AMBULASI
OLEH :
Afifa Cholifatul A.
Anggraini Putri Wulan S.
Anita Ayu Nikmatul W.
Cici Nur Farrochah
Desy Indra Lia
Dwi Suprapti
Elisabet Intoviana
Febry Irawati
Felomena Nurni
TULIP A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
D III KEBIDANAN
TA 2011/2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Ambulasi 3
2.2 Tujuan Ambulasi 3
2.3 Tindakan-tindakan Ambulasi 4
2.4 Alat-alat yang digunakan dalam Ambulasi 5
BAB III PENUTUP 6
3.1 Kesimpulan 6
DAFTAR PUSTAKA 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ambulasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien pasca operasi
dimulai dari bangun, dan duduk di sisi tempat tidur hingga pasien turun dari tempat tidur,
berdiri dan mulai belajar berjalan.
Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis
(thrombosis vena profunda/DVT). Mengurangi komplikasi immobilisasi pasca operasi,
mempercepat pemulihan peristaltic usus, mempercepat pasien pasca operasi (Hinchliff,
1999; Craven dan Hirnle, 2009).
Ambulasi sangat penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien
membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi pasien
akan semakin sulit untuk memulai berjalan (Kozier, 1989).
Menurut Kozier dan Erb (1987), factor yang mempengaruhi ambulasi adalah kondisi
kesehatan pasien, nutrisi, emosi, situasi dan kebiasaan serta gaya hidup dan pengetahuan.
Untuk itu penulis membuat makalah ini agar dapat membantu tata cara dasar ambulasi
yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AMBULASI
Ambulasi adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang dirawat dirumah sakit
dapat berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi pasien.
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua pasien.
Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari latihan
berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien menunjukkan
tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier (1995 dalam Asmandi, 2008) ambulasi
adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera
pada pasien paska operasi dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai
berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien.
c. Bantu berjalan
1. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
2. Letakkan tangan pasien di samping badan atau memegang telapak tangan anda
3. Berdiri di samping pasien serta pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien
4. Bantu pasien untuk berjalan perlahan-lahan
Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen untuk
meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam keseimbangan pasien. Misalnya:
Conventional, Adjustable dan lofstrand
Canes (tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau logam setinggi pinggang yang
digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi tongkat berkaki
panjang lurus (single stight-legged) dan tongkat berkaki segi empat (quad cane).
Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yang kokoh
digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yang kuat dan mampu
menopang tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien paska operasi
dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan.
Tujuan ambulasi adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatan pasien
Latihan ambulasi seperti duduk di atas tempat tidur, turun dan berdiri dari tempat tidur,
membantu berjalan, dan memindahkan pasien dari tempat tidur ke branchard.
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A. A. (2008). Keterampilan Dasar Praktik
untuk Kebidanan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika
Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A. A. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Pembaca dapat mengetahui kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi, prinsip mekanika
tubuh dan pergerakan dasarnya, faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh dan ambulasi,
dampak mekanika tubuh dan ambulasi, dan menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan ambulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Mekanika Tubuh
· Gravitasi : memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pegerakan tubuh : (pusat gravitasi (center of
gravity) titik yang berada di pertengahan tubuh, garis gravitasi (line of gravity) merupakan garis
imajiner vertikal melalui pusat gravitasi.
Dasar tumpuan (base of support), merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk
menopang / menahan tubuh.
· Berat : berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh maka dalam menggunakan mekanika
tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat benda atau bobot benda yang akan diangkat.
· Menahan (squatting), dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah (contoh : duduk,
jongkok dan membungkuk). Dalam menahan sangat dibutuhkan dasar tumpuan yang tepat untuk
mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
· Menarik (pulling),
menarik yang benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Yang perlu diperhatikan adalah
:
1. ketinggian
4. sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien
5. lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut
· Mengangkat (lifting)
Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk
mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
· Memutar (pivoting)
Gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang dan harus
memperhatikan 3 unsur gravitasi.
Ambulasi adalah upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah
tempat. Ambulasi dini merupakan bagian dari mobilisasi dalam asuhan keperawatan pasien paska
operasi fraktur ekstremitas bawah. Ambulasi dini dianjurkan pada 48 jam paska operasi fraktur
sesuai dengan kondisi dan kemampuan pasien.
Ø Status kesehatan : Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan koordinasi.
Ø Nutrisi : Kekurangan nutrisi menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit.
Ø Emosi : Kondisi psikologis seseorang dapat memudahkan perubahan perilaku yang dapat menurunkan
kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik.
Ø Situasi dan Kebiasaan : Sering mengangkat benda-benda berat akan menyebabkan perubahan
mekanika tubuh dan ambulasi.
Ø Gaya Hidup : Perubahan pola hidup dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan
menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas → dapat mengganggu koordinasi antara
muskuloskeletal dengan neurologi → perubahan mekanika tubuh.
Ø Pengetahuan : Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk
mempergunakannya dengan benar.
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara
berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah
adalah sebagai berikut :
1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem
muskuloskeletal. .
2. Risiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Seseorang salah dalam berjongkok
atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskuloskeletal,
misalnya kelainan pada tulang vertebra.
ØPengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi, antara lain menilai
adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke
posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi. Selanjutnya,
menilai adanya kelainan dalam mekanika tubuh pada saat duduk, beraktivitas atau saat pasien
mengalami bergerakan serta pengkajian terhadap status ambulasinya. Kemudian, menilai gaya
berjalan pasien (mantap atau tegak lurus), ayunan lengan atas (pantas atau tidak), kaki ikut siap
pada saat ayunan atau tidak, langkah jatuh jauh dari garis gravitasi atau tidak serta berjalan apakah
diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak.
ØDiagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi,
antara lain :
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan akibat spasme muskuloskeletal
pada ekstremitas, nyeri akibat peradangan sendi, atau penggunaan alat bantu dalam waktu lama.
2. Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralisis, gaya berjalan tidak stabil, atau penggunaan
tongkat yang tidak benar.
ØPerencanaan Keperawatan
Tujuan :
Perencanaan :
1. Terapi latihan : Mobilitas Sendi : pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau
memperbaiki fleksibilitas sendi.
Ø Tindakan keperawatan
v Latihan Ambulasi
· Regangkan kedua kaki perawat dengan kaki paling dekat ke kepala tempat tidur di belakang kaki
yang lain.
· Tempatkan tangan yang lebih jauh dari klien di bawah bahu klien, sokong kepalanya dan vetebra
servikal.
· Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan perawat dari depan kaki ke
belakang kaki.
· Dorong melawan tempat tidur dengan tangan di permukaan tempat tidur.
· Tempatkan klien pada posisi miring, menghadap perawat di sisi tempat tidur tempat ia akan duduk.
· Tinggikan kepala tempat tidur pada ketinggian yang dapat ditoleransi pasien.
· Balikkan secara diagonal sehingga perawat berhadapan dengan pasien dan menjauh dari sudut
tempat tidur.
· Regangkan kaki perawat dengan kaki palingdekat ke kepala tempat tidur di depan kaki yang lain.
· Tempatkan lengan yang lebih dekat ke kepala tempat tidur di bawah bahu pasien, sokong kepala dan
lehernya
· Tempatkan poros ke arah belakang kaki, yang memungkinkan tungkai atas pasien memutar ke
bawah.
· Pada saat bersamaan, pindahkan berat badan perawat ke belakang tungkai dan angkat pasien.
· Bantu pasien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap
tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan bahwa kusi roda dalam posisi terkunci.
· Fleksikan panggul dan lutut perawat, sejajarkan lutut perawat dengan pasien.
· Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila pasien dan tempatkan tangan pada
skapula pasien.
· Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul dan kaki, pertahankan
lutut agak fleksi.
· Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut perawat.
· Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan pasien secara langsung ke depan kursi.
· Instruksikan pasien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong.
· Ucapkan terima kasih atas upaya pasien dan puji pasien untuk kemajuan dan penampilannya.
Membantu berjalan
· Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang telapak tangan
perawat.
· Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien.
· Perawat pertama meletakkan tangan di bawah leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua
meletakkan tangan di bawah pinggang dan pinggul pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan
tangan di bawah pinggul dan kaki.
Kruk dan tongkat sering diperlukan untuk meningkatkan mobilitas pasien. Melatih berjalan
dengan menggunakan alat bantu jalan merupakan kewenangan team fioterapi. Namun perawat
tetap bertanggungjawab untuk menindaklanjuti dalam menjamin bahwa perawatan yang tepat dan
dokumentasi yang lengkap dilakukan.
Ø Evaluasi Keperawatan
Prinsip mekanika tubuh terdiri dari gravitasi, keseimbangan, berat. Dalam mekanika tubuh
terdapat gerakan dasar yaitu gerakan (ambulating), menahan (squatting), menarik (pulling),
mengangkat (pivoting). Pengertian ambulasi adalah upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan
atau berpindah tempat. Faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh dan ambulasi terdiri dari status
kesehatan, nutrisi, emosi, situasi dan kebiasaan, gaya hidup, pengetahuan. Dampak mekanika tubuh
dan ambulasi terdiri dari ketegangan dan resiko kecelakaan pada system musculoskeletal. Proses
keperawatan pada pasien dengan gangguan ambulasi meliputi pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan keperawatan tindakan keperawatan serta evaluasi keperawatan. Tindakan
keperawatan menjelaskan tentang latihan ambulasi. Dan latihan ambulasi meliputi duduk diatas
tempat tidur, duduk ditepi tempat ditepi tempat tidur, memindahkan pasien dari tempat tidur ke
kursi, membantu berjalan, memindahkan pasien dari tempat tidur ke branchard.
3.2 Saran
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan hidayah-Nya kami
akhirnya dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul “Posisi dan Ambulasi”.
Makalah ini berisi pengertian dan cara-cara untuk melakukan Posisi dan Ambulasi, yaitu
Latihan Posisi (posisi fowler, posisi sim, posisi trendelenburg, posisi dorsal recumbent,
posisi litotomi, posisi genu pektoral / knee chest). Ambulasi ( duduk di tempat tidur, turun
dan berdiri, membantu berjalan dan membantu memindahakan pasien ).
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, penulis berharap agar pembaca
mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dan tulisan ini dapat di mengerti.
Mengingat proses penulisan makalah ini kami rasakan masih jauh dari kesempurnaan,
maka penulis selalu membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritik
sehingga makalah ini dapat lebih sempurna dan bermanfaat.
Madiun, 24 september 2011
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................. ii
Daftar Isi.............................................................................................................................
iii
Bab I Pendahuluan......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan........................................................................................................... 1
2.1 Pengertian......................................................................................................... 2
2.2 Klasifikasi.......................................................................................................... 2
2.3 Penatapelaksanaan........................................................................................ 3
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 7
3.2 Saran.................................................................................................................. 7
Daftar Pustaka.................................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah kebutuhan dasar manusia yang diberikan oleh Bu
Lilla Maria, S. Kep,Ns selaku dosen mata kuliah tersebut.
1.3 Manfaat
Mahasiswa dapat memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur,
mengatur posisi di tempat tidur, membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke
kursi roda, membantu pasien berjalan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
A. Pengaturan Posisi
B. Ambulasi
Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau berpindah
tempat.
2.2 Klasifikasi
A. Posisi
I. Posisi Fowler
Posisi setengah duduk atau duduk, bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau di
naikkan. Untuk fowler (45°-90°) dan semifowler (15°-45°). Di lakukan untuk
mempertahankan kenyamanan, memfasilitasi fungsi pernapasan, dan untuk pasien
pasca bedah.
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada
bagian kaki. Dilakukan untuk melancarkan peredaran darah keotak, dan pada pasien
startle dan pada pasien yang dipasang skintraksi pada kakinya.
Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan).
Dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses persalinan.
V. Posisi Litotomi
Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas
bagian perut. Dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan, dan
memasang alat kontrasepsi.
Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas
tempat tidur. Dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid dan untuk
membantu merubah letak kepala janin pada bayi yang sungsang.
B. Ambulasi
III.Membantu berjalan
IV.Membantu memindahkan pasien
2.3 Penatapelaksanaan
A. Macam-macam Posisi
I. Posisi Fowler
Penompang / Bantal
Cara pelaksanaan :
1. Cuci tangan
4. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak dapat
mengontrolnya secara sadar atau tidak dapat menggunakan tangan dan lengan.
12. Catat prosedur termasuk: posisi yang ditetapkan, kondisi kulit, gerakan sendi,
kemampuan pasien membantu bergerak, dan kenyamanan pasien.
II. Posisi Sim
Bantal
Cara pelaksanaan :
1. Cuci Tanagan.
1. Bantal
Cara pelaksanaan :
1. Cuci tangan
7. Cuci tangan.
1. Bantal
3. Selimut
Cara pelaksanaan :
1. Cuci tangan
V. Posisi Litotomi
1. Bantal
3. Selimut
Cara Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
5. Letakkan bagian lutut/kaki pada penyangga kaki ditempat khusus untuk posisi litotomi
6. Pasang selimut
1. Tempat tidur
2. Selimut
Cara Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk
dan dada menempel pada matras tempat tidur.
B. Ambulasi
Cara pelaksanaan :
3. Berdirilah di samping tempat tidur, kemudian letakkan tangan pada bahu pasien.
Cara pelaksanaan :
5. Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu Anda dan letakkan
kedua tangan Anda di samping kanan kiri pinggang pasien.
6. Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut Anda pada lutut pasien.
c. Membantu berjalan
Cara pelaksaan :
3. Berdirilah di samping pasien serta pegang telapak dan lengan tangan pada bahu
pasien.
Cara pelaksanaan :
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari makalah posisi dan ambulasi yaitu kita membantu pasien agar otot-
ototnya tidak tegang dan berjalan baik sebagaimana mestinya, serta para pasien segera
pulih seperti kondisi semula bila dilakukannya cara-cara posisi dan ambulasi secara
benar.
1.2 Saran
Sarannya yaitu pada pasien nifas disarankan untuk melakukan posisi dan ambulasi
segera mungkin, karena untuk memulihkan kembali fungsi sendi dan muskuloskeletal
pada pasien.
Daftar Pustaka
· http://as-kep.Blogspot.com/2009/06/ambulasi-dini.html
MAKALAH MEKANIKA TUBUH DAN AMBULASI
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dalam hidup ini manusia perlu mempertahankan keseimbangan tubuh. Akan tetapi,terkadang
manusia juga mengalami penurunan dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Maka dari
itu, kita perlu mempelajari kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi.
Dalam mekanika tubuh dan ambulasi, akan membahas bagaimana cara memenuhi kebutuhan
dasar manusia dalam mempertahankan keseimbangan tubuh dalam kehidupan sehari-
hari. Disini juga akan membahas tentang teknik ambulasi yang benar untuk meningkatkan
efensiensi kerja, untuk perawat khususya.
2. TujuanMengetahui pentingnya mekanika tubuh untuk perawat dan pasien.
- Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi mekanika tubuh.
- Mengetahui teknik ambulasi yang benar.
- Mempraktikan penggunaan mekanik tubuh dan ambulasi.
3. Rumusan masalah :
A. Konsep kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
1. Prinsip mekanika tubuh
2. Komponen mekanika tubuh
3. Pengerakan dasar dalam mekanika tubuh
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh
5. Dampak mekanika tubuh yang salah
6. Prinsip ambulasi untuk pasien
Bab II
ISI
A. Konsep kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi
Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal dan system saraf untuk
mempertahankankeseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh pada dasarnya adalah bagaimana
tubuh secara efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan
memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
Perawat sangat beresiko mengalami cedara tulang belakang karena aktifitas / pekerjaan yang
di lakukan.misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur, membawa alat-alat berat,dll.
1. Prinsip mekanika tubuh
a. Gravitasi
Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh
- Pusat gravitasi, titik yang ada dipertengahan tubuh.
- Garis gravitasi, merupakan garis imagines vertical melalui pusat gravitasi.
- Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang
atau menahan tubuh.
b. Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi, diantara garis
gravitasi dan pusat tumpuan.
c. Menarik (pulling) menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda.Yang
perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda,posisi kaki dan tubuh dalam
menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi pasien. Lengan atas dan
siku di letakkan pada permukaan pada tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan
kaki ditekuk lalu dilakukan penarikan.
e. Memutar (pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada
tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar tidak
berpengaruh buruk pada postur tubuh.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan perawat dalam pasien ambulasi adalah sebagai
berikut:
a. Ketika merencanakan untuk memeindahkan pasien, atur unruk bantuan yang kuat. Gunakan
alat bantu mekanik jika bantuan tidak mencukupi
b. Dorong klien untuk membantu sebanyak mungkin sesuai kemampuan
c. Jaga punggung , leher , pelvis dan kaki lurus. Cegah tergelincir.
d. Fleksikan lutut buat kaki tetap lebar
e. Dekatkan tubuh perawat dengan klien (objek yang diangkat)
f. Gunakan lengan atau tangan (bukan punggung)
g. Tarik klien kearah penariknya menggunakan sprei.
h. Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak.
i. Seseorang dengan beban yang sangat berat diangkat bersama dengan dipimpin dengan
seseorang dengan menghitung satu sampai tiga.
2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengam adanya kelemahan akibat spasme pada
extremitas, nyeri akibat arthritis, penggunaan alat bantu dalam waktu yang lama.
- Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralysis, gaya berjalan tidak stabil, penggunaan
tongkat yang tidak benar.
- Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
3. Perencanaan
- Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh pada saat melakukan aktifitas.
- Memulihkan dan memperbaiki ambulasi
- Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh
4. Intervensi
a. Latihan ambulasi
- Membantu klien duduk diatas tempat tidur
- Membantu klien turun dari tempat tidur
- Membantu klien berjalan
b. Membantu ambulasi dengan memindahkan klien
- Dilakukan pada klien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur,ke
branchard atau ke tempat lain.
- Perlu memperhatikan keadaan umum klien senelum melakukan pemindahan.
- Perhatikan keamanan bagi klien dan perawat sendiri.
- Minta bantuan orang lain jika tidak memungkinkan bekerja sendirian.
5. Evaluasi
- Masalah mekanika tubuh dan ambulasi teratasi dengan baik.
- Klien mampu menggunakan mekanika tubuh dengan baik.
- Klien mampu menggunakan alat bantu gerak dengan baik.
- Klien mampu mengambil benda, naik turun, tidur dan berjalan dengan mandiri.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
1. Mekanika tubuh yang baik harus dikuasai oleh perawat,sehingga pelayanan kepada pasien
akan lebih efisien.
2. Pasein juga harus diberi pengetahuan tentang pentingnya kebutuhan mekanika tubuh untuk
aktifitas sehari-hari,agar berjalan lancar.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh juga harus diperhatikan.
4. Prinsip ambulasi yang benar akan mengurangi resiko cedera pada pasien
SARAN
1. Sebagai seorang perawat yang baik,harus mampu menguasai mekanika tubuh ayng baik.
2. Sebagai seorang perawat yang baik harus mampu menguasai teknik ambulasi yang benar
untuk mengurangi terjadinya cedera.
3. Pengetahuan mekanika tubuh yang baik juga harus diberikan kepada pasien,untuk
mengurangi cacat yang mungkin terjadi dalam aktifitas sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Alimul ,Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Potter and perry volume 2. 2006. Fundamental of Nursing . Jakarta : EGC
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam angka memenuhi kebutuhan dasar manusia dan asuhan keperawatan, salah satu tugas
perawat yaitu memenuhi kebutuhan mobilisasi dimana saat itu pasien tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan pepindahan secara mandiri. Oleh karena itu kami akan membahas bagaimana cara
melakukan mobilisasi pada pasien yang akan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan dari
tempat tidur ke kereta dorong (brankart).
Tujuan umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia I yang diberikan
oleh .................................................
Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui cara membantu pasien dalam berpindah dari tempat tidur ke kursi roda, dan
2. Untuk mengetahui cara membantu pasien dalam berpindah dari tempat tidur ke kereta dorong
(brankart)
BAB II
PEMBAHASAN
Pengkajian mobilitas pasien berfokus pada rentang gerak (Orange of motion), cara berjalan,
latihan fisik, toleransi aktivitas, dan kesejajaran tubuh. Bagian ini akan membahas rentang gerak
saja. Rentang gerak adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin pada satu sendi dalam salah
satu dari tiga potongan tubuh, seperti sagital, frontal, dan transversal. Rentang gerak adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan rentang penuh gerakan sendi. Bahkan ketika pasien mampu
berdiri untuk berjalan dengan jarak pendek atau duduk dikursi, mereka mungkin perlu lebih banyak
melatih beberapa sendi. .
Latihan disebut rentang gerak aktif jika pasien melakukan sendiri dengan instruksi dan
kemungkinan beberapa bantuan dari perawat dan anggota keluarga. Perawat menunjukkan pasien
bagaimana melakukan latihan pada titik tahanan ringan. Latihan tidak boleh menimbulkan nyeri.
Kadangkala pasien terlalu sakit untuk melakukan latihan rentang gerak pada kasus ini
perawat melatih seni untuk pasien. Ini disebut latihan rentang gerak pasif.
Beberapa pasien mulai dengan latihan rentang gerak pasif dan meningkat pada latihan
rentang gerak aktif. Latihan rentang gerak pasif, seperti yang aktif, harus dilakukan pada titik
tahanan tetapi bukan pada titik yang menyebabkan nyeri. Kewaspadaan klinis: latihan rentang gerak
pasien tidak boleh dilakukan pada sendi yang mengalami inflamasi.
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat mengajukan anamnese (pertanyaan) dan membuat
observasi untuk mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan sendi, nyeri,
keterbatasan sendi, dan gerakan yang tidak seimbang. Pasien yang mobilitas sendinya terbatas
karena penyakit, viabilitas, atau trauma memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya
mobilitas.
Teknik ini dapat digunakan oleh perawat untuk memberi perawatan pada klien imobilisasi.
Teknik ini membutuhkan mekanika tubuh yang sesuai sehingga memungkinkan perawat untuk
menggerakan, mengangkat atau memindahkan klien dengan aman dan juga melindungi perawat dari
cedera sistem musculoskeletal. Tujuannya untuk mengurangi resiko cedera pada klien dan perawat
a) Kaji kekuatan otot, mobilisasi sendi, paralisis atau paresis, hipotensi, ortostatik, toleransi aktivitas,
tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan klien mengikuti instruksi
e) Cuci tangan
Sebelum kita membantu pasien untuk berpindah ke kursi roda, yang harus kita lakukan adalah
mengkaji kekuatan otot, mobilisasi sendi, paralisis atau paresis, hipotensi, ortostatik, toleransi
aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan klien mengikuti instruksi. Diana
tujuan dari pengkajian ini adalah agar mengurangi resiko cedera pada klien dan perawat.
Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk
berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.(Firmansyah, Memindahkan Pasien Ke Kursi, 2009).
Tujuan
6. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada pasien yang toleransi dengan kegiatan ini),
dan
7. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada pasien yang tirah baring.
Waktu Pelaksanaan
Aktivitas ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan untuk berpindah dari tempat tidur
ke kursi roda.(Suparyanto, 2010).
Persiapan:
Mobilitas sendi,
Toleransi aktivitas,
Tingkat kesadaran,
Tingkat kenyamanan,
Selalu kunci rem pada kedua roda kursi sebelum anda memindahkan pasien ke kursi roda. Naikkan
sanggaan kaki sehingga pasien dapat duduk di kursi roda. Turunkan sangaan kaki ketika pasien
berada di atas kursi roda.
Kursi Roda,
Kursi roda (posisi kursi pada sudut 45 terhadap tempat tidur, dikunci, angkat penyokong kaki, dan
kunci kaki tempat tidur),
Cara Kerja :
1. Cuci tangan,
5. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin,
7. Fleksikan kedua panggul dan lutut Anda, sejajarkan lutut Anda dengan lutut pasien,
8. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan tempatkan tangan Anda di
skapula pasien,
9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan panggul dan tungkai Anda,
dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi,
10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut,
12. Instrusikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk menyokong,
13. Fleksikan panggul dan lutut Anda sambil menurunkan pasien ke kursi,
14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk,
16. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Observasi terhadap kesejajaran
tubuh yang tepat dan adanya titik tekan,
Tabel 1.1 Tindakan dan rasional saat pemindahan pasien ke kursi roda
No Tindakan Rasional
2 Kursi roda dalam posisi 45° Agar pasien mudah untuk dipindahkan, duduk di kursi roda
terhadap tempat tidur
3 Sabuk pemindah (jika perlu) agar pasien tidak terjatuh saat dipindahkan ke
kursi roda
4 Sepatu / Sandal Agar aman dan terlindungi dari benda-benda yang
membahayakan dan/atau melukai kaki pasien
5 Fleksikan kedua panggul dan lutut Untuk mensejajarkan posisi agar mempermudah dalam
pengangkatan pemindahan pasien
6 Menggunakan lengan yang Agar pasien duduk dengan nyaman, pantatnya tidak
memegang kursi untuk menyokong terhempas
Pengertian
Memindahkan klien dari atas kursi roda ke tempat tidur dengan maksud tertentu
Tujuan
Mengembalikan klien ke tempat idur setelah menjalani prosedur tertentu atau setelah aktivitas lain
Persiapan alat
Langkah prosedur
2. Atur kursi roda dalam posisi terkunci dan dekatkan dengan tempat tidur (pastikan juga dalam posisi
terkunci)
3. Ankat kedua tatakan kursi roda dan minta klien untuk meletakkan kaki yang kuat di bawah kursi roda
sedangkan kaki yang lemah di depannya
4. Minta klien untuk berpegangan pada kedua lengan kursi roda dengan kuat sambil menghentakkan
tubuh (jika tetap tidak mampu, rangkul tubuh klien dan bantu klien untuk berdiri)
Pengertian
Tindakan pemindahan pasien yang dilakukan oleh dua sampai tiga orang perawat. Pemindahan ini
dapat dari tempat tidur ke brankart atau tempat tidur ke tempat tidur lain. Pemindahan ini biasanya
dilakukan pada pasien yang tidak dapat dan atau tidak boleh melakukan pemindahan sendiri. Hal
yang perlu disiapkan sama dengan pemindahan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.(Hidayat &
Uliyah, 2004)
Tujuan
Memindahkan pasien dari ruangan ke ruangan lain untuk tujuan tertentu (pemeriksaan diagnostik,
pindah ruangan, dll.).(Firmansyah, Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Brangkar, 2009)
Waktu Pelaksanaan
Aktivitas ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan untuk berpindah dari tempat tidur
ke kursi roda.(Hidayat & Uliyah, 2004)
Persiapan :
Mobilitas sendi,
Toleransi aktivitas,
Tingkat kesadaran,
1. Cuci tangan,
3. Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama yang berdiri berdampingan
menghadap tempat tidur pasien,
4. Setiap orang bertanggung jawab untuk salah satu dari area tubuh pasien (kepala dan bahu, panggul,
paha, dan pergelangan kaki),
5. Masing-masing pasien membentuk dasar pijakan yang luas yang mendekat ke tempat tidur di depan,
lutut agak fleksi,
6. Lengan pangangkat ditempatkan di bawah kepala dan bahu, panggul, paha dan pergelangan kaki
pasien, dengan jari jemari mereka menggenggam sisi tubuh pasien,
9. Pada hitungan ke-3 yang kedua, perawat melangkah ke belakang dan menumpu salah satu kaki
untuk mengarah ke brankart/tempat tidur lain, dengan bergerak ke depan (bila perlu),
10. Perawat dengan perlahan menurunkan pasien ke bagian tengah brankart/tempat tidur lain dengan
memfleksikan lutut dan panggul mereka sampai siku mereka pada setinggi tepi brankart/tempat
tidur,
11. Perawat mengkaji kesejajaran tubuh pasien, tempatkan pagar tempat tidur pada posisi terpasang,
13. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Observasi terhadap kesejajaran
tubuh yang tepat dan adanya titik tekan,
No Tindakan Rasional
2 Dua atau tiga perawat Dengan tinggi badan kurang lebih sama yang berdiri
berdampingan menghadap tempat tidur pasien, untuk
mempermudah memindahkan pasien
3 Menggulingkan pasien kearah Untuk mempererat pengangkatan pasien sehingga tidak terjadi
dada resiko yang membahayakan jiwa pasien, misal : terjatuh
4 Observasi pasien Memeriksa tingkat respons pasien, mengetahui jika ada cedera
atau perubahan fisik yang mungkin terjadi saat kita melakukan
tindakan pemindahan pasien
5 Cuci tangan sesudah prosedur menghindari terjadinya kontaminasi silang pasien ke perawat
Pengertian
Memindahkan klien dari atas brankart ke tempat tidur dengan maksud tertentu
Tujuan
1. Melaksanakan tindakan perawatan tertentu yang tidak dapat dikerjakan diatas brankart
Persiapan alat
Langkah prosedur
2. Atur brankart dalam posisi terkunci dan dekatkan dengan tempat tidur
3. Satu perawat berada disisi tempat tidur, sedangkan posisi dua perawat yang lain di samping brankart
6. perawat yang berada di sisi tempat tidur, memegang dan siap menarik pengalas
7. Dua perawat lain yang berada di samping brankart, mengangkat pengalas dzn tubuh klien hingga
mencapai tempat tidur
8. Jauhkan brankart
9. Atur posisi klien hingga merasa nyaman di tempat tidur
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengkajian keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi, antara lain menilai adanya
kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi
duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi.
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi antara lain :
Risiko cedera berhubungan dengan adanya pasilisis, gaya berjalan tidak stabil, atau penggunaan
tongkat yang tidak benar,
Pengaturan posisi,
Latihan ambulasi,
3.2 Saran
Evaluasi keperawatan yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
mekanika tubuh dan ambulasi adalah untuk menilai kemampuan pasien dalam penggunaan
mekanika tubuh dengan baik.
Daftar Pustaka
http://andaners.wordpress.com/2009/06/19/memindahkan-pasien-dari-tempat-tidur-ke-brangkar/
http://tiaralufitasari.blogspot.com/2012/01/teknik-memindahkan-dan-transportasi.html