PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dan asuhan
kebidanan ini di RSUD dr. Slamet Garut, maka penulis dapat merumuskan
masalah studi kasus ini adalah “Bagaimana Melaksanakan Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny.A dengan letak sungsang di RSUD dr. Slamet Garut
periode Januari 2019 - Februari 2019?”
2. Tujuan Khusus
a) Dapat Melakukan asuhan kebidanan pada Ny. A pada masa kehamilan
b) Dapat Melakukan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan masa persalinan
letak sungsang.
c) Dapat melakukan asuhan kebidanan pada Ny. A nifas fisiologis.
d) Dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis.
E. Ruang Lingkup
Studi Kasus membahas tentang asuhan kebidanan secara komprehensif
pada Ny. A yang meliputi berbagai masalah yang terdapat pada persalinan,
masa nifas dan bayi baru lahir serta penatalaksanaan dari masalah yang
ditimbulkan karena letak sungsang di RSUD dr. Slamet Garut.
5
2. Waktu
Pelaksanaan asuhan kebidanan dilaksanakan selama 6 minggu dimulai
tanggal 1 Januari 2019 sampai 10 Februari 2019.
G. Sistematika Penulisan
Studi kasus ini terdiri dari beberapa bab, antara lain sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah,
tujuan masalah, manfaat, ruang lingkup, lokasi dan waktu serta
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teori, berisi teori-teori yang relevan dengan kasus
yang diangkat dan dapat pula berisi uraian tentang data sekunder
yang diperoleh dari hasil publikasi ilmiah atau hasil studi pihak
lain yang dapat dijadikan bahan pertimbangan.
BAB III : Tinjauan kasus, merupakan hasil penatalaksanaan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, asuhan kebidanan pada ibu bersalin,
asuhan kebidanan pada ibu nifas, asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir, dan catatan perkembangan.
BAB IV : Pembahasan, dalam bab ini akan mengungkapkan tentang
kesesuaian dan kesenjangan antara teori dengan asuhan yang
diberikan.
BAB V : Kesimpulan dan saran, membahas tentang kesimpulan asuhan
komprehensif yang telah dibahas dari bab-bab sebelumnya serta
saran yang terkait dengan kesimpulan untuk perubahan kearah
yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalai dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
kehamilan normal yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan lebih 7 hari)
tergantung dari hari pertama haid terakhirnya. Kehamilan adalah mulai dari
ovulasi sampai partus kira-kira adalah 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih
dari 300 hari (43 minggu).
a. Trimester pertama : 0-12 minggu
b. Trismester kedua : 13-28 minggu
c. Trimester ketiga : 29-42 minggu
2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari :
a. Ovulasi (pelepasan ovum)
b. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum.
c. Konsepsi dan pertumbuhan zigot.
d. Nidasi (implemetasi) pada uterus.
e. Pembentukan plasenta
f. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
3. Tanda dan Gejala Kehamilan
Pada wanita hamil terdapat beberapa tanda dan gejala, yaitu:
a. Tanda kehamilan tidak pasti, yaitu amenore, nausea, mengidam atau
menginginkan makanan atau minuman tertentu, konstipasi/ obstipasi,
sering kencing, mungkin pingsan dan mudah lelah, kadang terjadi
anoreksia (tidak ada nafsu makan), terjadinya pigmentasi kulit, payudara
menjadi tegang dan membesar, pembesaran abdomen, suhu basal
6
7
22 – 28 Minggu 24 – 25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
Imunisasi Lama %
Interval Waktu
TT Perlindungan Perlindungan
kekebalan
tubuh terhadap
penyakit
tetanus
4 minggu setelah
TT2 3 tahun* 80%
TT1
.
Keterangan: artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS (Wanita Usia
Subur) melahirkan, maka bayinya akan terlindungi dari TN (Tetanus
Neonatorum).
h. Beri Tablet Fe (T8)
Untuk mencegah anemia, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama
dengan petugas kesehatan.
i. Pemeriksaan Laboratorium (Rutin dan Khusus) (T9)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal, meliputi :
1) Pemeriksaan golongan darah
2) Pemeriksaan kadar haemoglobin (Hb)
3) Pemeriksaan protein dalam urine atas indikasi
4) Pemeriksaan kadar gula darah atas indikasi
5) Pemeriksaan malaria apabila daerah endemik
6) Pemeriksaan tes sifilis
7) Pemeriksaan HIV
8) Pemeriksaan BTA
13
d. Psikologi ibu.
e. Penolong.
3) Tanda-Tanda Persalinan
a. Terjadinya his yaitu kontraksi yang menimbulkan rasa nyeri pada bagian
perut serta menimbulkan pembukaan serviks dan dapat diraba. His
persalinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Pinggangnya terasa sakit dan menjalar ke depan
2) Sifat his teratur, interal semakin pendek dan kekuatan semakin besar
3) Terjadi perubahan pada serviks
4) Jika pasien menambah aktivitasnya, maka kekuatan hisnya akan
bertambah.
b. Keluarnya lendir bercampur darah
Pengeluaran darah disebabkan robeknya pembuluh darah waktu serviks
membuka sedangkan keluarnya lendir berasal dari pembukaan yang
menyebabkan lepasnya lendir dari kanalis servikalis.
4) Kala Persalinan
Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
a. Kala I (Kala Pembukaan) yaitu kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Kala pembukaan dibagi
menjadi 2 fase, yaitu :
1) Fase laten. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan serviks
berlangsung perlahan dari 0 cm sampai 3 cm lamanya7-8 jam.
2) Fase aktif
Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Fase
aktif berlangsung selama 6-7 jam.
b. Kala II yaitu kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap
sampai bayi lahir. Tanda dan gejala kala II adalah :
1) His semakin kuat, kira-kira 2-3 menit sekali
2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan
vaginanya membuka
16
D. Letak sungsang
1. Pengertian
Persalinan letak sungsang adalah persalinan pada bayi dengan
presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu
badan ibu, kepala berada di fundus uteri, sedangkan bokong merupakan
bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (manuaba,2012).
2. Diagnosis
Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak
dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi
atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus
dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik atau M.R.I. (
Magnetic Resonance Imaging). Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih
jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis
iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan
(Manuaba, 2012).
3. Bentuk-bentuk Letak Sungsang
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditetukan beberapa
bentuk letak sungsang sebagai berikut:
1. Letak bokong murni
a. Teraba bokong
b. Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
c. Kedua kaki bertindak sebagai spalk
2. Letak bokong kaki sempurna
a. Teraba bokong
b. Kedua kaki berada di samping bokong
3. Letak bokong tak sempurna
a. Teraba bokong
b. Di samping bokong teraba satu kaki
Untuk menentukan berbagai letak sungsang dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan dalam, pemeriksaan poto abdomen , dan
pemeriksaan ultasonografi (Manuaba, 2012).
4. Etiologi
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari (manuaba,2010)
1. Faktor ibu
a. Keadaan rahim
1) Rahim akrutus
19
b. Keadaan plasenta
1) Plasenta letak rendah
2) Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
1) Kesempitan panggul
2) Deformitas tulang panggul
3) Terdapat tumor menghalangu jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala
2. Faktor janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hidrosefalus atau anensefalus
3) Kehamilan kembar
4) Polihidramnion atau oligohidramnion
5) Prematuritas
Dalam keadaan normal, bokong mencari tempat yang lebih luas
sehingga terdapat kedudukan letak kepala. Di samping itu kepala janin
merupakan bagian terbesar dank eras serta paling berat. Melalui hokum
gaya berat. Kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul. Dengan
gerakan kaki janin, keteganagn ligamentum rotundum dan kontraksi
Braxton hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul.
(Manuaba, 2012).
Penyebab letak sungsang adalah sebagai berikut:
a. Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong, jumlah air
ketuban masih banyak, dan ukuran kepala anak relative besar.
b. Hidramnion sehingga anak mudah bergerak.
20
b. Secara Mueller
c. Secara loevset
4) Persalinan kepala
a. Secara maurriceau veit smellie
b. Mempergunakan ekstraksi forsep
5) Ekstraksi bokong totalis
a. Ekstarksi bokong
b. Ekstraksi kaki.
Pertolongan persalinan sungsang pervaginam.
Pertolongan persalinan letak sungsang pervaginamyang tidak sempat atau
tidak berhasil dilakukan versi luar adalah:
1. Persalinan menurut metode brach.
Persalinan brach berhasil bila berlangsung dalam satu kali his dan
mengejan, sedangkan penolong membnatu melakukan hiperlordose.
Teknik melakukan hiperlordose adalah sebagai berikut:
a. Saat bokong tampak disuntikkan oksitosin 5 unit
b. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara brach (kedua ibu jari
pada kedua paha bayi, dan keempat jari kedua tangan lainnya
memegang bokong bayi)
c. Dilakukan hiperlordose dengan melengkungkan bokong kea rah perut
ibu
d. Seseorang membantu melakukan tekanan kristeller pada fundus uteri,
saat his dan mengejan
e. Lahir berturut-turut dagu, mulut, hidung, muka dan kepala bayi
f. Bayi diletakkan di perut ibu untuk pemotongan tali pusat dan
selanjutnya di rawat sebagaiman mestinya.
Bila persalinan dengan satu kali his dan mengejan tidak berhasil, maka
pertolongan brach dianggap gagal, dan dilanjutkan dengan ekstraksi (manual
aid).
22
7) Seelah bayi lahirr diletakkan di atas perut si ibu, tali pusat dipotong,
lendir dibersihkan dan selanjutnya dirawat sebagaimana mestinya.
(Manuaba, 2012).
3. Persalianan ekstaraksi bokong parsial menurut Mueller.
Persalinan ekstraksi bokong parsial menurrut muellerr tidak banyak
mempunyai perbedaan dengan secara “klasik”. Perbedaannya terletak
pada persalinan lengan depan dilakukan terlebih dahulu dengan jalan:
a. Punggung bayi didekatkan ke punggung ibu, sehingga scapula tampak.
b. Tangan lainnya menelusuri bahu depan menuju lengan atas, sampai
persendian siku untuk melahirkan lengan atas.
c. Perut bayi didekatkan ke perut ibu, tangan lain menelusuri bahu
belakang, samapi persendian siku, dan selanjutnya lengan belakang
dilahirkan.
d. Persalinan kepala dilakukan menurut tekhnik mauriceau.
Setelah bayi lahir tali pusat dipotong dan dibersihkan untuk dirawat
sebagaimana mestinya (Manuaba, 2012)
4. Pertolongan persalinan bahu menurut loevset.
Konsep tekhnik loevset untuk melahirkan bersasarkan:
a. Perbedaan panjang jalan lahir depan dan belakang
b. Bahu depan yang berada dibaawah simfisis bila diputar menjadi bahu
belakang kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga otomatis
terjadi persalinan.
c. Bahu belakang setelah putaran 90 derajat menjadi bahu depan,
kedudukannya menjadi lebih rendah sehingga otomatis terjadi
perslinan.
d. Pada waktu melakukan putaran disertai tarikan sehingga dengan
putaran tersebut kedua bahu dapat dilahirkan.
e. Persalianan kepala dapat dilakukan dengan tekhnik mauriceau.
5. Pertolongan prsalinan kepala menurut Mauriceau-veit Smellie.
a. Bila terjadi kegagalan persalinan kepala dapat dilakukan pertolongan
secara Mauriceau (Viet Smellie):
24
a. Ekstraksi bokong.
Dilakukan persalinan bantuan dengan jalan: secara klasik, secara
muller, dan loeuset.
Ekstraksi bokong dilakukan sebagai berikut:
1) Jari telunjuk tanagn kana dimasukkan agar dapat mencapai
pelipatan paha depan.
2) Dengan mengait pada spina ischiadika anterior superior
dilakuakan tarikan curam ke bawah sehingga trochanter depan
dapat dilahirkan.
3) Setelah rtochanter depan lahir dilakukan tarikan ke atas sehingga
trochanter belakang mencapai perineum.
4) Setelah trochanter belakang mencapai perineum telunjuk tangan
kiri dimasukkan ke pelipatan paha, dan mencapai spina ischiadika
anterior superior belakang.
5) Dengan kedua telunjuk dilakukan persalinan seperti metode seara
klasik, kombinasi dengan tindakan loevset.
6) Persalinan kepala dilakukan menurut Mauriceau V. Smellie.
7) Setelah bayi lahir dilakukan perawatan sebagaiman mestinya.
(Manuaba, 2013).
7. Komplikasi Pertolongan Persalinan Letak Sungsang
Pertologan persalinan letak sungsang secara fisiologis dilakukan
menurut metode brach. Kegagalan pertolongan secara brach diikuti oleh
persalinan dengan ekstraksi bokong parsial atau dengan ekstraksi total yang
dapat menimbulkan komplikasi.
Komplikasi persalinan letak sungsang dapat dibagai sebagai berikut:
1) Komplikasi pada ibu
Trias komplikasi ibu: perdarahan, robekan jalan lahirr, dan infeksi.
2) Komplikasi pada bayi.
Trias komplikasi bayi: asfiksi, trauma persalinan, infeksi.
26
3) Asfiksia bayi.
Dapat disebabkan oleh:
a) Kemacetan persalinan kepala: aspirasi air ketuban-lendir
b) Perdarahan jaringan atau edema jaringan otak
c) Kerusakan medulla oblongata
d) Kerusakan persendian tulang leher
e) Kematian bayi karena asfiksia berat
4) Trauma persalinan
a) Dislokasi- fraktur persendian, tulang ekstermitas
b) Kerusakan alat vital: lien, hati, paru-paru atau jantung
c) Dislokasi fraktura persendian tulang leher: fraktura tulang dasar
kepala; fraktur tulang kepala: kerusakan pada mata, hidung atau
telinga; kerusakan pada jaringan otak.
5) Infeksi dapat terjadi karena:
a) Persalinan berlangsung lama
b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.
8. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan sungsang yaitu pada letak ini dimulai
dengan garis pangkal paha yang masuk secara serong ke dalam pintu atas
panggul. Bagian bokong depan memutar kea rah depan setelah mengalami
rintanagan yang berasal dari otot-otot dasar panggul sehingga terjadi
laterofleksi.
Bokong depan akan terlihat pada vulva dan dengan trokhanter
depan sebagai hipomoklionnya dan secara laterofleksi dari badan lahirlah
bokong belakang pada pinggir depan perineum dan disusul dengan
bokong depan. Setelah itu, terjadi putar paksi luar, punggung berputar
sedikit kedepan sehingga bahu dapat masuk pintu atas panggul. Oleh
karena itu, punggung berputar lagi ke samping (Sondakh, 2013).
Ketika bahu sudah saatnya untuk lahir, kepala dalam keadaan
fleksi masuk pintu atas panggul dengan ukuran melintang pintu atas
27
E. Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu dari kata Puer
yang artinya bayi dan Parous melahirkan. Jadi, puerpurium berarti masa
setelah melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
28
busuk, tidak demam, ibu cukup cairan dan makanan, ibu menyusui dengan
baik.
c. LATE POSTPARTUM (1 Minggu – 5 Minggu) Bidan tetap melakukan
perawatan dan pemeriksaan sehari hari serta konseling KB.
5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Pada kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali
kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru
lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi antara lain:
a. 6-8 jam setelah persalinan, tujuan :
1) Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk bila
pendarahan berlanjut
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri
4) Pemberian ASI awal
5) elakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi Catatan:
Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal dengan
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau
sampai ibu dan bayi stabil keadaannya.
b. 6 hari setelah persalinan
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada pendarahan
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan pendarahan abnormal
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup, makanan, cairan dan istirahat
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari hari
31
TINJAUAN KASUS
1. BIODATA
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. S
Umur : 30 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Gol Darah :0 Gol Darah :0
Alamat : Kp. Sawah Lega rt 04/02 Ds. Ngamplang Sari, Cilawu
2. Asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. A , G2,P1,A0 merupakan data sekunder
dari kartu ANC di Puskesmas
3. HPHT : 14-04-2018
4. TP : 21-01-2019
33
34
P e r s a l i n a n A n a k
Nifas
No Anak Tgl/
K e T h n Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit B B TB J K Keadaan
f. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan
dengan organ reproduksi, seperti kista ovarium, Ca cerviks, Mioma, Mola
Hidatidosa dan penyakit menular seksual lainnya.
g. Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit yang dapat memperberat
maupun diperberat oleh kehamilannya, seperti Diabetes mellitus, Asma,
Hipertensi, Jantung, Penyakit Ginjal.
h. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak menderita penyakit keturunan dan
penyakit menular, seperti Diabetes mellitus, Asma, Hipertensi, Jantung, CA
Cerviks dan penyakit menular lainnya.
i. Riwayat Seksual
Ibu mengatakan frekuensi melakukan hubungan seksual selama hamil
menyesuaikan , posisi sesuai kenyamanan , tidak ada keluhan dalam
melakukan hubungan seksual selama hamil.
j. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB pil dari anak yang pertama,
alasan berhenti karena mengharapkan hamil kembali, setelah melahirkan ibu
berencana menggunakan KB suntik .
37
k. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan merasa senang terhadap kehamilannya sebab
kehamilannya ini merupakan kehamilan yang diharapkan dan direncanakan
sehingga suami dan keluarga juga merasa senang. Pengambilan keputusan
dalam keluarga adalah suami. Suami dan keluarga selalu mendukung ibu
untuk memeriksakan kehamilannya kepada bidan secara teratur dan rencana
persalinan dirumah sakit .
l. Riwayat Nutrisi
Pola makan ibu teratur 3 kali dalam sehari. Jenis makanan yang
dikonsumsi nasi, sayuran, lauk-pauk, buah-buahan. Ibu minum 8 gelas air
putih bahkan lebih . Tidak ada makanan yang dipantang serta tidak ada alergi
akibat makanan yang dikonsumsi.
m. Riwayat Aktifitas
Ibu mengatakan aktifitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, beban
kerja ibu ringan, pola istirahat cukup teratur, tidur siang 1 jam dan tidur
malam 6-7 jam.
n. Riwayat Eliminasi
BAB : Ibu buang air besar setiap hari dengan konsistensi feses lembek, dan
tidak ada keluhan saat BAB, terakhir BAB pukul 22:00 WIB.
BAK :Ibu buang air kecil 5-6 kali dalam sehari, warna jernih, bau khas
urine dan tidak ada keluhan saat BAK.
o. Riwayat Penggunaan Obat-Obatan dan Bahan Lain (Kebiasaan Hidup
Sehat)
Ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum-minuman keras, tidak
mengkonsumsi obat-obatan warung, ibu juga tidak mengkonsumsi jamu-
jamuan selama hamil. Suami perokok namun jarang merokok ketika dekat
dengan istrinya , tidak minum-minuman keras, tidak mengkonsumsi obat-
obatan terlarang.
38
2. DATA OBJEKTIF
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Metis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Pulse/Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 21 x/menit
Suhu : 36,7oC
d. BB sekarang : 60 Kg BB sebelum hamil : 50 Kg TB : 156 cm
e. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Rambut : warna hitam, bersih, tidak ada benjolan,dan tidak ada
lesi.
b) Muka : Tidak oedem
c) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning
d) Hidung : Tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pengeluaran cairan.
e) Telinga :Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pengeluaran dan pendenganran baik
f) Mulut : Bibir lembab, warna merah muda, tidak stomatitis,
gigi tidak karies, gigi tidak berlubang dan tidak ada
pembengkakan amandel.
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid,
serta tidak ada pembesaran vena jugularis dan reflex
menelan baik.
h) Dada
i. Paru-paru : Bunyi pernafasan normal
ii. Jantung : lup-dup reguler
iii.Payudara : Bentuk simetris, puting menonjol, colostrum ada,
tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan.
39
i) Abdomen
Tidak ada bekas SC, tidak ada striae gravidarum, tidak ada linea alba,
tidak ada lesi, tidak ada benjolan dan tidak nyeri tekan.
TFU : 33 cm
Leopold I : Dibagian fundus ibu teraba keras, bulat,dan melenting
yaitu (kepala).
Leopold II : Teraba keras seperti papan pada perut ibu bagian kiri
yaitu punggung janin (puki), dan bagian bagian kecil
(ektremitas) pada perut bagian kanan ibu
Leopold III : Dibagian bawah teraba lunak, bulat dan tidak
melenting (bokong )
Leopold IV : divergen 3/5
DJJ : 144 x/menit reguler
Kontraksi: ada , 2x dalam 10 menit
TBF : (TFU-11/12 x 155) 33-11x155 = 3410 gram
2) Anogenital
Tidak ada pengeluaran pervaginam Pemeriksaan dalam pukul 04:00
WIB .
a. Vulva/vagina : Tidak lesi, tidak varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini.
b. Portio : Tebal Lunak
c. Pembukaan : 4 cm
d. Ketuban : positif
e. Persentasi janin: bokong kaki
f. Moulage : Tidak ada
g. Station : -1
h. Teraba bagian kecil janin : ektremitas bawah
i. Hemoroid : Tidak ada
3. Ekstremitas
a) Ekstremitas atas : tidak oedema, tidak pucat, turgor normal dan
reflek baik.
40
5. ANALISA
G2P1A0 ,parturient aterm kala I Fase Aktif dengan presentasi bokong kaki ,
janin hidup, tunggal, intrauterin dengan keadaan ibu dan janin baik.
Masalah Potensial:
a) Ibu : Robekan jalan lahir
b) Janin: Asfiksia
6. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janin dalam keadaan baik serta masih menunggu waktu untuk proses
persalinan.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn:
a) Melakukan pemasangan infus dengan memberikan cairan Ringer
Laktat 500 ml dengan drip oxytocin sebanyak 20 tetes/menit
b) Melakukan skin test cefotaxime dilakukan dengan cara suntik intra cutan
c) Melakukan Injeksi Cefotaxime 2x1 gr dilakukan dengan cara suntik
3. Melakukan observasi DJJ, KU,TTV dan kemajuan persalinan
Evaluasi : TD: 110/70 mmhg DJJ: 144
N: 82x/menit Pembukaan: 4
R: 21x/menit His: +
S: 36,7C ketuban: +
4. Memantau pemasukan dan pengeluaran makanan
5. Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar bayi tetap mendapatkan oksigen
41
Tabel 3.3
Catatan Perkembangan Pada Ibu Bersalin
N Hari Catatan Perkembangan ket
O /tanggal
bartholine.
b. Portio : Tipis lunak
c. Pembukaan : 8 cm
d. Ketuban : Negatif
e. Presentasi : bokong kaki
f. Moulage : Tidak ada
g. Station : +2
7. Anus : Tidak ada haemoroid, tidak
ada varises
8. Urine : ± 150 cc
C. ANALISA
G2P1A0 Parturient aterm kala I fase aktif dengan
presentasi bokong kaki ,janin hidup, tunggal,
intrauterin dengan keadaan ibu dan janin baik.
Masalah potensial :
Ibu : Ruptur perineum
Bayi : Asfiksia
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dan
pembukaan 8 cm.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahu ibu untuk miring ke kiri agar
mempercepat penurunan janin
Evaluasi : ibu mau melakukannya.
3. Observasi DJJ 146x/menit
Evaluasi : DJJ dalam batas normal yaitu
142x/menit.
4. Observasi nadi, kontraksi dan DJJ setiap 30
43
menit
sekali.
Evaluasi :Hasil telah dicatat di lembar Observasi
dan patograf.
5. Melakukan pemantauan pembukaan setiap 4 jam
sekali.
Evaluasi: Hasil dicatat di lebar observasi
dan patograf.
2 Selasa A. DATA SUBJEKTIF Kala II
01 januari Ibu mengatakan mules semakin sering serta kuat dan
2019 dorongan ingin meneran
Pukul B. DATA OBJEKTIF
09.50 1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda – Tanda Vital
5) TD : 110/70 mmHg
6) Nadi : 86 x/ menit
7) Respirasi : 22 x/ menit
8) Suhu : 36,7 ºC
4. His : Frekuensi 5 kali dalam 10
menit, durasi 40 detik.
5. DJJ : 142 x/ menit, reguler
6. Pemeriksaan Dalam pukul 09: 50 WIB
g. Vagina : Tidak ada lesi, tidak ada
varises,tidak ada pembengkakan kelenjar
bartholine.
h. Portio : Tidak teraba
i. Pembukaan : 10 cm (lengkap)
j. Ketuban : Negatif
k. Presentasi : bokong kaki
44
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu akan disuntik oksitoksin 10 IU
pada 1/3 paha atas bagian luar agar uterus
berkontraksi dengan baik.
Evaluasi: Ibu sudah di berikan Oksitoksin 10 IU
secara IM.
2. Menjempit tali pusat dengan klem dengan jarak
±3 cm dari pusat dan 2 cm dari jepitan klem
pertama, menggunting tali pusat diantara 2 klem.
Evaluasi:Tali pusat bayi sudah di klem dan
sudah digunting.
3. Melakukan PTT dan dorso kranial hingga
plasenta terlepas, pada saat uterus berkontraksi
tangan kanan meregangkan tali pusat sejajar
dengan lantai,kemudian kearah atas mengikuti
poros jalan lahir, tangan kiri dalam posisi dorso
kranial.
Evaluasi : Plasenta lahir spontan pukul 10 : 00
WIB.
4. Memberitahukan ibu bahwa akan di suntik
ergometrin secara intravena dengan bolus
Evaluasi: ibu sudah di suntikan ergometrin
cerasa bolus
48
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 91 x/menit
c. Respirasi : 21 x/ menit
d. Suhu : 36,8 º C
e. Kontraksi : Baik
f. TFU : sepusat
g. Kandung kemih : Kosong
h. Perdarahan : ± 150 cc
i. Perineum : Derajat II
C. ANALISA
P2A0 kala IV dengan keadaan ibu baik
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memantau kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam pada ibu setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua.
Evaluasi: Telah dilakukan dan keadaan ibu normal
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
Evaluasi : Ibu memenuhi nutrisinya
4. Menjadwalkan kunjungan ulang ke RS yaitu
tanggal 8 Januari 2019
Evaluasi : Ibu mengetahui jadwal kunjungan dan
akan datang
5. Melengkapi partograf dan SOAP
Evaluasi : Partograf telah dilengkapi dan SOAP
50
1. DATA SUBJEKTIF
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasa mules, lemas dan nyeri dibagian
kemaluan.
b. Riwayat Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan bahwa ini merupakan persalinan yang kedua ,ibu tidak
pernah keguguran sebelumnya. Persalinan di tolong oleh bidan. Tempat
persalinan di Rumah Sakit dr. Slamet Garut . Cara persalinan spontan.
Jenis kelamin perempuan , berat badan 2630 gram, panjang badan 47cm.
c. Riwayat Psikososial
Respon ibu terhadap kelahiran baik, keluarga mendukung terhadap
kelahiran bayinya, pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami,
tidak ada adat istiadat dalam keluarga.
d. Riwayat Nutrisi
Ibu mengatakan setelah persalinan sudah makan, jenis makanan yang
dikonsumsi nasi dan lauk pauk dan air putih ± 2 gelas. Tidak ada
makanan yang dipantang dan tidak ada alergi terhadap makanan.
e. Riwayat Aktifitas
Ibu mengatakan setelah persalinan 6 jam post partum sudah melakukan
mobilisasi dengan pergi ke kamar mandi untuk BAK (berjalan).Ibu belum
tidur setelah melahirkan.
f. Riwayat Eliminasi
BAB : Ibu belum BAB
51
BAK : Frekuensi 2 kali, warna jernih, bau khas, tak ada keluhan.
g. Riwayat Penggunaan Obat-Obatan
Setelah melahirkan ibu menggunakan obat penambah darah (Fe) 1x1,
Asam Mefenamat 3x1, cefadroxil 2x1
2. DATA OBJEKTIF
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Metis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Pulse/Nadi : 84x/menit
Respirasi : 23x/menit
Suhu : 36,7oC
d. BB sekarang : 60 Kg
BB sebelum hamil : 50 Kg TB : 156 cm
e. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a) Rambut : warna hitam, bersih, tidak ada benjolan,dan tidak ada
lesi.
b) Muka : Tidak oedem
c) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning
d) Hidung : Tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pengeluaran cairan.
e) Telinga :Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pengeluaran, dan fungsi pendengaran baik.
f) Mulut : Bibir lembab, warna merah muda, tidak stomatitis,
gigi tidak karies, gigi tidak berlubang dan tidak ada
pembengkakan amandel.
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar
tiroid, serta tidak ada pembesaran vena jugularis dan
reflex menelan baik.
52
2) Dada
a) Paru-paru : Bunyi pernafasan normal
b) Jantung : lup-dup reguler
c) Payudara :Bentuk simetris, puting menonjol, colostrums ada,
tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan.
3) Abdomen
Tidak ada bekas SC, tidak ada striae gravidarum, tidak ada linea alba,
tidak ada lesi, tidak ada benjolan dan tidak nyeri tekan.
3. ANALISA
P2A0 Post Partum 6 jam dengan keadaan ibu baik.
4. PENATALAKSANAAN
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu
dalam keadaan baik.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti dan merasa senang bahwa keadaan
ibu baik.
b. Memberitahukan ibu bahwa mules yang dirasakan ibu adalah hal yang
fisiologis dan bagus untuk mengurangi terjadinya pendarahan dan
mengembalikan uterus ke kondisi semula seperti sebelum hamil.
c. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini dengan cara miring
kekiri, miring ke kanan, duduk, berdiri dan berjalan.
d. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar nutrisi terpenuhi dan
tidak ada makanan yang di pantang.
e. Memberikan ibu tablet Fe 1x1, asam mefenamat 3x1, cefadroxil 2x1
Evaluasi: Ibu telah meminum obat tersebut.
f. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidur menyesuaikan
dengan tidur bayinya.
g. Memberitahukan ibu tentang teknik menyusui yang benar.
Evaluasi: Ibu telah menyusui bayi nya dengan benar.
53
C. ANALISA
P2A0 post partum 6 hari dengan keadaan ibu
baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
ibu bahwa keadaan ibu baik.
Evaluasi : Ibu merasa senang dan tenang.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat pada
saat bayinya tidur.
3. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri.
Evaluasi : Ibu selalu mandi 2 kali sehari,
ganti pembalut 2-3 kali sehari atau sesudah
buang air kecil atau buang air besar.
4. Menganjurkan ibu melakukan perawatan
payudara
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau mengikuti
anjuran untuk melakukan perawatan
payudara.
5. Menganjurkan ibu memberikan ASI pada
bayinya setiap 2 jam sekali.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan
memberikan ASI sesering mungkin pada
bayinya.
6. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik
dan benar.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
7. Menganjurkan ibu mengkonsumsi
makanan yang berserat, seimbang dan
bergizi serta mendapatkan cairan yang
cukup.
56
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Pulse/Nadi : 84 x/menit
c. Respirasi : 21 x/menit
d. Suhu : 36,7 ºC
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Wajah : Tidak pucat, tidak oedema
2) Mata : Konjungtiva berwarna merah
muda dan sklera berwarna putih.
3) Mulut : Bibir lembab dan Berwarna
merah muda, lidah bersih.
b. Payudara
Simetris, puting susu menonjol,
kolostrum sudah keluar, tidak ada
benjolan dan tidak nyeri tekan, tidak ada
pembesaran kelenjar axiller, tidak ada
retraksi / dimpling dan puting susu lecet.
c. Abdomen
Kontraksi uterus baik dan tidak ada nyeri
tekan, TFU tidak teraba, dan kandung
kemih kosong.
d. Anongenital
Pengeluaran cairan pervaginam berupa
lochea alba.
1) Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada
lesi maupun varises.
2) Perineum : Utuh,bersih jahitan sudah
menyatu dengan kulit.
60
C. ANALISA
P2A0 post partum 6 minggu dengan keadaan
ibu baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada
ibu bahwa keadaan ibu baik
2. Memastikan ibu sudah menggunakan KB
Ev : ibu berencana menggunakan KB
suntik 3 bulan.
3. Menanyakan apakah ibu sudah
melakukan aktifitas seksual selama masa
nifas
Ev : ibu belum melakukan aktifitas
seksual
4. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga
kebersihan organ intim ibu agar tetap
bersih
5. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
dalam bentuk SOAP
61
BIODATA
Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ny. A
Tanggal lahir/hari/jam : 01 Januari 2019
Jenis Kelamin : perempuan
BB : 2630 gram
PB : 47 cm
No Identitas :-
1. DATA SUBJEKTIF
a. Alasan Periksa
Tujuan utama melakukan pemeriksaan adalah untuk mengetahui keadaan bayi
baru lahir.
b. Riwayat Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan ini merupakan persalinan yang kedua , ibu tidak pernah
mengalami keguguran, persalinan ditolong oleh bidan di RSUD dr. Slamet
Garut secara spontan.BB : 2630 gram, PB : 47 cm, jenis kelamin Perempuan
dan penyulit bagi bayi letak sungsang bokong kaki.
c. Keadaan Saat Lahir
Pada saat bayi lahir warna kulit bayi kemerahan, gerak otot aktif, dan
menangis spontan.
62
9) Dada
Paru-paru : Pergerakan nafas baik, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi
nafas vesikuler.
Jantung : Lupdup, irama dan frekuensi jantung teratur.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol.
10) Sistem Saraf : Refleks moro ada
11) Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada penonjolan tali pusat pada saat menangis, tidak
ada perdarahan/ infeksi tali pusat, tidak ada penonjolan sekitar tali pusat
pada saat menangis.
12) Anogenital
Testis : berada dalam skrotum, dan lubang penis berada diujung.
64
Anus : Berlubang
13) Ekstremitas
Ekstremitas Atas : Pergerakan aktif, jumlah jari lengkap, reflek
menggenggam atau grasping baik.
Ekstremitas Bawah : Pergerakan aktif, jumlah jari lengkap, reflek
babinski baik.
14) Punggung : Tidak ada pembengkakan maupun cekungan.
5) ANALISA
Neonatus cukup bulan usia 6 jam dengan keadaan bayi baik.
6) PENATALAKSANAAN
a. Melakukan observasi pada bayi baru lahir
Evaluasi : Sudah dilakukan dan keadaan bayi baik
b. Memberikan NEO K
Evaluasi : Sudah dilakukan
c. Melakukan antopometri
Evaluasi: BB: 2630 gram, P: 47 Cm, LK: 33 Cm, LP: 32Cm, LD: 33Cm
d. Pengecekan adanya anus
Evaluasi : anus berlubang
e. Membalut tali pusat dengan kassa
Evaluasi: tali pusat terbalut kassa
f. Menghangatkan bayi dibawah lampu 60 watt dengan jarak 60 cm
Evaluasi : Sudah dilakukan dan bayi tidak kedinginan.
g. Mengganti popok atau pempers ketika bayi BAB atau BAK.
Evaluasi: Bayi sudah diganti popok atau pempers ketika bayi BAB dan
BAK.
h. Memberikan identitas pada bayi
Evaluasi: Bayi sudah diberikan identitas
i. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi HB0 ke tenaga kesehatan
terdekat sebelum bayi berusia 7 hari apabila bayi sudah pulang.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukannya.
65
j. Memberitahu kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi seperti sulit
menghisap atau hisapan lemah, kesulitan bernafas,bayi terus menerus tidur
tanpa bangun tidur,sianosis atau bayi kuning ,febris atau hipotermi,menangis
merintih,tidak BAB selama 3 hari,tinja warna hijau tua atau berdarah,mata
bengkak dan mengeluarkan cairan.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan selalu waspada.
k. Melakukan Pendokumentasian.
Evaluasi: Dokumentasi dalam bentuk SOAP.
Tabel 3.5
Catatan Perkembangan Pada Bayi Baru Lahir
NO Hari/ Catatan Perkembangan Keterangan
tanggal
1 Senin A. DATA SUBJEKTIF Kunjungan
7/01/2019 Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah kering dan sudah lepas, rumah
ibu senang karena bayinya menyusui dengan baik.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. BB : 2740 gram
3. PB : 48 cm
4. Tanda-tanda vital:
a. Respirasi : 49 x/m
b. Frekuensi Jantung : 147 x/m
c. Suhu : 36,8 ºC
5. Pemeriksaan Fisik
b. Kulit : Warna kulit kemerahan, tidak ada bercak hitam, dan
tidak ada tanda lahir.
b. Kepala : Simetris, dan tidak ada benjolan.
3) Mata : Konjungtiva merah muda,sklera putih jernih dan
tidak ada kotoran mata.
66
5. Pemeriksaan Fisik
c. Kulit : Kemerahan, tidak ada bercak hitam, dan tidak ada
tanda lahir.
d. Kepala: Simetris, dan tidak ada benjolan.
c. Mata: Konjungtiva merah muda, sklera putih jernih dan tidak
ada kotoran.
d. Mulut: Bibir tidak pucat dan tidak biru, refleks sucking,
rooting dan swallowing ada pada saat menyusu.
6. Dada
c. Paru-paru : Bunyi pernapasan, vesikuler
b. Jantung : Bunyi jantung regular.
c. Abdomen : Tali pusat sudah lepas.
7. Genitalia
68
3. PB : 49 cm
4. Tanda-tanda vital
a. Pernapasan : 46x/m
b. Frekuensi Jantung : 146x/m
c. Suhu : 36, 6ºC
5. Pemeriksaan Fisik
d. Kulit : Kemerahan, tidak ada bercak hitam, dan tidak ada
tanda lahir.
e. Kepala: Simetris, dan tidak ada benjolan.
e. Mata: Konjungtiva merah muda, sklera putih jernih dan tidak
ada kotoran.
f. Mulut: Bibir tidak pucat dan tidak biru, refleks sucking,
rooting dan swallowing ada pada saat menyusu.
6. Dada
c. Paru-paru : Bunyi pernapasan, vesikuler
b. Jantung : Bunyi jantung regular.
c. Abdomen : Tali pusat sudah lepas.
7. Genitalia
tidak ada kelainan, labia mayora menutupi labia minor.
C. ANALISA
Neonatus cukup bulan usia 6 minggu dengan keadaan baik
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayinya
dalam keadaan baik
2. Memastikan ibu untuk sering menyusui bayinya dan terus
berusaha untuk selalu memberikan ASI
Ev : bayi terakhir menyusu pukul 14.00 WIB dengan ASI
3. Memberitahu ibu agar tetap menjaga kehangatan dan
kebersihan bayinya
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi
70
PEMBAHASAN
70
71
minggu setelah TT2, 1 tahun setelah TT3, dan 1 tahun setelah TT4. .
Berdasarkan hal tersebut bahwa ada kesenjangan antara teori dengan
praktik.
B. Persalinan
Persalinan dan kelahiran adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
72
1. Kala I
Berdasarkan kasus Ny. A. datang ke Puskesmas Cimaragas dengan
hasil pemeriksaan yaitu bayi dengan letak sungsang, penyebab dari letak
sungsang tersebut dikarenakan oleh ibu yang multiparitas karena Rahim
yang sudah mulai elastis sehingga membuat janin berpeluang besar hingga
ke minggu 37 dan seterusnya. dan belum ada pembukaan. Lalu di rujuk ke
RSUD dr. Slamet Garut dilakukan pemeriksaan dalam yaitu pembukaan
seviks 4cm dengan demikian Ny. A telah memasuki kala I fase Aktif..
Kala I dimulai sejak terjadinya kotraksi uterus yang teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatan) hingga serviks membuka lengkap (10cm), Kala I
persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.. Pada
umumnya fase laten memiliki durasi waktu 8 jam, dan fase aktif memiliki
durasi waktu 7 jam. Pada kasus Ny. A, dari pembukaan serviks 4 cm
hingga pembukaan serviks 10 cm memiliki durasi waktu 5 jam . Hal ini
menunjukan tidak terdapat kesenjangan pada Ny. A antara teori dan
praktiknya.
Penatalaksanaan kala I pada persalinan Ny. A dengan letak
sungsang yaitu dengan melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, dokter
memberikan advice untuk melakukan pemasangan infus dengan cairan RL
dengan drip oksitosin sebanyak 0,5cc dengan tetesan 20 tetes/menit,
melakukan pemeriksaan laboratorium darah dan dengan hasil
labobratorium haemoglobin 14 g/dl, Ny. A lalu dipindahkan keruang
bersalin.
Pada penanganan letak sungsang, persalian dengan metode brach
saat bokong tampak disuntikan oksitossin 5 unit, bila tidak berhasil
dengan metode brach lakukanlah manual aid yaitu dengan metode klassik,
muller, louveset, dan mauriceau. Komplikasi yang akan terjadi pada ibu
perdarahan, robekan jalan lahir, dan infeksi, sedangkan komplikasi pada
bayi yaitu asfiksia yang dapat disebabkan karena kemacetan persalinan
kepala (aspirasi air ketuban). Berdasarkan hal tersebut terdapat
73
4. KALA IV
A. Simpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan secara komperhensif pada Ny. A
di RSUD dr. Slamet Ruang bersalin Kota garut dimulai dari 1 Januari 2019
sampai dengan 10 Febuari 2019 penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 kali berdasarkan buku KIA ibu,
dan diberikannya imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan pemberian tablet Fe
90 tablet selama kehamilannya sudah di lakukan. Dan ibu tidak
mendapatkan pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan hal tersebut ditarik
simpulan tidak terdapat kesenangan antara teori dan praktik.
2. Persalinan
Ny. A dengan letak sungsang, penatalaksanaan pada Kala I terdapat
kesenjangan pemberian oksitosin seharusnya dilaksanankan pada Kala II
maka, ditarik kesimpulan terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
Kala II dilakukan sesuai standar teori dan praktik. Kala III dilakuan sesuai
standar teori dan praktik. Kala IV dilakukan sesuai standar teori dan
praktik.
3. Nifas
Keadaan ibu baik sampai dengan kunjungan postpartum 6 minggu dan
ibu sudah menggunakan KB. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
4. Bayi Baru Lahir
Keadaan bayi Ny. A tidak terdapat kelainan usia 6 hari , kunjungan 2
minggu sampai 6 minggu bayi dalam keadaan baik tanpa ada kelainan.
Tidak terdapat kesenjangan antar teori dan praktik.
78
79
B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan dari penulis menyarankan:
1. Diharapkan petugas kesehatan mampu meningkatkan kualitas dan asuhan
pada bayi baru lahir khususnya dalam hal IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
2. Diharapkan para petugas kesehatan dapat dan mampu melakukan asuhan
kepada pasien dan keluarga sesuai dengan standar teori yang telah ada
sehingga menghasilkan asuhan yang berkualitas.