Anda di halaman 1dari 2

Difteri merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh CD.

Letak infeksi bakteri ini beragam yaitu


nasal anterior, laring, tonsil, dan kulit. Transmisi penyakit ini adalah melalui traktus
respiratorius atas dan jarang sekali melaui kontak langsung dari kulit(CDC, 2016). Sumber
penularan difteri juga dapat melalui karier. Karier merupakan seseorang yang membawa agen
infeksi difteri tetapi tidak menunjukan gejala aktif difteri(Depkes, 1997). Karier merupakan
sumber penularan yang berbahaya karena tidak dikenali dan bersifat silent(Lestari, 2012).

Penularan disebarkan melalui droplet, kontak langsung dengan sekresi saluran napas penderita
atau dari penderita karier. Pada daerah endemis, 3%-5% orang sehat bisa sebagai pembawa
kuman difteri toksigenik. Kuman C. diptheriae dapat bertahan hidup dalam debu atau udara
luar sampai dengan 6 bulan.

Anonim. Difteria pada buku ajar infeksi & pediatri tropis. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI;2010.h.312-21

Keberadaan dari sumber penularan, yaitu orang yang menderita difteri atau menunjukkan
gejala menderita difteri, memberikan risiko penularan difteri sebesar 20,821 kali lebih besar
dibandingkan jika tidak ada sumber penularan (Kartono, Purwana, & Djaja, 2008).

Alodokter

Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyebaran bakteri ini dapat
terjadi dengan mudah, terutama bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Ada
sejumlah cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti:

Terhirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk. Ini merupakan
cara penularan difteri yang paling umum.

Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk.

Sentuhan langsung pada luka borok (ulkus) akibat difteri di kulit penderita. Penularan ini
umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan
kebersihannya tidak terjaga.
Bakteri difteri akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan,
sehingga akhirnya menjadi sel mati. Sel-sel yang mati inilah yang akan membentuk membran
(lapisan tipis) abu-abu pada tenggorokan. Di samping itu, racun yang dihasilkan juga berpotensi
menyebar dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal, serta sistem saraf.

Terkadang, difteri bisa jadi tidak menunjukkan gejala apapun sehingga penderitanya tidak
menyadari bahwa dirinya terinfeksi. Apabila tidak menjalani pengobatan dengan tepat, mereka
berpotensi menularkan penyakit ini kepada orang di sekitarnya, terutama mereka yang belum
mendapatkan imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai