Anda di halaman 1dari 62

METODE PELAKSANAAN

PRESERVASI REKONSTRUKSI JALAN DAN


RUTIN JEMBATAN SIDUK - KETAPANG
PENDAHULUAN

A. UMUM

Dalam metode pelaksanaan ini, akan dibagi dalam 3 (tiga) kelompok besar, yaitu

1. Rekonstruksi Jalan
2. Pemeliharaan Rutin Jalan
3. Pemeliharaan Rutin Jembatan

Dimana masing-masing kelompok akan dijabarkan penanganan nya yang terdiri dari :

Rekonstruksi Jalan
1. Umum
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
6. Perkerasan Aspal
7. Pekerjaan Struktur
8. Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor

Pemeliharaan Rutin Jalan


1. Pekerjaan Tanah
2. Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
3. Pemeliharaan Kinerja Jalan

Pemeliharaan Rutin Jembatan


1. Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja Jembatan

Penjelasan ringkas mengenai metode pelaksanaan pada kelompok pekerjaan


dan manajemen pengelolaannya dijelaskan dalam bagian-bagian selanjutnya.

B. DATA PROYEK

Dalam perencanaan metode pelaksanaan proyek, data-data pendukung menjadi


penting dalam pembuatan metode. Keseluruhan data-data berikut akan menjadi
pertimbangan dalam menentukan metode pelaksanaan yang paling tepat dan
sesuai agar target-target pelaksanaan proyek dapat tercapai. Data-data tersebut
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Data Umum

DATA UMUM KETERANGAN

Nama Proyek Preservasi Rekonstruksi Jalan dan Rutin Jembatan


Ruas Siduk - Ketapang
Lokasi Proyek Kab. Ketapang
Jenis Kontrak Unit Price
a) Rekonstruksi jalan 270 hari kalender
Waktu Pelaksanaan b) Pemeliharaan rutin jalan 362 hari kalender
c) Pemeliharaan rutin jembatan 362 hari kalender
Waktu Pemeliharaan Rekonstruksi jalan 365 hari kalender &
pemeliharaan rutin tidak ada masa pemeliharaan
Sumber Dana APBN Tahun Anggaran 2018

2. Lokasi Proyek

Pekerjanaan proyek ini adalah penanganan long segmen yang berlokasi


Kabupaten Ketapang, tepatnya di ruas Siduk – Ketapang. Adapaun panjang
penanganan total adalah 61,00 km dan jembatan 576,50 m yang terbagi
sbb:

Panjang
No Lingkup Pekerjaan
Penanganan
1 Rekonstruksi Jalan 9,00 km
2 Pemeliharaan Rutin Jalan 52,00 km
3 Pemeliharaan Rutin Jembatan 576,50 m
A. Total Panjang Jalan 61,00 km
B. Total Panjang Jembatan 576,50 m
Lokasi proyek dapat dilihat lebih jelas pada sket dibawah ini:

3. Lingkup Pekerjaan
Data ini menginformasikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan.
Detail lingkup pekerjaan dapat memberikan gambaran pekerjaan-pekerjaan
apa yang harus diselesaikan.
Secara garis besar lingkup Preservasi Rekonstruksi Jalan dan Rutin Jembatan
Ruas Siduk - Ketapang adalah sbb :

Rekonstruksi Jalan
1. Umum
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
6. Perkerasan Aspal
7. Pekerjaan Struktur
8. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor

Pemeliharaan Rutin Jalan


1. Pekerjaan Aspal
2. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
3. Pemeliharaan Kinerja Jalan

Pemeliharaan Rutin Jembatan


1. Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja Jembatan
4. Kondisi Eksisting Lapangan

Kondisi awal paket pekerjaan ini merupakan jalur lalu lintas berupa
perkerasan HRS-Base/Lapen/SS-A dengan tingkat kerusakan sedang–rusak
ringan. Kondisi saluran drainase berupa saluran drainase tanpa struktur.
Perbaikan kondisi eksisting akan dilakukan sesuai dengan item pekerjaan
pada dokumen & gambar lelang.

Adapun kondisi eksisting lapangan dapat dilihat pada foto dibawah ini:

5. Jenis Penanganan

Penanganan pekerjaan berdasarkan kondisi lapangan dioptimalkan dengan


fokus penanganan sebagai berikut :

I.Rekonstruksi Jalan
a) Umum
 Mobilisasi
 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
 Pengamanan Lingkungan Hidup
 Manajemen Mutu
b) Pekerjaan Drainase
 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
 Pasangan Batu dengan Mortar
c) Pekerjaan Tanah
 Galian Biasa
 Timbunan Biasa dari sumber galian
 Timbunan Pilihan dari sumber galian
 Penyiapan Badan Jalan
d) Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
 Lapis Pondasi Agregat Kelas S
 Bahan Aspal untuk Pekerjaan Pelaburan
e) Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
 Semen Untuk CTRB
 Lapis Cement Treated Base Recycler Base (CTRB)
f) Perkerasan Aspal
 Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi
 Lapis Perekat - Aspal Emulsi
 Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang)
 Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semisenjang)
g) Pekerjaan Struktur
 Pasangan Batu
h) Pengembalian Kondisi & Pek Minor
 Marka Jalan Termoplastik
 Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade
 Patok Kilometer
 Patok Hektometer / ROW

II.Pemeliharaan Rutin Jalan


a) Pekerjaan Aspal
 Lapis Perekat - Aspal Emulsi
 Latasir Kelas A (SS-A)
b) Pengembalian Kondisi & Pek Minor
 Marka Jalan Termoplastik
c) Pemeliharaan Kinerja Jalan
 Galian tanah untuk saluran air dan lereng
 Timbunan pilihan untuk lereng tepi saluran
 Pasangan batu dengan mortar
 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
 Lapis Pondasi Agregat Kelas S
 Campuran Aspal Panas
 Campuran Aspal Dingin
 Penetrasi Macadam
 Bahan Penutup (Sealant)
 Pengendalian Tanaman

III.Pemeliharaan Rutin Jembatan


a) Pemeliharaan Kinerja Jembatan
 Pembersihan Jembatan
 Perbaikan pasangan batu
 Perbaikan sandaran

6. Perencanaan Kegiatan Pelaksanaan

Perencanaan kegiatan pelaksanaan dilaksanakan secara kontinu dan terus


menerus sejak proyek akan dimulai sampai berakhir sesuai dengan jadual
yang telah ditetapkan dalam Dokumen Tender. Didalam perencanaan ini
termasuk: pengorganisasian, perencanaan, kontrol dan reorganisasi,
bersama-sama dengan estimasi semua sumber daya, estimasi penyelesaian
setiap kegiatan secara detail.

Pengorganisasian
Mengatur dan menyelaraskan semua kegiatan
termasuk sumber daya yang diperlukan sesuai
prioritas, kondisi dan situasi lapangan dengan tetap
mengacu pada jadual yang telah ditetapkan dan tetap
Perencanaan memperhatikan keselamatan dan keamanan kerja
Merencanakan sumber daya yang dibutuhkan dan
serta lingkungan sosial disekitarnya.
waktu penyelesaian setiap kegiatan dengan hasil akhir
"Apa yang harus dicapai dan bagaimana mencapai target
Kontrol
tersebut".
Mengevaluasi dan membandingkan akan hasil yang
telah dicapai terhadap perencanaan sebelumnya,
dengan melihat kebelakang untuk mendapatkan
pengalaman yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan
kedepannya.
Sebelum setiap kegiatan dimulai, perencanaan kegiatan dan perencanaan
sumber daya harus sudah selesai dan dimintakan persetujuannya kepada
Pengawas. Perencanaan kegiatan (program progress) dengan menunjukkan
aktifitas kegiatan sampai selesai berupa jenis dan volume pekerjaan,
panjang saluran yang dibangun sesuai dengan detail yang dibutuhkan.
Perencanaan sumber daya dengan menunjukkan jumlah jam kerja tenaga,
jam kerja peralatan, dan material yang tersedia dan yang akan digunakan.
Perencanaan kegiatan dan sumber daya tidak dapat dilakukan apabila tidak
diketahui dulu performance tenaga kerja dan peralatan sesuai yang
dibutuhkan.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
REKONSTRUKSI JALAN

A. UMUM

1. MOBILISASI

A. Umum
Pekerjaan persiapan direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek
konstruksi dan pada saat tender. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa
mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek
tersebut.

Adapun pekerjaan persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proyek


konstruksi, antara lain:

- Fasilitas Sementara
- Mobilisasi Peralatan
- Pengukuran Lapangan
- Dokumentasi Foto Visual
- Pembuatan Shop Drawing
- Traffic Management
- Pengadaan material untuk pekerjaan persiapan
- Penyelidikan tanah
- Sosialisasi
- Pembuatan Jalan Akses

B. Fasilitas Sementara

Perencanaan Fasilitas Sementara pada prinsipnya adalah perencanaan tata


letak atau lay out dari fasilitas-fasilitas yang diperlukan selama pelaksanaan
proyek. Fasilitas-fasilitas yang dimaksud antara lain:

- Kantor proyek / direksi kit


- Gudang material dan peralatan
- Base camp staff proyek dan barak pekerja
- Los kerja besi dan kayu
- Pagar proyek dan pintu gerbang
- Penempatan alat berat
- Tempat ibadah
- Pos jaga
- Toilet
- Instalasi air bersih
- Instalasi air kotor
- Instalasi listrik

Dalam membuat layout untuk pekerjaan persiapan ini, perlu diperhitungkan


secara cermat penempatan masing-masing fasilitas dan sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Dengan memperhatikan kondisi
lapangan yang ada dan disesuaikan dengan disain lay out proyek yang akan
dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana proyek nantinya akan dapat
berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Namun demikian yang tetap
harus dipertimbangkan adalah bahwa seluruh fasilitas dan sarana proyek
yang dibangun untuk pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara
dan nantinya dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai dan dikembalikan
ke gudang peralatan kontraktor.

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan layout fasilitas dan


sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu proyek antara lain:

- Menempatkan material , seperti: besi beton, kayu, dan lainnya, harus


dipisahkan sesuai dengan jenis dan ukurannya, sehingga memudahkan
penyimpanan dan pengambilannya.
- Menempatkan material-material yang harus terlindung dari cuaca, seperti:
semen maupun material lainnya dalam gudang tertutup.
- Menempatkan alat-alat berat seperti excavator, vibrator roller pada posisi
strategis, agar dapat menjangkau seluruh area kerja yang diperlukan.
- Merencanakan jalur jalan kerja dan arus lalu lintasnya secara benar agar
tidak menimbulkan stagnasi lalu lintas, baik lalu lintas material maupun
manuver alat-alat berat.
- Menempatkan los kerja tidak jauh dari penumpukan material.
- Menempatkan pos jaga yang tepat sehingga memudahkan mengawasi
seluruh kegiatan proyek.
- Merencanakan pagar proyek yang rapi dan memperhitungkan estetika,
namun tetap efisien.
- Menempatkan barak pekerja dan base camp staf proyek yang tidak jauh
dari lokasi proyek.
a. Kantor Proyek / Direksi Kit

Kantor proyek / direksi keet dibangun sebagai tempat bekerja bagi para
staf baik staf dari kontraktor, pengawas maupun pemilik proyek di
lapangan yang dilengkapi dengan ruangan- ruangan kerja staf, ruang
rapat, ruang pimpinan, musholla, dan toilet. Kantor konsultan dan
kontraktor menggunakan kit standar, dapat berupa container, keet
rakitan dari baja, maupun temporary office. Hal tersebut tergantung
dari ketersediaan lahan.

b. Gudang Material dan Peralatan

Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca seperti semen


dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup.
Untuk itu, diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang.
Sebagai tempat penyimpanan material, gudang harus memenuhi
berbagai persyaratan. Kondisinya harus dijaga agar tetap kering dan
tidak lembab.

Gudang peralatan berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat


ringan, seperti : vibrator, mesin genset portable, alat-alat pengukuran,
alat-alat pekerjaan finishing serta berbagai komponen peralatan
lainnya. Konstruksi gudang penyimpanan material dan peralatan
dibangun seperti bangunan kantor proyek. Yakni dirancang dengan
sistem rakitan sehingga dapat digunakan berulang kali.

Gudang material dibuat dari rangka baja yang mudah dipasang dan
dibongkar dengan cover terbuat dari plywood dan material seng.

c. Base camp staf proyek dan barak pekerja

Base camp proyek sering digunakan apabila proyek berada di luar kota.
Tempat ini untuk menampung tim proyek sebagai tempat tinggal. Barak
pekerja merupakan bangunan tempat tinggal para pekerja. Barak
pekerja ini dirancang dapat menggunakan sistem rakitan atau dengan
rangka kayu, menyesuaikan kondisi yang ada. Lokasi barak pekerja
dapat berada di dalam lokasi proyek maupun di luar, tergantung
ketersediaan lahan, aspek keamanan atau permintaan pihak tertentu.
Apabila tidak berada di lokasi proyek, maka barak pekerja harus berada
sedekat mungkin dengan lokasi proyek untuk memudahkan
pengawasan dan kelancaran proyek.

d. Los kerja besi dan kayu

Fasilitas ini dibangun untuk pekerjaan besi dan kayu. Los kerja besi
merupakan tempat pemotongan maupun pembengkokan besi beton
sesuai gambar kerja (shop drawing) yang ada. Los kerja kayu digunakan
sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya.
Bangunan untuk fasilitas ini biasanya dibuat lepas tanpa dinding (los)
dan diberi penutup atap, agar para pekerja dapat bekerja dengan
nyaman.

Los kerja ini ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi stok material
dan direncanakan dalam satu flow fabrikasi besi maupun kayu yang
dianggap paling efektif dan efisien dari aspek luas area yang
dibutuhkan dan yang tersedia serta dari aspek efisiensi waktu fabrikasi
dan perpindahan material besi dan kayu.

Los kerja untuk fabrikasi kayu adalah los kerja standar yang terbuat
dari rangka baja yang mudah dipasang dan dibongkar dengan atap
terbuat dari material seng.

e. Pagar Proyek dan Pintu Masuk Proyek

Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi


merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan
kerja dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman,
maka pagar dibuat kokoh dan tidak mudah roboh.
Di samping itu, untuk keserasian dengan lingkungan sekitarnya, maka
pagar proyek harus dicat dan diberi dekorasi secukupnya, sehingga
terlihat lebih asri.

Konstruksi pagar proyek dibuat dengan menggunakan dinding seng


dan didukung oleh tiang-tiang besi atau kayu dan diikat dengan baut
pengikat pada jarak tertentu. Sehingga, konstruksinya kuat sebagai
pengaman proyek yang sedang dikerjakan.

Pagar proyek ini ditempatkan pada sisi yang membutuhkan. Apabila


dalam suatu proyek telah ada bangunan existing yang dianggap dapat
berfungsi sebagai pagar proyek dimana dinilai cukup kuat, maka pada
area sisi tersebut tidak perlu dipasang pagar proyek. Pada kondisi
tertentu saat site survey, pihak pemilik sudah memasang pagar proyek.
Pada kondisi ini maka pagar proyek oleh kontraktor sudah tidak perlu
dipasang lagi, kecuali apabila ditemukan beberapa bagian dari pagar
eksisting yang dianggap rusak dan perlu diganti.

Pintu gerbang terbuat dari pintu dengan standar terbuat dari rangka
baja yang dengan mudah dipasang dan dibongkar, dengan cover dari
material logam dengan penampilan standar.

f. Penempatan Alat Berat dan alat ringan lainnya.

Pada proyek pekerjaan gedung, jalan, jembatan, ataupun pelabuhan


penempatan alat berat sangat penting demi keselamatan dan
kelancaran pekerjaan. Baik itu keselamatan pekerja maupun
keselamatan pengguna fasilitas.

Penempatan alat berat seperti back hoe, tandem roller, asphalt finisher,
tandem roller, pneumatic tire roller, maupun alat-alat berat lainnya
harus cukup jauh dari lalu lintas kendaraan oleh pengguna jalan. Jika
ada tidak ada tempat khusus maka penematan alat- alat berat tersebut
harus dilengkapi dengan pagar pengaman.
g. Pos Jaga

Untuk pengawasan area proyek terhadap aspek keamanan, diperlukan


pos keamanan. Semua pekerja yang akan masuk dan keluar harus
melewati pos keamanan untuk diperiksa. Begitu juga dengan keluar
masuk barang, harus melapor ke pos keamanan untuk dilakukan
pencatatan. Pos keamanan juga harus mendata setiap tamu yang akan
masuk dan keluar proyek. Pos keamanan dibuat dengan elevasi lebih
tinggi dari vincity untuk pengamatan yang luas dan lebih baik.

h. Toilet / Kamar Mandi

Sebagai fasilitas sanitasi yang harus ada pada proyek diperlukan toilet.
Toilet dibedakan disain dan lokasinya berdasarkan peruntukannya.
Toilet untuk karyawan dan konsultan didisain berbeda dengan untuk
pekerja. Toilet untuk karyawan dan konsultan ini ditempatkan sedekat
mungkin dengan kantor. Sedangkan toilet untuk pekerja diletakkan
berada di lokasi pekerjaan yang sedang berlangsung.

i. Instalasi Air Bersih

Pada pelaksanaan proyek diperlukan air bersih untuk beberapa


kebutuhan seperti air curing beton, perawatan beton sample test,
pembersihan ban mobil, pekerjaan finishing, dan lain- lain. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan instalasi air bersih.

Instalasi air bersih dapat berupa susunan tanki air, instalasi pipa dan
pompa. Air bersih dapat berasal dari air tanah atau PDAM. Instalasi air
bersih didisain sedemikian rupa sehingga rapi, efisien,dan tidak
mengganggu aktifitas kegiatan proyek.

j. Instalasi Air Kotor

Pada pelaksanaan proyek sering terdapat air kotor atau air sisa atau air
buangan seperti contoh air sisa curing, air sisa pekerjaan bored pile, air
dari toilet, dan lain-lain. Adanya air buangan atau air kotor tersebut
membutuhkan suatu instalasi air kotor di dalam proyek yang nantinya
dialiri di saluran air kota dengan syarat mutu air buangan baku tertentu
yang sesuai persyaratan pemerintah setempat.
Instalasi air kotor berupa pipa pembuangan, saluran pengendap atau
penyaring dan saluran drainase yang menuju saluran kota. Drainase
dibuat dengan saluran temporary dengan kemiringan dan debit untuk
mengalirkan aliran permukaan ke drainase kota. Disain instalasi air
kotor diusahakan tidak menggangu aktifitas proyek, terliaht rapi dan
efisien.

k. Instalasi Listrik dan Penerangan ( Rumah Generator Set )

Suatu proyek membutuhkan energi listrik dalam jumlah yang cukup


besar. Kebutuhan tersebut terutama untuk menjalankan peralatan
seperti alat las, pompa air, lampu penerangan, dan lain-lain. Agar
proses tersebut berjalan lancar maka dibutuhkan instalasi listrik dan
penerangan yang memadai. Sumber listrik dapat menggunakan genset
atau PLN dan didistribusikan ke lokasi proyek dan kantor. Instalasi
listrik didisain sedemikian rupa sehingga terlihat rapi, efisien, tidak
membahayakan, dan tidak menggangu aktifitas kegiatan proyek.
Rumah genset sebisanya didisain untuk dapat menyimpan semua
genset atau asupan listrik yang ada dan digunakan di proyek. Namun,
apabila lokasi genset cukup jauh maka rumah genset dapat dibuat lebih
dari satu. Rumah genset didisain khusus agar tidak terkena pengaruh
cuaca panas dan hujan serta tertutup dan aman dari bahaya kebakaran.

l. Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya

Dalam pekerjaan persiapan pekerjaan pelaksanaan proyek konstruksi


perlu dilakukan perhitungan kebutuhan sumber daya proyek. Yang
dimaksud dengan sumber daya adalah segala sesuatu yang menyangkut
akan kebutuhan listrik proyek dan air kerja.

a. Kebutuhan Listrik Kerja

Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud adalah jumlah daya yang


diperlukan oleh kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi selama pelaksanaan proyek. Kebutuhan tenaga listrik ini
adalah daya listrik untuk proyek itu sendiri.
Sumber daya listrik biasanya diperoleh dari PLN maupun penyediaan
genset sendiri, tergantung penggunaannya. Daya listrik yang
diperlukan oleh proyek, meliputi:

- Penerangan / cahaya
- Air Conditioner (AC) di kantor
- Peralatan kerja
- Peralatan kantor

Jumlah daya listrik yang diperlukan, harus memenuhi berbagai


keperluan tersebut. Sedangkan besar kecilnya daya listrik yang
diperlukan tergantung pada besar kecilnya fasilitas kerja yang
dibutuhkan untuk bangunan kantor maupun sarana pendukung
lainnya.

b. Kebutuhan Air Kerja

Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari


sumur atau PAM (Perusahaan Air Minum) atau dari sumber mata air
yg tersedia dilingkungan kerja. Air diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut:

Toilet di kantor proyek


- Base camp staf
- Barak pekerja
- Pencucian kendaraan proyek
- Perawatan beton, termasuk untuk benda uji beton.
- Beton dan Mortar
- Test peralatan mekanikal dan lain-lain.

Air dari sumber air disimpan pada tangki-tangki penampungan air


sesuai dengan kapasitasnya. Volume air yang diperlukan dihitung
berdasarkan kebutuhan volume air setiap harinya.

C. Mobilisasi Peralatan

Peralatan yang dimobilisasi pada tahap awal, adalah peralatan yang


diperlukan untuk membangun fasilitas-fasilitas proyek, seperti: kantor proyek,
gudang, stock yard (gudang terbuka), dan bangunan- bangunan sementara
lainnya. Pada tahap ini, peralatan yang dibutuhkan masih terbatas pada
peralatan-peralatan ringan, seperti alat-alat untuk pengukuran. Mobilisasi alat-
alat berat mulai dilakukan setelah tahapan pekerjaan persiapan selesai.

D. Pengukuran Lapangan

Pekerjaan persiapan lapangan dimulai dengan melakukan dan membuat patok


ukur tetap yang akan menjadi pedoman bagi pengukuran-pengukuran
selanjutnya. Patok tetap ini, dibuat di luar garis bangunan yang akan
dibangun agar tidak hilang selama pelaksanaan.

Tahap akhir pekerjaan pengukuran ini, yakni dilakukan pengecekan kembali


kebenarannya bersama-sama dengan konsultan pengawas dan konsultan
perencana. Setelah selesai, maka dilaksanakan pembuatan semua fasilitas
proyek yang diperlukan dimulai.

E. Dokumentasi Foto Visual

Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan papan nama, maka


dilaksanakan foto visual 0% pertama dengan kamera. Pengambilan foto
diharuskan pada titik yang ditentukan oleh Direksi, minimal dari satu titik
pengambilan dan tidak berubah ubah. Dan untuk selanjutnya pada
pengambilan foto 50% dan 100% pun dilakukan pada titik yang sama.

F. Pembuatan Shop Drawing

Shop drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan


pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan
lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari
segi waktu maupun mutu kerja.

Gambar kerja, harus disiapkan dalam tahap awal proyek dan mendapatkan
pengesahan dari pihak pengawas atau konsultan perencana, sebelum
dilaksanakan di lapangan. Shop drawing disiapkan oleh bagian Engineering
berpedoman pada disain bangunan dari konsultan pada gambar for
construction drawing.
G. Traffic Management

Adanya aktifitas masuk dan keluar proyek berupa terutama material,


memerlukan pengaturan khusus. Pengaturan tersebut dapat berupa
penentuan pintu masuk dan pintu keluar, area manuver, area loading dan
unloading material, area antrian, dan aturan-aturan lain. Pengaturan lalu-lintas
tersebut disebut traffic management.

Traffic management sangat terkait dengan lalu lintas yang ada di luar proyek
dan lalu lintas yang diperkirakan terjadi di dalam proyek. Jumlah dan kondisi
akses serta rute jalan kerja saling menentukan dalam perencanaan lalu-lintas
di dalam proyek.

Pada lokasi proyek yang cukup luas, traffic management hanya fokus pada
pengendalian lalu lintas sekitar proyek. Namun, apabila lokasi proyek sempit,
maka pengaturan lalu lintas di dalam proyek menjadi lebih diutamakan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


- Kontraktor harus selalu membuka jalan yang ada untuk arus lalu lintas
selama pelaksanaan kerja.
- Kontraktor harus selalu menjaga jalan dan jalur pejalan kaki, yang terkena
oleh pekerjaannya, agar selalu bebas/bersih dari tanah dan tumpahan
material.
- Kontraktor harus selalu berhati-hati selama pelaksanaan pekerjaan, untuk
menjamin kenyamanan dan keselamatan penghuni di sepanjang dan
sekitar jalan, dan jalan raya atau fasilitas terminal umum yang terkena
akibat pekerjaan ini.
- Kontraktor harus memasang dan memelihara rambu-rambu lalu lintas,
penghalang dan fasilitas lainnya pada tiap tempat.
- Kontraktor harus mencegah kemacetan & kecelakaan saat pengangkutan
material.

H. Pengadaan Material

Perencanaan material memegang penting demi kelancaran pelaksanaan


pekerjaan oleh karena itu dibutuhkan persiapan yang matang baik berupa
jumlah yang akan dibutuhkan, tempat penyimpanan sementara dan moda
transportasi yang memadai.
I. Penyelidikan Tanah

Diawal persiapan, kontraktor juga melakukan pengamatan dari sisi kualitas


tanah yang akan dibangun. Hasil pengamatan terekam dalam sebuah laporan
yang nantinya dijadikan acuan/pedoman kontrol sehingga mencapai mutu
yang diharapkan.

J. Sosialisasi

Keikutsertaan masyarakat sekitar proyek juga berpengaruh penting demi


kelancaran dan keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan. Komunikasi yang
dibangun pihak kontraktor dengan mengadakan sosialisasi awal sebelum
pekerjaan dimulai baik berupa ijin kepada instansi-instansi terkait serta
pengenalan kepada masyarakat tentang proyek yang akan dibangun tersebut.

K. Pembuatan Jalan Akses

Pembuatan jalan akses dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan


pekerjaan. Jalan akses yang dimaksud dapat berupa jalan sementara yang
dapat dilalui kendaraan umum maupun proyek. Jalur tersebut dibuat sebagai
penghubung lokasi proyek dengan base camp untuk memudahkan mobilisasi
untuk material dan tenaga kerja.

2. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Spesifikasi teknik proyek adalah dokumen yang menjadi standar keselamatan
dari konstruksi yang harus dilakukan oleh kontraktor yang dibutuhkan oleh
pemilik proyek. Target keselamatan adalah standar keselamatan konstruksi yang
ditetapkan oleh PT. Ariaputra Dwi Prima dengan tujuan untuk standarisasi
keselamatan dan meningkatkan kondisii keselamatan dan menyeragamkan
benchmark keselamatan yang diinginkan.

Manajemen keselamatan adalah pengaturan dari keselamatan yang harus


dilakukan oleh tim proyek berdasarkan dari rencana keselamatan, target
keselamatan, papan penilaian, dan spesifikasi teknik. Manajemen keselamatan
terdiri dari rencana keselamatan, pelaksanaan, administrasi dan laporan rencana
keselamatan. Penjelasan detail tentang rencana keselamatan dijelaskan terlampir
Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SM-K3) yang dilaksanakan
oleh PT. Ariaputra Dwi Prima. merupakan implementasi dalam menetapkan
kebijakan mengenai hal tersebut dalam pelaksanaan proyek. Aplikasi dari sistem
ini sangat diperlukan dalam mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja
serta mengurangi dampak lingkungan pekerjaan terhadap kesehatan pekerja.
Oleh karena itu, perlu disusun rencana kerja mengenai pelaksanaan SM-K3 di
lingkungan proyek. Pelaksanaan SM-K3 mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :

1. Penyusunan perencanaan pelaksanaan K-3 (Safety Plan) pada masa persiapan


untuk dijadikan panduan oleh tim proyek dalam pengelolaan dalam
pelaksanaan. Kegiatan safety plan terdiri atas:

a. IBPR atau identifikasi bahaya, penilaian & pengendalian resiko baik di


lapangan maupun dikantor.
b. Penyusunan program peningkatan kesadaran K-3, untuk meningkatkan
kesadaran dan kepedulian setiap karyawan dan pekerja yang berada di
dalam lingkungan proyek.
c. Membuat rencana tanggap darurat dalam menghadapi kondisi yang harus
segera ditangani dalam waktu singkat sehingga tidak menimbulkan
kerugian yang lebih parah.
d. Membuat schedule safety-patrol, safety- talk dan safety-meeting sebagai
sarana dalam melaksanaan pengawasan dan penyampaian secara
langsung program-program K-3 yang telah disusun.
e. Penyediaan form-form administrasi K-3.
f. Identifikasi, akses dan distribusi UU dan peraturan K-3 sehingga seluruh
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dapat mematuhi dan
mengikuti SM-K3 yang diimplementasikan.

2. Pelaksanaan SM-K3 dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai safety plan yang


telah dibuat dan membuat record-record atas kegiatan yang telah
dilaksanakan untuk dilakukan analisis sehingga dapat selalu termonitor.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi inspeksi K-3, peningkatan
kesadaran K3, mengadakan safety meeting bulanan dan safety patrol sesuai
schedule yang telah dibuat, serta melakukan pelaporan yang diperlukan.
Langkah-langkah dalam meningkatkan kesadaran K-3 terhadap karyawan dan
pekerja antara lain :
a. Menetapkan aktifator berupa :

- Membuat komitmen proyek mengenai K3 yang harus ditaati oleh


seluruh karyawan & pekerja.
- Menyelenggarakan safety talk secara periodik minimal seminggu sekali
/ sesuai safety plan.
- Memberikan penghargaan kepada karyawan dan pekerja yang dapat
menemukan penyimpangan K3 di proyek.
- Memberikan sanksi kepada karyawan dan pekerja yang melakukan
pelanggaran K3.
- Memberikan visualisasi akibat dari pelanggaran ketentuan K3.
- Mengadakan kegiatan yang menambah wawasan K3.
- Meningkatkan kompetensi K3 pada bidang kerjanya.

b. Pengukuran tingkat kesadaran K3, meliputi :

- Mengukur tingkat kepatuhan terhadap sistem K3 dengan


menggunakan assesment sheet K3 dan Housekeeping.
- Mengukur tingkat kekerapan terjadinya kecelakaan.
- Mengukur tingkat keparahan akibat kecelakaan.
- Mengukur jumlah non-conforming ( ketidaksesuaian) K3.

3. Melakukan evaluasi terhadap record-record yang telah dibuat dalam kegiatan


management review untuk menentukan langkah-langkah preventif, evaluasi,
dan improvement yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan di proyek.

Pelaksanaan program-program dalam SM-K3 di proyek hanya dapat


terlaksana apabila ada perlengkapan dan peralatan penunjang program K3.
Peralatan tersebut meliputi promosi program K3 berupa pemasangan atribut
K3 (bendera K3), dan pemasangan sign board K3 yang berisikan slogan-
slogan yang mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat. Sign
board juga dapat berisikan gambar-gambar/pamflet tentang
bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi di lokasi pekerjaan. Slogan
maupun gambar-gambar tersebut dapat dipasang di kantor proyek atau
lokasi pekerjaan di lapangan.
Peralatan lain yang diperlukan adalah sarana yang melekat pada orang,
sarana peralatan lingkungan, dan rambu-rambu peringatan. Saran yang
melekat pada orang disesuaikan dengan lokasi pekerjaan dan tingkat resiko
kecelakaan yang mungkin terjadi. Contoh saran melekat antara lain : helm
pekerja, sepatu safety, sabuk pengaman untuk pekerja di tempat yang
tinggi, sarung tangan, masker pengaman, kacamata las google, obat-obat
P3K serta pelampung renang (untuk lokasi air dalam). Sedangkan sarana
peralatan lingkungan meliputi pagar pengaman, tabung pemadam
kebakaran, penangkal petir darurat, pemeliharaan jalan kerja, jaring
pengaman pada bangunan tinggi dan sebagainya.
3. PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP

Pekerjaan ini merupakan ketentuan-ketentuan penanganan dampak lingkungan dan tindakan yang

diperlukan untuk melaksanakan setiap item pekerjaan. Adapun ketentuan pengambilan semua

langkah yang layak adalah untuk melindungi lingkungan (baik di dalam maupun di luar lapangan,

jalan akses, termasuk base camp dan instalasi lain).

Adapun aspek yang dapat dipertimbangkan dalam ketentuan penanganan dampak lingkungan yaitu:

1. Dampak terhadap Sumber Air

Memastikan bahwa sumber air yang ada tidak tercemar akibat limbah konstruksi. Pada

pekerjaan penggalian yang berpotensi tercampur dengan air permukaan yang dapat

menyebabkan terjadi genangan yang mencemari permukaan badan jalan disekitarnya, maka

langkah yang dapat diambil adalah menyiapkan rencana metode penggalian termasuk rencana

penampungan hasil galian dan saluran pembuangan air berlumpur yang harus disetujui oleh

Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan galian.

2. Dampak terhadap udara

Penyedia jasa harus memastikan bahwa emisi dari semua kegiatan penyedia jasa termasuk

kegiatan transportasi dijaga sampai tingkat yang sangat minim dengan peralatan modern dan

dengan manajemen dan peeliharaan yang baik, dan setiap emisi tidak akan melampaui baku

mutu yang berlaku.

3. Dampak kebisingan

4. Dampak terhadap lalu lintas

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan menjaga kenyamanan pengguna jalan dan

paling sedikit satu lajur harus tetap berfungsi setiap saat.

5. Dampak terhadap tanah

Untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang mengakibatkan kelongsoran dan
erosi tanah selama penggalian untuk bahan timbunan, tepi dari galian untuk bahan timbunan
tersebut tidak boleh lebih dekat 2 meter dari tumit timbunan atau 10 meter dari puncak setiap galian.
4. MANAJEMEN MUTU
Manajemen kualitas perlu dilakukan guna menjaga mutu dari hasil pekerjaan
yang akan dihasilkan. Beberapa pengujian yang dapat dilakukan:

1. Tes Tekan Beton


a. Pemberian Nomor pada sample-sample sesuai spesifikasi atau sesuai ACI
b. Frekuensi pengujian sesuai spesifikasi atau sesuai ACI
c. Sample dibuat berbentuk Silinder
d. Sample silinder dikonversikan berbentuk kubus dg faktor pengali 0,83
e. Label untuk sample
f. Pengujian laboraturiom
g. Sample-sample akan diuji pada hari ke-3, 7 dan 28
h. Sample-sample akan dijaga di laboratorium
i. Evaluasi hasil pengujian berdasarkan spesifikasi atau ACI

2. Pengujian Baja Tulangan


a. Penomoran sample sesuai spesifikasi atau ACI
b. Frekuensi pengujian sesuai spesifikasi atau ACI
c. Laboratorium pengujian
d. Pengujian baja tulangan meliputi pengujian regangan dan pengujian
pembengkokan
e. Evaluasi hasil pengujian sesuai spesifikasi atau ACI
f. Pengecekan diameter tulangan dengan menggunakan jangka sorong.
g. Pemotongan panjang sampel benda uji sesuai dengan spesifikasi
pengujian.
h. Pemberian tanda tiap 5 cm pada sampel (sebagai pembanding perubahan
panjang setelah uji kuat tarik).
i. Penempatan sampel pada alat uji kuat tarik dan memulai pengujian.
j. Pembacaan gerak jarum hingga tulangan putus.

Dari hasil uji kuat tarik diperoleh grafik antara besarnya gaya yang
diberikan dengan perubahan panjang sampel hingga sampel putus. Hasil
ini dibandingkan dengan standar SNI untuk besi tulangan apakah
memenuhi atau tidak.
3. Tes Rendam
a. 1 hari setelah membrane terpasang atau selambat-lambatnya 5 hari, buat
tanggulan air dan tutup lubang drainase.
b. Lakukan test rendam, isi dan rendam dengan air, dan biarkan selama
2x24 jam.
c. Ukur ketinggian air rendaman dan periksa apakah ada terjadi kebocoran
baik melalui celah sparring pipa maupun lantai yang sudah dilapisi
waterproofing.
d. Pengetesan rendam juga dapat dilakukan setelah screed terpasang

B. PEKERJAAN DRAINASE

1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai
gambar kerja dengan elevasi sesuai desain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan
galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat berat berupa excavator.

Penggalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan


dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan
dan perapian dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul.

Peralatan yang dipakai adalah sebagai berikut:

- Excavator 0,8 m3
- Dump Truck 4 m3
- Alat bantu lainnya

2. Pasangan Batu dengan Mortar

Lingkup dari pekerjaan ini adalah membuat saluran disamping jalan


perkerasan sebagai saluran drainase dan saluran air pada lokasi yang sudah
digali pada pekerjaan sebelumnya, juga sebagai dinding penahan tanah
(retaining wall) kecil. Peralatan yang dipakai adalah concrete mixer kapasitas
0,5 m3 dan alat bantu.

Urutan pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar :

a) Setelah galian tanah dikerjakan sesuai ukuran yang dipersyaratkan,


dipasang bouwplank untuk pekerjaan pasangan saluran sesuai bentuk
pasangan dalam gambar. Ini dipasang tiap jarak 5m untuk mendapatkan
hasil pasangan yang rapi & lurus.
b) Lapisan terbawah dari pasangan diisi adukan/campuran setebal 4 cm lalu
dilanjutkan dengan pemasangan batu di atasnya.
c) Batu harus selalu tertanam dan terselimuti campuran, bahan adukan
dipasang untuk mengisii rongga yang ada diantara batu.
d) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar dimulai dari dasar ke arah atas,
permukaan akhir yang bersebelahan dengan bahu jalan diratakan dan
dibentuk sesuai kondisi agar air lancar untuk mencegah terjadinya gerusan
pada tepi perkerasan.
e) Kemiringan lantai saluran dicek untuk memastikan air mengalir ke tempat
pembuangan.
f) Setelah batu terpasang, dilakukan pekerjaan siaran. Siaran dibuat serapi
mungkin agar tidak mengganggu aliran air.
g) Terakhir adalah pembuatan topi saluran. Bahannya berupa campuran
semen dan air sehingga menjadi campuran yang dapat dibentuk untuk
meratakan permukaan pasangan.

Gambar Saluran Pasangan Batu dengan Mortar

C. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Biasa
Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan
sebagai galian cadas muda, galian batu, galian struktur, galian sumber bahan
(borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir,
dan galian perkerasan beton, serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak
terpakai seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagimana yang
diperintahkan oleh direksi pekerjaan.

Penggalian akan dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang


ditentukan dalam gambar atau petunjuk konsultan pengawas dan mencakup
pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk
tanah, batu, batu bath, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama yang
tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.

Tahapan pekerjaan galian adalah sebagai berikut :


■ Galian dimulai dari bagian atas. Penggalian dilakukan bertahap dengan
ketinggian 6 meter/sesuai drawing
■ Jika telah dilakukan penggalian sedalam 6 meter/sesuai drawing dan sesuai
dengan elevasi rencana, maka tebing dilakukan perkuatan (Solid soding)
■ Jika telah selesai satu sisi tebing maka dilanjutkan dg sisi yg lain dg
perubahan letak jalan akses.
Peralatan yang dipakai sbb :
- Excavator 0,8 m3
- Dump Truck 4 m3
- Alat bantu lainnya

2. Timbunan Biasa dari Sumber Galian

Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Pekerjan timbunan dari sumber galian merupakan bagian dari pekerjaan


timbunan biasa dengan penggunaan material berasal dari lokasi sumber
quarry.

Pekerjaan timbunan biasa ini dilakukan untuk mengatur ketinggian permukaan


tanah berdasarkan kelandaian, garis dan elevasi yang telah ditentukan oleh
perencana sebelumnya. Pekerjaan timbunan biasa mencakup semua pekerjaan
penimbunan serta disempurnakan dengan perataan dan pemadatan tanah.
Dalam pelaksanaan penimbunan tanah maka spesifikasi tanah yang akan
dijadikan sebagai timbunan harus sudah disurvey atau diteliti di laboratorium
terlebih dahulu. Dimana dalam pekerjaan timbunan ini tanah timbunan
didapat dari quarry.
Peralatan yang dipakai sbb :
- Wheel Loader 1,5 m3
- Dump Truck 4 m3
- Motor Grader > 100 Hp
- Tandem Roller 6-8 Ton
- Water Tank truck 4000 Liter

3. Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian

Pekerjaan timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan daya


dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika
diperlukan di daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng
yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan
timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.

Pekerjaan timbunan pilihan ini diambil dari quarry yang lokasinya sudah
ditentukan sebelumnya dan diangkut ke lokasi lapangan penimbunan. Pada
pelaksanaan timbunan pilihan ini alat yang dipergunakan diantaranya :
- Wheel Loader 1,5 m3
- Dump Truck 4m3
- Motor Grader > 100 Hp
- Tandem Roller 6-8 Ton
- Water Tank truck 4000 Liter

Untuk tanah timbunan yang berasal dari quarry maka perlu adanya
pertimbangan akan jauhnya lokasi quarry ke tempat lokasi penimbunan.
Karena dalam hal ini jauhnya lokasi tempat penimbunan dan tempat quarry
merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan pengiriman tanah
timbunan tersebut. Sedangkan untuk tanah dari timbunan pilihan yang
berasal dari Quarry ini harus disurvey dan di cek terlebih dahulu di
laboratorium apakah tanah tersebut sudah memenuhi syarat spesifikasi yang
telah disyaratkan.
Berikut gambaran dan tahapan pelaksanaan timbunan pilihan :
-Tanah pilihan dari quarry dimasukkan ke dalam Dump Truck dengan
menggunakan Wheel Loader.

- Dump Truck mengangkut tanah hasil dari Quarry ke lokasi penimbunan


(Volume dan jarak timbunan harus diperhitungkan)

- Sampai di lokasi penimbunan, tanah timbunan dihampar dan diratakan


dengan Bulldozer. Untuk perataan tahap finishing, digunakan Motor Grader
untuk meratakan sesuai dengan elevasi dan kemiringan rencana

- Setelah penghamparan tanah selesai, tanah tersebut dipadatkan layer per


layer dengan Vibratory Roller dan untuk mendapatkan hasil pemadatan yang
maksimal digunakan Sheepfoot Roller

4. Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau

permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan lapis pondasi agregat.Ketinggian akhir setelah

pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang disyaratkan atau

disetujui.Dan seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata seta memiliki kelandaian yang

cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan. Pekerjaan sub grade
dilaksanakan setelah semua saluran pekerjaan gorong-gorong, pipa drainase yang berada pada

posisi dibawahnya selesal dikerjakan. Bila sub grade berada di lokasi galian, maka harus dibentuk

sesuai dengan penampangnya dan dipadatkan sehingga mencapai kepadatan yang dipersyaratkan

yaitu 100% dari dry density maximum.

Peralatan yang dipakai :


- Motor grader kapasitas > 100 Hp;
- Vibratory Roller 8-10 Ton;
- Water Tank truck 4000 Liter;

D. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas S

Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas S dilaksanakan setelah material diuji


di lab dan disetujui oleh owner, dan pelaksanaan diikuti survey untuk
menentukan elevasi sesuai gambar rencana, dan telah dicek bersama
dengan pengawas pekerjaan. Pekerjaan dilaksanakan setelah Pekerjaan
Aspal selesai yaitu pada sisi kanan dan kiri jalan (bahu jalan).

Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas S ini digunakan untuk pekerjaan


pelebaran perkerasan dan bahu jalan.

Urutan Metode Pelaksanaan:

- Material untuk jalan tanah padat yang sudah memenuhi persyaratan


teknis diangkut dari Stok Material menuju lokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.

- Dumping material di lokasi pekerjaan

- Penghamparan material dengan menggunakan motor grader

- Pemadatan menggunakan vibratory roller dan disiram menggunakan


water tank. Urugan dan pemadatan dilaksanakan per layer sesuai spek
yang ada.

2. Bahan Aspal untuk Pekerjaan Pelaburan

Bahan ini digunakan sebagai campuran laburan aspal pada bahu jalan,
dimana pada permukaan akhir bahu jalan yang dihampar diatasnya, tidak
boleh lebih tinggi maupun lebih rendah 1,0 cm terhadap tepi jalur lalu
lintas yang bersebelahan.
E. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Metode pelaksanaan pekerjaan Lapis Pondasi Agregat. Langkah langkah


dari pekerjaan ini adalah :

- Marking pekerjaan lapis pondasi aggregat ini harus dipasang dengan


acuan centre line pada jalan lama yang sudah ada.
- Pengadaan atau penyediaan material Aggregat ke lokasi pekerjaan
- Material disupply dengan memakai dump truck dan didrop serta
dilevelling
- Setelah dilevelling dan dicek elevasi, kemudian dipadatkan dengan
menggunakan compactor / tandem roller dimana sebelumnya telah
dilaksanakan trial compaction. Sewaktu pemadatan dilakukan, kadar air
harus dijaga dalam kondisi optimum. Pemadatan oleh tandem roller
harus overlapping selebar 15 cm antar area pemadatan. Untuk menjaga
kekurangan kadar air Aggregat, dilakukan dengan cara penyiraman air
oleh truck tangki air / water tank truck
- LPB digunakan sebagai lapis pondasi bawah pada badan Jalan.
- Tingkat kepadatan lapisan harus senantiasa di pantau dengan
serangkaian pengetesan kepadatan sampai memenuhi spesifikasi yang
diharapkan.

Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan Lapis Pondasi Agregat ini


antara lain :

- Motor grader kapasitas > 100 Hp


- Vibratory Roller
- Water Tank Truck 4000 Liter
- Dump Truck 4 m3
- Alat tes kepadatan
- Alat Bantu lainnya.
2. Semen untuk CTRB

Semen untuk CTRB ini adalah material/bahan berupa semen yang dijual
dengan satuan zak. Material ini akan didatangkan ke lapangan/lokasi
proyek dari Pontianak diangkut dengan menggunakan dump truck /
tronton. Jumlah zak semen yang didatangkan menyesuaikan kebutuhan di
lapangan, apabila terdapat kelebihan jumlah zak semen maka sementara
akan dijadikan stock di Basecamp penyedia jasa.

Semen yang digunakan adalah Semen Portland biasa yang memenuhi


ketentuan Standar Industri Indonesia SII-13-1977 Semen Portland Type I.
Semen ini digunakan sebagai bahan taburan diatas permukaan jalan yang
hendak dikerjakan. Setelah itu akan dicampur ditempat bersama material
eksisting dan didaur ulang dengan recycler machine.

3. Lapis Cement Treated Base Recycler Base (CTRB)

Pekerjaan ini meliputi daur ulang (recycling) pada perkerasan jalan lama,
atau jalan kerikil/agregat atau jalan aspal yang telah terlebih dahulu
dipersiapkan. Pekerjaan daur ulang dilaksanakan pada jalan
aspal/agregat/kerikil yang perlu distabilisasi atau ditingkatkan
kemampuan daya dukungnya dengan menambahkan bahan tambah
semen. Material yang digunakan terdiri atas perkerasan jalan lama
(existing), material tambahan dan semen.

 Pencampuran dan Penghamparan


a) Pekerjaan penyiapan permukaan jalan dilakukan menurut ketentuan
dan ketinggian, jalur dan ukuran-ukuranya seperti gambar rencana atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Permukaan jalan yang ada dibersihkan dari material yang tidak
diinginkan
c) Setiap permukaan jalan yang mengalami kerusakan yang disebabkan
dari keadaan cuaca atau rusak sebelum dimulainya proses daur ulang
diperbaiki sampai siap untuk diproses menjadi CTRB.
 Pencampuran dan Penghamparan ditempat (mix in place)
Pencampuran dari matrial daur ulang, semen dan air dilakukan dengan
cara pencampuran ditempat (mix in place) dengan recycler machine yang
dilengkapi dengan unit pengendali kadar air.

Tahap pencampuran dan penghamparan sebagai berikut :


a) Lapis perkerasan lama yang didaur ulang digaruk dan dihancurkan
sampai diameter butir yang sesuai dengan peruntukkanya.
b) Bahan garukan yeng telah siap ditentukan kadar airnya
c) Kemudian semen ditebarkan merata diatas permukaan denagn takaran
(rate) yang telah ditentukan dari rancangan campuran laboratorium dan
preliminary field trial untuk menhasilakn kadar semen.
d) Selanjutnya recycler machine mengaduk secara merata semen dan
material daur ulang dengan menambah air sampai menyamai batas kadar
air yang ditentukan oleh prosedur rancangan campuran laboratorium
atau seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan
preliminary field trial atau cara lain. Tebal lapis perkerasan yang diaduk
ditentukan sedemikian sehingga setelah dipadatkan mencapai tebal yang
ditentukan dalam toleransi yang ditentukan.

 Pemadatan
a) Pemadatan CTRB dilaksanakan segera semenjak pencampuran material
dengan air.
b) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit semenjak
semen dicampur dengan air
c) Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air
optimum dan maksimal sama dengan kadar air optimum +2%.
d) Kepadatan CTRB stelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering
lebih dari 95% maksimum kepadatan kering sebagai ditentukan pada SNI
03-6886-2002.
e) Test kepadatan lapangan CTRB dilakukan berdasarkan SNI 03-2828-
1992 atau AASHTO T 191, T205 atau cara lain yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
 Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Direksi Pekerjaan bila
permukaan telah cukup harus ditutup dengan menggunakan :
a) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam
campuran
b) Metode lain yang bertujuan melindungi CTRB adalah dengan karung
goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing)

 Pembatasan oleh Cuaca

Proses CTRB tidak dilaksanakan selama turun hujan atau kadar air di
material terlalu tinggi sehingga campuran akan melebihi kadar air yang
optimum. Dalam keadaan dimana turun hujan tiba tiba maka proses
CTRB dihentikan dan sebagian yang sudah selesai proses
pencampurannya dipadatkan secepatnya untuk mengurangi kerusakan
yang diakibatkan oleh air hujan.

F. PERKERASAN ASPAL

1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Emulsi

Lapis Resap Pengikat mengandung aspalt emulsi yang dipergunakan


sebagai prime coating sekaligus resapan untuk mengikat antara material
Agregat Base B/A, yang dihampar di atas permukaan Agregat Base B/A
yang sudah dites kepadatan dan level. Sebelum diprime coating/dihampar
dengan aspalt sprayer dan compressor, aggregat atau lapis permukaan
harus bersih dari kotoran. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan Lapis
Resap Pengikat ini antara lain :

- Asphalt Sprayer 1000 Ltr


- Compressor 4000 L
- Alat bantu lainnya

2. Lapis Perekat - Aspal Emulsi

Lapis Pengikat mengandung aspalt emulsi yang dipergunakan sebagai


coating dengan kekentalan tertentu sesuai spesifikasi, dan dihampar di
atas permukaan yang beraspal (seperti : lapis penetrasi macadam, laston).
Sebelum dicoating / dihampar dengan aspalt sprayer, agregat atau lapis
permukaan yang beraspal harus dibersihkan dengan Compressor dari
kotoran dan material lepas.

Urutan pelaksanaan pekerjaan lapis perekat

- Aspal emulsi dimasukan ke Asphalt Sprayer sesuai komposisinya &


dicampur hingga menjadi campuran homogen yang siap untuk
disemprotkan ke permukaan badan jalan yang telah siap.
- Permukaan badan jalan yang akan dilapis dibersihkan terlebih dahulu
dari debu dan kotoran dengan memakai air compressor.
- Sebelum dilaksanakan penyemprotan dilakukan trial ketebalan yang
akan digunakan sesuai desain, dengan cara sebagai berikut :

- Timbang lembaran serap untuk lahan penguji selebar 25 cm x 25


cm sebelum dilaksanakan pengujian (min 3 lembar)
- Letakkan lembar penguji di atas / di permukaan aspal
- Lintaskan semprotkan aspal cair dari Ashpalt Sprayer di atas lembar
penguji
- Timbang lembaran serap/penguji yang telah terlapisi oleh aspal cair
- Perbedaan berat dipakai untuk menentukan takaran kandungan
aspal cair tiap m2

Setelah didapatkan ketebalan penyemprotan, dilakukan penyemprotan


untuk seluruh lokasi kerja yang dimaksud.

Peralatan yang dipakai :


- Asphalt Sprayer 1000 Ltr
- Compressor 4000 L
- Alat bantu lainnya

3. Lataston Lapis Aus (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang)

Secara umum metode untuk pekerjaan hotmix adalah serupa. Adapun


metode pelaksanaan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
- Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan di layer harus dibersihkan
terlebih dulu dengan compressor agar bersih dari debu dan kotoran /
benda benda asing.
- Kotoran yang belum terangkat dapat dibersihkan dengan alat bantu.
- Kesiapan alat-alat paving dan alat Bantu diperiksa kembali
- Lokasi penghamparan di marking terlebih dahulu dengan bantuan tali
tambang dan cat.
- Sebelumnya diukur dan diketahui serta disetujui oleh direksi
- Hotmix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari
aggregate kasar, aggregate halus dan filler serta aspal.
- Aggregate yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan
perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang
diisyaratkan dalam spesifikasi/dokumen. Mengenai syarat-syarat
campuran ini terdapat dalam spesifikasi.

b. Pengangkutan
- Hotmix diangkut dengan Dump Truck ke lapangan.
- Bak Dump Truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus
rapat, bersih, dan terbuat dari metal yang telah disemprot dengan air
sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal
dengan alas bak.
- Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk
melindungi campuran dari pengaruh cuaca, karena temperatur Hotmix
(HRS-WC) ini harus tetap terjaga.

c. Penghamparan

- Hotmix dituang ke dalam Hoper Asphalt Finisher dengan cara : dump


truck dalam posisi mundur berhenti + 15 cm di depan Asphalt Finisher,
kemudian Asphalt Finisher menuju tempat dimana roller bar menyentuh
roda dump truk. Setelah itu dump truk mulai didorong oleh mesin
penghampar dan bergerak bersama sama sambil menuang campuran
ke dalam Hoper dan dibentuk sesuai dengan kemiringan penampang
melintang sesuai gambar.
d. Pemadatan

- Setelah campuran Hotmix digelar sesuai dengan ketebalan yang


diinginkan, permukaan harus segera diperiksa untuk mengawasi
kerataan, bentuk serta ketebalannya.
- Apabila tidak sesuai maka harus segera diperbaiki.
- Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar-benar dalam
kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh Direksi.
- Pemadatan awal dengan tandem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang
alat penghampar sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km /
jam.
- Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara
(intermediate rolling) dengan mesin gilas roda karet (Pneumatic Tire
Roller).
- Pemadatan akhir (Finishing Rolling) dikerjakan dengan mesin gilas
Tandem Roller 810 ton, kecepatan antar 5-8 km/jam.
- Pemadatan finishing ini berakhir sampai alur-alur roda bekas Tire Roller
rata/hilang.
- Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ke
tengah dengan sejajar as jalan yang dijejak roda dan harus saling
menutup pada lebar yang cukup.
- Untuk mencegah butir-butir campuran melekat pada roda mesin gilas
maka roda tersebut harus selalu dibasahi dengan air.
- Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang
diisyaratkan oleh Spesifikasi.
- Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan
kemiringan yang diisyaratkan.
- Apabila jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaannya dipindah
ke jalur yang bersisian.

4. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semi senjang)

Secara umum metode untuk pekerjaan hotmix adalah serupa. Adapun

metode pelaksanaan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


a. Persiapan
- Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan di layer harus dibersihkan
terlebih dulu dengan compressor agar bersih dari debu dan kotoran /
benda benda asing.
- Kotoran yang belum terangkat dapat dibersihkan dengan alat bantu.
- Kesiapan alat-alat paving dan alat Bantu diperiksa kembali
- Lokasi penghamparan di marking terlebih dahulu dengan bantuan tali
tambang dan cat.
- Sebelumnya diukur dan diketahui serta disetujui oleh direksi
- Hotmix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari
aggregate kasar, aggregate halus dan filler serta aspal.
- Aggregate yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan
perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang
diisyaratkan dalam spesifikasi/dokumen. Mengenai syarat-syarat
campuran ini terdapat dalam spesifikasi.

b. Pengangkutan
- Hotmix diangkut dengan Dump Truck ke lapangan.
- Bak Dump Truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus
rapat, bersih, dan terbuat dari metal yang telah disemprot dengan air
sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal
dengan alas bak.
- Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk
melindungi campuran dari pengaruh cuaca, karena temperatur Hotmix
(HRS– Base) ini harus tetap terjaga.

c. Penghamparan
- Hotmix dituang ke dalam Hoper Asphalt Finisher dengan cara : dump
truck dalam posisi mundur berhenti + 15 cm di depan Asphalt Finisher,
kemudian Asphalt Finisher menuju tempat dimana roller bar menyentuh
roda dump truk. Setelah itu dump truk mulai didorong oleh mesin
penghampar dan bergerak bersama sama sambil menuang campuran
ke dalam Hoper dan dibentuk sesuai dengan kemiringan penampang
melintang sesuai gambar.
d. Pemadatan
- Setelah campuran Hotmix digelar sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan, permukaan harus segera diperiksa untuk mengawasi
kerataan, bentuk serta ketebalannya.
- Apabila tidak sesuai maka harus segera diperbaiki.
- Pemadatan dapat dilaksanakan apabila hamparan benar-benar dalam
kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh Direksi.
- Pemadatan awal dengan tandem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang
alat penghampar sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km /
jam.
- Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara
(intermediate rolling) dengan mesin gilas roda karet (Pneumatic Tire
Roller).
- Pemadatan akhir (Finishing Rolling) dikerjakan dengan mesin gilas
Tandem Roller 8-10 ton, kecepatan antar 5-8 km/jam.
- Pemadatan finishing ini berakhir sampai alur-alur roda bekas Tire Roller
rata/hilang.
- Pemadatan ini dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ke
tengah dengan sejajar as jalan yang dijejak roda dan harus saling
menutup pada lebar yang cukup.
- Untuk mencegah butir-butir campuran melekat pada roda mesin gilas
maka roda tersebut harus selalu dibasahi dengan air.
- Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang
diisyaratkan oleh Spesifikasi.
- Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan
kemiringan yang diisyaratkan.
- Apabila jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaannya dipindah
ke jalur yang bersisian.
G. PEKERJAAN STRUKTUR

1. Pasangan Batu

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Tanggul Pasangan Batu:

a. Melakukan penggalian tanah asli sesuai dengan elevasi yang

direncanakan.

b. Pekerjaan Urugan Pasir:

- Pasir urug diratakan didasar galian & disiram untuk mendapatkan

kelembaban yang optimum untuk pemadatan.

- Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.

- Jika diperlukan ulangi langkah 1 dan 2 sehingga didapat tebal pasir

urug seperti yang direncanakan.

c. Pembuatan Mal/Profil Pasangan Batu:

- Pasang patok bantu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap

profil).

- Profil dipasang pada setiap ujung lajur

- Pasang bilah bantu datar pada kedua patok, setinggi profil.

- Pasang profil benar-benar tegak lurus dan idang atas profil datar.

Usahakan titk tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang

direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.

- Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok

dan juga dipaku agar lebih kuat.

- Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan

dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.

- Cek ketegakan/posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada

yang tidak tepat, demikian juga peilnya.


d. Pemasangan Batu:

- Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.

- Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm.

- Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut dan pasang

batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang.

- Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali

kembali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang

luar pasangan tersebut rata.

- Setelah pasangan mengeras, bagian pinggir/sisi diurug kembali.

H. PENGEMBALIAN KONDISI & PEKERJAAN MINOR

1. Marka Jalan Thermoplastik

Pekerjaan marka jalan thermoplastik ini merupakan pekerjaan pengembalian

kondisi & pekerjaan minor.

Urutan Metode Pelaksanaan

1. Melakukan pengukuran dan survey terhadap jalan/lokasi yang akan di

pasang marka jalan.

2. Membuat campuran Cat Thermoplastik.

3. Mengatur peralatan marking sesuai dengan lebar yang diusulkan

4. Melaksanakan pekerjaan marking sesuai dengan gambar

5. Cleaning dan finishing

2. Rambu Jalan Tunggal Dengan Permukaan Engineering Grade

Rambu lalu lintas merupakan bagian dari perlengkapan jalan berupa


lambang, huruf, angka, kalimat dasar atau perpaduannya, yang berfungsi
sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.
Bahan dan Ukuran

a. Plat Alumunium

Plat alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective

sheeting)

b. Bahan logam lainnya

Bahan logam lainnya merupakan bahan logam tertentu selain alumunium

dengan syarat :

- Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat, termasuk

bagian berlubang untuk baut

- Mempunyai tebal minimal 0,8 mm

c. Bahan Non Logam

Bahan non logam merupakan bahan non logam tertentu dengan syarat-

syarat bahan :

1) Mempunyai ketahanan terhadap :

- cuaca, dengan metode uji setara ASTM G.53-88:

- kelembapan nisbi, dengan metode uji setara ASTM D.2247-87:

- asam, dengan metoda uji setara ASTM D.1308-87

- kelapukan

- uji mekanik meliputi, daya lengkung dan patah.

2) Mempunyai tebal minimal 2,0 mm

d. Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi tulisan sumber pendanaan,

tahun anggaran dan tanggal pemasangan yang dicat dengan warna hitam

e. Bentuk, ukuran dan warna di sesuaikan dengan Keputusan Menhub No.

KM. 61 Tahun 1993 dan lampirannya tentang Rambu Lalu Lintas di Jalan.
Tata Cara Penempatan Penempatan rambu lalu lintas jalan harus

memperhatikan hal sbb :

a. Daerah tempat dipasangnya rambu dihitung dengan cara mengaitkan

jarak kebebasan pandangan terhadap waktu alih gerak (manuver)

kendaraan yang diperlukan. Kecepatan yang digunakan dapat berupa

kecepatan rencana, batas kecepatan atau jika suatu masalah yang

bersifat praktis telah diidentifikasikan maka berdasarkan survai dapat

ditetapkan kecepatan setempat atas dasar presentile ke 85.

b. Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar jarak

tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan

dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki serta dapat

dilihat dengan jelas oleh pemakai jalan. Dalam keadaan tertentu dengan

mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalu lintas, rambu dapat

ditempatkan di sebelah kanan atau di atas daerah manfaat jalan.

c. Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi paling

luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60 meter,

sedangkan rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median)

ditempatkan dengan jarak 0,30 m dari bagian paling luar dari pemisah

jalan.

d. Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau di atas daerah manfaat

jalan harus mempertimbangkan faktor - faktor antara lain geografis,

geometris jalan, kondisi lalu lintas, jarak pandang dan kecepatan

rencana.

Urutan Metode Pelaksanaan :

a) Pengukuran dan penentuan letak dan elevasi.


b) Pekerjaan galian pondasi.
c) Pemasangan rambu.
d) Cek elevasi, As dan Kelurusan.
e) Pemasangan bekisting pondasi rambu dan pengecoran pondasi.
f) Penimbunan kembali tanah galian dan perapihan

3. Patok Kilometer dan Patok Hektometer / ROW

Pekerjaan patok kilometer ini bertujuan untuk mengetahui panjang jalan (


kilometer ) dari stasiun jalan yang satu dengan stasiun jalan yang lain. Patok
Kilometer biasa terbuat dari beton dengan dilengkapi dengan keterangan
kota dan letak kilometer lokasi tersebut. Patok kilometer juga terpasang
pada perbatasan antara suatu daerah ( kota ) yang satu dengan kota yang
lain. Sedangkan patok hektometer ini bertujuan untuk mengetahui jarak per
100 m dari stasiun jalan yang satu dengan stasiun jalan yang lain.

Urutan Metode Pelaksanaan:

1. Melakukan pengukuran dan survey terhadap jalan / lokasi akan dipasang


patok
2. Menentukan titik lokasi yang akan didirikan patok tersebut.
3. Pembuatan patok tersebut pada titik yang telah ditentukan. Dimana
patok tersebut terbuat dari beton dengan dituliskan keterangan angka
kilometer jalan.
4. Mengecat patok sesuai dengan ketentuan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

A. PENDAHULUAN

Pekerjaan yang tercakup dalam pemeliharaan kinerja jalan ini meliputi pekerjaan
yang berfungsi untuk menjamin agar perkerasan jalan, bahu jalan, sistem
drainase, bangunan pelengkap jalan dan perlengkapan jalan selalu dipelihara
setiap saat dan dalam konsidi pelayanan yang mantap dan memenuhi Indikator
Kinerja Jalan sebagaimana disyaratkan dalam Spesifikasi Khusus Seksi SKh-
1.10.a.4.

Pekerjaan ini juga untuk mencegah kerusakan yang lebih besar dengan
memelihara atau memperbaiki kerusakan perkerasan dan bahu jalan seperti
menutup celah/retak permukaan (sealing), penambalan lubang-lubbang
(patching), perataan setempat (spot leveling), perbaikan tepi perkerasan,
pelaburan aspal, perbaikan retak, perbaikan permukaan yang bergelombang atau
keriting (sorrugations) dan meratakan alur standar.

Penyedia dalam melaksanakan pemeliharaan dan/atau perbaikan harus


melakukan pengendalian lalu-lintas disekitar lokasi pekeerjaan dan memasang
rambu-rambu peringatan bagi pengguna jalan untuk mencegah kecelakaan lalu
lintas. Penyedia harus bertanggungjawab atas pekerjaan pemeliharaan kinerja
jalan yang telah selesai dilaksanakan dan harus sgeera memperbaiki kembali
setiap terjadinya kerusakan sesuai Indikator Kerja Jalan yang disyaratkan selama
masa pelaksanaan pekerjaan.
Berdasarkan Spesifikasi Khusus Seksi Pemeliharaan Kinerja Jalan (SKh-1.10.a.4),
penyedia wajib memenuhi Indikator Kinerja Jalan, yaitu:

Tabel SKh-1.10.a.4(1) Indikator Kinerja Jalan


Tabel SKh-1.10.a.4(1) Indikator Kinerja Jalan
Tabel SKh-1.10.a.4(1) Indikator Kinerja Jalan
Tabel SKh-1.10.a.4(1) Indikator Kinerja Jalan

B. PEKERJAAN ASPAL

1. Lapis Perekat - Aspal Emulsi

Lapis Pengikat mengandung aspalt emulsi yang dipergunakan sebagai coating


dengan kekentalan tertentu sesuai spesifikasi, dan dihampar di atas
permukaan yang beraspal (seperti : lapis penetrasi macadam, laston). Sebelum
dicoating / dihampar dengan aspalt sprayer, agregat atau lapis permukaan
yang beraspal harus dibersihkan dengan Compressor dari kotoran dan
material lepas.

Urutan pelaksanaan pekerjaan lapis perekat:


- Aspal emulsi dimasukan ke Asphalt Sprayer sesuai komposisinya &
dicampur hingga menjadi campuran homogen yang siap untuk disemprotkan
ke permukaan badan jalan yang telah siap.
- Permukaan badan jalan yang akan dilapis dibersihkan terlebih dahulu dari
debu dan kotoran dengan memakai air compressor.
- Sebelum dilaksanakan penyemprotan dilakukan trial ketebalan yang akan
digunakan sesuai desain, dengan cara sebagai berikut :
- Timbang lembaran serap untuk lahan penguji selebar 25 cm x 25 cm
sebelum dilaksanakan pengujian (min 3 lembar)
- Letakkan lembar penguji di atas / di permukaan aspal
- Lintaskan semprotkan aspal cair dari Ashpalt Sprayer di atas lembar penguji
- Timbang lembaran serap/penguji yang telah terlapisi oleh aspal cair
- Perbedaan berat dipakai untuk menentukan takaran kandungan aspal cair
tiap m2

Setelah didapatkan ketebalan penyemprotan, dilakukan penyemprotan untuk


seluruh lokasi kerja yang dimaksud.

Peralatan yang dipakai :


- Asphalt Sprayer 1000 Ltr
- Compressor 4000 L
- Alat bantu lainnya

2. Latasir Kelas A (SS-A)

Latasir atau lapis tipis aspal pasir merupakan lapis penutup permukaan
perkerasan yang terdiri atas agregat halus atau pasir atau campuran keduanya,
dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan
panas pada temperatur tertentu.

Lapis tipis aspal pasir (Latasir) yang selanjutnya disebut SS, terdiri dari dua
jenis campuran, SS-A dan SS-B. Pemilihan SS-A dan SS-B tergantung pada tebal
nominal minimum, dimana pada umumnya tebal nominal minimum untuk
Latasir A dan Latasir B masing-masing 2,0 cm dan 1,5 cm dengan toleransi ±
2,0 mm. Jenis latasir yang digunakan pada penanganan paket ini adalah SS-A.

C. PENGEMBALIAN KONDISI & PEKERJAAN MINOR

1. Marka Jalan Thermoplastik

Pekerjaan marka jalan thermoplastik ini merupakan pekerjaan pengembalian

kondisi & pekerjaan minor.

Urutan Metode Pelaksanaan

1. Melakukan pengukuran dan survey terhadap jalan/lokasi yang akan di

pasang marka jalan.

2. Membuat campuran Cat Thermoplastik.

3. Mengatur peralatan marking sesuai dengan lebar yang diusulkan

4. Melaksanakan pekerjaan marking sesuai dengan gambar

5. Cleaning dan finishing


D. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA JALAN

1. Galian Tanah Untuk Saluran Air Dan Lereng

Pekerjaan ini terbagi atas 2 indikator berbeda yaitu galian untuk saluran air &
lereng. Umumnya galian tanah untuk saluran air dapat mencakup pembuatan
saluran air baru maupun perbaikan saluran existing yang telah ada. Perbaikan
saluran yang ada bertujuan agar sistem drainase berfungsi dengan baik dan
lancar. Sedangkan galian tanah untuk lereng bertujuan untuk membentuk
lereng yang stabil dan kuat untuk menahan erosi.

Penanganan pekerjaan dilakukan sampai tercapai indikator kinerja yang


dipersyaratkan yaitu semua jenis saluran harus bersih dan tidak mengalami
kerusakan struktur, saluran tidak terjadi penyumbatan lebih besar 10% dari
kapasitas saluran itu sendiri, serta lereng galian haruslah terbentuk secara
stabil, kuat menahan erosi dan dapat berfungsi dengan baik.

Pada dasarnya, prosedur pelaksanaan galian untuk saluran air adalah sama
seperti pelaksanaan galian untuk drainase pada umumnya.Pekerjaan galian ini
dapat memanfaatkan bantuan alat berat berupa excavator. Penggalian tanah
untuk saluran ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik
sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan
secara manual dengan menggunakan cangkul.

Sedangkan prosedur pelaksanaan galian lereng adalah sama seperti


pelaksanaan galian biasa pada umumnya. Penggalian akan dilaksanakan
menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau
petunjuk konsultan pengawas dan mencakup pembuangan semua bahan
dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bath, beton,
pasangan batu dan bahan perkerasan lama yang tidak digunakan untuk
pekerjaan permanen.

Peralatan yang dipakai adalah sebagai berikut:


- Excavator 0,8 m3
- Dump Truck 4 m3
- Alat bantu lainnya
2. Timbunan Pilihan Untuk Lereng Tepi Saluran

Pekerjaan ini bertujuan untuk memperbaiki lereng tepi saluran agar tidak
tergerus/tererosi. Prosedur pelaksanaan timbunan pilihan untuk lereng tepi
saluran adalah sama seperti pelaksanaan timbunan biasa pada umumnya,
hanya saja lokasi penanganannya adalah di tepi saluran.
Pekerjaan timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan daya
dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer). Timbunan
pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan
pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena
keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana
kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
Pekerjaan timbunan pilihan ini diambil dari quarry yang lokasinya sudah
ditentukan sebelumnya dan diangkut ke lokasi lapangan penimbunan.

Peralatan yang dipakai sbb :


- Wheel Loader 1,5 m3
- Dump Truck 4 m3
- Motor Grader > 100 Hp
- Tandem Roller 6-8 Ton
- Water Tank truck 4000 Liter

Untuk tanah timbunan yang berasal dari quarry maka perlu adanya
pertimbangan akan jauhnya lokasi quarry ke tempat lokasi penimbunan.
Karena dalam hal ini jauhnya lokasi tempat penimbunan dan tempat quarry
merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan pengiriman tanah
timbunan tersebut. Sedangkan untuk tanah dari timbunan pilihan yang
berasal dari Quarry ini harus disurvey dan di cek terlebih dahulu di
laboratorium apakah tanah tersebut sudah memenuhi syarat spesifikasi yang
telah disyaratkan. Material timbunan pilihan diambil dari tanah galian dari
quarry (Borrow Material).
Berikut gambaran dan tahapan pelaksanaan timbunan pilihan :
- Tanah pilihan dari quarry dimasukkan ke dalam DumpTruck dengan
menggunakan WheelLoader.
- Dump Truck mengangkut tanah hasil dari Quarry ke lokasi penimbunan
(Volume dan jarak timbunan harus diperhitungkan)
- Sampai di lokasi penimbunan, tanah yang diangkut lalu dihamparkan
(spreading) dan dipadatkan dengan menggunakan MotorGrader
- Setelah penghamparan tanah selesai, lalu timbunan pilihan dipadatkan
menggunakan Vibratory Roller dan disiram menggunakan water-tank truck
sampai mencapai derajat kepadatan tanah sesuai spesifikasi teknis.

3. Pasangan batu dengan mortar

Lingkup dari pekerjaan ini adalah membuat saluran disamping jalan


perkerasan sebagai saluran drainase dan saluran air pada lokasi yang sudah
digali pada pekerjaan sebelumnya, juga sebagai dinding penahan tanah
(retaining wall) kecil. Peralatan yang dipakai adalah concrete mixer kapasitas
0,5 m3 dan alat bantu.

4. Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Metode pelaksanaan pekerjaan Lapis Pondasi Agregat. Langkah langkah dari


pekerjaan ini adalah :

- Marking pekerjaan lapis pondasi aggregat ini harus dipasang dengan


acuan centre line pada jalan lama yang sudah ada.
- Pengadaan atau penyediaan material Aggregat ke lokasi pekerjaan
- Material disupply dengan memakai dump truck dan didrop serta
dilevelling
- Setelah dilevelling dan dicek elevasi, kemudian dipadatkan dengan
menggunakan compactor / tandem roller dimana sebelumnya telah
dilaksanakan trial compaction. Sewaktu pemadatan dilakukan, kadar air
harus dijaga dalam kondisi optimum. Pemadatan oleh tandem roller
harus overlapping selebar 15 cm antar area pemadatan. Untuk menjaga
kekurangan kadar air Aggregat, dilakukan dengan cara penyiraman air
oleh truck tangki air / water tank truck
- LPB digunakan sebagai lapis pondasi bawah pada badan Jalan.
- Tingkat kepadatan lapisan harus senantiasa di pantau dengan
serangkaian pengetesan kepadatan sampai memenuhi spesifikasi yang
diharapkan.
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan Lapis Pondasi Agregat ini
antara lain :
- Motor grader kapasitas > 100 Hp
- Vibratory Roller
- Water Tank Truck 4000 Liter
- Dump Truck 4 m3
- Alat tes kepadatan
- Alat Bantu lainnya.

5. Lapis Pondasi Agregat Kelas S

Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas S dilaksanakan setelah material diuji di


lab dan disetujui oleh owner, dan pelaksanaan diikuti survey untuk
menentukan elevasi sesuai gambar rencana, dan telah dicek bersama dengan
pengawas pekerjaan. Pekerjaan dilaksanakan setelah Pekerjaan Aspal selesai
yaitu pada sisi kanan dan kiri jalan (bahu jalan). Pekerjaan lapis pondasi
agregat kelas S ini digunakan untuk pekerjaan pelebaran perkerasan dan bahu
jalan.

Urutan Metode Pelaksanaan:

- Material untuk jalan tanah padat yang sudah memenuhi persyaratan teknis
diangkut dari Stok Material menuju lokasi pekerjaan menggunakan dump
truck.

- Dumping material di lokasi pekerjaan

- Penghamparan material dengan menggunakan motor grader

- Pemadatan menggunakan vibratory roller dan disiram menggunakan water


tank. Urugan dan pemadatan dilaksanakan per layer sesuai spek yang ada.
6. Campuran Aspal Panas

Pekerjaan Campuran Aspal Panas (CAP) ini meliputi perbaikan/penambalan

aspal lama yang telah berlubang dengan campuran aspal panas. Bahan yang

digunakan harus sama/setara dengan lapis di sekeliling lokasi yang ditambal.

Permukaan yang akan dihampar dengan campuran aspal panas harus benar-

benar dibersihkan dan selanjutnya dilabur sampai merata dengan perekat,

yang harus dibiarkan sampai cukup kering sebelum campuran aspal

dihampar.

7. Campuran Aspal Dingin

Campuran aspal dingin adalah campuran bahan perkerasan jalan lentur yang

terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan bahan pengikat aspal

dengan perbandingan tertentu dan dicampur dalam keadaan dingin dan

digunakan sebagai bahan lapis perkerasan.

8. Penetrasi Macadam

Lapisan Penetrasi Macadam (Lapen), merupakan lapis perkerasan yang terdiri

dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam

yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan di atasnya dan dipadatkan

lapis demi lapis. Di atas lapen ini biasanya diberi laburan aspal dengan

agregat penutup. Tebal lapisan bervariasi dari 4-10 cm.


a) Penghamparan dan pemadatan agregat pokok

Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan sedemikian

sehingga kuantitas agregatadalah seperti yang disyaratkan dan diperoleh

permukaan yang rata.

Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6-8 ton yang bergerak

dengan kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah

memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju ke

sumbu jalan. Lintasan penggilasan harus tumpang tindih(overlap) paling

sedikit setengah lebar alat pemadat. Pemadatan harus dilakukan sampai

memperoleh permukaan yang rata dan stabil (minimum 6 lintasan).

b) Penyemprotan Aspal

Temperatur aspal dalam sprayer harus dijaga pada temperature yang

disyaratkan untuk jenis aspal yang disyaratkan

c) Penebaran dan pemadatan agregat pengunci

Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci harus ditebarkan

pada takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga

tidak ada roda yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal.

Takaran penebaran harus sedemikian hingga, setelah pemadatan, rongga-

rongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan agregat pokok masih

nampak.

Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah penebaran

agregat pengunci. Dengan cara yang sama seperti yang telah diuraikan

diatas. Jika diperlukan, tambahan agregat pengunci harus ditambahkan

dalam jumlah kecil dan disapu perlahan-lahan diatas permukaan selama

pemadatan.Pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat pengunci

tertanam dan terkunci penuh dalam lapisan dibawahnya.


9. Bahan Penutup (Sealant)

Sealant adalah bahan yang dapat melekat ke setidaknya dua permukaan dan
mengisi ruang di antara itu sebagai pembatas atau lapisan pelindung. Sealant
digunakan untuk mengisi celah, ketahanan atau mengakomodasi gerakan
antara substrat, dan menjaga air atau udara keluar. Bahan penutup digunakan
untuk menutup bagian luar celah retak agar bahan perekat tidak mengalir
keluar dari celah. Bahan penutup ini harus dapat melekat dengan baik pada
permukaan.

10. Pengendalian Tanaman

Pengendali tanaman dilakukan sepanjang masa pelaksanaan pelaksanaan

pekerjaan. Pengendali tanaman dilakukan dengan memotong tumbuh-

tumbuhan tumbuh-tumbuhan disepanjang ruang milik jalan, yang kiranya

dapat menggangu jarak pandang bagi pengguna jalan untuk keselamatan

dalam berlalu lintas selama periode pelaksanaan.

Adapun umbuh-tumbuhan yang diijinkan tinggi maksimum 10 cm di sekitar

patok-patok pengarah jalan dan rambu-rambu lalu lintas, ujung saluran

melintang jalan, bahu jalan, guadril, tiang-tiang lampu, median yang

ditinggikan, pulau-pulau untuk lalu lintas dan trotoar termasuk tepi deck

jembatan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan yang diijinkan mempunyai tinggi

minimal 2,5 cm dan maksimum 10 cm pada lokasi median jalan yang

direndahkan, tebing tepi jalan, taman di tempat istirahat dan sekitarnya.

Pada daerah timbunan dan galian jalan harus mencakup pemotong rumput,

semak-semak, dan pohon-pohon kecil yang tingginya sudah mencapai lebih

dari 10 cm dan/atau untuk memperbaiki penampilan di dalam atau di

samping jalan yang dibangun atau memperbaiki jarak pandang pada tikungan

selama periode pelaksanaan dan pekerjaan lain yang mencakup perbaikan


lereng yang tidak stabil.
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN RUTIN JEMBATAN

A. PENDAHULUAN

Pekerjaan yang tercakup dalam pemeliharaan kinerja jembatan ini meliputi


pekerjaan yang berfungsi untuk menjamin agar penurunan kondisi jembatan
dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan berdasarkan kinerja yang
disyaratkan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin agar jembatan dapat
digunakan dan berfungsi dengan baik dan selalu dalam kondisi pelayanan yang
mantap serta memenuhi Indikator Kinerja Jembatan sebagaimana disyaratkan
dalam Spesifikasi Khusus Seksi SKh-1.10.b..4

Pekerjaan ini juga untuk mencegah penurunan mutu yang terlalu cepat atau
mencegah kerusakan jembatan seperti pembersihan saluran dan lubang
drainase, pembuangan kotoran dan sampah pada sambungan ekspansi,
pengecatan sederhana, dan pembuangan akumulasi sampah dan/atau tanah
sedimen/endapan yang diakibatkan oleh banjir pada sungai untuk
mempertahankan kondisi layak jembatan sehingga dapat berfungsi kembali
seperti semula.

Pekerjaan yang diklasifikasikan sebagai pemeliharaan kinerja jembatan yaitu


setiap pekerjaan yang dilakukan untuk membersihkan elemen-elemen jembatan,
memperbaiki kerusakan-kerusakan ringan atau memelihara kondisi bagian-
bagian jembatan guna menjaga kinerja jembatan yang disyaratkan.
Berdasarkan Spesifikasi Khusus Seksi Pemeliharaan Kinerja Jembatan (SKh-
1.10.b.4(1)), penyedia wajib memenuhi Indikator Kinerja Elemen Jembatan, yaitu:

Tabel SKh-1.10.b.4(1) Indikator Kinerja Jembatan


Tabel SKh-1.10.b.4(1) Indikator Kinerja Jembatan

B. PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN

1. Pembersihan Jembatan

Pembersihan jembatan meliputi pekerjaan pembersihan sampah, kotoran yang

ada pada bangunan atas jembatan termasuk sumbatan pada pipa cucuran dan

drainase lantai jembatan, landasan, bangunan bawah, daerah jalan pendekat

serta daerah aliran sungai, 100 meter arah hulu/hilir jembatan. Pelaksanaan

pembersihan jembatan menggunakan water jet dimana semua elemen

jembatan baik bagian atas, landasan, bangunan bawah dan fondasi serta

perlengkapannya harus dibersihkan dan tidak terdapat sampah, kotoran, atau

benda-benda yang menggangu kenyamanan dan fungsi jembatan secara

menyeluruh. Kebersihan jembatan ini harus dipertahankan atau pembersihan


harus diulangi setiap 1 (satu) bulan sekali.

2. Perbaikan Pasangan Batu

Perbaikan pasangan batu meliputi pekerjaan perbaikan retak adukan

pasangan batu pada bangunan pengaman seperti talud, atau pengaman

tebing tanah timbunan (jalan pendekat) serta struktur pasangan batu ini

belum mengalami penurunan atau adanya bagian yang hilang yang melebihi

dari 5% terhadap jumlah volume yang ditinjau. Adapun tahapan pekerjaannya

adalah sama

3. Perbaikan Sandaran

Perbaikan sandaran meliputi pekerjaan perbaikan sandaran dengan tiang

sandaran beton dengan sandaran horizontal baja atau tiang sandaran baja

dan sandaran horizontal baja atau sandaran dengan jenis dinding beton dan

sandaran horizontal dan vertikal dari bahan baja. Perbaikan sandaran meliputi

volume untuk seluruh sandaran yang rusak pada jembatan.


BAB V
PENUTUP

Demikian metoda pelaksanaan ini dibuat secara garis besar, sedangkan metoda
pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti.

Tentu saja didalam pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide baru, yang disesuaikan
dengan dokumen dan gambar-gambar dalam tender. Hal-hal yang lebih terinci lagi
akan dibuat lebih lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan.

Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek in

Pontianak, 23 November 2017


PT. ARIAPUTRA DWI PRIMA
`

Drs. AGUSTIAR
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai