Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. FIAR MALAYADI
K111 11 292
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN
MAKASSAR, OKTOBER 2017
A. FIAR MALAYADI
‘‘KARAKTERISTIK DAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3
LABORATORIUM UNIVERSITAS HASANUDDIN KOTA MAKASSAR”
Dibimbing oleh Anwar Malongi dan Agus Bintara Birawida
(xiv + 95 Halaman + 23 Tabel + 5 Lampiran)
Laboratorium Universitas Hasanuddin merupakan bagian integral dari
kegiatan belajar mengajar dan sebagai penunjang aktifitas pembelajaran dan
penelitian. Laboratorium akan menghasilkan limbah yang dapat berupa limbah padat,
limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas. Penelitian ini bertujuan mengetahui
gambaran karakteristik dan sistem pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan
sistem pengelolaan limbah B3 laboratorium Universitas Hasanuddin Kota Makassar.
Jenis penelitian ini survey observasional dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan
data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan observasi langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik limbah B3 yang ada di
laboratorium Universitas Hasanuddin ada 6 yaitu bahan mudah terbakar, bahan
mudah meledak, bahan yang menimbulkan korosif, buangan oksidasi, buangan
infuksius dan bahan toksik (beracun). Untuk sistem pengelolaan limbah yang
dilakukan dalam penelitian yang dilakukan di empat fakultas yang ada di Universitas
Hasanuddin yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Fakultas Kedokteran diperoleh hasil
yaitu tidak ada satupun fakultas yang melakukan sistem pengelolaan yang sesuai
dengan aturan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui seperti pengurangan,
penyimpan, pengumpulan dan pengangkutan.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan Setiap
laboratorium harus menampung limbah B3 berdasarkan karakteristiknya secara
konsisten dan diperlukan pengawasan untuk kegiatan penampungan ini. Demi
mengetahui kuantitas limbah B3 yang dihasilkan, pelaku kegiatan di laboratorium
sebaiknya melakukan inventaris asiter lebih dahulu terhadap bahan yang akan
digunakan dan limbah yang akan dihasilkan. Demikian juga untuk mengetahui
tanggal kadaluarsa bahan kimia.
iv
KATA PENGANTAR
keridhaan dan cinta-Nya kepada penulis dalam penulisaan skripsi ini, puja dan puji
senantiasa kita kirimkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan
hidayah kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga, sahabat dan
para pengikutnya. Merupakan karunia Allah SWT dan rasa syukur yang berlimpah
ketika skripsi ini berjudul “Karakteristik dan Sistem Pengelolaan Limbah Bahan
Dengan sepenuh rasa cinta dan kasih sayang serta rasa hormat terdalam,
skripsi ini untuk dipersembahkan kepada kepada orang tuaku Alm. Andi Isranuddin
K. SH dan Andi Nuraeni serta Orang tua yang merawat saya dari kecil Alm. Husain
L. S.Sos dan Andi St. Nurbaya, atas segala Doa, Harapan dan Tenaga yang telah di
berikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada saudaraku Andi Firga Utary, Andi Fizar Mandara dan
v
Andi Nur Inaya, yang sudah begitu banyak membantu, menjadi penyemangat dan
pendorong dalam belajar serta menyelesaikan studi semoga apa yang kita cita-citakan
Jumriani Ansar. SKM,. M. Kes sebagai penasehat akademik atas segala kesabarannya
organisasi dari awal semester perkulihan hingga sekarang. Rasa hormat dan ucapan
I dan Bapak Dr. Agus Bintara Birawida, S.Kel.,M.kes sebagai II Pembimbing yang
selalu memberikan masukan, bimbingan dan arahan serta motivasi sehingga skripsi
Ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada tim penguji Bapak dr.
Makmur Selomo, MS, Indra Dwinata, SKM., MPH dan A. Wahyuni, SKM.,M.Kes
atas segala masukan, kritik dan sarannya serta motivasi yang telah diberikan kepada
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,
yaitu kepada:
1. Prof. Dr. Drg. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku dekan Fakultas Kesehatan
2. Dr. Stang, M. Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
vi
3. Anwar Mallongi, SKM., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Departemen Kesehatan
yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga selama penulis
JALANGKUNG 06, CAPILA 07, ROMUSA 08, GALETER 09, KANIBAL 10,
16) penulis ucapkan terima kasih atas kaderisasi yang telah dihadirkan selama
yang telah membuat angkatan kita tetap solid sampai saat ini.
7. Kepada saudara Kalasiku, Angga, Tio, Fikri, Fahry (ardog), Anugerah (ugha),
Adi, Wandi, Sabri, Fahrezi, Zul, Kamil, Rico, Azwar (cebbang), Amma,
Mahdin, Mahyuddin (edit), Jepson, Jasjus, Syahrul, Aming, Akmal, Afdal dan
terkhusus buat yang saya tuakan Saudara Muh. Ilham Majid telah memberikan
vii
8. Kepada teman teman, sahabat, “L A P A Z” Edo, Eman, dan Pakle. Terimakasih
untuk motivasinya.
pengurus khususnya para Presidium (Ugha, Dare, Erna, Laksmi, Nining), Para
Menteri (Fikri, Iman, Widya, Yusrin, Mahyuddin, Prasetio, Ilham Majid), dan
10. Kepada Komunitas BOSSKA yang berperan aktif dalam penyusunan Skripsi ini.
Khusus untuk Adinda Tri Sofiatun dan Adinda Ratna Jannatin. Serta adik
Harfiah, Putri Rezky dan Syahruni, Terima kasih waktu dan pemikiran yang
11. Kepada para penghuni LORONG HITAM manusia-manusia hebat yang telah
memberikan cerita terbaik buat penulis. Kak Sudirham SKM., M.Kes, Kak Fajar
SKM, Kak Fadly Kaimuddin SKM, Kak Arif SKM, Kak Ilham Jaya SKM, Kak
Natalon Delon SKM, Kak Haerul Anwar. SKM, Kak Firnasruddin.SKM, Kak
Muh. Akbar Nurdin SKM, Kak Dian Ayu SKM, Kak Andi Eka Resky SKM,
Kak Dandi. SKM, Ikram, Ari Rahman, Mario, Arul, Ruslan, Rahman Syam,
untuk pengalaman dan ilmu yang diberikan dalam cerita hidup penulis selama
menyelesaikan studinya.
12. Kepada Orang yang telah penulis anggap sebagai Orang Tua di kampus. Pemilik
saham terbesar di Lorong Hitam Nenek dan Kak Sale` yang telah memberikan
viii
penulis kesempatan untuk makan dan minum kopi pasca bayar serta Pak
malam.
13. Serta teman-teman yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
banyak karena telah hadir mengoreskan kisah kedalam kehidupan penulis selama
Hasanuddin Makassar.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
E. Pengolahan dan Analisis Data. .................................................................. 56
F. Penyajian Data ........................................................................................... 57
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. ........................................................ 58
B. Hasil Penelitian. ........................................................................................ 59
C. Pembahasan. .............................................................................................. 82
D. Keterbatasan Penelitian. ............................................................................ 85
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan. .............................................................................................. 96
B. Saran. ......................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 5.18 Daftar Bahan Menimbulkan Karat (Corrosive) Laboratorium FK 77
Unhas 2017
Tabel 5.19 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium FK Unhas 2017 78
Tabel 5.20 Daftar Bahan Buangan Infeksius Laboratorium FK Unhas 2017 79
Tabel 5.21 Daftar Bahan Buangan Beracun Laboratorium FK Unhas 2017 80
Tabel 5.22 Sistem Pengolahan Limbah B3 di Laboratorium Unhas 2017 82
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Pengoksidasi (Oxidizing) 12
Gambar 2.2 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Mudah Meledak (Explosive) 13
Gambar 2.3 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Korosif (Corrosive) 20
Gambar 2.4 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Pengoksidasi (Oxidizing) 23
Gambar 2.5 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Korosif (Corrosive) 25
Gambar 2.6 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Berbahaya (Harmful) 26
Gambar 2.7 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Beracun 27
Gambar 2.8 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Berbahaya bagi Lingkungan 28
Gambar 2.9 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Karsinogenik, Teratogenik dan 29
Mutagenik
Gambar 2.10 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Gas Bertekanan 30
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
xv
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
CFC Chlorofluorocarbon
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pemerintah Indonesia, khusunya sejak tiga dekade terakhir ini, terutama akibat
manusia dan lingkungan bila tidak dikelola secara baik, penanganan limbah
industri.
seoptimal mungkin.
Dari kegiatan ini, laboratorium akan menghasilkan limbah, baik limbah padat,
limbah cair, ataupun limbah yang berbentuk gas yang berasal dari hasil cucian
peralatan, hasil atau sisa reaksi bahan kimia, bahan sekali pakai, atau bahan
yang tidak terlepas dari proses industri itu sendiri. Salah satu sumber produksi
bahan inilah yang banyak dihasilkan oleh peradaban modern, namun bahan
1
Penggunaan bahan berbahaya dan beracun sering tidak dapat
adalah bahan berbahaya dan beracun dan tidak boleh dibuang langsung ke
karena jumlahnya yang sangat kecil, penggunaannya tidak secara berkala, dan
resiko bahaya yang ditimbulkan sering dianggap terlalu kecil. Namun, jika
terjadinya resiko yang tdak diinginkan. Oleh karena itu, perlu adanya
2
Widya Larastika dalam penelitiannya pada tahun 2011 menunjukkan
bahwa limbah yang dihasilkan beberapa laboratorium di FT, FMIPA, FK, dan
3
akademika Universitas Hasanuddin. Pengolahan limbah ini hendaknya
karakterisasi limbah B3 padat terahadap penghasil limbah B3, dalam hal ini
Universitas Hasanuddin.
B. Rumusan Masalah
Universitas Hasanuddin?
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
4
2. Untuk mengetahui karakteristik limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Ilmiah
b. Manfaat Institusi
c. Manfaat Praktis
serta mengasah keterampilan analisis peneliti dan sebagai salah satu cara
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan
2009).
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan
dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga,
gas dan debu, cair atau padat. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan
oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Di antara berbagai
jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai
6
Beracun yang selanjutnya disingkat B3 dalah zat, energi, dan/atau komponen
lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha
danatau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
laboratorium kimia relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring
terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Demikian pula limbah yang berupa gas
umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang
langsung di udara. Tetapi berbeda dengan limbah cair, limbah cair yang
7
meresap ke dalam airtanah dapat membahayakan lingkungan sekitar
(Widjajanti, 2009).
Bahan berbahaya fisik terdiri dari api, ledakan, kejut listrik, cut.
Bunsen agarlebih aman dan mengurangi potensi api dan ledakan. Selain
bahan kimia.
zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
8
dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
dikeluarkannya, terutama dalam hal ini adalah limbah B3. Sampai saat ini,
B3.
a. Klasifikasi Limbah B3
2) Limbah dari sumber yang tidak spesifik. Untuk limbah B3 ini berasal
9
3) Limbah B3 dari bahan kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Limbah jenis ini tidak
yaitu:
b. Karakteristik Limbah B3
10
buangan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau buangan pelarut
dengan sifat ini merupakan limbah yang pada suhu tekanan standar
(25oC, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia atau
11
dan panas, serta terdekomposisi secara eksotermis dengan
metakrilat).
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan di sekitarnya.
12
Gambar 2.2 Simbol B3 Klasifikasi Bersifat Mudah Meledak
(Explosive)
Sumber: PermenLH No.03 Tahun 2008
nyala api;
udara lembab;
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan
13
g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% dan/atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan
Test”;
k. Peroksida organik.
14
Berdasarkan uraian di atas material mudah terbakar dapat
diklasifikasi menjadi:
93,3oC; dan
limit (UFL) adalah nilai ratio uap/udara di atas mana penyalaan tak
15
Campuran optimal bahan dapat bakar (optimal flammable
nyala.
16
4 Al (serbuk) + O2 (dari udara) → 2 Al2O3
Ozon O3 Gas
17
organometal seperti etil-litium, fenillitium, kelompok karbonil-
spontan. Contoh:
hipergolat.
18
dari pembakaran. Pembakaran dalam keadaan kurang oksigen
19
cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
55oC; atau
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
kuat, basa kuat, pahan pengoksidasi, dan bahan bersifat penarik air
(dehydrating agents).
asam kuat yang dalam kepekatan tinggi juga bersifat menarik air
20
sekaligus pengoksidasi.Afinitas-nya terhadap molekul air
Efek kerusakan yang utama dari asam sulfat pada jaringan kulit
21
Buangan yang dapat menyebabkan kebakaran karena
etil ketonperoksida.
garis tepi tebal berwarna merah. Gambar simbol berupa bola api
udara.
22
Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah-limbah yang
23
batubara reaktif terhadap udara dan berpotensi untuk terbakar atau
meledak.
yaitu bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan dari tubuh
24
pembersih jalan, dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan
limbah. Limbah jenis ini umumnya berupa limbah rumah sakit atau
dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa
suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika
25
7) Buangan beracun (Toxic waste), yaitu buangan berkemampuan
26
standar yang dapat mengukur seperti apa suatu bahan toksik
multifasa.
27
suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan.
ikan atau organisme aquatik lainnya atau bahaya lain yang dapat
Polychlorinated Biphenyls).
dan mutagenik)
28
ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau
sebagai berikut:
29
Label Bahan Berbahaya dan Beracun, simbol untuk B3 klasifikasi
menyebabkan kebakaran.
30
ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang
dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan
mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus
31
C. Tinjauan Umum Tentang Sistem Pengelolaan Limbah B3
32
keselamatan proses penyimpanan dan pengangkutan mengingat besarnya
penimbunan.
1. Pengurangan
mengandung B3.
efisien
33
c. Penggunaan teknologi ramah lingkungan.
2. Penyimpanan
tata ruang,
34
b. Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik
3. Pengumpulan
kabupaten/kota.
35
Dalam hal setiap orang yang menghasilkan mampu melakukan
B3.
4. Pengangkutan
36
a. Nama dan alamat penghasil atau pengumpul limbah B3 yang
diserahkan.
(Larastika, 2011).
5. Pemanfaatan
37
bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman bagi
6. Pengolahan
a. Lokasi Pengolahan
minimum 300 m.
38
b. Fasilitas Pengolahan
meliputi:
kandungan limbah.
39
yang lama tanpa kepastian yang jrlas untuk memindahkan ke
2015).
d. Pengolahan
Material Safety Data Sheet (MSDS) pada setiap zat kimia yang
40
atau yang kita kenal dengan MSDS adalah suatu form yang berisi
keterangan data fisik (titik lebur, titik didih, titik flash, dsb),
41
100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01
kg atau 10 gr
7. Penimbunan
a. Bebas banjir,
b. Permeabilitas tanah,
42
dalam rangka pelaksanaan pendidikan,penelitian, dan pengabdian kepada
1. Fungsi Laboratorium
lingkungan sosial.
kerjadilaboratorium.
2. Kategori Laboratorium
43
a. Laboratorium Tipe I
b. Laboratorium Tipe II
terdapat dijurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang
penunjang peralatan kategori I,II, dan III, dan bahan yang dikelola
d. Laboratorium Tipe IV
44
Laboratorium Tipe IV adalah laboratorium terpadu yang
fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang
dan dosen.
Tahun 2010.
1) Fisika / Kimia : Alat Kaca, Tool Kit (Obeng, Mesin Bor Listrik )
Neraca Digital.
45
2) Biologi : Inkubator CO2, Autoclave, Autometic Shive Sheker, Deep
Probe Heater.
4) Listrik : Osciloscope
laboratorium di bagi menjadi bahan khusus dan bahan umum dan seperti
46
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 03
Hidup.
berasal dari Bidang Pertanian dan merupakan limbah sisa penelitian yang
telah lampau. Kesadaran para peneliti lagi-lagi dituntut untuk ikut berperan
47
minimal label nama limbah pada setiap limbah B3 akan sangat membantu
48
BAB III
KERANGKA TEORI
49
Pengelolaan limbah B3 yang diatur dalam peraturan ini mencakup kegiatan
Atas dasar pemikiran diatas, maka yang menjadi variabel pada penelitian
laboratorium.
Keterangan:
50
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Karakteristik limbah B3
Kriteria Objektif:
Kriteria Objektif:
51
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Kota Makassar.
1. Populasi
2. Sampel
3. Teknik sampling
sampling yang diambil secara tidak acak sesuai dengan kriteria tertentu.
52
D. Metode Penarikan Sampel
limbah B3, mendapakan izin dari pihak laboratorium dan memiliki modul
praktikum lengkap.
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
53
tiap laboratorium. Metode wawancara dilakukan dengan kuisioner atau tanya
berpotensi menjadi limbah bahan berbahaya dan beracun yang terdapat di tiap
Hasanuddin.
Makassar.
54
4. Menentukan departemen di tiap fakultas dan laboratorium di tiap
1. Pengolahan Data
Data primer yang diperoleh dari hasil observasi langsung diolah secara
2. Analisis Data
Dalam tahap ini, data primer diolah dan dianalisa secara deskriptif
55
1. Melakukan identifikasi limbah apakah limbah tersebut merupakan limbah
melihat MSDS (Material Safety Data Sheet) dari tiap limbah padat atau cair
yang dihasilkan.
sejenis.
G. Penyajian Data
Pada penelitian ini, data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel dan
56
BAB V
Indonesia, yang berdiri pada 10 September 1956. Perguruan tinggi ini semula
Bung Hatta masih menjadi Wakil Presiden. Kampus Unhas semula dibangun di
Baraya atau Kampus Baraya. Namun, awal tahun 1980-an, ketika Rektor dijabat
Kampus Baraya sudah berada di tengah kota. Kini Kampus Unhas menempati
bagian dari Fakultas Kedokteran. Saat ini telah dikembangkan kampus baru
UNHAS yang dikhususkan untuk Fakultas Teknik, yang terletak di bekas pabrik
kertas Gowa di Kabupaten Gowa. Kampus baru ini mulai dipergunakan sejak
tahun 2006 walaupun masih dalam tahap renovasi dan pembangunan gedung dan
pengadaan fasilitas.
Univertsitas Hasanuddin merupakan salah satu universitas terbaik di
masuk ke dalam sepuluh besar universitas terbaik di Indonesia. hal ini dinilai
B. Hasil Penelitian
Data penelitian yang ditampilkan adalah data hasil penelitian berupa limbah
58
A. Karakteristik Bahan
Dari tabel 5.1 Daftar Bahan Mudah Terbakar di FKM Unhas 2017 di atas dapat
59
b. Bahan Korosif
Dari tabel 5.2 Daftar Bahan Korosif Laboratorium FKM Unhas 2017 dapat
limbah yang mengandung bahannya korosif seperti HCL, HNO3, NaOH dan
lainnya.
1. Ca(ClO)2
2. FeCl3
3. H2SO4
4. Larutan pereaksi O2
5. Na2S2O3
6. NH4OH
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.3 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium FKM Unhas
d. Bahan Infeksius
Tabel 5.4 Daftar Bahan Infeksius Laboratorium
FKM Unhas 2017
No Bahan Infeksius
1. Bakteri
2. bakteri Coliform
3. bakteri pada makanan
4. Biochemical Oxygen Demand pada air limbah Kantin.
5. Dissolved Oxygen pada air limbah Kantin
6. Nutrient agar
7. Sampel feses
Sumber: Data primer 2017
limbah yang mengandung bahan infeksius seperti bakteri dan bahan lainnya.
61
e. Bahan Buangan Toksik (Beracun)
Tabel 5.5 Daftar Bahan Buangan Toksik (Beracun) Laboratorium
FKM Unhas 2017
No Bahan Buangan Beracun (Toxic waste)
1. AgNO3
2. Asamborat
3. BaCl2
4. Biochemical Oxygen Demand
5. buffer hardness
6. Ca(ClO)2
7. Canada balsam
8. CH3CH2OH
9. Dissolved Oxygen
10. DPD total chlorinreagent
11. H2SO4
12. HCl
13. HNO3
14. K2Cr2O7
15. KI
16. Larutanmalachite green
17. MnSO4
18. Na2S2O3
19. NaNO2
20. NaOH
21. NH4OH
22. NO2
Sumber: Data primer 2017
FKM Unhas 2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang
62
2. Fakultas Farmasi
a. Bahan Mudah Terbakar
Tabel 5.6 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium
Farmasi Unhas 2017
No Bahan Mudah Terbakar (Flammable)
1. C10H11N3O3S
2. C10H15NO.HCl
3. C12H12N2O3
4. C25H30ClN3
5. C6H7N3O
6. C6H8O6
7. C7H5NaO3
8. C8H10N4O2
9. CH3CH2OH
10. Na2S
11. Pb(CH3COO)2.3H2O
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.6 Daftar Bahan Mudah Terbakar Unhas 2017 dapat dilihat
1. HClO4
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.7 Daftar Bahan Mudah Meledak Unhas 2017 dapat dilihat
63
c. Bahan Menimbulkan Karat
Tabel 5.8 Daftar Bahan Menimbulkan Korosif Laboratorium
Farmasi Unhas 2017
No Bahan Menimbulkan karat (Corrosive)
1. C10H15NO.HCl
2. CH3COOH
3. CuSO4
4. FeCl3
5. H2SO4
6. HCl
7. HClO4
8. I2
9. N2SO4.7 H2O
10. Na2CO3
11. Na2S
12. Na3PO4
13. NaCN
14. NaI
15. NaOH
16. NH4Cl
17 NH4SCN
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.8 Daftar Bahan Mudah Meledak Unhas 2017 dapat dilihat
64
d. Bahan Buangan Oksidasi
Tabel 5.9 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium
Farmasi Unhas 2017
No Bahan Buangan Oksidasi
1. C10H10N4O2S
2. C10H11N3O3S
3. C10H15NO.HCl
4. C11H12Cl2N2O5
5. C11H12N4O2S
6. C12H12N2O3
7. C6H7N3O
8. C6H8N2O2S
9. C6H8O6
10 C7H5NaO3
11. C8H10N4O2
12. FeCl3
13. H2SO4
14. HClO4
15. KMnO4
16. Na2S2O3
17. Pb(CH3COO)2.3H2O
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.9 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Unhas 2017 dapat dilihat
65
e. Bahan Buangan Beracun
Tabel 5.10 Daftar Bahan Buangan Beracun Laboratorium
Farmasi Unhas 2017
No Bahan Buangan Beracun (Toxic waste)
1. AgNO3
2. BaSO4
3. BiNO3
4. C10H10N4O2S
5. C10H11N3O3S
6. C10H15NO.HCl
7. C11H12Cl2N2O5
8. C11H12N4O2S
9. C12H12N2O3
10. C25H30ClN3
11. C6H7N3O
12. C6H8N2O2S
13. C6H8O6
14. C7H5NaO3
15. C8H10N4O2
16. CaCO3
17. CH3CH2OH
18. CH3COOH
19. Co(NO3)2
20. Cr2(SO4)3
21. CuSO4
22. Fe (NH4) (SO4)2
23. FeCl3
24. FeSO4
25. H2O2
26. H2SO4
27. HCl
28. HClO4
29. HgCl2
30 I2
31. K2CrO4
32. KAlSO4
33. KBr
34. KBrO3
35. KCl
66
36. KI
37. KMnO4
38. MgSO4.7H2O
39. N2SO4.7 H2O
40. Na2CO3
41. Na2S
42. Na2S2O3
43. Na3PO4
44. NaBr
45. NaCN
46. NaI
47. NaNO2
48. NaOH
49. NH4Cl
50. NH4SCN
51. Pb(CH3COO)2.3H2O
52. SrCl2
53. ZnO
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.10 Daftar Bahan Buangan Beracun Unhas 2017 dapat dilihat
3. MIPA
67
7. C3H7NO2S.HCl.H2O √
8. C4H10O √ √
9. C4H7NO4 √
10. C4H8O2 √
11. C5H12O √
12. C6H10O3 √
13. C6H12 √
14. C6H5CH3 √
15. C6H5Cl √
16. C6H5OH √
17. C6H6 √
18. Ca √
19. CH3CH(NH2)COOH √
20. CH3CH2Br √
21. CH3CH2OH √ √ √ √
22. CH3CHO √
23. CH3COONa √ √
24. Cu √
25. HCOH √
26. HCOOH √ √
27. HCOONa √
28. KNaC4H4O6.4H2O √
29. Mg √
30. NaI √
31. Parafin √
32. Pb(CH3COO)2.3H2O √
33. Zn √
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.11 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium MIPA Unhas
68
b. Bahan Mudah Meledak
Tabel 5.12 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium
MIPA Unhas 2017
No Bahan Mudah
meledak MIPA
Kimia Biokimia Kimia Anorganik
Dasar Organik
Dasar
1. HCOOH √
2. C4H10O √ √
3. HCOH √
4. C6H12 √
5. C6H6 √
6. (NH4)2C2O4 √
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.12 Daftar Bahan Mudah Meledak Laboratorium MIPA Unhas
69
c. Bahan Menimbulkan Karat (Korosif)
MIPA Unhas 2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang
70
d. Bahan Buangan Oksidasi
Dari tabel 5.14 Daftar Bahan Buangan Oksidasi Laboratorium MIPA Unhas
71
2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan
72
27. CaSO4. 2H2O √
28. CCl4 √ √
29. CH3CH(NH2)COOH √
30. CH3CH2Br √
31. CH3CH2OH √ √ √ √
32. CH3CHO √
33. CH3COOH √ √
34. CH3COONa √ √
35. CH3COONa
36. CHCl3 √ √ √
37. Cu √
38. CuSO4 √ √ √
39. CuSO4 5H2O √ √
40. Deterjen √
41. Fe √
42. FeCl3 √
43. H2SO4 √ √ √ √
44. H3PO4 √
45. HCl √ √ √
46. HCOH √
47. HCOOH √ √
48. HCOOHNa √
49. HNO3 √
50. I2 √ √
51. K3Fe(CN)6 √
52. K4Fe(CN)6 √
53. KBr √
54. KBrO3 √
55. KCNS √
56. KCrO4 √
57. KI √
58. KMnO4 √ √
59. KNaC4H4O6.4H2O √
60. KOH √
61. Mg √
62. MgCl2 √
63. MgCl2.6H2O √
64. Na2CO3 √ √
65. Na2HASO4 √
66. Na2S2O3 √ √
67. Na2SO4 √ √
73
68. NaHCO3 √
69. NaOH √ √ √
70. NH3 √
71. NH4Cl √
72. NH4OH √ √ √
73. Parafin √
74. Pb(CH3COO)2.3H2O √
75. Pereaksi Hopkins √
76. SrCl2 √
77. ZnCl2 √
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.15 Daftar Bahan Buangan Toksik (Beracun) Laboratorium MIPA
Unhas 2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan
74
4. Fakultas Kedokteran
a. Bahan Mudah Terbakar
Tabel 5.16 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium
FK Unhas 2017
No Bahan Mudah FK
Terbakar Biokimia Histologi Patologi Parasitologi Mikrobiologi
(Flammable)
1. (NH2)2CO √
2 (NH4)2SO4 √ √
3. Ammonium √
hidroksida
4. C11H13N2O √
5. C16H18N3SCl √
6. C19H18ClN3 √
7. C21H14Br4O5S √
8. C2H5N3O2 √
9. C6H2(NO3)3OH √
10. C6H5ClO √
11. C6H5Na3O7.2H2O √
12. C6H5OH √
13. C7H5O2Na √
14. C8H10N4O2 √
15. CH3CH2OH √
16. CH3COONa √
17. KNaC4H4O6.4H2O √
18. KNaC4H4O6.4H2O √
KI
19. Na √
20. Pb(CH3COO)2.3H2 √
O
21. Reagen diazo √
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.16 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium FK Unhas 2017
limbah yang mengandung bahan mudah terbakar seperti (NH4)2SO4 dan lainnya.
75
b. Bahan Mudah Meledak
Tabel 5.17 Daftar Bahan Mudah Terbakar Laboratorium
FK Unhas 2017
No Bahan Mudah FK
meledak Biokimia Histologi Patologi Parasitologi Mikrobiologi
1. C6H2(NO3)3OH √
Sumber: Data primer 2017
Dari tabel 5.17 Daftar Bahan Mudah Meledak Laboratorium FK Unhas 2017
76
FK Unhas 2017 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan praktikum yang dilakukan
1. (NH2)2CO √
2. C11H13N2O √
3. C12H12N2 √
4. C16H18N3SCl √
5. C19H18ClN3 √
6. C21H14Br4O5S √
7. C2H5N3O2 √
8. C6H2(NO3)3OH √
9. C6H5ClO √
10. C6H5Na3O7.2H2O √
11. C6H5OH √
12. C7H5NaO3 √
13. C8H10N4O2 √
14. CH3COONa √
15. FeCl3 √
16. KNaC4H4O6.4H2O √
KI
17. Na √
18. Pb(CH3COO)2.3H √
2O
Sumber: Data primer 2017
77
e. Bahan Buangan Infeksius
1. Anti tiroid √
peroksidase
2. Cairan otak √
3. Coryneabacteriu √
m diphtheria
4. Darah √ √ √ √
5. Darah √
6. Dissolved
Oxygen pada air
limbah Kantin
7. Empedu √
8. Epidermophyto √
n
9. Escherechia √
10. Isolate √
streptobasil
11. Klebsiella √
12. Kokkus √
13. Microsporum √
14. Mycrobacterium √
leprea
15. Salmonella √
16. Salmonella √ √
typhi
17. Serum √
18. Sodium √
Dodecyl
19. Spoit √ √ √ √
20. Tiroid √
peroksidase
21. Trichopyton √
22. Urin √ √ √
23. Virus HIV √
Sumber: Data primer 2017
78
Dari tabel 5.12 Daftar Bahan Buangan Infeksius Laboratorium FK Unhas
dan lainnya.
79
25. H2SO4 √ √
26. HCl √ √
27. HNO3 √
28. I2 √
29. KNaC4H4O6.4H2 √
O KI
30 KNaC4H4O6.4H2 √
O NaOH
31. KOH √
32. Magnesium √ √
klorida
33. Na √
34. Na2[Fe(CN)5NO] √
.2H2O
35. NaNO2 √
36. NaOH √
37. Pereaksi benedict √
38. Reagen diazo √
39. Reagen fenol √
40. Reagen Fouchet √
Sumber: Data primer 2017
80
2. Sistem Pengolahan Limbah B3
Tabel 5.22 Sistem Pengolahan Limbah B3
di Laboratorium Unhas 2017
No Tahapan Sistem FAKULTAS
Pengolahan Limbah
FKM FARMASI MIPA FK
B3
1. Pengurangan √ √
2. Penyimpanan √
3. Pengumpulan √
4. Pengangkutan
Unhas 2017 dapat ketahui bahwa semua fakultas yang dijadikan sampel tidak
melakukan sistem pengolahan limbah B3 dengan baik hal ini terbukti dengan
hasil yang diperoleh, dimana semua fakultas tidak lengkap dalam melakukan
B. Pembahasan
relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai, sehingga masih
dapat diatasi. Demikian pula limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah
81
kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara. Tetapi
berbeda dengan limbah cair, limbah cair yang meresap ke dalam air dan tanah
Safety and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena
Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
makhluk hidup lainnya. Mengingat penting dan dampak dari Bahan Berbahaya
82
Pengaturan pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian,
Bahan Berbahaya dan Beracun adalah zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
Kesehatan Masyarakat tidak bekerja sama tentang pihak apapun, limbah sisa
cair yang mengandung B3 tidak terpisah dan tidak melewati pengelolaan yang
baik.
Sifat mudah terbakar adalah sifat apabila dekat dengan api/sumber api,
percikan, gesekan mudah menyala dalam waktu yang lama baik selama
limbah ini adalah jenis pelarut organik (benzene, toluene, dan aseton), tetapi
ada juga yang berbentuk padat, seperti potasium, litium hidrida, dan sodium
hidrida, yang apabila kontak dengan udara dapaat terbakar dengan spontan.
Limbah B3 lainnya yang dapat terbakar jika kontak dengan udara adalah
83
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diperoleh data bahwa
yang mudah terbakar seperti (NH2)2CO, (NH4)2SO4, HCl dan lainnya. Dari
banyak data terkait bahan limbah yang mudah terbakar cenderung banyak
Hal yang lebih berbahaya dapat terjadi dengan cairan mudah terbakar
tinggi dengan cepat saat pemanasan cairan mudah terbakar dalam wadah
yang sangat halus mirip dengan uap cairan. Sebagai contoh, semprotan kabut
oksigen. Pada kasus ini cairan dapat menyala pada temperatur di bawah titik
nyala. Senyawa dapat terbakar adalah bahan pereduksi yang bereaksi dengan
merupakan pengosidasi.
84
2. Bahan Mudah Meledak
kimia yang apabila dikenakan panas, benturan, gesekan atau kejutan (shock)
decomposition).
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan
standar dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat
limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya limbah bahan eksplosif dan
sifat ini merupakan limbah yang pada suhu tekanan standar (25oC, 760
mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
85
paling berbahaya adalah limbah B3 peroksida organik karena bersifat
melepaskan energi panas yang sangat tinggi. Contoh limbah B3 dengan sifat
ini adalah asetil peroksida, benzoil peroksida, dan jenis monomer yang
diperoleh hasil bahwa ada bahan yang mudah meledak yang digunkan pada
3. Bahan Korosif
Korosif adalah sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain
kerusakan pada mata, kulit, sistem pernapasan, dan banyak lagi. Buangan
yang pH nya sangat rendah (pH <3) atau sangat tinggi pH > 12,5) karena
dapat bereaksi dengan buangan lain, dapat menyebabkan karat besi dengan
86
Korosi merupakan suatu kerusakan yang dihasilkan dari reaksi kimia
antara sebuah logam atau logam paduan dan didalam suatu lingkungan.
Fenomena korosi merupakan reaksi kimia yang dihasilkan dari dua reaksi
elektrokimia. Dari dua reaksi setengan sel ini terdapat reaksi oksidasi pada
Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan
(oxidizing) berwarna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
udara.
Bahan Kimia Oksidator adalah bahan kimia yang mungkin tidak mudah
terbakar tapi dapat menimbulkan kebakaran ini dikarenakan sifat bahan kimia
ini yang dapat menghasilkan oksigen (yang merupakan salah satu syarat
terjadinya api: oksigen, bahan bakar, panas). Bahan ini dapat memberikan
oksigen pada suatu reaksi meskipun tidak ada udara. Beberapa bahan
87
oksidator memerlukan panas untuk menghasilkan oksigen, sedangkan pada
sendiri.
limbah buangan oksidasi terbanyak ada pada fakultas MIPA dan farmasi.
namun bahan ini bisa menjadi pemicu untuk menyebabkan bahan lain
terbakar.
5. Bahan Infeksius
Beracun, limbah yang menyebabkan infeksi yaitu bagian tubuh manusia yang
diamputasi dan cairan dari tubuh manusia yang terkena infeksi, limbah dari
laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat
hepatitis dan kolera yang ditularkan pada pekerja, pembersih jalan, dan
88
berupa limbah rumah sakit atau laboratorium klinik, limbah laboratorium
yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular, tubuh manusia, dan
seperti bakteri, virus, ricketsia, parasit, jamur atau suatu rekombinan, hybrid
atau muatan yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan hewan.
lainnya.
6. Bahan Beracun
89
sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, mulut, atau kontak dengan
kulit.
kontinyu atau periodik dari bahan toksik konsentrasi rendah dan efek akut dari
remediasi dibutuhkan suatu uji standar yang dapat mengukur seperti apa suatu
hidup. Salah satu uji yang dipersyaratkan adalah TCLP.Uji ini dirancang
90
2. Sistem pengelolaan limbah B3
semua pihak yang aktifitasnya menghasilkan limbah B3, seperti halnya universitas
belum bisa di terapkan dengan baik, dari beberapa fakultas yang diteliti hanya
Dari data yang didapatkan tiga tahap awal pengolahan limbah b3 seperti
namun sebagian besar limbah kimia cair dari hasil praktikum kesehatan
91
lingkungan dan praktikum ilmu gizi masih dibuang ke saluran drainase
cair ini diencerkan terlebih dahulu dengan air yang mengalir untuk mengurangi
konsentrasi limbah cair yang akan dibuang ke lingkungan. Tetapi untuk alat
yang sekali pakai seperti tissue yang sudah terkontaminasi oleh bahan cair
limbah tersebut langsung dikumpulkan dengan limbah lain yang bukan limbah
B3.
b) Fakultas Farmasi
farmasi secara umum, limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan dari
spoit jarum bekas hewan coba dan cairan kimia di kumpulkan dalam satu
92
c) Fakultas MIPA
terlebih dahulu dan ada juga yang ditampung dalam wadah jerigen plastik
ke drainase. Botol kaca bahan kimia yang sudah habis digunakan dan sudah
Botol kaca yang sudah kosong tersebut masuk kedalam kategori limbah B3
padat beracun yang dapat mengakibatkan infeksi pada makhluk hidup yang
93
dana dari fakultas untuk membiayai kerjasama tersebut akhirnya kerja sama
tersebut di hentikan.
d) Fakultas Kedokteran
swabs (kain penyeka), pipette tips plastik, stik kayu/tusuk kayu, dan botol
dengan limbah non B3. limbah cair dari hasil praktikum di laboratorium
D. Keterbatasan Penelitian
yang masuk ke dalam mata kuliah. Adapun B3 yang tidak digambarkan namun
94
dimana penelitian ini hanya menggambaran B3 yang di gunakan pada setiap
praktikum.
95
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sumber limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di tiap fakultas berbeda-
bahan kimia cair seperti AgNO3 dan HCl. Sumber limbah B3 dari Fakultas
Matematika dan IPA berasal dari bahan kimia cair , khusus untuk Fakultas
Farmasi sumber limbah berasal dari limbah laboratorium dan limbah medis.
limbah medis terdiri dari limbah benda tajam, limbah lain yang
penampungan ini.
dan limbah yang akan dihasilkan. Demikian juga untuk mengetahui tanggal
kadaluarsa bahan kimia. Setiap penerimaan bahan kimia dan pertama kali
bahan kimia dibuka harus tercatat dan terinventarisasi sehingga bahan kimia
limbah B3. Oleh karena itu, dibutuhkan pekerja yang professional di bidang
B3.
97
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengurangan Limbah B3
a. Subtitusi bahan
b. Modifikasi proses
c. Menggunakan teknologi ramah lingkungan
2. Penyimpanan Limbah B3
a.Lokasi Penyimpanan
1) Bebas banjir dan tidak rawan bencana,
2) lokasi penyimpanan harus dapat direkayasa dengan
teknologi untuk perlindungan dan pengolahan
lingkungan hidup
3) lokasi harus dalam penguasaan setiap orang yang
menghasilkan limbah B3
5. Pengumpulan limbah b3
a. Tidak mengumpulkan limbah yang tidak dihasilkan
b. Tidak melakukan pencampuran limbah yang
dikumpulkan
c. Pengumpulan dilakukan dengan
1) Segregasi limbah
2) Penyimpanan limbah
d. Tidak mampu mengumpulkan sendiri, di serahkan
kepada pengumpul limbah b3
e. Pengumpulan dilakukan dengan
1) Segregasi limbah
2) Penyimpanan limbah
6. Pemanfaatan Limbah B3
a. Subtitusi bahan
1) Ketersediaan teknologi
2) Standar produk jika hasil berupa produk
3) Standar lingkungan hidup atau baku mutu
lingkungan hidup
b. Subtitusi sumber energy
c. Sebagai bahan baku
d. Dll yang sesuai perkembagan ilmu teknologi
7. Pengolahan Limbah B3
a. Menyerahkan ke pengolah llimbah b3
b. Pengolahan limbah b3
1) Termal
2) Stabilisasi dan solidifikasi
3) Cara lain sesuai perkembangan teknologi
8. Pengangkutan Limbah B3
a. Menggunakan alat angkut tertutup untuk limbah B3
kategori 1
b. Menggunakan alat angkut terbuka untuk limbah B3
kategori 2
Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi
A. Fiar Malayadi
DOKUMENTASI PENELITIAN
Agama : Islam
E-mail : andifiarmalayadi@gmail.com
Riwayat Pendidikan: