Blok 7.1
KELOMPOK 6B
Seslastri Randeni G1A115028
Laila Hanifah G1A115029
Ulfadiya Putri G1A115045
Hairon Dhiyaulhaq G1A115046
Regina Dwindarti Darosty G1A115064
Febrima Cahyani G1A115065
Cyndi Natalia Susanto G1A115066
Novia Martha Theresya G1A115097
Siti Agusriantina G1A115099
Dinda Asri Aisyah G1A115100
10. Apa saja upaya atau himbauan kepada para pekerja tentang ergonomi kerja
dalam penyuluhan atau pembinaan yang akan dilakukan?
Jawab :
- Memberi tau pekerja mengenai potensi pengaruh pekerjaan,jenis pekerjaan
pada diri pekerja
- Meningkatkan produktifitas & upaya untuk menyesuaikan dengan kemampuan
pekerja & persyaratan pekerja
ANALISIS MASALAH
1. Upaya Kesehatan Kerja bertujuan melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
2. Sasaran : pekerja formal dan informal, & setiap orang yg berada di lingkungan
tempat kerja.
3. Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja.
4. Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja , menjamin
lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan
kerja.
5. Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang
optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja berupa penyakit akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas
kerja.5,6
1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik
maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
tenaga kerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.7
Jawab:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan mental
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan kesegaran jasmani
e. Pemeriksaan radiologi
f. Pemeriksaan laboratorium
g. Pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut8
A. Anamnesis
Pada anamnesis ini dokter memastikan agar setiap pertanyaan dapat dijawab dengan teliti
dan seluas-luasnya. Yang perlu ditanyakan adalah :
B. Pemeriksaan mental
1. Kondisi umum
- Keadaan
- Orientasi perorangan
- Orientasi waktu
- Orientasi ruang
- Orientasi situasi
- Mudah tidaknya penyesuaian sikap dan tingkah laku dengan suasana yang ada. Kes
impulan status mentalis adalah : Normal, terganggu dan perlu pengobatan, perlu ko
nsultasi.8
C. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan menurut perincian dalam kartu pemeriksaan. Pemeri
ksaan fisik ini diselenggarakan di tempat yang penerangannya cukup dan dalam suasana t
enang serta tidak tergesa-gesa, serta meliputi sebagai berikut:
- wajar;
- terlalu gembira;
- depresif atau
- siklotinik (berubah-ubah).
c. Proses berfikir:
- halusinasi
- gejala-gejala lainnya.
12. Pemeriksaan indra perabaan meliputi kemampuan alat peraba untuk dapat membeda
kan suhu dan alat penglihatan indra perabaan dalam keadaan mata tertutup.
13. pemeriksaan indra perasaan kulit meliputi kemampuan alat perasa serta ketajaman.8
Maksud pemeriksaan ini ialah untuk menentukan tingkat kesegaran sesuai dengan keperlu
an jenis pekerjaan fisik yang berat. Cara yang dipakai adalah pengujian Scneider test. Bag
i yang berumur lebih dan 40 tahun, juga dilakukan uji langkah menurut master dan pemer
iksaan elektro-cardiografi (EKG).
E. Pemeriksaan radiologi
F. Pemeriksaan laboratorium
Pemenksaan laboratorium meliputi pemeriksaan danah, air seni dan tinja. Pemeriksaan da
rah terdiri dan pemeriksaan kadar Hb, pemeriksaan jumlah sel-sel darah putih secara men
yeluruh dan menurut pemeriksaan laju endapan darah. Pemeriksaan Laboratorium air seni
meliputi jenis, pemeriksaan warna, kejernihan, reduksi, protein dan sedimen. Pemeriksaan
tinja meliputi : pemeriksaan warna, konsistensi dan telur cacing.
Pemeriksaan lebih lanjut adalah pemeriksaan yang dilakukan lebih mendalam mengenai k
eadaan mental, fisik, kesegaran jasmani, pemeriksaan sinar tembus dan pengujian laborat
orium lainnya atas dasar pertunbangan medis dan pertimbangan jenis pekerjaan serta kead
aan lingkungan kerja agar tercipta keselamatan dan kesehatan kerja yang baik bagi yang d
iperiksa maupun orang sekitarnya atau umum. Contoh-contoh pemeriksaan tambahan sep
erti : elektro enchephalografi (EEG), pemeriksaan faal hati, faal ginjal, apirometri, pemeri
ksaan cairan otak dan sebagainya.
Kesimpulan pengujian :
sebagai berikut:
Ditolak sementara oleh karena untuk sementara belum memenuhi syarat kesehatan dan meme
rlukan pengobatan atau perawatan. Pemeriksaan kesehatan diulang setelah selesai pengobatan
/ perawatan.8
Jawab :
Jawab:
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan,
sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan
kerja pada perusahaan.
Menurut Bird and Germain (1990), terdapat tiga kecelakaan kerja, yaitu :
1. Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi
manusia maupun terhadap harta benda.
2. Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugia.
3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident ataupun accident.
Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Kecelakaan kerja akibat langsung kerja.
2. Kecelakaan pada saat atau waktu kerja.
3. Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya melalui jalan
yang wajar)
4. Penyakit akibat kerja.
Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada hari
itu dan bisa melakukan pekerjaannya kembali atau istirahat < 2 hari. Contoh:
terpeleset, tergores, terkena pecahan beling, terjatuh, dan terkilir.
2. Kecelakaan kerja sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan pengobatan dan
perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh: terjeit, luka sampai robek, luka bakar.
3. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan
kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang.12
Klasifikasi Kecelakaan Kerja Menurut ILO Tahun 2004, Menurut tipe kecelakaan :
- Orang jatuh
- Terpukul benda jatuh
- Tersentuh / terpukul benda yang tidak bergerak
- Terjepit diantara dua benda
- Gerakan yang di paksakan
- Terkena suhu yang ekstrem
- Tersengat arus listrik
- Terkena bahan – bahan berbahaya atau radiasi
- Lain – lain kecelakaan yang tidak termasuk golongan ini.
a. Menurut benda
MESIN
1. Penggerak utama terkecuali motor listrik
2. Gigi transmisi mesin
3. Mesin pemotong
4. Mesin kayu
5. Mesin pertambangan
6. Lain – lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi ini
Perlengkapan lainnya
1. Bejana bertekanan
2. Dapur, oven, pembakaran
3. Pusat – pusat pendingin
4. Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi tidak termasuk
peralatan – peralatan listrik.
5. Alat – alat listrik tangan
6. Alat – alat, perkakas, perlengkapan listrik.
7. Tangga, jalur landai (ramp)
8. Perancah
LINGKUNGAN KERJA
1. Diluar gedung
2. Didalam gedung
3. Dibawah tanah
- Lain – lain
1. Hewan
2. Lain – lain
lainnya
- Amputasi
- Luka – luka lainnya
- Luka – luka ringan
- Memar dan remuk
- Terbakar
- Keracunan akut
- Pengaruh cuaca
- Sesak nafas
- Akibat arus listrik
- Akibat radiasi
- Luka – luka majemuk berlainan
- Lain – lain luka.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau P3K (First Aid) adalah upaya pertolongan
dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang
lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Oleh karena itu, pertolongan tersebut bukan
sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan
sementara yang dilakukan oleh petugas P3K yang pertama melihat korban. P3K dimaksudkan
memberikan perawatan darurat pada korban sebelum pertolongan yang lebih lengkap
diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Tujuan dari P3K seperti berikut:15
1. Menyelamatkan nyawa korban.
2. Meringankan penderitaan korban.
3. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah.
4. Mempertahankan daya tahan korban.
5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut prinsip dari P3K yaitu
a. menolong secara tepat dengan memperhatikan tujuan P3K,
b. menolong secara cepat kepada penderita dengan cara-cara P3K yang sesuai,
c. menolong korban yang bersifat sementara sebelum dibawa ke dokter/instalasi gawat
darurat (IGD).
D. Kecelakaan pada Mata dilakukan yaitu dengan meneteskan setetes minyak jarak pada
mata, tutup dengan kapas tebal, lalu balut perlahan-lahan untuk mencegah cahaya
masuk. Berikut ini adalah beberapa sumber kecelakaan pada mata serta penanganannya
yakni
1) zat padat pada mata jika tidak berbahaya, dapat dihilangkan dengan sapu tangan
yang dibasahi air dengan membuka kelopak mata bagian bawah. Bila kotoran ada di
bagian kelopak mata bagian atas, kedip-kedipkan mata dalam air di atas piring kecil
2) pecahan kaca jika masuk ke dalam mata jangan berusaha untuk mengeluarkannya
karena berbahaya. Penanganannya yaitu tutup mata dengan kapas tebal, balut
perlahan-lahan. Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut
3) zat Korosif asam keras. Penanganannya yaitu diguyur dengan larutan soda 5% atau
air biasa selama 15-30 menit secara terus menerus dan harus mengenai bagian-
bagian yang berada di balik kelopak mata
4) zat korosif basa keras. Penanganannya yaitu diguyur dengan larutan cuka encer (1
bagian cuka dapur +1 bagian air) atau air biasa, guyur selama 30-45 menit terus
menerus dan harus mengenai bagian-bagian yang berada di balik kelopak. Selama
diguyur gerakan-gerakan bola matanya.
E. Keracunan memiliki gejala yaitu pusing, sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-
kejang, kram perut, air liur berlebih, nyeri otot, koma, dan pingsan. Tindakan yang
harus dilakukan seperti berikut.
1) Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/minum.
2) Jika korban sadar, beri minum 24 gelas air/susu kemudian korban disuruh muntah
dengan cara memasukkan telunjuk jauh ke dalam mulut (kecuali jika yang termakan
bensin, pelumas, asam/basa).
3) Korban disuruh muntah hingga muntahnya jernih. Untuk menghindari kekurangan
cairan, korban diberi minum 1 gelas air garam (1 sendok dalam 1 liter air).
4) Penawar racun seperti susu, putih telur yang sudah dikocok, penawar racun
universal, proses netralisasi dengan memberikan bahan kimia tertentu, tergantung
dari jenis racun.
Tabel 2. 1. 3 Keracunan akibat bahan kimia
No Jenis Bahan Kimia Pertolongan
Arsen, cadmium, kromat,
dikromat, klorat, hipoklorit, eter,
hidrokarbon aromatic, aldehid, Bila termakan jangan dimuntahkan, korban
1
keton, halusinogenia (ganja, diberi minum penawar racun universal.
heroin), insektisida, salisilat, cat,
dan pelarutnya.
Tidak dimuntahkan. Korban diberi zat
Bahan Kimia khusus: Asam penetral kemudian minum susu/putih telur.
2 mineral organik, Alkali, Alkaloida Zat penetral: Asam: gel Al(OH)3, Basa:
(kokain, morfin, nikotin), Alkohol CH3COOH 1%, HNO3 1%, air jeruk,
Alkaloida: KMnO4 1%, dan Alkohol:
NAHCO3
Air raksa, fosfor, fosfor organik,
Bila termakan dimuntahkan dengan diberi
3 fenol, senyawa hidroksil, timbal,
minum air garam. Diberi susu/putih telur.
brom, sianida.
F. Pingsan dengan gejala hilang kesadaran lalu berkeringat pada bagian kepala dan bibir
atas. Bila korban pingsan maka penanganan yang dilakukan sebagai berikut.
1) Baringkan korban pada tempat sejuk dengan posisi datar atau kepala korban sedikit
lebih rendah.
2) Telentangkan korban di atas lantai dan biarkan menghirup uap ammonia encer atau
garam-garam yang berbau.
3) Stimulasi kulit korban dengan menggosok menggunakan sikat berbulu keras.
4) Lepas atau longgarkan semua pakaian yang menekan leher dan segera bungkukkan
kepala korban diantara kedua kaki sampai muka korban merah.
5) Bila korban dapat menelan air, berikan air kopi.
6) Bila korban muntah, miringkan kepala korban agar tidak tersedak
7) Bila pernafasan pendek/tertahan-tahan, lakukan pernafasan buatan atau hembuskan
oksigen 6% dengan CO2.
8) Pernafasan buatan diberikan bila korban tidak ada gerakan bernafas, tidak ada ap
hasil pernafasan, kuku, bibir, dan muka korban mulai membiru.15
Jawab :
7) Menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) dengan jarak antar APAR
maksimal 15 meter, digantungkan pada dinding dengan penguatan sengkang atau
dengan konstruksi penguat lainnya
11. Apa saja upaya atau himbauan kepada para pekerja tentang ergonomi kerja dalam
penyuluhan atau pembinaan yang akan dilakukan?
Jawab :
Memberitahu apa itu ergonomi, bagaimana prinsip nya, dan bagaimana sikap kerjanya.
Berikut ini contoh Prinsip Fundamental Ergonomis.14
Postur netral adalah postur dimana tubuh sejajar dan seimbang, baik
ketika duduk atau berdiri, menempatkan stres minimal pada tubuh dan menjaga sendi
selaras. Postur netral meminimalkan stres diterapkan pada otot, tendon, saraf dan
tulang dan memungkinkan untuk kontrol yang maksimum dan produksi tenaga.
Kebalikan dari postur netral adalah "sikap canggung." Postur Canggung menjauhkan
postur netral ke arah range of motion yang ekstrim. Hal ini menempatkan tekanan
lebih pada sistem muskuloskeletal pekerja, merupakan faktor risiko yang
berkontribusi untuk Gangguan Musculoskeletal (MSDS), dan harus dihindari.
Sebagai contoh:
Jika Anda melakukan hal-hal diatas, Anda akan mengalami beban statis.
Beberapa detik pertama atau menit tampaknya tidak terlalu buruk, tetapi efek
kumulatif memegang posisi statis ,yang tampaknya bebas stres dalam waktu yang
lama , akan menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan. Peregangan/stretching,
akan mengurangi kelelahan, meningkatkan keseimbangan otot dan postur tubuh dan
meningkatkan koordinasi otot. Setiap orang adalah atlet dalam hidup, sehingga Anda
perlu mempersiapkan tubuh Anda untuk bekerja dengan pemanasan untuk
meningkatkan kinerja dan risiko cedera yang lebih rendah. Sebuah rejimen
pemanasan peregangan adalah cara yang bagus untuk mempersiapkan tubuh Anda
untuk bekerja. Hal ini juga bermanfaat untuk mengambil periodik peregangan
istirahat selama hari kerja Anda ,untuk mengembalikan aliran darah dan
mengembalikan energi Anda.
Kekuatan yang berlebihan adalah salah satu faktor risiko ergonomi utama.
Banyak pekerjaan membutuhkan banyak tenaga yang berlebihan pada tubuh
manusia. Peningkatan upaya otot dalam menanggapi persyaratan kekuatan tinggi akan
meningkatkan kelelahan dan resiko dari MSD. Ada banyak kondisi yang
mempengaruhi kekuatan, tetapi gagasannya adalah kapan untuk mengenali pekerjaan
atau tugas yang membutuhkan kekuatan yang berlebihan dan kemudian menemukan
cara untuk mengurangi kekuatan yang berlebihan itu. Menghilangkan persyaratan
kekuatan yang berlebihan akan mengurangi kelelahan pekerja dan risiko pembentukan
MSD di sebagian besar pekerja. Menggunakan bantuan mekanik, sistem kontra
keseimbangan, adjustable height lift tables and workstation, power tool dan alat
ergonomis akan mengurangi usaha kerja dan pengerahan tenaga otot.
Prinsip 5. Kurangi Gerakan berlebihan/berulang-ulang.
Gerakan berulang merupakan salah satu dari faktor risiko ergonomi utama.
Banyak tugas kerja dan siklus yang berulang-ulang , dan sering dikendalikan oleh
target produksi per jam atau harian dan proses kerja. Pengulangan kerja yang sering,
bila dikombinasikan dengan faktor-faktor risiko lainnya seperti kekuatan yang tinggi
dan / atau postur canggung, dapat berkontribusi untuk pembentukan MSD.
Pekerjaan dianggap sangat berulang-ulang jika waktu siklus adalah 30 detik atau
kurang. Gerakan yang berlebihan atau gerakan yang tidak perlu harus dikurangi jika
mungkin. Dalam situasi di mana hal ini tidak mungkin, adalah penting untuk
menghilangkan persyaratan kekuatan yang berlebihan dan postur canggung. Metode
pengendalian lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah , rotasi pekerjaan dan break
untuk peregangan .
Contoh stres kontak termasuk pergelangan tangan istirahat di tepi tajam meja atau
workstation saat melakukan tugas, menekan alat ke telapak tangan, tugas yang
membutuhkan palu, dan duduk tanpa ruang yang cukup untuk lutut .
Studi telah menunjukkan bahwa paparan teratur dan sering ke getaran dapat
mengakibatkan efek yang merugikan kesehatan permanen. Hand arm vibration dapat
menyebabkan berbagai kondisi yang dikenal sebagai hand arm vibration
sindrom (HAVS), serta penyakit tertentu seperti jari putih atau sindrom Raynaud,
carpel tunnel syndrome dan tendinitis. Sindrom getaran memiliki efek yang
merugikan peredaran darah dan saraf di jari. Tanda-tanda dan gejala termasuk mati
rasa, nyeri, dan blanching (pucat dan pucat).
1. Harrington JM, Gill ES. Buku Saku Kesehatan Kerja Edisi ke-3. Jakarta: EGC, 2005.
2. Bridger, R. S. Introduction to Ergonomics. New York: Mc Graw Hill; 1995
3. International Labour Organization (ILO). Keselamatan dan kesehatan kerja: Switzerland;
2004
4. Sumber : UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (online). Diunduh dari: URL:
http://www.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/produkhukum/UU%20Nomor%2036%2
0Tahun%202014.pdf
5. Djatmiko RD. 2016. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Cetakan 1. Yogyakarta:
Deepublish
6. Direktorat Pengawasan kesehatan kerja. Pedoman Bersama ILO/WHO tentang
Pelayanan Kesehatan dan HIV/AIDS. Direktorat Pwngawasan Kesehatan Kerja; 2005.
DIunduh dari: URL: www.who.int/hiv/pub/guidelines/who_ilo_guidelines_indonesian.pdf
[Diakses pada tanggal 27 Agustus 2018]
7. Harrington JM, Gill ES. Buku Saku Kesehatan Kerja Edisi ke-3. Jakarta: EGC, 2005.
8. Menteri Kesehatan RI. Lampiran I Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Calon Tenaga Kerja
Indonesia.
9. Modul Kesehatan kerja bagi petugas kesehatan. Bagian ilmu kedokteran: Universitas
Jambi;2011.
10. International Labour Organization (ILO). Keselamatan dan kesehatan kerja: Switzerland;
2004
11. Baiduri,Drg,MK3.,Modul Kuliah Ergonomi.Depok: FKM UI.2008
12. https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-jenis-penyebab-pencegahan-kec
elakaan-kerja.html
13. International Labour Organization (ILO). Keselamatan dan kesehatan kerja: Switzerland;
2004
14. http://www.kesehatankerja.com/ergonomi.html
15. Redjeki, Sri. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2016