Anda di halaman 1dari 23

PEMODELAN SISTEM

Oleh :

Ir. Sumiati, MT

Jurusan Teknik Industri


Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
Jawa Timur
2008
KONSEP MODEL
Model
Pemodelan Sistem

Sistem

Sistem :
Sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan didalam suatu
lingkungan yang kompleks.
Pemecahan Permasalahan : Pendekatan system
Model :
Sebagai suatu Representasi / formulasi dalam bahasa tertentu dari real system / system
konseptual / sistem nyata.
Sistem nyata :
Sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan sistem yang dijadikan titik perhatian dan
dipermasalahkan.
Pemodelan
Proses membuat / membangun sebuah model dari suatu system nyata dalam bahasa formal
tertentu.
Tergantung : Sistem nilai yang dianut,
pengetahuan, dan
pengalamannya

Kacamata
Pemodel
System
nyata Model

Bahasa
Formal

Sampel Model yang


Diuji

Proses Pemodelan

Beberapa Aspek Lain Tentang Model


Alasan membuat model
1. System nyata terlalu kompleks / masih dalam bentuk hipotesis

Eksperimen langsung terlalu mahal / tidak praktis / tidak layak


2. Model merupakan representasi ideal dari suatu system untuk menjelaskan perilaku
system.
Sifat model harus memiliki :
- Kegunaan
- Sederhana
- Mewakili persoalan

Kegunaan model, ditinjau dari :


- Segi akademik
Model berguna untuk menjelaskan fenomenaatau obyek-obyek (sebagai pengganti teori,
atau konfirmasi / koreksi terhadap teori yang sudah ada).
- Segi manajerial
Model sebagai alat Bantu / pendukung pengambil keputusan, komunikasi, belajar dan
memecahkan masalah.
Pengetahuan tentang model dapat dilengkapi beberapa aspek berikut :
1. Kriteria baik buruknya suatu model dapat diukur oleh pertanyaan – pertanyaan :
a. Apakah mengandung semua variabel yang relevan.
b. Cukup sederhana, baik dalam struktur dan suatu hubungan – hubungan yang ada
antar variabel – variabelnya.
2. Suatu model makin bermanfat bila :
a. Model memudahkan pengertian tentang sistem yang diwakilinya.
b. Pengetahuan tentang alternatif keputusan yang dapat diambil dan hasil keputusan itu
makin banyak / meningkat.
3. Jenis – jenisnya model berdasarkan teori keputusan, yaitu :
a. Model Matematik : model yang mewakili sebuah sistem secara simbol matematik.
b. Model Informasi : model yang mewakili sebuah sistem dalam wujud grafik / tabel.
Karakteristik model yang baik (sebagai pencapaian tujuan pemodelan) :
1. Mempunyai tingkat generalisasi yang tinggi. Makin tinggi derajat generalisasi suatu
model makin baik.
2. Mempunyai mekanisme yang transparan. Dalam memecahkan masalah kita bisa
menerangkan kembali tanpa ada yang disembunyikan.
3. Mempunyai potensi untuk dikembangkan Mampu membangkitkan minat peneliti lain
untuk menyelidiki lebih lanjut.
4. Mempunyai kepekaan terhadap perubahan asumsi. Harus membangkitkan asumsi.

Prinsip Dasar Pengembangan Model :


1. Elaborasi (Perluasan)
Pendekatan mulai dari sederhana dielaborasi sehingga model lebih representative
Penyederhanaan : dengan system asumsi ketat.
2. Sinektik (ANALOGI)
Metode yang dibuat untuk mengembangkan pengenalan masalah-masalah secara
analogis.
Perlu kemampuan kreatif yang tinggi
3. Iteratif (DINAMIK)
Pengembangan model bias dilakukan pengulangan atau peninjauan kembali (Iteratif).
Dinamis (Repetitif)

Model dilengkapi dengan pemilihan salah satu metodologi


Metodologi :
Suatu urutan proses dan prosedur yang disusun secara sistematik dan sebagai suatu kesatuan
yang akan menghasilkan sesuatu (solusi, keputusan, model, dll) yang telah direncanakan
untuk diperoleh.
Macam-macam Metodologi antara lain :
a. Penelitian Operasional :
- Programa linier
- Programa dinamis
- Model persediaan, dll
b. Ekonometrik : Analisa ekonomi dengan menggunakan metode statistic.
c. Analytical Hierarchy Process.
d. System Dinamis, dll

Klasifikasi Model :
1. Fungsi
- Model Deskriptif.
- Model Prediktif
- Model Normatif
2. Struktur
- Model Ikonis
- Model Analog
- Model Simbolik
3. Dimensi waktu
- Model Statis
- Model Dinamis
4. Tingkat Ketidakpastian
- Model Deterministik
- Model Probabilistik
- Model Konflik
- Model Tak Pasti (Uncertainty)
5. Derajat Generalisasi
- Model Umum
- Model Khusus / Spesifik
6. Lingkungan
- Model Terbuka
- Model Tertutup
7. Derajat Kuantifikasi
- Model Kualitatif
- Model Kuantitatif
8. Dimensi
- Model Dua Dimensi
- Model Multi Dimensi
PENGENALAN MASALAH SISTEM

Kreativitas dan masalah sistem.

Kreativitas : Kemampuan untuk menemukan hubungan – hubungan baru, meneropong


suatu hal dari sudut pandang / perspektif baru dari beberapa konsep. Kreativitas tidak
tumbuh dengan subur sebagai akibat dari adanya berbagai hambatan.
Penghambat Kreativitas dapat dikategorikan menjadi :
1. Hambatan Perseptual
2. Hambatan Emosional
3. Hambatan Kultural / Lingkungan
4. Hambatan Intelektual dan Ekspresi
Add. 1.) Jenis hambatan ini merintangi seseorang untuk memahami hakikat masalah dan /
informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.
Add. 2.) Hambatan Emosional antara lain mencakup ketakutan untuk melakukan kasalahan
atau menghadapai resiko, ketidakmampuan untuk bersikap toleran pada
ketidakpastian, keinginan untuk memperoleh keamanan dan perlindungan, lebih
menyukai posisi sebagai penilai daripada pencetus gagasan, memiliki motivasi
berlebihan untuk mencapai keberhasilan secara cepat (ambisius), dan
ketidakmampuan membedakan realitas dengan fantasi.
Add. 3.) Sumber hambatan ini adalah norma, nilai – nilai dan keyakinan yang berlaku di
masyarakat serta lingkungan fisik dan sosial yang dekat pada kita.
Add. 4.) Hambatan ini bersumber pada kurangnya kemampuan intelektual, tidak mempunyai
pengetahuan, tidak ada gagasan, kurang pengalaman dan kurangnya keahlian untuk
menyampaikan gagasan.
Permasalahan apapun yang dihadapi, pemecahannya menurut pendekatan yang sistematik,
dengan langkah – langkah :
1. Pendefinisian masalah
2. Spesifikasi
3. Mencari sebab – sebab yang mungkin
4. Mencari sebab – sebab yang paling mungkin
5. Menguji kebenaran / verifikasi

Gejala dan Masalah

Gejala : Kondisi yang memberikan tanda timbulnya sebuah masalah.


Masalah : Perbedaan (gap) / kesenjangan antara apa yang seharusnya ada (das sollen) dan
apa yang ada dalam kenyataan (das sein).
Gejala
Masalah

Identifikasi Definisi
masalah masalah

Gambar Proses Perumusan Masalah

Identifikasi Masalah : Tahap mengenali berdasarkan penyebab atau akar timbulnya gejala.
Definisi Masalah :

PENGEMBANGAN MODEL
Suatu usaha memperoleh model baru yang memiliki kemampuan lebih didalam
beberapa aspek.

Langkah-langkah Pengembangan Model :


1. Definisi Masalah
2. Model Konseptual
3. Formulasi Model
- Variabel – variabel yang dilibatkan
- Tingkat agregasi dan kategorisasi
- Perlakuan terhadap waktu
- Spesifikasi model
- Kalibrasi model
4. Analisis dan Solusi Model
Ada 4 kriteria evaluasi model :
- Ketelitian diperiksa kesesuaian perilaku modul dengan perilaku sistem nyata.
- Validitas Hubungan antara masalah perilaku, struktur antara variabel model
perlu diperiksa.
- Ketetapan (Constancy) Model sebagai alat mengelola dan penting juga untuk
meramalkan.
- Ketersediaan taksiran untuk variabel model dapat digunakan dengan
5. Interpretasi dan Implementasi Model

Pengembangan Model
Tahap-tahap Pengembangan Model :
1. Identifikasi permasalahan dan tujuan
2. Pendefinisian system (model konseptual)
3. Identifikasi variabel
4. Formulasi model
5. Parameterisasi Model
6. Validasi model
7. Implementasi

1. Identifikasi Permasalahan dan Tujuan :


Perumusan Permasalahan Langkah awal yang paling kritis
- Sulit, masalah tidak bias diamati dengan begitu saja, hanya gejala (symptom)
sebagai informasi yang terlihat.
(Analogi : Dokter mendiagnosis penyakit pasien)
- Perlu kreativitas, (karena permasalahan harus dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandang).
Perumusan masalah seringkali harus melalui tahapan :
- Eksploitasi : dengan check list / daftar gejala-gejala.
- Seleksi : gejala-gejala diseleksi, missal muncul biaya, waktu dan kemampuan.
- Formulasi.
Contoh : Masalah Persediaan / Inventory
Yang diamati gejala-gejala :
- Back order
- Lost sales
- Stock menumpuk
- Perusahaan rugi, dll.
Empat permasalahan diatas merupakan gap-gap yang harus dihilangkan agar masalah
teratasi.

2. Pendefinisian System (Model Konseptual) :


Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan sebelumnya.
Secara umum, model konseptual memperlihatkan :
Aspek Struktural
Konfigurasi elemen – elemen permasalahan.
e1 Aspek Fungsional
e2 Perilaku dari setiap elemen permasalahan.
Aspek Lingkungan
Penentuan batas system / ruang lingkup
e4 e3 permasalahan (system boundary).
Sehingga dari garis besar digambarkan tahapan sebagai berikut :

Asumsi

Permasalahan Model Identifikasi


(system nyata) Konseptual Variabel

Perlu pemahaman
sistem 1 2

1 : Ukuran-ukuran performansi system (respons) (dependent variable)


2 : Variabel stimulus.

3. Identifikasi Variabel :

Input Black Boxs Output

Variabel stimulus / input :


a. Dari sudut keputusan (decision) :
- Controllable variable
- Uncontrollable variable biasanya dependen
b. Dari sudut lingkungan :
- Variable Endogen.
- Variable Eksogen.
c. Dari sudut relasi :
- Variable Dependen.
- Variable Independen.

Kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam identifikasi variable :


- Relevan
- Minimum
- Lengkap
- Operasional
Missal : Jenis variable
- Ukuran nominal
Beda jenis
- Interval

Tidak bias dioperasikan.


(Baca dan pelajari sendiri cara-cara mengukur)
INPUT Input = I
O Akan
Diketahui Output = O
U ditentukan
T Masalah
Biaya (Min)
P Diketahui Probabilitas
= f(I)
U (SDSB)
T Akan Sales (Max) Profit
ditentukan = f(O) = f(I,O)
Produktifitas = f

Asumsi :
Pertimbangan-pertimbangan akal sehat yang tepat dan memenuhi kebutuhan (benar
secara umum)

Syarat-syarat asumsi :
a. Konsistensi
Asumsi-asumsi :
- A Asumsi tidak konsisten
- B
F = {A, B, C, D}
- C Ternyata D = asumsi Fatal
- D

b. Independensi
Contoh :
Asumsi sistem : A, B, C, D, dan D C A (tak independent), Maka F (Fenomena) =
{A, B, C}.
Bukan
F = {A, B, C, D}

c. Relevansi
Stimulus
Sistem Kausalitas Dijaga Relevan
Respons

d. Ekivalensi
Analogi model 1 dengan model lain (model lain yang sudah ada model
yang ditinjau)
Sistem Sistem lain

S1 S2 F = Sistem Asumsi
S = Fenomena

F1 F2
maka
Prinsip ekivalen bila = S1 = S2 F1 = F2

= S1 ≤ S2 F1 ≥ F2

4. Formulasi Model :
Rumusan masalah dalam bentuk model matematis yang dapat mewakili sistem
nyatanya.
Contoh :
a. Model persediaan :
Tujuan : Biaya minimum total (TC) Q=?
Variabel yang berpengaruh : Biaya simpan (Ch)
: Biaya pesan (Co)
: Harga barang (Cp)
Pemesanan : Q
Model yang diformulasikan :
TC (Q) = Ch . Q + Co . Q + Cp . Q Minimum

2AD
Q
h

Dimana : D = Demand / tahun


A = Biaya pesan per satu kali pesan
h = Biaya Simpan
b. Model pemeliharaan ketel uap :
Tujuan : meminimasi biaya pemeliharaan.

Air
Ketel Uap Uap (p & t)
Panas
Sisa pembakaran
(qm)

Energi panas yang terpakai


Efisiensi  η  f (r )
Energi panas total

r = jari-jari (ketebalan ketel)


Teori perpindahan panas :
PP dt
q -k A.
sat waktu dr
A  2. .r.l

ri

ro

q ri l
T- ln r suhu fungsi ketebalan ketel
2 k 
ro

Tasap
? Yang mana bentuknya ?
?

 = f (T) model
Awal : suhu tidak nol.
Volume uap

Tasap tg θ

T = To + α x asumsi = α tetap

T Kenyataan α = f (X)

Pada saat tertentu dilakukan overhaul.


θ
To  
overhoul tg θ

X=? X=? Volume uap (Pot tertentu)


X
Asumsi :
a. Perbaikan dan pemeliharaan akan mengembalikan performance ketel uap

→ α, To.
b. Kecepatan produksi (uap) tetap (dan kebutuhan uap per ton gula sama untuk
mutu tebu yang sama).
Q = volume uap yang diperlukan selama masa giling.

Misal :
Selama masa giling diadakan overhaul 2 x

Perlu uap S1 2x S2 S3

Q   Si
asumsi = S1 = S2 = S3 = S
3 S
Frekuensi overhaul = n x, maka
Q  (n  1) S
Q
 ( n  1)
S
Biaya bahan baku / air
Tujuan = Minimasi biaya Biaya bahan baker (bb)
Biaya overhaul
Cb = Biaya bahan baker (bb) per overhaul.
Co = Biaya satuan overhaul.

Total biaya (TC), adalah :


TC  Biaya bahan bakar  Biaya overhaul
TC  (n  1) Cb  n . Co
Q Q 
 . Cb   - 1 . Co
S S 

Estimasi
Cb (Rp / S ton uap)  Temperatur asap (T = To + α x)

  (T - To) dx (ton uap)


S
Cb  C  (T - To) dx
0
S
 C  (T   .x - To) dx
0
S
 C   .x dx
0

X2 x = S
 C
2
x=0
S2
Cb  C   C  Rp o
2 C ton uap.

dTC
0
dS 2 Co
 Q C Q Co S 
- 0 C
2 S2
 QC Q Co

2 S2

Dimana : S = Jumlah uap yang dihasilkan 1 periode overhaul.


Co = Biaya pesan per satu kali pesan.
C = Biaya bahan baker (Rp / oC ton uap)

Perlu dicoba ! :
Bila a) T = α + βx + γx2 → S = ?

b) T = (A – B) e-gx → S = ?

a). b)
.
Tasap Tasap

A-B

X Volume uap X Volume uap

5. Parameterisasi Model
Penentuan parameter model .
Contoh :
W=a+b.H
Dimana : W = Berat badan.
H = Tinggi badan
a, b = Parameter
Berangkat dari data pendekaatan statistic.

Estimasi a & b

Syarat estimasi yang baik ?


Estimasi

Sampling

Populasi Sample
N, n Parameter statistic
μ, σ2 - Mean, mode
Hasil - Varian, range
estimasi - dll
Informasi

Uji hipotesis
dengan α & β tertentu)

ESTIMASI
Hasil optimasi dari sample mungkin mengandung kesalahan
α
ukuran kualitas
β

Data : ?
b. Availability (ketersediaan) data.

Pengumpulan data

Sekunder Primer
(Data sudah ada,→ sumber data) (Mencari sendiri), melalui
- Survey
- Sensus

c. Quality
akurasi / ketelitian.
tergantung :
- Cara mengumpulkan data,
- Cara mengolah,
- Kapan data dikumpulkan.
Seberapa jauh penyimpangan (σ) ditoleransi.
d. Quantity

Kecukupan data

Berapa n yang diinginkan ?

e. Variability (data) :

Mencakup titik-titik data pada range / interval.

Sangat mempengaruhi kualitas.


Contoh :
Pendekatan least square = y = a + bx

dengan b 
 (X - X) Y i i
 Wi 
(X i - X )
 (X - X) i
2
(X i - X ) 2

b   Wi . Yi    Wi 
2 2 2
 b Yi


2
Yi

Y
^ = a + bx
Y

Yi
^y }
i

Xi X

   
2 2 2 2
Variance = = = …………= =
Y1 Y2 Ym Y

(Standart error of estimate)

   
2 2 2 2 2 2 2
b
 W1 Y1
 W2 Y2
 ............   Wm Ym

  
2 2 2 2 2 2
 W1 Y
 W2 Y
 ..............   Wm Y

  Y (W1  W2  ...................   Wm )
2 2 2 2
Titik-titik data
Y
?
Bentuk-bentuk garis ini beda
. . .. ?
. .. .
. .. .
?

Bila yang diamati yang X kecil kecil Terjadi kesalahan


bentuk garis

Maka pengambilan X yang lebih besar Semakin besar

Syarat Estimator (Statistik Sampel)


1. Tidak bias → nilai harapan (expected value) statistic = parameter yang diduga.

P(θ)

bias
σ
μ (mean)
θ θ^ θ (estimator)
σ2
2. Estimasi → estimator mempunyai variansi minimum

Standar deviasi kecil makin baik data tersebut

Penyimpangan terhadap harga rata-rata / Efisiensi makin tinggi

Terbaik
P(θ)

 
 
 
  
 
  
  I
 
II
θ^ θ
3. Konsisten
Terbaik
P(θ) n

n = 10

n=2
n=1
θ θ

- Jika data yang diambil sedikit → Standar deviasi besar


- Jika data yang diambil banyak → Standar deviasi kecil → lebih akurat


2
Dengan menambah sample (n) → semkin konsisten → semakin kecil.
n

Metode Parameterisasi
a. Metode obyektif, misal :
- Metode statistic.
- Standar tertentu (SNI / SII).
b. Metode subyektif
- Metoda Delphi (kesepakatan yang sifatnya iterative antara konsultan dengan
decision maker → keputusan).
- Opini.
c. Kombinasi kedua metode diatas

6. Validasi Model
Validasi model digunakan untuk menguji apakah model tersebut baik atau tidak ?
Meliputi aspek-aspek :
a. Kemampuan model menggambarkan kembali sistem yang sebenarnya (degree of
representatismen).
b. Kemampuan model untuk dapat digunakan (reability).
c. Manfaat yang dapat dihasilkan oleh model (usefullmen).
d. biaya yang diperlukan mulai dari pengembangan model sampai dengan
implementasi dan operasional model (cost consideration).
Proses Pengujian model :

Problem Verifikasi
situation system asumsi
Kualitas
solusi ?
(Tidak bisa
kembali ke
Conceptual
Solution solusi lagi)
model

Verifikasi secara logika


(secara deduktif).
(relevansi variable ?
Validasi Formal hubungan fungsional ?).
experimental model
(secara induktif)

Teknik / Metode Pengujian Model, antara lain :


1. Face Validation
Dengan opini pakar (ahli), berdasarkan pengalamannya bisa pada :
- Mekanisme
- Output
2. Sencivity Analysis
Pengujian terhadap output model bila parameternya diubah-ubah
3. Convergent Validation
Terutama untuk model-model heuristic.
Algoritma-algoritma di cek melalui convergent validation
4. Statistical Validation
- Pengujian hipotesis,
- Uji serial correlation, dll.
5. Turing Test
Pembandingan Output model
Real system
Prinsipnya : kemampuan membedakan hasil (model) dari pakar.
Konsisten / tidak pakar tersebut dengan pendapat / pengalamannya ?

7. Implementai Model
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Model
- Organisasi
- Strategi Implementasi
Aspek model

Fungsi model : hanya sebagai pendukungpengambil keputusan (sebagai


informasi).

Model

Informasi

Industri

Pengalaman Pengambil Proses Keputusan


keputusan

Interaksi
(lingkungan)
Kriteria
Keahlian

Aspek (Dimensi) Organisasi

Decision
Maker User
(DM) ?
?
Model

? ?

Model
Builder
(MB)

Keberhasilan mengimplementasikan tarikan model hubungan organisasi diatas.


Interaksi DM dengan MB :

MB Memahami persoalan DM. Tidak memahami persoalan DM


DM
Memahami model
- No Problem - Komunikasi
dan model valid
Tidak memahami
- Komunikasi
model dan model - Efektivitas
- Efektivitas
valid

Interaksi User dan Builder :


Model
Builder Memahami persoalan DM. Tidak memahami persoalan DM
User
User mempercayai
- Efektivitas
model - No Problem

User tidak
- Resistensi - Efektivitas
mempercayai model
- Resistensi

Interaksi DM – User :
- Tergantug pola kepemimpinan.
- Interaksi atasan bawahan ?
Hubungan konfliktual :
 Forcing (dipaksakan)
 Compromising (titik temu)
 Confrontation (optimasi)
 Konflik terbuka

Strategi Implementasi :
Tahapan-tahapan :
1. Pentahapan Implementasi.
- Pilot project (implemntasi secara keseluruhan).
- Implementasi parsial.
2. Peningkatan kemampuan SDM (user).
- Pelatihan
- Seminar
- Workshop
3. Pra kondisi organisasi
Supaya berhasil, dengan perubahan-perubahan / model yang ada.

Anda mungkin juga menyukai