Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) 2010-2012

Oleh :

Mahasiswa : Raja Aldino


Pembimbing : Yusralaini dan Sem Paulus

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru Indonesia


email : AldinoFareira@yahoo.com

Influence of Corporate Governance On Company Value of Manufacturing


Company Registered in Indonesia Stock Exchange (IDX) 2010-2012

Abstract

This study aims are to provide empirical evidence of the influence of


institutional ownership, managerial ownership, the proportion of independent
board of commissioners, and audit quality toward the corporate value of
manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange.
The population in this study are all companies listed in Indonesia Stock
Exchange (IDX). Sampling was done using purposive sampling method that
determinated the sample with a specific target or consideration. Based on data
collection there are 79 manufacturing companies listed in Indonesia Stock
Exchange can be used as a sample. To analyse the data is using multiple
regression method.
The study states that the audit quality does not have a significant effect on
company value, independent commissioner does not have a significant effect on
company value, institutional ownership has no significant effect on company
value. While managerial ownership has a significant impact on corporate value.
This means that managerial ownership is a factor that needs to be used as a
material consideration in the management of the company.

Keywords : Audit Quality, Independent Commissioner, Institutional Ownership,


Managerial Ownership, Company Value .

PENDAHULUAN perusahaan menurut theory of the firm


1. Latar Belakang adalah untuk memaksimumkan
Nilai perusahaan merupakan kekayaan atau nilai perusahaan.
kondisi tertentu yang telah dicapai Menurut Husnan (2000) nilai
oleh suatu perusahaan sebagai perusahaan merupakan harga yang
gambaran dari kepercayaan bersedia dibayar oleh calon pembeli
masyarakat terhadap perusahaan apabila perusahaan tersebut dijual.
setelah melalui suatu proses kegiatan Sedangkan menurut Keown (2004)
selama beberapa tahun, yaitu sejak nilai perusahaan merupakan nilai pasar
perusahaan itu pertama kali didirikan atas surat berharga hutang dan ekuitas
hingga saat ini. Tujuan utama perusahaan yang beredar.

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 1


Corporate governance merupakan memperoleh kembalis atas investasi
sebuah struktur; proses; budaya; dan dengan wajar, tepat dan seefesien
sistem untuk menciptakan kondisi mungkin, serta memastikan bahwa
operasional yang sukses bagi sebuah manajemen bertindak sebaik yang
organisasi (Keasley dalam Sunarto, dapat dilakukannya untuk kepentingan
2003). Forum for Corporate perusahaan (www.fcgi.com dalam
Governance in Indonesia (FCGI,2001) Sukamulja, 2004).
mendefenisikan Corporate Naik turunnya nilai perusahaan
Governance sebagai suatu peragkat dan untuk mengurangi agency cost
peraturan yang menetapkan hubungan dipengaruhi oleh struktur kepemilikan,
antara pemegang saham, pengurus, diantaranya dengan kepemilikan
pihak kreditur, pemerintah, karyawan saham oleh manajemen dan
serta pemegang kepentingan internal kepemilikan saham oleh institusional.
dan eksternal lainnya sehubungan Kepemilikan manajemen berperan
dengan hak-hak dan kewajiban sebagai pihak yang menyatukan
mereka. Corporate Governance kepentingan antara manajer dengan
merupakan suatu sistem yang pemegang saham, karena proporsi
mengatur dan mengendalikan saham yang dimiliki manajer dan
perusahaan yang diharapkan dapat direksi mengindikasikan menurunnya
memberikan dan meningkatkan nilai kecend-erungan adanya tindakan
perusahaan kepada para pemegang manipulasi oleh manajemen.
saham. Dengan demikian penerapan Kepemilikan institusional umumnya
corporate governance dipercaya dapat bertindak sebagai pihak yang
meningkatkan nilai perusahaan. memonitor perusahaan (Faisal, 2005).
Di Negara Indonesia, isu Semakin tinggi kepemilikan saham
mengenai corporate governance oleh institusi, semakin efektif
mengemuka setelah Indonesia mekanisme kontrol terhadap kinerja
mengalami krisis yang berkepanjangan manajemen, yang dapat meningkatkan
sejak tahun 1998. Banyak pihak yang nilai perusahaan. Sedangkan ukuran
mengatakan lamanya proses perbaikan untuk market value perusahaan adalah
di Indonesia disebabkan oleh dengan menggunakan dua variabel
lemahnya penerapan corporate yaitu Tobin's Q dan PBV.
governance dalam perusahaan. Sejak Beberapa peneliti menemukan
saat itu, baik pemerintah maupun tidak ada hubungan antara corporate
investor mulai memberikan perhatian governance dan nilai perusahaan
yang cukup signifikan dalam praktek seperti pada penelitian Che Haat, et al
corporate governance. (2008) yang meneliti Corporate
Corporate governance merupakan Governance, Transparency and
bentuk pengelolaan perusahaan yang Performance of Malaysian companies,
baik, didalamnya tercakup suatu menyimpulkan independensi dewan
bentuk perlindungan terhadap komisaris, cross-directorship dewan,
kepentingan pemegang saham (publik) kepemilikan manajerial tidak
sebagai pemilik perusahaan dan signifikan dan berhubungan negatif
kreditur sebagai penyandang dana terhadap Tobin’s Q.
ekstern. Sistem corporate governance Penelitian ini bertujuan untuk
yang baik akan memberikan menguji pengaruh mekanisme
perlindungan efektif kepada para corporate governance terhadap nilai
pemegang saham dan kreditur untuk perusahaan yang di proksi oleh Tobins

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 2


Q. beberapa mekanisme yang terjadi diantara para manajer internal
digunakan dalam penelitian ini adalah dan mengawasi kebijakan manajemen
kepemilikan institusional, kepemilikan serta memberikan nasehat kepada
manajerial, proporsi dewan komisaris manajemen (Ujiyantho dan Pramuka,
independen, dan kualitas audit. 2007). Komisaris independen
Kepemilikan Institusional pada merupakan posisi terbaik untuk
umumnya investor institusional melaksanakan fungsi monitoring agar
merupakan pemegang saham yang tercipta perusahaan yang corporate
cukup besar dan sekaligus memiliki governance. Besley (1996) dan
pendanaan yang besar. Menurut Faisal Triatmoko (2007) menyimpulkan
(2005) semakin besar kepemilikan bahwa komposisi dewan komisaris
institusional, maka semakin efisien dari luar lebih dapat untuk mengurangi
pemanfaatan aktiva perusahaan dan kecurangan pelaporan keuangan yang
diharapkan juga dapat bertindak dapat meningkatkan nilai perusahaan.
sebagai pencegahan terhadap Hasil penelitian Hamonangan
pemborosan yang dilakukan oleh siallagan dan mas’ud Machfoedz
manajemen. Sedangkan menurut tarjo (2006) dewan direksi komisaris secara
(2008) bahwa kepemilikan positif signifikan terhadap nilai
institusional berpengaruh signifikan perusahaan.
terhadap nilai pemegang saham, hal ini Kualitas Audit merupakan salah
berarti menunjukkan, bahwa satu pertimbangan penting bagi
kepemilikan institusional menjadi investor untuk menilai kewajaran
mekanisme yang handal sehingga suatu laporan keuangan. Kualitas audit
mampu memotivasi manajer dalam dipandang sebagai kemampuan untuk
meningkatkan kinerjanya yang pada mempertinggi kualitas suatu laporan
akhirnya dapat meningkatkan nilai keuangan bagi perusahaan makan
perusahaan. auditor yang berkualitas tinggi
Kepemilikan Manajerial berhasil diharapkan mampu meningkatkan
menjadi mekanisme untuk mengurangi kepercayaan investor. Menurut Meutia
masalah keagenan dari manajer (2004) membuktikan tentang pengaruh
dengan menyelaraskan kepentingan- independensi auditor terhadap
kepentingan manajer dengan manajemen laba untuk KAP Big Five
pemegang saham, masalah keagenan dan KAP Non Big Five. Perusahaan
dapat diminimalisasi dengan cara yang diaudit oleh KAP Big Five
memperbesar kepemilikan manajerial memiliki absoulute discretionary
sehingga manajemen akan cenderung accruals yang lebih rendah
untuk berusaha meningkatkan dibandingkan dengan perusahaan yang
kinerjanya untuk kepentingan diaudit oleh KAP Non Big Five. Hasil
pemegang saham. Hal itu akan penelitian Isalami Rahmawati (2010)
berpengaruh pada nilai perusahaan. kualitas audit berpengaruh negatif
Penelitian Jensen dan Meckling (1976) terhadap nilai perusahaan.
yang membuktikan bahwa variable Penelitian ini merupakan replikasi
struktir kepemilikan saham oleh dari Noor Laila (2011) yang mana
manajemen mempunyai pengaruh variabel independennya adalah
positif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial, kepemilikan
Proporsi Dewan Komisaris institusional, komisaris independen
Independen dapat bertindak sebgai dan ukuran dewan direksi. Adapun
penengah dalam perselisihan yang perbedaan penelitian yaitu data

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 3


penelitian yang digunakan berbeda perusahaan, indepedensi itu sendiri
dengan penelitian terdahulu akan mempengaruhi kualitas dari
menggunakan data pada tahun 2005- auditor tersebut, dengan demikian
2009. Sample penelitian ini yaitu independensi dari kantor akuntan
dengan melakukan penelitian terhadap publik akan mempengaruhi kualitas
perusahaan manufaktur yang terdaftar laporan keuangan. Audit yang
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun berkualitas sangat penting untuk
2010-2012. Variabel independen menjamin bahwa profesi akuntan
penelitian ini adalah Kepemlikan memenuhi tanggung jawab pada
institusional, kepemilikan manajerial, investor, masyarakat umum,
proporsi dewan komisaris independen, pemerintah serta pihak-pihak lain yang
dan kualitas audit. Untuk itu, mengandalkan kualitas laporan
diharapkan hasil yang didapat keuangan yang telah diaudit. Kualitas
merupakan hasil yang signifikan. laporan keuangan yang berkualitas
akan membuat investor tertarik untuk
2. Kerangka Pemikiran berinvestasi pada perusahaan, yang
pada akhirnya akan meningkatkan
2.1. Pengaruh Kualitas Audit nilai perusahaan.
terhadap Nilai Perusahaan. Dalam penelitian Herawaty
Kualitas audit mencerminkan (2008) kualitas audit berpengaruh
kredibilitas auditor yang digunakan positif terhadap nilai perusahaan.
dan kesalahan dalam laporan
keuangan. Semakin kredibel laporan 2.2. Pengaruh Proporsi Dewan
keuangan yang diaudit oleh auditor Komisaris Independen terhadap
maka semakin baik kualitas laporan Nilai Perusahaan.
keuangan yang dihasilkan dan Proporsi dewan komisaris
disampaikan kepada penggunanya independen adalah jumlah dewan
terutama pemegang saham. Sehingga komisaris independen dalam
semakin baik tingkat kepercayaan dan perusahaan. Jumlah dewan komisaris
keputusan yang diambil pemegang indepen yang semakin banyak
saham. Dengan begitu nilai menandakan bahwa dewan komisaris
perusahaan akan meningkat. independen melakukan fungsi
Kualitas auditor dibedakan pengawasan dan koordinasi dalam
berdasarkan kantor akuntan publik perusahaan yang semakin baik.
(KAP) yang masuk dalam golongan Dewan komisaris memegang
Big 4 dan Non Big 4. Kualitas auditor peranan penting dalam perusahaan
itu akan meningkat sejalan dengan terutama dalam pelaksanaan GCG.
besarnya Kantor Akuntan Publik Dewan komisaris merupakan inti dari
sehingga akan meningkatkan kualitas corporate governance yang ditugaskan
dari kantor akuntan publik tersebut. untuk menjamin strategi perusahaan,
Hal itu akan berpengaruh pada klien mengawasi manajer dalam mengelola
dalam memilih kantor akuntan publik perusahaan, serta mewajibkan
(DeAngelo, 1981) pemilihan KAP terlaksananya akuntabilitas.
yang masuk dalam golongan Big 4 dan Karena dewan komisaris
Non Big 4 akan berpengaruh terhadap bertanggung jawab untuk mengawasi
independensi auditor sehingga akan manajemen yang bertugas
meningkatkan kualitas laporan meningkatkan efesiensi dan daya saing
keuangan yang disusun oleh perusahaan, maka dewan komisaris

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 4


merupakan pusat ketahanan dan kepemilikan manajemen dalam sebuah
kesuksesan perusahaan. Dewan perusahaan, akan dugaaan yang
komisaris juga harus memantau menarik bahwa nilai perusahaan
efektivitas praktik corporate meningkat sebagai akibat kepemilkan
governance yang diterapkan manajemen yang meningkat.
perseroan, serta melakukan Kepemilikan oleh manajemen yang
peneyesuaian bilamana diperlukan. besar akan efektif dalam
Tuntutan akan transparansi dan memonitoring aktivitas perusahaan.
indepedensi terlihat dari adanya Dengan proposi kepemilikan
tuntutan agar perusahaan memiliki yang cukup tinggi, maka manajer akan
lebih banyak komisaris independen merasa ikut memiliki perusahaan,
yang mengawasi tindakan-tindakan sehingga akan berusaha semaksimal
para eksekutif (Lastanti, 2004). mungkin melakukan tindakan-
Kusumawati dan Riyanto (2005) tindakan yang dapat memaksi-malkan
berpendapat bahwa dengan adanya kemakmurannya. Hal tersebut
asumsi bahwa cross directorships didasarkan pada logika, bahwa
dewan akan menguntungkan bagi peningkatan proporsi saham yang
perusahaan untuk dapat meningkatkan dimiliki manajer akan menurunka
nilai perusahaan di mata investor. kecenderungan manajer akan
Hubungan antara jumlah anggota melakukan tindakan yang berlebihan.
dewan dengan nilai perusahaan Dengan demikian makan akan
didukung oleh perspektif fungsi mempersatukan kepentingan manajer
service dan kontrol yang dapat dengan pemegang saham, hal ini
diberikan oleh dewan. Lastanti (2004) berdampak positif meningkatkan nilai
yang membuktikan bahwa perusahaan.
independensi dewan komisaris Semakin besar kepemilkan saham
berpengaruh positif terhadap nilai oleh manajemen, maka berkurang
perusahaan. kecenderungan manajemen untuk
Dan dalam hasil penelitian yang mengop-timalkan penggunaan sumber
dilakukan oleh barnhart dan resnstein daya, sehingga mengakibatkan
(1998) mengenai “Board composition, kenaikan nilai perusahaan dan ketika
managerial ownership and firm kepemilikan saham oleh manajemen
performance: an empirical anylisis” rendah, maka ada kecenderungan
membuktikan bahwa semakin tinggi terjadinya perilaku opportunistic
perwakilan dari komisaris independen, manajer yang akan meningkat pula.
maka semakin tinggi independensi dan Kepemilkan manajemen terhadap
efektivitas corporate board, sehingga saham perusahaan dipandang dapat
dapat meningkatkan nilai perusahaan. menyelaraskan potensi perbedaan
kepentingan antara pemegang saham
2.3. Pengaruh Kepemilikan luar dan manajemen (Jensen dan
Manajerial terhadap Nilai Meckling, 1976 dalam siallagan dan
Perusahaan. Machfoedz, 2006). Sehingga
permasalahan keagenan diasumsikan
Kepemilikan manajerial adalah akan hilang apabila seorang manajer
proporsi pemegang saham dari pihak adalah juga sekaligus sebagai seorang
manajemen yang secara aktif ikut pemilik. Manajer yang sekaligus
dalam pengambilan keputusan pemegang saham akan meningkatkan
perusahaan. Dengan adanya nilai perusahaan, sehingga nilai

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 5


kekayaan sebagai pemegang saham pengawasan yang lebih besar oleh
akan meningkat juga. pihak investor institusional, sehingga
Sesuai dengan penelitian yang dapat menghalangi perilaku
dilakukan Jensen dan Meckling (1976) opportunistic manajer.
yang membuktikan bahwa variabel Menurut Tarjo (2008) bahwa
struktur kepemilkan saham oleh kepemilikan institusional berpengaruh
manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang
terhadap nilai perusahaan. saham. Hal ini berarti menunjukkan
2.4. Pengaruh Kepemilikan bahwa kepemilikan institusional
Institusional terhadap Nilai menjadi mekanisme yang handal
Perusahaan sehingga mampu memotivasi manajer
dalam meningkatkan kinerjanya yang
Konsentrasi kepemilikan pada akhirnya dapat meningkatkan
institusional merupakan saham nilai perusahaan.
perusahaan yang dimiliki oleh institusi
atau lembaga seperti perusahaan 3. Hipotesis Penelitian
asuransi, perusahaan investasi dan 1. Kualitas Audit berpengaruh
kepemilikan institusi lain (Tarjo, terhadap Nilai Perusahaan.
2008). Institusi merupakan sebuah 2. Proporsi dewan komisaris
lembaga yang memiliki kepentingan independen berpengaruh terhadap
besar terhadap investasi yang Nilai Perusahaan.
dilakukan termasuk investasi saham. 3. Kepemilikan manajerial
Sehingga biasanya institusi berpengaruh terhadap Nilai
menyerahkan tanggung jawab pada Perusahaan
divisi tertentu untuk mengelola 4. Kepemilikan institusional
investasi perusahaan tersebut. Karena berpengaruh terhadap Nilai
institusi memantau secara profesional Perusahaan.
perkembangan investasinya maka
tingkat pengendalian terhadap METODE PENELITIAN
tindakan manajemen sangat tinggi 1. Populasi dan Sampel
sehingga potensi keuangan dapat Populasi penelitian ini adalah
ditekan (Lastanti, 2004). Keberadaan laporan keuangan perusahaan
institusi inilah yang mampu menjadi manufaktur yang terdaftar di Bursa
alat monitoring efektif bagi Efek Indonesia (BEI).
perusahaan. 2. Kriteria Pemilihan Sampel
Kepemilikan institusional Pengambilan sampel dilakukan
bertindak sebagai pihak yang dengan menggunakan metode
memonitor perusahaan pada umumnya purposive sampling. Dalam
dan manajer sebagai pengelola pengambilan sampel dilakukan dengan
perusahaan pada khususnya. Semakin menggunakan purposive sampling
besar kepemilikan institusional, maka dengan criteria sebagai berikut :
semakin efesien pemanfaatan aktiva 1. Perusahaan manufaktur yang telah
perusahaan dan diharapkan juga dapat listing di Bursa Efek Indonesia
bertindak sebagai pencegahan tahun 2010, 2011, dan 2012.
terhadap pemborosan yang dilakukan 2. Perusahaan yang menerbitkan
oleh manaemen (Faisal, 2005). laporan tahunan (annual report)
Tingkat kepemilikan institusional yang yang berakhir pada tanggal 31
tinggi akan menimbulkan usaha Desember 2012.

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 6


3. Perusahaan yang memiliki data perusahaan. Selain itu, nilai pasar bias
mengenai Kepemilikan menjadi ukuran nilai perusahaan.
Institusional, Kualitas Audit,
Proporsi dewan komisaris, dan 4.2. Variabel Independen
Kepemilikan Manajerial. Variabel independent dalam
4. Perusahaan yang menyajikan penelitian ini adalah praktek corporate
laporan keuangan dalam mata uang governance yang terdiri dari:
rupiah. 1. Kualitas Audit
Sesuai dengan kriteria di atas, Untuk mengukur kualitas audit
maka diperoleh sebanyak 79 digunakan ukuran Kantor Akuntan
perusahaan manufaktur yang dijadikan Publik (KAP). Salah satu elemen
sampel penelitian. Periode dalam penting dari corporate governance
penelitian ini dibatasi antara tahun adalah kualitas laporan keuangan
2010 sampai 2012 dengan harapan yang baik. Auditor yang dipilih
akan diperoleh akurasi hasil penelitian. perusahaan untuk mengaudit
3.Jenis dan Sumber Data laporan keuangannya
Data yang digunakan dalam mempengaruhi kualitas laporan
penelitian ini berupa data sekunder, keuangan yang dihasilkan. Dalam
yaitu data kuantitatif. Menurut Uma penelitian ini, kualitas audit
Sekaran (2006 : 60) Data Sekunder merupakan variabel dummy. Jika
mengacu pada informasi yang perusahaan diaudit oleh KAP Big
dikumpulkan dari sumber yang telah Four maka mendapat nilai 1 dan 0
ada. Jadi data sekunder yang sebaliknya.
digunakan dalam penelitian ini adalah 2. Proporsi Dewan Komisaris
data yang berupa laporan keuangan Independen
auditan perusahaan manufaktur yang Proporsi dewan komisaris
terdaftar di BEI tahun 2010-2012 situs independen dihitung dengan
Bursa Efek Indonesia membagi jumlah dewan komisaris
(www.idx.co.id). independen dengan total anggota
dewan komisaris.
4. Variabel Penelitian dan Definisi 3. Kepemilikan Manajerial
Operasional Kepemilikan manajerial, diukur
4.1. Variabel Dependen dari persentase kepemilikan saham
Variabel dependent merupakan oleh manajemen (siallagan dan
variable terikat dan dipengaruhi oleh Machfoedz, 2006)
variabel lainnya (Ghozali, 2005). 4. Kepemilikan Institusional
Variabel dependent yang digunakan Kepemilikan institusional dihitung
dalam penelitian ini adalah nilai dengan jumlah lembar saham yang
perusahaan. Nilai perusahaan dimiliki oleh investor institusional
merupakan gambaran dari dibagi dengan total jumlah lembar
kesejahteraan pemegang saham. saham yang beredar.
Semakin tinggi nilai perusahaan maka
dapat menggambarkan semakin
sejahtera pula pemiliknya. Nilai 5. Metode Analisis Data
perusahaan dapat dilihat melalui nilai Untuk mempermudah dalam
pasar atau nilai buku perusahaan dari menganalisis digunakan SPSS
ekuitasnya. Dalam neraca keuangan, (Statistical Package for Social
ekuitas menggambarkan total modal Science), yaitu software yang

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 7


berfungsi untuk menganalisis data dan Uji multi kolinearitas bertujuan
melakukan perhitungan statistic baik untuk menguji apakah model regresi
parametric maupun non parametric ditemukan adanya korelasi antar
dengan basis Windows (Imam variabel bebas (independen). Model
Ghozali,2005). Teknik analisis regresi yang baik seharusnya tidak
statistika yang digunakan dalam terjadi korelasi diantara variabel
penelitian ini adalah statistik independen. Jika variabel independen
deskriptif. saling berkorelasi, maka variabel-
5.1 Statistik Deskriptif variabel ini tidak ortogonal.
Statistik deskriptif memberikan Untuk mendeteksi ada atau
gambaran suatu data yang dilihat dari tidaknya multikolonieritas di dalam
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, model regresi adalah sebagai berikut
varian, maksimum, minimum, sum, (Ghozali, 2005):
range, kurtoses dan skewness 1. Multikolonieritas dapat juga dilihat
(kemelencengan distribusi) dan dari nilai Tolerance dan Variance
digunakan untuk mengetahui Inflation Factor (VIF), dengan
gambaran mengenai mekanis-me dasar pengambilan keputusan
corporate governance, dan nilai sebagai berikut:
perusahaan pada perusahaan. a) Jika nilai tolerance diatas 0,1dan
5.2 Uji AsumsiKlasik nilai VIF dibawah10, maka tidak
Sebelum dilakukan perhitungan terjadi masalah multi
statistic regresi berganda untuk kolinearitas, artinya model
mengetahui pengaruh variabel regresi tersebut baik.
independen terhadap variabel b) Jika nilai tolerance lebih kecil
dependen secara bersama-sama, maka dari 0,1 dan nilai VIF diatas10,
diadakan pengujian asumsi klasik. maka terjadi masalah multi
Menurut Imam Ghozali (2005) uji kolinearitas, artinya model
asumsi klasik terdiri dari: regresi tersebut tidak baik.
5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk 5.2.3. Uji Heteroskedastisitas
menguji apakah dalam model regresi, Uji heteroskedastisitas bertujuan
variabel bebas dan variabel terikat untuk menguji apakah dalam model
keduanya memiliki distribusi normal regresi tidak terjadi kesamaan varian
atau tidak (Ghozali, 2005). Model dari residual satu pengamatan ke
regresi yang baik adalah memiliki data pengamatan yang lain. Jika variance
berdistribusi normal. Untuk menguji dari residual satu pengamatan
apakah terdapat distribusi yang normal kepengamatan lain tetap, maka disebut
atau tidak dalam model regresi maka homoskedastisitas dan jika berbeda
digunakanlah uji kolmogorof-smirnov disebut hetesrokedastisitas. Model
dan analisis grafik. Dalam uji ini, regresi yang baik adalah yang tidak
jika dihasilkan taraf signifikansi lebih terjadi heteroskedastisitas. Dalam
besar dari 5%, hal ini berarti data penelitian ini, metode yang digunakan
yang akan diolah memiliki untuk mendeteksi ada atau tidaknya
distribusi normal, sebaliknya jika heteroskedastisitas menggunakan uji
taraf signifikansi yang dihasilkan lebih Glejser.
kecil dari 5%, maka data tidak 5.2.4 Uji Auto Korelasi
terdistribusi secara normal. Uji ini bertujuan untuk menguji
5.2.2 Uji Multikolinearitas apakah dalam suatu model

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 8


regresilinear ada korelasi antara kepIns = Kepemilikan
kesalahan pengganggu pada periodet- Institusional – Berapa besar
1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi presentasi kepemilikan
maka dinamakan ada problem auto Institusional dalam struktur
korelasi. Model regresi yang baik saham perusahaan
adalah regresi yang bebas dari Q = Tobin’s Q = Proksi dari nilai
autokorelasi. perusahaan
Salah satu cara yang digunakan e = Error Perusahaan
untuk mendeteksi ada atau tidaknya
auto korelasi adalah dengan Uji 6. Pengujian Hipotesis
Durbin Watson (DW Test). Uji ini Pengujian terhadap hipotesis
hanya digunakan untuk auto korelasi penelitian dilakukan melalui pengujian
tingkat satu (first order auto model regresi dan pengujian pengaruh
correlation) dan mensyaratkan adanya parsial masing-masing variabel
intercept (konstanta) dalam model bebas.Pengujian model regresi
regresi dan tidak ada variabel lagi dimaksudkan untuk menguji pengaruh
diantara variabel bebas. secara simultan seluruh variabel bebas.
5.3 Analisis Regresi Berganda Pengujian model regresi dilakukan
Analisis regresi berganda dengan uji F, sedangkan pengujian
dimaksud-kan untuk menguji pengaruh parsial dilakukan dengan uji
pengaruh simultan dari beberapa t. Pengujian dilakukan dengan
variabel bebas terhadap satu variabel menggunakan perbandingan tingkat
terikat. Analisis regresi digunakan signifikansi dan derajat signifikansi
oleh peneliti apabila peneliti (α=5%) yaitu:
bermaksud meramalkan bagaimana 1. Signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
keadaan (naik-turunnya) variabel dan Ha diterima.
dependen, dan apabila dua atau lebih 2. Signifikansi > 0,05 maka H0 dterima
variabel independen sebagai dan Ha ditolak.
prediktor dimanipulasi atau dinaik 7. Uji Statistik t
turunkan nilainya (Sugiyono, Uji t digunakan untuk mengetahui
2002:90). ada tidaknya pengaruh secara linier
Dalam penelitian ini model antara variabel bebas dan variabel
regresi berganda yang akan tergantung.
dikembangkan adalah sebagai berikut : a. Jika t hitung < t tabel maka Ho
Qit = α0 + α1KA+ α2 KomInd it + diterima dan menolak Ha, artinya
α3 KepManit + α4 KepInsit + e tidak ada pengaruh antara variabel
Keterangan : bebas secara parsial terhadap
KA =Menggunakan variabel variabel terikat.
dummy yaitu 1 untuk KAP b. Jika t hitung > t table maka Ho
Big 4 dan 0 untuk KAP non ditolak dan menerima Ha, artinya
Big Four ada pengaruh antara variabel bebas
KomInd =Persentase komisaris secara parsial terhadap variabel
independen dibanding total terikat.
dewan Komisaris yang ada Uji t dapat dilakukan hanya
KepMan=Kepemilikan manajerial = dengan melihat nilai signifikansi t
dummy variable dengan masing– masing variabel yang terdapat
nilai 1 jika ada kepemilikan pada output hasil analisis regresi yang
manajerial dan 0 sebaliknya. menggunakan versi 12.0. jika angka

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 9


signifikansi t lebih kecil dari α (0,05) 1. Statistik Deskriptif
maka dapat dikatakan bahwa ada Analisis statistik deskriptif
pengaruh yang signifikan antara digunakan untuk memberi gambaran
variabel bebas terhadap variabel data yag dilihat dari nilai rata-rata
terikat. (mean), standar deviasi (varian), nilai
8.Uji Statistik F maksimum dan nilai minimum.
Uji F digunakan untuk menguji Analisis data penelitian terhadap
signifikasi koefisien regresi secara perusahaan industri manufaktur yang
keseluruhan dan pengaruh variabel terdaftar di Bursa Efek Indonesia
bebas secara bersama-sama. periode 2010-2012 dapat dilihat pada
a. Apabila F hitung < F tabel maka Ha tabel berikut ini :
ditolak dan Ho diterima artinya
tidak ada pengaruh antara variabel Tabel 4.1. Data Statistik Deskriptif
bebas secara simultan terhadap Mini Maxi
variabel terikat. N mum mum Mean
b. Apabila F hitung > F table maka Kualitas Audit 177 .00 1.00 .64
Ha diterima dan Ho ditolak artinya DKomisaris 177 20.00 60.00 38.41
ada pengaruh antara variabel bebas KManajerial 177 38.95 95.65 59.21
secara simultan terhadap variabel KInstitusional 177 .00 27.77 2.11
terikat. Nilai_Perusahaan 177 .05 21.87 2.29
Uji F dapat dilakukan hanya Valid N (listwise) 177
dengan melihat nilai signifikansi F Sumber : Data Olahan
yang terdapat pada output hasil
analisis regresi yang menggunakan 2. Analisis Data
versi12.0. jika angka signifikansi F 2.1. Uji Normalitas
lebih kecil dari α (0,05) maka ada Pengujian normalitas data secara
pengaruh yang signifikan antara analisis statistik dilakukan dengan
variabel bebas terhadap variabel menggunakan Uji Kolmogorov–
terikat secara simultan. Smirnov. Secara multivariat pengujian
9. Uji Koefisien Determinasi (R2) normalitas data dilakukan terhadap
Uji Koefisien Determinasi (R2) nilai residualnya. Data yang
pada intinya mengukur seberapa jauh berdistribusi normal ditunjukkan
kemampuan model dalam menjelaskan dengan nilai signifikansi diatas 0,05
variasi variabel dependen. Nilai atau 5% (Ghozali, 2005). Namun
koefisien determinasi adalah antara 0 berdasarkan data pada table 4.2. nilai
(nol) dan 1 (satu). Nilai koefisien signifikansi berada di bawah 0,05 atau
determinasi (R2) yang kecil berarti 5% dengan demikian data tersebut
kemampuan variabel-variabel tidak terdistribusi dengan normal.
independen menjelaskan variabel Agar data yang digunakan
dependen sangat terbatas. Secara memiliki distribusi yang normal maka
umum, nilai (R2) untuk penelitian dilakukan transformasi data dengan
cross sectionrelatif rendah karena cara mentransformasikan variabel
adanya variasi yang besar antara dependen dan variabel independen
masing-masing pengamatan, menjadi bentuk logaritma natural.
sedangkan untuk data penelitian time Dengan mentransfor-masikan
series relatif tinggi (Ghozali, 2005). persamaan kedalam bentuk logaritma
HASIL PENELITIAN DAN natural, data-data outlier (data yang
PEMBAHASAN

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 10


terlalu ekstrim) akan diketahui dan Dari hasil perhitungan dengan
kemudian dihilangkan. Nilai menggunakan program SPSS
signifikansi berada di atas 0,05 atau diperoleh nilai d hitung sebesar =
5% dengan demikian data tersebut 1,842. Jika d terletak antara dL dan
telah terdistribusi dengan normal, dU, maka hipotesis nol diterima yang
sehingga data dapat digunakan untuk berarti tidak ada autokorelasi.
penelitian selanjutnya. Berdasarkan tabel DW untuk n=177
2.2. Pengujian Asumsi Klasik dan k=4 diperoleh angka dL sebesar
Uji pendahuluan dilakukan 2,624 dan dU sebesar 0,379 dengan
guna menguji apakah model regresi demikian nilai terletak diantara nilai
linear berganda dapat diterima secara dL dan dU, untuk itu diputuskan
ekonometrik. Syarat memenuhi uji bahwa model ini tidak terjadi
pendahuluan ini adalah data harus autokorelasi.
bebas dari autokorelasi, 2.3. Model Regresi Berganda
heteroskedastisitas, dan Adapun dalam penganalisaan data
multikoleniaritas (Sugiyono, 2007: akan digunakan alat bantu program
40). komputer SPSS Ver 17 untuk
a. Uji Multikoleniaritas mendapatkan hasil yang lebih teliti
Pengujian ini dilakukan untuk dan akurat. Tujuan dari analisis regresi
menguji apakah tidak ada linier berganda adalah untuk
multikoleniaritas antar sesama meramalkan pengaruh dari
variabel independen yang ada dalam variabel-variabel bebas dalam hal ini
model regresi linear berganda. Uji adalah kualitas audit, return on equity,
multikoleniaritas dihitung melalui ukuran perusahaan dan Komisaris
program SPSS dan hasilnya nilai VIF Independen, terhadap nilai perusahaan
(Variance Inflation Factor) dapat di perusahaan industri dan kimia.
disimpulkan bahwa tidak terdapat Berdasarkan hasil analisis data dengan
(terbebas dari) multikoleniaritas pada menggunakan program SPSS maka
model regresi linear berganda yang didapatkan persamaan regesi linier
dibuat karena nilai VIF yang ada berganda sebagai berikut :
mempunyai nilai toleransi di atas Y = 2.873 - 0.0371 - 0.114X2 - 0.492X3-
angka 1 dan dibawah angka 10 atau 0.142X4
memiliki angka tolerance yang Dari persamaan regresi tersebut,
melebihi angka 0,01 dan tidak telrihat bahwa nilai variabel terikat (Y)
melebihi angka 1. akan ditentukan oleh variabel bebas
b. Uji Heteroskedastisitas (X1, X2, X3 dan X4). Sebagai ilustrasi
Pengujian terhadap variabel (X1, X2, X3 dan X4). Maka
heteroskedastisitas dilakukan dengan nilai dari variabel nilai perusahaan
uji glesjer. Bila tidak terdapat menjadi 2,873 artinya setiap
heteroskedastisitas, maka nilai peningkatan pada Kualitas Audit,
signifikansi berada di angka > 0,05, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
demikian pula sebaliknya. Dari hasil Institusional dan Dewan Komisaris
uji Glejser dapat dilihat bahwa nilai Independen sebesar 1 satuan akan
signifikansi berada di atas angka kritis menyebabkan peningkatan nilai
0,05. Dimana hal ini mengindikasikan perusahaan sebesar 2,873.
bahwa model tersebut tidak terdapat Selanjutnya, setiap
heteroskedastititas. peningkatan pada kualitas audit
c. Uji Autokorelasi sebesar 1 satuan, akan menyebabkan

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 11


menurunya Nilai perusahaan sebesar kemampuan jangka pendek (likuiditas)
0,037 dengan asumsi X2, X3 dan X4) perusahaan dalam melakukan
tetap. Demikian juga halnya dengan investasi, dengan demikian investor
peningkatan X2 (Dewan Komisaris cenderung tidak diperlukan dalam
Independen) sebesar 1 satuan, akan membuat pertimbangan untuk jangka
menyebabkan penurunan Nilai waktu pendek. Hal ini sejalan dengan
perusahaan sebesar 0,114 dengan hasil penelitian Kesuma (2009) dan
asumsi (X1, X3 dan X4) tetap. Untuk Rahwardhani (2007) dan Hardanti
setiap peningkatan X3 (Kepemilikan (2010) yang menyatakan bahwa
Institusional) sebesar 1 satuan, akan kualitas audit tidak berpengaruh
menyebabkan penurunan Nilai signifikan. Namun tidak sejalan
perusahaan sebesar 0,492 dengan dengan penelitian Wasi Aji (2003).
asumsi (X1, X2 dan X4) tetap. Terakhir 2) Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
untuk setiap peningkatan X4 Dari hasil pengolahan data
(kepemilikan manajerial) sebesar 1 menunjukkan bahwa t hitung variabel
satuan, akan menyebabkan penurunan Komisaris Independen adalah -0,297
Nilai perusahaan sebesar 0,142 dengan dan t tabel adalah 1,974 sehingga
asumsi (X1, X2 dan X3) tetap. diperoleh kesimpulan t hitung < t tabel
dan P value > α, maka H2 diterima.
2.4. Pengujian Hipotesis Sementara itu tingkat signifikansi
1. Uji Parsial (Uji-t) sebesar 0,767 yang lebih besar dari
Uji t ini dilakukan dengan 0,05. Sehingga hipotesis kedua (H2)
membandingkan t hitung dengan t tidak dapat dibuktikan. Hasil
tabel pada taraf signifikan sebesar 5% penelitian ini sejalan dengan penelitian
(α = 0,05) Kesuma (2009), Rachmawardani
T tabel = α/2, n – k -2 (2007), Hardanti (2010) namun tidak
= 0,05/2; 177 – 4 - 1 sejalan dengan penelitian Wasi Aji
= 0,025 ; 173 (2003).
= 1,974 3) Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Berdasarkan hasil pengujian Hasil pengolahan data
dengan menggunakan program SPSS, menunjukkan bahwa t hitung variabel
maka diperoleh hasil sebagai berikut : Kepemilikan Institusional adalah -
1) Pengujian Hipotesis Pertama (H1) 1.429 dan t tabel adalah 1,974
Hipotesis pertama menyatakan sehingga diperoleh kesimpulan t
kualitas audit memiliki pengaruh yang hitung < t tabel dan P value > α, maka
signifikan terhadap nilai perusahaan H3 diterima. Sementara itu tingkat
perusahaan. Dari hasil pengolahan signifikansi sebesar 0,155 yang lebih
data menunjukkan bahwa t hitung besar dari 0,05. Sehingga hipotesis
variabel kualitas audit adalah -0,270 ketiga (H3) tidak dapat dibuktikan.
dan t tabel adalah 1,974 sehingga Hasil penelitian ini sejalan dengan
diperoleh kesimpulan t hitung < t table penelitian Eko Supriyanto dan
dan P value > α, maka Ho diterima Falikhatun (2008), Wasi Aji (2003).
dan H1 ditolak. Sementara itu tingkat Namun tidak sejalan dengan Hapsari
signifikansi sebesar 0,787 yang lebih (2010), Saidi (2004), Leli (2010) dan
besar dari 0,05. Sehingga hipotesis Isnaini (2007).
pertama (H1) tidak dapat dibuktikan 4) Pengujian Hipotesis Keempat
atau dengan kata lain H1 ditolak. Hal Dari hasil pengolahan data
ini berarti investor memandang menunjukkan bahwa t hitung variabel

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 12


Kepemilikan Manajerial adalah -2,549 Manajerial memiliki pengaruh
dan t tabel adalah 1,974 sehingga yang signifikan terhadap nilai
diperoleh kesimpulan t-hitung > t tabel perusahaan.
dan P value < α, maka Ho ditolak dan 2. Saran
H4 diterima. Sementara itu tingkat 1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat
signifikansi sebesar 0,012 < 0,05. Hal melakukan pengujian dengan
ini berarti Kepemilikan Manajerial menggunakan sampel seluruh
memiliki berpengaruh signifikan perusahaan yang terdaftar di Bursa
terhadap nilai perusahaan. Sehingga Efek Indonesia dengan
hipotesis keempat (H4) dapat menggunakan variabel yang
dibuktikan. Hasil penelitian ini sejalan berbeda dan model penelitian yang
dengan penelitian Supriyanto dan lain.
Fahlikhatun (2008), Isnaini (2007),
Wasi Aji (2003) namun tidak sejalan DAFTAR PUSTAKA
dengan penelitian Kesuma (2009). Anthony, Robert N dan Vijay
5. Koefisien Determinasi (R2) Govindarajan. 2005. Management
Tingkat koefisien determinasi Control System Buku 2. Jakarta:
yang dimiliki sebesar Adjusted R2= Salemba Empat.
Aryanis, Nora 2007. Pengaruh Reputasi
0,103. Hal ini berarti harga saham
Auditor, Leverage dan Mekanisme
perusahaan manufaktur dijelaskan oleh Tata Kelola Perusahaan terhadap
variabel kualitas audit, Kepemilikan Manajemen Laba. Skripsi Mahasiswa
Manajerial dan Kepemilikan Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Insitusional, dan Komisaris Balsam, S., E. Bartov and C. Marquardt.
Independen sebesar 10,3%. Sementara (2002). "Accrual Management,
sekitar 89,7% dijelaskan oleh variabel Investor Sophisticated, and Equity
lain seperti kebijakan dividen, struktur Valuation: Evidence from 10 –Q
modal, net profit margin, return on Fillings". Journal of Accounting Rese-
asset, return on investment, earning March. 40 No.4, p. 987-1012
per share nilai tukar rupiah, inflasi Besley, M. (1996).”An Empirical Analysis
of the Relation Between The Board of
dan lain-lain.
Director Composition and Financial
KESIMPULAN DAN SARAN Statement Fraud”. Accounting review.
1. Kesimpulan Darmawati, Denidkk. (2004). "Hubungan
1. Hipotesis pertama (H1) tidak dapat Corporate Governance Dan Kinerja
diterima karena kualitas audit tidak perusahaan". Simposium Nasional
memiliki pengaruh yang signifikan Akuntansi VII, Denpasar, 2-3
terhadap nilai perusahaan. Desember 2004.
2. Hipotesis kedua (H2) tidak dapat Dechow, Patricia M., Richart G. Sloan
diterima karena Komisaris and Amy.P. Sweeney, (1995),
Independen tidak memiliki Detecting earnings management, The
pengaruh yang signifikan terhadap Accounting Review70, 193-225.
Dina Anggraini, (2013), “Pengaruh Good
nilai perusahaan.
Corporate Governance Terhadap Nilai
3. Hipotesis ketiga (H3) tidak dapat Perusahaan Textile, Garment yang
diterima karena Kepemilikan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Institusional tidak memiliki (BEI) pada periode 2009-2012.
pengaruh yang signifikan terhadap Forum For Corporate Governance in
nilai perusahaan. Indonesia.2001. “Peranan Dewan
4. Hipotesis keempat (H4) dapat Komisaris dan Komite Audit dalam
diterima karena Kepemilikan Pelaksanaan Corporate governance”

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 13


Seri Tata Kelola Perusahaan, Jilid II, Lennox, Clive. (1999). The Relationship
Edisi ke-2. Jakarta. Between Auditor Accuracy and Auditor
Faisal (2005). Analisis Agency Cost, Size: An Evaluation of Reputation and
Struktur Kepemilikan Dan Mekanisme Deep Pockets Arguments, Journal of
Corporate Governance. Simposium Business Finance and Accounting,
Nasional Akuntansi VII. Ikatan September/October.
Akuntansi Indonesia. Lisa Puji Astuti (2014). “Analisis
Fischer, Marly dan Kenneth Pengaruh Earning Management
Rozenzweigg (1995). "Attitude of Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Student Practitiones Concerting the Peranan Praktik Corporate
Ethical Acceptability of Earnings Governance sebagai Variable
Management", Journal of Business Pemoderasi Pada Perusahaan
Ethic 14 ; 433-444. Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Ghozali, Imam. (2005). “ Aplikasi Efek Indonesia Tahun 2010-2011”
Analisis Multivariate dengan Program Meutia, Intan. 2004. Pengaruh
SPSS”. Edisi Ketiga, Badan Penerbit Independensi Auditor Terhadap
Universitas Diponegoro. Manajemen Laba untuk KAP Big 5
Isalami Rahmawati (2010). ”Pengaruh dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi
Earning Management Terhadap Nilai Indonesia, Vol. 7, No. 3.
Perusahaan : Corporate Governance Morck, R. And A. Shieifer, and R.W.
sebagai Moderating Variable. Vishny (1988), "Management
Keown (2006), “ Faktor-Faktor Yang Ownership and Market Valuation:
Mempengaruhi Nilai Perusahaan An Empirical Analysis". Jurnal of
Heally, PM and Wahlen, J.M. (1999). "A Financial Economics, 20, p. 293-315.
Review of the Earnings Management Noor Laila (2011), “ Analisis Pengaruh
Literature and its Implication for Good Corporate Governance
Standard Setting", Accounting Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi
Horizon (December), p 365-383 Universitas Diponegoro, Semarang.
Herawaty, Vinola (2008). “Peran Pamungkas, Dyah Tri. (2012).
Praktek Corporate Governance “Pengaruh Earning Management
sebagai Moderating Variable dari terhadap Nilai Perusahaan dengan
Pengaruh Earning Management Corporate Governance sebagai
terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Variabel Pemoderasi”. Semarang
Akuntansi dan Keuangan Vol. 10 No. 2012.
2, November 2008 : 97 – 108. Parulian, S.R. 2004. “Analisis Hubungan
Hexana Sri Lastanti. (2004). “Hubungan Antara Komite Audit dan Komisaris
Struktur Corporate Governance Independen dengan praktek
dengan Kinerja Perusahaan dan Manajemen Laba: Studi Empiris di
Reaksi Pasar”, Konferensi Nasional Perusahaan di BEJ”. Tesis
Akuntansi: Peran Akuntan dalam Pascasarjana FE UI.
Membangun Good Corporate Pratana Puspa Midiastuty dan Mas'ud
Governance. Machfced (2003). "Analisa Hubungan
Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. Mekanisme Corporate Govemanace
(1976). Theory of The Firm: dan Indikasi Manajemen Laba.
Managerial Behavior, Agency Cost "Simposium Nasional Akuntansi VI.
and Ownership Structure. Journal of IM, 2003.
Financial Economics 3.hal. 305-360. Rachmawati, Andri dan Hanung
Jiambavo, J. (1996). "Discussion of Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-
Causes and Consequenses of Earnings faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Manipulation". Contemporary Laba dan Nilai Perusahaan. Artikel
Accounting Research. Vol 13. Spring, Simposium Nasional Akuntansi (SNA)
p 37-47. X, Makasar

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 14


Rika Susanti, 2010. “Analisis Faktor- Ujiyantho, Arief, dan Bambang Agus
faktor yang Mempengaruhi Nilai Pramuka, 2007, Mekanisme Corporate
Perusahaan”. Skripsi Universitas Governance, Manajmen Laba dan
Diponegoro, Semarang. Kinerja Keuangan (Studi pada
Sandra, D. and I. W. Kusuma. 2004. Perusahaan Go Publik sector
Reaksi Pasar Terhadap Tindakan manufaktur), Kumpulan Makalah
Perataan Laba Dengan Kualitas Simposium nasional Akuntansi (SNA)
Auditor Dengan Kepemilikan X, Makasar.
Manajerial Sebagai Variabel Utama, Siddharta (2003). "Corporate
Pemoderasi. Makalah SNA VII. Governance, Disclosure and its
Scott, William R. (2006). Financial Evidencein Indonesia". Usahawan No.
th
Accountingtheory'. 4 Edition. Canada 04 th XXXII. hal. 28-32.
Inc: Person Education. Watfield, TerryD., J. J. Wild dan K.L
Siallagan, Hamonangan, Machfoeds, Wild (1995). "Managerial Ownership,
Mas’ud. 23-26 Agustus 2006. Accounting Choices, and
Mekanisme Corporate Governance, Informativesness of Earning". Journal
Kulaitas Laba dan Nilai Perusahaan”. of Accounting and Economics 20, hal.
Simposium Nasional Akuntansi. 61-91.
Siregar, Sylvia Veronica N. P & Wedari, Linda Kusumaning. 2004.
Bachtiar, Yardvi S. (2004). "Good “Analisis Pengaruh Proporsi Dewan
Corporate Governance, Information Komisaris dan Keberadaan Komite
Asymmetry, and Earnings Audit Terhadap Aktivitas Manajemen
Management", Simposium Nasional Laba “. Simposium Nasional
Akuntansi VII. Denpasar-Bali, hal. Akuntansi VII. Denpasar.
57-69. Widyaningdyah, Agnes Utari. (2001).
Siregar, Sylvia. Veronica N. P, dan “Analisis Faktor-Faktor yang
Utama, Siddharta. (2006) "Pengaruh Berpengaruh terhadap Earning
Struktur Kepemihkan, Ukuran Management pada Perusahaan Go
Perusahaan, dan Praktek Corporate Public di Indonesia”. Jurnal Akuntansi
Governance terhadap Pengelolaan dan Keuangan Vol 3 No. 2, November
Laba (Earnings Management)", 2001 : 89-101.
Journal Riset Akuntansi Indonesia, Wirjolukito ,2003. Faktor-Faktor Penentu
Vol. 9 No.3. haL 307-326. Pemilihan Auditor Dan Implikasi
Suaryana, Agung. 2005. “Pengaruh Skala Penawaran Umum Perdana:
Komite Audit terhadap Kualitas Studi Empiris Perusahaan Masuk
Laba”. Simposium Nasional Bursa Di Bursa Efek Jakarta, Disertasi
Akuntansi VIII. Solo. Pascasarjana FE UI.
Sugiri, Slamet. (1998). “ Earning Xie, Biao., Wallace N. Davidson and
Management : Teori, Model dan Bukti Peter J. Dadalt. (2003). Earning
Empiris”. Telaah Bisnis, Hal.1-8. Management and Corporate
Governance: The Roles Of The Board
Sutrisno. (2010). “Pengaruh Earning
and The Audit Committee. Journal of
Management terhadap Nilai
Corporate Finance, Vol. 9. hal. 295 -
Perusahaan dengan Mekanisme
316.
Corporate Governance sebagai
Moderating Variable”. Semarang 2010
Sylvia, Veronica N. P. Siregar dan
Siddharta Utama, Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan
Praktek Corporate Governance
Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings
Management) Simposium Nasional
Akuntansi VIII, IAI, 2005.

Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 15

Anda mungkin juga menyukai