rosuvastati.
III. HIPERTENSI
14
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
27)
2. Membatasi alkohol
NaCl/hari)
mmol/hari)
adekuat
IV. STROKE
15
yang terjadi di dalam atau mengelilingi otak yang disebabkan suatu
penyakit pada pembuluh darah otak. Tanda utama stroke adalah tanda
perkembangan klinis, dan regresi tanda dan gejala), maka stroke dapat
jenis yaitu stroke hemorragik dan stroke iskemik. Pada stroke hemorragik,
hipertensi.3
16
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena
Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis
yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis
interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari
adalah3:
1. Trombosis
2. Embolisme
jantung pada pasien. Tempat yang paling sering mengalami emboli serebri
3. Perdarahan serebri
17
Merupakan 10% penyebab utama stroke. Perdarahan intrakranial
faktor risiko terjadinya stroke, yaitu faktor risiko yang masih dapat
dengan pertambahan usia), jenis kelamin (mayoritas terjadi pada pria), ras
1. Hipertensi
2. Diabetes Mellitus
atherosklerosis yang lebih berat, lebih tersebar, dan muncul lebih dini.
3. Penyakit Jantung
18
Kadar trigliserida, kolesterol, LDL, maupun HDL yang tidak
normal dalam serum merupkan faktor yang lebih besar untuk terjadinya
5. Kebiasaan Merokok
6. Alkoholisme
subarakhnoid.
Gejala neurologi yang timbul pada saat terjadi stroke tergantung berat
ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Hal ini dapat terjadi
pada :
1. Sistem karotis
2. Sistem vertebrobasiler
Gangguan motorik
Gangguan sensorik
19
Koordinasi
Gangguan kesadaran
1. Anamnesa, dapat memberikan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah
fokal
- Skor Siriraj :
Dengan
perdarahan
20
TIDAK
perdarahan
TIDAK
perdarahan
TIDAK
perdarahan
TIDAK
perdarahan
TIDAK
perdarahan
TIDAK
21
TIDAK
Istirahat/duduk/tidur 1
Bangun tidur 1
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak ada 0
Tidak ada 0
22
Menurun pelan-pelan (1 hari/ >) 1
9. pupil Isokor 5
Anisokor 10
Pinpoint kanan/kiri 10
Medriasis kanan/kiri 10
Normal 0
23
SH
Gejala Klinis SNH
PIS PSA
lesi di batang
24
Protrombin Time), Trombosit, Fibrinogen, GDS, Cholesterol, Ureum
dan Kreatinin.
glutamat.
a. Aktifitas
b. Perawatan
Prinsip 5 B, yaitu:
1. Breathing (pernapasan)
25
a. Mengusahakan agar jalan napas bebas dari segala hambatan, baik
akibat hambatan yang terjadi akibat benda asing ataupun sebagai akibat
strokenya sendiri.
b. Melakukan oksigenasi.
5. Bowel (pencernaan)
c. Medikasi
1. Neuroprotektif
a. Hipotermia
26
Cara kerja metode ini adalah menurunkan metabolisme dan kebutuhan
yang dapat terjadi akibat jenjang glutamat yang biasanya timbul setelah
b. Obat neuroprotektif
pelepasan zat- zat toksik dari neuron yang rusak, atau memperkecil respon
2. Trombolisis
diberikan pada stroke iskemik dengan onset kurang dari 3 jam dan hasil
CT scan normal.
3. Antikoagulasi
iskemia miokard. Bila fibrilasi atrium respons cepat, maka dapat diberikan
27
digoksin 0,125- 0,5 mg intravena atau verapamil 5-10 mg intravena atau
5. Tekanan darah yang tinggi pada stroke iskemik tidak boleh diturunkan
Aliran darah yang meningkat akibat tekanan perfusi otak yang meningkat
Hipertensi diobati jika tekanan darah sangat tinggi pada 3 kali pengukuran
selang 15 menit:
d. Nutrisi
manitol.
28
Observasi neurologis dan tanda vital secara rutin pada 24-48 jam
f. Fisioterapi
kompikasi pulmonal.
g. Terapi wicara
h. Terapi depresi
i. Edukasi
29
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
analisis sebagai berikut. Pasian datang dengan keluhan lemas pada anggota gerak
sebelah kanan. Berdasarkan anamnesis diketahui lidah terasa tebal, pundak kiri
terasa kaku ,nyeri kepala disangkal, pusing disangkal, mual disangkal, muntah
yang lalu. Tidak ada riwayat penyakit yang sama sebelumnya. Dari riwayat
penyakit keluarga ibu pasien menderita diabetes mellitus dan di dalam keluarga
darah 190 / 110 mmHg, kelemahan anggota gerak bagian kiri dan GCS 4-5-6 , RP
-/- dan -/- , Kekuatan otot 5/4 dan 5/4. Dengan sistem skor Siriraj
Trigliserid : 122
LDL : 151
30
Berdasarkan gejala – gejala klinis, pemeriksaan fisik dan neurologis
yang ditemukan pada pasien ,perhitungan skor Siriraj serta hasil pemeriksaan
laboratorium maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami Stroke Non
- Diltiazem 2 X 1 - Neurodex 3 X 1
- Interpril 1 X 1 - Glucodex 2 X 1
- Gludepatic 2 X 1 - Pletaal 1 X 1
- Aspilet 1 X 1 - Norvasc 1 X 1
- Neurotam 2 X 3 - Manitol 6 X 50
- Actrapid 3 X 4 - Simvastatin 1 x 2
- Vit. B 12
digunakan pada pasien hipertensi , angina stabil dan aritmia tertentu.. Interpril
berguna sebagai terapi tambahan terhadap digitalis atau diuretic untuk gagal
jantung kongestif. Gludepatic dan glucodex pada pasien berguna sebagai obat anti
diabetes. Neurodex berguna sebagai obat neurotropik bersama dengan vit B 12.
Aspilet pada pasian stroke non hemoragik berguna sebagai antiplatelet sehingga
pelepasan zat- zat toksik dari neuron yang rusak, atau memperkecil respon
31
mengelilingi daerah infark pada stroke. Manitol berguna untuk anti edema
channel blocker digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan angina.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo,Aru W,et al, eds., 2006 : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Dep. Ilmu
Penyakit Dalam : Jakarta , vol. III, hlm. 1857-1859 ; 1926- 1932
2. Maulana, Mirza., 2008 : Mengenal Diabetes Melitus, Jogjakarta, Kata Hati ,
hlm. 44- 64
3. Price SA, Wilson LM., 1992 : Pathophysiology. Clinical Concepts of Clinical
Disease Processes. 4th edition. Mosby Yearbook Inc. Philadelphia.. hlm. 964-
972
4. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia ( PERKENI ). 2006: Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006.
Jakarta
5. American Diabetes Association., 2002: Management of dyslipidemia in adults
with diabetes (Position Statement).Diabetes Care 25 (Suppl. 1):S74–S77.
6. Bussy RK., 1995: Merritt’s Textbook of Neurology. 9th edition. Williams and
Wilkins. Philadelphia.hlm.227-242.
7. Markam S. ,1992 :Penuntun Neurologi. 2nd edition. Binarupa Aksara. Jakarta.
Hlm. 154-203.
8. Chandrasoma P, Taylor CA., 1995: Concise Pathology. 2nd edition. Appleton
and Lange. Connecticut.hlm. 912-918.
9. Gilroy J.2000: Basic Neurology. 3rd edition. The McGraw-Hill Companies.
New York. hlm. 231-236.
33