FARMASI INDUSTRI
di
Disusun Oleh:
Helen Fransiska Manurung, S.Farm.
NIM 183202066
di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh:
Pembimbing,
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
Praktik Kerja Profesi (PKP) Apoteker di PT. ETHICA Industri Farmasi yang
Praktik Kerja Profesi ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti
Kerja Profesi (PKP) Apoteker ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak berupa arahan, bimbingan dan masukan. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr.
Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara,
Medan, Bapak Drs. Suryanto, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing, serta Ibu Dr.
Aminah Dalimunthe, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Praktik Kerja Profesi (PKP) Apoteker dan membimbing penulis dengan penuh
penulisan laporan ini. Bapak dan Ibu staf pengajar PSPA Fakultas Farmasi,
Universitas Sumatera Utara, Medan yang telah mendidik dan memberi bimbingan
kepada penulis.
iii
Penulis juga ingin berterima kasih kepada Ibu Dewi Ikha Sokasari, S.
System yang telah membimbing penulis selama Praktek Kerja Profesi dan kepada
Ibu Vera Meliala, S.Si, Apt., selaku Plant Director di PT. ETHICA Farmasi
Kerja Profesi Apoteker dan kepada seluruh karyawan di PT. ETHICA Farmasi
Industri.
Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang tiada terhingga kepada orang tua penulis yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang, pengorbanan baik materi maupun motivasi
beserta doa yang tulus yang tidak pernah berhenti, abang, adik serta seluruh
keluarga, terima kasih atas dukungan, doa dan semangat yang telah diberikan
kepada penulis.
Penulis menyadari atas kekurangan dalam penulis laporan ini. Untuk itu
diharapkan kritik dan saran guna mendapat perbaikan yang positif yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini
iv
RINGKASAN
iii
DAFTAR ISI
iv
3.7 Plant Manufacture ................................................................................ ...38
3.7.1Departemen Manajemen Material ...................................................... ...39
3.7.1.1Pengawasan Persediaan dan Perencanaan Produksi (PPIC) ........... 39
3.7.1.2 Gudang (Warehouse) ...................................................................... 42
3.7.2Departemen Produksi ......................................................................... ...46
3.7.2.1 Proses Produksi ............................................................................ 46
3.7.2.2 Proses Pengemasan ........................................................................ 51
3.7.3Departemen Engineering .................................................................... ...53
3.7.4Departemen Pelayanan Teknis (Technical Service/TS) .................... ...57
3.7.5 Departemen EHS (Enviroment, Health and Safety) ......................... ...58
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 63
4.1 Manajemen Mutu ............................................................................... 65
4.2 Personalia ........................................................................................... 68
4.3 Bangunan dan Fasilitas ...................................................................... 70
4.4 Peralatan ............................................................................................. 72
4.5 Sanitasi dan Higiene............................................................................ 74
4.6 Produksi ............................................................................................. 77
4.7 Pengawasan Mutu .............................................................................. 78
4.8 Inspeksi Diri dan Audit Mutu ............................................................ 79
4.9 Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali
Obat dan Produk Kembalian ........................................................... 79
4.10 Dokumentasi ...................................................................................... 81
4.11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan kontrak ................................... 83
4.12 Kualifikasi dan Validasi ..................................................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 85
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 85
5.2 Saran ..................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 86
LAMPIRAN ............................................................................................... 87
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan
obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat yang meliputi
mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan. Obat
disini meliputi bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
Kesehatan RI , 2010).
farmasi yang sesuai dengan tujuan penggunaannya dilakukan oleh pemerintah dan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), baik ditinjau dari segi perizinan,
produksi, peredaran, maupun kualitas obat yang diedarkan. Salah satu bentuk
upaya tersebut adalah dengan penerapan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)
bagi Industri Farmasi terhadap obat yang akan dipasarkan (BPOM, 2006).
dan pengendalian mutu obat diperhatikan dan ditentukan sedemikian rupa dengan
tujuan untuk menjamin bahwa produk obat yang dibuat senantiasa memenuhi
1
persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Produksi obat yang baik adalah produksi yang telah memenuhi ketentuan-
ketentuan CPOB. Mutu obat dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu bahan awal,
personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, inspeksi diri,
dan dokumentasi. Dengan kata lain, melalui CPOB kualitas dari obat tidak hanya
ditentukan dari hasil akhir tetapi juga dipengaruhi aspek-aspek lain yang
kuantitas produk farmasi dengan penerapan CPOB. Oleh karena itu, Universitas
Sumatera Utara (USU) bekerjasama dengan PT. Ethica Industri Farmasi dalam
2
Dengan adanya praktik kerja ini diharapkan kepada seluruh mahasiswa calon
apoteker agar dapat mengambil manfaat dan ilmu yang berguna untuk diterapkan
1.2 Tujuan
pengawasan mutu.
Farmasi Indonesia
1.3 Manfaat
diharapkan calon apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung peran
industri.
3
BAB II
badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan
kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal dan
Industri farmasi terdiri dari industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
Industri obat jadi adalah industri yang menghasilkan suatu produk yang telah
bermutu dan aman, dan industri bahan baku adalah suatu industri yang
memproduksi bahan baku, dimana bahan baku tersebut adalah semua bahan baik
yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang digunakan dalam proses
2006).
dipenuhi agar suatu industri farmasi memperoleh izin usaha adalah sebagai
berikut:
4
a. Industri farmasi merupakan suatu perusahaan umum, berbadan usaha
d. Memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker warga Negara
e. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung
farmasi wajib memperoleh izin industri farmasi yang diberikan oleh Menteri dan
5
Pemberian Izin Usaha Industri, Persetujuan prinsip tersebut berlaku selama jangka
waktu tiga tahun, dan setiap enam bulan sekali perusahaan yang bersangkutan
Indonesia dengan tembusan kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Baik) dan mempekerjakan secara tetap sekurang- kurangnya tiga orang Apoteker
pemastian mutu, produksi dan pengawasan mutu. Izin usaha industri farmasi
Indonesia, 2010).
a. Melakukan pemindah tanganan hak milik izin usaha industri farmasi dan
6
d. Sengaja memproduksi obat atau bahan baku obat yang tidak memenuhi
Cara Pembuatan Obat yang Baik yang selanjutnya disingkat CPOB adalah
cara pembuatan obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan agar
mutu obat dan/atau bahan obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
dan pengiriman obat yang baik, pengawasan mutu, inspeksi diri, keluhan dan
pembuatan produk steril, pembuatan bahan dan produk biologi untuk penggunaan
pembuatan produk darah, pembuatan obat uji klinik, system komputerisasi, cara
sampel pertinggal, pelulusan real time dan pelulusan parametris, dan manajemen
Pemegang Izin Industri Farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar
dalam dokumen Izin Edar dan Persetujuan Uji Klinik dan tidak menimbulkan
risiko yang membahayakan penggunaannya karena tidak aman, mutu rendah atau
7
tidak efektif. Manajemen puncak bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini
melalui suatu kebijakan mutu yang memerlukan partisipasi dan komitmen dari
semua jajaran di semua departemen di dalam perusahaan, para pemasok dan para
distributor. Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat diandalkan,
diperlukan sistem mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara
benar.
Sistem Mutu yang benar dan tepat bagi industri farmasi hendaklah
memastikan bahwa:
- pengetahuan mengenai produk dan proses dikelola pada seluruh tahapan siklus
hidup;
ketentuan CPOB;
- kegiatan produksi dan pengawasan diuraikan secara jelas dan mengacu pada
ketentuan CPOB;
awal dan pengemas yang benar; seleksi dan pemantauan pemasok, dan untuk
8
- kondisi pengawasan ditetapkan dan dipelihara dengan mengembangkan dan
pencegahannya;
proses;
pencapaian sasaran mutu dan bahwa tidak terjadi dampak merugikan terhadap
mutu produk;
meluluskan tiap bets produksi yang dibuat dan dikendalikan sesuai dengan
9
persyaratan yang tercantum dalam Izin Edar dan peraturan lain yang berkaitan
2.2.2 Personalia
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh
sebab itu, industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang
Pengawasan Mutu dan Kepala Pemastian Mutu. Posisi kunci tersebut dijabat oleh
Apoteker purnawaktu dan harus independen satu terhadap yang lain. Hendaklah
yang karena tugasnya berada di area produksi dan gudang penyimpanan atau
10
laboratorium (termasuk personel teknik, pemeliharaan dan pembersihan), dan bagi
personel lain yang kegiatannya berdampak pada mutu produk (CPOB, 2012).
diberikan kepadanya, disamping pelatihan dasar dalam teori dan praktik Sistem
yang berkaitan dengan praktik kesehatan dan higiene serta pakaian personel.
Prosedur hendaklah dipahami dan dipatuhi secara ketat oleh setiap personel yang
hendaklah didorong oleh manajemen dan dibahas secara luas selama sesi
2.2.2.2 Konsultan
yang memadai, atau kombinasinya, untuk memberi saran atas subjek yang mereka
kuasai. Data yang mencakup nama, alamat, kualifikasi, dan jenis layanan yang
11
2.2.3 Bangunan dan Fasilitas
konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat
dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan
penumpukkan debu/kotoran, dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat
(CPOB, 2012).
dan air, serta dari kegiatan industri lain yang berdekatan. Apabila letak bangunan
terhadap pengaruh cuaca, banjir, rembesan dari tanah, serta masuk dan bersarang
serangga, burung, binatang pengerat, kutu atau hewan lain. Hendaklah tersedia
prosedur untuk pengendalian binatang pengerat dan hama. Bangunan dan fasilitas
hendaklah dirawat dan dibersihkan dengan cermat sesuai prosedur tertulis rinci
(CPOB, 2012).
bahan awal dan bahan pengemas, penimbangan dan penyerahan bahan atau
12
pelulusan akhir, pengiriman produk dan laboratorium pengawasan mutu.
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area
dipersyaratkan untuk pembuatan obat yang berisiko karena: a) risiko tidak dapat
data ilmiah dari evaluasi toksikologi tidak mendukung risiko yang dapat
produk yang dapat menimbulkan alergi dari bahan yang menimbulkan sensitisasi
tinggi (misal betalaktam), preparat biologis (misal dari organisme hidup), dan
produk lain seperti hormon tertentu (misal hormon seks), sitotoksika tertentu,
antara satu ruangan dengan ruangan lain mengikuti urutan tahap produksi dan
menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk, seperti
13
bahan awal dan bahan pengemas, produk antara dan produk jadi, produk dalam
status karantina, produk yang telah diluluskan, produk yang ditolak, produk yang
hendaklah bersih, kering dan mendapat penerangan yang cukup serta dipelihara
dipisahkan satu dengan yang lain. Luas ruang hendaklah memadai untuk
Ruang istirahat dan kantin sebagai sarana pendukung hendaklah dipisah dari
mungkin terpisah dari area produksi (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012).
dikonstruksi dengan tepat untuk memudahkan sanitasi yang baik. Hendaklah ada
menguraikan dengan cukup rinci mengenai jadwal, metode, peralatan dan bahan
14
2.2.4 Peralatan
yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan
tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan
kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan hal-hal yang umumnya
Peralatan yang bersentuhan langsung dengan bahan awal, produk antara dan
produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau absorbsi yang dapat
tersebut dibersihkan sesuai prosedur tertulis yang rinci serta disimpan dalam
kekeliruan atau pencemaran. Peralatan satu sama lain hendaklah ditempatkan pada
jarak yang cukup untuk menghindari kesesakan serta memastikan tidak terjadi
dalam log book alat yang menunjukkan tanggal, waktu, produk, kekuatan dan
15
nomor setiap bets atau lot yang diolah dengan alat tersebut (Badan Pengawas Obat
2.2.5 Produksi
yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan
izin edar. Penanganan bahan dan produk jadi, seperti penerimaan dan karantina,
dan penggunaan akhir di mana bahan tersebut digunakan dalam produk obat
(CPOB, 2018).
(termasuk bahan awal untuk pembuatan bahan aktif) hendaklah tersedia dan
disimpan oleh pabrik pembuat obat. Audit hendaklah dilakukan terhadap pabrik
pembuat dan distributor bahan aktif untuk memastikan bahwa mereka memenuhi
Pedoman Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik dan Cara Distribusi
16
Obat yang Baik. Eksipien dan pemasok eksipien hendaklah dikendalikan secara
tepat berdasarkan hasil penilaian risiko mutu yang resmi mengacu pada Pedoman
hasil tes parsial atau lengkap dari pabrik pembuat bahan awal yang disetujui tetapi
Validasi
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasil validasi dan kesimpulan
hendaklah dicatat. Apabila suatu formula pembuatan atau metode preparasi baru
untuk pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan
Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus
dihindarkan. Risiko kontaminasi silang ini dapat timbul akibat tidak terkendali
debu, gas, uap, aerosol, bahan genetis atau organisme dari bahan aktif, bahan lain
(bahan awal maupun yang sedang diproses), dan produk yang sedang diproses,
residu yang tertinggal pada alat, dan pakaian kerja serta kulit operator.
17
efektivitasnya hendaklah dikaji secara berkala sesuai prosedur yang ditetapkan.
(CPOB, 2018).
memastikan bahwa tiap bets/lot produk antara, produk ruahan atau produk jadi
nomor bets/lot yang sama tidak dipakai secara berulang. Alokasi nomor bets/lot
hendaklah dicatat dalam buku log. Catatan tersebut hendaklah mencakup tanggal
(CPOB, 2012).
pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus
bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang telah
diluluskan oleh pengawasan mutu dan masih belum kadaluarsa yang boleh
pengawasan mutu. Sesudah ditimbang atau dihitung, bahan untuk tiap bets
hendaklah disimpan dalam suatu kelompok dan diberi penandaan yang jelas
(CPOB, 2012).
Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
18
Pengolahan
bebas dari bahan awal, produk atau dokumen yang tidak diperlukan untuk
terjadi pada saat penanganan bahan dan produk kering, perhatian khusus
Bahan pengemas
pengemas cetak serta bahan cetak lain hendaklah diberi perhatian yang sama
seperti terhadap bahan awal. Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas
identitasnya dan diserahkan kepada personil yang berwenang. Label lepas dan
bahan cetak lepas lain hendaklah disimpan dan diangkut dalam wadah tertutup
Kegiatan pengemasan
19
yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang
peralatan telah bersih dari produk lain, sisa produk lain atau dokumen lain yang
disetujui, produk jadi hendaklah ditempatkan di area karantina produk jadi sambil
(CPOB, 2012).
dilakukan selama proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai
dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian pemastian mutu dan
memvalidasi kinerja dari proses produksi yang mungkin menjadi penyebab variasi
Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan
disimpan terpisah di area terlarang (restricted area). Bahan atau produk tersebut
ulang atau dimusnahkan. Langkah apapun yang diambil hendaklah lebih dulu
disetujui oleh kepala bagian pemastian mutu dan dicatat (CPOB, 2012).
20
Karantina dan penyerahan produk jadi
pelulusan dari bagian manajemen mutu, seluruh bets/lot yang sudah dikemas
Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan
produk jadi
Bahan atau produk hendaknya disimpan rapi dan teratur untuk mencegah
tidak langsung kontak dengan lantai (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012).
Industri farmasi atau pemilik Izin Edar hendaklah melapor kepada otoritas
terkait dalam waktu yang tepat, setiap kendala dalam kegiatan pembuatan yang
hendaklah dilaksanakan sesuai prinsip CPOB dan CDOB. Personel kunci yang
21
dan pengalaman yang sesuai dengan tanggung jawab mereka untuk memastikan
memadai dan prosedur yang jelas untuk menjamin ketertelusuran dan kepastian
mutu obat. Hendaklah tersedia prosedur pelulusan obat yang disetujui untuk
dan/atau sarana yang berwenang. Hendaklah dibuat prosedur dan catatan tertulis
tersedia untuk semua pekerjaan administratif dan teknis yang dilakukan (CPOB,
2018).
Obat hendaklah ditangani dan disimpan dengan cara yang sesuai untuk
untuk memastikan jumlah yang diterima sesuai dengan jumlah yang tercantum
dalam catatan penyerahan dari produksi. Obat hendaklah disimpan dan diangkut
relatif yang tepat dipertahankan, misal menggunakan cold chain untuk produk
yang tidak tahan panas. Kendaraan dan wadah pengiriman hendaklah mempunyai
kapasitas yang memadai untuk penempatan secara teratur berbagai kategori obat
22
Seluruh obat hendaklah disimpan dan dikirimkan dalam wadah pengiriman
transportasi; c) nama, alamat dan status penerima (misal apotek, rumah sakit,
klinik); d) deskripsi produk, mencakup nama, bentuk sediaan dan kekuatan (jika
tersedia); e) jumlah produk, misal jumlah wadah dan jumlah produk per wadah; f)
yang ditetapkan; dan h) nomor unik untuk order pengiriman (CPOB, 2018).
penarikan obat jika diperlukan. Tiap kegiatan yang terkait dengan penyimpanan
dan pengiriman obat yang didelegasikan kepada orang atau sarana lain hendaklah
dilaksanakan sesuai kontrak tertulis yang disetujui oleh pemberi dan penerima
bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan
untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah
23
laboratorium, tapi juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan
jawab, antara lain adalah membuat, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur
pertinggal dari bahan dan produk bila perlu, memastikan kebenaran label pada
ikut serta dalam investigasi keluhan yang terkait dengan mutu produk, dll. Semua
kegiatan tersebut hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur tertulis, dan dicatat
diambil. Sampel lain dapat diambil untuk memantau bagian proses berkondisi
terkritis (misal, awal atau akhir suatu proses). Rencana pengambilan sampel
dan reguler dengan disiplin yang relevan dalam pengambilan sampel yang benar.
(CPOB, 2018).
24
Sebelum meluluskan bahan awal, bahan pengemas dan produk jadi untuk
kemurnian dan parameter mutu lain. Setelah dipasarkan, stabilitas obat hendaklah
produk selama masa edar dan untuk menentukan bahwa produk tetap, dan dapat
Inspeksi diri hendaknya dilakukan secara independen dan dirinci oleh petugas
yang kompeten dari perusahaan yang dapat mengevaluasi penerapan CPOB secara
objektif. Inspeksi diri hendaknya dilakukan secara rutin dan pada situasi khusus,
misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi penolakan
diperiksa secara berkala menurut program yang telah disusun untuk memverifikasi
25
independen dan rinci oleh personil perusahaan yang kompeten dan berpengalaman
dilakukan per bagian sesuai dengan kebutuhan pabrik namun inspeksi diri yang
mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem
umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau tim yang
dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. Audit mutu juga dapat
Kepala bagian pemastian mutu bertanggung jawab bersama bagian lain yang
bahan awal dan bahan pengemas yang memenuhi spesifikasi yang telah
mempertimbangkan riwayat pemasok dan sifat bahan yang dipasok. Jika audit
standar CPOB. Semua pemasok yang telah ditetapkan hendaklah dievaluasi secara
keluhan termasuk potensi cacat mutu dan, jika perlu, segera melakukan penarikan
26
obat termasuk obat uji klinik dari jalur distribusi secara efektif. Semua otoritas
pengawas obat terkait hendaklah diberitahu secara tepat waktu jika ada cacat mutu
ketidakpatuhan terhadap izin edar atau spesifikasi produk, atau isu mutu serius
lain) terhadap obat atau obat uji klinik yang dapat mengakibatkan penarikan
produk atau pembatasan pasokan. Apabila ditemukan produk yang beredar tidak
sesuai dengan izin edarnya, hendaklah dilaporkan kepada Badan POM dan/atau
otoritas pengawas obat terkait sesuai dengan ketentuan berlaku (CPOB, 2018).
dinilai untuk menetapkan apakah terjadi cacat mutu atau masalah lain. Keputusan
yang dibuat selama dan setelah investigasi cacat mutu hendaklah mencerminkan
tingkat risiko yang ditunjukkan oleh cacat mutu serta keseriusan setiap
diidentifikasi dan diambil sebagai tindak lanjut terhadap cacat mutu. Efektivitas
risiko yang terjadi akibat cacat mutu. Tindakan tersebut dapat mencakup
berdasarkan kasus per kasus dan didiskusikan dengan otoritas pengawas obat
27
2.2.10 Dokumentasi
Dokumentasi adalah yang esensial dari pemastian mutu dan kunci untuk
atau tidak langsung berdampak pada semua aspek kualitas obat. Ada dua jenis
CPOB. Jenis instruksi (petunjuk, atau persyaratan) untuk menguraikan secara rinci
persyaratan yang harus dipenuhi produk atau bahan yang digunakan atau
instruksi, misal kegiatan, kejadian, investigasi, dalam hal bets yang dibuat,
personil yang sesuai dan diberi wewenang. Diperlukan persyaratan khusus untuk
catatan bets yang harus disimpan selama satu tahun setelah tanggal kedaluwarsa
bets atau lima tahun setelah diluluskan bets oleh Pemastian Mutu, yang mana
yang lebih lama. Untuk jenis dokumentasi lain, periode penyimpanan tergantung
pada kegiatan bisnis yang didukung oleh dokumen. Dokumen kritis, termasuk
data mentah (misal yang berhubungan dengan validasi atau stabilitas), yang
28
2.2.11 Kegiatan Alih Daya
Hendaklah dibuat kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak
yang secara jelas menentukan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak.
Sistem Mutu Industri Farmasi dari Pemberi Kontrak hendaklah menyatakan secara
jelas prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan yang menjadi tanggung
pekerjaan yang dialihdayakan secara benar sesuai peraturan yang berlaku dan Izin
melaksanakan setiap tahapan pada kegiatan alih daya, misal transfer teknologi,
rantai pasokan, subkontrak (bila ada), mutu dan pembelian bahan, pengujian dan
(CPOB, 2018).
29
2.2.12 Kualifikasi dan Validasi
kegiatan yang dilakukan melalui kualifikasi dan validasi sepanjang siklus hidup
hidup fasilitas, peralatan, sarana penunjang, proses dan produk. Elemen kunci
didokumentasikan dalam Rencana Induk Validasi (RIV) atau dokumen lain yang
pemipaan, dan peralatan penunjang sesuai dengan gambar teknis dan spesifikasi;
30
mungkin dalam beberapa kasus, pelaksanaannya bersamaan dengan KO atau
peralatan, fasilitas, sarana penunjang, dan sistem secara berkala untuk memastikan
dan mutu produk yang memenuhi persyaratan dapat dipenuhi secara konsisten
oleh proses tersebut. Dasar penetapan parameter proses dan atribut mutu yang
ada rasio manfaat-risiko yang besar bagi pasien, dimungkinkan untuk tidak
(CPOB, 2018).
tinggi, maka verifikasi proses secara kontinu dapat dilakukan sebagai alternatif
untuk tindakan tambahan apa pun hendaklah dinilai, misal pengambilan sampel
31
dari berbagai faktor terkait. Meskipun demikian, jalur transportasi hendaklah
ditetapkan dengan jelas. Variasi musim dan variasi lain hendaklah juga
untuk parameter proses kritis seperti suhu, kecepatan mesin, dan tekanan
mencerminkan variasi musim, jika ada, dan tujuan penggunaan sarana penunjang.
dapat digunakan dengan justifikasi ilmiah yang sesuai. Bila peralatan sejenis
obat untuk mendapat izin edar. Untuk melindungi masyarakat dari peredaran obat
yang tidak memenuhi persyaratan khasiat, keamanan, dan mutu perlu dilakukan
registrasi obat sebelum diedarkan. Registrasi obat terdiri atas: registrasi baru,
registrasi variasi dan registrasi ulang. Kategori registrasi obat terdiri atas :
1. Registrasi baru
32
Registrasi obat yang belum mendapat izin edar di Indonesia, terdiri atas:
2. Registrasi variasi
Registrasi perubahan aspek apapun pada obat yang telah memiliki izin edar di
proses pembuatan, spesifikasi untuk obat dan bahan baku, wadah, kemasan dan
3. Registrasi ulang
registrasi. Obat yang diregistrasi dapat berupa obat produksi dalam negeri atau
obat impor. Obat produksi dalam negeri dapat berupa produksi sendiri, produksi
negeri dapat diedarkan di dalam negeri dan atau untuk keperluan ekspor. Obat
impor dapat berupa obat impor bentuk ruahan atau obat impor dalam bentuk
produk jadi. Obat impor dapat diedarkan di dalam negeri dan/atau untuk
33
Registrasi obat dilakukan setelah tahap pra-registrasi, permohonan pra-
pendaftar secara tertulis kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
34
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
Tan Tjhoen Lim (The Founder) pada tanggal 30 November 1946. Awalnya
perusahaan ini bernama N.V ETHICA HANDEL MY, namun kemudian berubah
pertama di Indonesia yang memproduksi produk obat dalam bentuk injeksi cair di
1966. Sebuah sistem produksi baru didirikan dalam rangka memenuhi persyaratan
Sejak 1 Oktober 2013, Fresenius Kabi bekerja sama (joint venture) dengan
SOHO Global Health, yang mengakuisisi sebanyak 51% saham di PT. ETHICA
Industri Farmasi. Kerja sama ini berfokus pada produk injeksi intravena, obat
generik, transfusi, dan nutrisi klinis. Fresenius Kabi akan mengambil posisi
Kerja sama ini akan memberikan landasan bagi SOHO Global Health untuk
SOHO Global Health proaktif dalam mencari mitra bisnis untuk kolaborasi
dan saling menguntungkan antar kedua belah pihak. Secara khusus group
35
jaringannya, meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya atau berkontribusi
produk obat dialisis. Frekuensi Kabi Group terdiri dari empat segmen yang
Pada tahun 2013 PT. ETHICA Industri Farmasi bekerja sama (joint
Fresenius Kabi, yang akan menciptakan kemitraan terbesar yang telah didirikan di
Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan yang terbesar di Asia Tenggara.
Cakupan kemitraan ini adalah dalam produksi dan pemasaran produk obat resep
generik sedangkan SOHO Global Health berfokus pada produk herbal/ alam.
1. Visi
tinggi
2. Misi
secara terus-menerus produk dan jasa kesehatan yang berkualitas tinggi untuk
36
3.3 Logo PT. ETHICA Industri Farmasi
Logo PT. ETHICA Industri Farmasi memiliki arti tertentu, dimana logo
tersebut merupakan inisial huruf E yang berada di dalam dua buah lingkaran yang
mempunyai arti kesempurnaan, fleksibilitas, dan tekad yang bulat demi meraih
cita-cita. Dua buah lingkaran dapat diartikan sebagai suatu kerjasama yang saling
mendukung untuk mencapai tujuan. Warna merah tua (maroon) mempunyai arti
semangat perjuangan serta dedikasi yang tinggi. Nama ETHICA, selain berarti
budi pekerti yang baik, juga mencerminkan etos kerja dan usaha yang
bermartabat.
Plant Head, dan membawahi Senior Manager Plant Controller dan Junior
(EHS), Process Engineer, IT, dan General Affairs & Industrial Relation.
37
produksi seperti pemanas (boiler), pendingin (chiller), compressed air,
perlistrikan, instalasi air dan sistem tata udara (HVAC). Boiler menghasilkan uap
air panas dengan suhu tinggi yang sering digunakan untuk produksi. Kompresor
listrik untuk pabrik dimulai dari gardu PLN kemudian menuju gardu listrik kecil
kemudian menuju ke panel besar yang berada di setiap gedung terakhir menuju
setiap panel kecil yang berada di ruangan. Genset berfungsi untuk menghasilkan
arus listrik saat arus listrik mati dan mati secara otomatis ketika listrik PLN
menyala kembali.
Prinsip kerja sistem Sistem Pengolahan Air secara umum untuk menyaring
unsur-unsur logam (seperti Na, Cl, Mg, Al, dll), bakteri, dan memperkecil angka
konduktivitasnya yang ada di dalam air. Tahapan sistem pengolahan air murni
yaitu Klorinisasi yang digunakan untuk menghambat kuman. Multi Media Filter
terdapat resin softener. Saat resin jenuh akan diproses regenerasi secara automatis
sebagai pengikat ion mineral. Proses Reverse Osmosis adalah suatu teknologi
pemurnian air yang paling modern, yang menggunakan membran semi permeabel,
membersihkan air hingga 90-99% dari segala macam pencemar yang terkandung
di dalam air sehingga menghasilkan air yang bersih dan murni. Proses EDI
38
yang dialiri arus listrik dengan arus yang sangat tinggi, sehingga dalam aliran
tersebut air murni tetap mengalir sementara ion bebas yang menempel pada kutub-
kutub muatan lawan jenisnya akan tertinggal pada kutub sumber muatan tadi.
Prinsip kerja sitem HVAC adalah udara luar (fresh air) dan udara hasil
dan penyaring udara (medium filter) F7 (efisiensi 95%) untuk mengurangi jumlah
pendinginan oleh cooling coil sebagai hasil pendinginan oleh chiller atau freon.
dengan suhu udara yang dibutuhkan ruangan kemudian didorong oleh motor
menuju filter F9 (98%). Udara hasil penyaringan filter F9 dialirkan ke flenum dan
akan mengalami penyaringan akhir oleh FFU dengan HEPA filter H14 (99,95%)
hasil penyaringan HEPA filter selanjutnya dijadikan udara pasokan untuk ruangan
produksi yang dikenal persediaan udara. Persediaan udara dari AHU disalurkan
udara yang terdapat di atap ruangan. Udara yang telah dikondisikan dan disaring
tipe swirl atau grill. Pada ruangan produksi menggunakan aliran udara swirl agar
dimana sensor tersebut akan otomatis mengirimkan sinyal kepada cooling coil
39
3.4.1.2 Departemen EHS (Environment, Health and Safety)
tinggi dalam hal keselamatan kerja dari setiap aktivitas perusahaan. Setiap
yang berlaku di PT. ETHICA Industri Farmasi sehingga kecelakaan kerja dapat
kinerja karyawan dalam bekerja yang berakibat pada mutu produk yang
Prinsip dari keselamatan kerja adalah kenali lingkungan kerja, pelajari dan
mengganti aktivitas pekerjaan dengan metode yang lain untuk mengurangi resiko
40
yang ada. Pendekatan teknis yaitu penggunaan alat-alat yang mempermudah
prosedur tetap. APD yaitu memperlengkapi diri dengan pelindung seperti jas lab,
3.4.2 Produksi
Manager Produksi yang memiliki tanggung jawab penuh dalam produksi obat,
diantaranya yaitu:
produksi
Proses produksi sediaan steril terbagi menjadi dua metode, yaitu metode
aseptis dan sterilisasi akhir. Penentuan proses produksi ditentukan dari sifat
Apabila suatu bahan aktif tidak stabil terhadap panas, maka bahan tersebut akan
41
pengemasan sekunder. Penimbangan bahan baku dilakukan di area timbang.
Dalam metode aseptis, proses produksi dilakukan di ruang kelas A, dimana pada
ruang ini jumlah partikel sangat dibatasi, yaitu partikel yang berukuran > 0,5 µm
tidak lebih dari 100/ft3. Selain itu ruangan ini terdapat di bawah laminar air flow,
produksi. Namun pada proses produksi di PT. ETHICA Industri Farmasi, keadaan
ruangan disamakan, yaitu di kelas A, baik untuk metode aseptis maupun sterilisasi
akhir.
3.4.3 Procurement
Purchase Order yang berisi daftar barang yang akan dibeli kepada pemasok yang
telah tercantum dalam Approved Vendor List, yaitu daftar pemasok yang telah
42
barang inventori seperti material penyusun obat jadi. Untuk selalu menjaga
ketersediaan bahan, maka tiap bahan awal harus memiliki minimal dua pemasok.
Departemen ini juga bertanggung jawab untuk mencari alternatif pemasok jika
pemasok yang telah terdaftar tersebut tidak dapat memenuhi permintaan bahan
menjadi dua sub departemen, yaitu PPIC dan Logistic. Struktur organisasi
Perencanaan produksi dibuat berdasarkan order plan dari distributor. Order plan
marketing yaitu situasi penjualan masa lalu dan kebutuhan pasar masa depan
berisi jenis, jumlah produk yang akan diproduksi, serta jadwal kapan
dilakukannya proses produksi. Setelah MPP dibuat, selanjutnya dibuat BOM (Bill
of Material). BOM berisi nama dan jumlah material yang dibutuhkan dalam
dan marketing.
43
2) Logistic
Compliance.
a. Warehouse
dan kuantitas terjamin. PT. ETHICA Industri Farmasi memiliki gudang internal
dan gudang eksternal GAC untuk menyimpan bahan awal, bahan kemas dan
produk jadi. Gudang dikondisikan dalam tiga tingkatan suhu, yaitu suhu ruangan
ambient (<25°C) untuk produk yang stabil terhadap panas, suhu dikondisikan
dengan Air Conditioner (15-25 °C) untuk penyimpanan produk yang stabil pada
suhu kamar, serta cold room (2-8 °C) untuk produk termolabil.
b. Ekspor-Impor
Dokumen yang disiapkan sesuai dengan keperluan bea cukai dalam rangka
mengeluarkan barang dari bea cukai atau mengirimkan barang ke negara lain.
perusahaan dapat menaati semua regulasi dan hukum yang berlaku di negara
44
tersebut yang telah bekerja sama dengan regulator setempat, yaitu BPOM untuk
PT. Ethica Industri Farmasi, dipimpin oleh seorang apoteker dengan jabatan
Senior Manajer dan membawahi empat bagian, yaitu Quality Assurance, Quality
Manajer Quality Assurance yang memiliki tanggung jawab ikut serta dalam atau
1) QA Compliance
disampaikan ke bagian Marketing Unit PT. ETHICA Industri Farmasi, setelah itu
45
1) QA Batch Release
pernyataan bahwa PT. ETHICA secara proses dan kemasan sesuai dengan
Batch Record yang telah lulus untuk dipasarkan akan diberi label hijau kemudian
disalurkan ke PBF dan barang yang tidak lulus diberi label merah dan akan
2) QA Stability
dilakukan sampai waktu kadaluwarsa ditambah satu tahun. Hal tersebut bertujuan
suatu produk. Apabila ditemukan produk yang sudah tidak memenuhi syarat saat
ED atau sebelum ED, maka bisa dilakukan pemendekan waktu kadaluarsa dalam
pada masa peredaran ataupun penyimpanan dilakukan satu tahun sekali untuk
masing-masing produk.
46
3.4.5.2 Quality Control
di bawah Quality Operational yang dikepalai oleh seorang apoteker yang disebut
jawab dalam memastikan semua material (bahan baku, bahan pengemas, produk
tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tetapi juga terlibat dalam semua
1) Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
dilaksanakan
metode pengujian, kontrak analisis dan prosedur pengawasan mutu yang lain
pengawasan mutu
1) Subdivisi Mikrobiologi
47
memerlukan pemeriksaan mikrobiologi frekuensi analisa ulang adalah setiap satu
4) Subdivisi Kimia
Bagian ini menangani Raw Material, Packaging Material dan Finish Good
yang digunakan untuk kegiatan produksi. Proses pemeriksaan bahan baku dimulai
sejak bahan awal datang dari vendor ke gudang. Warehouse Departemen akan
Material/Packaging Material beserta CoA dari vendor agar bahan baku ini diambil
Pada saat sampling, sebagian kecil bahan awal diambil dari satu batch.
secara statistik dan dicantumkan dalam pola pengambilan sampel yang mengacu
pada Military Standard. Untuk bahan baku, wadah yang diambil sampelnya diberi
label yang mencantumkan isi wadah, nomor batch, tanggal pengambilan sampel
dan diberi label “contoh sudah diambil” dengan warna jingga pada wadah bahan
baku tersebut.
bahan baku ditetapkan berdasarkan literatur yang ada (USP, BP, EP, FI serta CoA
dari vendor) dan beberapa modifikasi internal yang disesuaikan. Apabila hasil
analisa dinyatakan bahwa bahan baku diluluskan maka analis akan membuat CoA
dan label hijau, ditolak dibuatkan label merah. Pengujian terhadap bahan kemas
difokuskan pada pemeriksaan fisik meliputi pemerian, jenis bahan kemas, ukuran
(panjang, lebar, dan tebal), dan keragaman bobot serta kualitas cetak pada bahan
kemas karena cacat fisik yang kritis dan kebenaran penandaan dapat memberikan
48
kesan meragukan terhadap kualitas produk. Apabila hasil analisa dinyatakan
bahwa bahan kemas diluluskan maka analis akan menempelkan label hijau. Bahan
Kadang kala dalam proses produksi masih terdapat bahan awal yang
belum habis. Bahan awal ini dapat dilakukan analisa ulang (reanalisa) untuk
mengetahui kondisi bahan baku yang akan digunakan. Frekuensi analisa ulang
bahan awal berbeda-beda tergantung dari sifat bahan awal itu sendiri. Hasil
reanalisa bahan awal yang masih memenuhi syarat spesifikasi diberi label hijau
(diluluskan) dan yang tidak memenuhi syarat label merah (ditolak). Perlakuan
terhadap bahan baku yang ditolak ini disesuaikan dengan perjanjian yang telah
dibuat dengan vendor apakah barang dikembalikan dan diganti, atau langsung
dimusnahkan.
Quality Control bagian ini menangani setiap keluhan terhadap produk jadi
secara berkala dan disusun jadwal pada awal tahun. Inspeksi diri mencakup semua
ke QA, terutama keluhan yang terkait dengan keamanan produk. QMS harus
memasukkan data keluhan yang masuk ke dalam log book keluhan. Kemudian
penarikan kembali obat jadi dari produk yang sama untuk menentukan prioritas
49
melakukan investigasi. Setelah itu dilakukan pemeriksaan mencakup keluhan
sebelumnya pada produk yang sama, Corrective Action and Preventice Action
berpotensi. Audit eksternal untuk vendor dilakukan secara langsung atau dengan
3.4.5.4 Validasi
validasi. Aktivitas validasi yang dilakukan oleh departemen ini bertujuan untuk
memastikan bahwa peralatan, fasilitas, sistem, dan proses yang digunakan untuk
memproduksi obat memenuhi syarat yang telah ditentukan dan akan menghasilkan
produk yang sesuai dengan tujuan penggunaanya. Kebijakan validasi yang berlaku
pada lingkungan PT. ETHICA Industri Farmasi tertuang dalam Master Plan
Validation (MPV). Secara garis besar aktivitas yang dilakukan oleh departemen
ruangan (clean room) yang digunakan bekerja dengan benar. Kualifikasi terdiri
untuk memastikan apakah desain peralatan yang digunakan telah sesuai dengan
Analisis Risiko.
50
untuk memastikan apakah peralatan beroperasi sesuai dengan spesifikasinya.
Kegiatan lain yang dilakukan oleh departemen ini adalah validasi. Validasi
yang sesuai spesifikasi dan ketetapan GMP. Terdapat tiga macam validasi yang
Validasi proses aseptis yaitu validasi terhadap sediaan steril yang proses
efektif dan reprodusibel untuk menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi dan
pembersihan yang diterapkan pada peralatan yang kontak dengan produk terbukti
secara efektif mengurangi tingkat kontaminasi pada batas yang dapat diterima.
Officer
51
3.5 Produk ETHICA Industri Farmasi
serta mendistribusikan produk impor dan ekspor berupa produk injeksi. Produk
52
22. Ascorbic Acid InjLq 500mg/5ml; 1000mg/5ml
53
47. Kabidaron InjLq 150mg/3ml
54
72. Midazolam InjLq 15mg/3ml
55
BAB IV
PEMBAHASAN
mempunyai keamanan yang tinggi dan dapat diterima oleh masyarakat. Obat yang
aman, berkualitas dan berkhasiat dapat dicapai apabila industri obat menerapkan
suatu standar mutu dalam seluruh rangkaian proses produksi. Oleh karena itu, PT.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk memastikan agar
mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya.
CPOB dan GMP agar mutu produk obat yang didapat selalu konsisten. Pemilihan
standar yang digunakan berdasarkan persyaratan yang lebih ketat. PT. ETHICA
Farmasi telah mendapatkan Sertifikat CPOB untuk seluruh produk atau bentuk
sediaan yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh aspek yang tertuang
bahwa suatu industri farmasi telah memenuhi persyaratan CPOB, untuk melihat
suatu pabrik telah memenuhi persyaratan CPOB atau tidak dapat dilihat melalui
1. Specification
56
Specification merupakan suatu ketentuan dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh bahan awal, peralatan dan bangunan yang akan digunakan dalam
selalu dilakukan dengan cara yang sama oleh petugas, memastikan bahwa semua
karyawan bekerja sesuai dengan cara kerja yang sudah ditetapkan serta untuk
3. Validation system
senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, harus melewati
divalidasi, syang meliputi: DQ, IQ, OQ dan PQ, dan setiap peralatan harus
dan rutin dan dilengkapi dengan laporan yang tertata rapi dan lengkap
5. Documentations
57
4.1 Manajemen Mutu
yang meliputi pengawasan dan pemastian mutu berdasarkan CPOB. Sistem mutu
mutu dipersyaratkan dalam CPOB untuk menjamin pembuatan obat agar sesuai
menimbulkan risiko dalam penggunaannya karena tidak aman, mutu rendah atau
tidak efektif.
hanya mengandalkan pada pelaksanaan pengujian pada tahap akhir, namun mutu
obat yang diproduksi dibangun pada setiap proses produksinya. Semua tahap
proses produksi selalu dipantau dan dikendalikan dari awal hingga akhir.
seluruh personil yang terlibat dalam perusahaan, para pemasok, dan para
diterapkan secara tepat agar dicapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat
diandalkan.
mencakup:
a. Melakukan pengkajian mutu produk secara berkala pada semua obat yang
58
b. Infrastruktur atau sistem mutu yang tepat, mencakup struktur organisasi,
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk yang dihasilkan akan
itu, PT. ETHICA Industri Farmasi juga telah memiliki sertifikat CPOB. Untuk
kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi; konsistensi
4.2 Personalia
ditetapkan oleh CPOB dimana Personil Kunci yaitu Kepala Bagian Pengawasan
Mutu, Kepala Bagian Manajemen Mutu, dan Kepala Bagian Produksi dipimpin
oleh seorang Apoteker dan bersifat independen satu sama lain. Struktur organisasi
yang diterapkan di PT. ETHICA Industri telah sesuai dengan CPOB yang
dan berpengalaman. Pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan tugas yang
59
diberikan, pelatihan berkesinambungan, dan efektifitas penerapan dinilai secara
pelatihan umum dan pelatihan khusus. Pelatihan umum seperti pelatihan CPOB
dan keselamatan kerja yang biasanya diberikan kepada karyawan baru, sedangkan
dan air serta dari kegiatan industri lain yang berdekatan. Lokasi perusahaan yang
ke area hunian penduduk. CPOB mengatur agar rancangan, konstruksi, dan letak
area dimana akses untuk masuk tidak dimiliki semua orang, selain personil yang
memiliki kepentingan tidak diperbolehkan keluar masuk tanpa adanya izin atau
pengawasan dari pihak yang berwenang. Dinding, lantai dan atap dari ruang
produksi telah dilapisi dengan epoksi yang bersifat kedap air, licin dan tahan
goresan logam atau roda sehingga mudah dibersihkan. Tiap sudut ruangan dan
kotoran di sudut ruangan maupun tangga. Selain itu, ruangan produksi telah
60
dilengkapi dengan sistem AHU (Air Handling Unit) untuk mengatur kondisi
udara, suhu, tekanan, kelembaban dan sirkulasi udara agar sesuai untuk proses
produksi.
telah tersedia lemari atau ruangan untuk sampel, standar, pelarut, dan reagen; acid
chambers; ruang cuci peralatan laboratorium; dan emergency aid. Ruang untuk
CPOB dimana penyimpanan bahan baku, bahan kemas dan produk jadi telah
4.4 Peralatan
bersentuhan dengan bahan awal, produk antara atau produk jadi memiliki
permukaan yang tidak menimbulkan reaksi, adisi, atau absorbsi. Bahan yang
bahan yang sedang diolah sehingga mutu produk tidak berubah. Seluruh peralatan
Quality Assurance.
Setiap peralatan memiliki identitas yang jelas (nomor) dan prosedur tertulis
61
yang akan memakai alat tersebut, terlebih dahulu mendapatkan pelatihan dalam
dalam Batch Record. Jika peralatan dan/atau validitasnya menyimpang dari yang
performa mesin secara berkala. Jika ada peralatan yang bermasalah, maka pada
mesin diberikan stiker warna merah. Jika kerusakan tidak dapat ditangani oleh
operator produksi, maka peralatan tersebut akan diperbaiki oleh engineering dan
Sanitasi dan higiene yang baik harus diterapkan dalam setiap aspek
62
Ruang lingkup sanitasi dan higiene di PT. ETHICA Industri Farmasi meliputi
dan segala sesuatu yang dapat mencemari produk. Prosedur pembersihan, sanitasi
dan higiene divalidasi dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa
a. Higiene perorangan
mempengaruhi mutu produk dan secara berkala yaitu setahun sekali. Setiap
personel yang masuk ke area produksi harus mengenakan pakaian khusus yang
sudah masuk dalam ruangan personel juga disarankan untuk menggunakan hand
sanitizer, serta dilarang merokok, makan, dan minum. Pengunjung yang akan
63
kadaluwarsa pembersihan selama 14 hari. Jika dalam 14 hari tidak terdapat
kembali. Sarana toilet tersedia dalam jumlah yang cukup dan memenuhi standar
penampungan di luar bangunan dan dibuang secara teratur dan berkala. Sanitasi
Peralatan yang sudah digunakan selalu dibersihkan baik bagian luar maupun
bagian dalam sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, serta dijaga dan disimpan
dalam kondisi yang bersih setiap kali sebelum dipakai. Setiap mesin-mesin yang
sudah dibersihkan diberi label “Bersih” dan jika mesin-mesin tersebut masih kotor
4.6 Produksi
dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB
yang dapat menjamin hasil produk yang memenuhi persyaratan mutu serta
Setiap memasuki area produksi, terdapat tata cara berpakaian yang harus
dilakukan oleh karyawan dan tamu termasuk cara memakai APD (alat pelindung
diri). Saat memasuki ruang ganti, setiap personil wajib menggunakan sepatu black
area atau menggunakan penutup sepatu (shoes cover) dan menggunakan baju
black area. Jika ingin memasuki ruangan produksi grey area personil wajib
64
mengenakan pakaian khusus (cover all), penutup kepala, sepatu khusus atau
area untuk memproduksi sediaan steril, personil wajib memakai baju khusus yang
kontaminasi dari luar terhadap ruang produksi dan produk yang dihasilkan.
ruangan-ruangan tersebut berisi alat yang in-line misalnya ada satu ruangan yang
berisikan supermixer, FBD, dan granulator. Peralatan tersebut dibuat secara in-
Dipintu bagian depan ruangan tersebut terdapat kertas yang bertuliskan nama
produk yang sedang diproduksi. Jika produk yang berbeda tetapi diproduksi
dengan menggunakan mesin yang sama maka akan diproduksi secara bergantian
yaitu setelah satu produk selesai, mesin dan ruangan harus dibersihkan dahulu
dan dicek oleh supervisor baru kemudian dilanjutkan dengan produk yang lain.
Selain itu, ruangan produksi memiliki airlock sebagai ruang antara, yang
Pada setiap proses produksi terdapat tahap-tahap yang harus diperiksa untuk
menguji apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah
dilakukan pada tahap awal, tengah, dan akhir proses produksi. Untuk sediaan
65
steril, IPC yang dilakukan umumnya meliputi pemerian, berat jenis, pH dan
inspeksi visual. Selain IPC, operator dari produksi juga mengirimkan sampel
untuk diuji oleh bagian Quality Control. Hal ini bertujuan untuk menjamin mutu,
keamanan dan khasiat produk yang dihasilkan selalu terjaga dalam setiap tahap
pembuatannya dan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Apabila semua hasil uji
yang baru datang dari pemasok atau reanalisa bahan baku, pemeriksaan kualitas
air murni, dan pemeriksaan kualitas air limbah. Bahan baku yang baru datang
akan diperiksa oleh analis bahan baku, sedangkan bahan pengemas akan diperiksa
oleh analis bahan pengemas. Bahan baku dan bahan pengemas tersebut harus
disertai Lembar Penerimaan Barang (LPB) dari gudang (Warehouse) dan sertifikat
66
Laboratorium mikrobiologi digunakan untuk memeriksa adanya
oleh Supervisor QC, dan diputuskan hasilnya memenuhi persyaratan atau tidak
oleh Manager QC. Hasil pengujian tersebut dilaporkan dalam bentuk sertifikat
analisa. Jika dari pengujian diperoleh hasil yang menyimpang dari persyaratan,
maka dibuat form penanganan hasil uji di luar spesifikasi (Out of Spesification).
QC. Jika tidak terdapat kesalahan laboratorium maka perlu investigasi lebih lanjut
dan pengawasan mutu PT. ETHICA Industri Farmasi telah memenuhi ketentuan
CPOB dan untuk menetapkan perbaikan yang diperlukan. Audit dilakukan secara
rutin setiap 3 tahun sekali atau lebih bila dibutuhkan oleh suatu tim internal dari
diaudit dan dilakukan secara independen serta kompeten. Audit yang dilakukan di
PT. ETHICA Industri Farmasi bersifat internal maupun eksternal (oleh pihak luar,
seperti BPOM).
Hal yang diinspeksi dalam inspeksi diri adalah segala aspek yang terdapat
dalam suatu departemen, yaitu karyawan (Catatan Pelatihan, dll), bangunan dan
produk antara, produk ruahan, dan obat jadi, produksi dan pengemasan,
67
Kerja), dan house keeping (kebersihan peralatan, lingkungan, ruangan, dll),
Adapun daerah yang diinspeksi meliputi semua area Produksi, Quality Assurance
Sampling, dan Ruang Pertinggal), R&D (Laboratorium Kimia dan Area Grey),
dan Gudang (Packaging & Raw Material, Finished Product, WIP, Karantina, dan
Rejected Area).
Sementara itu, audit mutu yang dilakukan oleh PT. ETHICA Industri
Eksternal dan Distributor, sehigga audit yang dilakukan disebut dengan Audit
dan Analisa Bahan Baku atau produk dari PT. ETHICA Industri Farmasi telah
keabsahan atau sebab lain mengenai kondisi obat, wadah yang dapat
yang bersangkutan. Penarikan kembali produk yang telah beredar di pasaran dapat
68
juga diakibatkan oleh adanya perintah dari Badan POM, misalnya karena
kebijakan baru atau ditemukannya produk yang tidak memenuhi standar mutu
Penilaiannya sendiri dilakukan oleh tim CAPA. CAPA berisi deskripsi lengkap
dan rincian tentang gambaran kejadian yang tidak diinginkan (dalam hal ini
keluhan terhadap produk dari pelanggan akan masuk melalui customer service)
diterima (justified) atau tidak (not justified). Sebuah keluhan akan diterima
persyaratan. Keluhan tidak akan diterima apabila sampel keluhan dan contoh
pertinggal keduanya memiliki hasil yang memenuhi syarat, dan apabila sampel
keluhan tidak memenuhi syarat namun contoh pertinggal memenuhi syarat. Pada
sanggahan.
kemudian melakukan investigasi terhadap produk yang sama namun dengan batch
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah melakukan penarikan produk.
mengambil kembali seluruh batch atau produk yang telah beredar di pasaran atas
69
diserahkan kembali ke bagian Warehouse obat jadi PT. ETHICA Industri Farmasi
4.10 Dokumentasi
mendapat instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas yang harus
a. Pencatatan dengan bolpoint tinta biru yang tidak mudah luntur, hal ini
boleh ada bagian yang kosong. Bagian yang kosong dicoret menyilang seperti
70
f. Setiap bagian dokumen yang tidak memungkinkan untuk diisi ditulis NA;
g. Koreksi dilakukan dengan mencoret tulisan yang salah dengan satu garis lurus,
diberi paraf, diberi tanggal, dan ditulis data yang benar tepat disamping
intravena, obat generik, transfusi, dan nutrisi klinis dalam bentuk solid (tablet dan
perusahaan lain. PT. ETHICA Industri Farmasi juga menjalin kerjasama dengan
dengan melakukan produksi Toll Out. Toll out berarti pembuatan produk PT.
proses analisis yang harus dilakukan karena keterbatasan fasilitas atau peralatan.
dengan PT. ETHICA Industri Farmasi antara lain PT. SOHO, PT. Bernofarm, PT.
71
4.12 Kualifikasi dan Validasi
program manajemen mutu atau yang lebih dikenal dengan Quality Operation
sebagai upaya untuk memberikan jaminan terhadap khasiat (efikasi), kualitas dan
Plan Validation/MPV).
Kinerja, Validasi Media Fill (Aseptic Proses Validation), Validasi Proses, dan
terkait adanya perubahan supplier bahan baku, perubahan batch size, dan
bahwa produk tidak terkontaminasi dengan pencemar maupun terjadi mix up atau
dalam air, dan dosis teraupetik, kemudian residu ditetapkan berdasarkan toksisitas
72
BAB V
5.1 Kesimpulan
a. PT. ETHICA Industri Farmasi telah menerapkan aspek CPOB dengan baik
dalam tiap aspek dan rangkaian proses produksinya yang meliputi aspek
berkaitan dengan mutu obat terutama pada posisi kunci, yaitu sebagai
5.2 Saran
yang menjadi tanggung jawab utama Apoteker dalam industri farmasi agar lebih
73
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2006). Pendoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik dan Benar. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.
74