Disusun oleh:
Kelas E
Kelompok 5
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. karena berkat ridho-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah matematika ini
membahas tentang “SKALA PENGUKURAN DAN PENYAJIAN DATA”. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengantarkan umatnya dari zaman
kegelapan menuju ke zaman yang terang-benderang dengan kekayaan ilmu dan pengetahuan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari bapak Dr. agr. Ir. Asep Anang, M.Phil
selaku dosen mata kuliah Statistika. Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua. kami berharap semoga pembahasan yang ada di dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh
karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk memperbaiki pembuatan makalah
selanjutnya. Atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada dalam penulisan makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
KELOMPOK 5
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar grafik iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II ISI
A. Skala Pengukuran 3
B. Penyajian 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 20
B. Kritik dan Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GRAFIK
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengukuran dalam kerja penelitian. Penyajian data mana yang sebaiknya dipilih
tergantung jenis data, selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.1 Skala Nominal
Dikatakan skala nomimal bila peneliti menggunakan bilangan (numerik
atau alfabet) atau lambang/kelompok, untuk mengklasifikasikan obyek
pengamatan, sehingga pengukuran ini dikatakan memiliki tingkatan yang paling
lemah. Lalu setiap obyek akan dimasukkan ke dalam salah satu
bilangan/lambang/kelompok tersebut. Skala ini disebut juga skala/data kategorik,
karena data ini diperoleh dengan cara mengelompokkan/kategorisasi.
Data skala nominal memiliki ciri-ciri antara lain posisi data setara dan
tidak dapat dilakukan operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan,
pembagian dan perkalian. Misalnya pada kelompok data yang dikategorisasikan
dan diberi kode sebagai berikut: pegawai = 4, wiraswasta = 3, buruh = 2, dan tidak
bekerja = 1, maka tidak dapat dikatakan pegawai (4) = wiraswasta (3) + tidak
bekerja (1); atau tidak bekerja (1) = pegawai (4) – wiraswasta (3); atau buruh (2)
= pegawai (4) : buruh (2); atau bahkan pegawai (4) = buruh (2) x buruh (2).
4
data. Bila data hanya terdiri dari dua kelompok (mis: laki dan perempuan) maka
disebut dengan Dikotomi.
Skala nominal memiliki kelebihan yakni data tersebut mudah diolah dan
dijawab. Namun kekurangannya adalah informasi yang diperoleh tidak mendalam
dan tidak dapat membedakan masing-masing data secara kuantitatif, serta
perhitungan statistik yang bisa dilakukan hanyalah proporsi atau persentase.
Ciri-ciri data skala ordinal sama dengan data nominal yaitu tidak dapat
dilakukan operasi matematika, namun posisi data pada skala ordinal tidak setara
seperti pada skala nominal. Contohnya: 1) pengelompokkan 100 pasien Diabetes
Militus ke dalam Obesitas, Overweight, Normal, dan Underweight; atau 2)
pengelompokkan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri pada karyawan
menjadi Sangat patuh, Patuh, dan Tidak Patuh. Sementara itu data jenis kelamin
(pria dan wanita) tidak dapat dikatakan ordinal karena tidak ada hubungan lebih
besar/kecil antara keduanya.
5
2.1.3 Skala Interval
Pada skala interval, bukan hanya sifat skala ordinal yang nampak tetapi
juga terdapat jarak di antara urutan kelompok tersebut atau urutannya dapat
dinyatakan dengan angka sehingga sudah bersifat kuantitatif. Data skala interval
diperoleh dengan cara pengukuran (bukan kategorisasi). Dengan demikian ciri-
ciri data skala interval adalah tidak ada kategorisasi dan tidak dapat dilakukan
operasi matematika.
6
Untuk membantu identifikasi data apakah dalam kelompok skala nominal,
ordinal, interval, atau rasio dapat digunakan bantuan tabel 3 berikut.
3 X X
kelompok?
X X X
antar kelompok?
7
Contoh soal cara menyelesaikan permasalahan skala pengukuran dikutip dari
Bernstein & Bernstein (1999) sebagai berikut: obyek pada gambar 1 berikut dapat
diukur dengan empat jenis skala Nominal, Ordinal, Interval, Rasio. Sebutkan cara
menentukan jenis skala dimaksud.
8
5. Jika ingin menggunakan skala rasio yang diskrit, maka yang mungkin
dilakukan adalah menghitung jumlah obyek dalam lingkaran tersebut.
9
2.2.2 Jenis-Jenis Penyajian Data
a. hanya digunakan untuk data yang berkala,tidak bisa data yang lainnya;
dan
10
contoh dari diagram garis adalah:
100
90
80
70
60
50
40 Televisi
30 Radio
20 Kulkas
10
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Bar chart (grafik batang) pada dasarnya sama fugsinya dengan grafik garis
yaitu untuk menggambarkan data berkala. Grafik batang juga terdiri dari grafik
batang tunggal dan grafik batang ganda.
11
a. diagram batang hanya disajikan data yang telah dikelompokkan atas atribut
b. diagram batang tidak dapat menampilkan datum dari tiap orang atau benda
160
140
120
100
Hasil
80 Penjualan
60
12
2.2.2.3 Histogram
13
2.2.2.3.3 Ciri- Ciri Histogram
Histogram ini juga digunakan dalam menyajikan data yang disusun dalam
suatu distribusi frekuensi, distribusi persentase atau telah tersusun.
Tepi-tepi kelas ini digunakan untuk menentukan titik tengah kelas yang
dapat di tulis sebagai berikut.
14
Berikut ini upah karyawan (dalam ribuan rupiah) per minggu dari sebuah
perusahaan.
15
3. Membuat poligon frekuensi.
Tengah-tengah tiap sisi atas yang berdekatan dihubungkan oleh ruas-ruas garis
dan titik-titik tengah sisi-sisi atas pada batang pertama dan terakhir di sisi
terakhir dihubungkan dengan setengah jarak kelas interval pada sumbu datar.
Bentuk yang diperoleh dinamakan poligon frekuensi (poligon tertutup).
Hasil akhir dari histogram dan poligon frekuensi dari tabel distribusi frekuensi di
atas dapat dilihat pada gambar berikut.
16
2.2.2.4 Pie Chart (Diagram Lingkaran)
17
2.2.2.5 Cartogram (Grafik Berupa Peta)
Cartogram (grafik berupa peta) adalah grafik yang digambarkan pada peta
yang sebenarnya, dan diberi warna. Dalam pembuatannya digunakan peta
geografis tempat yang terjadi .Dengan demikian diagram ini melukiskan keadaan
dihubungkan dengan tempat kejadiannya, seperti halnya kepadatan penduduk atau
kurang penduduk suatu daerah dan atau pulau atau juga bisa melihat penduduk
dalam daerah tersebut.
Sumatera 59
Kalimantan 12
Sulawesi 55
Maluku 19
Nusa Tenggara 96
18
Grafik 5. Peta Kepadatan Penduduk Indonesia
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Supranto, Johanes. 2008. Statistika : Teori Dan Aplikasi, jilid 1, Edisi Ketujuh.
Jakarta: PT Erlangga
Hasan, Iqbal. 2010. Analisis Data Penelitian Dengan Statistika. Jakarta: PT Bumi
Aksara
21