d 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Masalah
Masalah yang kami angkat dalam tulisan ini adalah:
1. Berapa jumlah pasien Ca Ginekologik yang di rawat inap di ruang rawat inap
ginekologi RSUDZA?
2. Apa jenis ca ginekologik yang terbanyak dirawat?
3. Berapa usia pasien yang dirawat dengan ca ginekologik di RSUDZA seelama
tiga tahun terakhir?
1
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
2
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pada keadaan normal, sel tumbuh dan membelah diri untuk membentuk sel
baru ketika tubuh membutuhkannya. Ketika sel bertambah tua, sel tersebut mati, dan
sel baru menggantikannya. Namun terkadang, proses ini tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Sel baru terbentuk ketika tubuh tidak membutuhkan, dan sel tua tidak mati.
Sel ekstra ini bias membentuk massa jaringan yang disebut tumor. Tumor ini bisa
bersifat jinak maupun ganas. Tumor ini bisa terjadi di ovarium yang disebut dengan
tumor ovarium.3,4
Terdapat berbagai macam tumor yang dapat timbul pada ovarium. Ada yang
neoplastik dan nonneoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat jinak dan
tidak pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya adalah maligna atau ganas dan
dapat menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya. Selanjutnya tumor neoplastik yang
bersifat jinak dapat dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid.4,5
A. Tumor Nonneoplastik
1. Tumor akibat radang
2. Tumor lain
2.1 Kista folikel
2.2 Kista Korpus Luteum
2.3 Kista Lutein
2.4 Kista Inklusi Germinal
2.5 Kista Endometrium
2.6 Kista Stein-Leventhal
3
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
A. Mioma uteri
Mioma Uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim dan jaringan ikat
yang menumpangnya. Tumor ini disebabkan oleh produksi hormon estrogen yang
berkepanjangan. Mioma paling banyak ditemukan pada umur 35-45 tahun (kurang
lebih 25%). Mioma uteri sering didapat pada wanita yang belum menikah dan yang
kurang subur. Faktor keturunan juga berperan. Penderita mioma sering mengalami
menopause yang terlambat.4
B. Kista ovarium
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam
kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel
kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan
gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum
yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan
yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah
ada keganasan.4
4
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
5
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
3-4% kanker pada sistem reproduksi wanita merupakan kanker vulva dan
biasanya terjadi setelah menopause. Beberapa jenis kanker vulva:
Melanoma (5%)
Sarkoma (2%),
Adenokarsinoma (1%)
6
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
disertai gatal-gatal. Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan
yang encer.
Stadium
Stadium
0 (karsinoma in situ, penyakit Bowen) : kanker hanya
ditemukan di permukaan kulit vulva
7
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Tatalaksana
1. Pembedahan
2. Terapi penyinaran
3. Kemoterapi
Carsinoma vagina adalah tumor ganas primer yang berasal dari vagina tanpa
disertai kelainan keganasan serviks uterus ataupun keganasan vulva. Perjalanan
keganasan vagina secara garis besar tidak berbeda dengan keganasan serviks karena
virus HPV merupakan salah satu yang dianggap penyebab terjadinya keganasan
vagina.6,7
Keganasan vagina primer angka kejadiannya sangat kecil yaitu berkisar 0,23
per 100.000 wanita, laporan lain menyebutkan 0,3-2% dari keseluruhan kasus
keganasan ginekologik dan umumnya ditemukan pada usia 45-65 tahun. Beberapa
factor resiko terjadinya keganasan vagina antara lain sosial yang rendah, infeksi virus
HPV, iritasi vagina kronis.6,8
8
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Diagnosis8
Stadium9
Tabel 2 : Stadium Ca Vagina
Stadium (FIGO) Keterangan
0 Karsinoma in situ (karsinoma pre invasive)
I Tumor terbatas pada vagina
II Tumor menginvasi jaringan para vaginal tapi
tidak keluar dari pelvis.
III Tumor menjalar pada dinding pelvis
IVA Tumor menginvasi mukosa vesika urinaria,
mukosa rectum dan atau menjalar ke luar pelvis
IVB Tumor dengan metastase jauh
Terapi
9
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Factor itiologi pada keganasan ini adalah terinfeksivirus HPV terutama tipe
16,18,31,33,35,39,45,51,52,56,dan 58.
Faktor resiko yang sangat berperan untuk terjadinya keganasan serviks adalah
adanya penyimpangan pola seksual, dan beberapa factor resiko lainnya adalah
melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia muda, kebiasaan merokok dan
pemakaian kontrasepsi hormonal. Karsinoma serviks didiagnosis dengan biopsy.
Stadium
Stadium
O Karsinoma in situ, NIS III
I Proses terbatas pada serviks
A Ka invasif preklinik, diagnosis ditegakkan dengan
mikroskop
A1 Invasi ke stroma 3 mm dan lebar 7 mm
A2 Invasi ke stroma antara 3 mm dan 5 mm dan lebar 7
mm
B Secara klinik lesi jelas terlihat pada serviks
B1 Diameter lesi kurang dari 4 cm
B2 Diameter lesi lebih dari 4 cm
II Proses keluar dari serviks dan menyebar ke
vaginaatau parametrium tetapi belum mencapai1/3
distal vagina dan tidak sampai ke dinding pelvis
A Penyebaran belum mencapai parametrium
B Penyebaran sudah sampai ke parametrium
III Penyebaran mencapai 1/3 distal vagina dan dinding
pelvis. Terjadi hidronefrosis dan afungsi ginjal
A Penyebaran ke 1/3 distal vagina, dinding pelvis
B Meluas sampai ke dinding pelvis atau terjadi
10
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Terapi
11
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Radioterapi diberikan untuk kanker yang lebih luas. Pada awal kehamilan,
diberi rasdiasi eksterna dan apabila tidak terjadi abortus spontan dilakukan kuretase.
Selama trimester kedua, abortus spontan mungkin tertunda dan mungkin perlu
dilakukan histerotomi pada hampir seperempat kasus. Sekitar seminggu setelah
abortus, radiasi eksterna dimulai. Setelah gestasi 24 minggu, risiko menunda terapi
untuk menunggu pematangan janin tidak diketahui, tetapi menunggu sampai paru
janin matang tampaknya masih dapat diterima, khususnya untuk lesi dini (stadium I).
12
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Stadium
Penetapan stadium keganasan endometrium adalah berdasarkan pembedahan,
karena hanya dengan stadium klinik kita tidak dapat mengetahui seberapa jauh
keganasan menginvasi endometrium, metastasis kekelenjar getah bening ataupun
metastasis ke organ intra abdominal ataupun ka cairan peritoneum.
13
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Keganasan tuba falopii merupakan tumor ganas primer dari tuba falopii.
Kejadian keganasan tuba sangat kecil, diperkirakan 0,3-1% dari keseluruhan
keganasan ginekologi.
Stadium
Stadium Keterangan
0 Karsinoma in situ (karsinoma pra invasife)
I Tumor menjalar ke tuba falopii
IA Tumor terbatas pada satu tuba tanpa penetrasi ke permukaan
serosa, tidak ada asites.
IB Tumor terbatas pada kedua tuba, tanpa penetrasi ke permukaan
serosa, tidak ada asites
IC Tumor terbatas pada satu atau kedua tuba dengan perluasan ke
dalam atau melalui serosa tuba, ditemukan sel ganas pada asites
atau bilasan peritoneum
II Tumor masuk ke satu atau dua tuba falopii dengan penyebaran
ke pelviks
IIA Penyebaran dan/atau metastasis ke uterus dan/atau ovarium
IIB Penyebaran ke bagian pelvis yang lain
IIC Penyebaran ke pelvis (IIA atau IIB) dengan sel ganas pada
asites atau bilasan peritoneum.
III Tumor masuk ke satu atau dua tuba fallopii dengan implantasi
peritoneum di luar pelvis/limfonodi regional positif
IIIA Metastasis peritoneum di luar pelvis secara mikroskopis
IIIB Metastasis peritoneum diluar pelvis secara makroskopis 2 cm
atau kurang dalam dimensinya
IIIC Metastasis peritoneum diluar pelvis secara makroskopis 2 cm
atau kurang dalam dimensinya dan/atau limfonodi regional yang
14
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel
epitelial, sel germinal dan sel stromal. Menurut data statistik American Cancer
Society insiden kanker ovarium sekitar 4 % dari seluruh keganasan pada wanita dan
menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker, diperkirakan pada
tahun 2003 akan ditemukan 25.400 kasus baru dan menyebabkan kematian sebesar
14.300, dimana angka kematian ini tidak banyak berubah sejak 50 tahun yang lalu.
Stadium
2. Kapsul ruptur
3. Ascites (+)
15
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
2. Kapsul ruptur
3. Ascites (+)
Ultrasounografi (USG)
16
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Tatalaksana
Apabila saat laparotomi ditemukan kanker ovarium, terapi serupa dengan pada
wanita tidak hamil, dan hal ini bergantung pada usia gestasi serta stadium, tipe
histologis, dan derajat tumor. Prosedur yang dilakukan mencakup pembilasan
peritoneum untuk pemeriksaan sitologis, biopsi multipel permukaan bawah diafragma
serta peritoneum panggul dan parietalis, reseksi baji ovarium lainnya, omentektomi
parsial, dan biopsi eksisi kelenjar getah bening panggul dan aorta. Sementara pada
sebagian besar stadium lanjut diindikasikan histerektomi dan adneksektomi bilateral,
pada keadaan-keadaan tertentu kita dapat mengangkat tumornya saja dan menunggu
sampai janin matang. Pada sebagian kasus, pasien diberi kemoterapi sambil
menunggu pematangan paru janin.
Diagnosa
17
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Staging
Pembagian staging FIGO 1982 bersifat sederhana, mengacu pada hasil
pemeriksaan klinis dan pencitraan, misalnya foto thorak.
18
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Tabel 8 : Skoring faktor risiko menurut FIGO (WHO) dengan staging FIGO
Skor faktor risiko menurut 0 1 2 4
FIGO (WHO) dengan staging
FIGO
Usia - -
< 40 >=40
Kehamilan sebelumnya Abortus Aterm -
Mola
Interval dengan kehamilan
tersebut (bulan) <4 4-6 7-12 >12
Tatalaksana14
19
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
evakuasi dilakukan untuk menghindari abortus mola sehingga perlu tingakan akut,
menghindari komplikasi hipertiroid atau perforasi serta untuk memperoleh jaringan
untuk diagnosis histopatologi. Dengan perkembangan kemoterapi yang mempunyai
angka keberhasilan terapi yang tinggi, kuretase cukup dilakukan satu kali
Histerektomi dilaporkan dilakukan pada kasus molahidatidosa usia tua dan terbukti
mengurangi angka kematian dari koriokarsinoma.Histerektomi juga dilakukan pada
keadaan darurat pada kasus perforasi,pada kasus metastasis liver, otak yang tidak
respon terhadap kemoterapi serta pada kasus PSTT.Penyakit trofoblas gestasional
adalah radiosensitive, karena radiasi mempuyai efek tumorosidal serta hemostatik,
Radioterapi dapat dilakukan pada metastasis otak atau pada pasien yang tidak bisa
diberikan kemoterapi karena alasan medis.
20
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
BAB III
METODE PENELITIAN
Pengambilan data dilakukan di ruang rawat inap ginekologi RSUDZA Banda Aceh
Data yang diambil adalah dalam rentang waktu Januari 2008 s.d. Desember 2010
Penderita penyakit tumor ginkologi yang belum pernah dirawat sebelumnya dengan
penyakit yang sama (pasien baru).
21
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Tumor Ganas
Sejak Januari 2008 s.d. November 2010 didapatkan 90 pasien keganasan
ginekologik di ruangan rawat inap RSUDZA. Didapatkan 79 pasien carcinoma
ovarium, 4 pasien carcinoma cerviks, 4 pasien PTG, dan 3 orang pasien
choriocarsinoma.
Morbiditas
1. Insiden
Tabel 9 : JenisCa ginekologi berdasarkan jenis carcinoma
Jenis Ca 2008 2009 2010
Ca Ovarium 4 33 42
Ca Cerviks 0 1 3
PTG 1 1 2
Chorio Ca 0 0 3
Jumlah Pasien 5 35 50
45
40
35
30
25 2008
20 2009
15 2010
10
0
Ca Ovarium Ca Cerviks PTG Chorio Ca
22
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
2. Distribusi Umur
Tabel 10: Distribusi umur penderita Ca Ginekologik di ruang rawat inap
RSUDZA 2008 s.d. 2010
Golongan Umur (dalam tahun) Jumlah
<19 2
20-29 10
30-39 16
40-49 26
50-59 26
≥60 10
25
20
15
Jumlah
10
0
<20 20-29 30-39 40-49 50-59 ≥60
23
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Mortalitas
Dari data yang kami dapatkan selama 3 tahun, dari 90 orang pasien yang dirawat inap
dengan Ca ginekologik, terdapat 11 orang yang meninggal selama rawatan. Kesemuanya
adalah pasien yang menderita Ca Ovarium.
24
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
B. Tumor Jinak
Sejak Januari 2008 s.d. Desember 2010 didapatkan 408 pasien tunor jinak
ginekologik di ruangan rawat inap RSUDZA. Didapatkan 180 pasien dengan mioma
uteri, 136 pasien kista ovarium, 26 pasien molahidatidosa, 19 pasien tumor ovarium,
12 pasien kista bartholini, 10 orang pasien kista adenomiosis, 7 orang pasien kista
endometriosis, 6 orang pasien kista dermoid, 6 orang pasien kista coklat, satu orang
pasien tumor serviks, 2 pasien kista uterus, serta masing-masing satu pasien yang
dirawat dengan kista adneksa, tumor uterus, dan tumor adneksa.
Morbiditas
25
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
a. Tahun 2008
Tabel 12 : Insidensi Tumor Jinak Ginekologik di ruang rawat inap
RSUDZA 2008
Jenis tumor Jumlah
Mioma uteri 50
Kista ovarium 55
Molahidatidosa 12
Kista dermoid 3
Tumor serviks 1
Tumor ovarium 7
Kista bartholini 1
Kista coklat 1
Kista adenomiosis 1
Kista uterus 1
Kista endometriosis 2
Jumlah 134
60 MIOMA UTERI
KISTA OVARIUM
50
MOLAHIDATIDOSA
40 KISTA DERMOID
TUMOR SERVIKS
30 TUMOR OVARIUM
KISTA BARTHOLINI
20
KISTA COKLAT
10 KISTA ADENOMIOSIS
KISTA UTERUS
0
26
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
b. Tahun 2009
Tabel 13 : Insidensi Tumor Jinak Ginekologik di ruang rawat inap RSUDZA
2009
Jenis tumor Jumlah
Mioma uteri 73
Kista ovarium 41
Molahidatidosa 7
Kista dermoid 1
Tumor uterus 1
Tumor ovarium 4
Tumor adneksa 1
Kista bartholini 10
Kista coklat 4
Kista adenomiosis 2
Kista uterus 1
Kista endometriosis 1
Jumlah 146
80 MIOMA UTERI
70 KISTA OVARIUM
MOLAHIDATIDOSA
60
KISTA DERMOID
50 TUMOR UTERUS
40 TUMOR OVARIUM
TUMOR ADNEKSA
30
KISTA BARTHOLINI
20 KISTA COKLAT
10 KISTA ADENOMIOSIS
KISTA UTERUS
0
JUMLAH KISTA ENDOMETRIOSIS
27
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
c. Tahun 2010
Tabel 14 : Insidensi Tumor Jinak Ginekologik di ruang rawat inap
RSUDZA 2010
Jenis tumor Jumlah
Mioma uteri 57
Kista ovarium 40
Molahidatidosa 7
Kista dermoid 2
Tumor ovarium 8
Kista adneksa 1
Kista endometriosis 4
Kista adenomiosis 7
Kista bartholini 1
Kista coklat 1
Jumlah 128
60
MIOMA UTERI
50 KISTA OVARIUM
MOLAHIDATIDOSA
40 KISTA DERMOID
TUMOR OVARIUM
30
KISTA ADNEKSA
20 KISTA ENDOMETRIOSIS
KISTA ADENOMIOSIS
10 KISTA BARTHOLINI
KISTA COKLAT
0
JUMLAH
28
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
MIOMA UTERI
KISTA OVARIUM
MOLAHIDATIDOSA
LAIN-LAIN
2. Distribusi Umur
Tabel 16 : Distribusi umur penderita tumor jinak ginekologik selama 3
tahun(2008 s.d. 2010)
29
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
120
100
80
JUMLAH PENDERITA
60
40
20
0
≤19 20-29 30-39 40-49 50-59 ≥60
≤19
20-29
30-39
40-49
50-59
≥60
30
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Tabel 17 : Distribusi Usia Pada Tiga Kasus Terbanyak Tumor Ginekologik (2008 s.d. 2010)
UMUR MIOMA UTERI KISTA OVARIUM MOLA HIDATIDOSA
≤19 1 8 2
20-29 8 38 12
30-39 58 31 8
40-49 80 36 3
50-59 25 13 1
≥60 10 8 0
JUMLAH 182 134 26
Grafik 9 : Distribusi Usia Pada Tiga Kasus Terbanyak Tumor Ginekologik (2008 s.d. 2010)
90
80
70
60
50 MIOMA UTERI
40 KISTA OVARIUM
30 MOLA HIDATIDOSA
20
10
0
≤19 20-29 30-39 40-49 50-59 ≥60
31
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
BAB V
PEMBAHASAN
Telah dilakukan penelitian pada penderita tumor ginekologik yang dirawat inap di
RSUDZA. Penelitian ini mencoba mencari jenis tumor apa yang terbanyak dirawat,
rerata umur penderita tumor ginekologik, serta mortalitas dari penderita tumor
ginekologik selama terapi di ruang rawat inap.
A. Tumor Ganas
Sesuai data yang kami dapatkan, selama tiga tahun terakhir (2008 s.d. 2010)
terdapat 90 orang pasien dengan keganasan ginekologik yang di rawat inap di
RSUDZA. Masing-masing penderita ada yang hanya satu kali rawatan, namun
sebahagian besar dirawat berulang sesuai aturan terapi yang dibutuhkan.
1. Jumlah Pasien
Jumlah pasien baru yang menderita keganasan ginekologik dan dirawat di ruang
rawat inap ginekologi RSUDZA selama Januari 2008 s.d. November 2010 adalah 90
orang. Jumlah ini cenderung meningkat dari tahun 2008 yang hanya 5 orang, menjadi
35 orang pada tahun 2009 ( meningkat 600 persen), dan meningkat menjadi 50 orang
( meningkat 42,9%) pada tahun 2010.
2. Jenis Keganasan
Dari data yang kami dapatkan pada tahun 2008, dari 5 orang pasien ca
ginekologik ynag dirawat inap, 4 orang (80%) adalah ca ovarium, dan 1 orang (20%)
dengan Choriocarsinoma.
Pada tahun 2009, dari 35 pasien ca ginekologik yang dirawat inap, 33 orang (94,3%)
dirawat dengan ca ovarium, 1 orang (2,9%) dirawat dengan ca cerviks, dan 1 orang
(2,9%) dirawat dengan PTG.
32
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
Pada tahun 2010, dari 50 orang pasien yang dirawat inap, 42 orang (84%) adalah
pasien Ca Ovarium, 3 orang (6%) dirawat dengan ca cerviks, 3 orang (6%) dirawat
dengan choriocarsinoma, dan 2 orang (4%) dirawat dengan PTG.
3. Usia
Berdasarkan distribusi umur, selama 3 tahun, didapatkan bahwa usia pasien
termuda adalah 11 tahun, dan yang tertua adala 81 tahun. Golongan usia terbanyak
pasien ca ginekologik yang datang berobat dan dirawat adalah berkisar antara 40 s.d.
59 tahun. Usia 40 s.d 49 tahun sebanyak 26 orang (28,9%); usia 50 s.d. 59 tahun
sebanyak 26 orang (28,9%). Pasien yang berisia 30 s.d. 39 tahun menempati urutan
kedua terbanyak yaitu 16 orang (17,8%), selanjutnya berusia 20 s.d. 29 tahun
berjumlah 10 orang (11,1%) dan sementara pada mereka yang berusia 60 tahun
keatas, dimana secara teori penyakit ini insidensinya lebih tinggi, kunjungan ke RS
lebih sedikit yaitu 10 orang (11,1%), hal ini mungkin dikarenakan oleh angka harapan
hidup yang rendah. Yang paling sedikit yaitu yang berusia dibawah 20 tahun yaitu 2
orang (2,2%).
4. Mortalitas
Selama 3 tahun, dari 90 orang pasien yang dirawat inap dengan Ca ginekologik,
terdapat 11 orang (12,2%) pasien yang meninggal selama rawatan. Kesemuanya
adalah pasien yang menderita Ca Ovarium.
33
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
B. Tumor Jinak
1. Jumlah Pasien
Sesuai data yang kami dapatkan, sejak Januari 2008 s.d. Desember 2010
didapatkan 408 pasien tunor jinak ginekologik yang dirawat di ruangan rawat inap
RSUDZA. Berdasarkan jumlah pasien setiap tahunnya dalah tiga tahun terakhir tidak
mengalami fluktuasi yang dramatis, jumlahnya cenderung stabil yaitu 134 pasien pada
tahun 2008, 146 pada tahun 2009, dan menjadi 128 pada tahun 2010.
2. Jenis Tumor
Sejak Januari 2008 s.d. Desember 2010 didapatkan 408 pasien tunor jinak
ginekologik yang dirawat di ruangan rawat inap RSUDZA. Selama tiga tahun ini,
didapatkan 180 pasien (44.6%) dengan mioma uteri, 136 pasien (32.8%) kista
ovarium, 26 pasien (6.3%) molahidatidosa, 19 pasien (4.6%) tumor ovarium, 12
pasien (2.9%) kista bartholini, 10 orang pasien (2.4%) kista adenomiosis, 7 orang
pasien (1.7%) kista endometriosis, 6 orang pasien (1.4%) kista dermoid, 6 orang
pasien (1.4%) kista coklat, satu orang pasien (0.2%) tumor serviks, 2 pasien (0.4%)
kista uterus, serta masing-masing satu pasien yang dirawat dengan kista adneksa
(0.2%), tumor uterus (0.2%), dan tumor adneksa (0.2%).
Dapat kita lihat, selama tiga tahun ini, dalam hal jumlah, kasus mioma uteri
terus-menerus manduduki peringkat pertama, diikuti kista ovarium, selanjutnya mola
hidatidosa, sedangkan kasus-kasus tumor jinak lainnya, jika dilihat jumlahnya jauh
lebih sedikit.
3. Distribusi Usia
Berdasarkan distribusi umur, selama 3 tahun, didapatkan bahwa usia pasien
termuda adalah bayi berumur 7 bulan dengan mioma uteri, yang dapat dimasukkan
sebagai kasus istimewa, mengingat mioma jarang terjadi pada usia sebelum menarche.
Sedangkan yang tertua adalah 80 tahun juga dengan mioma uteri.
Golongan usia terbanyak pasien tumor jinak ginekologik yang datang berobat
dan dirawat adalah berkisar antara 30 s.d. 49 tahun. Usia 40 s.d 49 tahun sebanyak
34
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
132 orang (32,4%); usia 30 s.d. 39 tahun sebanyak 123 orang (30,1%). Pasien yang
berisia 20 s.d. 29 tahun menempati urutan ketiga terbanyak yaitu 69 orang (16,9%),
selanjutnya berusia 50 s.d. 59 tahun berjumlah 47 orang (11.5%) dan sementara pada
mereka yang berusia 60 tahun keatas berjumlah 22 orang (5.4%), dan paling sedikit
pada yang berusia 19 tahun kebawah yaitu 15 orang (3.7%).
Jika kita perhatikan distribusi umur pada tiga jenis tumor ginekologik yang
terbanyak dirawat, didapatkan bahwa mioma uteri paling banyak pada golongan usia
40 s.d. 49 tahun yaitu 80 orang (43.9%), kemudian 30 s.d. 39 tahun yaitu 58 orang
(31.9%), diikuti golongan usia 50-59 tahun yaitu 25 orang (13.7%), usia lebih dari 60
tahun 10 orang (5.6%), 20 s.d. 29 tahun, jumlahnya 8 orang (4.4%), sedangkan pada
usia 19 tahun atau kurang, kasus ini hanya pada 1 orang (0.5%). Hal ini sesuai dengan
teori yang mengatakan bahwa mioma uteri belum pernah dilaporkan sebelum
menarche, dan setelah menopouse hanya 10% mioma yang masih bertumbuh.
Sedangkam pada kistoma ovarii, kasus terbanyak terdapat pada usia muda 20
s.d 29 ttahun sebanyak 38 kasus (28.4%), usia 40 s.d. 49 tahun sebanyak 36 kasus
(26.9%), usia 30 s.d. 39 tahun sebanyak 31 kasus (23.1%), 50 s.d. 59 tahun sebanyak
13 kasus (9.8%) sedangkan pada usia dibawah 19 tahun dan diatas 60 tahun masing-
masing 8 kasus (5.9%). Hal ini juga sebagaimana dikatakan dalam teori bahwa
kistoma avarii lebih sering terjadi pada golongan usia 20 s.d 50 tahun, dan jarang pada
usia pascamenopouse.
35
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Penelitian terhadap pasien tumor ginekologik yang dirawat inap selama Januari 2008
s.d. Desember 2010 di RSUDZA Banda Aceh, didapatkan bahwa :
1. Jumlah pasien baru keganasan ginekologik yang dirawat selama tiga tahun
berjumlah 90 orang.
2. Terdapat peningkatan yang bermakna setiap tahunnya dalam jumlah pasien
yang dirawat dengan keganasan ginekologik.
3. Kasus terbanyak keganasan ginekologik adalah carsinoma ovarium, yaitu 79
orang (87,8 %), selebihnya adalah ca cerviks, PTG, dan choriocarsinoma.
4. Penderita keganasan ginekologik terbanyak berusia 40 sampai 59 tahun ( 57,8
%)
5. Jumlah pasien keganasan ginekologik yang meninggal selama di rawat inap
adalah 11 orang (12,2% ).
6. Jumlah pasien baru tumor jinak ginekologik yang dirawat inap selama 3 tahun
adalah 480 orang.
7. Tidak ada fluktuasi yang terlalu bermakna pada jumlah pasien tumor jinak
ginekologik yang dirawat setiap tahun.
8. Kasus terbanyak tumor jinak ginekologik adalah mioma uteri sebanyak 182
orang (44.6%) dan kista ovarium sebanyak 134 kasus (32.8%)
9. Tidak ada laporan pasien tumor jinak ginekologik yang meninggal selama
masa rawatan.
Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa penderita tumor ginekologik yang di rawat
inap cukup besar, serta penderita keganasan ginekologi cukup tinggi, dengan
kasus baru yang kian bertambah setiap tahunnya.
36
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
6.2 Saran
37
Keganasan Ginekologik di Ruang Rawat Inap RSUDZA Banda Aceh 2008 s.d 2010
DAFTAR PUSTAKA
38