Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTIROID PADA IBU HAMIL

Disusun Oleh :

TRIAS YUNIARTI
1811040006

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018-2019
A. PENGERTIAN

Hipertiroid dalam kehamilan, pada umumnya disebabkan oleh


penyakit Grave (strauma difus toksika). Kelainan ini merupakan penyakit
otoimun di mana sejenis imunoglobin yang terikat dengan reseptor hormom
pemicu tiroid akan menyebabkan biosintesis dan sekresi tiroid secara
berlebihan. Insiden penyakit Grave dalam kehamilan diatas 20 minggu adalah
2%. Penyebab terbanyak lainnya adalah strauma multinodosa, tapi kelainan
ini terjadi pada golongan usia diatas 40 tahun.
Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang
ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik
terjadi selama kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi
tiroid maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita
hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa tanda tidak spesifik yang mirip
dengan disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit ditegakkan. Sebagai
contoh, wanita hamil dengan eutiroid dapat menunjukkan keadaan
hiperdinamik seperti peningkatan curah jantung, takikardi ringan, dan tekanan
nadi yang melebar, suatu tanda-tanda yang dapat dihubungkan dengan
keadaan hipertiroid. Disfungsi tiroid autoimun umumnya menyebabkan
hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin ini
sering terjadi pada wanita muda dan dapat mempersulit kehamilan, demikian
pula sebaliknya. Penyakit Graves terjadi sekitar lebih dari 85 % dari semua
kasus hipertiroid, dimana Tiroiditis Hashimoto adalah yang paling sering
untuk kasus hipotiroidisme. Tiroiditis postpartum adalah penyakit tiroid
autoimun yang terjadi selama tahun pertama setelah melahirkan. Penyakit ini
memberikan gejala tirotoksikosis transien yang diikuti dengan hipotiroidisme
yang biasanya terjadi pada 8-10% wanita setelah bersalin.
B. ETIOLOGI

Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,


suatu penyakit tiroid auto imun yang antibodinya merangsang sel-
sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan. Penyebab hipertiroid
lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah:
1. Toksisitas pada strauma multinudular
2. Adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang)
3. Edema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis)
(F. Gary Cunningham, 2004)
C. PATOFISIOLOGI

Hypotyroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tyroid


infeksi kronis, atrofi kelenjar tyroid yg bersifat idiopatik, jika produksi
hormon tidak adekuat maka kelenjar tyroid akan berkompensasi untuk
meningkatkan sekres sebagai respon terhadap rangsangan hormon TSH,
penurunan sekresi akan menurunkan lajumetabolisme basal yang akan
mempengaruhi semua sistem tubuh seperti penurunan produksi asam
lambung, penurunan metabolisme usus, penurunan detak jantung, gangguan
sistem neurologi dan penurunan produksi panas.
Hormon tiroid tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) disintesis di
dalam folikel tiroid. Tiroid-stimulating hormone (TSH) merangsang sintesis
dan pelepasan T3 dan T4, yang sebelumnya didahului dengan pengambilan
iodide yang penting untuk sintesis hormon tiroid. Walaupun T4 disintesis
dalam jumlah yang lebih besar, namun di jaringan perifer T4 dikonversi
menjadi T3 yang lebih paten melalui proses deiodinasi. Selama kehamilan
normal kadar tiroid binding globulin (TBG) dalam sirkulasi meningkat dan
juga akhirnya T3 dan T4 ikut meningkat.
Hormon tiroid sangat penting untuk perkembangan otak bayi dan
sistem saraf. Selama trimester pertama kehamilan, fetus bergantung pada ibu
untuk menyediakan hormon tiroid melalui plasenta karena fetus tidak dapat
menghasilkan hormon tiroid sendiri sampai trimester kedua. Pada minggu ke-
10-12, kelenjar tiroid fetus mulai berfungsi namun fetus tetap membutuhkan
iodin dari ibu untuk menghasilkan hormon tiroid. Selama trimester kedua dan
ketiga, hormon tiroid disediakan oleh ibu dan fetus, namun lebih banyak oleh
ibu. Selama kehamilan, fungsi kelenjar tiroid maternal bergantung pada tiga
faktor independen namun saling terikat, yaitu (a) peningkatan konsentrasi
hCG yang merangsang kelenjar tiroid, (b) peningkatan ekskresi iodide urin
yang signifikan sehingga menurunkan konsentrasi iodin plasma, dan (c)
peningkatan thyroxine-binding globulin (TBG) selama trimester pertama,
menyebabkan peningkatan ikatan hormone tiroksin. Pada akhirnya, faktor-
faktor ini bertanggung jawab terhadap peningkatan kebutuhan tiroid.
D. PATHWAYS
E. KOMPLIKASI

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis


tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan Tiroid Hormon dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermi, dan apabila tidak diobati
dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati
Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan
dengan obat antitiroid. Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan. Komplikasi lainnya pada penderita
hipertiroid yaitu :

1. Gagal ginjal kronis


2. Fraktur
3. Krisis tiroid

F. TANDA DAN GEJALA

1. Eksoftalmus : penonjolan bola mata yang membuat tampak melotot.


2. Tremor : gerakan otot diluar kemauan yang dapat terjadi akibat keletihan,
emosidan penyakit.
3. Takikardia : denyut nadi terlalu cepat.
4. Pembesaran kelenjar tiroid.
5. Hiperkinesis : aktivitas motorik yang berlebihan.
6. Kenaikan BMR sampai 25%.
7. Aneroksia : kurang nafsu makan.
8. Lekas letih.
9. Kesulitan dalam menelan.
10. Mual dan muntah.
11. Konstipasi : feses terlalu keras sehingga sulit BAB.
12. Hiptonik obat.
(Norman F. Gant, 2004)

G. PENATALAKSANAAN

Pengobatan hipertiroid dilaksanakan dengan tujuan untuk membatasi


produksi hormon tiroid yg berlebihan. Pengobatan yang dimaksud antara lain:

1. Obat antitiroid.

Biasanya diberikan sekitar 18 - 24 bln.

Contoh obatnya: propil tio urasil (PTU), karbimazol.

2. Pemberian yodium radioaktif.

Biasa untuk pasien berumur 35 /lebih atau pasien yang hipertiroidnya


kambuh setelah operasi.

3. Operasi Tiroidektomi subtotal.

Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak
bisa disembuhkah hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil
(trimester kedua ), dan untuk yang alergi terhadap obat / yodium
radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan
dalam waktu 1 thn.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium :

1. Kadar T4 dan T3 total


Kadar T4 total selama kehamilan normal dapat meningkat karena
peningkatan kadar TBG oleh pengaruh estrogen. Namun peningkatan
kadar T4 total diatas 190nmol/liter (15 ug/dl) menyokong diagnosis
hipertiroidisme.
2. Kadar T4 bebas dan T3 bebas (fT4 dan fT3)
Pemeriksaan kadar fT4 dan fT3 merupakan prosedur yang tepat karena
tidakdipengaruhi oleh peningkatan kadar TBG.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa kadar fT4 dan fT3 sedikit menurun
pada kehamilan, sehingga kadar yang normal saja mungkin sudah dapat
menunjukkan hipertiroidisme.
3. Indeks T4 bebas (fT4I)
Pemeriksaan fT4I sebagai suatu tes tidak langsung menunjukkan aktifitas
tiroid yang tidak dipengaruhi oleh kehamilan merupakan pilihan yang
paling baik. Dari segi biaya, pemeriksaan ini cukup mahal oleh karena dua
pemeriksaan yang harus dilakukan yaitu kadar fT4 dan T3 resin uptake
(ambilan T3 radioaktif). Tetapi darisegi diagnostik, pemeriksaan inilah
yang paling baik pada saat ini.
4. Tes TRHTes ini sebenarnya sangat baik khususnya pada penderita
hipertiroidisme hamil dengan gejala samar-samar. Sayangnya untuk
melakukan tes ini membutuhkan waktu dan penderita harus disuntik TRH
dulu.
5. TSH basal sensitif
Pemeriksaan TSH basal sensitif pada saat ini sudah mulai populer sebagai
tes skrining penderita penyakit tiroid. Bukan hanya untuk diagnosis
hipotiroidisme, tetapi juga untuk hipertiroidisme termasuk yang subklinis.
Dengan pengembangan tes ini, maka tes TRH mulai banyak ditinggalkan.
6. Thyroid Stimulating Immunoglobulin (TSI)
Pemeriksaan kadar TSI dianggap cukup penting pada penderita
hipertiroidismeGrave hamil. Kadar yang tetap tinggi mempunyai 2 arti
penting yaitu :
a. Menunjukkan bahwa apabila obat anti tiroid dihentikan,
kemungkinan besar penderita akan relaps. Dengan kata lain obat anti t
iroid tidak berhasil menekan proses otoimun.
b. Ada kemungkinan bayi akan menjadi hipertiroidisme, mengingat TSI
melewati plasenta dengan mudah.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Berikut pengkajian yang dilakukan terhadap pasien Hipertiroid dan
hipotiroid untuk menegakkan diagosa keperawatan :
Pengkajian umum :
1. Identitas pasien
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, jenis kelamin, status
perkawinan, dan penanggung biaya.
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
a. Riwayat penyakit saat ini
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit keluarga
3. Pengkajian khusus
No. Pengkajian Tanda gejala hipertiroid
1. Insomnia, sensitif meningkat, otot
Aktifitas/istirahat
lemah, letih, malaise
2. Sirkulasi Palpitasi, nyeri dada, disritmia,
peningkatan tekanan darah, takikardi
saat istirahat
3. Eliminasi Urin jumlah banyak, perubahan
dalam feses, diare
4. Integritas ego Mengalami stress yang berat baik
fisik maupun emosional, emosi labil,
depresi
5. Makanan/ cairan Kehilangan BB yang mendadak,
nafsu makan menurun, makan
banyak, kehausan, mual muntah,
6. Neurosensori Bicara cepat dan parau, gangguan
status menyal, perilaku seperti orang
bingung, disorientasi, gelisah,
tremor, halus pada tangan, hiperaktif
reflek tendon dalam
7. Nyeri/ kenyamanan Nyeri orbital, fotophobia
8. Pernafasan Frequensi pernafasan meningkat
9. Keamanan Tidak toleran terhadap panas,
keringat yang berlebihan, suhu diatas
37,40C, lesi eritema, iritasi pada
konjungtiva
10. Seksualitas Penurunan libido, hipomenore,
amenorea, impotensi
11. Diangnostik a. Tes ambilan RAI : Meningkat
pd penyakit graves & toksik
goiter noduler,menurun pada
tiroiditis
b. T4 dan T3 serum : meningkat
(normal : T3 = 80-180 ng/dl, T4
= 4,5-12,5 ng/dl)
c. T4 dan T3 bebas serum :
meningkat
d. TSH : tertekan dan tidak
bereson pd TRH
e. Tiroglobulin : meningkat
f. Stimulasi TRH : dikatakan
tiroid jika TRH tidak ada
sampai meningkat setelah
pemberian TRH
g. ikatan protei iodiun : meningkat
h. gula darah : meningkat
(sehubungan dengan kerusakan
andrenal)
i. kortisol plasma : turun
(menurunnya pengeluaran pada
andrenal)
j. pemeriksaan fungsi heper :
abnormal
k. elektrolit : hiponatrenia
mungkin sebagai akibat dari
respon andrenal atau efek dilusi
dalam tera cairan pengganti.
Hipoklemia terjadi dengan
sendiranya pada kehilangan
melalui gastrointestinal dan
diuresis
l. katekolamin serum : menurun
m. kreatinin urine : meningkat
n. EKG : fibrilasi atrium, waktu
sistolik memendek,
kardiomegali
Hipertiroid
MASALAH
KEMUNGKINAN
No. DATA KEPERAWA
PENYEBAB
TAN
Ibu
1. Ds: Peningkatan metabolisme Kekurangan
 Klien tubuh volume cairan
Mengatakan ↓ b.d
Tidak Tahan Aktivitas usus meningkat peningkatan
Udara Panas ↓ metabolisme
 Klien Peristaltik usus meningkat tibuh :
Mengatakan ↓ peristaltik usus
Sering Buang Diare meningkat
Air Besar ↓
Do: MK: Defisit Volume
 Suhu 39oc cairan
 Klien Tampak
Lemas
2. Ds: Hormon tiroid Ketidakefektif
 Klien yang di produksi an pola nafas
Mengatakan meningkat b.d
Sering Sesak ↓ peningkatan
Nafas Pembengkakan kelenjar produksi
 Klien tiroid hormon tiroid
Mengatakan ↓
Mudah Lelah Penekanan pada thoraks
Do: ↓
 RR 27x/Menit Hambatan jalan nafas

 Nafas Klien ↓

Pendek MK: Pola Nafas tidak


efektif
3. Ds : Hormon tiroid Hiperthermib.d
 Klien yang di produksi peningkatanme
Mengatakan meningkat tabolismetubuh
Tidak Tahan ↓
Dengan Suhu Peningkatan metabolisme
Panas tubuh
Do : ↓
 Suhu 39oc hiperthermi
 Kulit Tampak
Kemerahan
4. Ds : Hormon tiroid Ketidakseimba
 Klien yang di produksi ngannutrisikur
Mengatakan meningkat angdarikeb.
Mudah Lelah ↓ Tubuhb.d.
 Klien Peningkatan metabolisme Asupanmakana
Mengatakan tubuh ntidakadekuat
Terkadang ↓
Mual Peningkatan penggunaan
Do : energi
 Berat Badan ↓
Turun 4kg Nafsu makan meningkat

 Klien Lemas ↓
Suplai makanan tidak
memenuhi

BB turun

MK: ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari keb.
Tubuh
5. Ds : Hormon tiroid Intoleransiaktif
 Klien yang di produksi itasb.dpeningk
Mengatakan meningkat atanmetabolis
Sering Lelah ↓ me :
Do : Peningkatan metabolisme energiterkuras
 Bb Turun 4 Kg tubuh habis

Energi terpakai u/
metabolisme

Tubuh cepat kehilangan
energi

Mudah lelah saat
beraktivitas

MK: Intoleransi
aktivitas
Janin
1. Ds : Hormon tiroid Resikoketerla
 Ibu mengatakan yang di produksi mbatanperkem
sesak nafas meningkat banganb.dgang
 Ibu mengatakan ↓ guanendokrin :
lemas Peningkatan metabolisme penurunansupl
Do : tubuh ai O2 kejanin
 RR 27x/Mnt ↓
Suplai O2 untuk
metabolisme ibu
meningkat

Suplai O2 pada janin
menurun

Suplai O2 pada janin
menurun

Hipoksia janin

Kematian jaringan pada
janin

Gangguan perkembangan
janin

MK: resiko
keterlambatan
perkembangan janin
B. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertiroid
Ibu
1. Kekurangan volume cairan b.d peningkatan metabolisme tibuh :
peristaltik usus meningkat
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d peningkatan produksi hormon
tiroid
3. Hiperthermi b.d peningkatan metabolisme tubuh
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari keb. Tubuhb.d. Asupan
makanan tidak adekuat
5. Intoleransi aktifitas b.d peningkatan metabolisme : energi terkuras
habis
Janin
1. Resiko keterlambatan perkembangan b.d gangguan endokrin :
penurunan suplai O2 ke janin
A. Asuhan Keperawatan
a. Hipertiroid

No. Diagnosa Tujuan intervensi Rasional


dan
kriteria
hasil
Ibu
1. Kekuranga Setelah 1. Pertahankan
n volume dilakukan catatn intake
cairan b.d asuhan dan output
peningkata keperawata yang akurat.
n n selama 2. Monitor
metabolis 1x24 jam status hidrasi.
me tibuh : diharapkan 3. Monitor
peristaltik terjadi TTV.
usus keseimbang 4. Kolaborasi
meningkat an cairan di pemberian
dalam tubuh cairan IV.
pasien, 5. Kolaborasi
tidak terjadi dengan
dehidrasi dokter.
dengan
kriteria
hasil :
1.
mempert
ahankan
urine
output
sesuai
dengan
usia dan
BB, Bj
urine
normal,
Ht
normal,
2. TTV
dalam
rentang
normal,
3. tidak ada
tanda-
tanda
dehidrasi
,
elastisita
s kulit
baik,
membra
n
mukosa
lembab.
2. Ketidakefe Setelah 2. Posisikan 1. Untuk memudahkan pasien
ktifan pola dilakukan pasien untuk dalam nafas.
nafas b.d tindakan memaksimalk 2. Untuk memepertahankan
peningkata keperawata an ventilasi. jalan nafas.
n produksi n selama 3 3. Identifikasi 3. Untuk mengetahui adanya
hormon x 24 jam pasien suara tambahan.
tiroid diharapkan perlunya 4. Untuk mempertahankan
irama nafas pemasangan jalan nafas tetap terbuka.
dalam alat jalan 5. Untuk mengetahuin suara
rentang nafas buatan. dan keadaan jalan nafas.
normal. 4. Auskultasi 6. Untuk mengetahui keadaan
suara nafas, nafas dalam batas normal.
Kriteria catat adanya 7. Untuk memantau
hasil : suara perubahan selanjutnya.
1. Menunj tambahan.
ukkan 5. Pertahankan
jalan jalan nafas
nafas yang paten.
yang 6. Monitor
paten frekuensi dan
(klien irama
tidak pernafasan.
merasa 7. Monitor pola
tercekik, pernafasan
irama abnormal.
nafas,fre 8. Monitor
kuensi suhu,warna,d
pernafas an
an kelembaban
dalam kulit.
rentang
normal,t
idak ada
suara
nafas
abnorma
l.
3. Hiperther Tujuan : 1. Kaji vital 1. Untukmengetahuperubaha
mi b.d 1. Setelah sign tiap 2-3 n TTV pasien.
peningkata dilakuk jam. 2. Suhu 38,9menunjukkan
n antinda 2. Kajipeningka proses
metabolis kankep tansuhu, penyakitinfeksiakut.
me tubuh erawata denyutnadi. 3. Suhulingkungan /
n 3x24 3. Pantausuhuli jumlahselimutharusdibata
jam ngkugan, siuntukmempertahankans
suhutub batasi / uhumendekati normal.
uhkemb tambah linen 4. Membantupanaskeluardari
ali tempattidurse tubuh.
normal, suaiindikasi. 5. Membantumemenuhicaira
resikote 4. Anjurkanuntu ntubuh.
rkontrol kmenggunaka 6. Membantumengurangide
. nbaju yang mam.
KriteriaHa tipis 7. Digunakanuntukmenguran
sil : danmenyerap gidemamdanuntukmenunj
1. Suhutu keringat. angintervensikeperawatan.
buh 5. Anjurkanban
normal yakminum air
(36,5- putih 2 -3
37oC). jam.
2. Tidaka 6. Berikankomp
dakejan res air hangat.
g. 7. Kolaborasipe
3. Pengen mberianantibi
dalianre otik,
siko: antipiretikdan
hiperter pemeriksaanl
mi. aboratorium.
4. Ketidaksei Setelah 1. Kolaborasi 1. Untuk membantu dalam
mbangan dilakukan dengan ahli penyembuhan
nutrisi tindakan gizi untuk 2. Membantu pembentukan
kurang keperawata menentukan sel darah merah dalam
dari keb. n 3 x 24 jumlah kalori absorsi makanan
Tubuh b.d. jam. dan nutrisi 3. Mempertahankan kulit dan
Asupan diharapkan yang cairan dalam tubuh
makanan kebutuhan dibutuhkan 4. Membentuk energi agar
tidak nutrisi pasien. tidak mudah lelah
adekuat pasien 2. Anjurkan 5. Untuk membantu proses
tercukupi. pasien untuk dalam pemenuhan
Kriteria meningkatka kebutuhan nutrisi
Hasil : n Fe. 6. Mengetahui penyebab
1. Adanya 3. Anjurkan pemasukan yang kurang
peningk pasien untuk sehingga dapat
atan meningkatka menentukan intervensi
berat n protein dan yang sesuai dan efektif
badan. vit C. 7. Klien dan kelurga akan
2. BB ideal 4. Berikan mengetahuinutrisi yang baik.
sesuai subtansi gula.
tinggi 5. Berikan
badan. makanan
3. Tidak yang terpilih
terjadi (sudah
penurun dikonsultasik
an BB an dengan
ahli gizi).
6. Monitor
jumlah nutrisi
dan
kandungan
kalori.
7. Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi.
5. Intoleransi Setelah 1. Kolaborasi 1. Mengkaji setiap aspek
aktifitas dilakukan dengan tim klien terhadap terapi
b.d tindakan kesehatan latihan yang
peningkata keperawata lain dierencanakan.
n n 1 x 24 jam (Kolaborasik 2. Mengetahui sejauh mana
metabolis diharapkan an dengan aktivitas yang bisa
me : pasien Tenaga dilakukan klien dan
energi mampu Rehabilitasi aktivitas apa yang
terkuras menyelesaik Medik) membutuhkan bantuan dan
habis an aktifitas untuk latihan.
sehari-hari merencanaka 3. Aktivitas yang terlalu berat
yang n dan dan tidak sesuai dengan
diinginkan. monitoring kondisi klien dapat
KRITERIA program memperburuk toleransi
HASIL : aktivitasi terhadap latihan
1. Pasien klien. 4. Aktifitas yang disukai
mampu 2. Bantu klien klien dapat meningkatkan
melakuk untuk minat klien untuk
an mengidentifik beraktifitas
aktivitas asi aktivitas 5. Membantu klien
sehari- yang mampu memperoleh
hari dilakukan. dukungan/bantuan dari
secara 3. Bantu untuk keluarga saat beraktivitas ,
mandiri. memilih
1. TTV aktivitas yang
normal sesuai dengan
(TD : kemampuan.
80/120 4. Bantu untuk
mmHg, memilih
RR : 16- aktivitas yang
24x/meni disukai.
t, Nadi 5. Bantu
60- pasien/keluar
80x/meni ga untuk
t, T : mengidentifik
36,5 – asi
37,50C). kekurangan
2. Mampu dalam
Berpind beraktivitas.
ah
(dengan/
tanpa
bantuan
alat)
Janin
1. Resiko Setelah 1. Ajarkan 1. Agar keluarga
keterlamb dilakukan kepada mengetahui tanda-tanda
atan tindakan keluarga bayi yang sehat dan
perkemba keperawata tanda tanda keluarga mampu
ngan b.d n 3 x 24 perkembanga melaporkan ke tenaga
gangguan jam, resiko n janin kesehatan apabila
endokrin : keterlambat normal terjadi abnormal pada
penurunan an 2. Mencegah janin
suplai O2 perkembang dan 2. Pembatasan diet harus
ke janin an pada menangani dicegah agar nutrisi
janin dapat pembatasan pada janin dapat
diminimalis diet yang terpenuhi dengan
ir sangat ketat maksimal
kepada ibu 3. Apabila cairan tubuh
Kriteria 3. Meningkatka ibu berkurang, air
hasil : n ketuban pada janin
1. Ketersed keseimbanga dapat berkurang dan
iaan dan n cairan dan dapat mempengaruhi
asupan mencegah pertumbuhan janin
zat gizi komplikasi serta dapat
untuk pada ibu mengakibatkan
memenu hamil akibat persalinan prematur
hi dari kadar bahkan komplikasi
kebutuha cairan yang yang serius pada janin
n tidak normal (BBLR, cacat pada
metaboli atau di luar bayi) bahkan dapat
k ibu harapan mengaibatkan kematian
dan 4. Buat janin
janin perencanaan 4. Perencanaan makan
adekuat/ makan dapat meningkatkan
meningk dengan nafsu makan pada ibu
at pasien yang 5. Program terapi obat
2. Kompon masuk dalam dapat membantu
en dan jadwal meningkatkan laju
kimia makan, metabolik pada ibu
cairan lingkungan hipotiroid sehingga
tubuh makan, distribusi energi, nutrisi
yang kesukaan dan dan cairan ke janin
mengind ketidaksukaa adekuat dan
ikasikan n makan keterlambatan
status pasien serta perkembangan janin
nutrisi suhu dapat di cegah
meningk makanan
at 5. Kolaborasi
3. Mempert dengan
ahankan dokter terkait
massa program
tubuh terapi dan
dan mengobatan
berat untuk
badan meningkatka
dalam n BMR pada
batas ibu serta
normal meningkatka
pada ibu n distrimusi
hamil nutrisi dan
cairan pada
janin
DAFTAR PUSTAKA

Chunninghan,F . Gary, dkk. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC


Prawirohardjo. Sarwono. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Doenges, Marilyn E, dkk. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, 3 th ed. Jakarta :
EGC.

Price,SA and wilson,LM.2005.Patofisiologi: konsep klinis proses-proses


penyakit,vol 2.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai