Anda di halaman 1dari 15

Dilihat dari model mosaic cairan membran terdiri dari lipid, protein dan karbohidrat dalam

perbandingan yang berbeda tergantung pada jenis sel. Membran sel tersusun dari lapisan
lipoprotein. Lipid yang menyusun membran sel terdiri dari pospolipid, spingolipid, glikolipid
dan sterol. Pospolipid ialah gabungan antara lemak dan fosfat yang bersifat hidrofilik dengan
ujung polar.

Struktur Membran Sel dan Fungsinya

Sterol ialah senyawa lemak yang menyusun membran sel yang bersifat hidrofobik dengan ujung
tidak polar. Protein yang terkandung di dalam membran sel ialah protein intrinsik dan ekstrinsik.
Protein intrinsik merupakan protein yang menembus dua lapisan lipid dan bersifat hidrofobik.

Sedangkan protein Ekstrinsik ialah protein yang terletak diluar tidak menembus lipid dan bersifat
hidrofilik. Membran sel juga tersusun dari senyawa karbohidrat yang terdiri dari dua bagian
yaitu, Glikolipid dan glikoprotein. Glikolipid ialah senyawa karbohidrat yang berikatan dengan
lipid, glikoprotein ialah senyawa karbohidrat yang berikatan dengan protein. Keduanya bersifat
hidropilik. Struktur membran sel dilihat dari struktur mosaic cairannya memiliki ciri- ciri sebagai
berikut:

Terbentuk dari lipid dengan ciri-ciri


1. Lapisan ganda yang bersifat cair sehingga dapat mudah bergerak bebas kesemua arah
baik vertikal, horizontal maupun rotasi.
2. Senyawa Amfipabik ialah senyawa yang bersifat hidrofilik disatu bagian dan pada bagian
lain bersifat hidrofobik.
3. Dibedakan menjadi empat kelas, Pospolipid yang bersifat hidrofilik, glikolipid,
spingolipid, dan sterol.

Terbentuk dari protein dengan ciri-ciri


1. Penyebaran yang tidak merata sehingga terbentuk mosaic.
2. Terdiri atas dua jenis yaitu protein perifer dan protein integral.
3. Protein integral (intrinsik) bersifat hidrofilik dan dapat menembus dua lapis lipid, protein
tersebut akan terbenam ditengah lapisan ganda lipid.
4. Protein intrinsik atau perifer bersifat hidropilik sehingga menyebabkan terjadinya gaya
elektrostatik dari kepala polar dari lapisan lipid.
5. Gerakan protein terbatas oleh daya tarik menarik diantara molekul protein.

Terbentuk dari karbohidrat dengan ciri-ciri


1. Terdiri dari oligosakarida dan polisakarida.
2. Oligosakarida menyatu dengan lipid dan membentuk glikolipid.
3. Polisakarida menyatu dengan protein dan membentuk glikoprotein.
4. Antara ataupun antar molekul lipid dengan protein tidak disatukan oleh ikatan kopalen.
5. Susunan membran distabilkan oleh adanya kolestrol pada membran.
6. Membran sel memiliki sifat semi permeabel, adalah dapat dilewati oleh molekul cair dan
gas yang akan larut didalamnya.
7. Bersifat elektifperneabel adalah hanya dapat dilalui oleh ion-ion tertentu.
8. Bersifat dialisi, mampu menyaring atau memisahkan molekul dengan ukuran besar dan
kecil. Molekul dengan ukuran kecil seperti glukosa dapat melewati membran, namun
molekul yang berperan besar tidak dapat melewati membran.

Fungsi dari membran sel adalah:


1. Sebagai pelindung bagi sel yang berada lebih dalam atau sebagai pembatas antar isi sel
dengan bagian luar sel.
2. Memperkuat sel.
3. Mencegah supaya sel tidak akan pecah.
4. Sebagai reseptor dari rangsangan luar.
5. Merupakan tempat pertukaran zat.
6. Merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia.

Itulah Sekilas Struktur membran sel dan Fungsinya, semoga dapat membantu pembaca sekalian
Membran Sel/Membran Plasma
Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar dan tersusun dari senyawa
kimia lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa
protein). Membran sel disebut juga membran plasma atau selaput plasma.
Lemak bersifat hidrofobik karena tidak larut dalam air, sedangkan protein bersifat
hidrofilik karena larut dalam air. Oleh karena itu, selaput plasma bersifat selektif
permeabel (hanya dapat memasukkan/dilewati molekul tertentu saja) atau
semipermeabel. Membran sel membatasi segala kegiatan yang terjadi di dalam sel
sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh dari luar. Perhatikan gambar 1.2.
Pada sel tumbuhan, membran sel dalam keadaan normal melekat pada dinding sel
akibat tekanan turgor dari dalam sel.
Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik
menuju atau meninggalkan sel. Khusus pada sel tumbuhan, selain mempunyai
selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma
yang disebut dinding sel. Umumnya dinding sel tersusun dari
dua lapis senyawa selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga
yang dinamakan lamela tengah yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti lignin,
kitin, pektin, suberin, dan lain-lain.
Selain itu, pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut
noktah. Pada noktah/ pit sering terdapat penjuluran sitoplasma yang disebut
plasmodesma yang berfungsi menghubungkan sel satu dengan yang lain.
Membran Sel/Membran Plasma
Membran sel eukariota
Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-organel di dalamnya,
terbentuk dari dua macam senyawa yaitu lipid dan protein, umumnya berjenis
fosfolipid seperti senyawa antara fosfatidil etanolamina dan kolesterol, yang
membentuk struktur dengan dua lapisandengan permeabilitas tertentu sehingga
tidak semua molekul dapat melalui membran sel, namun di sela-sela molekul
fosfolipid tersebut, terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya
zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
Nilai permeabilitas air pada membran ganda dari berbagai komposisi lipid berkisar
antara 2 hingga 1.000 × 10−5 cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan pada membran
plasma pada sel epitelial ginjal, beberapa sel glia dan beberapa sel yang
dipengaruhi oleh protein membran dari jenis akuaporin. Akuaporin-2
memungkinkan adanya transporter air yang peka terhadap vasopresin, sedang
ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat tinggi pada beberapa sel glia dan
ependimal.
Struktur membran
Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein,
oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Model mosaik fluida
Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth Nicholson mengemukakan
model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika
untuk menjelaskan struktur membran sel. Pada model ini, protein penyusun
membran dijabarkan sebagai sekelompok molekul globular heterogenus yang
tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu dengan gugus ionik dan polar menghadap
ke fase akuatik, dan gugus non-polar menghadap ke dalam interior membran yang
disebut matriks fosfolipid dan bersifat hidrofobik. Himpunan-himpunan molekul
globular tersebut terbenam sebagian ke dalam matriks fosfolipid tersebut. Struktur
membran teratur membentuk lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan sebagian
kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi dengan molekul globular tersebut
sehinggal struktur mosaik fluida merupakan analogi lipoprotein atau protein
integral di dalam larutan membran ganda fosfolipid.
Lapisan ganda fosfolipid
mumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik dengan daya ikat
gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti
kolina, serina, dll; dengan dua rantai hidrofobik asam lemak yang membentuk
ikatan ester. Pada rantai primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai
sekunder ditempati oleh asam lemak tak jenuh. Bagian kepala dapat berinteraksi
dengan air maupun larutan fase akuatik, sedangkan bagian rantai akan berhimpit
membentuk matriks fosfolipid yang disebut fase internal. Antara fase internal dan
fase akuatik terjadi tegangan potensial antara 220-280 mV yang disebut tegangan
potensial dipol, atau potensial membran.
Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis gugus
tambahan yang dimilikinya, antara lain terdapat sebutan fosfokolina (pc),
fosfoetanolamina (pe), fosfoserina (ps), dan fosfoinositol (pi); dan masing-masing
nama senyawa fosfolipid terkait yang terbentuk pada membran sel adalah fosfatidil
kolina, fosfatidil etanolamina, fosfatidil serina, dan fosfatidil inositol. Membran
juga dapat terbentuk dari senyawa lipid seperti sfingomielin, sardiolipin, atau
ikatan dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.
Protein transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid /
transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik,
menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya
merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula
dimodifikasi di badan golgi
Kerangka membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam jenis
yaitu mikrotubulus, mikrofilamen,dan filamen intermediet.
Sistem transpor membran
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion
secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah
molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol).
Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar
(glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar
dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya
lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu
dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa
mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan
mekanisme khusus. Lalu lintas membran akan membuat perbedaan konsentrasi ion
sebagai akibat dari dua proses yang berbeda yaitu difusi dan transpor aktif, yang
dikenal sebagai gradien ion. Lebih lanjut, gradien ion tersebut membuat sel
memiliki tegangan listrik seluler. Dalam keadaan istirahat, sitoplasma sel memiliki
tegangan antara 30 hingga 100 mV lebih rendah daripada interstitium.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal
yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran
yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengonsumsi
O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis
ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif
karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi
transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah
proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang
mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan
potensial yang lebih tinggi Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi
dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat digunakan demi
menjalankan proses perpindahan substansi.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan.
Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam
transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor
merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun
membran buatan.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light
driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah,
yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua
substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus
transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada
Bakteriorhodopsin.
Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3
kinase dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin
alfavbeta3. Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu
transkripsi genetik dari Na+ ATP sintase, K+ ATP sintase, dll, beserta penyisipan
ATP sintase tersebut pada membran plasma, berikut regulasi dan modulasi
aktivitasnya.
Interaksi fosfolipid
Pembentukan dwilapis lipid adalah proses yang menguras banyak energi ketika
gliserofosfolipid yang dijelaskan di atas berada di dalam lingkungan basah. Di
dalam sistem basah, gugus polar lipid berjejer menuju polar, lingkungan basah,
sedangkan ekor hidrofobik memperkecil hubungannya dengan air dan cenderung
menggerombol bersama-sama, membentuk vesikel; bergantung pada konsentrasi
lipid, interaksi biofisika ini dapat berujung pada pembentukan misel, liposom, atau
dwilapis lipid. Penggerombolan lainnya juga diamati dan membentuk bagian dari
polimorfisma perilaku amfifila (lipid). Polimorfisme lipid adalah cabang
pengkajian di dalam biofisika dan merupakan mata pelajaran penelitian akademik
saat ini. Bentuk dwilapis dan misel di dalam medium polar oleh proses yang
dikenal sebagai efek hidrofobikKetika memecah zat lipofilik atau amfifilik di
dalam lingkungan polar, molekul polar (yaitu, air di dalam larutan air) menjadi
lebih teratur di sekitar zat lipofilik yang pecah, karena molekul polar tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen ke wilayah lipofilik daru amfifila. Jadi, di dalam
lingkungan basah, molekul air membentuk kurungan “senyawa klatrat” tersusun di
sekitar molekul lipofilik yang terpecah.
Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida
dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan
membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus
lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis
dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam
berbagai bentuk interaksi semipermanen komponen muchus membran sel
semipermanen di lapisan membran
Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur
menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis
maka komponen fosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan
perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara
lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer membran)
dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).
Berdasarkan fluid mozaic model yang masih berkembang sampai sekarang ini, bahwa
membran plasma tersusun oleh fosfolipid yang terdiri atas dua lapis (lipid bilayer), dimana
ujung permukaan suatu lipid yang bersifat hidrofobik (bagian ekor) bersembunyi pada
bagian interior lipid dua lapis. Adapun ujung permukaan hidrofilik (bagian kepala)
menghadap ke permukaan dua sisi membran plasma (baik yang menghadap ke interior sel,
maupun ke lingkungan luar sel). Selain itu di dalam lipid bilayer tersebut, protein membran
terbenam dalam fosfolipid dua lapis membentuk struktur protein integral yang kokoh dan
stabil. Protein lain menempel di salah satu permukaan fosfolipid membentuk struktur protein
periferal. Dari keterangan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa membran tersusun atas
lipid dan protein, namun tidak menutup kemungkinan adanya molekul lain seperti
karbohidrat yang berupa glikolipid yang berperan sebagai reseptor ataupun molekul penting
lain. Berikut merupakan gambar struktur membran sel dengan keterangan
makromolekulnya.

Jumlah relative lipid dan ptotein bervariasi dari yang ekstrem, misalnya myelin yang
memiliki kandungan lipid 80% dan protein 20% (dari beratnya) dibandingkan membrane
dalam mitokondria yang mengandung lebih dari 75% protein. Hampir sebagian besar
membrane pada tumbuhan dan hewan berada di tengah-tengah antara kedua ekstrem
tersebut, dengan kandungan lipid dari 30% sampai 50% dari total protein membrane.
Sedangkan karbohidrat umumnya terdapat sebesar 1%-10% dari berat kering total
komponen membrane.
Berikut akan dibahas komponen membran sel secara detail :
1. Lipid
Molekul lipid menyusun membran sebagai dua lapis lipid yang kontinyu. Lemak pada membran
sel memiliki tingkat variasi yang tinggi tergantung pada jenis spesies, sel hewan atau sel
tumbuhan. Molekul lemak tersebut terdiri dari fosfogliserida, spingolipid, dan sterol sebagai
kelompok mayor atau kelompok besar. Fosfogliserida dan spingolipid merupakan senyawa yang
terdiri dari gugus fosfat dan secara umum dikenal dengan sebutan fosfolipid. Sedangkan lemak
yang memiliki gugus karbohidrat dan tidak memiliki gugus fosfat dinamakan sebagai glikolipid.
Berikut merupakan penjelasan beberapa makromolekul lipid dalam membran :
a. Fosfolipid
Menyusun membran dengan susunan dua lapis (fosfolipid bilayer) yang mempunyai
ujung kepala polar atau hidrofilik dan ujung ekor yang non polar atau hidrofobik.
Berikut merupakan struktur dari fosfolipid :
Fungsi fosfolipid adalah untuk pembatas sel dengan lingkungannya. Fungsi ini dapat
dilakukan karena membran bersifat hidrofobik (tidak suka akan air), sekaligus
memperkenankan difusi molekul kecil seperti air, oksigen, dan karbondioksida. Pada
membran plasma umumnya terdapat dua jenis fosfolipid yang utama, yaitu :
i. Fosfogliserida
Fosfogliserida merupakan polimer dari asam lemak dan fosfat yang berikatan
kovalen pada rangka karbon gliserol. Pada fosfogliserida, gugus fosfat mengikat
alkohol pada gugus polarnya. Alkohol tersebut dapat berupa cholin, ethanolamine,
inositol, serine atau treonin.

ii. Spingomielin
Merupakan fosfolipid yang tidak diturunkan dari gliserol, kerangka karbonnya
adalah sfingosin, suatu alkohol amino yang mengandung rantai hidrokarbon
panjang dan tak jenuh. Dalam molekul sfingomielin, gugus amino pada kerangka
karbon sfingosin berikatan dengan suatu asam lemak melalui pembentukan amida.
b. Kolesterol
Merupakan komponen membran pada sel hewan. Kolesterol merupakan turunan asam
lemak berantai karbon siklik, sehingga sangat hidrofobik.

Kolesterol ssangat berperan penting pada fluiditas membran. Pada tremperatur tinggi,
kolesterol mejaga membran agar tidak terlalu fluid dan menjadikan membran kurang
permeabel terhadap molekul kecil dengan ikatannya terhadap dengan interaksi antar
ikatan asam lemaknya. Begitu pula sebaliknya, dengan interaksi antar ikatan asam
lemak tersebut pada temperatur yang sangat rendah kolesterol mencegah membran
dari kekakuan.
c. Glikolipid
Merupakan modifikasi dari lipid membran dengan adanya penambahan karbohidrat
(monosakarida atau oligosakarida). Contoh dari glikolipid adalah Serebrosida
(glukoserebrosida dan galaktoserebrosida) yang mempunyai rangka karbon sfingosin
(bukan gliserol).

Perbedaan susunan lipid pada membran juga penting dipahami karena masing-masing
lipid mempunyai karakter fisik yang berbeda, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan
kemampuan sel berhadapan dengan lingkungannya. Seperti yang kita tahu, ada sel yang
mampu hidup di tempat sangat dingin dan ada pula sel di tempat yang bersuhu tinggi
namun tidak mengalami denaturasi. Organisme yang hidup di daerah dingin memiliki
komposisi lipid yang ekor hidrofobiknya pendek, ikatan rangkapnya banyak (tak jenuh),
dan muatan ujung kepala lipid meningkat. Sedangkan organisme yang hidup pada
temperatur tinggi menyesuaikan diri dengan susunan lipid yang ekor hidrofobiknya
panjang, ikatan rangkanya sedikit (jenuh), dan muatan ujung kepala lipid lebih kecil.
Hewan-hewan poikiloterm, yang hidup pada temperatur yang berubah-ubah juga
menyesuaikan diri dengan perubahan komposisi lipid membran secara tepat.
2. Protein
Jumlah dan tipe protein yang ada pada membran sangat bervariasi pada setiap membran dari sel
tergantung pada fungsi spesifik yang diembannya. Secara umum protein membran digolongkan
menjadi dua, yaitu protein integral dan protein membran.
a. Protein Integral
Protein membran terpadu (integral membrane proteins) adalah protein yang
menembus membran pada kedua permukaannya atau membentang diantara kedua
permukaan membran.
Protein ini meliputi beberapa jenis, yaitu :
i. Protein Transmembran
Merupakan protein yang menembus membran pada kedua sisi, baik yang satu
kali menembus membran (singlepass protein) ataupun yang beberapa kali
menembus membran (multipass protein). Setiap tembusan membran merupakan
struktur α-heliks dengan bagian yang tertanam dalam lipid bilayer, sehingga
masuk akal bila bagian struktur primer protein yang menembus membran
tersusun oleh jenis asam amino yang hidrofobik. Bagian hidrofobik dari protein
tersebut berinteraksi dengan bagian ekor dari fosfolipid, sementara bagian
hidrofiliknya muncul pada kedua permukaan membran (sisi luar dan sisi dalam
sitoplasmik). Bagian protein yang menyembul pada kedua sisi permukaan
tentulah bersifat hidrofilik, sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungan air.
ii. Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi
Interior Sel
Protein ini berasosiasi dengan membran bilayer melalui perantaraan ikatan
kovalen dengan rantai asam lemak atau rantai lipid khusus seperti gugus prenyl.
Protein ini disintesis sebagai protein terlarut pada sitosol dan mengalami
modifikasi berikatan dengan gugus lipid secara kovalen pasca translasi, yaitu di
dalam retikulum endoplasma dan badan golgi.
iii. Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi
Luar Sel
Protein ini berikatan dengan fosfatidil kolin inositol dengan perantaraan
oligosakarida yang berikatan secara kovalen.
b. Protein Perifer
Protein ini merupakan protein yang terletak di daerah perifer dari kedua sisi membran
(sisi sitoplasmik dan sisi luar) dan berinteraksi dengan protein membran lain secara
non kovalen.
c. Protein Anchored
Merupakan protein yang terjangkar pada plasma membran oleh ikatan kovalen lipid
atau glikolipid.

Gambar di atas merupakan salah satu contoh dari prrotein anchored dengan
glycosylphosphatidylinositol (GPI) anchors yang anchor atau jangkar dan proteinnya
ada pada outer membrane. Sedangkan contoh dari protein anchored yang jangkarnya
ada pada dalam atau inner membrane adalah asam myristic (a 14-carbon fatty acid)
yang terikat pada gugus amino ikatan polypeptida , asam palmitic (16 carbons) dan
gugus prenyl.
Fungsi dari protein integral dan perifer dalam membran plasma sangat bervariasi,
diantaranya :
a. Sebagai enzim yang melekat membran
Contoh enzim beta glukosidase untuk membebaskan auksin pada sel-sel saat
perkecambahan dan protein integral pada membran mitokondria atau kloroplas yang
berfungsi untuk enzim-enzim transpor elektron (peristiwa oksidasi dan reduksi
molekul pembawa protin dan elektron sambil membentuk ATP secara bersamaan).
b. Sebagai mediator transpor aktif
Contoh pada sel dinding usus halus pada saat menyerap sari makanan ke dalam
pembuluh darah.
c. Sebagai elemen struktural membran plasma
d. Sebagai pompa proton pada membran dalam mitokondria
e. Sebagai reseptor (penerima) hormon dan faktor pertumbuhan sel
Contoh hormon estrogen menempel ke reseptor estrogen dan memberi pesan perintah
sel tersebut untuk melaksanakan sintesis protein sesuai yang dikehendaki (misal sel
penanda pertumbuhan sekunder hewan) untuk kedewasaan seksual.
f. Sebagai identitas sel
Identitas ini biasa dikenali karena protein yang menghadap keluar sel mengandung
oligosakarida. Protein tersebut dinamakan glikoprotein.
g. Sebagai cara membedakan antara sel diri (self) dan sel asing (non self)
Contoh pada reaksi pencangkokan sel asing, sel diri mengenali sel asing karena
adanya perbedaan glikoprotein.
3. Karbohidrat
Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaan sel, baik sebagai oligosakarida
maupun polisakarida yang berikatan secara kovalen dengan lipid atau protein integral.
Persenyawaan karbohidrat dengan lipid disebut glikolipid. Pada membran plasma, prosentase
glikolipid berkisar antara 2-10% dari berat total membran. Glikolipid hanya didapatkan pada sisi
eksoplasmik dari membran. Fungsi dari glikolipid antara lain adalah :
a. Sebagai pelindung sel atauu glikocalyx (contoh pada permukaan apikal sel epidermis
intestinum)
b. Sebagai insulator sel (contoh pada sel saraf)
c. Sebagai penanda sel atau cell recognition (contoh sebagai reseptor toksin kolera)
d. Sebagai penambat sel terhadap matrik extraseluler atau sel lain.
Selain glikolipid, membran biologi juga mempunyai glikoprotein, yaitu protein membran
yang mempunyai residu karbohidrat.
Fungsi dari glikoprotein antara lain :
a. Komunikasi antara sel dengan sel, sel dengan virus. Contoh virus HIV menyerang sel
darah putih (Sel T Penolong) karena mengenali glikoprotein yang dinamakan CD4
b. Pengingat respon sistem kekebalan
Distribusi karbohidrat pada membran lipid bersifat asimetrikdan nampaknya hanya
terdapat pada permukaan membran sel bagian luar (sisi eksoplasmik)

Anda mungkin juga menyukai