MAKALAH K3 PAK EKO New
MAKALAH K3 PAK EKO New
PENDAHULUAN
1
Masalah kecukupan pangan dan gizi mutlak didapatkan oleh tenaga kerja,
bekerja akan diambil dari energi cadangan yang yang terdapat dalam seltubuh.
Kekurangan makanan yang terus menerus akan menyebabkan susunanfisiologis tubuh
terganggu. Apabila hal ini terjadi akibatnya tenaga kerja yangbersangkutan tidak
dapat melakukan pekerjaan secara baik dan produktivitaskerjanya akan menurun
bahkan dapat mencapai target rendah (Wiwik Susanti,2002 : 2 ).
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat Mengetahui Pengertian Produktivitas Kerja dan Zat Gizi
1.3.2 Dapat Mengetahui Pengertian Status Gizi
1.3.3 Dapat Mengetahui Kebutuhan Gizi Tenaga Kerja
1.3.4 Dapat Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Gizi dan Produktivitas Tenaga
Kerja
1.3.5 Dapat Mengetahui Keracunan
1.3.6 Dapat Mengetahui Peningkatan Gizi Tenaga Kerja Perempuan
1.3.7 Dapat Mengetahui Penyelenggaraan Makanan Bagi Pekerja
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat dijadikan rujukan untuk menilai tingkat pemahaman dan penalaran
mahasiswa tentang Gizi dan Produktivitaskerja.
1.4.2 Dapatdijadikanbahanuntukbelajarmemahami dan mengertitentangGizi dan
Produktivitaskerjadarimasing-masingsumber.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Produktivitas Kerja dan Zat Gizi
4
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas
kerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas antara lain tingkat
pendidikan, ketrampilan, disiplin, motivasi, sikap dan etika kerja, lingkungan
kerja, sarana kerja, manajemen dan kesempatan tenaga kerja untuk berprestasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah sebagai
berikut:
1. Tenaga kerja yaitu umur, gizi, kondisi fisik, keterampilan dan psikologi
pekerja
2. Peralatan kerja yaitu alat yang dipakai atau mesin-mesin dan sebagainya.
3. Lingkungan kerja yaitu panas, debu, bising, kondisi alat, keselamatan,
bising dan sebagainya;
4. Cara kerja yaitu sikap dan posisi kerja;
5. Organisasi kerja yaitu administrasi kerja, shift work, waktu kerja dan
waktu istirahat.
5
Faktor utama yang mempengaruhi usaha peningkatan produktivitas yaitu yang
menyangkut faktor teknis dan non teknis.
Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi,
mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan
makanannya) untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari
bagi para pekerja. Tanpa ada gizi, energi tidak bisa dihasilkan oleh tubuh,
dikarenakan sel-sel kita tidak memperoleh makanan. Dan tentu saja, seseorang akan
loyo dan merasa malas bekerja. Sekalipun seseorang memiliki kebiasaan malas,
namun kurangnya gizi merupakan penyebab utama (Ari Agung, 2002).
Berikut ini adalah kegunaan dari zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk metabolisme :
a). Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh.
seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi
gemuk. Apabila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun (Agus Budiyanto, 2001 : 19)
b). Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena
zat ini selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein selain akan digunakan bagi pembangunan struktur
tubuh juga akan disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, sehingga
pertumbuhan atau kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar, akan tetapi dalam
keadaan tidak diterimanya makanan yang tidak bergizi secara terus menerus, dengan
sendirinya akan terjadi gejala-gejala kekurangan protein diantaranya adalah
pertumbuhan kurang, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan daya
kerja merosot (Kertasapoetra, 2002:61).
c). Lemak
6
Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumberenergi bagi
tubuh. fungsi utama dari lemak adalah untuk memberi tenagapada tubuh. disamping
fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak jugamerupakan bahan pelarut dari beberapa
vitamin yaitu vitamin A, D,E danK (Asmira Sutarto, 1980:20).
d). Vitamin
Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalamjumlah
yang sangat sedikit, namun penting untuk mempertahankan kesehatan tubuh. menurut
sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E dan K) dan vitamin yang larut dalam air (B dan C). walaupun
vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun akan berpengaruh besar
terhadap tubuh apabila kita kekurangan vitamin. Faktor-faktor yang menyebabkan
kekurangan vitamin adalah :
1) Kurang memakan bahan makanan yang mengandung vitamin.
2) Tubuh kekurangan zat-zat tertentu, sehingga penyerapan vitamin dalam tubuh
terganggu.
3) Akibat penyakit saluran pencernaan misalnya disentri atau typus.
4) Adanya zat-zat tertentu dalam bahan makanan atau dalam obat yang
akan mengganggu penyerapan vitamin itu.
5) Dalam tubuh terjadi interaksi dari beberapa vitamin, kekurangan salah satu vitamin
akan menyebabkan terganggunya fungsi vitamin lain (Asmira Sutarto, 1980:154).
e). Mineral
Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan pentingdalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organmaupun fungsi
tubuh secara keseluruhan (Sunita Almatsier, 2001:228).
f). Air
Pada proses metabolisme tubuh sangat memerlukan sekali akan
air.Kehilangan 10% dari cairan tubuh akan sangat membahayakan. Kematianbiasanya
terjadi biasanya bila kehilangan cairan tubuh mencapai 20% dariberat badan.
7
Sedangkan pada orang dewasa lebih kurang 65% air berfungsisebagai zat pembangun
dan zat pengatur.Kebutuhan zat gizi bagi tenaga yang paling utama adalahkarbohidrat
yang akan diubah menjadi kalor, karena tenaga kerja lebihbanyak menggunakan
energi untuk kerja otot. Tenaga kerja dewasa tidaklagi memerlukan protein untuk
pertumbuhan, tetapi diperlukan untukmemelihara fungsi tubuh, disamping sebagai
sumber energi (AsmiraSutarto, 1980:31). Tenaga kerja hanya akan
menunjukkanproduktivitasnya apabila kepadanya diberikan tenaga yang berasal
darimakanan, makin besar tenaga yang diberikan makin besar pulakemungkinan
produktivitas kerjanya (Suma’mur, 1989:84)
8
produktivitas kerja yang dikehendaki perusahaan dari para karyawannya. Makanan
dalam pengertian sebagai sumber energi ternyata energi makanan dalam proses-
proses yang terjadi dalam tubuh hanya sebagian saja yang diubah menjadi tenaga,
sedang lainnya diubah menjadi panas. Tentang hal ini perhatikan saja pada tubuh kita,
setelah kita melakukan pekerjaan fisik yang cukup berat atau cukup lama akan terasa
badan kita menjadi panas. Dalam keadaan kita hanya sedikit melakukan kerja fisik,
sebagian besar energi diubah menjadi panas dan dalam kita tidak melakukan
pekerjaan fisik, relatif seluruh energi diubah menjadi panas dan selanjutnya panas
akan ke luar dari tubuh.
Kurangnya dalam tubuh akan karbohidrat, protein dan zat lemak dapat
menyebabkan pembakaran ketiga unsur tersebut kurang menghasilkan energi,
akibatnya tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan
dan kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan kerugian (peka
akan macammacam penyakit, kemalasan untuk mencari nafkah, produktivitas kerja
sangat lemah, dan lain-lain) (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991). Lebih lanjut
disebutkan bahwa berbagai jenis karbohidrat yang tersedia dalam berbagai bahan
makanan, agar dapat dimanfaatkan dalam penyediaan energi, pertamatama harus
diubah menjadi bentuk glukosa, yang selanjutnya melalui sirkulasi darah akan
diserap, kemudian melalui proses metabolisma dioksidasi selengkapnya dan melalui
Siklus Krebs barulah akan merupakan sumber energi yang penting bagi pelaksanaan
berbagai kegiatan tubuh. Otak sebagai pusat kegiatan selamanya menggunakan
glukosa sebagai sumber energinya.
2.3.1 Energi
Kebutuhan energi orang dewasa diperlukan untuk: metabolisme basal,
aktivitas fisik dan efek makanan atau pengaruh dinamik khusus (Specific Dynamic
Action/SDA).
9
A. Kebutuhan energi untuk metabolisme basal (AMB)
Angka metabolisme basal (AMB) atau Basal Metabolisme Rate (BMR)
adalahkebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses
tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme basal termasuk jumlah energi
yang diperlukan untuk pernapasan, peredaran darah, pekerjaan ginjal, pankreas,
dan lain-lain alat tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan untuk
mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih dua pertiga energi yang dikeluarkan
seseorang sehari digunakan untuk kebutuhan aktivitas metabolisme basal tubuh.
Angka metabolisme basal dinyatakan dalam kilokalori per kilogram berat badan
per jam. Faktor-faktor yang mempengaruhi AMB adalah ukuran tubuh, komposisi
tubuh, umur, tidur, suhu tubuh, sekresi kelenjar endokrin, kehamilan, status gizi,
dan suhu lingkungan. Dari banyak penelitian yang dilakukan ternyata indeks
paling berpengaruh terhadap AMB adalah berat badan menurut umur. Dengan
menggunakan rumus regresi linier, FAO/WHO/UNU/1985telah mengeluar-kan
rumus untuk menaksir nilai AMB dari berat badan seperti pada tabel 16).
10
B. Kebutuhan energi untuk aktivitas fisik
Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal.
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme
untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi
untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk
mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung
pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang
dilakukan. Guna menaksir kebutuhan energi, aktivitas fisik dikelompokkan menurut
berat ringannya aktivitas: ringan, sedang, dan berat seperti pada tabel 2.
11
2.3.2 Pemberian Diet Bagi Tenaga Kerja
Tujuan.Adapun tujuan pemberian diet bagitenaga kerja adalah :
a. Menciptakan keadaan fisik yang sehat sehingga bergairah dalam
melaksanakan pekerjaannya.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit.
c. Menekan angka kesakitan dan kematian.
d. Meningkatkan produktivitas kerja.
e. Dapat memenuhi kebutuhan kalori, protein, lemak, vitamin dan
mineral secara seimbang.
2.3.2 Standar Penyediaan.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi dan Produktivitas Tenaga Kerja
12
berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya akan terjadi
kemerosotan jaringan (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:8).
1) Jenis Kelamin
Ukuran dan daya tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih sanggup
menyelesaikan pekerjaan berat yang biasanya tidak sedikitpun dapat dikerjakan
wanita., kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan
tangan dan kurang memerlukan tenaga. Beberapa data menunjukkan bahwa
13
tenaga kerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang memerlukan
ketrampilan dan ketelitian daripada tenaga kerja pria (Soeripto, 1992:36).
2) Umur
Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam umur pertengahan 20 dan
kemudian menurun dengan bertambahnyaumur dan akan berkurang sebanyak 20%
pada usia 60 tahun(Sugeng Budiono, 2003:147). Berkurangnya kebutuhan
tenagatersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik.
3) Status Kesehatan
Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilanganproduktivitasnya secara
nyata, bahkan tingkat produktivitasnyamenjadi nihil sekali. Keadaan sakit yang
menahun menjadi sebabrendahnya produktivitas untuk relatif waktu yang
panjang.Keadaan diantara sehat dan sakit juga menjadi turunnyaproduktivitas yang
sering dapat dilihat secara nyata bahkan besar(Sugeng Budiono, 2003:59).
5) Masa Kerja
Adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerjadisuatu tempat.
Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baikpositif maupun negatif. Akan
memberikan pengaruh positif padakinerja bila dengan semakin lamanya personal
semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya (Tulus MA,1992:12).
14
6) Pendidikan
Pendidikan dan pelatihan membentuk dan menambahpengetahuan dan
keterampilan tenaga kerja untuk melakukanpekerjaan dengan aman, selamat dalam
waktu yang cepat.Pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir
danbertindak dalam menghadapi pekerjaan (Sugeng Budiono,2003:265).
15
2.5 Keracunan
16
dengan suhu yang sesuai, dan hindari masak dalam suhu 4-60 derajat celsius karena
perkembangbiakan bakteri akan menjadi lebih mudah.
Penanganan sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya hal-hal
yang merugikan manusia seperti keracunan (food poisoning) maupun penyakit (food
borne disease) (Handayani, 2010). Selama tahun 2011 Badan POM telah mencatat
128 kejadian/kasus keracunan pangan di 25 propinsi di Indonesia. Sebanyak 18.144
orang terpapar, sedangkan kasus KLB keracunan pangan yang dilaporkan sebanyak
6.901 orang sakit dan 11 orang meninggal dunia (Badan Pengawas Obat dan
Makanan, 2012).
Berdasarkan BPOM insiden terbanyak kasus keracunan adalah yang
disebabkan oleh makanan, sejak tahun 2014 telah terjadi 500 kasus. Fenomena
keracunan makanan merupakan yang sulit diatasi karena tidak semua kasus
keracunan yang dilaporkan, pada kenyataannya dilapangan terdapat lebih banyak
kasus. Tahun 2011 dilaporkan 18.144 orang terpapar, sedangkan kasus kejadian luar
biasa (KLB) keracunan pangan dilaporakan telah terjadi sebanyak 6.901 orang sakit
dan 11 orang meninggal dunia. Berkaitan dengan KLB keracunan pangan paling tidak
terdapat 99 kasus yang tidak dilaporkan (BPOM,2014; FD
17
2.6 Peningkatan Gizi Tenaga Perempuan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2002, pekerja Indonesia
di bidang industri pengolahan mencapai 7.941.301 orang yang terdiri dari 63,63%
pekerja laki-laki dan 36,37% pekerja perempuan sedangkan pada tahun 2006 pekerja
laki-laki yang bekerja di industri pengolahan mencapai 44,03% dan pekerja
perempuan mencapai 55,97%. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada
perempuan juga mengalami peningkatan, yaitu dari 49,23% pada tahun 2004 menjadi
50,65% pada tahun 2005. Peningkatan jumlah pekerja ini berakibat positif pada
pertambahan tenaga produktif. Namun, status kesehatan
dan gizi pekerja pada umumnya belum mendapat perhatian yang berakibat pada
penurunan produktivitas kerja danbiaya produksi menjadi tidak efisien.
2.6.1 Kondisi Fisiologis selama kehamilan
Untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang sedang hamil
membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti zat besi dan asam folat.
Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas ringan-sedang
membutuhkan kalori ekstra 180 kkal/hari. Pada trimester 1, sedangkan pada trimester
2 dan 3 dibutuhkan tambahan 300 kkal/hari.
18
ayam, telur, dan sayuran hijau. Selama masa haid diberikan 60 mg zat besi setiap
hari.
19
Bahan baku yang akan digunakan untuk pengolahan makanan, harus diusahakan
bebas dari cemaran. Untuk itu bahan tersebut tidak boleh ditanam atau dipanen
ditempat yang mengandung cemaran yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Pembasmian hama yang dilakukan harus menggunakan pestisida yang sudah disetujui
oleh pemerintah dan dengan cara yang benar sehingga tidak meninggalkan residu
yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Didalam pengadaan bahan makanan
harus memperhatikan tentang sumber bahan makanan dan keadaan bahan makanan
itu sendiri. Disini pengawasan mutu bahan makanan memegang peranan penting.
Selesai pemanenan bahan yang nyata-nyata tidak memenuhi syarat segera dipisahkan
agar tidak tercampur dengan bahan yang akan digunakan untuk pengolahan. Jika
dilakukan pencucian, maka air pencuci harus bebas cemaran, misalnya:
menghindarkan pemakaian pupuk kotoran manusia pada tanaman sayuran yang
dikonsumsi secara mentah. Bahan makanan yang segar dan tidak busuk, merupakan
pilihan utama untuk dikonsumsi. Misalnya memilih singkong sebagai bahan pokok
pembuatan produk makanan tertentu. Daging, unggas, ikan maupun susu dapat
mengandung bakteri atau parasit yang dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itu
perlu membeli jenis-jenis makanan tersebut dari perusahaan sumber yang berada
dalam pengawasan secara resmi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan makanan antara lain adalah
sanitasi tempat pengolahan, hygiene tenaga pengolah serta hygiene dan sanitasi cara-
cara pengolahan. Tempat Pengolahan Tempat pengolahan yang baik adalah tempat
yang kebersihannya terjaga, ada persediaan air bersih, tersedia tempat sampah,
tersedia tempat pembuangan air limbah, pertukaran udara selalu segar, penerangan
cukup, tersedia bak pencuci tangan, terhindar dari debu dan kemungkinan adanya
serangga atau tikus. Bangunan untuk pengolahan makanan harus terbuat dari bahan-
bahan yang mudah dibersihkan. Disain bangunan dibuat sedemikian rupa sehingga
bangunan mudah dibersihkan. Diusahakan agar hama seperti tikus tidak bersarang,
20
masuknya cemaran lingkungan seperti debu. Ruangan diatur sedemikian rupa agar
hygiene tempat pengolahan dapat terlaksana dengan cara mengatur alur kerja mulai
dari persiapan bahan
baku hingga makanan siap disajikan. Lantai, dinding dan langit-langit ruang
pengolahan tersebut dari bahan baku yang mudah dibersihkan. Sarana pengolahan
makanan harus mencapai fasilitas sanitasi yang diperlukan untuk karyawan, misalnya
air bersih, toilet dan tempat cuci tangan, sarana saluran pembuangan air kotor, tempat
pengumpulan dan pembuangan sampah harus memenuhi syarat kesehatan sehingga
tidak menjadi sarang tikus serta kecoa dan tidak dikerumuni lalat. Tenaga pengolah
Tenaga yang berhubungan langsung dengan pengolahan makanan harus sehat
sehingga tidak merupakan media penularan penyakit. Kepada semua tenaga kerja
harus ditanamkan tanggung jawabuntuk menghindarakan tercemarnya makanan
dengan cara menjaga kebersihan diri sendiri dari kebiasaan yang tidak baik seperti:
kebiasaan memegang rambut dan hidung, bersin di tempat pengolahan, merokok di
tempat pengolahan, mengenakan perhiasan secukupnya, mencuci tangan dengan
sabun setiap akan memegang makanan dan bahan makanan. Untuk menjadi tenaga
pengolah harus mendapatkan syarat-syarat tertentu, syarat tersebut diantaranya
adalah: mempunyai sertifikat kesehatan, pada saat mengolah tidak sedang sakit,
memeriksakan kesehatannya secara berkala, serta mengetahui tentang hygiene dan
sanitasi makanan. Disamping itu tenaga pengolah harus; menjaga kebersihan tangan
dan kuku, mengenakan pakaian kerja. Cara Pengolahan Yang terpenting dalam cara
mengolah makanan adalah menghindari pencemaran makanan yang diolah akibat
pengotoran oleh tangan pengolah maupun alat yang digunakan, serta akibat
penggunaan peralatan beracun, misalnya tembaga, timah dan sebagainya.
21
a) Gudang bahan makanan kering Bahan makanan yang didatangkan atau dibeli, tidak
selalu diolah untuk menyimpan bahan makanan kering seperti biji-bijian,
kacangkacangan, tepung, margarin, dan bumbu masakan yang bersifat tahan lama.
22
1) Menggunakan makanan yang bebas tercemar.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran penting,
baik kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan produktivitas
kerja.
Seorang yang bekerja berat perlu mengkonsumsi makanan sebagai sumber energi
yang sepadan dengan pekerjaan yang dilakukannya , semakin berat pekerjaan
seseorang semakin besar energi yang diperlukan atau dikonsumsi walaupun zat gizi
yang dibutuhkan tubuh manusia banak macamnya, akan tetapi untuk tenaga kerja
jumlah energi lebih banyak berperan karena energi lebih banyak dibutuhkan untuk
kerja otot.
3.2 SARAN
24
3.2.3 Pihak perusahaan memfasilitasi pekerja dengan pengadaan makan siang untuk
pekerja sehingga energi yang pekerja keluarkan saat bekerja dapat langsung
digantikan.
3.2.4 Penyuluhan tentang gizi di perusahaan kepada tenaga kerja tentang pentingnya
mengkonsumsi gizi seimbang. Tenaga kerja yang berusia produktif pada jenis
pekerjaan yang memerlukan fisik harus dipertimbangkan, agar peningkatan
produktivitasnya dapat tercapai secara maksimal.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27