Anda di halaman 1dari 3

Pada suatu hari, dokter Galih memanggil perawat Ida untuk membicarakan terapi

yang akan diberikan kepada anak Alifah.

Dokter Galih : “Sus, bagaimana apakah program anak Alifah sudah dicek gula darahnya ?”

Perawat Ida : “sudah dok. Hasilnya 250 mg/dL dok untuk gula darah sewaktunya”

Dokter Galih : “wah belum turun ya, kalau begitu tolong berikan terapi insulin 8 iu pagi
sebelum makan kepada pasien Alifah ya, juga tolong disampaikan ke keluarganya”

Perawat Ida : “baik dok nanti saya sampaikan. Kalau begitu saya permisis dulu ya dok”

Setelah itu perawat Ida menemui pasien Alifah dan ibunya untuk menyampaikan
terapi dari dokter Galih.

Perawat Ida : “Selamat siang mb alifah dan Ibu, perkenalkan saya perawat Ida yang betugas
hari ini diruangan, bagaimana kabarnya mba Alifah hari ini ?”

Pasien Alifah : “Siang sus, badan saya terasa agak lemas sus, lapar dan pengen tiduran terus”

Perawat Ida : “ibu saya ingin menyampaikan tadi kan sudah dicek gula darah sewaktu nya
alifah, nah hasilnya masih tinggi bu 250 mg/dL.”

Ibu Novika : “oh gitu ya sus, terus gimana ?”

Perawat Ida : “begini bu, tadi saya sudah konsulkan ke dokter Galih mengenai hasil GDS anak
ibu, jadi dokter Galih menyampaikan terapi yang akan diberikan pada alifah. Jadi nanti alifah
akan mendapatkan terapi insulin 8 iu saat pagi hari sebelum makan bu ya.”

Ibu novika : “nanti obatnya itu obatnya diminum atau diapain ya sus ?”

Perawat Ida : “ibu nanti obatnya akan diberikan melalui suntikan, jadi setiap pagi tolong
diingatkan kepada alifah bu supaya tidak makan sebelum obatnya disuntikkan”

Pasien Alifah : “sus nanti disuntik dimana ya? Sakit ngga ? saya takut jarum soalnya sus”

Perawat Ida : “ohh nanti bisa disuntikkan di lengan kanan/kiri bergantian, bias juga dipaha
atas, atau bias di perut. Nanti rasanya tidak sakit karena jarumnya kecil”

Pasien Alifah : “ohh gitu ya sus, sampai kapan ya sus saya disuntik ?”
Ibu Novika : “ iya sus sampai kapan ya ?”

Perawat Ida : “jadi begini ibu dan alifah, saya jelaskan ya, anak ibu ini sebenarnya terdiagnosa
penyakit diabetes mellitus tipe II atau kencing manis bu. Biasanya bu penyebab dari DM tipe II
ini karena pola hidup seperti sering makan-makanan/ minuman yang manis/ siap saji disertai
dengan kurang beraktivitas fisik seperti olahraga bu.”

Ibu Novika : “ohh iya sus, anak saya memang suka makan banyak karena sering merasa lapar
terutama yang manis-manis dan minum soft drink.”

Anak : “iyaa enak kok bu.”

Ibu Novika : “Apakah anak saya bisa sembuh seperti semula tidak ya sus ?”

Perawat Ida : “Kalau penyakit DM tipe II itu sifatnya permanen tetapi dapat dikontrol, salah
satunya dengan pemberian insulin sesuai dengan anjuran dokter.”

Pasien Alifah : “Bu berarti aku nggak bisa sembuh ya, setiap pagi harus disuntik, saya nggak
mau bu.” (sedih)

Ibu Novika : “Yang sabar ya nak, ini demi kesehatanmu, biar gula darahnya tetap stabil.”

Perawat Ida : “Disini saya harapkan mbak alifah dan ibu tidak putus asa dan tidak mudah
menyerah. Dan patuhi anjuran dokter mengenai terapi yang harus diberikan dan lakukan pola
hidup sehat.”

Ibu dan Alifah : “Baik sus.”

Perawat Ida : “apakah ada yang mau ditanyakan lagi bu?”

Ibu Novika : “tidak sus.”

Perawat Ida : Baik bu, nanti kalau ada sesuatu ibu atau mbak alifah bisa tekan tombol yang
ada di samping bed. Kalau begitu saya kembali ke nurse station.”

Ibu dan Alifah : “Baik sus, terimakasih.”


Kesimpulan dari role play kali ini adalah dalam penyampaian berita buruk pada anak
usia 17 tahun diberikan support untuk pasien dan keluarga, selain itu dalam cara
penyampaiannya, tenaga kesehatan memberikan informasi dengan sikap jelas dan jujur
sehingga dapat dimengerti oleh pasien dan keluarga. Selain itu kita sebagai perawat harus
memiliki rasa empati terhadap pasien dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai