Donor Darah
Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini
adalah program PMI untuk memenuhi pasokan darah di PMI karena PMI sering mengalami
kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
Donor darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan Departemen
Kesehatan dalam hal ini direktorat Bina Kesehatan Ibu. Melalui program pemberdayaan
Donor darah berjalan adalah para donor aktif yang kapan saja bisa dipanggil. Termasuk kerja
mobil ambulance dilapangan yang mendatangi instansi pemerintahan dan swasta terkait
Untuk menguatkan program tersebut Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fadilah Supari,
Pencegahan Komplikasi (P4K) secara nasional. Dengan pencanangan ini, semua rumah yang
di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal taksiran persalinan,
pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan persalinan dan nifas
dapai dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga persalinan tersebut
Kebutuhan akan darah dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu mencapai 3 juta
kantong per tahun. Sementara PMI setiap tahunnya hanya dapat mengumpulkan sekitar 1.2
juta kantong. Masih kurangnya jumlah kantong darah yang harus dikumpulkan disebabkan
masih minimnya geliat masyarakat untuk mendonorkan darah mereka. Oleh karena itu perlu
Selain segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan mengapa kita perlu
mendonorkan darah secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor darah secara
teratur. Donor darah terutama baik bagi mereka yang memiliki kandungan besi dalam darah
berlebihan karena besi yang berlebih cenderung akan menumpuk pada berbagai organ vital
seperti jantung, liver, ginjal dan mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu,
mengemukakan bahwa donor darah rutin akan membantu kelancaran aliran darah (sistem
bagi tubuh tersebut ditengarai menyebabkan efek positif bagi jantung, sehingga pernah ada
penelitian yang menyatakan bahwa donor darah rutin mampu membantu mengurangi angka
Mungkin kekhawatiran efek samping dari donor darah seperti yang dijadikan alasan
bagi kebanyakan dari kita adalah benar, namun angka kejadiannya jarang. Dengan berbagai
tahapan persiapan dan skrining sebelum mendonor maka semua efek samping tersebut nyaris
tidak akan terjadi. Kekhawatiran akan terjadinya kekurangan darah (anemia) misalnya.
Dengan pemeriksaan kadar Hb sebelumnya maka hal tersebut dapat dicegah. Selama Hb
orang dewasa diatas 12, donor darah relatif aman untuk dilakukan, malah dianjurkan. Memar
dapat terjadi pada bekas tusukan jarum, namun jarang luas dan hilang sempurna tidak lebih
dari setengah minggu. Salah satu yang lumayan sering dijumpai adalah terjadinya reaksi
hipovolemia yang berupa tekanan darah turun mendadak pasca donor sehingga membuat si
Hal ini dapat dicegah misalnya dengan menanyakan sebelumnya adakah riwayat
kejadian tersebut pada donor sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu,
memeriksa tekanan darah sebelumnya, sesudah donor maka berbaring sekitar 10 menit lebih
dulu sebelum berdiri dan berjalan, serta dengan diberikannya makanan dan minuman manis
segera setelah donor. Kekhawatiran untuk terinfeksi penyakit serius seperti HIV misalnya,
adalah berlebihan. Selama peralatan seperti jarum yang dipakai adalah steril dan masih baru,
hal tersebut pastinya dapat dicegah. Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka
Dari sudut medis tindakan menyumbang darah merupakan kebiasaan baik bagi
kesehatan pendonor. Salah satunya, dengan berdonor darah secara teratur secara tidak
langsung pendonor telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur pula. Karena
lengkap.
Darah yang disumbangkan dapat expired (kedaluwarsa) bila tidak terpakai. Sel-sel
darah merah harus digunakan dalam 42 hari. Platelet harus digunakan dalam 5 hari, dan
plasma dapat dibekukan dan digunakan dalam jangka waktu 1 tahun. Selain itu, donor darah
akan membantu menurunkan risiko terkena serangan jantung dan masalah jantung lainnya.
Penelitian menunjukkan, mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi dalam
tubuh. Walau masih perlu penelitian lagi untuk memastikannya, kelebihan zat besi diduga
berperan menimbulkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan membuat kolesterol jahat
(LDL) membentuk ateros/derosis (plak lemak yang akan menyumbat pembuluh darah).
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali, diharapkan
pembuluh darah. Sistem produksi sel - sel darah juga akan terus terpicu untuk memproduksi
sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sirkulasi darah
Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar dan metabolisme tubuh yang
berjalan baik, membuat berbagai penyakit dapat dihindarkan. Selama 24 jam setelah berdonor
maka volume darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan dibentuk kembali dalam waktu
4-8 minggu.
Merupakan salah satu kegiatan yang diadakan didesa-desa yang ingin menyukseskan
program Desa Siaga. Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka kematian
ibu melalui penyaluran donor darah untuk ibu hamil atau ibu bersalin yang membutuhkannya.
Kegiatan donor darah berjalan melibatkan peran serta masyarakat, khususnya keluarga dari
ibu hamil dan ibu bersalin. Masyarakat diharapkan dapat membangun sistem jaringan donor
darah dalam suatu kelompok masyarakat desa, sehingga dalam situasi darurat donor
Secara umum proses pembentukan donor darah berjalan hampir sama dengan
pembentukan dana sehat hanya saja pada tahap sosialisasi memerlukan bantuan dari palang
merah indonesia ( PMI ) untuk menjelaskan masalah donor darah agar masyarakat bertambah
masyarakat dalam pelaksanaan donor darah. Pelaksanaan kegiatan donor darah berjalan
melibakan seluruh anggota masyarakat termasuk ibu hamil. Pada tahap awal, setiap ibu hamil
diharapkan memiliki lima orang dewasa dalam keluarganya untuk diikutsertakan dalam
kehamilan dan dalam menghadapi persalinan. Kelima orang tersebut diperiksa golongan
darahnya untuk persiapan sebagai pendonor apabila terjadi perdarahan apabila sewaktu-
waktu, seorang ibu hamil atau ibu bersalain memerlukan donor darah, bidan dapat segera
menghubungi anggota keluarganya yang memiliki golongan darah yang sama. Sistem
sederhanai ini diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap keberhasilan program
Desa Siaga terutama untuk menurunkan angka kematian ibu hamil, bersaln, nifas , serta bayi.
2. Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan
golongan darah bagi seluruh warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor darah.
tidak mempunyai layanan pemeriksaan darah, maka mintalah Puskesmas melakukan rujukan.
4. Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama warga
yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat
mereka ataupun cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang bergolongan darah
5. Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengan golongan
darahnya.
6. Buatlah kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu siap 24 jam, sewaktu-
pendonor darah diprioritaskan untuk diambil darahnya, terutama tranfusi bagi ibu bersalin
yang membutuhkannya.
8. Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/donor-darah-berjalan-di-
komunitas.html#ixzz49T5XCiGV