Anda di halaman 1dari 1

Wini Ramli

D 121 16 507

Program Studi Teknik Lingkungan

Mata kuliah Manajemen K3

Resume Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen


Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
TUJUAN PENERAPAN SMK3: meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi; mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau
serikat pekerja/serikat buruh; serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas
KEWAJIBAN PENERAPAN SMK3: Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang dan Perusahaan yang
mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. (Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan).
PENERAPAN SMK3 DI PERUSAHAAN, Meliputi:
1. Penetapan kebijakan K3; Pengusaha dalam menyusun kebijakan K3 paling sedikit harus melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:
identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko, perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik,
peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan, kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan
keselamatan, dan penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan, memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-
menerus; dan memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
2. Perencanaan K3; Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3: hasil penelaahan awal; identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko; peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan sumber daya yang dimiliki.
3. Pelaksanaan rencana K3; Sumber daya manusia harus memiliki: kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan kewenangan di
bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang. Prasarana dan sarana paling
sedikit terdiri dari: organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3; anggaran yang memadai; prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan
serta pendokumentasian; dan instruksi kerja. Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan persyaratan K3.
Kegiatan tersebut: Tindakan pengendalian, Perancangan (design) dan rekayasa, Prosedur dan instruksi kerja, Penyerahan sebagian pelaksanaan
pekerjaan, Pembelian/pengadaan barang dan jasa, Produk akhir, Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri, dan rencana
dan pemulihan keadaan darurat.
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 meliputi pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit internal SMK3 dilakukan oleh sumber daya
manusia yang kompeten. Dalam hal perusahaan tidak mempunyai SDM dapat menggunakan pihak lain, Hasil pemantauan dilaporkan kepada
pengusaha. Hasil tersebut digunakan untuk untuk melakukan tindakan pengendalian
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 dilakukan peninjauan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi. Hasil peninjauan digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja dalam hal : adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar; adanya
perubahan produk dan kegiatan perusahaan; terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
termasuk epidemiologi;adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja; dan adanya masukan dari pekerja/buruh.

PENILAIAN PENERAPAN SMK3


Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan. Untuk perusahaan
yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hasil
audit sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3. AUDIT SMK3 meliputi: pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;
pembuatan dan pendokumentasian rencana K3; pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak; pengendalian dokumen; pembelian dan
pengendalian produk; keamanan bekerja berdasarkan SMK3; standar pemantauan; pelaporan dan perbaikan kekurangan; pengelolaan material dan
perpindahannya; pengumpulan dan penggunaan data; pemeriksaan SMK3; dan pengembangan keterampilan dan kemampuan. Hasil audit dilaporkan
kepada Menteri dengan tembusan disampaikan kepada menteri pembina sektor usaha, gubernur, dan bupati/walikota.

PENGAWASAN SMK3
Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. Pengawasan
SMK3 meliputi: pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen; organisasi; sumber daya manusia; pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang K3; keamanan bekerja; pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3; pengendalian keadaan darurat dan bahaya
industri; pelaporan dan perbaikan kekurangan; dan tindak lanjut audit.
Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara terkoordinasi dengan pengawas ketenagakerjaan. Hasil
pengawasan digunakan sebagai dasar dalam pembinaan. Perusahaan yang telah menerapkan SMK3, wajib menyesuaikan dengan ketentuan PP ini
paling lama 1 (satu) tahun. PP ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (12 April 2013)

SANKSI ADMINISTRATIF
Sesuai Pasal 190 UU No. 13/03, Pelanggaran Pasal 87 dikenakan sanksi administratif, berupa:
 teguran;
 peringatan tertulis;
 pembatasan kegiatan usaha;
 pembekuan kegiatan usaha;
 pembatalan persetujuan;
 pembatalan pendaftaran;
 penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;
 pencabutan ijin.

Anda mungkin juga menyukai