Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru Indonesia
email : AldinoFareira@yahoo.com
Influence of Corporate Governance On Company Value of Manufacturing
Company Registered in Indonesia Stock Exchange (IDX) 2010-2012
Abstract
This study aims are to provide empirical evidence of the influence of
institutional ownership, managerial ownership, the proportion of independent board of commissioners, and audit quality toward the corporate value of manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange. The population in this study are all companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Sampling was done using purposive sampling method that determinated the sample with a specific target or consideration. Based on data collection there are 79 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange can be used as a sample. To analyse the data is using multiple regression method. The study states that the audit quality does not have a significant effect on company value, independent commissioner does not have a significant effect on company value, institutional ownership has no significant effect on company value. While managerial ownership has a significant impact on corporate value. This means that managerial ownership is a factor that needs to be used as a material consideration in the management of the company.
1. Latar Belakang adalah untuk memaksimumkan Nilai perusahaan merupakan kekayaan atau nilai perusahaan. kondisi tertentu yang telah dicapai Menurut Husnan (2000) nilai oleh suatu perusahaan sebagai perusahaan merupakan harga yang gambaran dari kepercayaan bersedia dibayar oleh calon pembeli masyarakat terhadap perusahaan apabila perusahaan tersebut dijual. setelah melalui suatu proses kegiatan Sedangkan menurut Keown (2004) selama beberapa tahun, yaitu sejak nilai perusahaan merupakan nilai pasar perusahaan itu pertama kali didirikan atas surat berharga hutang dan ekuitas hingga saat ini. Tujuan utama perusahaan yang beredar.
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 1
Corporate governance merupakan memperoleh kembalis atas investasi sebuah struktur; proses; budaya; dan dengan wajar, tepat dan seefesien sistem untuk menciptakan kondisi mungkin, serta memastikan bahwa operasional yang sukses bagi sebuah manajemen bertindak sebaik yang organisasi (Keasley dalam Sunarto, dapat dilakukannya untuk kepentingan 2003). Forum for Corporate perusahaan (www.fcgi.com dalam Governance in Indonesia (FCGI,2001) Sukamulja, 2004). mendefenisikan Corporate Naik turunnya nilai perusahaan Governance sebagai suatu peragkat dan untuk mengurangi agency cost peraturan yang menetapkan hubungan dipengaruhi oleh struktur kepemilikan, antara pemegang saham, pengurus, diantaranya dengan kepemilikan pihak kreditur, pemerintah, karyawan saham oleh manajemen dan serta pemegang kepentingan internal kepemilikan saham oleh institusional. dan eksternal lainnya sehubungan Kepemilikan manajemen berperan dengan hak-hak dan kewajiban sebagai pihak yang menyatukan mereka. Corporate Governance kepentingan antara manajer dengan merupakan suatu sistem yang pemegang saham, karena proporsi mengatur dan mengendalikan saham yang dimiliki manajer dan perusahaan yang diharapkan dapat direksi mengindikasikan menurunnya memberikan dan meningkatkan nilai kecend-erungan adanya tindakan perusahaan kepada para pemegang manipulasi oleh manajemen. saham. Dengan demikian penerapan Kepemilikan institusional umumnya corporate governance dipercaya dapat bertindak sebagai pihak yang meningkatkan nilai perusahaan. memonitor perusahaan (Faisal, 2005). Di Negara Indonesia, isu Semakin tinggi kepemilikan saham mengenai corporate governance oleh institusi, semakin efektif mengemuka setelah Indonesia mekanisme kontrol terhadap kinerja mengalami krisis yang berkepanjangan manajemen, yang dapat meningkatkan sejak tahun 1998. Banyak pihak yang nilai perusahaan. Sedangkan ukuran mengatakan lamanya proses perbaikan untuk market value perusahaan adalah di Indonesia disebabkan oleh dengan menggunakan dua variabel lemahnya penerapan corporate yaitu Tobin's Q dan PBV. governance dalam perusahaan. Sejak Beberapa peneliti menemukan saat itu, baik pemerintah maupun tidak ada hubungan antara corporate investor mulai memberikan perhatian governance dan nilai perusahaan yang cukup signifikan dalam praktek seperti pada penelitian Che Haat, et al corporate governance. (2008) yang meneliti Corporate Corporate governance merupakan Governance, Transparency and bentuk pengelolaan perusahaan yang Performance of Malaysian companies, baik, didalamnya tercakup suatu menyimpulkan independensi dewan bentuk perlindungan terhadap komisaris, cross-directorship dewan, kepentingan pemegang saham (publik) kepemilikan manajerial tidak sebagai pemilik perusahaan dan signifikan dan berhubungan negatif kreditur sebagai penyandang dana terhadap Tobin’s Q. ekstern. Sistem corporate governance Penelitian ini bertujuan untuk yang baik akan memberikan menguji pengaruh mekanisme perlindungan efektif kepada para corporate governance terhadap nilai pemegang saham dan kreditur untuk perusahaan yang di proksi oleh Tobins
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 2
Q. beberapa mekanisme yang terjadi diantara para manajer internal digunakan dalam penelitian ini adalah dan mengawasi kebijakan manajemen kepemilikan institusional, kepemilikan serta memberikan nasehat kepada manajerial, proporsi dewan komisaris manajemen (Ujiyantho dan Pramuka, independen, dan kualitas audit. 2007). Komisaris independen Kepemilikan Institusional pada merupakan posisi terbaik untuk umumnya investor institusional melaksanakan fungsi monitoring agar merupakan pemegang saham yang tercipta perusahaan yang corporate cukup besar dan sekaligus memiliki governance. Besley (1996) dan pendanaan yang besar. Menurut Faisal Triatmoko (2007) menyimpulkan (2005) semakin besar kepemilikan bahwa komposisi dewan komisaris institusional, maka semakin efisien dari luar lebih dapat untuk mengurangi pemanfaatan aktiva perusahaan dan kecurangan pelaporan keuangan yang diharapkan juga dapat bertindak dapat meningkatkan nilai perusahaan. sebagai pencegahan terhadap Hasil penelitian Hamonangan pemborosan yang dilakukan oleh siallagan dan mas’ud Machfoedz manajemen. Sedangkan menurut tarjo (2006) dewan direksi komisaris secara (2008) bahwa kepemilikan positif signifikan terhadap nilai institusional berpengaruh signifikan perusahaan. terhadap nilai pemegang saham, hal ini Kualitas Audit merupakan salah berarti menunjukkan, bahwa satu pertimbangan penting bagi kepemilikan institusional menjadi investor untuk menilai kewajaran mekanisme yang handal sehingga suatu laporan keuangan. Kualitas audit mampu memotivasi manajer dalam dipandang sebagai kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya yang pada mempertinggi kualitas suatu laporan akhirnya dapat meningkatkan nilai keuangan bagi perusahaan makan perusahaan. auditor yang berkualitas tinggi Kepemilikan Manajerial berhasil diharapkan mampu meningkatkan menjadi mekanisme untuk mengurangi kepercayaan investor. Menurut Meutia masalah keagenan dari manajer (2004) membuktikan tentang pengaruh dengan menyelaraskan kepentingan- independensi auditor terhadap kepentingan manajer dengan manajemen laba untuk KAP Big Five pemegang saham, masalah keagenan dan KAP Non Big Five. Perusahaan dapat diminimalisasi dengan cara yang diaudit oleh KAP Big Five memperbesar kepemilikan manajerial memiliki absoulute discretionary sehingga manajemen akan cenderung accruals yang lebih rendah untuk berusaha meningkatkan dibandingkan dengan perusahaan yang kinerjanya untuk kepentingan diaudit oleh KAP Non Big Five. Hasil pemegang saham. Hal itu akan penelitian Isalami Rahmawati (2010) berpengaruh pada nilai perusahaan. kualitas audit berpengaruh negatif Penelitian Jensen dan Meckling (1976) terhadap nilai perusahaan. yang membuktikan bahwa variable Penelitian ini merupakan replikasi struktir kepemilikan saham oleh dari Noor Laila (2011) yang mana manajemen mempunyai pengaruh variabel independennya adalah positif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial, kepemilikan Proporsi Dewan Komisaris institusional, komisaris independen Independen dapat bertindak sebgai dan ukuran dewan direksi. Adapun penengah dalam perselisihan yang perbedaan penelitian yaitu data
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 3
penelitian yang digunakan berbeda perusahaan, indepedensi itu sendiri dengan penelitian terdahulu akan mempengaruhi kualitas dari menggunakan data pada tahun 2005- auditor tersebut, dengan demikian 2009. Sample penelitian ini yaitu independensi dari kantor akuntan dengan melakukan penelitian terhadap publik akan mempengaruhi kualitas perusahaan manufaktur yang terdaftar laporan keuangan. Audit yang di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun berkualitas sangat penting untuk 2010-2012. Variabel independen menjamin bahwa profesi akuntan penelitian ini adalah Kepemlikan memenuhi tanggung jawab pada institusional, kepemilikan manajerial, investor, masyarakat umum, proporsi dewan komisaris independen, pemerintah serta pihak-pihak lain yang dan kualitas audit. Untuk itu, mengandalkan kualitas laporan diharapkan hasil yang didapat keuangan yang telah diaudit. Kualitas merupakan hasil yang signifikan. laporan keuangan yang berkualitas akan membuat investor tertarik untuk 2. Kerangka Pemikiran berinvestasi pada perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan 2.1. Pengaruh Kualitas Audit nilai perusahaan. terhadap Nilai Perusahaan. Dalam penelitian Herawaty Kualitas audit mencerminkan (2008) kualitas audit berpengaruh kredibilitas auditor yang digunakan positif terhadap nilai perusahaan. dan kesalahan dalam laporan keuangan. Semakin kredibel laporan 2.2. Pengaruh Proporsi Dewan keuangan yang diaudit oleh auditor Komisaris Independen terhadap maka semakin baik kualitas laporan Nilai Perusahaan. keuangan yang dihasilkan dan Proporsi dewan komisaris disampaikan kepada penggunanya independen adalah jumlah dewan terutama pemegang saham. Sehingga komisaris independen dalam semakin baik tingkat kepercayaan dan perusahaan. Jumlah dewan komisaris keputusan yang diambil pemegang indepen yang semakin banyak saham. Dengan begitu nilai menandakan bahwa dewan komisaris perusahaan akan meningkat. independen melakukan fungsi Kualitas auditor dibedakan pengawasan dan koordinasi dalam berdasarkan kantor akuntan publik perusahaan yang semakin baik. (KAP) yang masuk dalam golongan Dewan komisaris memegang Big 4 dan Non Big 4. Kualitas auditor peranan penting dalam perusahaan itu akan meningkat sejalan dengan terutama dalam pelaksanaan GCG. besarnya Kantor Akuntan Publik Dewan komisaris merupakan inti dari sehingga akan meningkatkan kualitas corporate governance yang ditugaskan dari kantor akuntan publik tersebut. untuk menjamin strategi perusahaan, Hal itu akan berpengaruh pada klien mengawasi manajer dalam mengelola dalam memilih kantor akuntan publik perusahaan, serta mewajibkan (DeAngelo, 1981) pemilihan KAP terlaksananya akuntabilitas. yang masuk dalam golongan Big 4 dan Karena dewan komisaris Non Big 4 akan berpengaruh terhadap bertanggung jawab untuk mengawasi independensi auditor sehingga akan manajemen yang bertugas meningkatkan kualitas laporan meningkatkan efesiensi dan daya saing keuangan yang disusun oleh perusahaan, maka dewan komisaris
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 4
merupakan pusat ketahanan dan kepemilikan manajemen dalam sebuah kesuksesan perusahaan. Dewan perusahaan, akan dugaaan yang komisaris juga harus memantau menarik bahwa nilai perusahaan efektivitas praktik corporate meningkat sebagai akibat kepemilkan governance yang diterapkan manajemen yang meningkat. perseroan, serta melakukan Kepemilikan oleh manajemen yang peneyesuaian bilamana diperlukan. besar akan efektif dalam Tuntutan akan transparansi dan memonitoring aktivitas perusahaan. indepedensi terlihat dari adanya Dengan proposi kepemilikan tuntutan agar perusahaan memiliki yang cukup tinggi, maka manajer akan lebih banyak komisaris independen merasa ikut memiliki perusahaan, yang mengawasi tindakan-tindakan sehingga akan berusaha semaksimal para eksekutif (Lastanti, 2004). mungkin melakukan tindakan- Kusumawati dan Riyanto (2005) tindakan yang dapat memaksi-malkan berpendapat bahwa dengan adanya kemakmurannya. Hal tersebut asumsi bahwa cross directorships didasarkan pada logika, bahwa dewan akan menguntungkan bagi peningkatan proporsi saham yang perusahaan untuk dapat meningkatkan dimiliki manajer akan menurunka nilai perusahaan di mata investor. kecenderungan manajer akan Hubungan antara jumlah anggota melakukan tindakan yang berlebihan. dewan dengan nilai perusahaan Dengan demikian makan akan didukung oleh perspektif fungsi mempersatukan kepentingan manajer service dan kontrol yang dapat dengan pemegang saham, hal ini diberikan oleh dewan. Lastanti (2004) berdampak positif meningkatkan nilai yang membuktikan bahwa perusahaan. independensi dewan komisaris Semakin besar kepemilkan saham berpengaruh positif terhadap nilai oleh manajemen, maka berkurang perusahaan. kecenderungan manajemen untuk Dan dalam hasil penelitian yang mengop-timalkan penggunaan sumber dilakukan oleh barnhart dan resnstein daya, sehingga mengakibatkan (1998) mengenai “Board composition, kenaikan nilai perusahaan dan ketika managerial ownership and firm kepemilikan saham oleh manajemen performance: an empirical anylisis” rendah, maka ada kecenderungan membuktikan bahwa semakin tinggi terjadinya perilaku opportunistic perwakilan dari komisaris independen, manajer yang akan meningkat pula. maka semakin tinggi independensi dan Kepemilkan manajemen terhadap efektivitas corporate board, sehingga saham perusahaan dipandang dapat dapat meningkatkan nilai perusahaan. menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham 2.3. Pengaruh Kepemilikan luar dan manajemen (Jensen dan Manajerial terhadap Nilai Meckling, 1976 dalam siallagan dan Perusahaan. Machfoedz, 2006). Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan Kepemilikan manajerial adalah akan hilang apabila seorang manajer proporsi pemegang saham dari pihak adalah juga sekaligus sebagai seorang manajemen yang secara aktif ikut pemilik. Manajer yang sekaligus dalam pengambilan keputusan pemegang saham akan meningkatkan perusahaan. Dengan adanya nilai perusahaan, sehingga nilai
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 5
kekayaan sebagai pemegang saham pengawasan yang lebih besar oleh akan meningkat juga. pihak investor institusional, sehingga Sesuai dengan penelitian yang dapat menghalangi perilaku dilakukan Jensen dan Meckling (1976) opportunistic manajer. yang membuktikan bahwa variabel Menurut Tarjo (2008) bahwa struktur kepemilkan saham oleh kepemilikan institusional berpengaruh manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai pemegang terhadap nilai perusahaan. saham. Hal ini berarti menunjukkan 2.4. Pengaruh Kepemilikan bahwa kepemilikan institusional Institusional terhadap Nilai menjadi mekanisme yang handal Perusahaan sehingga mampu memotivasi manajer dalam meningkatkan kinerjanya yang Konsentrasi kepemilikan pada akhirnya dapat meningkatkan institusional merupakan saham nilai perusahaan. perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan 3. Hipotesis Penelitian asuransi, perusahaan investasi dan 1. Kualitas Audit berpengaruh kepemilikan institusi lain (Tarjo, terhadap Nilai Perusahaan. 2008). Institusi merupakan sebuah 2. Proporsi dewan komisaris lembaga yang memiliki kepentingan independen berpengaruh terhadap besar terhadap investasi yang Nilai Perusahaan. dilakukan termasuk investasi saham. 3. Kepemilikan manajerial Sehingga biasanya institusi berpengaruh terhadap Nilai menyerahkan tanggung jawab pada Perusahaan divisi tertentu untuk mengelola 4. Kepemilikan institusional investasi perusahaan tersebut. Karena berpengaruh terhadap Nilai institusi memantau secara profesional Perusahaan. perkembangan investasinya maka tingkat pengendalian terhadap METODE PENELITIAN tindakan manajemen sangat tinggi 1. Populasi dan Sampel sehingga potensi keuangan dapat Populasi penelitian ini adalah ditekan (Lastanti, 2004). Keberadaan laporan keuangan perusahaan institusi inilah yang mampu menjadi manufaktur yang terdaftar di Bursa alat monitoring efektif bagi Efek Indonesia (BEI). perusahaan. 2. Kriteria Pemilihan Sampel Kepemilikan institusional Pengambilan sampel dilakukan bertindak sebagai pihak yang dengan menggunakan metode memonitor perusahaan pada umumnya purposive sampling. Dalam dan manajer sebagai pengelola pengambilan sampel dilakukan dengan perusahaan pada khususnya. Semakin menggunakan purposive sampling besar kepemilikan institusional, maka dengan criteria sebagai berikut : semakin efesien pemanfaatan aktiva 1. Perusahaan manufaktur yang telah perusahaan dan diharapkan juga dapat listing di Bursa Efek Indonesia bertindak sebagai pencegahan tahun 2010, 2011, dan 2012. terhadap pemborosan yang dilakukan 2. Perusahaan yang menerbitkan oleh manaemen (Faisal, 2005). laporan tahunan (annual report) Tingkat kepemilikan institusional yang yang berakhir pada tanggal 31 tinggi akan menimbulkan usaha Desember 2012.
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 6
3. Perusahaan yang memiliki data perusahaan. Selain itu, nilai pasar bias mengenai Kepemilikan menjadi ukuran nilai perusahaan. Institusional, Kualitas Audit, Proporsi dewan komisaris, dan 4.2. Variabel Independen Kepemilikan Manajerial. Variabel independent dalam 4. Perusahaan yang menyajikan penelitian ini adalah praktek corporate laporan keuangan dalam mata uang governance yang terdiri dari: rupiah. 1. Kualitas Audit Sesuai dengan kriteria di atas, Untuk mengukur kualitas audit maka diperoleh sebanyak 79 digunakan ukuran Kantor Akuntan perusahaan manufaktur yang dijadikan Publik (KAP). Salah satu elemen sampel penelitian. Periode dalam penting dari corporate governance penelitian ini dibatasi antara tahun adalah kualitas laporan keuangan 2010 sampai 2012 dengan harapan yang baik. Auditor yang dipilih akan diperoleh akurasi hasil penelitian. perusahaan untuk mengaudit 3.Jenis dan Sumber Data laporan keuangannya Data yang digunakan dalam mempengaruhi kualitas laporan penelitian ini berupa data sekunder, keuangan yang dihasilkan. Dalam yaitu data kuantitatif. Menurut Uma penelitian ini, kualitas audit Sekaran (2006 : 60) Data Sekunder merupakan variabel dummy. Jika mengacu pada informasi yang perusahaan diaudit oleh KAP Big dikumpulkan dari sumber yang telah Four maka mendapat nilai 1 dan 0 ada. Jadi data sekunder yang sebaliknya. digunakan dalam penelitian ini adalah 2. Proporsi Dewan Komisaris data yang berupa laporan keuangan Independen auditan perusahaan manufaktur yang Proporsi dewan komisaris terdaftar di BEI tahun 2010-2012 situs independen dihitung dengan Bursa Efek Indonesia membagi jumlah dewan komisaris (www.idx.co.id). independen dengan total anggota dewan komisaris. 4. Variabel Penelitian dan Definisi 3. Kepemilikan Manajerial Operasional Kepemilikan manajerial, diukur 4.1. Variabel Dependen dari persentase kepemilikan saham Variabel dependent merupakan oleh manajemen (siallagan dan variable terikat dan dipengaruhi oleh Machfoedz, 2006) variabel lainnya (Ghozali, 2005). 4. Kepemilikan Institusional Variabel dependent yang digunakan Kepemilikan institusional dihitung dalam penelitian ini adalah nilai dengan jumlah lembar saham yang perusahaan. Nilai perusahaan dimiliki oleh investor institusional merupakan gambaran dari dibagi dengan total jumlah lembar kesejahteraan pemegang saham. saham yang beredar. Semakin tinggi nilai perusahaan maka dapat menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai 5. Metode Analisis Data perusahaan dapat dilihat melalui nilai Untuk mempermudah dalam pasar atau nilai buku perusahaan dari menganalisis digunakan SPSS ekuitasnya. Dalam neraca keuangan, (Statistical Package for Social ekuitas menggambarkan total modal Science), yaitu software yang
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 7
berfungsi untuk menganalisis data dan Uji multi kolinearitas bertujuan melakukan perhitungan statistic baik untuk menguji apakah model regresi parametric maupun non parametric ditemukan adanya korelasi antar dengan basis Windows (Imam variabel bebas (independen). Model Ghozali,2005). Teknik analisis regresi yang baik seharusnya tidak statistika yang digunakan dalam terjadi korelasi diantara variabel penelitian ini adalah statistik independen. Jika variabel independen deskriptif. saling berkorelasi, maka variabel- 5.1 Statistik Deskriptif variabel ini tidak ortogonal. Statistik deskriptif memberikan Untuk mendeteksi ada atau gambaran suatu data yang dilihat dari tidaknya multikolonieritas di dalam nilai rata-rata (mean), standar deviasi, model regresi adalah sebagai berikut varian, maksimum, minimum, sum, (Ghozali, 2005): range, kurtoses dan skewness 1. Multikolonieritas dapat juga dilihat (kemelencengan distribusi) dan dari nilai Tolerance dan Variance digunakan untuk mengetahui Inflation Factor (VIF), dengan gambaran mengenai mekanis-me dasar pengambilan keputusan corporate governance, dan nilai sebagai berikut: perusahaan pada perusahaan. a) Jika nilai tolerance diatas 0,1dan 5.2 Uji AsumsiKlasik nilai VIF dibawah10, maka tidak Sebelum dilakukan perhitungan terjadi masalah multi statistic regresi berganda untuk kolinearitas, artinya model mengetahui pengaruh variabel regresi tersebut baik. independen terhadap variabel b) Jika nilai tolerance lebih kecil dependen secara bersama-sama, maka dari 0,1 dan nilai VIF diatas10, diadakan pengujian asumsi klasik. maka terjadi masalah multi Menurut Imam Ghozali (2005) uji kolinearitas, artinya model asumsi klasik terdiri dari: regresi tersebut tidak baik. 5.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk 5.2.3. Uji Heteroskedastisitas menguji apakah dalam model regresi, Uji heteroskedastisitas bertujuan variabel bebas dan variabel terikat untuk menguji apakah dalam model keduanya memiliki distribusi normal regresi tidak terjadi kesamaan varian atau tidak (Ghozali, 2005). Model dari residual satu pengamatan ke regresi yang baik adalah memiliki data pengamatan yang lain. Jika variance berdistribusi normal. Untuk menguji dari residual satu pengamatan apakah terdapat distribusi yang normal kepengamatan lain tetap, maka disebut atau tidak dalam model regresi maka homoskedastisitas dan jika berbeda digunakanlah uji kolmogorof-smirnov disebut hetesrokedastisitas. Model dan analisis grafik. Dalam uji ini, regresi yang baik adalah yang tidak jika dihasilkan taraf signifikansi lebih terjadi heteroskedastisitas. Dalam besar dari 5%, hal ini berarti data penelitian ini, metode yang digunakan yang akan diolah memiliki untuk mendeteksi ada atau tidaknya distribusi normal, sebaliknya jika heteroskedastisitas menggunakan uji taraf signifikansi yang dihasilkan lebih Glejser. kecil dari 5%, maka data tidak 5.2.4 Uji Auto Korelasi terdistribusi secara normal. Uji ini bertujuan untuk menguji 5.2.2 Uji Multikolinearitas apakah dalam suatu model
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 8
regresilinear ada korelasi antara kepIns = Kepemilikan kesalahan pengganggu pada periodet- Institusional – Berapa besar 1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi presentasi kepemilikan maka dinamakan ada problem auto Institusional dalam struktur korelasi. Model regresi yang baik saham perusahaan adalah regresi yang bebas dari Q = Tobin’s Q = Proksi dari nilai autokorelasi. perusahaan Salah satu cara yang digunakan e = Error Perusahaan untuk mendeteksi ada atau tidaknya auto korelasi adalah dengan Uji 6. Pengujian Hipotesis Durbin Watson (DW Test). Uji ini Pengujian terhadap hipotesis hanya digunakan untuk auto korelasi penelitian dilakukan melalui pengujian tingkat satu (first order auto model regresi dan pengujian pengaruh correlation) dan mensyaratkan adanya parsial masing-masing variabel intercept (konstanta) dalam model bebas.Pengujian model regresi regresi dan tidak ada variabel lagi dimaksudkan untuk menguji pengaruh diantara variabel bebas. secara simultan seluruh variabel bebas. 5.3 Analisis Regresi Berganda Pengujian model regresi dilakukan Analisis regresi berganda dengan uji F, sedangkan pengujian dimaksud-kan untuk menguji pengaruh parsial dilakukan dengan uji pengaruh simultan dari beberapa t. Pengujian dilakukan dengan variabel bebas terhadap satu variabel menggunakan perbandingan tingkat terikat. Analisis regresi digunakan signifikansi dan derajat signifikansi oleh peneliti apabila peneliti (α=5%) yaitu: bermaksud meramalkan bagaimana 1. Signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak keadaan (naik-turunnya) variabel dan Ha diterima. dependen, dan apabila dua atau lebih 2. Signifikansi > 0,05 maka H0 dterima variabel independen sebagai dan Ha ditolak. prediktor dimanipulasi atau dinaik 7. Uji Statistik t turunkan nilainya (Sugiyono, Uji t digunakan untuk mengetahui 2002:90). ada tidaknya pengaruh secara linier Dalam penelitian ini model antara variabel bebas dan variabel regresi berganda yang akan tergantung. dikembangkan adalah sebagai berikut : a. Jika t hitung < t tabel maka Ho Qit = α0 + α1KA+ α2 KomInd it + diterima dan menolak Ha, artinya α3 KepManit + α4 KepInsit + e tidak ada pengaruh antara variabel Keterangan : bebas secara parsial terhadap KA =Menggunakan variabel variabel terikat. dummy yaitu 1 untuk KAP b. Jika t hitung > t table maka Ho Big 4 dan 0 untuk KAP non ditolak dan menerima Ha, artinya Big Four ada pengaruh antara variabel bebas KomInd =Persentase komisaris secara parsial terhadap variabel independen dibanding total terikat. dewan Komisaris yang ada Uji t dapat dilakukan hanya KepMan=Kepemilikan manajerial = dengan melihat nilai signifikansi t dummy variable dengan masing– masing variabel yang terdapat nilai 1 jika ada kepemilikan pada output hasil analisis regresi yang manajerial dan 0 sebaliknya. menggunakan versi 12.0. jika angka
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 9
signifikansi t lebih kecil dari α (0,05) 1. Statistik Deskriptif maka dapat dikatakan bahwa ada Analisis statistik deskriptif pengaruh yang signifikan antara digunakan untuk memberi gambaran variabel bebas terhadap variabel data yag dilihat dari nilai rata-rata terikat. (mean), standar deviasi (varian), nilai 8.Uji Statistik F maksimum dan nilai minimum. Uji F digunakan untuk menguji Analisis data penelitian terhadap signifikasi koefisien regresi secara perusahaan industri manufaktur yang keseluruhan dan pengaruh variabel terdaftar di Bursa Efek Indonesia bebas secara bersama-sama. periode 2010-2012 dapat dilihat pada a. Apabila F hitung < F tabel maka Ha tabel berikut ini : ditolak dan Ho diterima artinya tidak ada pengaruh antara variabel Tabel 4.1. Data Statistik Deskriptif bebas secara simultan terhadap Mini Maxi variabel terikat. N mum mum Mean b. Apabila F hitung > F table maka Kualitas Audit 177 .00 1.00 .64 Ha diterima dan Ho ditolak artinya DKomisaris 177 20.00 60.00 38.41 ada pengaruh antara variabel bebas KManajerial 177 38.95 95.65 59.21 secara simultan terhadap variabel KInstitusional 177 .00 27.77 2.11 terikat. Nilai_Perusahaan 177 .05 21.87 2.29 Uji F dapat dilakukan hanya Valid N (listwise) 177 dengan melihat nilai signifikansi F Sumber : Data Olahan yang terdapat pada output hasil analisis regresi yang menggunakan 2. Analisis Data versi12.0. jika angka signifikansi F 2.1. Uji Normalitas lebih kecil dari α (0,05) maka ada Pengujian normalitas data secara pengaruh yang signifikan antara analisis statistik dilakukan dengan variabel bebas terhadap variabel menggunakan Uji Kolmogorov– terikat secara simultan. Smirnov. Secara multivariat pengujian 9. Uji Koefisien Determinasi (R2) normalitas data dilakukan terhadap Uji Koefisien Determinasi (R2) nilai residualnya. Data yang pada intinya mengukur seberapa jauh berdistribusi normal ditunjukkan kemampuan model dalam menjelaskan dengan nilai signifikansi diatas 0,05 variasi variabel dependen. Nilai atau 5% (Ghozali, 2005). Namun koefisien determinasi adalah antara 0 berdasarkan data pada table 4.2. nilai (nol) dan 1 (satu). Nilai koefisien signifikansi berada di bawah 0,05 atau determinasi (R2) yang kecil berarti 5% dengan demikian data tersebut kemampuan variabel-variabel tidak terdistribusi dengan normal. independen menjelaskan variabel Agar data yang digunakan dependen sangat terbatas. Secara memiliki distribusi yang normal maka umum, nilai (R2) untuk penelitian dilakukan transformasi data dengan cross sectionrelatif rendah karena cara mentransformasikan variabel adanya variasi yang besar antara dependen dan variabel independen masing-masing pengamatan, menjadi bentuk logaritma natural. sedangkan untuk data penelitian time Dengan mentransfor-masikan series relatif tinggi (Ghozali, 2005). persamaan kedalam bentuk logaritma HASIL PENELITIAN DAN natural, data-data outlier (data yang PEMBAHASAN
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 10
terlalu ekstrim) akan diketahui dan Dari hasil perhitungan dengan kemudian dihilangkan. Nilai menggunakan program SPSS signifikansi berada di atas 0,05 atau diperoleh nilai d hitung sebesar = 5% dengan demikian data tersebut 1,842. Jika d terletak antara dL dan telah terdistribusi dengan normal, dU, maka hipotesis nol diterima yang sehingga data dapat digunakan untuk berarti tidak ada autokorelasi. penelitian selanjutnya. Berdasarkan tabel DW untuk n=177 2.2. Pengujian Asumsi Klasik dan k=4 diperoleh angka dL sebesar Uji pendahuluan dilakukan 2,624 dan dU sebesar 0,379 dengan guna menguji apakah model regresi demikian nilai terletak diantara nilai linear berganda dapat diterima secara dL dan dU, untuk itu diputuskan ekonometrik. Syarat memenuhi uji bahwa model ini tidak terjadi pendahuluan ini adalah data harus autokorelasi. bebas dari autokorelasi, 2.3. Model Regresi Berganda heteroskedastisitas, dan Adapun dalam penganalisaan data multikoleniaritas (Sugiyono, 2007: akan digunakan alat bantu program 40). komputer SPSS Ver 17 untuk a. Uji Multikoleniaritas mendapatkan hasil yang lebih teliti Pengujian ini dilakukan untuk dan akurat. Tujuan dari analisis regresi menguji apakah tidak ada linier berganda adalah untuk multikoleniaritas antar sesama meramalkan pengaruh dari variabel independen yang ada dalam variabel-variabel bebas dalam hal ini model regresi linear berganda. Uji adalah kualitas audit, return on equity, multikoleniaritas dihitung melalui ukuran perusahaan dan Komisaris program SPSS dan hasilnya nilai VIF Independen, terhadap nilai perusahaan (Variance Inflation Factor) dapat di perusahaan industri dan kimia. disimpulkan bahwa tidak terdapat Berdasarkan hasil analisis data dengan (terbebas dari) multikoleniaritas pada menggunakan program SPSS maka model regresi linear berganda yang didapatkan persamaan regesi linier dibuat karena nilai VIF yang ada berganda sebagai berikut : mempunyai nilai toleransi di atas Y = 2.873 - 0.0371 - 0.114X2 - 0.492X3- angka 1 dan dibawah angka 10 atau 0.142X4 memiliki angka tolerance yang Dari persamaan regresi tersebut, melebihi angka 0,01 dan tidak telrihat bahwa nilai variabel terikat (Y) melebihi angka 1. akan ditentukan oleh variabel bebas b. Uji Heteroskedastisitas (X1, X2, X3 dan X4). Sebagai ilustrasi Pengujian terhadap variabel (X1, X2, X3 dan X4). Maka heteroskedastisitas dilakukan dengan nilai dari variabel nilai perusahaan uji glesjer. Bila tidak terdapat menjadi 2,873 artinya setiap heteroskedastisitas, maka nilai peningkatan pada Kualitas Audit, signifikansi berada di angka > 0,05, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan demikian pula sebaliknya. Dari hasil Institusional dan Dewan Komisaris uji Glejser dapat dilihat bahwa nilai Independen sebesar 1 satuan akan signifikansi berada di atas angka kritis menyebabkan peningkatan nilai 0,05. Dimana hal ini mengindikasikan perusahaan sebesar 2,873. bahwa model tersebut tidak terdapat Selanjutnya, setiap heteroskedastititas. peningkatan pada kualitas audit c. Uji Autokorelasi sebesar 1 satuan, akan menyebabkan
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 11
menurunya Nilai perusahaan sebesar kemampuan jangka pendek (likuiditas) 0,037 dengan asumsi X2, X3 dan X4) perusahaan dalam melakukan tetap. Demikian juga halnya dengan investasi, dengan demikian investor peningkatan X2 (Dewan Komisaris cenderung tidak diperlukan dalam Independen) sebesar 1 satuan, akan membuat pertimbangan untuk jangka menyebabkan penurunan Nilai waktu pendek. Hal ini sejalan dengan perusahaan sebesar 0,114 dengan hasil penelitian Kesuma (2009) dan asumsi (X1, X3 dan X4) tetap. Untuk Rahwardhani (2007) dan Hardanti setiap peningkatan X3 (Kepemilikan (2010) yang menyatakan bahwa Institusional) sebesar 1 satuan, akan kualitas audit tidak berpengaruh menyebabkan penurunan Nilai signifikan. Namun tidak sejalan perusahaan sebesar 0,492 dengan dengan penelitian Wasi Aji (2003). asumsi (X1, X2 dan X4) tetap. Terakhir 2) Pengujian Hipotesis Kedua (H2) untuk setiap peningkatan X4 Dari hasil pengolahan data (kepemilikan manajerial) sebesar 1 menunjukkan bahwa t hitung variabel satuan, akan menyebabkan penurunan Komisaris Independen adalah -0,297 Nilai perusahaan sebesar 0,142 dengan dan t tabel adalah 1,974 sehingga asumsi (X1, X2 dan X3) tetap. diperoleh kesimpulan t hitung < t tabel dan P value > α, maka H2 diterima. 2.4. Pengujian Hipotesis Sementara itu tingkat signifikansi 1. Uji Parsial (Uji-t) sebesar 0,767 yang lebih besar dari Uji t ini dilakukan dengan 0,05. Sehingga hipotesis kedua (H2) membandingkan t hitung dengan t tidak dapat dibuktikan. Hasil tabel pada taraf signifikan sebesar 5% penelitian ini sejalan dengan penelitian (α = 0,05) Kesuma (2009), Rachmawardani T tabel = α/2, n – k -2 (2007), Hardanti (2010) namun tidak = 0,05/2; 177 – 4 - 1 sejalan dengan penelitian Wasi Aji = 0,025 ; 173 (2003). = 1,974 3) Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) Berdasarkan hasil pengujian Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS, menunjukkan bahwa t hitung variabel maka diperoleh hasil sebagai berikut : Kepemilikan Institusional adalah - 1) Pengujian Hipotesis Pertama (H1) 1.429 dan t tabel adalah 1,974 Hipotesis pertama menyatakan sehingga diperoleh kesimpulan t kualitas audit memiliki pengaruh yang hitung < t tabel dan P value > α, maka signifikan terhadap nilai perusahaan H3 diterima. Sementara itu tingkat perusahaan. Dari hasil pengolahan signifikansi sebesar 0,155 yang lebih data menunjukkan bahwa t hitung besar dari 0,05. Sehingga hipotesis variabel kualitas audit adalah -0,270 ketiga (H3) tidak dapat dibuktikan. dan t tabel adalah 1,974 sehingga Hasil penelitian ini sejalan dengan diperoleh kesimpulan t hitung < t table penelitian Eko Supriyanto dan dan P value > α, maka Ho diterima Falikhatun (2008), Wasi Aji (2003). dan H1 ditolak. Sementara itu tingkat Namun tidak sejalan dengan Hapsari signifikansi sebesar 0,787 yang lebih (2010), Saidi (2004), Leli (2010) dan besar dari 0,05. Sehingga hipotesis Isnaini (2007). pertama (H1) tidak dapat dibuktikan 4) Pengujian Hipotesis Keempat atau dengan kata lain H1 ditolak. Hal Dari hasil pengolahan data ini berarti investor memandang menunjukkan bahwa t hitung variabel
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 12
Kepemilikan Manajerial adalah -2,549 Manajerial memiliki pengaruh dan t tabel adalah 1,974 sehingga yang signifikan terhadap nilai diperoleh kesimpulan t-hitung > t tabel perusahaan. dan P value < α, maka Ho ditolak dan 2. Saran H4 diterima. Sementara itu tingkat 1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat signifikansi sebesar 0,012 < 0,05. Hal melakukan pengujian dengan ini berarti Kepemilikan Manajerial menggunakan sampel seluruh memiliki berpengaruh signifikan perusahaan yang terdaftar di Bursa terhadap nilai perusahaan. Sehingga Efek Indonesia dengan hipotesis keempat (H4) dapat menggunakan variabel yang dibuktikan. Hasil penelitian ini sejalan berbeda dan model penelitian yang dengan penelitian Supriyanto dan lain. Fahlikhatun (2008), Isnaini (2007), Wasi Aji (2003) namun tidak sejalan DAFTAR PUSTAKA dengan penelitian Kesuma (2009). Anthony, Robert N dan Vijay 5. Koefisien Determinasi (R2) Govindarajan. 2005. Management Tingkat koefisien determinasi Control System Buku 2. Jakarta: yang dimiliki sebesar Adjusted R2= Salemba Empat. Aryanis, Nora 2007. Pengaruh Reputasi 0,103. Hal ini berarti harga saham Auditor, Leverage dan Mekanisme perusahaan manufaktur dijelaskan oleh Tata Kelola Perusahaan terhadap variabel kualitas audit, Kepemilikan Manajemen Laba. Skripsi Mahasiswa Manajerial dan Kepemilikan Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Insitusional, dan Komisaris Balsam, S., E. Bartov and C. Marquardt. Independen sebesar 10,3%. Sementara (2002). "Accrual Management, sekitar 89,7% dijelaskan oleh variabel Investor Sophisticated, and Equity lain seperti kebijakan dividen, struktur Valuation: Evidence from 10 –Q modal, net profit margin, return on Fillings". Journal of Accounting Rese- asset, return on investment, earning March. 40 No.4, p. 987-1012 per share nilai tukar rupiah, inflasi Besley, M. (1996).”An Empirical Analysis of the Relation Between The Board of dan lain-lain. Director Composition and Financial KESIMPULAN DAN SARAN Statement Fraud”. Accounting review. 1. Kesimpulan Darmawati, Denidkk. (2004). "Hubungan 1. Hipotesis pertama (H1) tidak dapat Corporate Governance Dan Kinerja diterima karena kualitas audit tidak perusahaan". Simposium Nasional memiliki pengaruh yang signifikan Akuntansi VII, Denpasar, 2-3 terhadap nilai perusahaan. Desember 2004. 2. Hipotesis kedua (H2) tidak dapat Dechow, Patricia M., Richart G. Sloan diterima karena Komisaris and Amy.P. Sweeney, (1995), Independen tidak memiliki Detecting earnings management, The pengaruh yang signifikan terhadap Accounting Review70, 193-225. Dina Anggraini, (2013), “Pengaruh Good nilai perusahaan. Corporate Governance Terhadap Nilai 3. Hipotesis ketiga (H3) tidak dapat Perusahaan Textile, Garment yang diterima karena Kepemilikan terdaftar di Bursa Efek Indonesia Institusional tidak memiliki (BEI) pada periode 2009-2012. pengaruh yang signifikan terhadap Forum For Corporate Governance in nilai perusahaan. Indonesia.2001. “Peranan Dewan 4. Hipotesis keempat (H4) dapat Komisaris dan Komite Audit dalam diterima karena Kepemilikan Pelaksanaan Corporate governance”
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 13
Seri Tata Kelola Perusahaan, Jilid II, Lennox, Clive. (1999). The Relationship Edisi ke-2. Jakarta. Between Auditor Accuracy and Auditor Faisal (2005). Analisis Agency Cost, Size: An Evaluation of Reputation and Struktur Kepemilikan Dan Mekanisme Deep Pockets Arguments, Journal of Corporate Governance. Simposium Business Finance and Accounting, Nasional Akuntansi VII. Ikatan September/October. Akuntansi Indonesia. Lisa Puji Astuti (2014). “Analisis Fischer, Marly dan Kenneth Pengaruh Earning Management Rozenzweigg (1995). "Attitude of Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Student Practitiones Concerting the Peranan Praktik Corporate Ethical Acceptability of Earnings Governance sebagai Variable Management", Journal of Business Pemoderasi Pada Perusahaan Ethic 14 ; 433-444. Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Ghozali, Imam. (2005). “ Aplikasi Efek Indonesia Tahun 2010-2011” Analisis Multivariate dengan Program Meutia, Intan. 2004. Pengaruh SPSS”. Edisi Ketiga, Badan Penerbit Independensi Auditor Terhadap Universitas Diponegoro. Manajemen Laba untuk KAP Big 5 Isalami Rahmawati (2010). ”Pengaruh dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Earning Management Terhadap Nilai Indonesia, Vol. 7, No. 3. Perusahaan : Corporate Governance Morck, R. And A. Shieifer, and R.W. sebagai Moderating Variable. Vishny (1988), "Management Keown (2006), “ Faktor-Faktor Yang Ownership and Market Valuation: Mempengaruhi Nilai Perusahaan An Empirical Analysis". Jurnal of Heally, PM and Wahlen, J.M. (1999). "A Financial Economics, 20, p. 293-315. Review of the Earnings Management Noor Laila (2011), “ Analisis Pengaruh Literature and its Implication for Good Corporate Governance Standard Setting", Accounting Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi Horizon (December), p 365-383 Universitas Diponegoro, Semarang. Herawaty, Vinola (2008). “Peran Pamungkas, Dyah Tri. (2012). Praktek Corporate Governance “Pengaruh Earning Management sebagai Moderating Variable dari terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengaruh Earning Management Corporate Governance sebagai terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Variabel Pemoderasi”. Semarang Akuntansi dan Keuangan Vol. 10 No. 2012. 2, November 2008 : 97 – 108. Parulian, S.R. 2004. “Analisis Hubungan Hexana Sri Lastanti. (2004). “Hubungan Antara Komite Audit dan Komisaris Struktur Corporate Governance Independen dengan praktek dengan Kinerja Perusahaan dan Manajemen Laba: Studi Empiris di Reaksi Pasar”, Konferensi Nasional Perusahaan di BEJ”. Tesis Akuntansi: Peran Akuntan dalam Pascasarjana FE UI. Membangun Good Corporate Pratana Puspa Midiastuty dan Mas'ud Governance. Machfced (2003). "Analisa Hubungan Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. Mekanisme Corporate Govemanace (1976). Theory of The Firm: dan Indikasi Manajemen Laba. Managerial Behavior, Agency Cost "Simposium Nasional Akuntansi VI. and Ownership Structure. Journal of IM, 2003. Financial Economics 3.hal. 305-360. Rachmawati, Andri dan Hanung Jiambavo, J. (1996). "Discussion of Triatmoko. 2007. Analisis Faktor- Causes and Consequenses of Earnings faktor yang Mempengaruhi Kualitas Manipulation". Contemporary Laba dan Nilai Perusahaan. Artikel Accounting Research. Vol 13. Spring, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) p 37-47. X, Makasar
Jom Fekon Vol. 2 Nomor 1 Februari 2015 14
Rika Susanti, 2010. “Analisis Faktor- Ujiyantho, Arief, dan Bambang Agus faktor yang Mempengaruhi Nilai Pramuka, 2007, Mekanisme Corporate Perusahaan”. Skripsi Universitas Governance, Manajmen Laba dan Diponegoro, Semarang. Kinerja Keuangan (Studi pada Sandra, D. and I. W. Kusuma. 2004. Perusahaan Go Publik sector Reaksi Pasar Terhadap Tindakan manufaktur), Kumpulan Makalah Perataan Laba Dengan Kualitas Simposium nasional Akuntansi (SNA) Auditor Dengan Kepemilikan X, Makasar. Manajerial Sebagai Variabel Utama, Siddharta (2003). "Corporate Pemoderasi. Makalah SNA VII. Governance, Disclosure and its Scott, William R. (2006). Financial Evidencein Indonesia". Usahawan No. th Accountingtheory'. 4 Edition. Canada 04 th XXXII. hal. 28-32. Inc: Person Education. Watfield, TerryD., J. J. Wild dan K.L Siallagan, Hamonangan, Machfoeds, Wild (1995). "Managerial Ownership, Mas’ud. 23-26 Agustus 2006. Accounting Choices, and Mekanisme Corporate Governance, Informativesness of Earning". Journal Kulaitas Laba dan Nilai Perusahaan”. of Accounting and Economics 20, hal. Simposium Nasional Akuntansi. 61-91. Siregar, Sylvia Veronica N. P & Wedari, Linda Kusumaning. 2004. Bachtiar, Yardvi S. (2004). "Good “Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Corporate Governance, Information Komisaris dan Keberadaan Komite Asymmetry, and Earnings Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Management", Simposium Nasional Laba “. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar-Bali, hal. Akuntansi VII. Denpasar. 57-69. Widyaningdyah, Agnes Utari. (2001). Siregar, Sylvia. Veronica N. P, dan “Analisis Faktor-Faktor yang Utama, Siddharta. (2006) "Pengaruh Berpengaruh terhadap Earning Struktur Kepemihkan, Ukuran Management pada Perusahaan Go Perusahaan, dan Praktek Corporate Public di Indonesia”. Jurnal Akuntansi Governance terhadap Pengelolaan dan Keuangan Vol 3 No. 2, November Laba (Earnings Management)", 2001 : 89-101. Journal Riset Akuntansi Indonesia, Wirjolukito ,2003. Faktor-Faktor Penentu Vol. 9 No.3. haL 307-326. Pemilihan Auditor Dan Implikasi Suaryana, Agung. 2005. “Pengaruh Skala Penawaran Umum Perdana: Komite Audit terhadap Kualitas Studi Empiris Perusahaan Masuk Laba”. Simposium Nasional Bursa Di Bursa Efek Jakarta, Disertasi Akuntansi VIII. Solo. Pascasarjana FE UI. Sugiri, Slamet. (1998). “ Earning Xie, Biao., Wallace N. Davidson and Management : Teori, Model dan Bukti Peter J. Dadalt. (2003). Earning Empiris”. Telaah Bisnis, Hal.1-8. Management and Corporate Governance: The Roles Of The Board Sutrisno. (2010). “Pengaruh Earning and The Audit Committee. Journal of Management terhadap Nilai Corporate Finance, Vol. 9. hal. 295 - Perusahaan dengan Mekanisme 316. Corporate Governance sebagai Moderating Variable”. Semarang 2010 Sylvia, Veronica N. P. Siregar dan Siddharta Utama, Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management) Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.