Anda di halaman 1dari 7

PentingnyaPemberianMakananPendamping ASI pada Bayi

Yogi Sampe Pasang 102016146


Edo Chandra Sinaga 102017159
Daniel Geraldo 102017229
Mury Teresa Tahun 102016229
Kristy Clarine Saparang 102017064
Windyanissa Recita Dharmawan 102017107
Nadya Gabriella Susanto 102017162
Catharina Sekar Kinanthi 102017219

Abstrak
Pertumbuhan merupakan salah satu indicator terbaik untuk melihat status gizi dan kesehatan
anak. Masa dua tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan disebut sebagai “masa emas” atau window of opportunity atau masa kritis.
Kebutuhan nutrisi terbaik untuk bayi berusia 0-6 bulan adalah ASI. Setelah berumur lebih
dari 6 bulan kebutuhan asupan makanan bayi bertambah sehingga membutuhkan makanan
pendamping yang disebut dengan makanan pendamping air susu ibu (MPASI). MPASI
adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi dan diberikan pada bayi atau anak
usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MPASI diberikan secara
bertahap sesuai dengan usia anak mulai dari bentuk lumat, lembek,sampai anak terbiasa
dengan makanan keluarga. MPASI diberikan secara bertahap sesuai umurnya, bervariasi,
feeding rules dan hygienitasnya harus diterapkan dan dijaga agar MPASI yang baik dan tepat
dapat diberikan serta memberikan efek yang baik bagi tumbuh kembang sang bayi.
Kata kunci: MPASI, tumbuh kembang, feeding rules, gizi bayi
Abstract

Growth is one of the best indicators to see the nutritional status and health of children. The
first two years of life is a period that is very sensitive to the environment called the "golden
period" or window of opportunity or critical period. The best nutritional needs for babies
aged 0-6 months are breast milk. After the age of more than 6 months the baby's food intake
needs increase so that it requires complementary foods called breast milk supplementary
foods (MPASI). MPASI is a food or drink that contains nutrients and is given to babies or
children aged 6-24 months to meet nutritional needs other than breast milk. MPASI is given
in stages according to the age of the child starting from the form of pulverized, soft, until the
child is familiar with family food. MPASI is given in stages according to the age, variety,
feeding rules and hygienics must be applied and maintained so that good and proper MPASI
can be given and provide a good effect on the baby's growth and development.
Keywords: MPASI, growth, feeding rules, infant nutrition
Pendahuluan
Pertumbuhan merupakan salah satu indicator terbaik untukmelihat status gizi dan
kesehatan anak. Pertumbuhan pada masa anak menjadi salah satu indikator status kesehatan
di masa selanjutnya. Masa dua tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka
terhadap lingkungan dan masa ini dapat diulang lagi, sehingga masa baduta (bawah dua
tahun) disebut sebagai “masa emas” atau window of opportunity atau masa kritis.1

Kebutuhan nutrisi terbaik untuk bayi berusia 0-6 bulan adalah ASI. Setelah berumur lebih
dari 6 bulan kebutuhan asupan makanan bayi bertambah sehingga membutuhkan makanan
pendamping yang disebut dengan makanan pendamping air susu ibu (MPASI). MPASI
adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi dan diberikan pada bayi atau anak
usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI.2 MPASI diberikan secara
bertahap sesuai dengan usia anak mulai dari bentuk lumat, lembek,sampai anak terbiasa
dengan makanan keluarga. MPASI yang baik adalah memenuhi persyaratan tepatwaktu,
bergizi lengkap, cukup dan seimbang, aman, dan diberikan dengan cara yang benar. MPASI
pertama yang umum diberikan pada bayi di Indonesia adalah pisang dan tepung beras yang
dicampur ASI.3Jika MPASI diberikan sebelum umur 6 bulan akan meningkatkan risiko diare
dan infeksi lainnya.

Tujuan penulisan makalah ini untuk menginformasikan kepada pembaca tentang MPASI,
aturan pemberiannya, kesiapan fisik bayi yang bisa diberikan MPASI, kebutuhan kalori bayi,
serta tujuan pemberian MPASI.

Anamnesis
Berdasarkan skenario yang didapat seorang ibu ingin berkonsultasi tentang MPASI
untuk bayi laki-lakinya yang berusia 5 bulan. Dilakukan alloanamnesis dan didapatkan
informasi riwayat kehamilan ibu tidak ada komplikasi dan ANC teratur. Riwayat persalinan:
spontan per vaginam, menangis kuat. Riwayat imunisasi: polio 3 kali, hepatitis b 2 kali, bcg 1
kali,dan dpt 2 kali. Bayi minum ASI sejak lahir serta kenaikan berat badan dalam batas
normal.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik terlihat bayi tampak sehat, tidak ada kelainan berarti, dan
tumbuh kembang sesuai dengan usia.

Kelengkapan Imunisasi
Berdasarkan hasil anamnesis yang didapat bayi berusia 5 bulan tersebut telah
mendapatkan imunisasi : polio 3 kali, hepatitis b 2 kali, bcg 1 kali,dan dpt 2 kali.
Kelengkapan imunisasi bayi tersebut dapat kita lihat sesuai dengan kartu imunisasi
rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2017 pada gambar 1.
Gambar 1. Jadwal imunisasi anak usia 0-18 tahun.4

Vaksin HB pertama (monovalen) paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir
dan didahului pemberian suntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. Pemberian
vaksin BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan, optimal usia 2 bulan. Apabila diberikan pada
usia 3 bulan atau lebih, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.Berdasarkan Jadwal
imunisasi pada gambar 1, anak tersebut riwayat imunisasinya cukup lengkap. Sehingga dapat
disimpulkan riwayat imunisasinya baik.

Kebutuhan Jumlah Kalori bayi

Asupan makanan bayi tergantung dari kebutuhan kalori berdasarkan umur si bayi itu
sendiri. Saat usia 0-6 bulan ASI maish bisa memenuhi kebutuhna gizi bayi. Setelah lewat 6
bulan produksi ASI menurun sehingga kebutuhan gizi juga tidak lagi terpenuhi, sehingga
memerlukan makanan tambahan,yaitu MPASI. Indikator umum yang menunjukkan bahwa
bayi mendapatkan kilokalori per hari yang cukup adalah pertambahan panjang badan, berat
badan, dan lingkar kepala. Kebutuhan kilokalori bayi 0-1 tahun secara garis besar 100-10
kkal/kg/hari.5 Kilokalori merupakan ukuran energi yang disediakan makanan bagi tubuh.

Berdasarkan Permenkes No. 75 tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi bagi bangsa
Indonesia adalah usia 0-6 bulan 550 kkal/hari, usia 7-11 bulan 725 kkal/hari, 1-3 tahun 1125
kkal/hari, 4-6 tahun 1600 kkal/hari.6 Diatas usia 10 tahun kebutuhan kalori anak dibedakan
berdasarkan jenis kelamin.

Tujuan Pemberian MPASI

Pada umur 0-6 bulan pertama dilahirkan, ASI merupakan makanan yang terbaik bagi
bayi, namun setelah usia tersebut bayi mulai membutuhkan makanan tambahan selain ASI
yang disebut makanan pendamping ASI. Peranan MPASI bukan sebagai pengganti ASI tetapi
untuk melengkapi atau mendampingi ASI.7 MPASI harus diberikan sesuai dengan
pertambahan usia, kualitas dan kuantitas makanan baik, serta serta jenis makanan yang
beraneka ragam.8Tujuan pemberian MPASI adalah untuk menambah energi dan zat-zatgizi
yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus,
dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan
nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkandari ASI.

Persyaratan Pemberian MPASI


MPASI diberikan sejak umur 6 bulan. Pada usia 6 bulan bayi sudah mempunyai
refleks dalam mengunyah dan pencernaan yang lebih baik. Indikator bayi yang siap diberikan
MPASI: Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga,
Menghilangnya refleks menjulur lidah, serta Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada
makanan dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya kedepan untuk
menunjukkan rasa lapar dan menarik tubuh kebelakang atau membuang muka untuk
menunjukkan ketertarikan pada makanan.8

Pemberian MPASI
Pemberian MPASI baiktekstur, frekuensi dan porsi harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan dan pertumbuhan bayi anak usia 6-24 bulan.MPASI diberikan sesuai dengan
usia anak dan secara bertahap untuk perkembangan anak yang optimal. Jika konsistensi
makanan yang diberikan tidak sesuai dengan usia anak, kemungkinan mengkonsumsi
makanan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengunyah menjadi partikel yang lebih
kecil untuk ditelan, akibatnya anak akan makan dalam jumlah yang lebih sedikit (lama
mengunyah) sehingga asupan makanannya akan kurang.

ASI memenuhi separuh dari kebutuhan energi bayi 6-12 bulan. Sebelum diberikan
MPASI susuilah terlebih dahulu. Frekuensi MPASI pada bayi 6-9 bulan diberikan 3 kali
diberikan makanan selingan seperti bubur kacang hijau. Berikan makanan keluarga yang
dilunakkan sebanyak setengah cangkir (250ml), berikan tabur gizi pada makanan 2 hari satu
kali. Setelah berusia 8 bulan, bayi sudah bisa mulai makan makanan yang bisa ia pegang.
MPASI untuk bayi berusia 9-12 bulan frekuensi, jumlah, dan penambahan tabur gizi sama
dengan bayi usia 6-9 bulan. Yang membedakannya hanya kepekatan pada bayi 9-12 bulan
diberikan makanan keluarga yang dipotong-potong kecil, yang dapat dia pegang,dan
makanan yang diris-iris kecil.

Untuk bayi 12-24 bulan MPASI diberikan sebanyak 5 kali sehari. ASI tetap diberikan
karena itu menjaga kesehatan dan kekuatan bayi. Asi hanya mencukupi sepertiga kebutuhan
gizi bayi 12-24 bulan. Jumlah pemberian MPASI ditingkatkan menjadi 3/4 cangkir (250 ml).
Diberikan makanan keluarga yang telah dipotong-potong, bisa ia pegang, dan makanan yang
di iris-iris dengan tabur gizi tetap diberikan dua hari satu kali.

Feeding Rules dan Food Hygiene

Hygienitas dalam MPASI sangat penting. Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang
rendah memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba yang dapa tmeningkatkan risiko atau
infeksi lain pada bayi. Hygienititas dapat dilakukan dengan: menggunakan sendok atau
cangkir yang bersih untuk memberikan makanan atau minuman kepada bayi, simpan
makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat yang bersih dan aman, cuci tangan Ibu
dengan sabun sebelum menyiapkan makanan dan memberi makan bayi, cuci tangan Ibu dan
bayinya sebelum makan, cuci tangan Ibu dengan sabun setelah ke toilet dan setelah
membersihkan kotoran bayi.

Cara atau aturan pemberian MPASI dilakukan secara responsif atau pasif. Dalam
memberikan MPASI pada anak bersabarlah dan terus memberikan dorongan kepada bayi
agar mau makan, jangan paksa bayi untuk makan, dan gunakan piring tersendiri untuk
memastikan bayi memakan semua makanan yang diberikan. Feeding rules terdiri dari 3
bagian yaitu jadwal,prosedur,dan lingkungan. Pada jadwal waktu makan si Kecil
tidakbolehmelebihi 30 menit dan hanyabolehmengonsumsi air putih di antara waktu
makannya. Dalam feeding rule lingkungan harus menyenangkan,tidak ada distraksi, dan
jangan memberikan makanan sebagai hadiah. Bagian feeding rules yang terakhir adalah
prosedur,yang dilakukan pada bagian ini adalah dorong anak untuk makan sendiri, bila anak
menunjukkan tanda tidak mau makan tawarkan kembali jika setelah 10-15 menit tetap tidak
mau akhiri proses makan.

Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI. Makanan
selingan lain yang bergizi seperti mangga, pepaya, pisang, alpukat, dan buah-buahan dan
sayuran lain, kentang rebus, ubi jalar dan produk-produk roti tawar dapat diberikan sekali
atau dua kali sehari. Gunakan garam beryodium, jangan berikan makanan yang manis-manis
dan berikan makanan hewani sesering dan sedini mungkin masak sampai matang dan iris-iris.

Responsive Feeding

Responsive fedding adalah pengaturan jadwal makan bayi yang didasarkan pada
kondisi bayi, sehingga tidak perlu terlalu ketat terhadap jadwal makan. Berikut perilaku
pemberian makan sesuai dengan asuhan psikososial: mempelajari dan merespon tanda-tanda
kelaparan atau kekenyangan pada bayi, memberi makan dengan perlahan dan sabar, dorong
bayu untuk makan tapi jangan dipaksa, MPASI sebaiknya dibuat sendiri, jika bayi menolak
makan coba kombinasi lain, meminimalisir gangguan saat bayi makan,serta jadikan makan
sebagai proses menyenangkan.9

Kesimpulan
MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menujuke
makanan yang semi padat. Pemberian MP-ASI berguna untuk mencukupi kebutuhan bayi
atau balita guna pertumbuhan dan perkembanganf isik dan psikomotorik yang optimal jika
diberikan sesuai umur, kualitas dan kuantitas makanan. Perhatikan juga dalam jadwal
pemberian MP-ASI, kebutuhan jumlah kalori, porsi dan tekstur makanan. Serta lakukanl
angkah-langkah kebersihan dalam pemberian makanan supaya makanan tetap higienis.
Daftar Pustaka

1. Milman A, FrongilloEA, Onis M, Hwang JY. Differential improvement among


countries in child stunting is associated with long-term development and specific
interventions. J Nutr 2005;135:1415–22.
2. World Health Organization. Global strategy for infant and young child feeding. Report.
2003;1–30.
3. Galetti V, Mitchikpe CES, Kujinga P, Tossou F, Hounhouigan DJ, Zimmermann MB, et
al. Rural Beninese Children Are at Risk of Zinc Deficiency According to Stunting
Prevalence and Plasma Zinc Concentration but Not Dietary Zinc Intakes. J Nutr 2016;
146(1):114–23.
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jadwalimunisasi 2017. 18 April 2017. Diunduh dari:
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017, 7 Januari 2019.
5. Al-Salem AH. An illustrated Gide to pediatric surgery. Berlin: Springer; 2014. h.5-7.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes no 75 tentang Angka kecukupan
gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia Jakarta: Kementerian Keshatan Republik
Indonesia; 2013.
7. Krisnatuti, Diah, Rina Yenrina. Menyiapkanmakananpendamping ASI. Bogor:
PuspaSwara; 2000.
8. Mufida, dkk. Prinsip dasar MPASI untuk bayi 6-24 bulan. Jurnal Pangan dan Agrobisnis
September 2015; 3(4): 1646-51.
9. Hartono SH. Fenomena baru, memberikan MPASI dengan cara responsif feeding. Nakita
20 April 2018. Dilihat dari: http://nakita.grid.id/read/02207916/fenomena-baru-
memberikan-mpasi-dengan-cara-responsive-feeding?page=all, 7 Januari2019.
Tugas

1. Apa hubungan telatnya pemberian MPASI dengan munculnya manifestasi alergi pada
usia 5 tahun?

(halaman 19)
Sumber :“Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di
Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi”disusun oleh Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit
Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia diiterbitkan pertama kali tahun 2015.

Sumber dari pernyataan tentang korelasi terhadap telatnya pemberian mpasi dengan
munculnya manifestasi alergi pada usia 5 tahun.

Pengenalanmakananspt oat dan telur bias menurunkanresikosianakmengalamiasma. Dan juga


pengenalanikan juga menurunkanresiko rhinitis.

Dari 1293 anak, 77 mengalami asma dan dari 1288 anak 185 nya mengalami rhinitis pada
usia5 tahun (berdasarkan regresi cox proportional hazard).
2. Bagaimana mengetahui tanda anak kenyangsaat berlangsungnya kegiatan pemberian
makan?
Anak akan menunjukkan tanda lapar dan kenyang dengan Bahasa tubuhnya (feeding cue).
Seperti menutup mulutnya dan memalingkan wajah saat akan diberikan makan. Setelah
memahami tanda-tanda (feeding cue) yang ditunjukkan oleh anak maka akan tercipta suatu
jadwal makan yang disesuaikan untuk anak tersebut yang berbeda dengan jadwal anak
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai