Anda di halaman 1dari 5

DESAIN LUMPUR PEMBORAN DENGAN MENGGUNAKAN ADDITIVE

BARITE UNTUK MENCEGAH DIFFERENTIAL PIPE STICKING


Tim SAIPEM, Jurusan Teknik Perminyakan, UPN ‘Veteran” Yogyakarta.
Copyright 2017, Society of Petroleum Engineers Inc.

This paper was prepared for presentation at the 2017 final test of practical work mud analysis, Indonesia, 7th Mei 2017.

This paper was selected for presentation by Saipem team research. Following review of information contained in an abstract submitted by the author(s). Contents of the
paper, as presented, have not been reviewed by the Society of Petroleum Engineers and are subject to correction by the author(s). The material as presented, does not
necessarily reflect any position of the Society of Petroleum engineers, its officers, or member. Paper presented at SPE meetings are subject to publication review by
Editorial Committees of the Society of Petroleum Engineers. Electronic reproduction, distribution, or storage of any part of this paper for commercial purposes without the
written consent of the Society of Petroleum engineers is prohibited. Permission to reproduce in print is restricted to an abstract of not more than 300 words, illustrations
may not be copied. The abstract must contain conspicuous acknowledgment of where and by whom the paper was presented. Write Librarian, SPE, P.O. Box 833836,
Richardson, TX 75083-3836, U.S.A., fax 01-972-952-9435.

Abstract
Lumpur pemboran menjadi salah satu pertimbangan penting untuk mengoptimalisasi pada operasi
pemboran. Pada pemboran diperlukan perencanaan lumpur pemboran yang tepat, karena akan berpengaruh
terhadap sifat-sifat fisik lumpur pemboran, yang mengakibatkan berkurangnya fungsi dari lumpur pemboran
tersebut. Parameter sifat fisik yang utama yaitu densitas, rheology dan filtration loss. Oleh karena itu, untuk
menjaga dan mengontrol karakteristik lumpur pemboran sesuai kebutuhan dan untuk mencegah serta
menanggulangi masalah-masalah yang ada di lubang bor, sangat penting untuk mengetahui rheology dari
lumpur pemboran dan dasar dari operasi pemboran khususnya lumpur pemboran.
Percobaan ini dilakukan untuk mengontrol lumpur agar bekerja optimal pada lubang bor. Pengontrolan
dilakukan dengan menambah aditif sesuai dengan kondisi. Dari percobaan, digunakan aditif barite yang
berfungsi sebagai material pemberat lumpur untuk meningkatkan densitas dan menjaga tekanan hidrostatis
lumpur pemboran sehingga dapat mencegah masalah pemboran seperti differential pipe sticking.

Keyword: Lumpur pemboran, barite, densitas

A. PENDAHULUAN dalam pemboran dan komponen utama yang


Pemboran merupakan kegiatan di dalam menentukan kesuksesan dari operasi pemboran.
industri perminyakan, terutama pada eksplorasi Oleh karena itu, lumpur yang digunakan
perminyakan atau pengembangan. Fluida harus dapat disesuaikan dengan kondisi litologi
pemboran atau lumpur memiliki peran penting formasi batuan yang ditembus, harapannya tidak
mengalami masalah yang berarti. Salah satu hasilkan dari 1 ton clay agar viskositasnya 15
masalah yang sering muncul adalah differential pipe cp.
sticking yang terjadi jika perbedaan antara tekanan 3) Inert solid
hidrostatik lumpur pemboran dan tekanan formasi Non-reaktif komponen adalah padatan yang
menjadi sangat besar. tidak beraksi dengan sirkulasi lumpur seperti:
Tanda terjadinya differential pipe sticking barite,(BaSo4), galena (Pbs), Dan (Fe2O3).
ini adalah tidak mungkinnya pipa digerakkan ke 4) Fasa Kimia
atas maupun ke bawah sementara sirkulasi masih Zat kimia merupakan bagian dari system
dilakukan 100%, dimana hal ini diakibatkan karena yang digunakan untuk mengontrol sifat-sifat
hanya satu sisi pipa yang menempel di dinding lumpur misalnya disperse (menyebarnya
lubang bor. partikel-partikel clay) atau flokulasi
Atas dasar identifikasi terhadap masalah (berkumpulnya partikel-partikel clay).
ini kami menganalisa bahwa perlu penanganan
terhadap differential pipe sticking. Maka kami Fungsi utama dari lumpur pemboran adalah
menggunakan Barite sebagai solusinya. 1. Mengangkat Cutting ke
Oleh karena itu, kami sebagai penulis permukaan.
memilih judul “Desain Lumpur Pemboran Dengan 2. Mengimbangi tekanan formasi.
Menggunakan Aditif Barite Untuk Mencegah 3. Mendinginkan dan melumasi
Differential pipe sticking”. Maksud dari Drillstring dan Bit.
pembelajaran adalah menguji jenis lumpur yang 4. Membersihkan lubang bor.
cocok pada saat menghadapi problem differential 5. Membantu evaluasi sumur.
pipe sticking.
 Karakteristik dari lumpur pemboran
Hal terpenting untuk mengontrol karakteristik
B. DASAR TEORI
dari lumpur adalah
 Lumpur Pemboran
1. Densitas
Secara umum lumpur pemboran mempunyai
2. Rheology
4 komponen dasar :
3. Filltration Loss
1. Fasa cair
2. Reactive solid
1. Densitas
3. Inert solid
Mengontrol densitas lumpur bertujuan
4. Fasa kimia
untuk mencegah terjadinya blow out dan
1) Fasa cair
digunakan untuk menstabilkan lubang bor.
Fasa Cair adalah material yang dibutuhkan
Densitas yang terlalu berat dapat
untuk membuat lumpur yang akan menentukan
menyebabkan loss circulation sedangkan
jenis dari sirkulasi lumpur. Fasa cair dapat
densitas yang terlalu ringan dapat
berupa air dan minyak. Air dibagi menjadi 2
menyebabkan fluida formasi masuk
yaitu: fresh water dan salt water.
kedalam lubang bor dan apabila tidak
2) Reactive Solid
dapat diatasi dapat menyebabkan blow out
Padatan ini bereaksi dengan sekelilingnya
2. Rheology
membentuk koloidal. Fresh water clay seperti
Mengontrol rheology dibutuhkan untuk
bentonite menyerap fresh water dan
mengangkat cutting saat pemboran
membentuk lumpur. “Yield” digunakan untuk
sedang berlangsung. Viskositas
menyatakan jumlah barel lumpur yang dapat di
didiskripsikan sebgai kemampuan lumpur
pemboran untuk bergerak.
Viskositas menyatakan kondisi lumpur Oleh karna itu untuk menjaga dan
ketika di sirkulasikan dan gel strength mengontrol sifat fisik dari lumpur
ketika kondisi statik pada waktu tertentu. pemboran agar sesuai dengan kebutuhan,
Secara ilmiah viskositas adalah dibutuhkan pengetahuan tentang dasar
persamaan antara Shear stress dan Shear oprasi pemboran khususnya lumpur,
Rate untuk fluida Newtonian seperti air, seperti pada percobaan:
tetapi tidak dapat diaplikasikan pada  Menghitung densitas.
lumpur pemboran untuk fluida pemboran,  Menghitung viskositas dan gel
persamaan antara shear stress dan shear strength.
rate menurun ketika shear stress  Menghitung filtration loss dan
meningkat. mud cake.
Aplikasi utama dari Plastic Viscosity
yang dinyatakan dalam centipoises,  Differential pipe sticking
adalah untuk menunjukkan efek dari Adanya perbedaan tekanan yang besar
padatan terhadap viskositas lumpur.Plastic antara tekanan hidrostatik lumpur dengan tekanan
Viscosity diperoleh dari penurunan dial formasi, sehingga menyebabkan drill collar yang
reading 600 rpm ke 300 rpm pada merupakan beratan pada drill string menempel
viscometer. Plastic Viscosity dipengaruhi pada dinding lubang bor. Dimana pada dinding
oleh solid content, ukuran padatan, dan lubang bor terjadi proses filtrasi, filtrate lumpur
temperatur. masuk ke dalam pori-pori batuan dan membentuk
Yield point adalah parameter yang mud cake yang tebal, yang nantinya akan
diperoleh dari garis lurus ekstrapolasi menyebabkan terbenamnya pipa bor.
antara dial reading 300 rpm dan 600 rpm Indikasi adanya problem Differential pipe
pada viscometer. Yield point di tentukan sticking adalah pipa tidak bisa digerakan ke atas
dengan penurunan saat dial reading 300 maupun ke bawah dan Sirkulasi masih bisa
rpm dengan plastic viscosity. dilakukan, karena hanya satu sisi pipa yang
Gel strength adalah kemampuan menempel pada dinding lubang bor.
lumpur untuk menahan padatan. Fungsi
dari gel strength adalah untuk menahan C. METODE PENELITIAN
cutting dan pasir ketika lumpur tidak  Tahapan Penelitian
disirkulasikan Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
3. Filltration loss percobaan ini yaitu:
Filltration loss adalah ketika fasa cair dari
lumpur masuk ke formasi. Filtration loss  Studi Pustaka
yang terlalu besar dapat berefek buruk Studi pustaka dilakukan pada beberapa
pada formasi maupun lumpur itu sendiri, referensi yang mendukung penelitian ini secara
karena dapat menyebabkan permeabilitas keilmuan sehingga dalam pembahasannya akan
dari formasi dapat menurun dan lumpur ditunjang dengan latar belakang serta teori yang
akan kehilangan fasa cair. Filltration loss kuat.
ini dapat menyebabkan terbentuknya mud
cake pada dinding lubang bor. Mud cake  Pengumpulan data
harus tipis dan elastic agar tidak Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menyebabkan diameter lubang bor melakukan percobaan di laboratorium analisa
mengecil. lumpur pemboran. Data hasil pengukuran fisik yaitu
densitas, plastic viscosity, gel strength, yield point, Pf = P x h
mud filtrate, mud cake dan pH. Pf = 0.46 psi/ft x 7801 ft
Pf = 3588.46 psi
b. Tekanan rekah foramsi

Studi Pustaka Prf = P x h


Prf = 1 Psi/ft x 7801
Prf = 7801 psi

Pengumpulan
Data Dari pengukuran densitas lumpur dengan
menggunakan mud balance didapatkan hasil
sebesar 9.4 ppg. Dari densitas lumpur yang didapat
maka dapat dihitung tekanan hidrostatik dengan
Data Rheology persamaan:
Lumpur Ph = 0.052 x MW x D
Ph = 0.052 x 9.4 ppg x 7801 ft

Analisa Ph = 3813.12 Psi

 Perhitungan Rhelogy Lumpur


Perhitungan plastic viscosity, Yield point,
Kesimpulan
and Gel strength (Viskometer) Mud Fluids (350 ml
fresh water + 22,5 gr Bentonite) + 50 gr Barite
C600 = 27o; C300 = 16o
D. STUDI KASUS
Plastic Viscosity (PV) = (C600 - C300)
Pipa terjepit pada kedalaman pada saat drilling
= (27 – 16)
7801 ft, tekanan pori 9.1 ppg. Terjepit dengan
= 11 cp
tanda-tanda pipa tidak bisa diputar dan masih bisa
Yield point (YP) = (C300 – PV)
sirkulasi. Ditanggulangi dengan mencabut
= (16 – 11 )
rangkaian setelah overpull dari 10000 lbs ke
= 5 lb/100 ft2
100000 lbs, pipa mengalami perpanjangan 4 inchi
dengan berat pipa 29 lb/ft.
F. HASIL
E. KALKULASI 1. Density = 9.4 ppg

 Kedalaman Pipa Terjepit 2. Plastic Viscosity = 11 cp

𝑙𝑏 3. Yield point = 5 lb / 100ft2


735300 𝑥 29 𝑥 4 𝑖𝑛
𝑓𝑡
D= 4. Gel strength 10 " = 3 lb / 100ft2
90000 𝑙𝑏
5. Gel strength 10 ' = 5 lb / 100ft2
D = 947.72 ft
6. Ph = 9
7. Filtrate loss = 4.5 ml
 Penentuan Densitas Lumpur 8. Mud cake = 0.17 cm
Dari data diketahui EMW (Mud-Weight
Equivalent) sebesar 9.1 ppg atau 0.46 psi/ft dan G. PEMBAHASAN
asumsi tekanan rekah formasi sebesar 1 psi/ft.
Pada lapangan “X” sumur “Y” , digunakan
Dapat diketahui tekanan formasi & tekanan rekah
desain lumpur pertama yang memiliki densitas 8,68
formasi dengan persamaan :
ppg, gel strength 10” sebesar 2 lb/100 ft2, gel
a. Tekanan formasi
strength 10’ sebesar 3 lb/100 ft2 , PV sebesar 4 cp
dan YP sebesar 0 lb/100 ft2 .Permasalahan muncul Filtrate loss = 4.5 ml
ketika pengeboran mencapai kedalaman 7801 ft Mud cake = 0.17 cm
dengan tanda-tanda pipa tidak bisa diputar dan
masih bisa sirkulasi. Dari indikasi tersebut dapat I. UCAPAN TERIMA KASIH
diketahui bahwa pada sumur tersebut terjadi Pada kesempatan ini kami berterima kasih
differential pipe sticking. kepada seluruh asisten Laboratorium Analisa
Dari perhitungan diperoleh kedalaman pipa Lumpur Pemboran yang telah mendampingi dan
terjepit 947.72 ft. Untuk mencegah permasalahan membimbing setiap kegiatan dalam praktikum.
tersebut, kami menambahkan aditif barite seberat
50 gram dan menghasilkan lumpur dengan densitas J. DAFTAR PUSTAKA
9.4 ppg sehingga mampu untuk mengimbangi 1. Anonim, __, Buku Petunjuk Praktikum Analisa
tekanan formasi. Lumpur Pemboran,Laboratororium Analisa
Dari percobaan yang dilakukan pada lumpur Semendan Lumpur jurusan Teknik Perminyakan
yang didesain ulang didapatkan Plastic Viscosity 11 UPN Veteran Yogyakarta, Yogyakarta
cp, yield point 5 lb/100 ft2 , gel strength 10’’ 3 lb/100 2. Irwan, Mochamad, 2007, Uji Kemampuan Aditif
ft2 , gel strength 10’ 5 lb/100 ft2 , filtration loss 4,5 Sistem Lumpur KCl Polimer Untuk Mengurangi
ml, ketebalan mud cake 0,17 cm dan pH 9. Swelling Shale, Teknik Perminyakan USAKTI,
Kami berharap dengan menambahkan aditif, Jakarta
lumpur kami mampu mencegah permasalahan 3. Adams, Neal J, Drilling Engineering A Complate
differential pipe sticking dibandingkan jika kita Well Planning Approach, Penn Well Publishing
menggunakan lumpur sebelum ditambahkan aditif. Company, Oklahoma,1985
4. Lummus. James L., J.J. Azaz, “Drilling Fluids
H. KESIMPULAN Optimation. A Practical Field Approach”, Penn-
Setelah melakukan percobaan, dapat Well Publishing Co., 1986.
disimpulkan: 5. J.U Akpabio, 2015, “The Effect of Drilling Mud
1. Permasalahan pada lapangan “X” sumur “Y” Density on Penetration Rate”, International
adalah differential pipe sticking pada kedalaman Research Journal of Engineering and
7801 ft yang ditandai dengan pipa terjepit, tidak Technology.
bisa diputar tapi sirkulasi masih berjalan.
2. Perbedaan tekanan yang besar antara tekanan
hidrostatik lumpur dengan tekanan formasi,
akan mengakibatkan differential pipe sticking.
3. Komposisi dari lumpur adalah 350 ml air + 22,5
bentonite + 50 gram barite. Kegunaan barite
sebagai material pemberat lumpur untuk
meningkatkan densitas dan menjaga tekanan
hidrostatis lumpur pemboran.
4. Data hasil dari percobaan:
Density = 9.4 ppg
Plastic Viscosity = 11 cp
Yield point = 5 lb / 100ft2
Gel strength 10 " = 3 lb / 100ft2
Gel strength 10 ' = 5 lb / 100ft2
Ph =9

Anda mungkin juga menyukai