Anda di halaman 1dari 16

BIOTEKNOLOGI VIRUS VACCINIA DALAM PEMBUATAN

VAKSIN HEPATITIS B

MAKALAH

Disusun Oleh :

Kelompok 9
Cheline ( 2001101700 )
Fikri Ramdhani ( 200110170097 )
Hanifa Rahmania ( 2001101700 )
Hilman Ismail ( 200110170 )
Ihsan Maulana ( 200110170098 )

FAKULTAS PETERNAKAN JURUSAN ILMU PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor

2018
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan
dalam makalah ini penulis membahas “Peran Positif Virus dan Optimasinya ”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah tentang kemiskinan
yang ada di seluruh dunia di pandang dari sudut agama islam dan sekaligus melakukan apa
yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “MIKROBIOLOGI”. Dalam
proses pendalaman materi tentang VIRUS , tentunya penulis mendapat bimbingan, arahan,
koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih penulis sampaikan :

 Kedua orang tua serta saudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan nasihat,
do’a, dan dukungan moril maupun materil untuk penulis dalam menuntut ilmu,
sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
 Deden Zamzam Badruzzaman S.Pt., M.Si selaku dosen mata kuliah
“MIKROBIOLOGI” Fakultas Peternakan
 Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah ini.
 Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Saya
berharap semoga pembahasan yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi diri saya
sendiri, teman-teman, dan siapapun yang membacanya.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh
karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran unntuk memperbaiki pembuatan
makalah selanjutnya. Atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada dalam penulisan
makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jatinangor , 11 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 6
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 6
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................. 6
1.3 Maksud dan Tujuan................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 18
SIMPULAN................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya
menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau
RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan
dalam daur hidupnya.Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi
sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV),
hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV)

1.2 Identifikasi Masalah

1 Bagaimana Sejarah singkat virus?


2 Bagaimana struktur dan anatomi virus?
3 Bagaimana virus bereproduksi?
4 Apa saja contoh-contoh virus?
5 Bagaimana Ciri-ciri dan klasifikasi virus?
6 Bagaimana macam-macam virus penyebab penyakit dan cara pengobatannya

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi tugas mikrobiologi yang telah
diberikan kepada mahasiswa dan juga supaya mahasiswa mengetahui tentang
pengertian,sejarah singkat,ciri-ciri,Klasifikasi,dan macam-macam virus dan cara
menanggulanginya.
BAB II
PEMBAHASAN

REKAYASA GENETIKA
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan
mahluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencakokan
gen atau rekombinasi DNA. Metodenya antara lain :
1. Transplantasi inti, merupakan pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar
didapatkan individu baru dengan sifat yang sesuai dengan inti yang di terimanya.
2. Teknologi plasmid. Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat dalam sel
bakteri atau ragi di luar kromosomnya.

Sifat-sifat plasmid antara lain :


a) Merupakan molekul DNA yang mengandung DNA tertentu.
b) Dapat beraplikasi diri.
c) Dapat berpindah ke sel bakteri lain.
d) Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan pasmid induk.

Karena sifat-sifat tersebut plasmid digunakan sebagai vector atau pemindah gen ke
dalam sel target Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA –DNA dari sumber
yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh
karena itu, rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen.
Teknologi DNA Rekombinan atau sering disebut juga rekayasa genetika adalah suatu
ilmu yang mempelajari mengenai pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan
cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk
terintegrasi dan mengalami perbanyakan dalam suatu sel organisme lain yang berperan
sebagai sel inang. Manfaat rekayasa genetika ini adalah mengisolasi dan mempelajari
masing-masing gen tentang fungsi dan mekanisme kontrolnya. Selain itu, rekayasa genetika
juga memungkinkan diperolehnya suatu produk dengan sifat tertentu dalam waktu lebih cepat
dan jumlah lebih besar daripada produksi secara konvensional.

Ada beberapa bagian terpenting yang selalu digunakan dalam rekayasa genetika.
Yang pertama adalah enzim seluler dan yang kedua adalah vektor. Hal tersebut akan
dibahas sebagai berikut:

1. Cellular Enzymes / Enzim seluler


Enzim yang dipakai oleh orang-orang bioteknologi dalam memanipulasi DNA
diantaranya adalah enzim Endonuklease, yaitu enzim yang mengenali batas-batas sekuen
nukleotida spesifik dan berfungsi dalam proses restriction atau pemotongan bahan-bahan
genetik. Penggunaan enzim ini yang paling umum antara lain pada sekuen palindromik.
Enzim ini dibentuk dari bakteri yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan
penyusupan DNA, seperti genom bacteriophage.
Ada juga DNA polimerisasi, yaitu enzim yang biasa dipakai untuk meng-copy DNA.
Enzim ini mengsintesis DNA dari sel induknya dan membentuk DNA yang sama persis ke sel
induk barunya. Enzim ini juga bisa didapatkan dari berbagai jenis organisme, yang tidak
mengherankan, karena semua organisme pasti harus meng-copy DNA mereka.
Selain DNA polimerisasi, ada juga enzim RNA polimerisasi yang berfungsi untuk ’membaca’
sekuen DNA dan mensintesis molekul RNA komplementer. Seperti halnya DNA
polimerisasi, RNA polimerisasi juga banyak ditemukan di organisme karena semua
organisme harus merekam gen mereka
Selanjutnya yang akan dibahas adalah enzim DNA ligase. Enzim DNA ligase
merupakan suatu enzim yang berfungsi untuk menyambungkan suatu bahan genetik dengan
bahan genetik yang lain. Contohnya saja, enzim DNA ligase ini dapat bergabung dengan
DNA (atau RNA) dan membentuk ikatan phosphodiester baru antara DNA (atau RNA) yang
satu dengan lainnya.
Kemudian, ada pula enzim reverse transcriptases yang berfungsi membentuk blue-
print dari molekul RNA membentuk cDNA (DNA komplementer). Enzim ini dibuat dari
virus RNA yang mengubah genom RNA mereka menjadi DNA ketika mereka menginfeksi
inangnya. Enzim ini biasa dipakai ketika bertemu dengan gen eukariotik yang biasanya
terpisah-pisah menjadi potongan kecil dan dipisahkan oleh introns dalam kromosom.

2. Natural Vectors / Vektor natural


Sebagai salah satu cara untuk memanipulasi DNA di luar sel, para ilmuwan dalam
bioteknologi harus bisa membuat suatu tempat yang keadaannya stabil dan cocok dengan
tempat DNA yang dimanipulasi. Sekali lagi, alam telah memberikan solusi dari masalah ini.
Vektor disini bisa diartikan sebagai alat yang membawa DNA ke dalam sel induk barunya.
Agar suatu metode dalam rekayasa genetika dianggap berhasil, di dalam vektor, DNA hasil
rekombinan seharusnya benar-benar hanya dibawa setelah sebelumnya DNA rekombinan
digabungkan dengan DNA vektor melalui enzim ligase. Namun di dalam vektor, DNA
rekombinan tidak termutasi lagi membentuk DNA dengan sifat baru. Contoh dari vektor
natural dari alam adalah plasmid dan virus atau bacteriophage.

VAKSIN

Vaksin dihasilkan dari kuman (atau bagian dari tubuh kuman) yang menyebabkan
penyakit. Sebagai contoh vaksin campak dihasilkan dari virus campak, vaksin polio
dihasilkan dari virus polio, vaksin cacar dihasilkan dari virus cacar, dll. Perbedaanya terletak
pada cara pembuatan vaksin tersebut.
Terdapat 2 jenis vaksin, hidup dan mati. Untuk membuat vaksin hidup, virus hidup
dilemahkan dengan melepaskan virus kedalam tisu organ dan darah binatang (seperti ginjal
monyet dan anjing, embrio anak ayam, protein telur ayam dan bebek, serum janin sapi, otak
kelinci, darah babi atau kuda dan nanah cacar sapi) beberapa kali (dengan proses bertahap)
hingga kurang lebih 50 kali untuk mengurangi potensinya. Sebagai contoh virus campak
dilepaskan kedalam embrio anak ayam, virus polio menggunakan ginjal monyet, dan virus
Rubela menggunakan sel-sel diploid manusia (bagian tubuh janin yang digugurkan).
Sedangkan vaksin yang mati dilemahkan dengan pemanasan, radiasi atau reaksi kimia.
Kuman yang lemah ini kemudian dikuatkan dengan Adjuvan (perangsang anti bodi) dan
stabilisator (sebagai pengawet untuk mempertahankan khasiat vaksin selama disimpan). Hal
ini dilakukan dengan menambah obat, antibiotik dan bahan kimia beracun kedalam campuran
tersebut seperti: neomycin, streptomycin, natrium klorida, natrium hidroksida, alumunium
hidroksida, alumunium fospat, sorbitol, gelatin hasil hidrolisis, formaldehid, formalin,
monosodium glutamat, pewarna merah fenol, fenoksietanol (anti beku), kalium difospat,
hidrolysate kasein pankreas babi, sorbitol dan thimerosal (raksa).
Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga menurut
Psiciana’s Desk Reference). Campuran virus atau bakteri, bahan kimia beracun dan bagian
tubuh binatang yang berpenyakit inilah yang disuntikan kedalam tubuh anak atau orang
dewasa ketika mendapatkan vaksinasi. Menurut CDC AS, bahan tambahan dicampurkan ke
dalam vaksin untuk meningkatkan reaksi imun, mencegah pencemaran mikroba dan
memperkuat formula vaksin, serta untuk memastikan vaksin tersebut stabil, bebas kuman dan
aman.
Setidaknya ada empat cara membuat vaksin virus flu dengan target utama
menanggulangi perubahan yang cepat dan kebutuhan yang besar dalam waktu singkat untuk
wabah besar. Empat cara itu: pembuatan vaksin virus yang dimatikan (rujukan WHO saat
ini), vaksin virus hidup yang dilemahkan, vaksin virus hidup rekombinan menggunakan virus
baculo, dan vaksin DNA.
Pembuatan vaksin dengan virus hidup yang telah dilemahkan telah dicoba perusahaan
Aviron di AS. Keuntungan vaksin virus hidup adalah tidak hanya menstimulasi produksi
protein antibodi yang mengenali patogen, tapi juga membuat sejenis sel darah putih, yaitu sel
T limfosit yang punya kelebihan mengenali dan membunuh sel yang terinfeksi.

VIRUS HEPATITIS B

Virus hepatitis b (HVB), termasuk hepadnavirus, berukuran 42-nm double stranded


DNA virus dengan terdiri dari nucleocapsid core (HBc Ag) berukuran 27 mm, dikelilingi
oleh lapisan lipoprotein di bagian luarnya yang berisi antigen permukaan (HBsAg). HBsAg
adalah antigen heterogen dengan suatu common antigen.
Tersebat di seluruh dunia; endemis dengan variasi musiman. WHO memperkirakan
lebih dari 2 milyar orang terinfeksi oleh HBV (termasuk 350 juta dengan infeksi kronis).
Setiap tahun sekitar 1 juta orang meningal akibat infeksi HBV dan lebih dari 4 juta kasus
klinis akut terjadi. walaupun di negara dengan endemisitas HBV rendah, proporsi infeksi
kronis yang tinggi mungkin didapat selama masa anak-anak oleh karena
perkembangan menjadi infeksi kronis sangat tergantung dengan umur. Sebagian besar
infeksi tersebut tidak akan dapat dicegah dengan program imunisasi hepatitis B perinatal oleh
karena infeksi terjadi pada anak-anak yang ibunya mempunyai HBsAg negatif.
Pemajanan terhadap HBV sering terjadi pada kelompok risiko tinggi, antara lain para
penyalahgunaan obat-obatan dengan suntikan, heteroseksual dengan banyak pasangan,
homoseksual, kontak keluarga dan pasangan seksual dengan orang yang tertular HBV,
petugas kesehatan dan petugas keselamatan umum yang mempunyai risiko terpajan dengan
darah dalam melaksanakan tugasnya, pelanggan dan staf pada lembaga yang menangani
orang cacat, pasien hemodialisa dan teman sekamar di lembaga pemasyarakatan. Manusia
berperan sebagai reservoir.
Bagian tubuh yang memungkinkan terjadinya penularan HBV antara lain darah dan
produk darah, air ludah, cairan cerebrospinal, peritoneal, pleural, cairan pericardial dan
synovial; cairan amniotik, semen, cairan vagina, cairan bagian tubuh lainnya yang berisi
darah, organ dan jaringan tubuh yang terlepas. Ditemukannya antigen e atau DNA
virus menunjukkan bahwa titer virus dalam tubuh orang tersebut tinggi dan tingkat penularan
lebih tinggi pada cairan tersebut.
Gambar Virus Hepatitis B

Cara penularan HBV yang paling sering terjadi antara lain meliputi kontak seksual
atau kontak rumah tangga dengan seseorang yang tertular, penularan perinatal terjadi dari ibu
kepada bayinya, penggunaan alat suntik pada para pecandu obat-obatan terlarang dan melalui
pajanan nosokomial di rumah sakit. Penularan seksual dari pria yang terinfeksi kepada
wanita sekitar 3 kali lebih cepat daripada penularan pada wanita yang terinfeksi kepada pria.
Hubungan seksual melalui anal, baik penerima maupun pemberi, mempunyai risiko sama
terjadinya infeksi. Penularan HBV di antara anggota rumah tangga terutama terjadi dari anak
ke anak. Secara umum, kadang-kadang penggunaan pisau cukur dan sikat gigi bersama dapat
sebagai perantara penularan HBV. Penularan perinatal biasa terjadi pada saat ibu pengidap
HBV dengan positif HBeAg.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Vaksin hepatitis B yang efektif sudah ada sejak tahun 1982. Ada dua jenis vaksin
hepatitis B yan diberi lisensi untuk dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Kedua jenis
vaksin tersebut aman dan mempunyai daya perlindungan tinggi terhadap semua jenis subtipe
HBV. Tipe pertama dibuat dari plasma seseorang dengan HBsAg positif, tidak lagi
diproduksi di Amerika Serikat tetapi masih digunakan secara luas.
Tipe kedua dibuat dengan teknologi rekombinan DNA (rDNA); vaksin ini
dibuat dengan menggunakan sintesa HBsAg dengan menggunakan Saccharomyces
cerevisiae (ragi yang biasa dipakai untuk membuat kue), kedalam ragi ini di insersi plasmida
yang berisi gen HBsAg. Kombinasi imunoprofilaksis pasif-aktif antara hepatitis B
immunoglobulin (HBIG) dengan vaksin terbukti dapat merangsang terbentuknya anti-HBs
sebanding dengan vaksin yang diberikan sendiri.
Gamabar bakteri Sacaromicces cereviciae

Satu produk rekayasa genetika adalah Vaksin Hepatitis B yang dihasilkan oleh yeast
(Saccharomyces cereviceae) melalui tehnik rekombinan DNA menggunakan hepatitis B
surface antigen (HBsAg). Penggunaan vaksin ini telah meluas di seluruh dunia dan terbukti
efektif dalam menekan jumlah infeksi virus Hepatitis B (HVB). Jenis vaksin rekombinan
yang paling umum digunakan adalah Recombivax HB dan Energix-B, diberikan secara
intramuscular pada bayi yang baru lahir, anak-anak, dan dewasa. Dosis pemberian vaksin
sebanyak 3 kali. Pemberian vaksin telah dikembangkan dengan menyisipkannya ke dalam
tanaman, misalnya pada pisang.
Teknologi DNA rekombinan atau sering juga disebut rekayasa genetika merupakan
teknologi yang memanfaatkan proses replikasi, transkripsi dan translasi untuk memanipulasi,
mengisolasi dan mengekspresikan suatu gen dalam organisme yang berbeda. Biasanya gen
dari organisme yang lebih tinggi diekspresikan pada organisme yang lebih rendah. Teknologi
ini juga memberikan kesempatan yang tidak terbatas untuk menciptakan kombinasi barudari
gen yang tidak ada pada kondisi normal. Melalui rekayasa genetika, akan dihasilkan
kombinasi baru dari materi genetik melalui penyisipan molekul asam nukleat kedalam suatu
sistem DNA vektor (plasmid bakteri, virus dan lain-lain) dan kemudian memasukkan vektor
ini kedalam suatu inang sehingga akan dihasilkan suatu produk gen dalam jumlah banyak.
Pembuatan Vaksin Hepatitis B

Vaksin HBsAg yang dimumikan dari plasma karier dan inaktifasiformalin/panas telah
diproduksi di beberapa laboratorium. Namun dengan terbatasnya persediaan plasma, perlunya
seleksi dan kontrol yang ketat untuk mendapatkan vaksin murni dan bebas sumber infeksi
lain, maka pendekatan lain terus dicari. Problem ini akhirnya dapat teratasi dengan
pendekatan rekombinan DNA. Salah satu sintesis HbsAg yang telah berhasil dari sel ragi (
yeast ) rekombinan. Partikel ini memperlihatkan sifat imunogenik pada binatang percobaan;
pengujian pada manusia telah berhasil menginduksi anti HBs dan melindungi dar iinfeksi
virus hepatitis B. Saat ini setidaknya ada 3 sumber partikel HBsAg yang digunakan untuk
vaksinasi hepatitis B. Terutama HbsAg dimumikan dari plasma karier. Metode ini telah
berhasil dan efikasinya tidak disangsikan. Dua sumber lain yaitu melalui pendekatan
teknologi rekombinan DNA, dengan memasukan gen virus hepatitis B pengkode HBsAg ke
dalam sel ragi dan sel mamalia. Selain itu, HBsAg juga dapat disekresi oleh E coli, namun
jumlahnya relatif kecil, demikian juga sifat antigeniknya.

Tahapan pembuatan vaksin

Virus yang dilemahkan (imunisasi).

Untuk menghasilkan vaksin dibutuhkan HBsAg yang berasal dari virus Hepatitis B,
virus diperbanyak dalam medium tertentu sehingga nantinya dihasilkan virus yang tidak
menyebabkan penyakit namun mampu merangsang sistem imun. Strain ini selanjutnya
dikultur pada kondisi yang sesuai dan virusnya diinaktifkan melalui pemanasan dan proses
kimia. Tahapan berikutnya virus yang telah dilemahkan ini diinjeksikan ke dalam tubuh.

Vaksin DNA rekombinan

Vaksin hepatitis B yang diproduksi sel ragi rekombinan telah menjalani pengujian
keamanan, imunogenisitas dan evaluasi klinis. Hasil menunjukkan bahwa vaksin ini aman,
antigenik dan relatif bebas efek samping yang merugikan, bahkan vaksin ini telah
dilisensikan dan diproduksi diberbagai negara. Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi
dibanding dari plasma yaitu siklus produksinya dapat dikurangi, dan konsistensi dari batch ke
batch lebih mudah diperoleh.
HBs Ag dilepaskan dari sel dengan homogeniser atau disruption menggunakan glass
bead. Pemurnian melalui tahap klarifikasi, ultrafiltrasi, kromatografi dan ultrasentrifugasi
serta diabsorbsi dengan alum hidroksida; sebagai pengawet ditambahkan thiomerosal.
Karakterisisasi partikel dilakukan dengan membandingkan HBs Ag dari plasma antara lain
meliputi berat molekul, komposisi asam amino, densitas dalam CsC12 dan sebagainya.
Analisis imunologis menggunakan antibodi monoklonal memperlihatkan vaksin dari plasma
dan ragi mengandung epitop yang berperan menginduksi antibodi setelah vaksinasi.

Vaksin Hepatitis B rekombinan (Recombivax HB) Recombivax HB® vaccine


mengandung antigen Hepatitis B, amorphous aluminum hidroksiphosfat, yeastprotein yang
diberi formaldehid, dan thimerosal sebagai pengawet. Vaksin Hepatitis B rekombinan ini
berasal dari HepatitisB surface antigen (HBsAg) yang diproduksi dalam sel yeast. Bagian
virus yang mengkode HBsAg dimasukkan kedalam yeast, dan selanjutnya dikultur. Antigen
kemudian dipanen dan dipurifikasi dari kultur fermentasi yeast Saccharomyces cereviceae,
antigen HBsAg mengandung gen adw subtype. Proses fermentasi meliputi pertumbuhan
Saccharomyces cereviceae pada medium kompleks yang mengandung ekstrak Yeast, soy
pepton, dextrose, asam amino, dan garam mineral. Protein dilepaskan dari sel yeast melalui
pengrusakan sel kemudian dipurifikasi dengan metode fisika dan kimia. Selanjutnya potein
dimasukkan ke larutan buffer posfat dan formaldehid, dipercepat dengan menggunakan alum
(potassium aluminium sulfat). Vaksin rekombinan ini memperlihatkan kesamaan dengan
vaksin yang diperoleh dari plasma darah.

Vaksin Hepatitis B rekombinan (Engerix-B).


Engerix-B merupakan DNA rekombinan yang dikembangkan dan dibuat oleh
perusahaan Glaxo Smith Kline. Biological. Mengandung antigen permukaan virus Hepatitis
B (HBsAg) yang telah dipurifikasi dan dikultur dalam sel Saccharomyces cereviceae.
HBsAg yang diekspresikan oleh Saccharomyces cereviceae dipurifikasi dengan cara fisika-
kimia dan aluminium hidroksida Engerix-B® vaccine mengandung antigen hepatitis B yang
telah dimurnikan, aluminum hidroksida, sejumlah yeast protein dan thimerosal yang
digunakan dalam proses produksi, serta 2 phenoxyethanol sebagai pengawet.
Berikut adalah gambar dari proses pembuatan vaksin.

Gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit (antigen) diisolasi dari mikrobia
yang bersangkutan.
Kemudian gen ini disisipkan pada plasmid bakteri yang sama, tetapi telah dilemahkan
(tidak berbahaya). Bakteri atau mikroba ini menjadi tidak berbahaya karena telah dihilangkan
bagian yang menimbulkan penyakit, misalnya lapisan lendirnya.

Bakteri yang telah disisipi gen ini akan membentuk antigen murni.

Bila antigen ini disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan manusia akan membuat
senyawa khas yang disebut antibodi. Munculnya antibodi ini akan mempertahankan tubuh
dari pengaruh senyawa asing (antigen) yang masuk dalam tubuh
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN

Pembuatan vaksin dengan virus hidup yang telah dilemahkan telah dicoba perusahaan
Aviron di AS. Keuntungan vaksin virus hidup adalah tidak hanya menstimulasi produksi
protein antibodi yang mengenali patogen, tapi juga membuat sejenis sel darah putih, yaitu
sel T limfosit yang punya kelebihan mengenali dan membunuh sel yang terinfeksi.
Vaksin ini dibuat dengan menggunakan sintesa HBsAg dengan menggunakan
Saccharomycces cerevisiae (ragi yang biasa dipakai untuk membuat kue) yaitu dengn
cara rekayasa genetika dengan teknologi DNA rekombinan sehingga menghasilkan
antibodi bagi manusia yang dapat mencegah infeksi virus hepatitis B.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2007. Hepatitis B Vaccine. Departement of Health and Human Service Center
For Disease Control andPrevention. Vis-hep-b.pdf

Chin, James MD, MPH. 2000. Manual pemberantasan Penyakit Menular. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas California- Berkeley: APHA

Gunawan, Suriadi. 1991. Hepatitis B dan Pencegahannya melalui Imunisasi di Indonesia.


Jakarta: Artikel: Kepala pusat penelitian penyakit menular badan penelitian dan
pengembangan kesehatan, Departemen Kesehatan RI

Retnoningrum, Debbie S. 2010. Prinsip Teknologi DNA Rekombinan. Sekaloah Farmasi


ITB. Bioteknologi Farmasi-FA 4202

Suwandi, Usman. 1990. Perkembangan Pembuatan Vaksin. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan PT Kalbe Farma

Anda mungkin juga menyukai