Metode Preservasi Siduk-Ketapang - Revisi
Metode Preservasi Siduk-Ketapang - Revisi
A. UMUM
Dalam metode pelaksanaan ini, akan dibagi dalam 3 (tiga) kelompok besar, yaitu
1. Rekonstruksi Jalan
2. Pemeliharaan Rutin Jalan
3. Pemeliharaan Rutin Jembatan
Dimana masing-masing kelompok akan dijabarkan penanganan nya yang terdiri dari :
Rekonstruksi Jalan
1. Umum
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
6. Perkerasan Aspal
7. Pekerjaan Struktur
8. Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
B. DATA PROYEK
1. Data Umum
2. Lokasi Proyek
Panjang
No Lingkup Pekerjaan
Penanganan
1 Rekonstruksi Jalan 9,00 km
2 Pemeliharaan Rutin Jalan 52,00 km
3 Pemeliharaan Rutin Jembatan 576,50 m
A. Total Panjang Jalan 61,00 km
B. Total Panjang Jembatan 576,50 m
Lokasi proyek dapat dilihat lebih jelas pada sket dibawah ini:
3. Lingkup Pekerjaan
Data ini menginformasikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan.
Detail lingkup pekerjaan dapat memberikan gambaran pekerjaan-pekerjaan
apa yang harus diselesaikan.
Secara garis besar lingkup Preservasi Rekonstruksi Jalan dan Rutin Jembatan
Ruas Siduk - Ketapang adalah sbb :
Rekonstruksi Jalan
1. Umum
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
6. Perkerasan Aspal
7. Pekerjaan Struktur
8. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
Kondisi awal paket pekerjaan ini merupakan jalur lalu lintas berupa
perkerasan HRS-Base/Lapen/SS-A dengan tingkat kerusakan sedang–rusak
ringan. Kondisi saluran drainase berupa saluran drainase tanpa struktur.
Perbaikan kondisi eksisting akan dilakukan sesuai dengan item pekerjaan
pada dokumen & gambar lelang.
Adapun kondisi eksisting lapangan dapat dilihat pada foto dibawah ini:
5. Jenis Penanganan
I.Rekonstruksi Jalan
a) Umum
Mobilisasi
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Pengamanan Lingkungan Hidup
Manajemen Mutu
b) Pekerjaan Drainase
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pasangan Batu dengan Mortar
c) Pekerjaan Tanah
Galian Biasa
Timbunan Biasa dari sumber galian
Timbunan Pilihan dari sumber galian
Penyiapan Badan Jalan
d) Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
Lapis Pondasi Agregat Kelas S
Bahan Aspal untuk Pekerjaan Pelaburan
e) Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Semen Untuk CTRB
Lapis Cement Treated Base Recycler Base (CTRB)
f) Perkerasan Aspal
Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi
Lapis Perekat - Aspal Emulsi
Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang)
Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semisenjang)
g) Pekerjaan Struktur
Pasangan Batu
h) Pengembalian Kondisi & Pek Minor
Marka Jalan Termoplastik
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade
Patok Kilometer
Patok Hektometer / ROW
Pengorganisasian
Mengatur dan menyelaraskan semua kegiatan
termasuk sumber daya yang diperlukan sesuai
prioritas, kondisi dan situasi lapangan dengan tetap
mengacu pada jadual yang telah ditetapkan dan tetap
Perencanaan memperhatikan keselamatan dan keamanan kerja
Merencanakan sumber daya yang dibutuhkan dan
serta lingkungan sosial disekitarnya.
waktu penyelesaian setiap kegiatan dengan hasil akhir
"Apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapai target
Kontrol
tersebut".
Mengevaluasi dan membandingkan akan hasil yang
telah dicapai terhadap perencanaan sebelumnya,
dengan melihat kebelakang untuk mendapatkan
pengalaman yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan
kedepannya.
Sebelum setiap kegiatan dimulai, perencanaan kegiatan dan perencanaan
sumber daya harus sudah selesai dan dimintakan persetujuannya kepada
Pengawas. Perencanaan kegiatan (program progress) dengan menunjukkan
aktifitas kegiatan sampai selesai berupa jenis dan volume pekerjaan,
panjang saluran yang dibangun sesuai dengan detail yang dibutuhkan.
Perencanaan sumber daya dengan menunjukkan jumlah jam kerja tenaga,
jam kerja peralatan, dan material yang tersedia dan yang akan digunakan.
Perencanaan kegiatan dan sumber daya tidak dapat dilakukan apabila tidak
diketahui dulu performance tenaga kerja dan peralatan sesuai yang
dibutuhkan.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
REKONSTRUKSI JALAN
A. UMUM
1. MOBILISASI
A. Umum
Pekerjaan persiapan direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek
konstruksi dan pada saat tender. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa
mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek
tersebut.
- Fasilitas Sementara
- Mobilisasi Peralatan
- Pengukuran Lapangan
- Dokumentasi Foto Visual
- Pembuatan Shop Drawing
- Traffic Management
- Pengadaan material untuk pekerjaan persiapan
- Penyelidikan tanah
- Sosialisasi
- Pembuatan Jalan Akses
B. Fasilitas Sementara
Kantor proyek / direksi keet dibangun sebagai tempat bekerja bagi para
staf baik staf dari kontraktor, pengawas maupun pemilik proyek di
lapangan yang dilengkapi dengan ruangan- ruangan kerja staf, ruang
rapat, ruang pimpinan, musholla, dan toilet. Kantor konsultan dan
kontraktor menggunakan kit standar, dapat berupa container, keet
rakitan dari baja, maupun temporary office. Hal tersebut tergantung
dari ketersediaan lahan.
Gudang material dibuat dari rangka baja yang mudah dipasang dan
dibongkar dengan cover terbuat dari plywood dan material seng.
Base camp proyek sering digunakan apabila proyek berada di luar kota.
Tempat ini untuk menampung tim proyek sebagai tempat tinggal. Barak
pekerja merupakan bangunan tempat tinggal para pekerja. Barak
pekerja ini dirancang dapat menggunakan sistem rakitan atau dengan
rangka kayu, menyesuaikan kondisi yang ada. Lokasi barak pekerja
dapat berada di dalam lokasi proyek maupun di luar, tergantung
ketersediaan lahan, aspek keamanan atau permintaan pihak tertentu.
Apabila tidak berada di lokasi proyek, maka barak pekerja harus berada
sedekat mungkin dengan lokasi proyek untuk memudahkan
pengawasan dan kelancaran proyek.
Fasilitas ini dibangun untuk pekerjaan besi dan kayu. Los kerja besi
merupakan tempat pemotongan maupun pembengkokan besi beton
sesuai gambar kerja (shop drawing) yang ada. Los kerja kayu digunakan
sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya.
Bangunan untuk fasilitas ini biasanya dibuat lepas tanpa dinding (los)
dan diberi penutup atap, agar para pekerja dapat bekerja dengan
nyaman.
Los kerja ini ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi stok material
dan direncanakan dalam satu flow fabrikasi besi maupun kayu yang
dianggap paling efektif dan efisien dari aspek luas area yang
dibutuhkan dan yang tersedia serta dari aspek efisiensi waktu fabrikasi
dan perpindahan material besi dan kayu.
Los kerja untuk fabrikasi kayu adalah los kerja standar yang terbuat
dari rangka baja yang mudah dipasang dan dibongkar dengan atap
terbuat dari material seng.
Pintu gerbang terbuat dari pintu dengan standar terbuat dari rangka
baja yang dengan mudah dipasang dan dibongkar, dengan cover dari
material logam dengan penampilan standar.
Penempatan alat berat seperti back hoe, tandem roller, asphalt finisher,
tandem roller, pneumatic tire roller, maupun alat-alat berat lainnya
harus cukup jauh dari lalu lintas kendaraan oleh pengguna jalan. Jika
ada tidak ada tempat khusus maka penematan alat- alat berat tersebut
harus dilengkapi dengan pagar pengaman.
g. Pos Jaga
Sebagai fasilitas sanitasi yang harus ada pada proyek diperlukan toilet.
Toilet dibedakan disain dan lokasinya berdasarkan peruntukannya.
Toilet untuk karyawan dan konsultan didisain berbeda dengan untuk
pekerja. Toilet untuk karyawan dan konsultan ini ditempatkan sedekat
mungkin dengan kantor. Sedangkan toilet untuk pekerja diletakkan
berada di lokasi pekerjaan yang sedang berlangsung.
Instalasi air bersih dapat berupa susunan tanki air, instalasi pipa dan
pompa. Air bersih dapat berasal dari air tanah atau PDAM. Instalasi air
bersih didisain sedemikian rupa sehingga rapi, efisien,dan tidak
mengganggu aktifitas kegiatan proyek.
Pada pelaksanaan proyek sering terdapat air kotor atau air sisa atau air
buangan seperti contoh air sisa curing, air sisa pekerjaan bored pile, air
dari toilet, dan lain-lain. Adanya air buangan atau air kotor tersebut
membutuhkan suatu instalasi air kotor di dalam proyek yang nantinya
dialiri di saluran air kota dengan syarat mutu air buangan baku tertentu
yang sesuai persyaratan pemerintah setempat.
Instalasi air kotor berupa pipa pembuangan, saluran pengendap atau
penyaring dan saluran drainase yang menuju saluran kota. Drainase
dibuat dengan saluran temporary dengan kemiringan dan debit untuk
mengalirkan aliran permukaan ke drainase kota. Disain instalasi air
kotor diusahakan tidak menggangu aktifitas proyek, terliaht rapi dan
efisien.
- Penerangan / cahaya
- Air Conditioner (AC) di kantor
- Peralatan kerja
- Peralatan kantor
C. Mobilisasi Peralatan
D. Pengukuran Lapangan
Gambar kerja, harus disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan
pengesahan dari pihak pengawas atau konsultan perencana, sebelum
dilaksanakan di lapangan. Shop drawing disiapkan oleh bagian Engineering
berpedoman pada disain bangunan dari konsultan pada gambar for
construction drawing.
G. Traffic Management
Traffic management sangat terkait dengan lalu lintas yang ada di luar proyek
dan lalu lintas yang diperkirakan terjadi di dalam proyek. Jumlah dan kondisi
akses serta rute jalan kerja saling menentukan dalam perencanaan lalu-lintas
di dalam proyek.
Pada lokasi proyek yang cukup luas, traffic management hanya fokus pada
pengendalian lalu lintas sekitar proyek. Namun, apabila lokasi proyek sempit,
maka pengaturan lalu lintas di dalam proyek menjadi lebih diutamakan.
H. Pengadaan Material
J. Sosialisasi
Pekerjaan ini merupakan ketentuan-ketentuan penanganan dampak lingkungan dan tindakan yang
diperlukan untuk melaksanakan setiap item pekerjaan. Adapun ketentuan pengambilan semua
langkah yang layak adalah untuk melindungi lingkungan (baik di dalam maupun di luar lapangan,
Adapun aspek yang dapat dipertimbangkan dalam ketentuan penanganan dampak lingkungan yaitu:
Memastikan bahwa sumber air yang ada tidak tercemar akibat limbah konstruksi. Pada
pekerjaan penggalian yang berpotensi tercampur dengan air permukaan yang dapat
menyebabkan terjadi genangan yang mencemari permukaan badan jalan disekitarnya, maka
langkah yang dapat diambil adalah menyiapkan rencana metode penggalian termasuk rencana
penampungan hasil galian dan saluran pembuangan air berlumpur yang harus disetujui oleh
Penyedia jasa harus memastikan bahwa emisi dari semua kegiatan penyedia jasa termasuk
kegiatan transportasi dijaga sampai tingkat yang sangat minim dengan peralatan modern dan
dengan manajemen dan peeliharaan yang baik, dan setiap emisi tidak akan melampaui baku
3. Dampak kebisingan
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan menjaga kenyamanan pengguna jalan dan
Untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang mengakibatkan kelongsoran dan
erosi tanah selama penggalian untuk bahan timbunan, tepi dari galian untuk bahan timbunan
tersebut tidak boleh lebih dekat 2 meter dari tumit timbunan atau 10 meter dari puncak setiap galian.
4. MANAJEMEN MUTU
Manajemen kualitas perlu dilakukan guna menjaga mutu dari hasil pekerjaan
yang akan dihasilkan. Beberapa pengujian yang dapat dilakukan:
Dari hasil uji kuat tarik diperoleh grafik antara besarnya gaya yang
diberikan dengan perubahan panjang sampel hingga sampel putus. Hasil
ini dibandingkan dengan standar SNI untuk besi tulangan apakah
memenuhi atau tidak.
3. Tes Rendam
a. 1 hari setelah membrane terpasang atau selambat-lambatnya 5 hari, buat
tanggulan air dan tutup lubang drainase.
b. Lakukan test rendam, isi dan rendam dengan air, dan biarkan selama
2x24 jam.
c. Ukur ketinggian air rendaman dan periksa apakah ada terjadi kebocoran
baik melalui celah sparring pipa maupun lantai yang sudah dilapisi
waterproofing.
d. Pengetesan rendam juga dapat dilakukan setelah screed terpasang
B. PEKERJAAN DRAINASE
Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai
gambar kerja dengan elevasi sesuai desain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan
galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat berat berupa excavator.
- Excavator 0,8 m3
- Dump Truck 4 m3
- Alat bantu lainnya
C. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Biasa
Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan
sebagai galian cadas muda, galian batu, galian struktur, galian sumber bahan
(borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir,
dan galian perkerasan beton, serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak
terpakai seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagimana yang
diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
Pekerjaan timbunan pilihan ini diambil dari quarry yang lokasinya sudah
ditentukan sebelumnya dan diangkut ke lokasi lapangan penimbunan. Pada
pelaksanaan timbunan pilihan ini alat yang dipergunakan diantaranya :
- Wheel Loader 1,5 m3
- Dump Truck 4m3
- Motor Grader > 100 Hp
- Tandem Roller 6-8 Ton
- Water Tank truck 4000 Liter
Untuk tanah timbunan yang berasal dari quarry maka perlu adanya
pertimbangan akan jauhnya lokasi quarry ke tempat lokasi penimbunan.
Karena dalam hal ini jauhnya lokasi tempat penimbunan dan tempat quarry
merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan pengiriman tanah
timbunan tersebut. Sedangkan untuk tanah dari timbunan pilihan yang
berasal dari Quarry ini harus disurvey dan di cek terlebih dahulu di
laboratorium apakah tanah tersebut sudah memenuhi syarat spesifikasi yang
telah disyaratkan.
Berikut gambaran dan tahapan pelaksanaan timbunan pilihan :
-Tanah pilihan dari quarry dimasukkan ke dalam Dump Truck dengan
menggunakan Wheel Loader.
Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau
permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan lapis pondasi agregat.Ketinggian akhir setelah
pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang disyaratkan atau
disetujui.Dan seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata seta memiliki kelandaian yang
cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan. Pekerjaan sub grade
dilaksanakan setelah semua saluran pekerjaan gorong-gorong, pipa drainase yang berada pada
posisi dibawahnya selesal dikerjakan. Bila sub grade berada di lokasi galian, maka harus dibentuk
sesuai dengan penampangnya dan dipadatkan sehingga mencapai kepadatan yang dipersyaratkan
Bahan ini digunakan sebagai campuran laburan aspal pada bahu jalan,
dimana pada permukaan akhir bahu jalan yang dihampar diatasnya, tidak
boleh lebih tinggi maupun lebih rendah 1,0 cm terhadap tepi jalur lalu
lintas yang bersebelahan.
E. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
Semen untuk CTRB ini adalah material/bahan berupa semen yang dijual
dengan satuan zak. Material ini akan didatangkan ke lapangan/lokasi
proyek dari Pontianak diangkut dengan menggunakan dump truck /
tronton. Jumlah zak semen yang didatangkan menyesuaikan kebutuhan di
lapangan, apabila terdapat kelebihan jumlah zak semen maka sementara
akan dijadikan stock di Basecamp penyedia jasa.
Pekerjaan ini meliputi daur ulang (recycling) pada perkerasan jalan lama,
atau jalan kerikil/agregat atau jalan aspal yang telah terlebih dahulu
dipersiapkan. Pekerjaan daur ulang dilaksanakan pada jalan
aspal/agregat/kerikil yang perlu distabilisasi atau ditingkatkan
kemampuan daya dukungnya dengan menambahkan bahan tambah
semen. Material yang digunakan terdiri atas perkerasan jalan lama
(existing), material tambahan dan semen.
Pemadatan
a) Pemadatan CTRB dilaksanakan segera semenjak pencampuran material
dengan air.
b) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit semenjak
semen dicampur dengan air
c) Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air
optimum dan maksimal sama dengan kadar air optimum +2%.
d) Kepadatan CTRB stelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering
lebih dari 95% maksimum kepadatan kering sebagai ditentukan pada SNI
03-6886-2002.
e) Test kepadatan lapangan CTRB dilakukan berdasarkan SNI 03-2828-
1992 atau AASHTO T 191, T205 atau cara lain yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Direksi Pekerjaan bila
permukaan telah cukup harus ditutup dengan menggunakan :
a) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam
campuran
b) Metode lain yang bertujuan melindungi CTRB adalah dengan karung
goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing)
Proses CTRB tidak dilaksanakan selama turun hujan atau kadar air di
material terlalu tinggi sehingga campuran akan melebihi kadar air yang
optimum. Dalam keadaan dimana turun hujan tiba tiba maka proses
CTRB dihentikan dan sebagian yang sudah selesai proses
pencampurannya dipadatkan secepatnya untuk mengurangi kerusakan
yang diakibatkan oleh air hujan.
F. PERKERASAN ASPAL
b. Pengangkutan
- Hotmix diangkut dengan Dump Truck ke lapangan.
- Bak Dump Truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus
rapat, bersih, dan terbuat dari metal yang telah disemprot dengan air
sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal
dengan alas bak.
- Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk
melindungi campuran dari pengaruh cuaca, karena temperatur Hotmix
(HRS-WC) ini harus tetap terjaga.
c. Penghamparan
b. Pengangkutan
- Hotmix diangkut dengan Dump Truck ke lapangan.
- Bak Dump Truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus
rapat, bersih, dan terbuat dari metal yang telah disemprot dengan air
sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal
dengan alas bak.
- Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk
melindungi campuran dari pengaruh cuaca, karena temperatur Hotmix
(HRS– Base) ini harus tetap terjaga.
c. Penghamparan
- Hotmix dituang ke dalam Hoper Asphalt Finisher dengan cara : dump
truck dalam posisi mundur berhenti + 15 cm di depan Asphalt Finisher,
kemudian Asphalt Finisher menuju tempat dimana roller bar menyentuh
roda dump truk. Setelah itu dump truk mulai didorong oleh mesin
penghampar dan bergerak bersama sama sambil menuang campuran
ke dalam Hoper dan dibentuk sesuai dengan kemiringan penampang
melintang sesuai gambar.
d. Pemadatan
- Setelah campuran Hotmix digelar sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan, permukaan harus segera diperiksa untuk mengawasi
kerataan, bentuk serta ketebalannya.
- Apabila tidak sesuai maka harus segera diperbaiki.
- Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar-benar dalam
kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh Direksi.
- Pemadatan awal dengan tandem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang
alat penghampar sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km /
jam.
- Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara
(intermediate rolling) dengan mesin gilas roda karet (Pneumatic Tire
Roller).
- Pemadatan akhir (Finishing Rolling) dikerjakan dengan mesin gilas
Tandem Roller 8-10 ton, kecepatan antar 5-8 km/jam.
- Pemadatan finishing ini berakhir sampai alur-alur roda bekas Tire Roller
rata/hilang.
- Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ke
tengah dengan sejajar as jalan yang dijejak roda dan harus saling
menutup pada lebar yang cukup.
- Untuk mencegah butir-butir campuran melekat pada roda mesin gilas
maka roda tersebut harus selalu dibasahi dengan air.
- Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang
diisyaratkan oleh Spesifikasi.
- Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan
kemiringan yang diisyaratkan.
- Apabila jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaannya dipindah
ke jalur yang bersisian.
G. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pasangan Batu
direncanakan.
profil).
- Pasang profil benar-benar tegak lurus dan idang atas profil datar.
- Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok
- Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan
- Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm.
a. Plat Alumunium
sheeting)
dengan syarat :
- Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat, termasuk
Bahan non logam merupakan bahan non logam tertentu dengan syarat-
syarat bahan :
- kelapukan
tahun anggaran dan tanggal pemasangan yang dicat dengan warna hitam
KM. 61 Tahun 1993 dan lampirannya tentang Rambu Lalu Lintas di Jalan.
Tata Cara Penempatan Penempatan rambu lalu lintas jalan harus
b. Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar jarak
tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan
dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki serta dapat
dilihat dengan jelas oleh pemakai jalan. Dalam keadaan tertentu dengan
c. Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi paling
luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60 meter,
ditempatkan dengan jarak 0,30 m dari bagian paling luar dari pemisah
jalan.
rencana.
A. PENDAHULUAN
Pekerjaan yang tercakup dalam pemeliharaan kinerja jalan ini meliputi pekerjaan
yang berfungsi untuk menjamin agar perkerasan jalan, bahu jalan, sistem
drainase, bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan selalu dipelihara
setiap saat dan dalam konsidi pelayanan yang mantap dan memenuhi Indikator
Kinerja Jalan sebagaimana disyaratkan dalam Spesifikasi Khusus Seksi SKh-
1.10.a.4.
Pekerjaan ini juga untuk mencegah kerusakan yang lebih besar dengan
memelihara atau memperbaiki kerusakan perkerasan dan bahu jalan seperti
menutup celah/retak permukaan (sealing), penambalan lubang-lubbang
(patching), perataan setempat (spot leveling), perbaikan tepi perkerasan,
pelaburan aspal, perbaikan retak, perbaikan permukaan yang bergelombang atau
keriting (sorrugations) dan meratakan alur standar.
B. PEKERJAAN ASPAL
Latasir atau lapis tipis aspal pasir merupakan lapis penutup permukaan
perkerasan yang terdiri atas agregat halus atau pasir atau campuran keduanya,
dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan
panas pada temperatur tertentu.
Lapis tipis aspal pasir (Latasir) yang selanjutnya disebut SS, terdiri dari dua
jenis campuran, SS-A dan SS-B. Pemilihan SS-A dan SS-B tergantung pada tebal
nominal minimum, dimana pada umumnya tebal nominal minimum untuk
Latasir A dan Latasir B masing-masing 2,0 cm dan 1,5 cm dengan toleransi ±
2,0 mm. Jenis latasir yang digunakan pada penanganan paket ini adalah SS-A.
Pekerjaan ini terbagi atas 2 indikator berbeda yaitu galian untuk saluran air &
lereng. Umumnya galian tanah untuk saluran air dapat mencakup pembuatan
saluran air baru maupun perbaikan saluran existing yang telah ada. Perbaikan
saluran yang ada bertujuan agar sistem drainase berfungsi dengan baik dan
lancar. Sedangkan galian tanah untuk lereng bertujuan untuk membentuk
lereng yang stabil dan kuat untuk menahan erosi.
Pada dasarnya, prosedur pelaksanaan galian untuk saluran air adalah sama
seperti pelaksanaan galian untuk drainase pada umumnya.Pekerjaan galian ini
dapat memanfaatkan bantuan alat berat berupa excavator. Penggalian tanah
untuk saluran ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik
sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan
secara manual dengan menggunakan cangkul.
Pekerjaan ini bertujuan untuk memperbaiki lereng tepi saluran agar tidak
tergerus/tererosi. Prosedur pelaksanaan timbunan pilihan untuk lereng tepi
saluran adalah sama seperti pelaksanaan timbunan biasa pada umumnya,
hanya saja lokasi penanganannya adalah di tepi saluran.
Pekerjaan timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan daya
dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer). Timbunan
pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan
pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena
keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana
kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
Pekerjaan timbunan pilihan ini diambil dari quarry yang lokasinya sudah
ditentukan sebelumnya dan diangkut ke lokasi lapangan penimbunan.
Untuk tanah timbunan yang berasal dari quarry maka perlu adanya
pertimbangan akan jauhnya lokasi quarry ke tempat lokasi penimbunan.
Karena dalam hal ini jauhnya lokasi tempat penimbunan dan tempat quarry
merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan pengiriman tanah
timbunan tersebut. Sedangkan untuk tanah dari timbunan pilihan yang
berasal dari Quarry ini harus disurvey dan di cek terlebih dahulu di
laboratorium apakah tanah tersebut sudah memenuhi syarat spesifikasi yang
telah disyaratkan. Material timbunan pilihan diambil dari tanah galian dari
quarry (Borrow Material).
Berikut gambaran dan tahapan pelaksanaan timbunan pilihan :
- Tanah pilihan dari quarry dimasukkan ke dalam DumpTruck dengan
menggunakan WheelLoader.
- Dump Truck mengangkut tanah hasil dari Quarry ke lokasi penimbunan
(Volume dan jarak timbunan harus diperhitungkan)
- Sampai di lokasi penimbunan, tanah yang diangkut lalu dihamparkan
(spreading) dan dipadatkan dengan menggunakan MotorGrader
- Setelah penghamparan tanah selesai, lalu timbunan pilihan dipadatkan
menggunakan Vibratory Roller dan disiram menggunakan water-tank truck
sampai mencapai derajat kepadatan tanah sesuai spesifikasi teknis.
- Material untuk jalan tanah padat yang sudah memenuhi persyaratan teknis
diangkut dari Stok Material menuju lokasi pekerjaan menggunakan dump
truck.
aspal lama yang telah berlubang dengan campuran aspal panas. Bahan yang
Permukaan yang akan dihampar dengan campuran aspal panas harus benar-
dihampar.
Campuran aspal dingin adalah campuran bahan perkerasan jalan lentur yang
terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan bahan pengikat aspal
8. Penetrasi Macadam
dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam
yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan di atasnya dan dipadatkan
lapis demi lapis. Di atas lapen ini biasanya diberi laburan aspal dengan
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6-8 ton yang bergerak
b) Penyemprotan Aspal
pada takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga
tidak ada roda yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal.
rongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan agregat pokok masih
nampak.
agregat pengunci. Dengan cara yang sama seperti yang telah diuraikan
Sealant adalah bahan yang dapat melekat ke setidaknya dua permukaan dan
mengisi ruang di antara itu sebagai pembatas atau lapisan pelindung. Sealant
digunakan untuk mengisi celah, ketahanan atau mengakomodasi gerakan
antara substrat, dan menjaga air atau udara keluar. Bahan penutup digunakan
untuk menutup bagian luar celah retak agar bahan perekat tidak mengalir
keluar dari celah. Bahan penutup ini harus dapat melekat dengan baik pada
permukaan.
ditinggikan, pulau-pulau untuk lalu lintas dan trotoar termasuk tepi deck
Pada daerah timbunan dan galian jalan harus mencakup pemotong rumput,
samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak pandang pada tikungan
A. PENDAHULUAN
Pekerjaan ini juga untuk mencegah penurunan mutu yang terlalu cepat atau
mencegah kerusakan jembatan seperti pembersihan saluran dan lubang
drainase, pembuangan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi,
pengecatan sederhana, dan pembuangan akumulasi sampah dan/atau tanah
sedimen/endapan yang diakibatkan oleh banjir pada sungai untuk
mempertahankan kondisi layak jembatan sehingga dapat berfungsi kembali
seperti semula.
1. Pembersihan Jembatan
ada pada bangunan atas jembatan termasuk sumbatan pada pipa cucuran dan
serta daerah aliran sungai, 100 meter arah hulu/hilir jembatan. Pelaksanaan
jembatan baik bagian atas, landasan, bangunan bawah dan fondasi serta
tebing tanah timbunan (jalan pendekat) serta struktur pasangan batu ini
belum mengalami penurunan atau adanya bagian yang hilang yang melebihi
adalah sama
3. Perbaikan Sandaran
sandaran beton dengan sandaran horizontal baja atau tiang sandaran baja
dan sandaran horizontal baja atau sandaran dengan jenis dinding beton dan
sandaran horizontal dan vertikal dari bahan baja. Perbaikan sandaran meliputi
Demikian metoda pelaksanaan ini dibuat secara garis besar, sedangkan metoda
pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti.
Tentu saja didalam pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide baru, yang disesuaikan
dengan dokumen dan gambar-gambar dalam tender. Hal-hal yang lebih terinci lagi
akan dibuat lebih lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan.
Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek in
Drs. AGUSTIAR
Direktur Utama