Anda di halaman 1dari 2

Elisha Minarto 201706000078

Sistem Muskuloskeletal
Penuaan mengakibatkan beberapa perubahan dalam tubuh seseorang. Pertama, penuaan
mengakibatkan seseorang kehilangan massa skeletal secara signifikan sehingga hal ini bisa
mempengaruhi kualitas hiduporang itu. Kedua, selain massa skeletal, tubuh juga akan
kehilangan massa otot akibat sel-sel yang ber-apoptosis. Jika hal ini terjadi maka akan
berdampak pada serat tipe dua dan mengakibatkan penurunan ukuran dan jumlah pada
myofibrils. Lalu, ketiga, ada hipotesis juga yang mengatakan bahwa pada tingkat mitokondria,
terjadi pembentukan superoksida pada kompleks I dan III rantai transpor elektron.
Keempat, terjadinya penurunan kekuatan pegangan tangan dan peningkatan resiko
kehilangan massa otot yang lebih besar di ekstremitas bawah dibandingkan ekstremitas atas.
Puncak dari pemadatan tulang adalah pada umur 30-an lalu disertai dengan resorpsi 1% dan
0,7% pada wanita dan pria, masing-masing, per tahun. Pembentukan dan resorpsi tulang ini
dapat bervariasi tergantung dari kadar vitamin D, estrogen, dan testosteron dalam tubuh
sehingga perubahan pada setiap tubuh orang juga berbeda. Kelima, perubahan normal pada
tulang, misalnya perubahan pada dinamika populasi sel tulang, perubahan dalam arsitektur
tulang, akumulasi mikro, perbedaan konsentrasi mineral yang terdeposit, perubahan sifat
kristal dari deposit mineral, dan perubahan kandungan protein material matriks.
Yang keenam, penuaan juga mengakibatkan terjadinya penurunan ketebalan kortikal
dari vertebra dan gangguan jaringan trabekuler sehingga mengakibatkan penurunan 4-6x pada
kekuatan vertebral dan 2-4x lebih memungkinkan terjadinya risiko fraktur pada tulang
belakang. Ketujuh, sendi juga lama-lama menjadi kaku karena adanya penurunan kadar air di
tendon, ligament, tulang rawan, dan kompartemen sinovial dan peningkatan keratin sulfat dan
asam hyaluronic pada tulang rawan. Lalu, yang terakhir jaringan ikat juga lama-lama menjadi
kaku seiring bertambahnya usia tetapi hal ini masih bisa dimodifikasi dengan latihan fisik.

Sistem Kardiovaskuler
Penuaan pada sistem kardiovaskular menyebabkan perubahan yang bersifat struktural
dan fungsional. Ada yang miositnya mengalami hipertrofi. Ada juga yang 90% sel-sel pacu
jantung di sinus nodenya hilang pada usia 75 tahun, sehingga memperlambat denyut jantung
sistole dan diastole. Hal ini nanti akan berefek pada aktivitas orang tersebut. Perubahan-
perubahan yang terjadi beragam. Yang pertama, kekakuan maksimum pada ventrikel kiri
meningkat seiring dengan penurunan compliance jantung (kemudahan ruang di jantung atau
lumen pembuluh darah untuk membesar ketika sudah terisi dengan banyak volume darah).
Ketika dibarengi dengan denyut jantung sitole dan diastole, maka jantung akan memberikan
kompensasi dengan meningkatkan volume stroke dan mengurangi output jantung maksimal
dan respon vasodilator terhadap aktivitas.
Kedua, terjadinya penurunan pengisian dan relaksasi diastolik ventrikel kiri, yang
dikompensasi dengan kontribusi dari kontraksi atrium kiri. Sebagian dari hal ini terjadi karena
adanya pengapuran dinding pembuluh darah, peningkatan diameter, hilangnya compliance
akibat pengendapan kolagen, fragmentasi elastin dari sistem vaskular pusat dan perifer, dan
peningkatan resistensi vaskular sistemik. Lalu, yang ketiga, seiring bertambahnya usia, terjadi
parasympthatic dan symphatic withdrawal yang mengakibatkan stimulasi menurun sehingga
menyebabkan berkurangnya respon kardiovaskular terhadap stress. Akibatnya, bisa
menimbulkan kemungkinan terjadinya penambahan penyakit seperti peningkatan risiko gagal
jantung atau blok jantung(heart block) di samping penyakit-penyakit yang bertahan dalam
jangka waktu yang panjang seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit arteri koroner.
Keempat, pada usia lanjut atau di atas 85 tahun, sering juga ditemui kasus tapi sering
diabaikan yaitu tekanan nadi dengan hipertensi sistolik dan rendah diastolik. Penyakit ini
dinamakan Osler’s hypertension (pseudohypertensi). Dan yang terakhir, sekiranya 10% hingga
15% dari individu normal yang lebih tua memiliki kemungkinan terkena hipotensi postural
(penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg pada berdiri atau duduk dari posisi berbaring).
Hal ini bisa terjadi karena baroreseptor di arteri karotid, yang fungsinya sudah tidak berjalan
dengan maksimal (karena usia) sehingga tidak merasakan perubahan akut dalam tekanan darah
akibat perubahan posisi dan karena itu terjadi peningkatan denyut jantung untuk
menyeimbangkan penurunan tekanan.

Anda mungkin juga menyukai